Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


KELAS IV SDN 2 MOWILA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
NILUH IKA DAMAYANTI
NIM. A1G117083

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021

PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 MOWILA

Oleh :
Niluh Ika Damayanti
A1G1 17083

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 untuk


dipertahankan dihadapan panitia Seminar Proposal pada Jurusan/Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo.

Kendari, Januari 2021


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. La Ode Kaimudin, S.Pd.,M.Pd Dr. Muhammad Yasin, S.Pd,M.Pd


NIP. 19601231 198808 1 014 19591231b198803 1 013

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah....................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS....................................5
2.1. Pengertian Belajar.................................................................................5
2.2. Prestasi Belajar......................................................................................6
2.3. Pengertian Matematika..........................................................................6
2.4. Pengertian Gaya Belajar........................................................................7
2.5. Kerangka Berfikir..................................................................................13
2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN................................................................15
3.1. Jenis Penelitian......................................................................................15
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................15
3.3. Populasi dan Sampel.............................................................................16
3.4. Prosedur Penelitian................................................................................16
3.5. Variabel Penelitian................................................................................17
3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................17
3.7. Instrumen Penelitian..............................................................................18
3.8. Pengolahan Data....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tampak depan sekolah SDN 2 Mowila ………………………… 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ……………………………………… 23

v
BAB I
PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang Masalah

Siagian (2016:58) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena
dengan adanya pendidikan, maka manusia akan mempunyai pandangan dan arah hidup
yang lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi
bagaimana pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan
masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu
menerapkannya dalam kondisi apapun.
Matematika adalah ilmu pasti atau ilmu yang pada kehidupan sehari-hari banyak
ditemukan penerapannya, namun sudah menjadi rahasia umum apabila matematika
adalah ilmu yang cukup dihindari oleh sebagian besar individu karena dianggap sulit
untuk dipelajari. Banyak siswa dari sekolah negeri maupun swasta yang pada saat mata
pelajaran matematika mereka cenderung malas atau justru menghindari pelajaran
tersebut dengan alasan terbesar saat ini yaitu ilmu matematika sulit untuk dipelajari.
Faktor yang mempengaruhi sulitnya seorang siswa atau individual dalam memahami
pelajaran matematika dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor dari dalam diri dan faktor
dari luar diri. Faktor dari dalam diri bisa berupa kurangnya semangat ataupun motivasi
yang dimiliki oleh individual tersebut untuk mempelajari matematika atau bahkan gaya
belajar dari individual itu, namun bisa jadi keadaan fisik dan psikis dari individu
tersebut yang kurang mendukung semisal adanya ganguan mental dan cacat fisik.

1
Sedangkan faktor dari luar diri bisa berupa lingkungan yang tidak mendukung, orang
tua yang jarang memperhatikan kebutuhan dari individu tersebut, atau bahkan cara
mengajar guru yang monoton dan kurang variasi.
Gaya belajar dari masing-masing individu tentunya berbeda dan cenderung tak
sama,antara satu individu dengan individu lainnya tentunya memiliki gaya belajar
dalam menerima pelajaran sangatlah beragam, namun kebanyakan dari siswa ataupun
individu tersebut memilih gaya belajar yang salah untuk diri mereka sehingga
mengakibatkan susahnya mereka memahami pelajaran matematika. Dengan memahami
hal ini maka sangat dibutuhkan peran orang tua dan guru dalam membimbing individu
atau siswa agar memahami dirinya mengenai gaya belajar yang cocok pada diri mereka
sehingga individu tersebut tidak kesulitan dalam menerima pelajaran matematika dan
dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Bire dkk (2014:169) mengemukakan bahwa gaya belajar merupakan cara
termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa
dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, siswa mampu menyerap dan mengolah
informasi dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang bersifat
verbal atau dengan jalur auditorial, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan
dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa perlu dibantu
dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Prestasi merupakan salah satu bukti bagaimana seseorang bekerja keras atas
segala usaha yang ia lakukan untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan baik dari
segi standar orang lain maupun dirinya sendiri. Prestasi seorang siswa dapat menjadi
tolak ukur bagaimana usaha yang ia lakukan dalam memenuhi hak dan kewajibannya
sebagai seorang siswa dalam menyelesaikan pendidikan yang ia tempuh selama
ini,prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika terkadang atau pada umumnya
memiliki kendala yang dimana kendala pada setiap anak ataupun siswa itu sendiri
berbeda. Namun dari segala kemungkinan tersebut, gaya belajar tentunya akan memiliki

2
peran signifikan dalam bagaimana pelajar tersebut memperoleh prestasi belajar
matematikanya, gaya belajar cenderung akan membantu siswa mempelajari ciri khasnya
dalam menerima pelajaran, ada yang dengan tanggap menerimanya, ada yang dengan
perlahan menerimanya.
Gaya belajar yang menjadikan siswa memiliki prestasi belajar matematika yang
berbeda-beda tentunya menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti, mengingat mata
pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk
ditaklukkan pada kebanyakan pelajar atau masyarakat pada umumnya. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti mengenai pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

3.2. Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada pengaruh
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Mowila.

3.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
antara lain :
a) Apakah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika SDN 2 Mowila?
b) Bagaimana gambaran prestasi belajar matematika siswa SD ditinjau dari
masing-masing jenis/tipe gaya belajarnya?
c) Seberapa jauh kontribusi masing-masing gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematikanya?

3.4. Tujuan penelitian

3
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan
penelitian ini antara lain :
a) untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Mowila.
b) Untuk mendapat gambaran secara spesifik tentang tipe gaya belajar siswa yang
lebih efektif dalam pembelajaran matematika di SDN 2 Mowila.
c) Untuk mengetahui seberapa jauh sumbangan efektif (kontribusi) masing-masing
tipe gaya belajar siswa terhadap prestasi belajarnya.

3.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


a) Manfaat Teoritis
Sekolah dapat mengetahui perbedaan siswa yang menggunakan gaya belajar
auditori, visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

b) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Guru dapat mengetahui mana dari siswanya yang menggunakan gaya
belajar auditori, visual dan kinestetik sehingga guru dapat dengan mudah
mengontrol siswa dalam belajar.

2) Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dipakainya sehingga siswa
mudah mengoptimalkan gaya yang mereka gunakan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Pengertian Belajar


Belajar merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seorang pelajar
baik di sekolah maupu di rumah. Berikut ini beberapa definisi belajar dari para
ahli :
Menurut Lilik Wahyu Utomo (2008: 8), “belajar adalah kegiatan yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar, baik
potensial maupun actual”. Sedangkan menurut R.Gagne dalam Slameto (2010: 13),
memberikan dua definisi tentang belajar antara lain yaitu :
a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan,ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
b. Belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari
interaksi.

Menurut Kokom Komalasari (2011:2), “belajar adalah suatu proses


perubahan tingkahlaku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh
dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi
tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena
suatu hal”. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance) berubah dari waktu sebelum
ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat
cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Setiap
individu memang lah tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik.

5
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajara dalah
proses perubahan tingkah laku seseorang untuk memperoleh keterampilan dan
pengetahuan.

2.2. Prestasi Belajar (tambahkan nilai mengenai prestasi belajar melalui nilai raport)
Pisahkan prestasi belajar dikhususkan. Cari pendapat ahli.
Yg di bawah ini lebih mengarah ke hasil belajar.
Prestasi dan belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan,sebaliknya prestasi
dikatakan kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga aspek tersebut.
Heri Gunawan (2012: 154), mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah
hasil belajar yang dapat dicapai oleh individu setelah melaksanakan serangkaian
proses belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 700), “prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan”.
Syamsuddin dalam Heri Gunawan (2012: 153), menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan “prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual yang
menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan
diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam
hal-hal tertentu yang dialaminya”. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar yang diukur dengan nilai
pada akhir pembelajaran.

2.3. Pengertian Matematika (Jadi ganti Karso)


Matematika adalah suatu ilmu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
kita. Diharapkan setelah mempelajari matematika siswa dapat berpikir secara logis,

6
kritis dan efektif, karena matematika merupakan ilmu yang pasti dan sudah teruji
kebenarannya. Karso (2008:1.39), mengemukakan bahwa ”matematika adalah
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara
deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak terdefinisikan, aksioma, sifat atau
teori yang telah dibuktikan kebenarannya”. Belajar matematika akan sangat
menyenangkan apabila didasari dengan rasa ingin tahu yang besar. Matematika
juga berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan siswa dengan berbagai
media yang bisa digunakan dan diperagakan.
Menurut Hernawan (2008: 8.27), “mata pelajaran matematika berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas
dan menyelesaiakn permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika
adalah ilmu pasti yang sudah diketahui kebenarannya dan berfungsi sebagai alat
komunikasi dengan simbol-simbol.

2.4. Pengertian Gaya Belajar (dijabarkan pengertian dari gaya, terus belajar, terus gaya
belajar)
Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang untuk memperoleh
keterampilan dan pengetahuan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak
sekali baik sifat dan jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam
diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.Begitu juga dengan gaya
belajar. Gaya belajar sangat menentukan keberhasilan dalam belajar, karena setiap
siswa pasti mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri untuk menangkap informasi
yang didapat.
Menurut Sarasin dalam Sugiharto dkk (2007), “gaya belajar adalah pola
perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkann
ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau ketrampilan baru”. Siswa
pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak
nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan

7
cara berbeda, serta memproses informasi dengan cara yang berbeda pula.
Pengenalan gaya belajar sejak dini sangatlah penting, karena akan berpengaruh
pada masa depannya kelak. Guru harus mengetahui gaya belajar masing-masing
siswanya, karena peran guru sangatlah penting dalam berhasil tidaknya siswa dalam
belajar. Maka dari itu guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dalam
mengajar agar para siswanya cepat menangkap informasi yang diberikan dengan
benar. Di sini kita akan mengenal tiga macam katagori gaya belajar menurut
DePorter dan Hernacki dalam Hariyanto (2011) yaitu sebagai berikut :

2.4.1. Gaya belajar visual


Menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar
seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Gaya belajar visual adalah gaya belajar
yang dimana pelajar mampu menyerap ilmu pelajaran dengan baik dan
dengan mengandalkan idra penglihatan.Ada beberapa karakteristik yang
khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama,
kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya. Kedua, Memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna. Ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap artistic.
Keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung. Kelima,
terlalu reaktif terhadap suara. Keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan.
Ketujuh, seringkali salah menginterprestasikan kata atau ucapan. Sedangkan
ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
1) Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang
mengajar.
2) Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3) Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan
melihat teman-teman liannya baru kemudian dia sendiri yang bertindak

8
4) Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan
orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5) Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6) Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7) Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa
terganggu

2.4.2. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar jenis ini berkaitan dengan idra pendengaran
manusia,maksudnya seorang pelajar mampu menerima materi pelajaran
ataupun ilmu dengan lebih banyak yakni dengan mengandalkan idra
pendengaran itu sendiri. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa
mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran. Kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam
bentuk tulisan secara langsung. Ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun
membaca. Sedangkan ciri-ciri gaya belajar auditori yaitu :
1) Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau
materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2) Pendengar ulung, yaitu anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di
televisi/ radio
3) Cenderung banyak omong
4) Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja
dibacanya
5) Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6) Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain

9
7) Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas.

2.4.3. Gaya Belajar Kinestik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dimiliki pelajar yang
menyerap ilmu pengetahuan dengan melibatkan gerak di dalamnya,semisal
pelajaran yang mengedepankan gerakan sebagai salah satu point utama
dalam pelajaran itu sendiri seperti olahraga. Mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkannya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya. Sedangkan ciri-ciri belajar kinestik yaitu :
1) Menyentuh segala sesuatu yang dijumpai, termasuk saat belajar
2) Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3) Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambal
tangannya asyik menggambar
4) Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5) Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambing
6) Menyukai praktek/ percobaan
7) Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

Sedangkan McBeath ( 1992: 46) mengemukakan bahwa gaya belajar terdiri


dari gaya belajar dependen dan gaya belajar independen.

2.4.4. Gaya belajar Independen


Menurut Oxford (1994: 56) individu yang mempunyai gaya belajar
independen melakukan sesuatu karena dorongan dari dalam dirinya sendiri,

10
mempunyai pola pikir (factual, objektif, tidak melihat dalam hubungan
konteks) dalam belajar, kurang menerima pandangan orang lain dalam
membuat keputusan dan lebih cenderung bersandar pada standar diri. Dalam
kaitan itu Slavin (1988: 32) mengatakan bahwa individu yang mempunyai
gaya belajar independen lebih mampu :
a. Melihat bagian-bagian menjadi suatu pola secara keseluruhan.
b. Menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan matematika,sains,
serta berorientasi pada tugas-tugas yang bersifat pemecahan masalah.
c. Mempunyai kecenderungan penguatan individu.

Selanjutnya Lynch ( 1992: 45) mengatakan bahwa siswa yang


memiliki gaya belajar independen mempunyai karakteristik :
a. Lebih menyenangi tugas-tugas berstruktur.
b. Dalam hal yang bersifat praktis siswa lebih menyenangi masalah-
masalah yang terorganisir, dan membuat struktur sendiri apabila
masalah-masalah yang dihadapi kurang terorganisir.
c. Lebih berorientasi pada tugas dan terfokus pada lingkungan fisik.

McBeath (1992: 56) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki


gaya belajar independen berfikir untuk dirinya sendiri dan percaya terhadap
kemampuan sendiri. Selama belajar mereka mempelajari apa yang
menguntungkan bagi dirinya, mereka lebih senang bekerja sendiri jika
dibandingkan bekerja sama dengan siswa lain. Mereka memilih tantangan-
tantangannya sendiri sesuai dengan minat mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan siswa yang memiliki gaya belajar independen adalah siswa
yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Lebih menghargai pendapat sendiri.
b. Lebih sensitif terhadap nilai-nilai pribadi.
c. Cenderung memiliki sifat ketertutupan emosional.

11
d. Lebih menyenangi pelajaran matematika dan ilmu sains.
e. Lebih menyukai tugas-tugas berstruktur.
f. Cenderung bermotivasi instrinsik.
g. Lebih mendahului analisis rinci dalam pemecahan masalah.

2.4.5. Gaya Belajar Dependen


Menurut Lynch (1992: 137-138) gaya belajar dependen adalah cara
pendekatan global terhadap pengolahan informasi dan kesensitifan terhadap
lingkungan sosial. Senada dengan pendapat Lynch, Slavin (1988:1)
mengatakan bahwa individu yang mempunyai gaya belajar dependen
mempunyai kecenderungan sebagai berikut:
a. Melihat pola sebagai suatu keseluruhan dan relatif sulit membedakan
aspek-aspek khusus atau sepesifik dari suatu situasi atau pola.
b. Berorientasi pada penguatan sosial.
c. Mudah mengingat hal-hal yang bersifat sosial, seperti percakapan dan
berhubungan.
d. Senang bekerja kelompok.
e. Menyukai mata pelajaran sosial.

McBeath ( 1992: 68) mengemukakan bahwa siswa yang mempunyai


gaya belajar dependen menunjukkan sedikit keinginan dan belajar sesuai
keperluan. Mereka memandang guru sebagai sumber struktur dan otoritas.
Mereka memerlukan panduan yang jelas dan tuntutan yang rinci. Dalam
tugas-tugasnya mereka lebih suka merespon fakta daripada membuat prediksi
yang didasari oleh pertimbangan subjektif.
Berdasarkan beberapa uraian diatas siswa yang memiliki gaya
belajar dependen dapat dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Lebih menghargai pendapat orang lain.
b. Lebih sensitive terhadap nilai-nilai sosial.

12
c. Cenderung memiliki keterbukaan emosional.
d. Lebih menyukai ilmu-ilmu sosial.
e. Lebih menyukai pelajaran tugas-tugan kelompok non terstruktur.
f. Cenderung bermotivasi ekstrinsik.
g. Lebih mendahului analisis global dalam pemecahan masalah.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar


adalah cara seseorang untuk menangkap dan menyerap informasi yang di
dapat agar mudah di pelajari.

2.5. Kerangka berfikir (dibuat Bagan)


Dalam matematika, kemampuan untuk menganalisis dan pemahaman
sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan pemahaman
matematika siswa dapat dengan mudah memahami konsep-konsep yang diberikan
dan bisa menerapkannya dalam soal-soal. Untuk meningkatkan prestasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu gaya belajar. Gaya belajar setiap
siswa berbeda-beda menurut pribadi masing-masing. Kemampuan siswa dalam
menyerap informasi yang di dapat berbeda-beda, karena siswa berasal dari latar
belakang yang berbeda-beda pula. Maka dalam penyampaian materi pada siswa,
metode yang digunakan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka. Guru
diharapkan dapa metode yang tepat dan disukai oleh para siswa, sehingga
mempermudah siswa dalam menerima materi yang akan disampaikan. Jika guru
tidak memberikan metode yang tepat, akibatnya siswa akan sulit dan malas utuk
belajar mencerna apa yang disampaikan oleh guru. Siswa juga perlu diarahkan
bagaimana agar mereka dapat belajar dengan nyaman, rileks, dan materi dapat
dengan mudah masuk kepikiran mereka. Dengan guru mengarahkan kepada gaya
belajar yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.6. Hipotesis Penelitian

13
Arikunto (2013:110) mengemukakan bahwa hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sementara Sukardi (2008:42)
menyebutkan hipotesis mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah atau research questions.
Pendapat lain dari Sugiyono (2015: 96), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis ini
dikatakan sementara karena jawaban yang diperoleh berdasarkan teori-teori yang
relevan, belum teruji kebenarannya. Hipotesis pada dasarnya belum menunjukkan
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar
siswa di SDN 2 Mowila. Berdasarkan data hasil penelitian akan diuji apakah
Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan tingkat signifikansi (α ) tertentu.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional
eksofaktor SALAH , yaitu penelitian yang mendeskripsikan situasi sekarang yang
diduga sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode survey dan bermaksud mencari hubungan
antar variabel, gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika kelas IV SDN
2 Mowila.
Studi ini dapat juga dikategorikan sebagai studi korasional dalam artian
berupaya mencari hubungan antara variabel independent ( X ) dengan variabel
dependen (Y ) atau antara variabel bebas X =¿ gaya belajar dan variabel terikat
Y =¿ prestasi belajar.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester Genap Tahun
Ajaran 2020/2021 yang bertempat di SDN 2 Mowila, Kecamatan Mowila,
Kabupaten Konawe Selatan.

Gambar 3.1. Tampak depan sekolah SDN 2 Mowila

15
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Herhyanto (2013:1.6-1.7) Pemilihan Sampel dari suatu populasi
dapat dilakukan dalam du acara, yaitu secara Acak dan Secara tidak Acak. Cara
acak adalah pemilihan sejumlah anggota dari populasi yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga anggota-anggota populasi itu mempunyai peluang yang sama untuk
terpilih menjadi anggota sampel. Cara acak dapat dilakukan dengan cara undian dan
table bilangan acak. Sedangkan secara tidak acak, pemilihan anggota dari populasi
dengan setiap anggotanya tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel atau pemilihan anggota bersifat subjektif.
Yang menjadi subjek populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 2
Mowila yang terdaftar namanya pada tahun ajaran 2020/2021 semester Genap
sesuai dengan data dari SDN 2 Mowila Tahun 2020/2021 diperoleh jumlah
populasi 262 siswa. Dari jumlah populasi perkelas ditentukan secara acak jumlah
sampel kelas yaitu kelas IV SDN 2 Mowila dengan jumlah sampel 31 orang siswa.

3.4. Prosedur penelitian


Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tahap persiapan
a) Melakukan kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru pada instansi
pendidikan yang akan dijadikan penelitian, yakni :
 Kelas yang akan digunakan dalam penelitian
 Sistem penelitian yang akan diterapkan
 Waktu pelaksanaan penelitian
b) Mendesain instrument penelitian, yakni :
 Obsevasi
 Angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika
 Dokumentasi
2) Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap inti atau utama dari penelitian,yakni ;
 Melakukan observasi kepada siswa selama pelajaran berlangsung

16
 Membagikan angket faktor prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika
 Melakukan dokummentasi
3) Tahap Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini meliputi tahap analisis data dan menyusun laporan
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji
prasyarat, dan analisis akhir.

3.5. Variabel penelitian


3.5.1 Variabel bebas
Variabel X atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain, pada penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah
“pengaruh gaya belajar “.Variabel ini juga sering disebut variabel independen
atau variabel penyebab yang diberikan symbol X =¿ gaya belajar.

3.5.2 Variabel terikat


Variabel terikat atau biasa disebut sebagai dependen variable
merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan
dengan variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah “prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika” yang diberi symbol Y =¿
prestasi belajar.

3.6. Teknik pengumpulan data


3.6.1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat
pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap
objek penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra. Pada penelitian ini

17
menerapkan penelitian pasif sehingga peneliti tidak melibatkan diri
langsung dalam setiap kegiatan namun hanya bersifat mengamati.

3.6.2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
membuat pertanyaan tertulis dan diberikan kepada responden (subjek
penelitian) untuk dijawab. Angket yang diberikan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

3.6.3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang


diterapkan dalam penelitian ini,wawancara itu sendiri merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang dimana
pada kegiatan tersebut ada yang berperan sebagai narasumber dan ada yang
berperan sebagai peneliti.Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

3.6.4. Dokumetasi
Dokumen diperlukan dalam sebuah penelitian sebagai salah satu
sumber data yang menunjang penelitian. Dokumen akan dipergunakan
dalam penelitian sebagai salah satu sumber pendukung data penelitian ini.

3.7. Instrument penelitian


Instrument penelitian adalah fasilitas yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data.
3.7.1. Instrument observasi

18
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek
penelitian dengan seksama. Pedoman ini berupa penggalian informasi
mengenai pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.

3.7.2. Instrument angket


Jenis pertanyaan yang ada dalam angket adalah jenis pertanyaan yang
dibutuhkan dalam laporan penelitian yakni pertanyaan yang berhubungan
dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila. Dalam pengisian angket ini
kusioner memilih jawaba “ya atau tidak “ pada baris dan kolom yang tersedia
sesuai dengan keadaan angket tersebut.

3.7.3. Instrument wawancara


Wawancara yang dilakukan narasumber/peneliti kepada siswa/kosioner akan
berhubungan dengan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila.Dengan tujuan
untuk menggali informasi pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila sesuai
dengan pedoman wawancara.

3.7.4. Instrument dokumentasi


Instrument dokumentasi yang digunakan berupa dokumen-dokumen
pendukung untuk menggali informasi mengenai pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV
SDN 2 Mowila.
3.8. Pengolahan Data

Teknik Analisis Data untuk pengolahan data pada penelitian ini antara lain
pengujian dasar-dasar analisis, dan berbagai

19
a. Pengujian Dasar-dasar Analisis
1. Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas data X terhadap Y =¿ gaya belajar ( x) terhadap
prestasi belajar ( y ) menggunakan uji Liliefors (Santo Marwani dan Nana
Kosasih 1998:24). Data yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah :
X =¿ data masing-masing skor angket yang diperoleh dari respon siswa
terhadap butir pertanyaan insrumen gaya belajar setiap siswa.
Y =¿ data nilai hasil test prestasi belajar matematika setiap siswa yang
diperoleh pada ujian kolektif akademik semester Genap tahun
2021.
Dari data X dan Y tentukan nilai-nilai
nx

a)
∑ Xi , rata-rata hitung sampel (skor angket)
X́ = i =1
nx
nx

SD =
x √∑ i=1
¿ ¿ ¿ ¿, merupakan standar deviasi sampel

n x =¿ banyaknya data sampel (skor angket)

ny

b)
∑Yi, rata-rata hitung sampel (nilai hasil test belajar
Ý = i=1
ny
matematika)
ny

SD =
x
√ ∑ (Y i−Ý )2 ,
i=1
n y −1
merupakan standar deviasi sampel

n y =¿ banyaknya data sampel (nilai hasil test belajar matematika)

Pengujian memperlihatkan bahwa untuk tingkat singginifikansi


α =0.05 atau tingkat kepercayaan 95 %, maka :
χ 2hitung =…< χ 2tabel0.95=…

20
Berarti data yang diambil berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05.

2. Pengujian Homogenitas
Menggunakan rumus Bartlett dalam Santoso dan Nana Kosasi 1998:27.
Hipotesis H 0=σ 21=σ 22=σ 23 , H 1 salah satu tanda, ≠ tidak berlaku

B=( ∑ db ) log S2

χ 2= (ln 10) ( B−( ∑ db ) ) log S 21


{ }
Untuk α =0.05 dan db=k −1,
Terima H 0 jika. χ 2k < χ 2t , atau
Tolak H 0 jika. χ 2k > χ 2t .
Kesimpulan data berasal dari populasi yang homogen.

3. Uji Linearitas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
rata-rata yang diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-
garis lurus. Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
2
(∑ Y )
JK reg(a)=
n
b. Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :

JK reg ( b|a )=b [∑ XY −


( ∑ X )( ∑ Y )
n ]
nilai b dari persamaan regresi sederhana (Y topi atau Bukan)
Y =a+bX (Sudjana, 2005:315) :
n ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )

21
( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2− ( ∑ X )

c. Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :


JK res =∑ Y 2−JK reg (b|a) −JK reg(a)
d. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :
JK res
R JK res =
n−2
e. Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :

∑Y2
JK E =∑
K
[ ∑ Y 2− n ]
f. Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JK TC=JK res −JK E

g. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK) dengan


menggunakan rumus :
JK TC
RJK TC=
k−2
h. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E) dengan
menggunakan rumus :
JK E
RJK E =
n−k
i. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
R JK TC
F hitung=
RJK E
j. Menetapkan taraf signifikansi uji 0,05.

Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika


Fhitung< Ftabel , atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05.

22
Angka signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan kelinieran
tidak dipenuhi.

4. Uji Hipotesis Penelitian


Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah H 0= gaya
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Mowila. Selanjutnya hipotesis
ini diuji dengan analisis korelasi, sedangkan untuk mengetahui seberapa
jauh gaya belajar dengan prestasi belajar siswa dan dapat dilihat melalui
koefesien determinasi.
Analisis korelasi antara variabel bebas X =¿ gaya belajar siswa
terhadap variabel terikat Y =¿ hasil belajar matematika siswa dapat
dihitung menggunakan rumus :
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y )}
2 2 2 2

(Sugiyono, 2010:228)
Keterangan :
r xy = angka indeks korelasi
N = Number of Cases
∑ XY = Jumalah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y
∑X = jumlah seluruh skor X

∑Y = jumlah seluruh skor Y

Menurut Sugiyono (2013:231) pedoman untuk memberikan


interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah

23
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang


dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi digunakan untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y
serta untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi
dan ikut menentukan variabel Y . untuk menghitung koefisien determinasi
dapat dicari dengan rumus:
KD=r 2 ×100 %
Keterangan :
KD = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi (Riduwan, 2012:224)

24
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Bire, A.L., Geradus, Uda, and Bire, J., ‘Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa’, Jurnal Kependidikan, vol. 44, no.2,
hh. 168-174.
Herhyanto, Nur. 2013. Statistika Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Hernawan, Asep Herry dkk. (2010). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Karsa dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT Refika Aditama
Lilik Wahyu Utomo. 2008. Psikologi Belajar. Purworejo: UMP.
McBeath. 1992. Instructing And Evaluating In Higher Education A Guidebook for
Planning Outcomes. Educational Technology Publications. Englewood Cliffs,
New Jersey
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Siagian, Muhammad Daut. 2016. ‘Kemampuan Koneksi Matematik dalam
Pembelajaran Matematika’, Journal of Mathematics Education and Science, vol.
2, no. 1, hh. 58-67.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiharto dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
(Harus ada Buku semuanya,, )

25

Anda mungkin juga menyukai