Tuhan
Tuhan disebut juga god dalam bahasa inggris dan ilah dalam bahasa arab. Nama
tuhan dalam kehdupan ini banyak. Hanya saja masing-masing agama akan membuat
diskripsi tersendiri dengan tuhannya. Didalam kbbi disebutkan arti tuhan sebagai berikut:
Tuhan n 1 sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai
yang mahakuasa, mahaperkasa, dan sebagainya: -- yang maha esa; 2 sesuatu yang
dianggap sebagai tuhan: pada orang-orang tertentu uanglah sebagai -- nya;
mempertuhankan/mem·per·tu·han·kan/ v mempertuhan;
Sifat tuhan
Jumlah nama tuhan yang pasti kita tidak ketahui. Hanya saja dalam banyak
riwayat disebutkan ada 99 nama, tapi berapa hakekatnya nama tuhan itu hanya Allah
yang tahu. Dari nama-nama tersebut juga ada menggambarkan sifat dari Allah . Seperti
Allah memiliki sifat maha-melihat dengan mata. Maka mempunyai ciri memiliki mata.
Hanya saja kemudian bagaimana matanya Allah tidak bisa disamakan seperti matanya
mkhluk, dan tidak boleh dibayangkan seperti apa wujudnya, karena manusia memiliki
kelemahan akal dalam memahaminya.
Nama nama tuhan dapat disebutkanyaitu:
No nama indonesia
Allah Allah
1 ar rahman Allah yang maha pengasih
2 ar rahiim Allah yang maha penyayang
3 al malik Allah yang maha merajai (bisa di artikan raja dari semua raja)
4 al quddus Allah yang maha suci
5 as salaam Allah yang maha memberi kesejahteraan
6 al mu`min Allah yang maha memberi keamanan
7 al muhaimin Allah yang maha mengatur
8 al `aziiz Allah yang maha perkasa
9 al jabbar Allah yang memiliki mutlak kegagahan
10 al mutakabbir Allah yang maha megah, yang memiliki kebesaran
11 al khaliq Allah yang maha pencipta
12 al baari` Allah yang maha melepaskan (membuat, membentuk,
menyeimbangkan)
13 al mushawwir Allah yang maha membentuk rupa (makhluknya)
14 al ghaffaar Allah yang maha pengampun
15 al qahhaar Allah yang maha menundukkan / menaklukkan
segala sesuatu
16 al wahhaab Allah yang maha pemberi karunia
17 ar razzaaq Allah yang maha pemberi rezeki
18 al fattaah Allah yang maha pembuka rahmat
19 al `aliim Allah yang maha mengetahui (memiliki ilmu)
20 al qaabidh Allah yang maha menyempitkan (makhluknya)
21 al baasith Allah yang maha melapangkan (makhluknya)
22 al khaafidh Allah yang maha merendahkan (makhluknya)
23 ar raafi` Allah yang maha meninggikan (makhluknya)
24 al mu`izz Allah yang maha memuliakan (makhluknya)
25 al mudzil Allah yang maha menghinakan (makhluknya)
26 al samii` Allah yang maha mendengar
27 al bashiir Allah yang maha melihat
28 al hakam Allah yang maha menetapkan
29 al `adl Allah yang maha adil
30 al lathiif Allah yang maha lembut
31 al khabiir Allah yang maha mengenal
32 al haliimAllah yang maha penyantun
33 al `azhiim Allah yang maha agung
34 al ghafuur Allah yang maha memberi pengampunan
35 as syakuur Allah yang maha pembalas budi (menghargai)
36 al `aliy Allah yang maha tinggi
37 al kabiir Allah yang maha besar
38 al hafizh Allah yang maha memelihara
39 al muqiitAllah yang maha pemberi kecukupan
40 al hasiib Allah yang maha membuat perhitungan
41 al jaliil Allah yang maha luhur
42 al kariimAllah yang maha pemurah
43 ar raqiib Allah yang maha mengawasi
44 al mujiibAllah yang maha mengabulkan
45 al waasi`Allah yang maha luas
46 al hakim Allah yang maha bijaksana
47 al waduud Allah yang maha mengasihi
48 al majiidAllah yang maha mulia
49 al baa`its Allah yang maha membangkitkan
50 as syahiid Allah yang maha menyaksikan
51 al haqq Allah yang maha benar
52 al wakiil Allah yang maha memelihara
53 al qawiyyu Allah yang maha kuat
54 al matiinAllah yang maha kokoh
55 al waliyy Allah yang maha melindungi
56 al hamiid Allah yang maha terpuji
57 al muhshii Allah yang maha mengalkulasi (menghitung segala
sesuatu)
58 al mubdi` Allah yang maha memulai
59 al mu`iid Allah yang maha mengembalikan kehidupan
60 al muhyii Allah yang maha menghidupkan
61 al mumiitu Allah yang maha mematikan
62 al hayyu Allah yang maha hidup
63 al qayyuum Allah yang maha mandiri
64 al waajid Allah yang maha penemu
65 al maajid Allah yang maha mulia
66 al wahid Allah yang maha tunggal
67 al ahad Allah yang maha esa
68 as shamad Allah yang maha dibutuhkan, tempat meminta
69 al qaadir Allah yang maha menentukan, maha menyeimbangkan
70 al muqtadir Allah yang maha berkuasa
71 al muqaddim Allah yang maha mendahulukan
72 al mu`akkhir Allah yang maha mengakhirkan
73 al awwalAllah yang maha awal
74 al aakhir Allah yang maha akhir
75 az zhaahir Allah yang maha nyata
76 al baathin Allah yang maha ghaib
77 al waali Allah yang maha memerintah
78 al muta`aalii Allah yang maha tinggi
79 al barru Allah yang maha penderma (maha pemberi kebajikan)
80 at tawwaab Allah yang maha penerima tobat
81 al muntaqim Allah yang maha pemberi balasan
82 al afuww Allah yang maha pemaaf
83 ar ra`uuf Allah yang maha pengasuh
84 malikul mulk Allah yang maha penguasa kerajaan (semesta)
85 dzul jalaali wal ikraam Allah yang maha pemilik kebesaran dan
kemuliaan
86 al muqsith Allah yang maha pemberi keadilan
87 al jamii` Allah yang maha mengumpulkan
88 al ghaniyy Allah yang maha kaya
89 al mughnii Allah yang maha pemberi kekayaan
90 al maani Allah yang maha mencegah
91 ad dhaar Allah yang maha penimpa kemudharatan
92 an nafii` Allah yang maha memberi manfaat
93 an nuur Allah yang maha bercahaya (menerangi, memberi cahaya)
94 al haadii Allah yang maha pemberi petunjuk
95 al badii’ Allah yang maha pencipta yang tiada bandingannya
96 al baaqii Allah yang maha kekal
97 al waarits Allah yang maha pewaris
98 ar rasyiid Allah yang maha pandai
99 as shabuur Allah yang maha sabar
Keimanan dan ketaqwaan
Untuk beragama maka perlu keimanan. Hal iman perlu dimengerti, baik sebagai
istilah maupun makna yang sebenarnya yang dimaksud dengan beriman di dalam
beragama itu. Beberapa tulisan dibawa ini menerangkan pengertian iman atau keimanan.
Term iman berasal dari bahasa arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan.
Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam bahasa indonesia artinya meyakini atau
yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.1 iman dapat
dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui, pembenaran yang bersifat khusus.2 menurut
wjs. Poerwadarminta iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan
hati.3 abul ‘ala al-mahmudi menterjemahkan iman dalam bahasa inggris faith, yaitu to
know, to believe, to be convinced beyond the last shadow of doubt yang artinya,
mengetahui, mempercayai, meyakini yang didalamnya tidak terdapat keraguan apapun.4
Har gibb dan jh krammers memberikan pengertian iman ialah percaya kepada
Allah , percaa kepada utusan-nya, dan percaya kepada amanat atau apa yang
dibawa/berita yang dibawa oleh utusannya.5
Bila kita perhatikan penggunaan kata iman dalam al-qur’an, akan mendapatinya
dalam dua pengertian dasar,6 yaitu:
1. Iman dengan pengertian membenarkan ( ) التصديقadalah membenarkan berita
yang datangnya dari Allah dan rasul-nya. Dalam salah satu hadist shahih diceritakan
bahwa rasulullah ketika menjawab pertanyaan jibril tentang iman yang artinya bahwa
yang dikatakan iman itu adalah engkau beriman kepada Allah , malaikat-nya, kitab-
kitab-nya, rasul-rasul-nya, hari kiamat dan engkau beriman bahwa qadar baik dan buruk
adalah dari Allah swt.
2. Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala perbuatan
kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara’.
Dalam sebuah ayat Allah :
Artinya: sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan rasul-nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah .
Mereka itulah orang-orang yang benar.
Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa iman adalah membenarkan Allah dan
rasulnya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Pada akhir ayat
tersebut “mereka itulah orang-orang yang benar” merupakan indikasi bahwa pada waktu
itu ada golongan yang mengaku beriman tanpa bukti, golongan ini sungguh telah berdusta
dan mereka tidak dapat memahami hakikat iman dengan sebenarnya. Mereka
menganggap bahwa iman itu hanya pengucapan yang dilakukan oleh bibir, tanpa
pembuktian apapun.7
Pengertian iman secara istilahi ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Jadi, iman itu bukanlah semata-
mata ucapan lidah, bukan sekedar perbuatan dan bukan pula merupakan pengetahuan
tentang rukun iman.
Sesungguhnya iman itu bukanlah semata-mata pernyataan seseorang dengan
lidahnya, bahwa dia orang beriman (mukmin), karena banyak pula orang-orang munafik
(beriman palsu) yang mengaku beriman dengan lidahnya, sedang hatinya tidak percaya.8
Iman itu membentuk jiwa dan watak manusia menjadi kuat dan positif, yang akan
mengejawantah dan diwujudkan dlam bentuk perbuatan dan tingkah laku akhlakiah
menusia sehari-hari adalah didasari/ diwarnai oleh apa yang dipercayainya. Kalau
kepercayaannya benar dan baik pula perbuatannya, dan begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu husain bin muhammad al-jisr mengatakan bahwa setiap orang
mukmin adalah muslim, dan setiap orang muslim adalah mukmin.9 memang antara
percaya kepada tuhan dan menyerahkan diri dengan ikhlas kepada tuhan tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya mempunyai hubungan yang erat, yang satu mendasari dan
yang lain melengkapi, menyempurnakan dan memperkuatnya.
Keimanan kepada keesaan Allah itu merupakan hubungan yang semulia-
mulianya antara manusia dengan penciptanya. Oleh karena itu, mendapatkan petunjuk
sehingga menjadi orang yang beriman, adalah kenikmatan terbesar yang dimiliki oleh
seseorang.
Keimanan itu bukanlah semata-mata ucapan yang keluar dari bibir dan lidah saja
atau semacam keyakinan dalam hati saja. Tetapi keimanan yang sebenar-benarnya adalah
merupakan suatu akidah atau kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati nurani, dari
situ timbul bekas-bekas atau kesan-kesannya, seperti cahaya yang disorotkan oleh
matahari.
Iman bukan sekedar ucapan lisan seseorang bahwa dirinya adalah orang mukmin.
Sebab orang-orang munafik pun dengan lisannya menyatakan hal yang sama, namun
hatiya mengingkari apa yang dinyatakan itu.
Iman juga bukan sekedar amal perbuatan ansih yang secara lahiriyah merupakan
ciri khas perbuatan orang-orang beriman. Sebab orang-orang munafik pun tak sedikit
yang secara lahiriyah mengerjakan amal ibadah dan berbuat baik, sementara hati mereka
bertolak belakang dengan perbuatan lahirnya, apa yang dikerjakan bukan didasari
keikhlasan mencari ridha Allah .11
Abu bakar jabir al-jazairi, menuturkan bahwa iman adalah membenarkan dan
meyakini Allah sebagai tuhan yang memiliki dan yang disembah. Iman sebenarnya
merupakan jalan untuk memuyakan akal pikiran manusia, dengan cara menerima semua
ketentuan allh pada setiap sesuatu, baik yang kelihatan atau tidak kelihatan, yang di
tetapkan maupun yang di naikan. Iman juga menuntut aktif menggapai hidayah,
mendekatkan diri kepada-nya, dan beraktifitas selayaknya aktifitas para keksih-nya
(hambanya yang saleh).12
Rukun iman
Oleh :
Universitas islam madinah bidang riset & kajian ilmiah
Bagian terjemah
Murajaah :
Erwandi tarmizi
أركان اإليمان
( باللغة اإلندونيسية )
إعداد:
الجامعة اإلسالمية بالمدينة المنورة
عمادة البحث العلمي
قسم الترجمة
مراجعة:
إيرواندي ترمذي
Rukun iman
Rukun iman adalah: beriman kepada Allah , para malaikat-nya, kitab-kitab-nya, para rasul-
nya dan hari kemudian serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Allah subhanahu wataala berfirman:
“akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah , hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (qs.al-baqarah: 177).
Dan dalam ayat lain Allah berfirman:
“rasul telah beriman kepada al-qur’an yang diturunkan kepadanya dari tuhannya
demikian pula orang-orang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-
malaikat-nya, kitab-kitab-nya dan rasul-rasul-nya. Kami tidak membeda-bedakan antara
seorang rasul dengan yang lainnya” (qs. Al-baqarah: 285).
Adapun khusus mengenai takdir, Allah berfirman:
“sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (qs. Al-
qomar:49).
Nabi muhammad shallAllah u alaihi wasallam bersabda:
)) اآلخ ِر َوتُ ْؤ ِمنَ بِ ْالقَد َِر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه
ِ اإل ْي َمانُ أَ ْن تُ ْؤ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم
ِ ((
“iman adalah: kamu beriman kepada Allah dan malaikat-malaikat-nya, kitab-
kitab-nya, rasul-rasul-nya, hari kemudian dan takdir yang baik maupun yang buruk.” (hr.
Muslim).
Iman mencakup ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan amalan dengan
anggota badan. Iman itu akan meningkat dengan melakukan ketaatan, dan menurun
dengan melakukan maksiat.
Allah berfirman:
“sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-
nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada tuhanlah mereka bertawakkal.
(yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki
yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya.” (qs.al-anfal:2-4).
Dan sebaliknya Allah subhanahu wataala berfirman:
“barangsiapa yang kafir kepada Allah , malaikat-malaikat-nya, kitab-kitab-nya,
rasul-rasul-nya dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.” (qs.an-nisa’:136).
Contoh iman dalam bentuk ucapan lisan adalah: dzikir, do’a, amar ma’ruf nahi
munkar, membaca al-qur’an dan lain-lain. Dan dalam bentuk keyakinan hati; seperti
meyakini keesaan Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah, nama-nama dan sifat-sifat-nya,
keyakinan tentang wajibnya beribadah hanya untuk Allah semata tanpa menyukutukan-
nya dengan suatu apapun dan hal-hal lain yang berhubungan dengan niat.
Dan termasuk dalam kategori iman, perbuatan-perbuatan hati, seperti rasa cinta, rasa
takut, pasrah, tawakal kepada Allah dan sebagainya. Begitu pula amalan-amalan anggota
badan termasuk dalam kategori iman, seperti: shalat, puasa, dan rukun islam lainnya,
berjihad di jalan Allah , menuntut ilmu dan lain sebagainya.
Allah subhanahu wataala berfirman:
“dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-nya bertambahlah iman mereka.”
(qs.al-anfal:2).
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“dialah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (qs.al-
fath:4).
Dan iman seorang hamba akan bertambah dan meningkat bilamana ketaatan dan
ibadahnya bertambah dan meningkat, sebaliknya keimanannya akan menurun bilamana
kadar ketaatan dan ibadahnya menurun. Sebagaimana perbuatan maksiat sangat
berpengaruh kepada iman seseorang, apabila kemaksiatan tersebut dalam bentuk syirik
besar atau kekufuran, maka bisa mengikis keimanan sampai ke akar-akarnya. Apabila
kemaksiatan tersebut tidak sampai ketingkatan syirik atau kufur, maka akan menghambat
kesempurnaan iman yang wajib dimiliki setiap orang, atau bisa mengeruhkan
kejernihannya, atau melemahkannya.
Allah berfirman:
“sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-nya.” (qs.an-nisa’:48).
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah , bahwa mereka
tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah
mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah islam.” (qs.at-
taubah:74).
Dan dalam sebuah hadits rasulullah shallAllah u alaihi wasallam bersabda:
َ ‚ؤ ِمنٌ َوالَ يَ ْش‚ َربُ الخَ ْم
َ‚ر ِحيْن ْ ُ‚و ُم ُ ق ِحيْنَ يَ ْس‚ ِر
َ ق ِوه ُ َّار ِ ((الَ يَ ْزنِي ال َّزانِي ِحيْنَ يَ ْزنِي َوه َُو ُم ْؤ ِمنٌ َوالَ يَس
ُ ْر
ِ ق الس
)) ٌَربَهَا َوه َُو ُم ْؤ ِمن
ِ ش
“tidaklah seorang pezina ketika berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman dan
tidak pula seorang pencuri ketika mencuri sedangkan dia dalam keadaan beriman dan
tidak pula seseorang ketika minum minuman keras sedangkan dia dalam keadaan
beriman.” (hr bukhari dan muslim).
Rukun pertama:
Beriman kepada Allah subhanahu wataala
Ketiga: keyakinan hamba bahwa Allah subhanahu wataala adalah tuhan yang haq, dialah
satu-satunya yang berhak untuk menerima semua ibadah yang lahir dan batin, tidak ada sekutu
bagi-nya.
Allah berfirman:
“dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan:
“sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut-thaghut itu.” (qs.an-nahl:36).
Dan tidak ada seorang pun dari rasul kecuali menyerukan kepada kaumnya:
“sembahlah Allah ! Sekali-kali tidak ada tuhan bagi kamu selain-nya.” (qs.al-a’raf: 59).
Dan Allah juga telah berfirman:
“padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-nya dengan menjalankan agama dengan lurus.” (qs.al-bayyinah:5).
Dalam sahih bukhari dan muslim, bahwa rasulullah shallAllah u ’alaihi wa sallam berkata
kepada muadz:
ُالعبَ‚‚ا ِد أَ ْن يَ ْعبُ‚ ُدوْ ه
ِ ق هللاِ َعلَى َ ‚َ ق. هللاُ َو َر ُس‚وْ لُهُ أَ ْعلَ ُم: ت
ُّ ‚ َح: ‚ال ُ العبَا ِد َعلَى هللا؟ قُ ْل ِ ق ُّ العبَا ِد َو َما َح ِ ق هللاِ َعلَى ُّ (( أَتَ ْد ِريْ َما َح
))ًك بِ ِه َشيْئاُ ب َم ْن الَ يُ ْش ِرَ العبَا ِد َعلَى هللاِ أَالَّ يُ َع ِّذ
ِ ق ُّ َو َح،ًَوالَ يُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ِه َشيْئا
“tahukah kamu apa hak Allah terhadap hamba-nya dan hak hamba terhadap Allah ?,
muadz mengatakan: Allah dan rasul-nya lebih tahu. Rasulullah berkata: hak Allah atas makhluk,
hendaknya mereka menyembah-nya dan tidak menyekutukan-nya dengan suatupun, adapun hak
hamba atas Allah bahwa Allah tidak mengadzab siapa saja yang tidak menyekutukan-nya
dengan sesuatupun.” (hr. Bukhari dan muslim).
Ilah (tuhan) yang haq dialah yang menjadi tempat bergantungnya hati para hamba, penuh
dengan rasa cinta kepada-nya melebihi cinta kepada yang lain, pengharapan hanya kepada-nya,
dan meminta dan memohon pertolongan hanya kepada-nya, serta tidak ada rasa takut dan khawatir
kepada selain-nya. Allah berfirman:
“yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah , dialah (tuhan) yang haq dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah , itulah yang batil dan sesungguhnya Allah
, dialah yang maha tinggi lagi maha besar.” (qs.al-hajj:62).
Dan inilah yang dimaksud mentauhidkan Allah dengan perbuatan hamba.
Urgensi tauhid:
1. Tauhid adalah yang pertama dan terakhir, yang lahir dan bathin (inti) dari agama
islam dan merupakan misi dari setiap rasul.
1. Karena tauhid inilah Allah menciptakan makhluk, mengutus para rasul, dan
menurunkan kitab-kitab. Dan karena tauhid pula manusia tergolong menjadi muslim dan kafir,
bahagia dan celaka.
1. Tauhid adalah kewajiban pertama bagi seorang hamba, dan merupakan hal
pertama yang memasukkan seseorang ke dalam islam, dan perkara terakhir manusia yang
hendak meninggalkan dunia.
Memurnikan tauhid
Yaitu membersihkannya dan memurnikannya dari unsur-unsur syirik, bid’ah dan maksiat, dan
terbagi menjadi dua: wajib dan sunah.
Adapun yang wajib ada tiga hal:
1. Mensucikan tauhid dari perbuatan syirik, yang menafikan asas tauhid.
1. Mensucikan tauhid dari macam-macam bid’ah, yang menafikan kesempurnaan
tauhid yang wajib, atau menafikan asas tauhid manakala bid’ah tersebut membawa kepada
kekufuran.
1. Mensucikan tauhid dari bentuk-bentuk kemaksiatan yang bisa mengurangi
pahala tauhid dan berpengaruh kepadanya.
Adapun yang sunah adalah perintah-perintah yang sifatnya anjuran, seperti misalnya:
a. Mewujudkan kesempurnaan tingkatan ihsan.
a. Menggapai kesempurnaan tingkatan yakin.
a. Mewujudkan kesempurnaan sifat sabar, dengan tidak mengadu kepada selain
Allah .
b. Mewujudkan kesempurnaan qana'ah, dengan memohon hanya kepada Allah .
a. Menyempurnakan tingkatan tawakal, dengan meninggalkan hal-hal yang mubah
yang merupakan sebab, seperti ruqyah (mantera), berobat karena tawakkal kepada Allah .
a. Mewujudkan kesempurnaan tingkatan cinta kepada Allah , dengan banyak
melakukan hal-hal yang sunat sebagai bentuk pendekatan diri kepada-nya.
Maka barangsiapa telah mewujudkan tauhid sesuai dengan yang digariskan di atas dan
terhindar dari syirik besar, maka ia akan selamat, terhindar dari kekal di neraka, dan barangsiapa
yang terhindar dari semua bentuk syirik, besar maupun kecil serta dosa-dosa besar dan semua jenis
kemaksiatan maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
“sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikendakinya.” (qs.an-nisa’:48).
Dan dalam ayat lain Allah berfirman:
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (qs.al-an’am:83).
Definisi ibadah
Ibadah adalah sebuah ungkapan yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai oleh
Allah baik itu berbentuk keyakinan, amalan hati, perbuatan anggota badan, dan segala yang
mendekatkan diri kepada Allah berupa melaksanakan perintah atau meninggalkan larangan-nya.
Dan masuk dalam kategori ibadah semua apa yang disyari’atkan Allah dalam kitab-nya atau
sunnah nabi-nya. Ibadah tersebut bermacam-macam, di antaranya ibadah hati, seperti rukun iman
yang enam, rasa takut, harap, tawakal dan lain-lain, dan di antaranya ibadah lahir, seperti shalat,
zakat, puasa dan haji.
1. Tugas-tugas malaikat
Malaikat mengemban berbagai tugas mulia, yang telah dibebankan Allah subhanahu wataala
kepada mereka, di antara mereka:
1. Bertugas memikul arsy.
2. Bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul.
3. Bertugas menjaga surga dan neraka.
4. Bertugas untuk mengatur awan, hujan, dan tumbuh-tumbuhan.
5. Bertugas menjaga gunung.
6. Bertugas meniup sangkakala.
7. Bertugas sebagai pencatat amalan manusia.
8. Bertugas menjaga manusia, apabila Allah hendak mentaqdirkan sesuatu atas
orang tersebut maka malaikat meninggalkannya dan terjadilah apa yang dikehendaki oleh
Allah subhanahu wataala.
9. Bertugas menyertai manusia dan mendo’akannya dengan kebaikan.
10. Bertugas menjaga janin, meniupkan ruh kepada manusia, menulis taqdir
rezkinya, amalannya dan nasibnya celaka atau bahagia.
11. Bertugas mencabut nyawa manusia ketika mati.
12. Bertugas sebagai penanya dalam kubur.
13. Ada yang bertugas menyampaikan salam kepada nabi muhammad shallAllah u
alaihi wasallam dari umatnya.
Maka dari itu tidak perlu berziarah ke kuburan nabi sekedar untuk mengucapkan salam,
tapi cukup mengucapkan shalawat dan salam kepadanya dari tempat ia tinggal, karena di sana
ada malaikat yang bertugas menyampaikan salam tersebut kepada nabi shallAllah u alaihi
wasallam, dan maksud dianjurkan ziarah ke masjid nabawi adalah untuk melakukan shalat di
dalamnya.
Dan masih banyak lagi tugas-tugas malaikat selain yang disebutkan. Di antara dalil-dalil
yang menerangkan tugas-tugas di atas sebagai berikut:
Allah berfirman:
“(malaikat-malaikat) yang memikul arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya
bertasbih memuji tuhannya dan memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.”
(qs.ghafir:7).
Allah berfirman:
“barangsiapa yang menjadi musuh jibril, maka jibril itu telah menurunkan al-qur’an ke
dalam hatimu dengan izin Allah .” (qs.al-baqarah:97).
Dan firman Allah :
“alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang dzalim (berada)
dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil
berkata): keluarkanlah nyawamu.” (qs.al-an’am:93).
Beriman dengan semua kitab yang diturunkan kepada para rasul merupakan rukun
ketiga dari rukun iman yang enam. Allah telah mengutus para rasul dengan membawa
kebenaran yang nyata, dan dia turunkan bersama mereka kitab-kitab sebagai rahmat bagi
hamba-nya dan sekaligus sebagai petunjuk bagi mereka demi tercapainya kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat, dan sebagai pedoman hidup dan hakim antara mereka dalam
masalah-masalah yang mereka perselisihkan.
Allah berfirman:
“sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka alkitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (qs.al-hadid:25).
Dan firman-nya:
“manusia itu adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan) maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka kitab dengan benar untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (qs.al-baqarah:213).
Rukun kelima
Beriman kepada hari akhirat
معنى اإلسالم واإليمان
Makna islam dan iman
Syaikh muhammad bin abdullah at tuwaijry
Editor
Eko haryanto abu ziyad
Pengertian islam
Islam adalah berserah diri kepada Allah سبحانه و تعاليdengan tauhid dan tunduk
kepada-nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.
Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah سبحانه و تعاليsaja, maka dia adalah seorang
muslim. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah سبحانه و تعاليdan yang lainnya,
maka dia adalah seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah
سبحانه و تعالي, maka dia seorang kafir yang sombong.
Rukun-islam
Rukun islam ada lima:
Dari ibnu umar رضي هللا عنهما, ia berkata, "rasulullah صلي هللا عليه وسلمbersabda,
ِّالص ‚اَل ِة َوإِيتَ‚‚ا ِء ال َّز َك‚‚ا ِة َو ْال َحج ِ ‚َس َش ‚هَا َد ِة أَ ْن اَل إِلَ ‚هَ ِإاَّل هَّللا ُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر ُس ‚و ُل هَّللا ِ َوإِق
َّ ‚ام ٍ بُنِ َي اإْل ِ ْس ‚اَل ُم َعلَى خَ ْم
ََوصَوْ ِم َر َمضَان
'Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak
disembah) selain Allah dan muhammad adalah utusan Allah سبحانه و تعالي, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa ramadhan." muttafaqun 'alaih.1
Iman
Iman: engkau beriman kepada Allah سبحانه و تعالي, malaikat-nya, kitab-kitab-nya,
rasul-rasul-nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan
buruknya.
Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan
anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.
Cabang-cabang iman
Dari abu hurairah رضي هللا عنه, ia berkata, "rasulullah صلي هللا علي‚‚ه وس‚‚لمbersabda,
'iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah
ucapan laailaa ha illAllah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari
jalan. Dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman." hr. Muslim2
1
HR. Bukhari no. 8 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim no. 16
2
HR. Muslim no. 35
Tingkatan-tingkatan iman
Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.
1. Adapun rasanya iman, maka nabi صلي هللا عليه وسلمmenjelaskan dengan sabda-nya:
ض َي بِاهَّلل ِ َربًّا َوبِاإْل ِ سْاَل ِم ِدينًا َوبِ ُم َح َّم ٍد َر ُسواًل ِ ق طَ ْع َم اإْل ِ ي َم
ِ ان َم ْن َر َ َذا
"yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai
3
rabb (tuhan), islam sebagai agama, dan muhammad sebagai rasul." hr. Muslim
2. Adapun manisnya iman, maka nabi صلي هللا عليه وسلمmenjelaskan dengan sabdanya:
ِ ان أَ ْن يَ ُكونَ هَّللا ُ َو َر ُس‚ولُهُ أَ َحبَّ إِلَ ْي‚ ِه ِم َّما ِس‚ َواهُ َما َوأَ ْن ي ُِحبَّ ْال َم‚‚رْ َء اَل ي ُِحبُّهُ إِاَّل هَّلِل ٌ ثَاَل
ِ ث َم ْن ُكنَّ فِي ِه َو َج َد َحاَل َوةَ اإْل ِ ي َم
ِ ََّوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُو َد فِي ْال ُك ْف ِر َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْق َذفَ ِفي الن
ار
"ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia merasakan
nikmatnya iman: bahwa Allah dan rasul-nya lebih dicintainya dari apapun selain keduanya,
dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan dia benci kembali kepada kekafiran
sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api neraka." muttafaqun 'alaih.
3. Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama.
Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong,
berjihad dan berinfak.
3
HR. Muslim no. 34
َص‚رُوا أُوْ لَئِ‚‚كَ هُ ُم ْال ُم ْؤ ِمنُ‚‚ونَ َحقًّ‚‚ا لَّهُم َ يل هللاِ َوالَّ ِذينَ َء
َ اووْ ا َون َ َوالَّ ِذينَ َءا َمنُ‚وا َوه
ِ َ‚اجرُوا َو َجاهَ‚دُوا ِفي َس‚ ِب
َري ٌم ٌ َّم ْغفِ َرةٌ‚ َو ِر ْز
ِ قك
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah , dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-
orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka
memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (qs. Al-anfal: 74)
Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa
apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya pasti
tidak akan menimpanya.
Kesempurnaan iman
Cinta yang sempurna kepada Allah س‚‚‚بحانه و تع‚‚‚اليrasul-nya memberikan
konsekuensi adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena
Allah سبحانه و تعالي, yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak
memberinya hanya karena Allah سبحانه و تعالي, yang keduanya adalah amal ibadah badan,
niscaya hal itu menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah
سبحانه و تعالي.
Dari abu umamah رضي هللا عنه, dari rasulullah صلي هللا عليه وسلمbersabda, "barang
siapa cinta karena Allah , memberi karena Allah , dan melarang karena Allah سبحانه و
4
تعالي, niscaya dia telah menyempurnakan iman." hr: abu daud
4
Hasan/ HR. Abu Daud no. 4681, Shahih Sunan Abu Daud no. 3915. Lihat, as-
Silsilah ash-Shahihah no 380
Termasuk perkara-perkara keimanan
Cinta kepada rasulullah صلي هللا عليه وسلم
dari anas bin malik رضي هللا عنه, ia berkata, 'rasulullah صلي هللا عليه وسلمbersabda,
َاس أَجْ َم ِعين
ِ َّاَل ي ُْؤ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى أَ ُكونَ أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ِم ْن َوا ِل ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن
'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih
dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian." muttafaqun 'alaih.5
Mencintai kaum anshar
dari anas رضي هللا عنه, dari nabi صلي هللا عليه وسلم, beliau bersabda,
ار
ِ صَ اق بُ ْغضُ اأْل َ ْن
ِ َار َوآيَةُ النِّف
ِ صَ ان حُبُّ اأْل َ ْن
ِ آيَةُ اإْل ِ ي َم
"tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah
membenci kaum anshar."muttafaqun 'alaih6
Mencintai orang-orang yang beriman
dari abu hurairah رضي هللا عنه, ia berkata, 'rasulullah صلي هللا عليه وسلمbersabda,
َّ ا تَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َحتَّى تُ ْؤ ِمنُوا َواَل تُ ْؤ ِمنُوا َحتَّى ت ََح‚ ابُّوا أَ َواَل أَدُلُّ ُك ْم َعلَى َش‚ ْي ٍء إِ َذا فَ َع ْلتُ ُم‚‚وهُ‚ ت ََح‚ ابَ ْبتُ ْم أَ ْف ُش‚وا
الس‚اَل َم
بَ ْينَ ُك ْم
'kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman
sehingga kaum saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila
kaum lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." hr.
Muslim7
Mencintai saudaranya sesama islam
dari anas bin malik رضي هللا عنه, dari nabi صلي هللا عليه وسلم, beliau bersabda,
ار ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه َ َاَل ي ُْؤ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ أِل َ ِخي ِه أَوْ ق
ِ ال لِ َج
"tidak beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –
atau tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya." muttafaqun a'alaih8
Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik
dari abu hurairah رضي هللا عنه, dari rasulullah صلي هللا عليه وسلم, beliau bersabda,
ارهُ َو َم ْن َ ‚‚ر ْم َجِ ‚ت َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ‚ ِر فَ ْليُ ْك
ْ َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ خَ يْرً ا أَوْ لِيَصْ ُم
َ َكانَ ي ُْؤ ِمنُ ِباهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم
ُض ْيفَه
"barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik
atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah dia memuliakan tamunya." muttafaqun 'alaih.9
Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar
5
HR. al-Bukhari 15 dan ini adalah lafaznya, dan Muslim no. 44
6
HR. al-Bukhari no. 17 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 74
7
HR. Muslim no 54
8
HR. al-Bukhari no. 14 dan Muslim no. 45, ini adalah lafazhnya.
9
HR. al-Bukhari no (6018) dan Muslim no. 48 dan ini adalah lafazhnya.
dari abu sa'id al-khudri رضي هللا عنه, ia berkata, "saya mendengar rasulullah صلي
هللا عليه وسلمbersabda,
ِ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ أَضْ َعفُ ْا ِإل ْي َم، فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه،َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنكَراً فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه
ان
'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama)
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia
merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya
dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." hr. Muslim.10
Nasehat
dari tamim ad-darimi رضي هللا عنه, bahwasanya nabi صلي هللا عليه وسلمbersabda,
هَّلِل ِ َو ِل ِكتَا ِب ِه َو ِل َرسُوْ ِل ِه َوألَ ِئ َّم ِة ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َوعَا َّم ِت ِه ْم: ال
َ َ قُ ْلنَا ِل َم ْن ؟ ق. ُصي َْحة
ِ َّال ِّديْنُ الن
" agama adalah nasehat.' kami bertanya, 'untuk siapa?' beliau menjawab, 'untuk
Allah , kitab-nya, rasul-nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat islam secara
umum." hr. Muslim. 11
Iman adalah amalan yang paling utama
Dari abu hurairah رضي هللا عنه, sesungguhnya rasulullah صلي هللا عليه وسلمditanya:
َ َيل ثُ َّم َما َذا ق
ال َحجٌّ َم ْبرُو ٌر ِ ِال ْال ِجهَا ُد فِي َسب
َ ِيل هَّللا ِ ق َ ِال إِي َمانٌ بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ق
َ َيل ثُ َّم َما َذا ق َ أَيُّ ْال َع َم ِل أَ ْف
َ َض ُل فَق
'Apakah amalan yang paling utama?' beliau menjawab, 'iman kepada Allah dan
rasul-nya.' beliau ditanya lagi, 'kemudian apa?' beliau menjawab, 'jihad di jalan Allah ,
beliau ditanya lagi, 'kemudian apa?' beliau menjawab, 'haji yang mabrur." muttafaqun
'alaih.12
10
HR. Muslim (49).
11
HR. Muslim 55.
12
HR. al-Bukhari no. 26 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 83.
َ ‚ُق َوه َُو ُم ْؤ ِمنٌ َواَل يَ ْش َربُ ْالخَ ْم َر ِحينَ يَ ْش َربُهَا َوه
‚و ُ ْر ِ اَل يَ ْزنِي ال َّزانِي ِحينَ يَ ْزنِي َوه َُو ُم ْؤ ِمنٌ َواَل يَس
ُ ْر
ِ ق ِحينَ يَس
ٌُم ْؤ ِمن
"tidak berzina orang yang berzina saat berzina sedangkan dia dalam keadaan
beriman. Tidak mencuri orang yang mencuri saat dia mencuri sedangkan dia dalam
keadaan beriman. Dan tidak meminum arak (orang yang meminumnya) saat dia
meminum sedangkan dia dalam keadaan beriman." muttafaqun 'alaih.13
4, dari anas bin malik رضي هللا عنه, dari nabi ص‚لي هللا علي‚ه وس‚لم, beliau bersabda,
"akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'tiada ilah (yang berhak disembah)
selain Allah ' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari
neraka orang yang pernah berkata: 'tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah '
dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang
yang pernah berkata:'tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah ' dan di dalam
hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." dan dalam satu riwayat: 'iman' di tempat
'kebaikan'.
13
HR. al-Bukhari no. 2475 dan Muslim no. 57 dan ini adalah lafazhnya.
14
HR. al-Bukhari no. 1436 dan Muslim no. 123 dan ini adalah lafazhnya.
yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang berbuat kejahatan di masa
sesudah islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang pertama dan terakhir." muttafaqun
'alaih.15
Jawab:
Islam dalam pengertiannya secara umum adalah menghamba (beribadah) kepada
Allah dengan cara menjalankan ibadah-ibadah yang disyari'atkan-nya sebagaimana yang
dibawa oleh para utusan-nya sejak para rasul itu diutus hingga hari kiamat.
Ini mencakup apa yang dibawa oleh nuh عليه السالمberupa hidayah dan kebenaran,
juga yang dibawa oleh musa عليه السالم, yang dibawa oleh isa عليه السالمdan juga mencakup
apa yang dibawa oleh ibrahim عليه الس‚‚المimamul hunafa' (pimpinan orang-orang yang
lurus), sebagaimana diterangkan oleh Allah dalam berbagai ayat-nya yang menunjukkan
ّ
bahwa syari'at-syari'at terdahulu seluruhnya adalah islam kepada Allah ّعزوجل.
Sedangkan islam dalam pengertiannya secara khusus setelah diutusnya nabi
muhammad صلي هللا عليه وسلمadalah ajaran yang dibawa oleh beliau. Karena ajaran beliau
menasakh (menghapus) seluruh ajaran yang sebelumnya, maka orang yang mengikutinya
menjadi seorang muslim dan orang yang menyelisihinya bukan muslim karena ia tidak
menyerahkan diri kepada Allah , akan tetapi kepada hawa nafsunya.
Orang-orang yahudi adalah orang-orang muslim pada zamannya nabi musa علي‚‚ه
السالم, demikian juga orang-orang nashrani adalah orang-orang muslim pada zamannya
15
HR. al-Bukhari no. 50 dan Muslim 8 dan ini adalah lafazhnya.
16
Sumber: www.assunnah.or.id
nabi isa عليه السالم. Namun ketika telah diutus nabi muhammad صلي هللا عليه وسلم, kemudian
ia mengkufurinya, maka mereka bukan jadi orang muslim lagi.
Oleh karena itu tidak dibenarkan seseorang berkeyakinan bahwa agama yang
dipeluk oleh orang-orang yahudi dan nashrani sekarang ini sebagai agama yang benar dan
diterima di sisi Allah sebagaimana dienul islam.
Bahkan orang yang berkeyakinan seperti itu berarti telah kafir dan keluar dari dienul
islam, sebab Allah ta'ala berfirman.
Islam yang dimaksudkan adalah islam yang dianugrahkan oleh Allah kepada
muhammad صلي هللا عليه وسلمdan umatnya. Allah berfirman.
Di sini terlihat perbedaan antara mukmin dan muslim. Rumah yang berada di negeri
itu zhahirnya adalah rumah yang islami, namun ternyata di dalamnya terdapat istri luth
yang menghianatinya dengan kekufurannya. Adapun siapa saja yang keluar dari negeri itu
dan selamat, maka mereka itulah kaum beriman yang hakiki, karena keimanan telah
benar-benar masuk ke dalam hati mereka.
Perbedaan istilah ini juga bisa kita lihat lebih jelas lagi dalam hadits umar bin
khattab رضي هللا عنه, bahwa jibril pernah bertanya kepada nabi صلي هللا عليه وسلمmengenai
islam dan iman. Maka beliau menjawab : "islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah
selain Allah dan bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah , menegakkan shalat,
menunaikan zakat, puasa ramadhan dan berhaji ke baitullah". Mengenai iman beliau
menjawab : "engkau beriman kepada Allah , para malaikat-nya, kitab-kitab-nya, utusan-
utusan-nya, hari akhir, serta beriman dengan qadar yang baik dan yang buruk". (hr.
Bukhari dan muslim)
Walhasil, pengertian islam secara mutlak adalah mencakup seluruh aspek agama
termasuk iman. Namun jika istilah islam itu disandingkan dengan iman, maka islam
ditafsirkan dengan amalan-amalan yang zhahir yang berupa perkataan lisan dan perbuatan
anggota badan. Sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan batiniah berupa
i'tiqad-i'tiqad dan amalan hati.
Filsafat ketuhanan (teologi)
Teologi (bahasa yunani θεος, theos, "], tuhan", dan λογια, logia, "kata-kata,"
"ucapan," atau "wacana") adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama,
spiritualitas dan tuhan (lih. Bawah, "teologi dan agama-agama lain di luar agama
kristen").
Teologi/te·o·lo·gi/ /téologi/ n pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah ,
dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci) (cek:
https://kbbi.web.id/teologi)
Istilah teologi, dalam bahasa yunani adalah "theologia". ... Aliran pemikiran stois
yang didirikan oleh zeno (kira-kira 335-263 sm.) Memiliki pandangan "teologi natural
atau rasional", yang disebut oleh aristoteles, dengan istilah "filsafat teologi", sebutan
yang merujuk kepada filsafat teologi secara umum atau metafisika.20 jan 2011
Teologi sistematika (han) sistematis teologi adalah disiplin teologi kristen yang
merumuskan tertib, rasional, dan koheren rekening doktrin-doktrin iman kristen.
Subdisciplines yang dogmatics, etika dan filsafat agama.
Dalam kamus bahasa indonesia w.j.s. poerwardamita arti kata teologi pengetahuan
tentang tuhan, dasar-dasar kepercayaan kepada tuhan dan agama berdasarkan pada kitab-
kitab suci. Selanjutnya dalam kamus filsafat di sebutkan teologi secara sederhana yaitu
suatu studi engenai pertayaan tentang tuhan dan hubungannya dengan dunia realitas.
Dalam pengertian yang lebih luas, teologi merupkan salah satu cabang dari filsafat atau
bidang khusus inquiri filosofi tentnag tuhan (runes,1953:317).
Kata teologi berasal dari kata theos yang artinya tuhan dan logos yang artinya ilmu
atau pengetahuan. Jadi teologi adalah pengetahuan tentang tuhan(donder,2006:4).
Menurut maulana dkk,mengemukakan bahwa teologi secara arfiah berarti teori atau study
tentang tuhan. Dalam praktek, istilah ini dipakai untuk kumpulan doktrin (ajaran) dari
kelompok keagamaan tertentu atau pemikiran individu. Teologi atau dalam bahasa
sansekertanya brahmawidya atau brahma tattwa jnana adalah ilmu tentang tuhan (pudja,
1984:14).
Pada abad pertengahan, teologi merupakan subyek utama di sekolah-sekolah
universitas dan biasa disebut sebagai “the queen of the sciences”. Dalam hal ini ilmu
filsafat merupakan dasar yang membantu pemikiran dalam teologi.
Pengerian teologi menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
A. Menurut william l. Resse, teologi berasal dari bahasa inggris yaitu
theologyada lah pemikiran tentang ketuhanan.
B. Menurut william ockham, teologi adalah disiplin ilmu yang membicarakan
kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan.
C. Di dalam the new oxford illustrated dictionary (1978:1736) pengertian
teologi dinyatakan sebagai berikut: science ofreligion, study of god or gods, esp. Of
attributes and relations with man etc.; yang berarti ilmu agama, studi tentang tuhan yang
maha esa atau para dewa, teristimewa tentang atribut-nya dan hubungannya dengan
manusia, dan sebagainya.
D. Adian dalam jurnal perempuan untuk pencerahan dan kesetaraan (2001:52)
menyatakan teologi adalah pengetahuan yang illahi.
Istilah teologi, dalam bahasa yunani adalah "theologia". Istilah yang berasal dari
gabungan dua kata "theos, Allah " dan "logos, logika". Arti dasarnya adalah suatu catatan
atau wacana tentang, para dewa atau Allah . Bagi beberapa orang yunani, syair-syair
seperti karya homer dan hesiod disebut "theologoi". Syair mereka yang menceritakan
tentang para dewa yang dikategorikan oleh para penulis aliran stoa (stoic) ke dalam
"teologi mistis". Aliran pemikiran stois yang didirikan oleh zeno (kira-kira 335-263 sm.)
Memiliki pandangan "teologi natural atau rasional", yang disebut oleh aristoteles, dengan
istilah "filsafat teologi", sebutan yang merujuk kepada filsafat teologi secara umum atau
metafisika.
Teologi adalah: pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan
berdasarkan iman. Secara sederhana, iman dapat didefinisikan sebagai sikap manusia
dihadapan Allah , yang mutlak dan yang kudus, yang diakui sebagai sumber segala
kehidupan di alam semesta ini. Iman itu ada dalam diri seseorang antara lain melalui
pendidikan (misalnya oleh orang tua), tetapi dapat juga melalui usaha sendiri, misalnya
dengan cermat merenungkan hidupnya di hadapan sang pemberi hidup itu. Dalam hal ini
Allah dimengerti sebagai realitas yang paling mengagumkan dan mendebarkan.
Tentulah dalam arti terakhir itu berteologi adalah berfilsafat juga.
Iman adalah sikap batin. Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku dan
perbuatannya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan hidupnya. Jika iman yang
sama (apapun makna kata "sama" itu) ada pada dan dimiliki oleh sejumlah atau
sekelompok orang, maka yang terjadi adalah proses pelembagaan. Pelembagaan itu
misalnya berupa (1) tatacara bagaimana kelompok itu ingin mengungkapkan imannya
dalam doa dan ibadat, (2) tata nilai dan aturan yang menjadi pedoman bagi penghayatan
dan pengamalan iman dalam kegiatan sehari-hari, dan (3) tatanan ajaran atau isi iman
untuk dikomunikasikan (disiarkan) dan dilestarikan. Jika pelembagaan itu terjadi, lahirlah
agama. Karena itu agama adalah wujud sosial dari iman.
Sebagai ilmu, teologi merefleksikan hubungan Allah dan manusia. Manusia berteologi
karena ingin memahami imannya dengan cara lebih baik, dan ingin
mempertanggungjawabkannya: "aku tahu kepada siapa aku percaya" (2tim 1:12). Teologi
bukan agama dan tidak sama dengan ajaran agama. Dalam teologi, adanya unsur
"intellectus quaerens fidem" (akal menyelidiki isi iman) diharapkan memberi sumbangan
substansial untuk integrasi akal dan iman, iptek dan imtaq, yang pada gilirannya sangat
bermanfaat bagi hidup manusia masa kini.
Meski dalam hal-hal tertentu terjadi hubungan timbal balik yang cukup baik antara
teologi dan filsafat, bukan berarti keduanya bisa terus berjalan harmonis. Yang sering
muncul justru perbedaan-perbedaan, ketegangan dan pertentangan, bahkan itu terjadi
sejak awal. Setidaknya ini bisa dilihat pada perdebatan antara antara abu sa`id al-syirafi
(893-979 m) seorang teolog muktazilah dengan abu bisyr matta (870-940 m), guru filsafat
al-farabi yang beraliran nestorian, sebagaimana yang dikemukakan oliver leaman, adalah
bukti nyata akan hal itu, meski isi perdebatan tersebut sebenarnya baru menyangkut
persoalan bahasa dan logika.
Ketegangan teologi dan filsafat semakin kentara dan menonjol ketika pada masa al-farabi
yang ahli filsafat paripatetik menempatkan teologi (juga yurisprodensi) pada rangking
bawah setelah ilmu-ilmu filsafat, dalam hierarki ilmu yang disusunnya. Al-farabi
menyusun hierarki ilmunya terdiri atas ilmu-ilmu filsafat; metafisika, matematika, ilmu-
ilmu fisika /kealaman dan ilmu politik. Teologi dan fiqh ditempatkan dalam urutan paling
bawah dan sebagai su-bagian ilmu politik. Alasannya, secara metodologis, pengambilan
kesimpulan teologi tidak didasarkan atas prinsip-prinsip logika yang benar dan teruji
secara rasional, sehingga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Atau, menurut al-farabi,
teologi tidak bisa memberi pengetahuan yang menyakinkan, tapi baru pada tahap
mendekati keyakinan, sehingga ia hanya cocok untuk konsumsi masyarakat awam,
masyarakat non-filosofis dan bukan selainnya.
Penempatan posisi dan serangan yang dilakukan al-farabi sebagai ahli filsafat terhadap
teologi ini memberikan dampak serius bagi perkembangan kedua kelompok pemikiran
diatas, minimal telah menaikan pamor filsafat dalam percaturan pemikiran islam yang
sebelumnya masih dicurigai dan diabaikan. Kenyataannya, klasifikasi dan hierarki ilmu
al-farabi ini banyak dianut dan berpengaruh besar pada tokoh filsafat berikutnya, seperti
ibn sina (980-1037 m), ibn tufail (w. 1186 m) dan ibn rusyd (1126-1198), dan ibn
khaldun (1332-1406). Dalam muqaddimah-nya, ibn khaldun membagi ilmu-ilmu menjadi
dua bagian; ilmu-ilmu rasional (al-`ulûm al-aqliyah) dan ilmu-ilmu religius (al-`ulûm al-
naqliyah). Yang termasuk ilmu rasional adalah logika, matematika, fisika dan metafisika,
sedang bagian ilmu religius adalah ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu fiqh, teologi, tasawuf dan
tabir mimpi. Disini, teologi hanya lebih baik daripada tabir mimpi dan tasawuf dimana
yang disebut dua terakhir ini lebih merupakan bentuk keahlian dan implementasi daripada
sebuah ilmu.
Puncak ketegangan teologi dan filsafat terjadi pada masa al-ghazali (1058-1111 m), yakni
ketika ia sebagai wakil kaum teolog (mutakallimîn) menyerang pemikiran filsafat,
khususnya pemikiran filsafat al-farabi (870-950 m) dan ibn sina (980-1037 m), lewat
tulisannya dalam tahâfut al-falâsifat yang diulangi lagi dalam al-munqid min al-dlalâl.
Meski isi serangan tersebut lebih diarahkan pada persoalan metafisika daripada logika,
karena al-ghazali sendiri mengakui pentingnya logika dalam penjabaran ajaran-ajaran
agama, bahkan bidikan al-ghazali sebenarnya lebih tepat diarahkan pada pemikiran
filsafat yunani purba, seperti thales (545 sm), anaximandros (547 sm), anaximenes (528
sm) dan heraklitos (480 sm), bukan metafisika islam sendiri, sehingga tuduhannya
terhadap pemikiran al-farabi dan ibn sina tidak tepat, tetapi serangan tersebut telah
memberikan dampak dan gaung yang demikian besar dalam soal hubungan teologi dan
filsafat.(cek: https://www.kompasiana.com/anitawardana
/550070d3a333113072510d03 /filsafat-dan-teologi)
Pada mulanya teologi merupakan istilah yang digunakan oleh para pemikir kristen
untuk menunjukkan suatu disiplin ilmu yang membahas hal tuhan dan ketuhanan.
Terminologi teologi telah menjadi disiplin ilmu yang diakui oleh para pakar atau ilmuwan
dan secara aksiologis atau manfaat dalam penerapannya telah meluas ke seluruh dunia.
Disiplin ilmu teolgi menjadi demikian sangat berarti, karena kebeadaannya telah
memenuhi tiga persyaratan sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yakni: (1) syarat ontologis
atau objeknya jelas, (2) syarat epistemologis (procedure), dan (3) syarat aksiologis
(makna atau manfaat). Karena keabsahan dan keakuratan dari disiplin ilmu teologi
tersebut, maka epistemologi teologi telah menjadi pola, patokan, rujukan dalam
berteologi dari semua agama tanpa menyadari bahwa terminologi teologi setiap agama
tidak persis sama (donder, 2006:15)
(cek: https://suryawanhindudharma.wordpress.com/dukuments/pengertian-
teologi/)
Tritunggal
doktrin kristen atau kristiani tentang tritunggal atau trinitas (kata latin yang
secara harfiah berarti "tiga serangkai", dari kata trinus, "rangkap tiga")[1] menyatakan
bahwa Allah adalah tiga pribadi[2] atau hipostasis[3] yang sehakikat (konsubstansial)
—bapa, putra (yesus kristus), dan roh kudus—sebagai "satu Allah dalam tiga
pribadi ilahi". Ketiga pribadi ini berbeda, namun merupakan satu "substansi, esensi, atau
kodrat" (homoousios).[4] dalam konteks ini, "kodrat" adalah apa dia, sedangkan
Menurut misteri sentral dari keyakinan kristen pada umumnya ini, hanya ada
satu Allah dalam tiga pribadi: kendati berbeda satu sama lain dalam hubungan asal
terdapat di dalam alkitab. Ikhtisar yang paling sederhana mengenai doktrin ini
dirumuskan pada abad ke-4, umumnya berkaitan dengan penolakan terhadap apa yang
dipandang tidak selaras dengan keyakinan umum kristen. Elaborasi lebih jauh berlanjut
abad ke-4.[13] selama periode peralihan, dikemukakan beragam solusi tentatif, baik yang
lebih ataupun yang kurang memuaskan. [14] trinitarianisme dikontraskan dengan posisi-
sifat trinus (tiga masing-masing, rangkap tiga),[15] sebagaimana kata unitas merupakan
kata benda abstrak yang terbentuk dari unus (satu).
Kata yang sesuai dalam bahasa yunani adalah τριάς, yang artinya "satu set dari
tiga" atau "yang nomor tiga".[16] catatan pertama terkait penggunaan kata yunani ini
dalam teologi kristen adalah oleh teofilus dari antiokhia pada sekitar tahun 179. Ia
menulis:[17][18]
Dengan cara demikian juga ketiga hari sebelum [terciptanya] penerang, terdapat
tertullianus, seorang teolog latin yang menulis pada awal abad ke-3, dianggap
sebagai orang pertama yang menggunakan kata-kata latin terkait "trinitas", [20] "pribadi"
dan "substansi",[21] untuk menjelaskan bahwa bapa, putra, dan roh kudus adalah "satu
dan kepada roh".[26] yustinus martir (100 – kr. 165) juga menulis, "dalam nama Allah ,
bapa dan tuhan alam semesta, dan juruselamat kita yesus kristus, dan roh kudus". [27] bapa
gereja pertama yang tercatat menggunakan kata "trinitas" adalah teofilus dari
antiokhia yang menulis pada akhir abad ke-2. Ia mendefinisikan trinitas sebagai Allah ,
firman-nya (logos), dan kebijaksanaan-nya (sofia)[28] dalam konteks diskusi mengenai
tiga hari pertama penciptaan. Pembelaan pertama atas paham trinitas terjadi pada awal
abad ke-3 oleh salah seorang bapa gereja awal yang bernama tertulianus. Ia secara
eksplisit mendefinisikan trinitas sebagai bapa, putra, dan roh kudus serta membela teologi
trinitaris dalam upayanya melawan paham "praxean". [29] st. Yustinus dan klemens dari
aleksandria menggunakan trinitas dalam berbagai doksologi mereka, dan juga st.
Basilius dalam penerangan cahaya sore hari.[30]
Formulasi awal lainnya, dan sudah lebih filosofis, mengenai trinitas (tanpa
cara tertentu, adalah rangkap tiga. Injil filipus valentinian, yang bertarikh sekitar masa
tertulianus, mendukung rumusan trinitaris. Bagaimanapun, terlepas dari kemungkinan
pengaruhnya pada doktrin yang kemudian terbentuk sepenuhnya, mazhab valentinus
Kendati terdapat banyak perdebatan mengenai apakah keyakinan dari para rasul
sekadar diartikulasikan dan dijelaskan dalam pengakuan iman trinitaris, [31] atau terkorup
dan digantikan dengan keyakinan baru,[32][33] para akademisi mengakui bahwa pengakuan
iman itu sendiri dibuat sebagai tanggapan atas perbedaan pendapat mengenai kodrat bapa,
putra, dan roh kudus. Butuh waktu beberapa abad untuk menyelesaikan kontroversi
tersebut.
Perkembangan paling signifikan diartikulasikan selama empat abad pertama oleh
dibaptis. Pada tahun 269, sinode antiokhia mengutuk paulus dari samosata karena
teologi adopsionis yang ia kemukakan, dan juga mengutuk istilah homoousios
(ὁμοούσιος, "dari hakikat yang sama") karena ia menggunakannya.[34]
Sabellianisme mengajarkan bahwa bapa, putra, dan roh kudus pada esensinya
adalah satu dan sama, hanya perbedaan verbal, mendeskripsikan aspek-aspek atau peran-
peran berbeda dari suatu hakikat tunggal.[35] akibat pandangannya ini, sabellius
Allah ".[36] pada tahun 325, konsili nicea mengadopsi kredo nicea yang
mendeskripsikan kristus sebagai "Allah dari Allah , terang dari terang, Allah benar
dari Allah benar, diperanakkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan bapa". [37][38] kredo
(syahadat atau pengakuan iman) tersebut menggunakan istilah homoousios (dari satu
substansi) untuk mendefinisikan hubungan antara bapa dan putra. Setelah perdebatan
selama lebih dari lima puluh tahun, homoousios diakui sebagai ciri khas ortodoksi, dan
dikembangkan lebih lanjut menjadi formula "tiga pribadi, satu hakikat".
athanasius (293–373), yang hadir di konsili tersebut sebagai salah seorang
asisten dari uskup aleksandria, menyatakan bahwa para uskup terpaksa menggunakan
terminologi ini,[39] yang tidak terdapat dalam kitab suci, karena frasa biblika yang
menjadi preferensi mereka untuk digunakan diklaim oleh kaum arian untuk dapat
ditafsirkan dalam arti yang dipandang sesat oleh para uskup. [40] selain itu, makna dari
"ousia" dan "hipostasis" saling tumpang tindih sehingga "hipostasis" bagi beberapa
kalangan berarti "esensi" dan bagi kalangan lainnya berarti "pribadi".
Pengakuan iman dari konsili nicea hanya menyinggung sedikit tentang roh kudus.
[41]
doktrin keilahian dan kepribadian roh kudus dikembangkan oleh athanasius dalam
beberapa dekade terakhir hidupnya.[42] ia membela dan memperbaiki formula nicea. [41]
pada akhir abad ke-4, di bawah kepemimpinan basilius dari kaisarea, gregorius
dari nyssa, dan gregorius dari nazianzus (bapa-bapa kapadokia), doktrin ini
telah secara substansial mendapatkan bentuknya sebagaimana adanya saat ini.[41]
Mengenai trinitas, gregorius dari nazianzus mengatakan, "sejenak saya
membayangkan yang esa, saya diterangi kesemarakan yang tiga; sejenak saya
memperlainkan ketiganya, saya dihantar kembali ke dalam yang esa. Ketika saya berpikir
tentang salah satu dari yang tiga, saya berpikir tentang dia sebagai yang segala, dan kedua
mata saya berlinang-linang, dan bagian terbesar dari apa yang saya pikirkan luput dari
ingatan. Saya tidak mampu memahami keagungan yang esa itu sedemikian demi
menyandangkan keagungan yang lebih besar pada yang lainnya. Ketika saya
mengkontemplasikan yang tiga bersama-sama, saya melihat hanya satu suluh, dan tidak
devosi kepada trinitas berpusat di biara-biara perancis di tours dan aniane tempat
santo benediktus mendedikasikan gereja biara tersebut kepada trinitas pada tahun 872.
[44]
hari-hari perayaan baru dilembagakan pada tahun 1091 di biara cluny dan pada
tahun 1162 di canterbury; resistensi kepausan berlanjut hingga tahun 1331.[45]
Rumusan pembaptisan trinitaris
Dalam injil sinoptik, pembaptisan yesus seringkali diinterpretasikan sebagai
salah satu manifestasi dari ketiga pribadi trinitas: "sesudah dibaptis, yesus segera keluar
dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat roh Allah seperti burung
merpati turun ke atas-nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: 'inilah
anak-ku yang kukasihi, kepada-nyalah aku berkenan.'" mat. 3:16–17
baptisan umumnya
diberikan dengan rumusan trinitaris, "dalam nama bapa dan [putra] dan roh kudus". mat.
28:19
kalangan trinitaris mengidentifikasi nama ini dengan iman kristen yang melaluinya
baptisan merupakan inisiasi, sebagaimana contohnya diperlihatkan dalam pernyataan
basilius agung (330–379): "kita wajib untuk dibaptis dalam kata-kata yang telah kita
terima, dan untuk mengakukan iman dalam kata-kata yang di dalamnya kita telah
para rasul mendefinisikan dan menegaskan bahwa semua pertimbangan, yang serupa, [46]
lainnya harus digunakan dalam nama yesus kristus. Untuk alasan ini, mereka seringkali
berfokus pada pembaptisan dalam kisah para rasul. Mereka yang memberikan penekanan
besar pada pembaptisan dalam kisah para rasul sering juga mempertanyakan autentisitas
matius 28:19 dalam bentuknya yang sekarang. Kebanyakan akademisi kritik teks
perjanjian baru menerima autentisitas bagian tersebut, karena tidak ditemukan manuskrip
varian mengenai rumusan tersebut, dan bentuk yang sekarang dari bagian itu ditegaskan
dalam didache[47] dan karya-karya patristik lainnya dari abad ke-1 dan ke-2: ignatius,
[48]
tertullianus,[49] hippolitus,[50] siprianus,[51] dan gregorius thaumaturgus.[52]
Mengenai matius 28:19, gerhard kittel menyatakan:
Hubungan rangkap tiga [dari bapa, putra, dan roh kudus] ini segera menemukan
ekspresi tetap dalam formula triadik [sic] di 2 kor. 13:14 dan di 1 kor. 12:4–6. Bentuk
tersebut pertama-tama ditemukan dalam formula pembaptisan di matius 28:19; did., 7. 1
dan 3....[j]elas bahwa bapa, putra, dan roh kudus di sini bertautan dalam suatu hubungan
(tiga Allah ) atau bahkan dua. [54] Allah adalah esa, dan bahwa Allah adalah satu
hakikat tunggal dinyatakan dengan jelas dalam alkitab:
shema dari kitab suci ibrani: "dengarlah, hai orang israel: tuhan itu Allah kita, tuhan itu
esa!"ul. 6:4
Perintah pertama dari sepuluh perintah Allah —"jangan ada padamu Allah lain di
ul. 5:7
hadapan-ku."
Dan "beginilah firman tuhan, raja dan penebus israel, tuhan semesta alam: akulah yang
terdahulu dan akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-ku."yes. 44:6
Dalam perjanjian baru: "... Tuhan Allah kita, tuhan itu esa."mrk. 12:29
Menurut pandangan trinitaris, bapa dan putra dan roh kudus berbagi satu esensi,
substansi, atau hakikat yang sama. Penegasan sentral dan krusial mengenai iman kristen
adalah bahwa terdapat satu juruselamat, Allah , dan satu keselamatan, dimanifestasikan
dalam yesus kristus, yang dapat diakses hanya karena roh kudus. Allah perjanjian lama
masih sama dengan Allah perjanjian baru. Dalam kekristenan, pernyataan-pernyataan
mengenai satu Allah tunggal dimaksudkan untuk membedakan pemahaman ibrani dari
pandangan politeistik, yang memandang kuasa ilahi dimiliki bersama oleh beberapa
hakikat yang dapat saling berselisih paham dan terlibat konflik antara satu dengan yang
lainnya.
Satu Allah sebagai tiga pribadi
Dalam doktrin trinitaris, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi
satu hakikat, memiliki satu kodrat ilahi tunggal. [55] anggota-anggota trinitas sama dalam
kesetaraan dan kekekalan, satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak.
Sebagaimana dinyatakan dalam kredo athanasius, bapa tidak diciptakan, putra tidak
diciptakan, dan roh kudus tidak diciptakan, dan ketiganya adalah kekal (abadi) tanpa awal
mula.[56] "bapa dan putra dan roh kudus" bukan nama-nama bagian yang berbeda dari
[57]
Allah , tetapi satu nama Allah karena terdapat tiga pribadi di dalam Allah sebagai
satu entitas.[58] ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing pribadi
dipahami memiliki kodrat atau esensi yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang
memiliki kemiripan.[59]
Bagi kalangan trinitaris, penekanan pada kata "kita" di kejadian 1:26 adalah
mengenai pluralitas dalam ketuhanan, dan kejadian 1:27 berbicara mengenai persekutuan
dalam esensi ilahi. Salah satu kemungkinan interpretasi atas kejadian 1:26 adalah bahwa
relasi Allah dalam trinitas tercermin dalam manusia melalui relasi yang ideal antara
suami dan istri, dua pribadi yang menjadi "satu daging", sebagaimana dijelaskan
oleh, yang lain yang tetap ia selubungi" ( hilarius dari poitiers, mengenai trinitas 3:1).
[60]
Perikoresis secara efektif meniadakan gagasan bahwa Allah terdiri dari bagian-
bagian, namun adalah suatu keberadaan yang sederhana. Hal itu juga selaras dengan
doktrin yang menyebutkan bahwa persekutuan seorang kristen dengan putra di dalam
kemanusiaan-nya menghantarnya ke dalam persekutuan dengan dia yang terkandung di
dalam dirinya sendiri; dalam kata-kata rasul paulus, "seluruh kepenuhan ke-Allah an"
dan bukan suatu bagian (lihat pula: pengilahian (kristiani)). Perikoresis menyajikan
suatu figur intuitif tentang apa yang dapat dimaknai dari hal itu. Putra, firman yang kekal,
berasal dari kekekalan tempat kediaman Allah ; putra merupakan "rumah bapa",
sebagaimana putra berdiam di dalam bapa dan roh, sehingga ketika roh di-"berikan",
maka dapat terjadi seperti kata yesus, "aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim
piatu. Aku datang kembali kepadamu."yoh. 14:18
Menurut perkataan yesus, mereka yang telah menikah tidak lagi dua dalam
pengertian tertentu tetapi bergabung menjadi satu. Oleh karena itu, para teolog ortodoks
juga memandang hubungan pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
salah satu contoh persekutuan suci tersebut. "sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging."kej. 2:24 "demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah , tidak boleh diceraikan manusia."mat. 19:6
Hubungan asal dari kekekalan
Trinitarianisme menegaskan bahwa putra "diperanakkan" ( bahasa inggris:
begotten, atau "dilahirkan") dari bapa dan roh dihembuskan (bahasa inggris: proceeds,
atau "berasal dari") bapa, tetapi bapa "tidak diperanakkan ataupun dihembuskan".
Argumen mengenai apakah roh berasal dari bapa saja, atau dari bapa dan putra,
merupakan salah satu katalis terjadinya skisma besar, dalam hal ini berkaitan dengan
penambahan klausa filioque oleh pihak barat ke dalam pengakuan iman nicea.
Gereja katolik roma mengajarkan bahwa, dalam pengertian kata kerja latin
procedere (yang belum tentu mengindikasikan awal mula dan karenanya bersesuaian
dengan proses "melalui"), bukan dalam pengertian kata kerja yunani ἐκπορεύεσθαι (yang
mengimplikasikan awal mula), [61] roh "berasal" dari bapa dan putra. Gereja ortodoks
timur, yang mengajarkan bahwa roh "berasal" dari bapa saja, tidak memberikan
pernyataan apa pun perihal klaim perbedaan makna kedua kata itu, satu yunani dan satu
inggris: proceeds). Gereja ortodoks timur berkeberatan atas klausa filioque dengan
alasan eklesiologis dan teologis, dengan pandangan bahwa "dari bapa" berarti "dari bapa
saja".
Bahasa tersebut kerap dianggap menyulitkan karena, apabila digunakan berkenaan
dengan manusia atau makhluk ciptaan lainnya, maka akan mengimplikasikan waktu dan
perubahan; sedangkan ketika digunakan dalam konteks ini tidak untuk dimaknai bahwa
terdapat awal, perubahan hakikat, ataupun proses dalam satuan waktu. Putra
perbuatannya.[62]
Para teolog pra-nicea berpendapat bahwa segala sesuatu yang dilakukan trinitas
dikerjakan bersama-sama oleh bapa, putra, dan roh kudus dalam satu kesatuan kehendak.
Ketiga pribadi trinitas selalu berkarya tanpa terpisahkan, karena selalu merupakan karya
dari satu Allah . Kehendak putra tidak dapat berbeda dengan kehendak bapa karena
merupakan kehendak bapa. Ketiganya memiliki satu kehendak sebagaimana ketiganya
memiliki satu hakikat, sebab ketiganya adalah satu Allah . Menurut phillip cary, sama
sekali tidak akan ada trinitas seandainya terdapat hubungan komando dan kepatuhan
antara bapa dan putra, melainkan tiga tuhan.[63] mengenai hal itu st. Basilius mengatakan,
"ketika kemudian ia mengatakan, 'aku berkata-kata bukan dari diri-ku sendiri', dan lagi,
'aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh bapa kepada-ku', dan 'firman
yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-ku, melainkan dari bapa yang mengutus aku',
dan pada bagian lain, 'aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan bapa
kepada-ku', ini bukan karena ia tidak memiliki maksud intensional ataupun kuasa inisiasi,
bukan juga karena ia harus menunggu indikasi-kunci yang telah dipastikan sebelumnya,
sehingga ia menggunakan bahasa semacam ini. Tujuan dia adalah menyampaikan
kejelasan bahwa kehendak-nya sendiri terhubung dengan persatuan yang tak terpisahkan
dengan bapa. Jangan kemudian kita memahami apa yang disebut 'perintah' sebagai suatu
mandat yang harus ditaati yang disampaikan oleh organ-organ bicara, dan memberi
perintah kepada putra, seperti kepada subordinasi, mengenai apa yang dia harus lakukan.
Sebaliknya, dalam pengertian yang tepat tentang ketuhanan, mari kita melihat suatu
transmisi kehendak, seperti pantulan sebuah objek di cermin, berlalu tanpa indikasi waktu
para bapa latin dari abad ke-4 dan ke-5, khususnya hilarius dari poitiers, agustinus,
dan leo agung. Pada abad pertengahan, teori tersebut secara sistematis diajarkan oleh
para akademisi seperti bonaventura.[67]
roger e. Olson mengatakan kalau sejumlah teolog evangelikal memegang
pandangan bahwa terdapat suatu hierarki otoritas dalam trinitas dengan putra sebagai
subordinasi bapa: "injil yohanes membuat hal ini jelas karena yesus berulang kali
menyebutkan bahwa ia datang untuk melakukan kehendak bapa." [68] namun, olsen
mengingatkan bahwa hierarki dalam "trinitas ekonomis" perlu dibedakan dari "trinitas
imanen". Ia mengutip para bapa kapadokia, "bapa adalah sumber atau 'mata air' keilahian
di dalam ketuhanan; putra dan roh memperoleh keilahian mereka dari bapa dalam
kekekalan (sehingga tidak ada pertanyaan tentang ketidaksetaraan kodrat). Analogi
favorit mereka adalah matahari beserta panas dan cahayanya. Tidak ada yang
membayangkan matahari tanpa panas dan cahayanya, namun matahari merupakan sumber
dari keduanya."[68]
para uskup yang menolak rumusan tersebut, [72] sebagaimana dilakukan oleh beberapa
penerusnya, sementara kaisar pertama yang dibaptis dalam keimanan nicea adalah
Allah . Bagian-bagian yang memuat pola rangkap dua misalnya rom. 8:11, 2 kor. 4:14,
gal. 1:1, ef. 1:20, 1 tim. 1:2, 1 pet. 1:21, dan 2 yoh. 1:13. Bagian-bagian yang
merujuk pada ketuhanan dengan pola rangkap tiga misalnya mat. 28:19, 1 kor. 6:11 dan
12:4dst., gal. 3:11–14, ibr. 10:29, dan 1 pet. 1:2. Bagian-bagian tersebut menyajikan
materi yang dengannya kalangan kristen mengembangkan doktrin trinitas. [74] refleksi oleh
gereja perdana terhadap bagian-bagian seperti amanat agung: "karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-ku dan baptislah mereka dalam nama bapa dan
[putra] dan roh kudus"mat. 28:19 dan berkat oleh rasul paulus: "kasih karunia tuhan yesus
kristus, dan kasih Allah , dan persekutuan roh kudus menyertai kamu sekalian",2 kor. 13:14
bersama dengan shema yisrael yahudi: "dengarlah, hai orang israel: tuhan itu Allah
kita, tuhan itu esa!"ul 6:4[76] menuntun gereja perdana untuk membahas apakah bapa, putra,
dan roh kudus adalah "satu" atau "esa". Belakangan, referensi yang beragam akan Allah ,
yesus, dan roh yang termuat dalam perjanjian baru disistematisasi ke dalam satu trinitas—
satu Allah yang hidup dalam tiga pribadi dan satu substansi—untuk menentang
kecenderungan yang dipandang sesat seputar keterkaitan di antara ketiganya dan untuk
membela gereja terhadap tuduhan pemujaan dua atau tiga Allah .[77]
Beberapa akademisi membantah gagasan bahwa dukungan terhadap trinitas dapat
ditemukan dalam alkitab, dan berpendapat bahwa doktrin tersebut lebih merupakan hasil
dari interpretasi teologis daripada menyuarakan eksegesis kitab suci.[78][79] konsep ini
diungkapkan dalam tulisan-tulisan awal sejak awal abad ke-2, dan para akademisi yang
lain meyakini bahwa cara perjanjian baru berulang kali berbicara mengenai bapa, putra,
dan roh kudus seperti demikian menghendaki pembaca agar menerima pemahaman
trinitaris.[54]
dari teks asli,[80] dan kebanyakan akademisi bersepakat bahwa frasa tersebut merupakan
firman itu adalah Allah ."yoh. 1:1[82] injil yohanes berakhir dengan pernyataan tomas bahwa
20:28[77]
ia percaya yesus adalah Allah , "ya tuhanku dan Allah ku!" yoh. tidak ada
kecenderungan yang signifikan di antara para akademisi modern untuk menyangkal
bahwa yohanes 20:28 mengidentifikasi yesus dengan Allah . [83] yohanes juga
dalam injil sinoptik. Injil matius, sebagai contoh, memuat kutipan kata-kata yesus,
"semua telah diserahkan kepada-ku oleh bapa-ku." mat. 11:27
hal ini serupa dengan injil
yohanes, yang menuliskan kalau yesus berkata, "segala sesuatu yang bapa punya, adalah
aku punya."yoh 16:15
ayat-ayat tersebut biasa digunakan untuk membela kemahakuasaan
yesus, memiliki segala kuasa, serta kemahatahuan yesus, memiliki segala kebijaksanaan.
Beberapa ungkapan dalam surat-surat paulus juga ditafsirkan sebagai hal-hal
yang mengaitkan keilahian dengan yesus. Sebagai contoh: "karena di dalam dialah telah
diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh dia dan untuk dia" kol. 1:16
dan "sebab dalam
[kristuslah] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah an", kol. 2:9 serta dalam
klaim rasul paulus bahwa ia diutus "bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang
manusia, melainkan oleh yesus kristus dan Allah , bapa."gal. 1:1[85]
Beberapa kalangan mengemukakan bahwa yohanes menyajikan suatu hierarki
ketika mengutip yesus yang mengatakan, "bapa lebih besar dari pada aku", yoh. 14:28 suatu
pneumatomaki menyatakan bahwa roh kudus merupakan pribadi yang lebih rendah
daripada bapa dan putra. Di sisi lain, bapa-bapa kapadokia berpendapat bahwa roh
kudus merupakan pribadi yang setara dengan bapa dan putra.
Meskipun teks utama yang digunakan untuk membela keilahian roh kudus adalah
matius 28:19, para bapa kapadokia seperti basilius agung memberikan argumen dari
bagian lainnya seperti "tetapi petrus berkata: 'ananias, mengapa hatimu dikuasai iblis,
sehingga engkau mendustai roh kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah
itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual,
bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan
itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah .'"kis. 5:3–4[88]
Bagian lain yang dikutip para bapa kapadokia misalnya: "oleh firman tuhan langit
telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-nya segala tentaranya." mzm. 33:6
berdasarkan
pemahaman mereka, karena "nafas" dan "roh" dalam bahasa ibrani sama-sama tertulis "
"( "רּו ַחruach"), mazmur 33:6 mengungkapkan peranan putra dan roh kudus sebagai para
, dengan demikian membuktikan bahwa roh kudus setara dengan bapa dan putra.[89]
Mereka juga memadukan frasa "hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh
tuannya"yoh. 15:15 dengan 1 korintus 2:11 dalam suatu upaya untuk memperlihatkan bahwa
dari roh-roh malaikat yang lain yang diciptakan. [91] para bapa gereja tidak setuju, mereka
mengatakan bahwa roh kudus lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat, karena roh
kudus adalah pribadi yang memberikan prapengetahuan untuk bernubuat 1 kor. 12:8–10
pelindung,[92] serta tindakan dan esensi roh kudus yang dikarakterisasi dengan kebenaran,
sebagaimana ketiga pribadi trinitas dikaitkan dengan kebenaran (lih. Ayat 17), [93]
digunakan sebagai argumen-argumen bahwa roh kudus adalah pribadi ilahi; terutama
karena yesus menyebut roh kudus sebagai "penolong yang lain", yang dengan cara
tersebut mengungkapkan bahwa roh kudus sama dengan diri-nya sendiri dalam konteks
penolong manusia.[94]
Paralel perjanjian lama
perjanjian lama juga diinterpretasikan memberi pertanda trinitas, [95] dengan
menyebut firman Allah ,mzm 33:6 roh-nya,yes. 61:1 dan hikmat,ams. 9:1 serta narasi-narasi seperti
18[96]
penampakan ketiga orang kepada abraham.kej. bagaimanapun, secara umum
terdapat kesepakatan di antara para akademisi kristen trinitaris bahwa mengorelasikan
gagasan-gagasan tersebut secara langsung dengan doktrin trinitaris kemudian adalah di
dalam kitab-kitab hikmat dengan putra, dan "roh tuhan" dengan roh kudus. [97] bapa gereja
memproklamirkan putra".[99]
Kejadian 18–19 diinterpretasikan oleh kalangan kristen sebagai salah satu teks
"kedua malaikat" mengunjungi lot di sodom. Interaksi antara abraham di satu sisi dan
tuhan/tiga orang/kedua malaikat di sisi lainnya merupakan suatu teks menarik bagi
mereka yang percaya pada satu Allah dalam tiga pribadi. Yustinus martir, dan juga
yohanes calvin, menafsirkannya bahwa abraham dikunjungi oleh Allah , yang
kepada mereka: 'janganlah kiranya demikian, tuanku.'"kej. 19:18[101] agustinus melihat bahwa
lot menyapa mereka sebagai satu kesatuan ("tuanku") karena mereka merupakan satu
dapat ditemukan mulai dari masa yustinus martir dan melito dari sardis, serta
mencerminkan ide-ide yang telah terkandung dalam karya tulis filo.[106] semua teofani
dalam perjanjian lama karenanya dipandang sebagai kristofani, masing-masing
merupakan "penampakan prainkarnasi mesias".[107]
Penggambaran artistik
Trinitas paling sering diperlihatkan dalam karya seni kristen dengan roh kudus
direpresentasikan oleh seekor burung merpati, sebagaimana tercantum dalam kisah injil
mengenai pembaptisan yesus, yang hampir selalu ditampilkan dengan sayap-sayap
terkembang. Namun, terdapat beberapa penggambaran menggunakan tiga figur manusia
seorang pria yang lebih tua dengan janggut putih kemungkinan bersumber dari yang
lanjut usianya dalam alkitab, yang seringkali dikutip demi membela representasi yang
terkadang kontroversial ini. Bagaimanapun, dalam ortodoksi timur yang lanjut usianya
umumnya dipahami sebagai Allah putra, bukan Allah bapa (lihat di bawah)—beberapa
gambar bizantin awal yang menampilkan kristus sebagai yang lanjut usianya, [109] tetapi
ikonografi ini menjadi jarang terlihat. Ketika bapa digambarkan dalam karya seni, ia
terkadang ditampilkan dengan suatu halo yang berbentuk seperti segitiga sama sisi,
bukan lingkaran. Putra seringkali ditampilkan di sebelah kanan bapa. kis. 7:56 ia terkadang
bapa (kadang-kadang dalam posisi duduk di atas takhta) ditampilkan sedang menyokong
crucifix[110] atau, belakangan, putra tersalib yang terkulai, mirip pietà (jenis ini di jerman
dibedakan sebagai not gottes)[111] dengan kedua tangan-nya terentang, sementara sang
merpati melayang di atas atau di antara bapa dan putra. Popularitas subjek ini berlanjut
setidaknya sampai abad ke-18.
Pada akhir abad ke-15, berbagai representasi yang lebih besar, selain takhta
kerahiman, secara efektif dibakukan: suatu figur yang lebih tua dengan jubah polos
menunjukkan bapa, putra dengan torso yang sebagian telanjang untuk memperlihatkan
luka-luka sengsara-nya, serta sang merpati di atas atau di sekitar bapa dan putra. Dalam
representasi-representasi sebelumnya, baik bapa (khususnya) maupun putra seringkali
mengenakan mahkota dan jubah yang kompleks. Terkadang bapa sendiri yang
seorang pria yang lebih tua dengan janggut putih kemungkinan bersumber dari yang
lanjut usianya dalam alkitab, yang seringkali dikutip demi membela representasi yang
terkadang kontroversial ini. Bagaimanapun, dalam ortodoksi timur yang lanjut usianya
umumnya dipahami sebagai Allah putra, bukan Allah bapa (lihat di bawah)—beberapa
gambar bizantin awal yang menampilkan kristus sebagai yang lanjut usianya, [109] tetapi
ikonografi ini menjadi jarang terlihat. Ketika bapa digambarkan dalam karya seni, ia
terkadang ditampilkan dengan suatu halo yang berbentuk seperti segitiga sama sisi,
bukan lingkaran. Putra seringkali ditampilkan di sebelah kanan bapa. kis. 7:56 ia terkadang
bapa (kadang-kadang dalam posisi duduk di atas takhta) ditampilkan sedang menyokong
crucifix[110] atau, belakangan, putra tersalib yang terkulai, mirip pietà (jenis ini di jerman
dibedakan sebagai not gottes)[111] dengan kedua tangan-nya terentang, sementara sang
merpati melayang di atas atau di antara bapa dan putra. Popularitas subjek ini berlanjut
setidaknya sampai abad ke-18.
Pada akhir abad ke-15, berbagai representasi yang lebih besar, selain takhta
kerahiman, secara efektif dibakukan: suatu figur yang lebih tua dengan jubah polos
menunjukkan bapa, putra dengan torso yang sebagian telanjang untuk memperlihatkan
luka-luka sengsara-nya, serta sang merpati di atas atau di sekitar bapa dan putra. Dalam
representasi-representasi sebelumnya, baik bapa (khususnya) maupun putra seringkali
mengenakan mahkota dan jubah yang kompleks. Terkadang bapa sendiri yang
suku teutonik. Namun, ketika suku franka menganut katolisisme pada tahun 496,
paham tersebut menghilang secara bertahap. [113] nontrinitarianisme di kemudian hari
diperbaharui dalam gnostisisme yang dianut kaum katar pada abad ke-11 sampai
abad ke-13, pada abad pencerahan abad ke-18, dan dalam beberapa kolompok yang
timbul selama gerakan kebangunan rohani kedua abad ke-19.
Beberapa denominasi atau kelompok nontrinitaris modern misalnya
kristadelfian, sains kristen, gereja yesus kristus dari orang-orang suci
zaman akhir, iglesia ni cristo, saksi-saksi yehuwa, pentakostal keesaan,
gereja Allah hari ketujuh, dan persekutuan kristen universalis unitarian.
Pandangan islam
islam memandang yesus sebagai salah seorang nabi, namun tidak ilahi,[114] dan
Allah harus benar-benar tak terbagi (suatu konsep yang disebut tauhid).[115] beberapa
ayat dari al-qur'an digunakan untuk memandang bahwa doktrin trinitas adalah
penghujatan.[116][117]
Katakanlah, "dia-lah Allah , yang maha esa; Allah adalah tuhan yang bergantung
kepada-nya segala sesuatu; dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan; dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan dia."
— al-qur'an, surah 112 (al-ikhlas), ayat 1–4[118]
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "bahwasanya Allah salah
satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain
tuhan yang esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-
orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
— al-qur'an, surah 5 (al-ma’idah), ayat 73[119]
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "hai isa putra maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia, "jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?"
isa menjawab, "maha suci engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah engkau telah
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui
apa yang ada pada diri engkau. Sesungguhnya engkau maha mengetahui perkara yang
gaib-gaib."
— al-qur'an, surah 5 (al-ma’idah), ayat 116[120]
Terdapat beragam interpretasi atas ayat-ayat tersebut oleh para akademisi modern.
[121][122]
ayat 5:73 diinterpretasikan sebagai suatu kritik yang mungkin ditujukan pada
literatur siria yang menyebut yesus sebagai "yang ketiga dari yang tiga" ("the third of the
three" menurut terjemahan inggris atas surah 5:73) dan dengan demikian menolak
diberikan oleh umat kristen setempat (lih. Koliridianisme) kepada maria sebagai ibu
dalam arti khusus daripada suatu kesalahpahaman akan perjanjian baru itu sendiri.[124]
Terdapat juga perbedaan pendapat mengenai apakah ayat tersebut seharusnya
diartikan secara harfiah.[125] sebagai contoh, thomas menyatakan bahwa ayat 5:116 tidak
untuk dilihat sebagai uraian keyakinan sesungguhnya yang diakukan, tetapi lebih kepada
memberikan contoh syirik (mengklaim keilahian atas sesuatu selain Allah ) dan suatu
"peringatan terhadap devosi berlebihan kepada yesus dan penghormatan akan maria
yang melampaui batas, suatu pengingat yang terkait dengan tema sentral al-qur'an bahwa
hanya ada satu Allah dan dia saja yang harus disembah." [121] ketika dibaca dalam
pengertian ini, maka dapat dipahami sebagai suatu teguran, "terhadap pengilahian yesus
yang diberikan di bagian lain di dalam al-qur'an dan suatu peringatan terhadap
pengilahian maria secara virtual dalam konsili-konsili gereja abad kelima bahwa ia adalah
'pembawa-Allah '."[121]
Pandangan lain
Sesuai tradisinya, yudaisme mempertahankan suatu tradisi monoteisme dengan
mengesampingkan kemungkinan adanya tritunggal.[114]
Catatan tambahan
1. ^ sedikit sekali tulisan-tulisan arius yang masih terlestarikan hingga sekarang. Tulisan
yang ada saat ini kebanyakan berupa kutipan-kutipan dari para lawannya yang
mencerminkan pandangan mereka tentang apa yang ia katakan. Tidak ditemukan satu pun
agenda atau kelompok arian, tetapi lebih kepada beragam kritik seputar rumusan nicea
dari perspektif-perspektif berbeda. (lih. Williams, rowan. Arius spck (2nd edn, 2001)
p.95ff & pp.247ff)
2. ^ agustinus memiliki pengetahuan bahasa yunani yang buruk, dan tidak memiliki
pengetahuan tentang bahasa ibrani. Sehingga ia mempercayai septuaginta lxx, yang
membedakan κύριοιkej. 19:2 ('tuan-tuan', bentuk jamak vokatif) dengan κύριε kej. 19:18 ('tuan',
bentuk tunggal vokatif), meski dalam bentuk verbal bahasa ibrani, אדני-( נאna-adoni),
sama persis untuk kedua kasus tersebut.
Referensi dan catatan
1. ^ oxford dictionaries
2. ^ the family bible encyclopedia, 1972 p. 3790
3. ^ see discussion in herbermann, charles, ed. (1913). "person". Catholic
encyclopedia. New york: robert appleton company.
4. ^ definition of the fourth lateran council quoted in catechism of the catholic
church, 253
5. ^ "frank sheed, ''theology and sanity''". Ignatiusinsight.com. Diakses
tanggal 3 november 2013.
6. ^ "understanding the trinity". Credoindeum.org. 16 may 2012. Diakses
tanggal 16 aug 2016.
7. ^ "baltimore catechism, no. 1, lesson 7" . Quizlet.com. Diakses tanggal 3
november 2013.
8. ^ coppens, charles, s.j. (1903). A systematic study of the catholic religion.
St. Louis: b. Herder.
9. ^ "catechism of the catholic church, 253–267: the dogma of the holy
trinity".
10. ^ "trinity, doctrine of" in the oxford dictionary of the christian church (oxford
university press 2005 isbn 978-0-19-280290-3)
11. ^ matt slick, "the word trinity is not found in the bible"
12. ^ mcgrath alister e. Christian theology: an introduction blackwell, oxford
(2001) p.321
13. ^ mcgrath, alister e. Christian theology: an introduction blackwell, oxford
(2001) p.324
14. ^ kelly, j.n.d. early christian doctrines a & g black (1965) p. 88
15. ^ "lewis and short: ''trinus''". Perseus.tufts.edu. Diakses tanggal 2 january
2012.
16. ^ liddell & scott, a greek-english lexicon. Entry for τριάς, retrieved 19
december 2006
17. ^ theophilus of antioch, to autolycus, ii.xv (retrieved on 19 december 2006).
18. ^ w.fulton in the "encyclopedia of religion and ethics"
19. ^ aboud, ibrahim (fall 2005). Theandros an online journal of orthodox
christian theology and philosophy. 3, number 1.
20. ^ "against praxeas, chapter 3". Ccel.org. 1 june 2005. Diakses tanggal 2
january 2012.
21. ^ against praxeas, chapter 2 and in other chapters
22. ^ history of the doctrine of the trinity. Accessed 15 september 2007.
23. ^ see elizabeth lev, "dimming the pauline spotlight; jubilee fruits", 2009
24. ^ "orthodox outlet for dogmatic enquiries: on god". Oodegr.com. Diakses
tanggal 2 january 2012.
25. ^ eusebius of caesarea, church history iii.36
26. ^ "st. Ignatius of antioch to the magnesians (shorter recension), roberts-
donaldson translation". Earlychristianwritings.com. Diakses tanggal 3 november
2013.
27. ^ "first apology, lxi". Ccel.org. 13 july 2005. Diakses tanggal 3 november
2013.
28. ^ theophilus, apologia ad autolycum, book ii, chapter 15
29. ^ tertullian against praxeas
30. ^ mulhern, philip f. (1967) "trinity, holy, devotion", in new catholic
encyclopedia. Prepared by an editorial staff at the catholic university of america. New
york:mcgraw-hill, 14. 306
31. ^ a b bingham, jeffrey, "ht200 class notes", dallas theological seminary, (2004).
89. ^ st. Basil the great, on the holy spirit chapter 19.
90. ^ st. Basil the great, on the holy spirit chapter 21.
91. ^ "catholic encyclopedia: article ''pneumatomachi''". Newadvent.org. 1
june 1911. Diakses tanggal 2 january 2012.
92. ^ new jerusalem bible, standard edition published 1985, introductions and notes
are a translation of those that appear in la bible de jerusalem—revised edition 1973,
bombay 2002; footnote to joh 14:16.
93. ^ zondervan niv (new international version) study bible, 2002, grand rapids,
michigan, usa; footnote to joh 14:17.
94. ^ trinity—see "3 the holy spirit as a person".
95. ^ lihat kitab kebijaksanaan salomo#interpretasi mesianis oleh kalangan
kristen
96. ^ the oxford dictionary of the christian church (oxford university press, 2005
isbn 978-0-19-280290-3), article trinity, doctrine of the
a b
97. ^ "catholic encyclopedia: article ''the blessed trinity''" . Newadvent.org.
1 october 1912. Diakses tanggal 2 january 2012.
98. ^ "encyclopedia of religion", vol. 14, p.9360, on trinity
99. ^ gregory nazianzen, orations, 31.26
100. ^ for the two chapters as a single text, see letellier, robert. Day in mamre,
night in sodom: abraham and lot in genesis 18 and 19. Brill publishers: 1995.isbn
978-90-04-10250-7 pp.37ff. Web: 9 january 2010
a b c
101. ^ "francis watson, abraham's visitors, the journal of scriptural
reasoning, number 2.3, september 2002". Etext.lib.virginia.edu. Diakses tanggal 2
january 2012.
102. ^ swedenborg, emanuel. Heavenly arcana, 1749–58. Rotch edition. New york:
houghton, mifflin and company, 1907, in the divine revelation of the new jerusalem
(2012), n. 2149, 2156, 2218.
103. ^ swedenborg, n. 2319–2320.
104. ^ swedenborg, n. 10617.
105. ^ the trinity in the old testament archived 20101209095120 at
www.biblicalresources.info error: unknown archive url
106. ^ larry w. Hurtado, lord jesus christ: devotion to jesus in earliest
christianity. Wm. B. Eerdmans publishing, 2005 isbn 0-8028-3167-2 pp. 573–578
107. ^ "baker's evangelical dictionary of biblical theology: ''angel of the
lord''". Studylight.org. Diakses tanggal 2 january 2012.
108. ^ see below and g schiller, iconography of christian art, vol. I, 1971, vol ii,
1972, (english trans from german), lund humphries, london, figs i;5–16 & passim, isbn
0-85331-270-2 and isbn 0-85331-324-5
109. ^ cartlidge, david r., and elliott, j.k.. Art and the christian apocrypha, pp. 69–72
(illustrating examples), routledge, 2001, isbn 0-415-23392-5, isbn 978-0-415-23392-
7, google books
110. ^ g schiller, iconography of christian art, vol. Ii, 1972, (english trans from
german), lund humphries, london, figs i;5–16 & passim, isbn 0-85331-270-2 and isbn
0-85331-324-5, pp. 122–124 and figs 409–414
111. ^ g schiller, iconography of christian art, vol. Ii, 1972, (english trans from
german), lund humphries, london, figs i;5–16 & passim, isbn 0-85331-270-2 and isbn
0-85331-324-5, pp. 219–224 and figs 768–804
112. ^ von harnack, adolf (1 march 1894). "history of dogma". Diakses tanggal
15 june 2007. [in the 2nd century,] jesus was either regarded as the man whom god hath
chosen, in whom the deity or the spirit of god dwelt, and who, after being tested, was
adopted by god and invested with dominion, (adoptionist christology); or jesus was
regarded as a heavenly spiritual being (the highest after god) who took flesh, and again
returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic christology)
113. ^ cross, f.l. (1958). The oxford dictionary of the christian church. London: oup,
p. 81.
a b
114. ^ glassé, cyril; smith, huston (2003). The new encyclopedia of islam.
Rowman altamira. Hlm. 239–241. Isbn 0759101906.
115. ^ encyclopedia of the qur'an. Thomas, david. 2006. Volume v: trinity.
116. ^ qur'an 3:79–80 (terjemahan by shakir)
117. ^ qur'an 112:1–4 (terjemahan by shakir)
118. ^ qur'an 112:1–4 (terjemahan by shakir)
119. ^ qur'an 5:73 (terjemahan by shakir)
120. ^ qur'an 5:116 (terjemahan by shakir)
121. ^ a b c david thomas, trinity, encyclopedia of the qur'an
122. ^ mun'im sirry (1 may 2014). Scriptural polemics: the qur'an and other
religions. Oxford university press.
123. ^ s. Griffith: christians and christianity.
124. ^ edward hulmes: qur'an and the bible, the; entry in the oxford companion to
the bible.
125. ^ mun'im sirry (1 may 2014). Scriptural polemics: the qur'an and other
religions. Oxford university press. Hlm. 47.
Referensi lain
Routledge encyclopedia of philosophy online, on trinity, link
Bacaan lanjutan
Emery, gilles, o.p.; levering, matthew, ed. (2012). The oxford handbook of the trinity.
Isbn 978-0199557813.
Holmes, stephen r. (2012). The quest for the trinity: the doctrine of god in scripture,
history and modernity. Isbn 9780830839865.
Dolezal, james. "trinity, simplicity and the status of god's personal relations" ,
international journal of systematic theology 16 (1) (2014): 79–98.
fiddes, paul, participating in god : a pastoral doctrine of the trinity (london: darton,
longman, & todd, 2000).
Harris, b.p. (2006). Understanding the trinity. An encouragement to abide in the
doctrine in both faith and practice (pdf).
Johnson, thomas k., "what difference does the trinity make?" (bonn: culture and science
publ., 2009).
La due, william j., the trinity guide to the trinity (continuum international publishing
group, 2003 isbn 1-56338-395-0, isbn 978-1-56338-395-3).
Letham, robert (2004). The holy trinity : in scripture, history, theology, and worship.
Isbn 9780875520001.
o'collins, gerald (1999). The tripersonal god: understanding and interpreting the
trinity. Isbn 9780809138876.
olson, roger e.; hall, christopher a. (2002). The trinity. Isbn 9780802848277.
phan, peter c., ed. (2011). The cambridge companion to the trinity. Isbn 978-0-521-
87739-8.
So, damon w. K., jesus' revelation of his father: a narrative-conceptual study of
the trinity with special reference to karl barth . (milton keynes: paternoster, 2006).
Isbn 1-84227-323-x.
Hillar, marian, from logos to trinity. The evolution of religious beliefs from pythagoras to
tertullian. (cambridge university press, 2012).
Tuggy, dale (summer 2014), "trinity (history of trinitarian doctrines)" , stanford
encyclopedia of philosophy
Feazell, j. And morrison, m. (2013). You're included — complete list of trinitarian
conversations, 108 interviews with 25 theologians: ray s. Anderson, douglas a.
Campbell, elmer colyer, gerrit scott dawson, cathy deddo, gary w. Deddo, gordon fee,
trevor hart, george hunsinger, christian kettler, c. Baxter kruger, john e. Mckenna, jeff
mcswain, steve mcvey, paul louis metzger, paul molnar, roger newell, cherith fee
nordling, robin parry, andrew purves, andrew root, alan torrance, david torrance, robert
t. Walker, william paul young. 4th ed. Ebook grace communion international, pp. 1–
1279.
webb, eugene, in search of the triune god: the christian paths of east and west
(columbia, mo: university of missouri press, 2014)
(cek: https://id.wikipedia.org/wiki/tritunggal)
Teologi apofatis
Teologi apofatis, atau dikenal juga sebagai teologi negatif, via negativa atau via
negationis, adalah suatu teologi yang berusaha menjelaskan tuhan yang maha baik
dengan hanya berbincang mengenai apa yang tidak mungkin dikatakan mengenai
kebaikan sempurna, yaitu tuhan.[1] lawan pandangan ini adalah teologi katafatik.
Sebuah contoh dapat ditarik dari pernyataan teolog john scotus erigena (abad
ke-9): "kita tidak tahu apa itu tuhan. Tuhan, sendirinya, tidak mengetahui siapa diri-nya,
karena tuhan bukanlah sesuatu. Secara literal, tuhan bukanlah sesuatu, karena ia
bersifat melampaui keberadaan (being)."
Singkatnya, teologi negatif adalah sebuah usaha untuk menjelaskan pengalaman
relijius dan bahasa mengenai yang maha baik melalui pemisahan, dan dengan demikian
mengetahui tuhan bukanlah apa dan tidak tuhan adalah apa. Tradisi apofatis seringkali,
bukti bahwa diskursus atau praksis keagamaan tidak bisa memiliki nilai. [2] dalam teologi
apofatis, negasi teisme juga mensyaratkan negasi ateismenya yang berdampingan apabila
spekulatif’ merupakan sesuatu yang telah disingkirkan oleh tathagata." [4] dalam
kesempatan lain, sang buddha menggarisbesarkan empat jawaban yang cocok untuk
pertanyaan: iya atau tidak, analisis, pertanyaan balik, dan tidak menjawab pertanyaan. [5]
Dalam bukunya berjudul the silence of god: the answer of the buddha, raimundo
panikkar menganalisa empatbelas pertanyaan tidak terjawab tersebut dalam konteks
dialog kristen-buddhis, dan berkesimpulan bahwa posisi sang buddha dapat dijelaskan
dengan paling baik sebagai "apofatisme transendental", yaitu posisi di mana yang
transenden (dalam kasus ini, nirwana) dijelaskan melalui negasi.
Dalam tradisi kristen
Baik yahudi maupun kristen adalah agama-agama yang berdasar pada wahyu.
Tuhan memiliki sifat-sifat tertentu yang dipasangkan secara positif pada diri-nya. Kitab
sucinya diwahyukan; dalam kata lain, tuhan merepresentasikan diri-nya melalui kitab
suci. Sebagai contoh: kristen mengajarkan bahwa logos merupakan inkarnasi. Tipe
pemikiran ini disebut teologi katafatis.
tertullian mengatakan bahwa, "yang infinit hanya dapat diketahui dirinya sendiri.
Ini adalah yang memberikan kita penggambaran mengenai tuhan, meskipun ia berada di
luar seluruh konsepsi kita. Ketidakmampuan kita untuk meraih dia tetap memberikan kita
sedikit ide atas apa dia itu. Dia diberikan kepada pikiran kita dalam kebesaran-nya yang
transenden, yang pada saat yang bersamaan diketahui dan tidak diketahui."[6]
Santo cyril dari yerusalem menyatakan dalam homilinya: "karena kita tidak
menjelaskan apa itu tuhan tetapi mengakui secara jujur bahwa kita tidak memiliki
pengetahuan yang eksak mengenai-nya. Karena di dalam apa yang berhubungan dengan
Para bapa-bapa kapadokia pada abad ke-4 menyatakan bahwa mereka percaya
kepada tuhan, tetapi mereka tidak percaya bahwa tuhan ada dengan penginderaan yang
sama dengan benda-benda lainnya. Lebih jelas, mereka menyatakan bahwa semua hal
yang ada (eksis; exists) diciptakan, namun sang pencipta sendiri melampaui keberadaan
(eksistensi; existence). Esensi tuhan seluruhnya tidak dapat dijangkau manusia; manusia
gregorius dari nyssa, john chrysostom, dan santo basil yang agung. Yohanes
dari damaskus menggunakan teologi negatif ketika ia menulis bahwa pernyataan-
pernyataan positif mengenai tuhan "tidak" membukakan "sifat tuhan, namun hal-hal yang
melingkupi sifat tuhan". Teologi negatif tetap menjadi penting dalam ritus timur.
Pernyataan-pernyataan apofatis penting bagi banyak teolog modern dalam kristen
ortodoks.
Dalam teologi ortodoks, teologi apofatis dianggap lebih tinggi nilainya dibanding
teologi katafatis. Meskipun aquinas menganggap bahwa teologi positif dan negatif harus
dilihat sebagai lawan dialektis sebagaimana tesis dan antitesis menghasilkan sintesis,
negatif.[9] ini disampaikan dalam pengertian bahwa mistisisme adalah ekspresi terhebat
dari teologi dogmatis.[10]
Teologi negatif juga memiliki peranan dalam gereja katolik barat, meskipun
sifatnya lebih merupakan perlawanan terhadap arus tradisi teologi positif/katafatis yang
lebih umum dalam gereja tersebut. Sebagai contoh adalah teolog seperti meister
eckhart dan san juan de la cruz.
karen armstrong dalam bukunya the case for god (2009) menemukan sebuah
arus balik teologi apofatis dalam teologi posmodern.[11]
Menurut seorang kolaborator jangka panjangnya yaitu lee hoinacki, ivan illich,
sang sejarawan dan kritikus sejarah, dapat dipandang sebagai seorang teolog apofatis. Ini
disampaikannya dalam sebuah esai yang dipublikasikan untuk mengingat illich berjudul
"why philia?"
Dalam filsafat yunani
Sang penyair yunani kuno hesiod menuliskan dalam versinya mengenai kelahiran
para dewa dan penciptaan alam semesta bahwa chaos melahirkan dewa-dewi asal: eros,
gaia (bumi) dan tartarus, yang kemudian melahirkan erebus (kegelapan) dan nyx
(malam). Plato melanjutkan silsilah ini di dalam timaeus, bahwa dewa-dewi titan dan
olympian dilahirkan oleh langit dan bumi. Meski demikian, plato tidak mengungkapkan
sebuah teologi negatif. Forma kebaikan plato (yang oleh beberapa komentator
seringkali disamakan dengan forma kesatuan) bukannya tidak dapat diketahui melainkan
maupun nomenal, dan dimensi nomenal inilah yang memanifestasikan brahman. [13]
Referensi
1. ^ nicholas bunnin and jiyuan yu. "negative theology : the blackwell dictionary of western
philosophy : blackwell reference online". Diakses 2010-08-18.
2. ^ lonergan, bernard (1972), "method in theology", new york, n.y.:seabury press, isbn 0-
8164-2204-4
3. ^ buckley, michael j. (2004), "denying and disclosing god: the ambiguous progress of
modern atheism", new haven, c.t.: yale university press, p. 120ff, isbn 0-300-09384-5
4. ^ majjhima nikaya 72, aggivacchagotta sutta
5. ^ anguttara nikaya 4.42
6. ^ tertullian, apologeticus, § 17
7. ^ cyril, archbishop of jerusalem (c. 335), "catechetical homilies, vi §2", in schaff,
philip, nicene and ante-nicene fathers (2nd series) vii, peabody, mass.: hendrickson
publishers, inc. (published 1994), p. 33, retrieved 2008-02-01
8. ^ ware, kallistos (1963), the orthodox church, london: penguin group, p. 73, isbn 0-14-
020592-6
9. ^ lossky, the mystical theology of the eastern churchp. 26
10. ^ lossky, the mystical theology of the eastern churchp. 9
11. ^ la times: jack miles. Faith and belief: 'the evolution of god' by robert wright and 'the
case for god' by karen armstrong
12. ^ republik, 508d--e, 511b, 516b
13. ^ coward, harold g. And foshay, toby. Derrida and negative theology. State university of
new york, 1992. P. 21. Isbn 0-7914-0964-3.
(cek: https://id.wikipedia.org/wiki/teologi_apofatis)