Anda di halaman 1dari 5

Divisi Ilmu Penyakit Dalam Tanggal Pelaksanaan

FKH 513
Kelompok F (2/06/2021)

MAKALAH
MACAM-MACAM BENTUK MORFOLOGI ERITROSIT PADA HEWAN BAIK
YANG NORMAL MAUPUN PATOLOGIS
Disusun oleh :

Intan Pradika Putri, SKH B9404202112


Adham Ismail, SKH B9404202120
Muhammad Ihsan, SKH B9404202134
Widyastuti Pratiwi Suryadi, SKH B9404202152

Kelompok F PPDH Periode II Tahun Ajaran 2020/2021

Dosen Pengajar:
drh. Arief Purwo Mihardi, M.Si

PENYAKIT DALAM DAN PATOLOGI KLINIK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
GOLONGAN DARAH KUCING

Golongan darah pada kucing pertama kali diteliti pada tahun 1915 oleh Ottenberg dan
Thalhimer berdasarkan kekebalan isoaglutinin yang terbentuk. Kemudian pada tahun 1962
Eyquem mendeskripsikan bahwa pada kucing terdapat antigen A dan B. Tahun 1980 Auer
dan Bell menggolongkan kucing menjadi golongan darah A, B dan AB (Wardrop 2007).
Sama halnya dengan manusia kucing juga memiliki macam-macam golongan darah. Menurut
Knottenbelt (2002), menyebutkan bahwa hanya terdapat satu sistem pengelompokan
golongan darah pada kucing yaitu sistem AB. Sistem AB terdapat tiga macam golongan
darah pada kucing, yaitu A, B, dan AB. Frekuensi golongan darah A lebih dominan
dibandingkan golongan darah B, sedangkan golongan darah AB sangat jarang sekali. Kucing
golongan darah AB dapat dijumpai pada beberapa kucing Domestic Shorthair. Kucing
domestik dari berbagai negara juga menunjukkan bahwa frekuensi golongan darah A lebih
banyak dari golongan darah B dan AB (Giger et al. 1992).
Golongan darah A mempunyai antibodi yang lebih lemah terhadap golongan darah B.
Golongan darah AB tidak memproduksi antibodi yang bertentangan dan dapat
membahayakan pada golongan darah A dan B. Antigen golongan darah dicirikan oleh protein
spesifik pada membran eritrosit yaitu NeuGc-NeuGc-GalactoseGlucose-Ceramide (NeuGc
sebagai N-Glycolilneuraminicacid) sebagai mayor glikolipid penyusun golongan darah A
(dibawa oleh gen A) dan NeuAc-NeuAcGalactose-Glucose-Ceramide sebagai penyusun
golongan darah B (dibawa oleh gen B). Golongan darah AB merupakan bentuk antara
golongan darah A dan B (Griot-Wenk et al. 1993; Knottenbelt 2002). Gen A bersifat
dominan terhadap gen B (Callan dan Giger, 1994). Dengan demikian kucing yang
bergolongan darah A dapat berupa A homozigot (AA), dan A heterozigot (AB), sehingga
protein dalam eritrositnya merupakan gabungan dari gen A dan gen A atau gen A dan gen B.
Kucing yang bergolongan darah B, genotipe penyusun golongan darahnya hanya bersifat
homozigot (BB) (Gunanti et al. 2013).
Genotipe kucing golongan darah AB adalah AB (dengan proteinnya merupakan
bentuk antara gen A dan B). Sampai saat ini masih sulit untuk mendiskripsikan golongan
darah AB pada kucing. Griot-Wenk et al. (1993) menyatakan bahwa kucing yang
bergolongan darah AB ditemukan jika golongan darah B sudah benar-benar terdeteksi di
daerah tersebut. Biokimia golongan darah AB merupakan bentuk antara gen A dan gen B.
Gen AB resesif terhadap gen A tetapi dominan terhadap gen B. Anak kucing dengan
golongan darah AB yang dikandung oleh induk golongan darah B mempunyai risiko neonatal
erythrolysis karena antiserum A dari golongan darah B mengenali golongan darah AB
(Gunanti et al. 2013).
Kucing dengan golongan darah A memiliki prevalensi sebesar 67-87% pada kucing
non pedigree, dan memiliki prevalensi yang tingga pada kucing pedigree seperti Siamese,
Bengal, Birman dan Persia. Kucing dengan golongan darah tipe B memiliki prevalensi yang
rendah yaitu 7.9-30% pada non pedigree¸sedangkan ras yang memiliki prevalensi tinggi
terhadap golongan darah B yaitu British Shorthair, Ragdoll, Birman dan Rex. Golongan
darah tipe AB jarang ditemukan dengan prevalensi pada non pedigree yaitu 1.9-5% dan 2.6-
25.4% pada pedigree (Gunn-Moore et al. 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Gunanti et al. (2013) menunjukkan bahwa sebanyak
50 ekor kucing yang mewakili daerah Bogor dan Bekasi menunjukkan golongan darah A.
Faktor yang menyebabkan tingginya frekuensi golongan darah A yaitu, genotipe
penyusunnya menunjukkan bahwa gen A bersifat dominan dibandingkan gen B, jumlah
sampel yang diperiksa kemungkinan tidak cukup untuk memunculkan golongan darah B dan
AB, penurunan golongan darah dari induk ke anaknya, induk yang bergolongan darah A
cenderung akan melahirkan anak yang bergolongan darah A sehingga kemunculan anak yang
bergolongan darah B sangat kecil (Gunanti et al. 2013).
Menurut Spada et al. (2020), prevalensi dari tipe golongan darah pada kucing yang
ada di Italy menunukkan bahwa sebesar 84.4% dari jumlah kucing yang dilakukan tes
merupakan kucing dengan golongan darah tipe A, golongan darah tipe B menunjukkan
persentase sebesar 8.5%, sedangkan kucing dengan golongan darah tipe AB menunjukkan
persentase sebesar 7.1% dari jumlah kucing yang dilakukan tes.
Kucing memiliki antibodi yang akan melawan sel darah merah dari golongan darah
yang berbeda yang disebut dengan alloantibodies. Semua kucing bergolongan darah B
memiliki alloantibodies terhadap golongan darah tipe A, sekitar 1/3 dari kucing dengan tipe
golongan darah A memiliki titer mikroskopik yang rendah terhadap anti B-agglutinating
alloantibodies, sedangkan kucing yang memiliki golongan darah tipe AB tidak memiliki
alloantibodies terhadap golongan darah A maupun B (Spada et al. 2020).
Spada et al. (2020), juga melakukan uji terhadap adanya alloantibodies, pengujian
alloantibodies terhadap sampel golongan darah A sebesar 70.9% dari total kucing yang
bergolongan darah A, golongan darah B 89.5% dan golongan darah AB 78,1%. Hampir
semua (94.1%) kucing bergolongan darah B memiliki alloantibodies tergadap golongan
darah tipe A dan semua sampel yang menunjukkan adanya alloantibodies memperlihatkan
reaksi aglutinasi secara makroskopis. Sedangkan golongan darah tipe A yang memiliki
alloantibodies terhadap golongan darah tipe hanya 11.2% dari jumlah sampel yang dilakukan
tes dan 13.4% sampel yang menunjukkan adanya alloantibodies memperlihatkan rekasi
aglutinasi secara makroskopis dan 86.7% memperlihatkan reaksi aglutinasi secara
mikroskopis. Kucing dengan golongan darah AB tidak memnunjukkan adanya alloantibodies
terhadap golongan darah tipe A dan tipe B.
Sistem penggolongan darah yang baru-baru ini diidentifikasi pada kucing yaitu Mik
red cell antigen. Mik antigen ditemukan akibat dilakukannya test pencocokan silang terhadap
donor plasma darah tipe A dari kucing domestic shorthair yang sehat bernama ‘Mike’, yang
belum menerima transfusi, menunjukkan ketidakcocokan saat dilakukan transfusi darah dari
55 kucing bergolongan darah A, 3 kucing bergolongan darah B, serta 2 kucing bergolongan
darah AB. Kucing donor (Mike) memiliki antibody terhadap antigen yang tidak dimilikinya,
sehingga antigen ini disebut dengan ‘Mik’ antigen. Mik antigen jarang terdeteksi dan dapat
terdeteksi saat adanya incompatible crossmatch saat melakukan transplantasi ginjal antara
domestic shorthair (donor) dan resipien. Kucinng tersebut kemudian dibagi menjadi Mik
positif dan Mik negatif. Mik red cell antigen ditemukan adanya alloantibodies yang terbentuk
secara alami dan berbeda dengan sistem golongan darah AB pada kucing (Wardrop 2007).

ALAT/KIT TES GOLONGAN DARAH

Penggolongan darah dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan sampel darah
yang ditempatkan pada blood container yang mengandung EDTA (Ethylene Diamine
Tetraacetic Acid). Metode yang dapat digunakan untuk menentukan golongan darah dari
kucing yaitu CARD Method, SLIDE Method, TUBE Method, serta SLIDE Method. Metode
yang dapat digunakan dalam praktik klinis yaitu sistem kartu (RapidVet-H Feline®), prisnsip
kerja dari kit ini yaitu bergantung pada rekasi aglutinasi menggunakan antiserum anti-A
untuk mendeteksi antigen tipe A dan Triticum vulgaris lektin untuk mendeteksi antigen tipe
B. Lektin ini akan berikatan dengan bagian terminal dari NeuAc pada gangliosida tipe B
sehingga akan terjadi penggumpalan dari sel darah merah tipe B, tetapi tidak pada sel darah
merah tipe A (Seth et al. 2011).
Gambar 1. Kartu golongan darah RapidVet-H-feline, golongan darah tipe A (kiri) dan
golongan darah tipe B (kanan) (Barfield dan Amandatos 2011).

Metode lain yang dapat digunakan yaitu CHROM Method dengan menggunakan kit
DME VET A+B; Alvedia, prisnsip kerja dari kit ini yaitu menggunakan antibodi monoklonal
untuk melakukan diferensiasi terhadap tipe golongan darah (Seth et al. 2011).

Gambar 2. DME blood typing kit, yang dilengkapi dengan reagent stirip dan buffer. Sampel
darah berada pada tabung EDTA dengan hasil tes yaitu golongan darah tipe A
(Barfield dan Amandatos 2011).

Gambar 3. Golongan darah tipe AB dengan menggunakan DME blood type system (Barfield
dan Amandatos 2011).

Metode selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi golongan darah


pada kucing ialah menggunakan SLIDE Method. SLIDE Method dilakukan dengan cara
mencampurkan darah pada kaca objek dengan serum kucing tipe B, Triticum vulgaris lektin,
ataupun PBS sebagai kontrol. Darah yang telah ditetesi dengan reagen kemudian diaduk
selama 2 menit dan lihat adanya gumpalan pada campuran tersebut (Seth et al. 2011).
Gambar 4. Penggolongan darah menggunakan TUBE Method menunjukkan golongan darah
A (kiri) dan golongan darah B (kanan) (Seth et al. 2011).

Metode lain yang dapat dilakukan untuk identifikasi golongan darah pada
laboratorium yaitu dengan TUBE Method. TUBE Method menggunakan suspensi dari sel
darah merah yang kemudian diinkubasi dan disentrifugasi. Kemudian dilihat adanya lapisan
yang mengalami aglutinasi padat hingga terdispersi pada bagian atas atau didekat bagian atas
kolom gel. Suspensi yang tidak mengalami aglutinasi akan terakumulasi dibagian bawah
kolom (Seth et al. 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Barfield D, Amantados S. 2011. Feline blood transfusions: a pinker shade of pale. Journal of
Feline Medicine and Surgery. 13(1):11-23.
Callan MB, dan Giger U. 1994. Transfusion Medicine. In Consultations in Feline Medicine.
Louis (USA): Saunders Elsevier.
Giger U.1992. Feline transfusion medicine. Probl. Vet. Med. 4(4):600-611
Griot-Wenk M, Pahlsson P, Chisholm-Chait A, Spitalnik SP, Spitalnik SL, Giger U. 1993.
Biochemical characterization of the feline AB blood group system. Anim. Genet.
24(6):401-407.
Gunanti, Endrawati D, Supriadi HR, Siswandi R, Agungpriyono S. 2013. Identifikasi
golongan darah dan kemungkinan hubungannya dengan warna rambut pada kucing
domestik Indonesia (felis familiaris). Jurnal Kedokteran Hewan. 7(1):61-64
Gunn-Moore D, Simpson K, Day M. 2009. Blood types in Bengal cats in the UK. Journal of
Feline Medicine and Surgery. 11(10): 826-828.
Knottenbelt CM. 2002. The feline AB blood group system and its importance in transfusion
medicine. J. Feline Med. Surgery 4:69-76.
Seth M, Jackson KV, Giger U. 2011. Comparison of five blood-typing methods for the feline
AB blood group system. American Journal of Veterinary Research, 72(2), 203–209.
Spada E, Perego R, Baggiani L, Salatino E, Priolo V, Mangano C, Pennisi MG, Provebio D.
2020. Prevalence of blood types and alloantibodies of the AB blood group system in
non-pedigree cats from Nothern (Lombardy) and Southern (Sicily) Italy. Animals.
10(4):1-11.
Wardrop JK. 2007. New red blood cell antigens in dogs and cats-a welcome discovery.
Journal of Veterinary Internal Medicine. 21(2):205-206.

Anda mungkin juga menyukai