Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN 

COLIC ABDOMEN

A. DEFINISI
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini
adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang
kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang
diberikan adalah penghilangan rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu maka pemberian antibiotik, bila
ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu.
Batu saluran kencing merupakan penyakit yang sering terjadi, yang menimbulkan rasa
sakit hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak mendapat
penanganan secara cepat dan tuntas.

B. ETIOLOGI
1. Mekanis 
a. Adhesi / perlengketan pascah bedah ( 90% dari obstruksi mekanik )
b. Karsinoma
c. Volvulus
d. Intususepsi
e. Obstifasi
f. Polip
g. Striktur
2. Fungsional ( non mekanik )
a. Ileus Paralitik
b. Lesi medula spinalis
c. Enteritis regional
d. Ketidakseimbangan elektrolit
e. Uremia
C. KLASIFIKASI
Pada umumnya batu empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe kolesterol.
2. Tipe pigmen empedu.
3. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol
berlebihan hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu
yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin
dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin.

D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Mekanika sederhana – usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan
sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,  peningkatan bising usus (bunyi
gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah Kolik (kram) signifikan midabdomen,
distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada –  kemudian mempunyai ampas, bising
usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang
muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri
tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit
Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi :Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri
tekan terlokalisir hebat. 
Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid 
yang tertutup.
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
4. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.

G. KOMPLIKASI
1. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren
kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ
tersebut.
2. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah
turun.
3. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu
empedu mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan
saluran baru ke lambung, usus dan rongga perut.
4. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang
steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
5. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu
berukuran cukup besar.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 
2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus 
paralitik atau infeksi.
8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
DAFTAR PUSTAKA

Parense Elsando.
https://www.academia.edu/38022626/lp_colik_abdomen_benar_docx
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta:

Mediaction

Anda mungkin juga menyukai