Anda di halaman 1dari 39

TUGAS AKHIR – MN091382 [Trebuchet MS Bold 16 pt]

PERANCANGAN SINGLE BUOY MOORING SYSTEM


UNTUK FSO APHRODITE
[Trebuchet MS Bold 18 pt]

SEKAR KIRANA LARASATI


NRP. 4107 100 000

Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D.


Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
[Trebuchet MS 14 pt]

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2011
TUGAS AKHIR – MN091382 [Trebuchet MS Bold 16 pt]

PERANCANGAN SINGLE BUOY MOORING SYSTEM


UNTUK FSO APHRODITE
[Trebuchet MS Bold 18 pt]

SEKAR KIRANA LARASATI


NRP. 4107 100 000

Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D.


Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
[Trebuchet MS 14 pt]

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2011

i
FINAL PROJECT – MN091382 [Trebuchet MS Bold 16 pt]

SINGLE BUOY MOORING SYSTEM DESIGN OF FSO


APHRODITE
[Trebuchet MS Bold 18 pt]

SEKAR KIRANA LARASATI


NRP. 4107 100 000

Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D.


Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. [Trebuchet MS 14 pt]

DEPARTMENT OF NAVAL ARCHITECTURE & SHIPBUILDING ENGINEERING


Faculty of Marine Technology
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Surabaya
2011

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN SINGLE BUOY MOORING SYSTEM UNTUK


FSO APHRODITE

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Bidang Keahlian Rekayasa Perkapalan – Perancangan Kapal
Program S1 Jurusan Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:

SEKAR KIRANA LARASATI


NRP. 4107 100 000

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

[stempel jurusan]

Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
NIP. 19651002 198901 1 001 NIP. 19681212 199402 2 001

SURABAYA, 4 JANUARI 2011

iii
LEMBAR REVISI

PERANCANGAN SINGLE BUOY MOORING SYSTEM


UNTUK FSO APHRODITE

TUGAS AKHIR
Telah direvisi sesuai dengan hasil Ujian Tugas Akhir
Tanggal 25 Januari 2010

Bidang Keahlian Rekayasa Perkapalan – Perancangan Kapal


Program S1 Jurusan Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:

SEKAR KIRANA LARASATI


NRP. 4107 100 000

Disetujui oleh Tim Penguji Ujian Tugas Akhir:

1. Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D. ……..………………..…………………..

2. Prof. Ir. I K.A.P. Utama, M.Sc., Ph.D. ……..………………..…………………..

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir:

1. Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. ……..………………..…………………..

[stempel jurusan]

2. Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. ……..………………..…………………..

SURABAYA, 10 JANUARI 2011

iv
[Halaman Peruntukan]

HALAMAN PERUNTUKAN

Dipersembahkan kepada kedua orang tua atas segala dukungan dan doanya

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya Tugas Akhir ini
dapat selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu:
1. ________________________ selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan
motivasinya selama pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir ini;
2. ________________________ selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan
sarannya untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini;
3. ________________________ selaku Kepala Laboratorium Perancangan Kapal Jurusan
Teknik Perkapalan FTK ITS atas bantuannya selama pengerjaan Tugas Akhir ini dan atas
ijin pemakaian fasilitas laboratorium;
4. Lloyd’s Register of Shipping yang telah memberikan perangkat lunak Rulefinder 9.13
untuk mempermudah pencarian dan pemakaian Class rules dan statutory regulations;
5. Dan seterusnya …
Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.

Surabaya, 1 Januari 2010

Sekar Kirana Larasati

vi
PERANCANGAN SINGLE BUOY MOORING SYSTEM UNTUK FSO
APHRODITE

Nama Mahasiswa : Sekar Kirana Larasati


NRP : 4107 100 000
Jurusan / Fakultas : Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D.
2. Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.

ABSTRAK

Pembuatan tangki kapal pengangkut bahan kimia (chemical tanker) yang terbuat dari
stainless steels membutuhkan biaya yang mahal. Baja jenis ini selain mahal, pengerjaannya
juga membutuhkan perlakuan yang khusus. Seiring dengan perkembangan teknologi,
ditemukan suatu metode penggabungan lapisan dua material yang dinamakan cladding.
Cladding stainless steels-baja karbon memiliki kekuatan mekanik yang bagus pada baja
karbon dan sifat tahan korosi pada stainless steels. Namun kedua material ini memiliki
koefisien muai panas yang berbeda. Perbedaan tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan
deformasi lanjut apabila material tersebut diberi perlakuan PWHT (Postweld Heat
Treatment). Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan
koefisien muai panas terhadap deformasi pada sambungan butt-joint cladding stainless steels-
baja karbon setelah PWHT.
Di dalam Tugas Akhir ini dilakukan proses PWHT pada pengelasan sambungan butt-
joint pelat baja karbon yang telah di-claddingstainless steels dengan proses weld overlay.
Ukuran panjang dan lebar specimen 125 mm dan 100 mm. Variasi ketebalan basemetal adalah
12 mm, 14 mm dan 16 mm. Pelat baja karbon di-cladding dengan ketebalan ± 2 mm. Variasi
alur las pengelasan butt-joint menggunakan single V dan double V pada masing-masing
ketebalan. Kajian ini dititikberatkan pada besar deformasi lanjut akibat proses PWHT setelah
dilakukannya pengelasan butt-joint. Deformasi diukur setelah proses pengelasan butt-joint
sebelum PWHT dan setelah PWHT.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa besar deformasi setelah proses pengelasan lebih
besar pada variasi single V daripada variasi double V. Deformasi pada specimen single V tebal
14 mm, 16 mm, 18 mm beruturut-turut: 10.924⁰, 6.673⁰, 5.029⁰ dan pada double V : 9.090⁰,
3.377⁰, dan 3.548⁰. Sedangkan besar deformasi setelah PWHT pada variasi single V untuk
tebal 14 mm, 16 mm, 18 mm berturut-turut: 10.979⁰, 6.673⁰, 5.029⁰ dan pada double V:
9.202⁰, 3.605⁰, dan 3.548⁰. Selisih deformasi setelah PWHT lebih besar pada variasi double
V daripada variasi single V. Hasil perhitungan selisih deformasi pada single V tebal 14 mm,
16 mm, 18 mm adalah 0.055⁰, 0⁰, dan 0⁰ sedangkan pada double V berturut turut adalah
0.112⁰, 0.228⁰ dan 0⁰. Perbedaan koefisien muai panas antara stainless steels dan baja karbon
relative tidak berpengaruh secara signifikan terhadap deformasi setelah PWHT pada
sambungan butt-joint cladding stainless steels-baja karbon.

Kata kunci: cladding, stainless steels, PWHT, deformasi

vii
SINGLE BUOY MOORING SYSTEM DESIGN OF FSO APHRODITE

Author : Sekar Kirana Larasati


ID No. : 4107 100 000
Dept. / Faculty : Naval Architecture & Shipbuilding Engineering / Marine Technology
Supervisors : 1. Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D.
2. Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.

ABSTRACT

Tank manufacture of chemical tanker which is made of stainless steel requires high
cost. This type of steel is not only expensive but also requires special treatment. Alongwith
the developmentof technology, there is a method ofcombiningtwomaterials which is
calledcladding. Stainlesssteelcladdingofcarbonsteelhas the advantagesofgoodmechanical
propertiesoncarbonsteelandcorrosionresistant propertiesinstainlesssteel. But they
havedifferentthermalexpansioncoefficientswhich cause furtherdeformationafter postweld heat
treatment (PWHT). The objective of this final project is to find out the effect of different
thermal expansion coefficient in butt joint cladding stainless steel-carbon steel after PWHT.
In this Final Project PWHT is given to butt-joint of carbon steel plate which has been
cladded with stainless steel using weld overlay process.Length and width of specimen are 125
mm and 100 mm.Basemetal thickness variations are 12 mm, 14 mm and 16 mm. The
thickness of cladding is ± 2 mm. Groove variations in butt-joint are single V and double V for
each thickness.This study focused on deformation due PWHT after welding of butt-
joint.Deformation measured after butt-joint welding process and after PWHT.
From the test results, deformation after welding process is greater in single V than
double V. The deformation at single V with different thickness 14 mm, 16 mm and 18 mm are
10.924 ⁰, 6.673⁰, 5.029⁰ and at double V are 9.090⁰, 3.377⁰, 3.548⁰, while the deformation
after PWHT process at single V are 10.979⁰, 6.673⁰, 5.029⁰ and at double V are 9.202⁰,
3.605⁰, 3.548⁰. The difference of deformation (before and after PWHT) is greater at double V
speciment than single V. The difference deformation at single V with different thickness 14
mm, 16 mm, 18 mm are 0.055⁰, 0⁰, 0⁰ and at double V are 0.112⁰, 0.228⁰, 0⁰. The differences
of thermal expansion coefficient between stainless and carbon steel is not significant effect to
the further deformation after PWHT in butt-joint cladding stainless steel-carbon steel.

Keywords: cladding, stainless steels, PWHT, deformation

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................iii
LEMBAR REVISI.....................................................................................................................iv
HALAMAN PERUNTUKAN....................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................................vi
ABSTRAK................................................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................................viii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL....................................................................................................................xii
DAFTAR SIMBOL.................................................................................................................xiii
Bab I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
I.1. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
I.2. Perumusan Masalah......................................................................................................1
I.3. Batasan Masalah...........................................................................................................1
I.4. Tujuan...........................................................................................................................1
I.5. Manfaat.........................................................................................................................1
I.6. Hipotesis.......................................................................................................................1
Bab II STUDI LITERATUR......................................................................................................3
II.1. Landasan Teori.............................................................................................................3
II.1.1. SubBab2_1_1........................................................................................................3
II.2. Tinjauan Pustaka..........................................................................................................4
II.2.1. SubBab2_2_1........................................................................................................4
II.2.2. SubBab2_2_2........................................................................................................5
Bab III METODOLOGI.............................................................................................................7
III.1. Metode......................................................................................................................7
III.1.1. SubBab3_1_1....................................................................................................7
III.2. Bahan dan Peralatan.................................................................................................7
III.2.1. SubBab3_2_1....................................................................................................7
III.3. Proses Pengerjaan.....................................................................................................7
III.4. Lokasi Pengerjaan.....................................................................................................7
III.5. Bagan Alir.................................................................................................................7
Bab IV Judul_Bab_4...................................................................................................................9
IV.1. SubBab4_1................................................................................................................9
IV.1.1. SubBab4_1_1....................................................................................................9
IV.2. SubBab4_2................................................................................................................9
IV.2.1. SubBab4_2_1....................................................................................................9
Bab V Judul_Bab_5..................................................................................................................11
V.1. SubBab5_1.................................................................................................................11
V.1.1. SubBab5_1_1......................................................................................................11
V.2. SubBab5_2.................................................................................................................11
V.2.1. SubBab5_2_1......................................................................................................12
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................13
VI.1. Kesimpulan.............................................................................................................13
VI.2. Saran.......................................................................................................................13
YDAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A HASIL PENGUKURAN DEFORMASI SPESIMEN
LAMPIRAN B KOMPOSISI KIMIA BAJA KARBON
BIODATA PENULIS
DAFTAR GAMBAR

YGambar II.1. Lokasi Pelabuhan Dalian, Cina..........................................................................3


Gambar II.2. Gunung Biru..........................................................................................................4
Gambar II.3. Jumlah kapal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya tahun 1998-2008..............4
DAFTAR TABEL

YTabel V.1. Susunan Perlengkapan Kapal...............................................................................11


Tabel V.2. Jumlah Kapal Niaga yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya..........11
Tabel V.3. Susunan ABK..........................................................................................................11
Tabel V.4. Perkembangan Penduduk di Kawasan Studi Tahun 1999-2003.............................12
DAFTAR SIMBOL

Q = Heat input bersih (Watt)


ή = Koefisien dari efisiensi las
U = Tegangan yang digunakan pada saat pengelasan (Volt)
I = Besarnya arus listrik yang digunakan (Ampere)
qe = Heat flux (Watt/m2)
Af = Luas area pembebanan yang dihasilkan dari proses pengelasan (m2)
Ae = Luas area elektroda yang digunakan (m2)
λ = Koefisien dari konduktifitas panas, (J.m-1.s-1.K-1)
q2 = Heat flow density ( J.m-2.s-1 )
∂T /∂n = Gradien dari temperatur (K.m-1 )
C = Specific heat capacity (J.kg-1.K-1)
ρ = Massa jenis material (kg.m-3)
q3 = Volume jenis dari sumber panas (W.m-3)
α = Difusi termal, (m2.s)
60 EI
J = Masukan panas = V (Joule/cm)
o
T = Suhu di daerah HAZ ( C)
T0 = Suhu mula material las (oC)
t = Tebal material las (mm)
ε = Regangan
E = Modulus Young
σI = Tegangan dalam orde 1
σII = Tegangan dalam orde 2
σIII = Tegangan dalam orde 3
 = Tegangan sisa yang terjadi
x = Tegangan tegak lurus garis las
y = Tegangan searah garis las
x = Regangan tegak lurus garis las
y = Regangan searah garis las
 = Angka perbandingan poison
τ = Tegangan geser
Fs = Gaya (N)
As = Luas bidang geser (m2)
G = Modulus geser
γ = Regangan geser
M0 = Momen bending
Qo = Gaya geser
Ω = Angular distortion
w = Distorsi
σy = Tegangan yield
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

I.2. Perumusan Masalah

I.3. Batasan Masalah

I.4. Tujuan

I.5. Manfaat

I.6. Hipotesis
Perbedaan koefisien muai panas antara baja karbon (basemetal) dengan stainless steels
(cladding) pada pelat claddingstainless steels-baja karbon dapat memperbesar deformasi
setelah Postweld Heat Treatment (PWHT).
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB II
STUDI LITERATUR

II.1. Landasan Teori

5
y 0 =ax +bx +c (II.)
Z = X2 (II.)
2
y 1 =ax +bx+ c (II.)
4
y 2 =ax +c (II.)
Persamaan dan adalah persamaan yang dipakai untuk menghitung luas permukaan
basah dari model yang telah dibuat. Tetapi persamaan , bla bla bla ...
A = b+c (II.)
Fenomena tersebut dapat digambarkan dengan jelas seperti yang ditunjukkan oleh
persamaan .

II.1.1. SubBab2_1_1
Pelabuhan Dalian di Cina mempunyai lokasi yang sangat strategis karena dekat dengan
Beijing dan Tianjin, seperti terlihat pada .
Gambar II.. Lokasi Pelabuhan Dalian, Cina

Gambar II.. GunungBiru

menunjukkan kondisi Gunung Biru di daerah X dan sekitarnya[ CITATION Raw01 \l


1033 ]. Bla bla bla …
II.2. Tinjauan Pustaka

90
80
70
60
50 East
40
West
30
20 North
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Sumber: Hasil analisis


Gambar II.. Jumlah kapal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya tahun 1998-2008

Pada terlihat bahwa jumlah kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Perakdalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir (1998-2008) menunjukkan kecenderungan
naik[ CITATION Cla00 \l 1033 ].

II.2.1. SubBab2_2_1
II.2.2. SubBab2_2_2

Bla...bla...bla...
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB III
METODOLOGI

III.1. Metode

III.1.1.SubBab3_1_1

III.2. Bahan dan Peralatan

III.2.1.SubBab3_2_1

III.3. Proses Pengerjaan

III.4. Lokasi Pengerjaan

III.5. Bagan Alir


Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB IV
JUDUL_BAB_4

IV.1. SubBab4_1

IV.1.1. SubBab4_1_1

IV.2. SubBab4_2

IV.2.1. SubBab4_2_1
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB V
JUDUL_BAB_5

V.1. SubBab5_1

V.1.1. SubBab5_1_1
Sesuai dengan Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS), peralatan radio
komunikasi yang harus dibawa oleh sebuah kapal bukan ditentukan oleh ukuran dari kapal
tersebut melainkan ditentukan oleh daerah pelayarannya [ CITATION Kur09 \l 1033 ].Hal ini
dijabarkan dalam SOLAS Chapter IV: Radiocommunications.
Tabel V.. Susunan Perlengkapan Kapal

menunjukkan bla bla bla …

V.2. SubBab5_2
Jenis kapal yang sering berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Perak ada tiga (3) macam
(lihat,, dan ).
Tabel V.. Jumlah Kapal Niaga yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Terlihat pada

bahwa bla bla bla …


Tabel V.. Susunan ABK

, , daan menggambarkan situasi permintaan terhadap 3 (tiga) jenis kapal yang sering
singgah di Pelabuhan Tanjung Perak dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
V.2.1. SubBab5_2_1

Tabel V.. Perkembangan Penduduk di Kawasan Studi Tahun 1999-2003


Pertumbuhan
N Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kelurahan/ Desa (%)
o
1999 2000 2001 2002 2003
1 Kelurahan Banyuanyar 5826 5840 5987 6051 6395 0.024
2 Kelurahan Dalpenang 5376 5335 5380 5417 5546 0.008
3 Kelurahan Gunungsari 10428 10506 10836 11050 12001 0.029
4 Kelurahan Karangdalem 4548 4578 4713 4830 5601 0.043
5 Kelurahan Ronglengah 6428 6513 6671 6789 7295 0.026
6 Kelurahan Polagan 3084 3130 3367 3534 3945 0.05
7 Desa Tanggumong 4424 4456 4878 5143 6427 0.079
Jumlah 40114 40358 41832 42814 47210 0.033
Sumber: Sidoarjo Dalam Angka, 2004
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dan penelitian maka kesimpulan dari Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:

1.

2.

3. Dst. …

VI.2. Saran
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR PUSTAKA

[Referensi berupa Buku]


Harvald, S.S. (1983). Resistance and Propulsion of Ships. New York: John Wiley and Sons.
Rawson, K.J. and Tupper, E.C. (2001). Basic Ship Theory (5th ed., Vol. 1). Oxford:
Butterworth-Heinemann.
van Dokkum, K. (2005). Ship Knowledge. Enkhuizen, The Netherlands: Dokmar.
Watson, D. (1998). Practical Ship Design (Vol. 1). (R. Bhattacharyya, Ed.) Oxford: Elsevier.

[Referensi berupa bagian dari Buku dengan editor]


Linde, H. (2004). Multipurpose Cargo Ships. In T. Lamb (Ed.), Ship Design and Construction
(Vol. 2, pp. 27-35). New Jersey.

[Referensi berupa artikel dalam Jurnal]


Ikehata, M., and Chandra, S. (1989). Theoritical Calculation of Propulsive Performances of
Stator-Propeller in Uniform Flow by Vortex Lattice Method. Journal of the Society
of Naval Architects of Japan, 166, 17-25.

[Referensi berupa makalah dalam buku Prosiding hasil seminar atau conference]
Clarke, D. and Kurniawati, H.A. (2000). “Can Ship Manoeuvring be Chaotic?”. In M. Blanke
(Ed.), Proceedings of 5th IFAC Conference on Manoeuvring and Control of Marine
Crafts 2000, (pp. 339-344). Aalborg, Denmark.

[Referensi berupa TA/Tesis/Disertasi/Report/Project]


Aryawan, W.D. (2003). Ph.D. Thesis. An Investigation into the Potential of Multiple Rows
Ducted Propellers for Marine Applications . Newcastle upon Tyne, UK: University
of Newcastle upon Tyne.

[Referensi berupa Handout (catatan kuliah)]


Kurniawati, H.A. (2009). Lecture Handout. Ship Outfitting . Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS).

[Referensi berupa artikel dari Internet]


International Maritime Organization (IMO). (2012, April 12). Titanic Remembered by IMO
Secretary-General. Retrieved May 4, 2012, from IMO web site: http://www.imo.org

[Referensi berupa Dokumen Pemerintah / Lembaga Dunia]


International Maritime Organization (IMO). (Consolidated Edition 2009). International
Convention for the Safety of Life at Sea, 1974, as amended (SOLAS 1974). London:
IMO Publishing.

[Referensi berupa Engineering Standars]


ASTM A370. (2004). Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing of Steel
Products . New York: American Society for Testing and Materials (ASTM).

[Referensi berupa artikel dalam Majalah dan Surat Kabar]


Sjahrir, A. (1993, Maret 22). Prospek Ekonomi Indonesia. Jawa Pos . Surabaya.
Weber, B. (1985, October 20). The Myth Maker: The Creative Mind. New York Times
Magazines, 42. New York.

[Referensi lainnya (Manual, Brosur, dll)]


Japan Radio Co. (JRC). (2009). Catalogue. Electronic Chart Display and Information System
(ECDIS) . Tokyo.
LAMPIRAN A
HASIL PENGUKURAN DEFORMASI SPESIMEN
A. TEBAL 14 mm

1. Single V
Before PWHT
x/y 0 15 30 45 60 75 105 120 135 150 165 180
2.4 4.5 11.2 19.7 26.1 30.8
0 0.50 0.92 3 7 7.85 5 17.45 8 22.00 7 4 34.40
1.9 4.1 11.1 19.3 26.2 30.9
25 0.20 0.85 4 2 7.52 0 17.12 4 22.08 8 9 34.76
1.6 3.7 11.0 18.6 25.3 30.1
50 0.00 0.70 5 5 7.15 0 16.46 6 21.27 6 2 34.03
1.5 3.5 10.9 18.5 25.0 29.7
75 0.20 0.55 2 1 6.95 5 16.30 1 20.95 6 5 33.41
- 1.2 3.2 10.8 18.4 24.6 29.1
100 0.50 0.37 1 5 6.25 5 16.31 6 20.82 5 8 32.75
rata- 1.7 3.8 11.0 18.9 25.5 30.1
rata 0.08 0.68 5 4 7.14 3 16.73 5 21.42 0 8 33.87

After PWHT
x/y 0 15 30 45 60 75 105 120 135 150 165 180
2.0 4.7 11.1 19.5 25.5 30.8
0 0.10 0.95 1 5 7.67 0 17.37 0 22.85 0 5 34.46
1.8 4.5 10.8 19.1 25.7 30.5
25 0.05 0.84 5 2 7.52 5 17.00 5 22.55 5 0 34.50
1.9 3.5 11.2 18.7 25.9 30.0
50 0.00 0.67 5 9 6.85 5 17.00 8 21.18 5 0 33.92
- 1.5 3.2 10.9 18.5 25.7 29.5
75 0.14 0.59 8 0 6.58 5 16.85 9 21.85 5 0 33.10
- 1.1 3.2 10.4 19.6 25.0 29.4
100 0.28 0.45 5 5 6.12 5 16.58 8 21.53 0 5 32.96
rata- - 1.7 3.8 10.9 19.1 25.5 30.0
rata 0.05 0.70 1 6 6.95 2 16.96 4 21.99 9 6 33.79

2. Double V
Before PWHT
x/y 0 15 30 45 60 75 105 120 135 150 165 180
3.9 11.3 16.7 25.4
0 0.08 -0.04 1.48 5 7.67 4 15.65 5 18.28 20.55 0 28.33
4.1 11.3 16.0 25.0
25 0.08 -0.05 1.65 7 7.82 4 15.54 8 17.31 20.15 5 27.90
4.4 11.8 16.7 25.1
50 0.00 0.15 1.84 2 7.88 1 16.15 1 17.92 20.41 1 28.33
- 4.6 11.8 17.5 25.4
75 0.16 0.18 1.69 8 8.40 5 16.99 0 18.86 21.12 1 28.80
- 4.8 12.1 17.9 25.4
100 0.30 0.32 2.13 0 8.59 1 16.78 5 19.14 21.15 8 28.92
rata- - 4.4 11.6 17.0 25.2
rata 0.06 0.11 1.76 0 8.07 9 16.22 0 18.30 20.68 9 28.46
After PWHT
x/y 0 15 30 45 60 75 105 120 135 150 165 180
0 - 0.18 1.48 4.0 8.15 11.6 15.05 16.6 18.60 21.05 25.9 28.74
0.26 5 9 2 5
- 4.2 11.7 16.5 25.5
25 0.10 0.19 1.92 5 8.20 7 15.62 7 18.29 20.75 5 28.78
4.5 12.1 17.1 25.1
50 0.00 0.12 1.86 0 8.45 1 16.12 9 18.85 20.95 5 29.04
- 5.1 12.1 18.0 25.4
75 0.07 0.22 2.25 5 8.85 3 17.06 5 19.58 21.75 5 29.25
- 5.2 12.0 18.5 25.1
100 0.26 0.52 2.50 5 8.60 7 17.70 0 20.30 21.78 3 29.51
rata- - 4.6 11.9 17.3 25.4
rata 0.14 0.25 2.00 4 8.45 5 16.31 9 19.12 21.26 5 29.06

B. TEBAL 16 mm

1. Single V
Before PWHT
x/y 0 15 30 45 60 75 105 120 135 150 165 180
0.9 3.4 7.7
0 0.10 2 1.91 5 5.55 8 11.45 12.78 14.00 16.17 18.84 21.30
0.8 2.9 7.3
25 0.00 0 1.67 1 5.00 3 11.12 12.34 14.08 16.28 18.99 21.76
0.6 2.4 6.8
50 0.00 7 1.47 7 4.70 8 10.46 11.66 13.27 15.36 18.12 21.03
0.5 2.1 6.4
75 -0.22 3 1.06 2 4.15 0 10.30 11.51 12.95 15.06 17.75 20.41
0.3 1.5 5.9
100 -0.35 7 0.78 7 3.65 4 10.31 11.46 13.82 14.65 17.18 19.78
rata- 0.6 2.5 6.8
rata -0.09 6 1.38 0 4.61 7 10.73 11.95 13.62 15.50 18.18 20.86

After PWHT
x/y -90 -75 -60 -45 -30 -15 15 30 45 60 75 90
0.9 3.5 7.7
0 0.20 1 1.89 4 5.67 9 11.37 12.50 13.94 16.09 18.80 21.46
0.8 3.0 7.4
25 0.15 4 1.73 4 5.04 7 11.00 12.15 13.69 15.80 18.75 21.20
0.6 2.5 6.5
50 0.00 7 1.42 9 4.58 6 10.49 11.78 13.18 15.52 18.25 20.92
0.5 2.1 6.4
75 -0.14 0 1.08 2 4.05 2 10.38 11.59 12.96 15.14 17.79 20.48
0.3 1.5 5.8
100 -0.28 1 0.78 2 3.49 2 10.39 11.68 12.53 14.99 17.42 19.96
rata- 0.6 2.5 6.8
rata -0.01 5 1.38 6 4.57 1 10.73 11.94 13.26 15.51 18.20 20.80

2. Double V
Before PWHT
x/y -90 -75 -60 -45 -30 -15 15 30 45 60 75 90
0 0.66 0.7 1.1 2.3 4.0 5.5 7.5 7.22 7.4 8.0 9.61 11.59
5 0 5 1 5 4 4 9
0.6 1.2 2.3 3.8 5.5 7.1 7.4 8.2
25 0.29 0 2 4 0 5 4 7.02 1 4 9.32 11.07
0.3 0.9 2.0 3.4 5.5 6.0 7.0 7.9
50 0.00 7 8 5 9 9 2 6.93 8 0 9.19 11.75
0.4 1.1 2.2 3.7 5.7 7.4 7.6 8.3
75 0.25 3 3 4 0 3 4 7.37 7 7 9.34 11.19
0.7 1.5 2.4 4.2 6.4 7.8 8.0 8.6
100 0.58 8 0 8 8 2 4 7.86 0 1 9.56 11.28
0.5 1.1 2.2 3.8 5.7 7.2 7.5 8.2
rata-rata 0.36 9 9 9 6 7 0 7.28 2 4 9.40 11.38

After PWHT
x/y -90 -75 -60 -45 -30 -15 15 30 45 60 75 90
0.7 1.2 2.4 4.9 5.7 7.8 7.9 8.7 10.2
0 0.61 8 0 5 1 8 5 7.58 0 8 1 12.24
0.6 1.3 2.6 4.0 5.7 7.5 7.9 8.8 10.1
25 0.37 8 7 2 8 5 1 7.50 4 9 1 12.02
0.4 1.2 2.3 3.9 5.9 7.4 7.7 8.4
50 0.00 9 5 1 2 2 0 7.48 8 8 9.82 11.89
0.7 1.4 2.6 4.1 6.2 7.9 8.2 9.0 10.2
75 0.46 1 9 5 0 8 3 7.93 8 5 7 12.00
0.9 1.7 2.8 4.5 6.8 8.4 8.6 9.2 10.4
100 0.70 6 8 2 3 2 5 8.34 7 5 5 12.24
0.7 1.4 2.5 4.3 6.1 7.8 8.1 8.8 10.1
rata-rata 0.43 2 2 7 1 1 3 7.77 1 9 7 12.08
LAMPIRAN B
KOMPOSISI KIMIA BAJA KARBON
Hasil Uji Komposisi Kimia Baja Karbon

Data Perbandingan Komposisi Kimia Baja Karbon Hasil Uji Laboratorium dan
Standar ASTM A36

Kandungan Carbon Mangan Phosphoru Sulfur Silicon Copper


(%) (C) (Mn) s (P) (S) (Si) (Co)
Hasil uji
laboratoriu 0.16769 1.05005 0.01405 0.00645 0.21226 0.00117
m
Standard (no 0.20 (min) * when
0.26 (max) 0.04 (max) 0.05 (max) 0.40 (max) copper steel is specified
ASTM A36 requirement)
BIODATA PENULIS

Dilahirkan di Surabaya pada 29 Pebruari 1989, Penulis merupakan


anak satu-satunya dalam keluarga. Penulis mempunyai kemampuan
berbahasa Inggris secara lisan maupun tulisan dengan sangat baik

[Foto penulis] karena menghabiskan waktu kecilnya di Newcastle upon Tyne,


Inggris, pada saat mengikuti kedua orang tua yang menempuh
pendidikan lanjut di kota tersebut. Penulis menempuh pendidikan
formal tingkat dasar mulai playgroup sampai dengan SD di kota yang
sama, yaitu di Shieldfield Nursery dan West Jesmond Primary
School. Kemudian dilanjutkan di SMP Al-Azhar Kelapa Gading
Surabaya dan SMAN 2 Surabaya.Setelah lulus SMA, Penulis
diterima di Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS pada tahun 2007
melalui jalur PMDK Mandiri.

Di Jurusan Teknik Perkapalan Penulis mengambil Bidang Studi Rekayasa Perkapalan –


Perancangan Kapal dan banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan oleh Laboratorium Perancangan Kapal. Selama masa studi di ITS, selain
aktif berkegiatan di berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Teknik Perkapalan (Himatekpal), Penulis juga mempunyai banyak kegiatan di luar kampus yang
berhubungan dengan fashion modelling dan gemar travelling baik di dalam maupun luar negeri.

Penulis tercatat pernah menjadi grader untuk matakuliah Perlengkapan Kapal (MN091223 &
MN091233) dan Peraturan Statutori (MN091473).

Email: sekar@na.its.ac.id

Anda mungkin juga menyukai