Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KERJA PRAKTEK MN141381

PT. PAL INDONESIA (Persero)

ERLANGGA FANDRA ZANDI


NRP. 4112 100 056

Dosen Pembimbing
Hasanudin, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2017

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS i dari 16
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK

1 Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi


1.1 KP hari ke-1
Pembimbing : Bapak Mashyuri dan Bapak Saroni
Tanggal : 19 Juni 2017
Materi : Alur pekerjaan pada Bengkel Fabrikasi dan pengenalan mesin CNC

Pada hari ini kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada Bengkel Fabrikasi dengan
didampingi Bapak Mashyuri dan Bapak Saroni sebagai Kepala dan Teknisi Bengkel
Fabrikasi. Di bengkel ini dilaksanakan pembelajaran mengenai pengenalan dasar mengenai
alur pekerjaan material pada bengkel fabrikasi beserta pengenalan mesin CNC.

a. Alur pekerjaan di Bengkel Fabrikasi


1. Identifikasi material
Identifikasi material merupakan kegiatan pemeriksaan kelayakan pelat yang akan
digunakan untuk proses produksi dalam proyek pembangunan kapal. Kelayakan
tersebut dapat dilihat dari kesesuaian identitas sertifikasi pelat (Gambar 3.1.1) yang
tertera dalam dokumen Inspection Test Plan (ITP) (Gambar 3.1.2).

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


2. Marking
Fabrikasi.1. Identitas sertifikasi pelat Fabrikasi.2. Dokumen ITP Sertifikasi Pelat
Marking merupakan pekerjaan pemberian tanda kerja pada material dengan cara
memberi nama, nomor, serta garis standar pada permukaan pelat sebelum dilakukan
proses pemotongan. Proses ini dapat dikerjakan secara manual maupun otomatis. Untuk
pekerjaan secara manual dapat digunakan alat berupa Roll meter, Sumitsubo, Steel
marker, dll. Sedangkan untuk pekerjaan otomatis, dapat digunakan mesin CNC yang
telah dilengkapi marking torch yang berfungsi untuk proses penandaan pada material.
Adapun tujuan dari pekerjaan marking adalah:

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 25 dari 16
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
- Pemberian nama pada material
Setiap bagian material yang telah ditandai harus diberi nama yang jelas agar tidak
tertukar pada saat proses perakitan (Gambar 3.1.3). Nama tersebut disediakan dalam
kode yang tercantum dalam daftar material list.
- Acuan Garis standar
Garis standar (Gambar 3.1.4) merupakan pencerminan garis gambar yang mengacu
pada gambar produksi yang berfungsi sebagai pedoman pemotongan pelat dan
joinning antar komponen.

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.3. Marking pemberian nama pada Fabrikasi.4. Marking garis standar
- Pedoman arah material peletakan antar profil
Merupakan tanda marking yang berfungsi sebagai penentuan peletakan penyetelan
antar komponen pelat yang biasanya merajuk pada garis koordinat kartesius dengan
absis dan ordinat seperti: fore-view, aft-ma, dll.
- Tanda Margin pelat (Clereance)
Tanda Margin merupakan informasi nilai clereance (kelebihan) pada pelat yang
diberikan pada sambungan block maupun sambungan lain yang umumnya ditulis
dalam bentuk +20, +10, +30, dsb.
- Pedoman proses bending
Merupakan tanda marking yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan proses
bending pelat agar sesuai dengan radius yang tertera pada gambar.

3. Cutting
Merupakan kegiatan pemotongan pelat sesuai dengan tanda potong yang sebelumnya
telah dibuat oleh marker. Teknik pemotongan material dapat dilakukan dengan cara gas
cutting maupun mechanical cutting tergantung kondisi lapangan kerja. Dalam
pelaksanaannya, teknik gas cutting dapat dilaksanakan secara manual, semi otomatis,

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 26 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
maupun otomatis dengan penjelasan sebagai berikut:
- Pemotongan secara manual, yaitu proses pemotongan yang membutuhkan tenaga
manusia untuk menentukan eksekusi jalur pemotongan. Alat yang digunakan pada
bengkel HC fabrikasi berupa alat pemotong Oxy flame cutting yang disuplay oleh gas
oxygen dan acetylen untuk menghasilkan busur api pemotong.
- Pemotongan secara semi-otomatis (Gambar 3.1.5), yaitu sistem pemotongan material
dengan menggunakan jalur kereta seperti rel untuk melaksanakan arah lajur
potongan. Alat yang digunakan untuk proses pemotongan ini adalah mesin handycut
yang secara otomatis berjalan diatas rel untuk memotong material kerja.
- Pemotongan secara otomatis (Gambar 3.1.6), yaitu sistem pemotongan yang telah
menerapkan Artificial Intelligence dalam proses pelaksanaan produksi. Pada metode
ini, gambar dibuat dalam computer, lalu diterjemahkan oleh mesin yang telah
terintegrasi untuk melaksanakan kegiatan produksi. Adapun contoh pada sistem
pemotongan ini adalah mesin CNC (Computer Numerical Control).

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


4. Grinding Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel
Fabrikasi.3. Pemotongan dengan Alat Fabrikasi.4.
Setelah proses cutting selesai, maka dilakukan proses Pemotongan dengan tersebut
grinding. Proses mesin
Semi-otomatis Handy Cut otomatis CNC-Cutting
dilakukan untuk menghaluskan permukaan pelat dan membersihkan kotoran lelehan
pelat akibat pemanasan saat proses cutting. Dengan dilaksanakannya proses grinding,
maka permukaan ujung sambungan menjadi halus dan rata, sehingga pelat dapat
digunakan untuk proses penyetelan pada tahapan lebih lanjut.
5. Bending
Proses Bending merupakan kegiatan pengerjaan material dengan cara memberi tekanan
pada bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian material yang telah
diberi tekanan. Proses bending dilakukan apabila terdapat komponen pelat yang
memiliki bentuk curve shell yang biasanya terletak pada bagian hull kapal (Gambar
3.1.7). Jenis mesin bending pada bengkel HC fabrikasi terdiri dari 2 jenis, yaitu mesin
roll dan mesin press (Gambar 3.1.8) yang beroperasi dengan sistem hydrolic.

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 27 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.7. Hull profil yang telah Fabrikasi.8. Mesin Press Brake Bending
b. Mesin CNC (Computer Numerical Control)
dibending
Mesin CNC Plasma (saftmatic) Digisaf AF510 & Computer 510/X Tone 400 volt
mesin SAF matic (Gambar 3.1.9) digunakan untuk proses marking dan cutting pelat secara
otomatis. Melalui komputasi perangkat lunak, data nesting plate drawing dapat diolah
untuk melaksanakan proses cutting and marking. Mesin CNC tersebut biasa digunakan
untuk memotong plate dengan ketebalan yang tidak lebih dari 15 mm untuk plasma torch
dan 30 mm lebih untuk oxy-flame torch. Alat CNC plasma (safmatic) ini mempunyai 3
nozzle yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Nozzle pertama yang berada di area ujung kiri mempunyai fungsi untuk melakukan
marking secara otomatis sesuai dengan desain gambar yang telah ter-install pada disket.
Marking yang keluar dari nozzle 1 ini adalah serbuk kapur yang dipanasi kemudian
disemprotkan pada pelat.
b. Nozzle kedua yaitu nozzle oxy-flame yang berfungsi untuk proses cutting pada pelat baja
dimana sistem pembakarannya sama dengan alat pemotong brander manual.
c. Nozzle ketiga yaitu nozzle plasma cutting yang berfungsi untuk proses pemotongan
pelat khusunya aluminium. Namun nozzle ketiga ini hanya dapat digunakan untuk pelat
dengan ketebalan kurang dari 15 mm, apabila ketebalan pelat lebih dari 15 mm, maka
harus menggunakan nozzle yang kedua.

Alur proses pemotongan pada mesin CNC cutting adalah:


a. Pelat diletakkan pada jig dengan dibantu overhead crane yang berkapasitas 12,5 ton
b. Pelat digeser hingga ujung meja berhimpit pada sumbu X (lebar) dan Y (panjang) meja
jig yang terletak pada ujung meja.
c. Marking torch bergeser menuju titik awal marking. Titik awal marking (0,0) ditentukan
pada koordinat 10 mm x 10 mm dari ujung pelat (setting pelate)
d. Mesin CNC dihidupkan maka cutting torch akan bergerak dari titik awal (0,0) dan
mengikuti pola marking yang terdapat pada disket dari divisi rancang bangun, cutting

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 28 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
torch akan memotong pelat secara bertahap yang dimulai dari titik awal hingga akhir.
e. Cutting torch akan berhenti melaksanakan pemotongan apabila seluruh pola yang tertera
dalam grafik CNC telah terlewati

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.9. Mesin CNC Plasma (saftmatic) Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel
Fabrikasi.10. Nozzle potong dan marking pada
1.2 KP hari ke-2 Mesin NC-Cutting

Pembimbing : Bapak Mashyuri dan Bapak Saroni


Tanggal : 20 Juni 2017
Materi : Gambar Produksi beserta pengenalan Diamond and Collar Plate

Pada hari ini kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada Bengkel Fabrikasi dengan
didampingi Bapak Mashyuri sebagai Kepala Bengkel Fabrikasi. Di bengkel ini masih
dilaksanakan pekerjaan pembuatan bracket untuk blok bangunan atas, ducting, serta
coaming untuk jalur pemasangan kelistrikan. Namun, bersama Bapak Masyhuri, topik
pembelajaran lebih difokuskan pada pengenalan dasar mengenai gambar produksi kapal
beserta pengenalan collar & diamond plate oleh Bapak Saroni.

a. Gambar produksi di bagian Hull construction


Gambar produksi merupakan gambar yang bertujuan untuk menjelaskan dan
mengontrol semua pekerjaan teknis yang terjadi di lapangan. Gambar produksi merupakan
hasil pengembangan dari Key Plan drawing dan Detail Plan drawing yang telah
diterjemahkan untuk proses pekerjaan lapangan. Gambar produksi terdiri dari berbagai
jenis dengan beberapa contoh sebagai berikut.

1. Assembly drawing

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 29 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
Assembly drawing merupakan gambar yang berisi informasi secara umum mengenai
suatu blok kapal yang dilengkapi dengan detail konstruksi, marking pelat, dimensi dan
informasi lainnya. Gambar Assembly drawing sangat penting dijadikan acuan pada saat
proses perakitan blok kapal.
2. Piece Drawing
Piece Drawing merupakan gambar potongan panel yang dikutip dari gambar Assembly
drawing dengan penjelasan secara lebih mendetail. Piece Drawing mengandung
penjelasan secara lebih terperinci mengenai marking, dimensi, direction, serta marking
perencanaan pemasangan Bracket.

3. Profile sketch
Profile sketch merupakan gambaran profil secara menyeluruh yang berisi informasi
mengenai panjang, lebar, dan tinggi profil. Profile sketch memuat gambar seperti profil
T, profil bulb, profil H, dll.

4. Nesting drawing
Nesting drawing adalah gambar potongan-potongan pelat yang akan digunakan untuk
proses
Gambarcutting plate
Kegiatan dimana
Harian KP di pelat yang akanGambar
Bengkel dipotong disusunHarian
Kegiatan secaraKPteratur pada suatu
di Bengkel
Fabrikasi.5.
bidang Profile
pelat. Posisisketch
dan KCR
letak60harus
m Fabrikasi.6.
ditentukan karena Nesting
untuk Drawing KCRspace
mengurangi 60 m yang

kosong. Gambar nesting drawing dapat digunakan sebagai acuan dalam jumlah kebutuhan
pelat yang digunakan. Gambar nesting drawing terdiri dari 2 jenis, yaitu nesting plate
untuk gambar khusus potongan pelat fabrikasi dan nesting profile untuk gambar khusus
potongan penegar pelat.

5. Lifting Information
Lifting information merupakan suatu gambar yang berfungsi untuk menentukan titik
berat suatu blok kapal. Sehingga dengan ditentukannya nilai titik berat tersebut, blok

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 30 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
dapat diangkat sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan.

b. Diamond Plate and Colar Plate


Diamond plate merupakan pelat yang menghubungkan penegar melintang dengan
penegar membujur. Diamond plate memiliki berbagai macam bentuk tergantung system
konstruksi kapal. Face pada bagian diamond plate dapat didesain sejajar maupun tak
sejajar dengan face penegar. Jika tinggi penempatan face diamond plate tak sejajar dengan
penegar, maka sambungan harus diberi bracket. Fungsi dari diamond plate adalah untuk
memadukan tegangan setempat pada masing-masing gading.

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.7. Penampang melintang Pelat Fabrikasi.8. Penampang memanjang Pelat
Diamond Diamond
Sedangkan Collar Plate merupakan pelat yang berfungsi sebagai penutup pada
bagian permukaan girder yang terpotong oleh penegar longitudinal. Penyambungan antara
girder dan collar plate dilakukan dengan teknik sambungan Lap-Joint. Collar plate terdiri
dari berbagai macam jenis, yaitu:

1. Collar plate untuk konstruksi solid,

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 31 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.9. Collar Plate untuk Solid Floor
a

2. Collar plate untuk konstruksi kedap, yang terdiri dari:


a. Collar plate untuk profil L
b. Collar plate untuk profil T

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.10. Collar Plate untuk profil T Fabrikasi.11. Collar Plate untuk profil L

1.3 KP hari ke-3

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 32 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
Pembimbing : Bapak Imam dan Bapak Saroni
Tanggal : 21 Juni 2017
Materi : Proses bending plate dan profile marking

Pada hari ini kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada Bengkel Fabrikasi dengan
didampingi Bapak Imam dan Bapak Saroni sebagai Teknisi Bengkel Fabrikasi. Di bengkel
ini masih dilaksanakan pekerjaan pembuatan bracket untuk blok bangunan atas, ducting,
serta coaming untuk jalur pemasangan kelistrikan. Namun, bersama Bapak Imam, topik
pembelajaran lebih difokuskan pada pengenalan dasar mengenai Proses Bending plate
beserta pengenalan garis marking plate oleh Bapak Saroni.

a. Proses Bending plate pada bengkel fabrikasi


Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian tertentu
sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang telah diberi tekanan. Sedangkan proses
bending merupakan proses penekukan atau pembengkokan menggunakan alat bending
manual maupun menggunakan mesin bending. Pengerjan bending biasanya dilakukan pada
bahan pelat baja karbon rendah untuk menghasilkan suatu produk. Jenis mesin bending
pada bagian fabrikasi terdiri dari 2 jenis, yaitu mesin roll (Gambar 3.1.18) dan mesin press
(Gambar 3.1.19). Kerja penekanan mesin tersebut beroperasi dengan sistem hydrolic.

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.12. Press Bending Machine

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 33 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel


Fabrikasi.13.
Press brakeRoll Bendingmerupakan
bending Machine suatu pekerjaan bending yang menggunakan
penekan dan sebuah cetakan berbentuh huruf U dalam proses pekerjaannya. Proses ini
membentuk pelat yang diletakan diatas cetakan lalu ditekan oleh penekan dari atas
sehingga mendapatkan hasil tekukan yang serupa degan cetakan.

Pada sistem penggeraknya, mesin press menggunakan sistem hidrolik sebagai


sumber tenaga kerja. Mesin ini menggunakan tenaga listrik yang lebih efisien untuk
menggerakan pompa hidrolik dengan cara mengalirkan fluida berupa oli hidrolik yang
secara berkala harus diganti setiap beberapa bulan. Kelebihan mesin ini ialah mampu
menekuk pelat yang tebal seperti mild steel, stainless steel dan alumunium, dengan akurasi
yang terkontrol pada ketebalan maksimal rata-rata setiap jenis pelat (kurang lebih 20 mm).
Sedangkan kekuranganya adalah pekerjaannya relatif sangat lambat dan terdapat patahan
walaupun konsumsi listrik lebih efisien dibandingkan tipe mekanikal.

Proses pembengkokan pelat pada mesin bending terdiri dari dua jenis, yaitu bending
melintang dan bending horizontal (untuk frame, dll). Pada pembengkokan arah horizontal,
proses bending dilakukan dengan mesin horizontal press-brake bending hidrolik.

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 34 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.14. Cara bending plate dengan mesin
horisontal press bending hidrolik

Berdasarkan gambar 3.1.20 cara melaksanakan pekerjaan mesin horisontal press-


brake bending hidrolik adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi bentuk profil pada gambar dengan memperhatikan radius kelengkungan


2. Mempersiapkan mal yang sesuai dengan radius perencanaan konstruksi
3. Membuat marking pada permukaan pelat melalui bentuk radius pada mal dengan arah
berlawanan (mirroring) antara perut dan punggung pelat
4. Melakukan proses bending dengan memberi gaya tekanan dari arah samping dengan
memperhatikan perubahan kelengkungan garis marking sampai lurus
5. Setelah garis marking lurus, maka pelat menjadi melengkung sesuai dengan radius yang
telah direncanakan

Proses bending secara vertikal pada bagian fabrikasi digunakan untuk bending plate
pada konstruksi hull. Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin press maupun
mesin roll. Kelebihan menggunakan mesin roll adalah permukaan lengkung terlihat
smooth, sedangkan pada mesin press terdapat patahan-patahan.

Pada mesin roll, dilakukan proses bending melalui 3 matras dengan formasi segitiga
sama sisi, matras bagian atas berfungsi sebagai tumpuan, sedangkan dua matras di bagian
bawah dapat bergerak keatas dan kebawah, sehingga dengan dua matras tersebut dapat
membentuk radius yang diinginkan.

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 35 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.15. Cara bending plate dengan mesin roll
bending hidrolik

Berdasarkan gambar 3.1.21, proses pekerjaan pembengkokan pelat pada mesin roll
adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dilakukan bending pada mesin roll, maka dilakukan terlebih dahulu
pelengkungan pada kedua ujung pelat dengan menggunakan mesin press-brake. Hal
tersebut dikarenakan jangkauan lengkung mesin roll yang tidak mampu menggapai
kelengkungan pada bagian ujung.
2. Pada mesin press dilakukan proses bending dengan memperhatikan mal yang sesuai
dengan radius yang telah direncanakan
3. Setelah kedua ujung pelat di-bending dengan mesin press, maka pelat dipindah pada
bagian mesin roll untuk tahapan proses selanjutnya
4. Pada pelat tersebut, dilakukan proses compression dari arah bawah melalui 2 matras
yang telah ditentukan ukuran radius pelat dengan cara bolak balik dari ujung ke ujung.
5. Setelah radius kelengkungan selesai, maka pelat dikeluarkan dengan cara melepas ujung
tumpuan mesin roll, sehingga pelat dapat keluar dari arah samping.

b. Pengenalan profile marking


Profile marking merupakan garis marking yang berfungsi untuk memberikan informasi
dasar yang dibutuhkan pada saat pemasangan profile. Informasi tersebut dapat berupa garis
petunjuk arah, identifikasi material, garis standar, dll. Informasi petunjuk garis arah dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah seorang fitter mengetahui posisi dan arah hadap
sebuah profile. Dalam pelaksanaan penyetelan antar profile, perusahaan PT PAL Indonesia

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 36 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
menganut sistem kode ma, side, dan view. Semua kode tersebut berpedoman pada
garis centerline, sudut pandang pertama (orang), dan sudut pandang ke-tiga (objek) sebagai
acuan pedoman arah. Adapun penjelasan mengenai posisi dan kode marking ma atau
side dapat dijelaskan pada gambar 3.1.22 dan table 3.1.1 sebagai berikut.

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.16. Posisi Profil dalam marking petunjuk arah
ma dan side
Tabel Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.1. Penjelasan kode marking petunjuk
arah ma dan side

No. Marking Penjelasan

1 Up - Ma Marking berada pada posisi atas pelat


2 Low - Ma Marking berada pada posisi bawah pelat
3 In - Ma Marking berada pada posisi dalam pelat
4 Out - Ma Marking berada pada posisi luar pelat
5 In - Side Flens menghadap kedalam
6 Out - Side Flens menghadap keluar
7 Low- Side Flens menghadap kebawah
8 Up - Side Flens menghadap keatas
9 Fore - Side Flens menghadap kedepan
10 After - Side Flens menghadap kebelakang

Sedangkan untuk kode marking view, posisi pemasangan profil dapat dilihat pada

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 37 dari 110
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031 594 7254, Fax: 031 596 4182, Email: kapal@its.ac.id
http://www.na.its.ac.id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


a
gambar 3.1.23 dengan penjelasan masing-masing kode yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.2.

Gambar Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.17. Posisi Profil dalam marking petunjuk arah
view
Tabel Kegiatan Harian KP di Bengkel Fabrikasi.2. Penjelasan kode marking petunjuk arah view

No. Marking Penjelasan


1 Up view Pandangan dari atas
2 Low View Pandangan dari bawah
3 After View Pandangan dari belakang
4 Fore View Pandangan dari depan
5 In View Pandangan dari dalam
6 Out View Pandangan dari luar
7 S. View Pandangan dari kanan
8 P. View Pandangan dari kiri

Halaman:
Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 38 dari 110

Anda mungkin juga menyukai