Bengkel Sub- Assembly merupakan bengkel awal proses perakitan. Proses pada bengkel
tersebut terdiri dari penyambungan (Fit-up) dan pengelasan. Tujuan dari proses sub assembly
adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen per panel, misalkan:
1. Pemasangan stiffener pada plate sekat
2. Pembuatan wrang
3. Penyambungan 2 atau lebih plate
4. Perakitan shell parallel middle body
Sebelum masuk proses sub assembly, pada bagian fabrikasi terlebih dahulu dilakukan
accuration control (pengecekan dimensi) dan pembuatan marking untuk melaksanakan acuan
pekerjaan lebih lanjut. Setelah penyambungan panel selesai, maka bagian QA-QC
melaksanakan pekerjaan inspeksinya untuk menjamin mutu dari hasil pekerjaan
Proses assembly
Setelah pembuatan bangunan kapal per panel, maka selanjutnya pembangunan kapal per
blok. Proses ini disebut proses assembly. Misalkan penggabungan beberapa wrang,
penggabungan seksi menjadi blok, dan lain lain.
Perlu diketahui bahwa proses assembling ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Persiapan JIG
Pada proses ini dilakukan pembuatan pondasi untuk sebuah blok yang digunakan
membantu pengerjaan pada proses assembly sampai menjadi sebuah blok.
2. Scantling Check
Pada proses ini, dilakukan pengukuran dimensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keselarasan keadaan aktual dengan gambar. Selain itu, proses ini juga untuk mempermudah
pada persiapan joint erection. Pengukuran ini dibantu dengan menggunakan alat rollmeter
sepanjang 50 m. Pengukuran dilakukan pada bagian lebar, tinggi, jarak gading dan lain-lain.
3. Penyambungan (Fit-Up)
Sama halnya dengan proses sub assembly, pada proses assembly ini juga dilakukan
pengecekan persiapan penyambungan. Disini dicek kelengkapan kapal. Selain itu juga dicek
pada bagian penggabungan plate, misalkan jika terdapat pelat yang tidak rata
4. Pengecekan Hasil Pengelasan
Proses ini merupakan bagian dari tugas QA-QC. Dalam hal ini, dilakukan pengecekan
yaitu apakah pengelasan dilakukan sesuai aturan class atau tidak. Bagian-bagian pengecekan
diantaranya
Leg lenght
Kelengkapan bagian blok
Ada tidaknya cacat las
Dalam penyambungan antar pelat, sering terjadi deformasi pada pelat sehingga dimensi maupun
posisi pelat menjadi berubah. Oleh karena itu diperlukan kegiatan accuracy control dimana keakuratan
suatu produk diukur. Beberapa kegiatan accuracy control digunakan di antaranya adalah scantling dan
levelling . Dengan memberikan perlakuan levelling pada bagian konstruksi lebih awal,deformasi
dapat diminimalisir sehingga tidak perlu melakukan