Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 2

Anak dengan Berat Badan Berlebih

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang dibawa orang tuanya ke Poliklinik RS dengan keluhan
berat badan berlebih. Menurut orang tua pasien ditimbang berat badan dirumah adalah 92 kg dan
tinggi badan 125 cm. Pasien sehari makan 5 kali disertai dengan banyak minuman dan cemilan
yang manis. Saat ini pasien kelas 1 SD sedang melakukan pembelajaran online dan jarang
beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan striae di abdomen, tangan dan kaki kecil. Dokter
lalu melakukan pemeriksaan status gizi dan memberikan edukasi kepada orang tua pasien.

STEP 2

1. Striae  jaringan parut linier pada epidermis dan dermis akibat peregangan kulit yang
melebihi batas elastisitasnya.
2. Pemeriksaan status gizi  pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari makanan

STEP 2

1. Mengapa anak mengalami keluhan berat badan berlebih?


2. Bagaimana IMT normal pada anak 8 tahun ?
3. Bagaimana hubungannya Pasien BB berlebih dengan sehari makan 5 kali disertai dengan
banyak minuman dan cemilan yang manis jarang beraktivitas ?
4. Mengapa pada pemeriksaan fisik didapatkan striae di abdomen, tangan dan kaki kecil ?
5. Bagaimana melakukan pemeriksaan status gizi dan edukasi apa yang diberikan kepada
orang tua ?

STEP 3

1. Patofisiologi besitas anak


 terjadi bila asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi.
 Asupan energi berlebih akan disimpan di jaringan lemak.
 Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak selain terjadi hipertrofi sel lemak juga
terjadi hiperplasia sel lemak.

 Terjadi karena ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan yang


dikeluarkan.  menyebabkan terjadinya penimbunan kelebihan energi di sel
adiposit  sel tersebut mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
 Bertambahnya massa lemak tubuh berdampak pada bertambahnya ukuran sel
adiposit (hipertrofi) dan bertambahnya jumlah sel lemak (hiperplasia) yang
berhubungan dengan disfungsi adiposit intraselular terutama stress pada retikulum
endoplasma dan mitokondria  menyebabkan diproduksinya sel adiposit
abnormal, asam lemak bebas/free fatty acid (FFA), dan penanda inflamasi. Makin
berat disfungsi adiposit yang terjadi, makin nyata manifestasi klinis dan
komorbiditas obesitas (Kumar dan Kelly, 2016).
 Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran
energi (energy expenditures)  terjadi kelebihan energy dalam tubuh yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

2. Obesitas dan kelebihan berat badan pada anak umur 5-19 tahun dapat menggunakan
indeks masa Tubuh menurut umur (BB/U).
 Anak dikatakann obesitas badan bila IMT/U > +2 SD
 anak dikatakan kelebihan berat bila IMT/U > +1SD,
 anak dikatakan kurus IMT/U < -2 SD, dan
 anak dikatakan sangat kurus bila IMT/U < -3 SD (Who.int, 2016).

3. faktor genetik dan faktor lingkungan.

Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan
keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisis, dan
efek termogenesis makanan yang ditentukan oleh komposisi makanan. Lemak
memberikan efek termogenesis lebih rendah (3% dari total energi yang dihasilkan lemak)
dibandingkan karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasilkan karbohidrat) dan
protein (25% dari total energi yang dihasilkan protein) (Estrada dkk., 2014)

Gangguan pada kontrol homeostasis keseimbangan energy


Pada individu dengan obesitas, kadar leptin meningkat bila dibandingkan individu
dengan berat badan normal. Obesitas bukan merupakan akibat dari defisiensi leptin yang
bersirkulasi, tetapi lebih karena resistensi terhadap leptin. Resistensi ini bisa terjadi pada
tingkat sirkulasi ataupun pada transpor leptin ke sistem saraf pusat (Han dkk., 2016;
BednarskaMakaruk dkk., 2017).

Sebagian besar gangguan homeostasis energi ini disebabkan oleh faktor idiopatik
(obesitas primer atau nutrisional), sedangkan faktor endogen (obesitas sekunder atau non
nutrisional), yang disebabkan oleh kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik) hanya
mencakup kurang dari 10% kasus. Secara klinis obesitas idiopatik dan endogen dapat
dibedakan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1. (Moran, 1999)

4.

Anda mungkin juga menyukai