DISUSUN OLEH
1
NAMA : MUHAMMAD FACHRUL ROZI HASBUL
NIM : H1A120192
KELAS :D
MK : ILMU NEGARA
2
5. Hukum harus menghindari dari kontradiksi-kontradiksi.
6. Hukum jangan mewajibkan sesuatu yang tidak mungkin
dipenuhi.
7. Hukum harus bersifat konstan sehingga ada kepastian hukum.
Tetapi hukum harus juga diubah jika situasi politik dan sosial
telah berubah.
8. Tindakan para aparat pemerintah dan penegak hukum haruslah
konsisten dengan hukum yang berlaku.
3
Kalau begitu, siapa yang sebenarnya yang harus menjadi
panglima, apakah sektor hukum, politik, ekonomi, atau sektor-sektor
lainnya. Jawabannya tentu berdasarkan kepada basis negara yang
bersangkutan. Bagi suatu negara hukum, tentu sektor hukum harus
menjadi panglima, sehingga dalam negara yang bersangkutan tidak
terjadi pelanggaran hukum, pelanggaran hak asasi manusia, korupsi,
atau kesewenang-wenangan dari penguasa. Bagi suatu negara yang
sangat berorientasi kepada politik dan kekuasaan, tentu sektor
politiklah yang menjadi panglima, sehingga politik dan pemerintahan
akan menjadi kuat dan stabil. Sedangkan bagi negara yang berorien-
tasi Sebuah Konstruksi Ideal Negara Hukum tasi kepada ekonomi,
maka sektor ekonomilah yang menjadi panglima, sehingga negara
akan berkembang perekonomiannya, rakyatnya menjadi makmur
dengan income yang tinggi. Seorang sosiolog Talcott Parson telah
mencoba menoropong keadaan saling tarik menarik dari berbagai
sektor tersebut secara sosiologi, dengan melakukan pendekatan yang
fungsional dan struktural, melalui teorinya yang disebut dengan teori
“sibernetika”. Teori sibernetika ini mengajarkan bahwa dalam suatu
sistem masyarakat terdapat berbagai sub sistemnya, yaitu:
4
saja terjadi asalkan arah dari pada negara konsisten dengan apa yang
dilakukan oleh penguasanya. Masing-masing sub sistem tersebut
memiliki energi dan saling tarik menarik satu sama lain. Tetapi di
antara masing-masing sub sistem tersebut tidak memiliki kekuatan
tarikan yang sama, satu sama lain saling memengaruhi, bahkan saling
berbenturan. Benturan-benturan antarkekuatan dari masing-masing
sub sistem tersebut menimbulkan energi, dimana muatan energi yang
paling kuat ada pada sub sistem ekonomi, sehingga sub sistem
ekonomi ini yang menarik dan memengaruhi paling kuat terhadap sub
sistem lainnya. Berturutturut kekuatannya cenderung melemah setelah
sub sistem ekonomi adalah sub sistem politik, sub sistem sosial dan
sub sistem budaya. Menurut Parsons, sektor hukum berada dalam sub
sistem budaya, sehingga daya energinya sangat lemah dan karenanya
daya tariknya kecil sekali. Sektor hukum dalam sub sistem budaya
memunyai fungsi utama untuk melakukan integrasi diantara proses-
proses yang berlangsung dalam masyarakat sehingga tercapai suatu
ketertiban. Karena kedudukan sektor hukum dalam sub sistem budaya,
sehingga daya tarik menariknya menjadi sangat lemah, maka menurut
teori sibernetika ini mustahil sektor hukum dapat menjadi panglima.
5
berbagai sektor ilmu pengetahuan, sehingga dapat menghasilkan
output yang valid dan multidimensi. Karena, dalam kenyatannya,
sebenarnya semua sektor tersebut menjadi penting dan harus berfungsi
dengan baik karena satu sama lain saling berkorelasi positif dan saling
dorong mendorong ke arah kemajuan suatu bangsa, sehingga semua
sektor seyogyanya harus menjadi panglima. Inisialnya, korelasi positif
antara sektor ekonomi dengan sektor hukum, yang dalam hal ini
bagaimana suatu perekonomian suatu negara bisa maju jika hukum
tidak ditegakkan sehingga yang terjadi justru tindakan korupsi dan
sewenang-wenang dari para penyelenggara negara. Sebaliknya,
bagaimana suatu hukum bisa ditegakkan jika sektor ekonomi tidak
dikembangkan, yang berakibat masyarakatnya menjadi miskin, tanpa
penghasilan yang layak, dan banyak pengangguran, sehingga banyak
kejahatan, dan juga tentunya akan banyak korupsi dan para
penyelenggara negara, sebagai akibat dan tidak cukupnya penghasilan
masyarakat bahkan tidak cukup untuk sekedar bertahan hidup
sekalipun).
6
Beberapa hal yang dipersoalkan dalam pembagian sedemikian itu
adalah:
Kesimpulan :