ILMU NEGARA
ANALISIS TEORI KONSTITUSI NEGARA DAN IMPLEMENTASI-NYA
SEBAGAI SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Syarat Pembelajaran Mata Kuliah Ilmu Negara Sebagai
Pengganti Ujian Tengah Semester Ganjil
DISUSUN OLEH
NIM : H1A120192
KELAS :D
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tercurahkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya lah saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan
laporan tentang Analisis Teori Konstitusi Negara dan Implementasi-Nya Sebagai
Syarat Terbentuk-Nya Negara ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak
kekurangan di dalamnya. Saya juga berterima kasih kepada Bapak La Ode Kaisar
Demaq selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Negara yang telah
membimbing memberikan ilmu serta pemahamannya kepada kami dan telah
memberikan tugas berupa makalah ini kepada kami. Laporan ini merupakan tugas
sebagai pengganti Ujian Tengah Semester Ganjil T.A 2020/2021.
Saya pribadi sangat berharap semogah laporan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teori Konstitusi dan
Implementasi-Nya Sebagai Syarat Terbentuknya Negara. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun berharap adanya
kritik yang membangun dan saran yang positif demi perbaikan laporan ini di
kesempatan berikutnya, mengingat tidak ada sesuaru yang sempurna tanpa kritik
dan saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat berguna bagi saya pribadi dan orang-
orang yang membancanya. Sebelumnya saya sebagai penyusun memohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila terdapat penulisan yang salah dan pengunaan kata-
kata yang kurang berkenan dihati, karena saya sebagai manusia biasa tidak luput
dari yang namanya kesalahan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
ABSTRAKSI........................................................................................................IV
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................................3
D. METODE PENELITIAN...............................................................................3
E. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
4. Hakekat Konstitusi.....................................................................................12
5. Fungsi Konstitusi........................................................................................12
6. Kedudukan Konstitusi...............................................................................13
7. Konstitusi Negara.......................................................................................14
G. KESIMPULAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
iv
ABSTRAK
Laporan penelitian ini membahas tentang “Analisis Teori Konstitusi Negara dan
Implementasi-Nya Sebagai Syarat Terbentuknya Negara”. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan historis, sedangkan sumber datanya berupa data
sekunder, dan analisisnya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil
menemukan bahwa konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar
mengenai ketatanegaraan. Berdirinya sebuah Negara tidak lepas dari adanya
konstitusi yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang
lazim disebut sebagai undang-undang dan dapat pula tidak tertulis. Secara
sederhana konstitusi dapat didefiniskan sebagai sejumlah ketentuan hukum yang
di susun secara sistematik untuk menata dan megatur pokok-pokok struktur dan
fungsi lembaga-lembaga pemerintahan suatu Negara, termasuk kewenangan
lembaga-lembaga tersebut. Dalam arti yang lebih sempit, konstitusi bahkan Cuma
diartikan sebagai dokumen yang memuat ketentuan-ketentuan hukum dari suatu
Negara kesatuan. Negara kesatuan adalah Negara yang tidak tersusun dari
beberapa Negara, seperti halnya Negara federasi, melainkan Negara itu sifatnya
tunggal, artinya hanya ada satu Negara, tidak ada Negara dalam Negara. Manusia
hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-
mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kesatuan sosial yang disebut sebagai
masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan
masyarakat yang membentuk suatu Negara. Ditinjau dari jenis data secara
1
keseluruhan, penelitian ini menggunakan dua metode, yakni metode historis dan
deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan data
sekunder.
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagao
berikut:
C. TUJUAN
D. METODE PENELITIAN
Metode penelitian cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi
untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi
untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang sedang diteliti
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2 Oleh karena itu penelitian membahas
tentang konsep teoritis berbagai metode, kelebihan dan kelemahan yang terdapat
dalam suatu karya ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan pemulihan metode yang
akan digunakan dalam penelitian nantinya.
sejarah atau histotis adalah penelitian yang secara ekslusif memfokuskan kepada
masa lalu”. Sedangkan menurut Jonathan sarwonno (2006) metode penelitian
deskriptif kualitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
E. TINAJUAN PUSTAKA
Lazim dikatan bahwa salah satu sendi hukum ketatanegaraan yang paling
utama adalah konstitusi. Konstitusi berasal dari Bahasa Latin, Constituo.3 Istilah
ini berkaitan dengan kata jus atau ius, yang berarti hukum atau prinsip.4 Saat ini
bahasa yang biasa dijadikan rujukan istilah konstitusi adalah bahasa Inggris,
Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Portugis, dan Belanda.
3
M. Solly Lubis, Asas Asas Hukum Tata Negara, (Bandung: Penerbit Alumni, 1978),
hlm. 44.
4
Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, (Jakarta: Penerbit Konpress,
2005), hlm. 1.
5
Jimly Asshidiqie, Konstitusi Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Kompas, 2010), hlm. 3.
5
demokrasi, yang pada intinya menyatakan bahwa kekuasaan negara yang tertinggi
berada di tangan rakyat.8 Dalam hal ini, negara terformasi karena adanya “kontrak
sosial” antara individu-individu dengan penguasa di mana kepada sang penguasa
diberi mandat untuk menjamin pemenuhan dan perlindungan hak-hak asasi
individu tersebut.Tidak semua hak-hak asasi tadi diserahkan kepada penguasa,
namun sebatas apa yang tertuang di dalam “kontrak” pada saat pemformasian
negara tadi. Dalam khasanah peradaban modern, “kontrak” tersebut dituangkan
dalam formasi konstitusi.9
10
Novendri M. Nggilu, Hukum dan Teori Konstitusi, (Yogyakarta: UII Press, 2015), hlm.
17.
11
Novendri M. Ngilu, Hukum dan Teori Konstitusi, Ibid
8
12
Rusma Dwiyana, Konsep Konstitusionalisme, Pemisahan Kekuasaan, dan Checks
and Balance System, Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara. hlm.3
13
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni‟matul Huda, Op.Cit, hlm.8
9
4. Hakekat Konstitusi
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian dalam
berbagai bahasa, konstitusi pada hakikatnya adalah hukum dasar negara, yang di
Indonesia dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar. Terdapat tiga hal yang
15
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, (Bandung: Alumni,
2006), hlm. 56
12
ada dalam setiap konstitusi, yaitu bahwa konstitusi atau Undang-Undang Dasar
harus:
a) Menjamin hak-hak asasi manusia atau warga negara;
b) Memuat ketatanegaraan suatu negara yang bersifat mendasar; dan
c) Mengatur tugas serta wewenang dalam negara yang juga bersifat
mendasar.16
5. Fungsi Konstitusi
Urgensi fungsi konstitusi dengan ide pembentukan mahkamah konstitusi
RDTL. Terkait dengan fungsi K-RDTL Tahun 2002, sebagai sarana dasar untuk
mengawasi proses-proses penyelenggara pemerintahan atau dapat juga berfungsi
sebagai dokumen nasional dan sebagai hukum tertinggi dalam membentuk sistem
peraturan perundang-undangan. K.C. Wheare memandang fungsi Konstitusi
mendeskripsikan seluruh system pemerintahan suatu Negara.17 Fungsi konstitusi
sebagai berikut:
16
Sri Soemantri , “Konstitusi serta Artinya Untuk Negara” dalam buku yang
dihimpun Padmo Wahjono, Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa, (Jakarta:
Ghalia, 1984), hlm. 9
17
K.C. Wheare, Modern Constitutions, edisi ke III, (New York: Oxford University
Press, 1973), hlm. 7
13
6. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial di dalam kehidupan
ketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan
berbangsa dan bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para
pahlawannya. Walaupun konstitusi yang terdapat di dunia ini tidak sama satu
dengan lainnya baik dalam hal bentuk, isi, maupun tujuan namun pada umumnya
semuanya memiliki kedudukan formal yang sama, yakni sebagai: Konstitusi
sebagai Hukum Dasar sebab konstitusi berisi ketentuan dan aturan tentang perihah
18
Dewa Gede Atmadja, Teori Konstitusi dan Negara Hukum, (Malang: SetaraPress,
2015), hlm. 28-29
14
yang mendasar dalam kehidupan sebuah Negara dan Konstitusi sebagai Hukum
Tertinggi. I.D.G Atmadja dalam buku memberikan penjelasan mengenai
kedudukan konstitusi dapat diidentifikasi, 3 (tiga) kedudukan dari konstitusi suatu
Negara, yakni sebagai berikut:19
7. Konstitusi Negara
Hukum dalam sebuah negara memiliki peranan yang sangat penting dalam
menjamin terwujudnya negara yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan
pembentukannya. Hal tersebut menjadikan sebuah konsep negara ketika
19
I.D.G.Atmadja, Hukum Konstitusi, (Malang: Setara Press, 2012), hlm. 38-40
15
hanya akan menjadi kata-kata mati. Sekalipun demikian, kekuatan ini pun tidak
boleh sewenang-wenang tanpa batas. Hukum pula yang membatasi penerapan
kekuasaan negara itu (Muhammad Erwin, 2013; 119)
G. KESIMPULAN
1. Teori berasal dari kata “Theoria” dalam bahasa latin yang berarti
perenungan yang pada gilirannya berasal dari kata “Thea: dalam bahasa
yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan
realitas.
2. Konstitusionalisme merupakan pemikiran yang telah lama berkembang.
Misi utama pemikiran ini menghendaki pembatasan kekuasaan, karena
pada masa sebelumnya kekuasaan nampak sangat luas seolah tanpa batas.
Pembatasan kekuasaan itu terutama dilakukan melalui hukum lebih khusus
lagi melalui konstitusi. Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa
hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-undang dasar dan dapat
pula tidak tertulis.
3. Peran konstitusi atau Undang-Undang Dasar dalam Negara adalah sebagai
hukum tertinggi dan tertulis yang mengatur tentang mekanisme
penyelenggaraan negara, sebagai kumpulan aturan pembagian kekuasaan
negara. Dan membatasi kekuasaan pemerintah sehingga tidak sewenang-
wenang.
4. Tujuan, fungsi, kedudukan, hakekat konstitusi adalah untuk membatasi
penyelenggaran Negara yang dilakukan oleh legislative dan eksekutif,
serta menjamin hak-hak setiap warga Negara, misalnya HAM.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud Busroh. 1990. Ilmu Negara. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Jimly Asshidiqie. 2005. Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta; PT Raja Grafindo.
17
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
M. Solly Lubis. 1978. Asas Asas Hukum Tata Negara. Bandung: Alumni,
Moh. Mahfud M.D. 1999. Hukum dan Pilar Pilar Demokrasi. Yogyakarta:Ford
Foundation dan Gama Media.
Novendri M. Nggilu. 2015. Hukum dan Teori Konstitusi. Yogyakarta: UII Press.
Sri Soemantri. 2006. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni.
K.C. Wheare. 1973. Modern Constitutions, edisi ke III. New York: Oxford University
Press.
Dewa Gede Atmadja. 2015. Teori Konstitusi dan Negara Hukum. Malang: SetaraPress
Muhammad Junaidi. 2016. Ilmu Negara Sebuah Konstruksi Ideal Negara Hukum,
Malang: Setara Press.