Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN SURAT

BERHARGA DAN
INVESTASI
SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan asset lancar (current asset) atau non current assets
tergantung maksud / tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.
Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dan yang tersedia, biasanya surat
berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebutn diklasifikasikan
sebagai temporary investment atau marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam
bentuk deposito berjangka (kurang atau sama dengan 1 tahun) dan surat-surat saham atas obligasi yang
marketable.
Surat berharga yang digolongkan sebagai long intern investment biasanya dibeli dengan tujuan sebagai berikut:
● Untuk menguasai manjemenn dari suatu perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar) atau sama
dengan 50% dari saham yang beredar)
● Untuk memperoleh pendapatan yang continue (missal dalam bentuk bunga dari pembelian obligasi)
● Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku.
Menurut PSAK 2015 (50.3)- IAI
Instrument ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya
Instrument keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai asset keuangan entitas
dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lain.
Instrument yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah instrument
keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrument
kepada penerbit dan memperoleh kas atau asset keuangan lain atau secara otomatis
menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di
masa depan atau kematian atau ounakarya dari pemegang intrumen.

Menurut PSAK 2015(50.4)-IAI


Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu assets atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Menurut PSAK 2015(55.4)-IAI
Asset keuangan atau liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi adalah asset
keuangan atau liabilitas keuangan
yang memenuhi salah satu kondisi
berikut ini:
A. Dimiliki untuk diperdagangkan. Asset keuangan atau liabilitas
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika;
 Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat;
 Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrument
keuangan tertentu yang dikelola Bersama dan terdapat bukti mengenai
pola ambil untung dalam jangka pendek actual saat ini; atau
 Merupakan derivative (kecuali drivatif yang merupakan kontark jaminan
keuangan atau sebagai instrument lindung nilai yang ditetapakn dan
efektif)
B. Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya
memenuhi paragraph 11A, atau ketika melakukannya akan menghasilakn
inforamsi yang lebih relevan, karena:
 Mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismsatch) yang dapat
timbul dari pengukuran asset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena
penggunaan dasar yang berada; atau
 Kelompok asset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya dikelola dan
kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko
atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok
tersebut disediakan secara internal kepada manjemen kunci entitas (sebagaiman
didefinisikan dalam PSAK 7 : Pengungkapan Pihak-pihak berelasi), misalnya
direksi, dan chief executive officer (CEO)
Menurut PSAK 2015 (55.5) -IAI
Investasi dimiliki hingga jatuh temo adalah asset keuangan nonderivative dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempo telah ditetapkan , serta
entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo, kecuali;
 Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai asset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
 Investasi yang ditetapkan oleh entitas sebagai tersedia untuk dijual; dan
 Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Entitas tidak mengklasifikasikan asset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam
tahun berjalan dalam kurun waktu dua tahu
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasikan
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam yan lebih
dari jumlah yang tidak signifikan sebelumnya jatuh
tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasikan
tersebut:
A. Dilakukan ketika asset keuangan sudah
mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali (sebagai contoh,
kurang dari tiga bulan sebelum jatuh
tempo) yang mana perubahan suku
bunga tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar asset
keuangan tersebut;
B. Terjadi setelah entitas telah memperoleh
secara substansial seluruh jumlah poko
asset keuangan sesuai jadwal
pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasann dipercepat; atau
C. Terkait dengan kejadia tertentu yang
berada diluar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi
secara wajar oleh entitas.
SAK ETAP (IAI,2009:43,44,46,47,48,49,50,51) : mengatur tentang investasi pada efek tertentu sebagai berikut:

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan tentang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari
efek.
A. Efek utang adalah efek yang menunjukkan hubungan utang piutang antara kreditor dengan
entitas yang menerbitkan efek.
B. Efek ekuitas adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu ekuitas atau hak
untuk memperoleh (misalnya : waran, opsi beli) atau hak untuk menjual (misalnya opsi jual)
kepemilikan tersebut dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.

Pada saat perolehan, entitas harus mengklasifikasikan efek utang dan efek ekuitas ke dalam
salah satu dari tiga kelompok berikut ini:
a) Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
b) Diperdagangkan (trading)
c) Tersedia untuk dijual (available for sale)
Pada setiap tanggal pelaporan, kelayakan pengelompokan tersebut harus
ditelaah ulang.
Jika entitas mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo,
maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok
“dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premia tau diskonto.
Investasi efek utang yang tidak diklasifikasikan ke dalam “dimiliki hingga jatuh
tempo” dan efek ekuitas yang nilai wajarnya telah tersediam, harus
diklasifikasikan ke dalam salah satu kelompok berikut ini dan diukur sebesar nilai
wajarnya dalam laporan posisi keuangan (neraca):

A. “diperdagangkan”. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam
waktu dekat harus diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan “. “Efek
dalam kelompok “diperdagangkan” biasanya menujukkan frekuensi
pembelian dan penjualan yang sangat an yang sangat sering dilakukan, efek
ini dimiliki dengan tujuan untuk mengahasilkan laba dari perbedaan dari
perbedaan harga jangka pendek.
B. “tersedia untuk dijual”. Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok
“diperdagangkan” dan dalam kelompok “ dimiliki hingga jatuh tempo”, harus
diklasifikasikan dalam kelompok “tersedia untuk dijual”.
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok diperdagangkan harus diakui
sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia
untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai asset lancar) harus dimasukkan sebagai
komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan
sampai saat laba rugi tersebut dapat direalisasi.
Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk
amortasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, diakui sebagai penghasilan.
Entitas dengan laporan posisi keuangan (neraca) yang asetnya dikelompokkan menjadi asset
lancar dan asset tidak lancar, kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan
jangka Panjang (classified balance sheet) harus melaporkan semua efek yang diperdagangkan
sebagai asset lancar. Efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan efek dalam kelompok
tersedia untuk dijual disajikan sebagai asset lancar atau asset tidak lancar berdasarkan keputusan
manajemen. Khusus untuk efek utang dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo pada tahun
berikutnya harus dikelompokkan sebagai asset lancar.
Dalam laporan arus kas, arus kas yang digunakan untuk atau berasal dari pembelian, penjualan
dan jatuh tempo efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo harus
diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas investasi dan dilaporkan sebesar nilai bruto untuk setiap
kelompok efek didalam laporan arus kas. Arus kas untuk atau dari pembelian, penjualan, dan jatuh
tempo efek dalam kelompok diperdagangkan harus diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas
operasi.
Untuk efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo,
informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk setiap
kelompok utama efek:
A. Nilai wajar agregat;
B. Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek;
C. Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek;
D. Biaya perolehan, termasuk jumlah premium dan
diskonto yan belum diamortasi.
Untuk efek utang dalam kelompok tersedia untuk dijual
dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, informasi
mengenai tanggak jatuh tempo efek utang tersebut
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi
tentang tanggak jatuh tempo dapat dikelompokkan
menurut jangka waktunya sejak tanggal laporan posisi
keuangan (neraca). Lembaga keuangan harus
mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek
utang, termasuk diskonto dan premium yang belum
diamortisasi berdasarkan , sedikitnya, 4 kelompok
tanggal jatuh tempo berikut ini:
a. Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun;
b. Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 sampai 5 tahun;
c. Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 5 sampai 10 tahun ;
d. Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 1 tahun.

Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek yang pembayarannya
dijamin hipotek, dapat diungkapkan secara terpisah ( tidak dialokasikan ke dalam
beberapa kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya
dialokasinya, maka dasar alokasinya harus diungkapkan.
Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus mengungkapkan:

a) Penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, laba dan
rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut;
b) Dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang
direalisasikan (misalnya, identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain);
c) Laba dan rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan
pengelompokan efek dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok
diperdagangkan;
d) Perubahan laba atau rugi pemilikan yang belum direalisasi untuk efek dalam
kelompok tersedia untuk dijual yang telah dimasukkan ke dalam komponen
ekuitas secara terpisah selama periode yang bersangkutan;
e) Perubahan dalam laba dan rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek
untuk tujuan diperdagangkan yang telah diakui sebagai penghasila dalam periode
pelaporan.
Untuk setiap penjualan atau tranfer efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus diungkapkan:
a. Jumlah akumlasi amortisasi diskonto atau premium untuk efek yang dijual atau dipindahkan ke kelompok
lain;
b. Laba atau rugi penjualan efek, baik yang telah direalisasi maupun yang belum direalisasi; dan
c. Kondisi yang mengakibatkan diambilnya keputusan menjual atau memindahkan kelompok efek tersebut.
Selain itu SAK ETAP (IAI, 2009:58,59,60,61) : mengatur tentang investasi pada entitas asosiasi dan entitas.

Pengendalian dapat juga muncul Ketika entitas induk memliki setengah atau kurang hak suara suatu entitas
tetapi memiliki:
A. Mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan pemegang saham lain;
B. Mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
C. Mempunyai hak untuk menunjukan atau memberhentikan mayoritas anggota dewan atau badan tersebut.
D. Mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan direksi atau badan yang
setara atau pegendalian entitas dilakukan oleh badn atau dewan tersebut.
METODE AKUNTANSI
Entitas Asosiasi
Investor harus mengukur invsetasinya pada entitas asosiasi dengan
menggunakan metode biaya (cost methode)
Dalam metode biaya, investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
kerugian penurunan nilai sesuai dengan penurunan nilai asset. Investor harus
mengakui dividen dan penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan terlepas
apakah hal tersebut berasal dari akumulasi laba entitas asosiasi yang timbul
sebelum atau sesudah tanggal perolehan.

Entitas Anak
Investor harus mengukur investasinya pada entitas asosiasi dengan
menggunakan metode ekuitas (Equity method).
Dalam metode equitas, investasi pada entitas anak awalnya diakui
pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selajutnya disesuaikan
untuk mencerminkan bagian investor atau laba rugi dan pendapatan dan beban
dari entitas anak.
Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan investor (sebagai
entitas induk).
PENGUNGKAPAN
Investor harus mengungkapkan hal hal berikut:
Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak;
Jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak;
Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak yang tersedia kuotasi harga yang
dipublikasikan.
Untuk investasi pada entitas asosiasi, investor harus mengungkapkan jumlah dividen dan penerimaan
distribusi lainnya yang diakui sebagai penghasilan.
Untuk investasi pada entitass anak, investor harus mengungkapkan secara terpisah bagiannya atas
laba atau rugi dan bagaian atas operasi yang dihentikan dari entitas anak tersebut.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVE) SURAT BERHARGA


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan long term
investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca),
betul-betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client)per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca)
3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yan berasal dari surat berharga
telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan salso awal, penambah, dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa fisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas
nama perusahaan). Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan dengan kas
opname. Seandainya surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga,
harus dikirimkan konfirmasi.
4. Cocokkan data dalam rincian dengan brita acara pemeriksaan fisik surat berharga
tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6. Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan voiching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa apakah bunga dan dividen nya dan diperhatikan segi perpajakannya.
Periksa apakah bunga/deviden yang diterima telah dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca). Untuk temporary investment, valuation-nya, adalah
mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga pasar. Untuk long
term investment, valuation nya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika
tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa
yang cukup Panjang.
10. Adakah diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada
perubahan tujuan dari surat berharga tersebut.
11. Periksa subsequent event untuk mengetahui apakah ada transaksi
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang akan
memepengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga
tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent
period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary and long term
investment yang diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai