Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERAWATAN

MENGGUNAKAN VENTILATOR MEKANIK

NAMA : Valery W. Ralahalu

NPM : 12114201170122

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRITIS

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

MALUKU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan
limpahan berkat saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan kritis yang membahas tentang "Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan peningkatan IAP”. Makalah ini saya buat dengan segala kemampuan kami dan
semaksimal mungkin. Namun, saya menyadiri bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai
pembuat makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini
terutama Dosen Mata Kuliah Keperawatan Kritis yang saya harapkan sebagai bahan koreksi
untuk saya.

Ambon, 28 July 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................

BAB I

TINJAUAN UMUM

1.1 Prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilasi mekanik.....................................................

1.2 Indikasi & efek samping penggunaan ventilator mekanik............................................

1.3 Perawatan pasien dengan menggunakan ventilator mekanik..........................................

BAB II

KASUS BAYANGAN & ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................

PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. PRINSIP PENATALAKSANAAN VENTILASI MEKANIK


Defenisi Ventilasi mekanik adalahalat pernapasan bertekanan negatif atau positif yang
dapatmempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dengan jangka waktu yang lama.
Tujuan : Memberikan kekuatan mekanis paru untuk mempertahankan pertukaran O2 dan
CO2 yang fisiologis. Mengambil alih "manipulasi tekanan jalan napas dan pola pernapasan
untuk memperbaiki pertukaran secara efisien dan oksigenasi yang kuat.Mengurangi kerja
otot jantung dengan jalan mengurangi kerja paru.ventilator dikenal sebagai respirator,
mesin pernapasan, atau alat bantu pernapasan mekanik.
Ventilator berfungsi sebagai alat bantu pernapasan. alat ini dapat digunakan bayi, anak-
anak, orang dewasa, sampai kaum lansia.
Beberapa kondisi medis memerlukan ventilator, antara lain:
Pemulihan setelah operasi: beberapa pasien membutuhkan ventilator untuk bernapas
setelah operasi
• Koma atau tidak sadarkan diri
• Paru-paru kolaps
• Overdosis obat
• Infeksi paru-paru
• Pneumonia
• Cedera tulang belakang bagian atas
• Infeksi virus corona (Covid-19)
Cara kerja ventilator :
Menurut American Thoracic Society, alat ventilator digunakan untuk mengalirkan oksigen
ke paru-paru dan tubuh.
Selain itu, ventilator juga membantu mengeluarkan karbondioksida dari dalam tubuh.
Ventilator dipasang dengan menghubungkan mesin ke saluran pernapasan seseorang lewat
selang ventilator.
Selang ini dipasang melalui mulut, hidung, atau lewat lubang yang dibuat di bagian depan
leher pasien.
TUJUAN VENTILASI MEKANIK
1. Memperbaiki pertukaran gas
2. Mengurangi distress pernafasan
3. Memperbaiki ketidak seimbangan
4. Kontrol eliminasi co2
5. Menurunkan kerja jantung
Kepentingan lain :
a. Sebagai penunjang pada pasien yang
memerlukan sedasi
b. Mengurangi kebutuhan oksigen tubuh atauotot jantung
c. Menurunkan tekanan intra kranial
d. Mencegah atelektasis alveoli paru

B. INDIKASI EFEK SAMPING PENGGUNAAN VENTILATOR MEKANIK


 INDIKASI BANTUAN VENTILASI MEKANIK :
GANGGUAN VENTILASI :
a. Gangguan otot pernafasan Akibat kelelahan otot pernafasan* Akibat ketidak
normalan dinding dada
b. Penyakit neuromuskuler
c. Gangguan pusat pernafasan
d. Gangguan jln nafas berupa peningkatan tahanan atau obstruksi.

• Risiko Penggunaan Alat Ventilator :


Selama penggunaan alat ventilator, dapat terjadi beberapa efek samping, yaitu:
1. Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi.
2. Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang
terpasang pada tenggorokan.
3. Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru (pneumothorax).
4. Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga dahak atau lendir pada
saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu masuknya udara.
Dokter atau perawat akan melakukan penyedotan secara berkala untuk mengeluarkan
dahak atau lendir ini.
5. Keracunan oksigen.
Selain itu, pasien yang terhubung dengan ventilator dan harus berbaring dalam waktu yang
lama berisiko mengalami luka dekubitus dan gangguan aliran darah akibat
tromboembolisme.

C. PERAWATAN PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN VENTILATOR MEKANIK


1. Proses Keperawatan
• Pengkajian ( Pengkajian klien )
Dalam mengkaji klien yang menggunakan ventilator , perawat
mengevaluasi hal-hal berikut :
1. Tanda-tanda vital
2. Bukti adanya hipoksia ( gelisah, ansietas, takikardi, peningkatan frekuensi pernafasan
dan sianosis ).
3. Frekuensi dan pola nafas
4. Bunyi nafas
5. Status neurologic
6. Volume tidal, minnute volume, kapasitas vital kuat.
7. Kebutuhan pengisapan/suctoning
8. Upaya ventilasi spontan klien
9. Status nutrisi
10. Status psikologis

• Pengkajian Peralatan
1. Jenis ventilator
2. Mode ventilator
3. Volume tidal dan frekuensi
4. Pengesetan fi02
5. Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6. Adanya air dalam selang, terlepasnya sambungan atau terlibatnya selang .
7. Humidifikasi
8. Alarm (fungsi yang sesuai)
9. PEEP .
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
a) Nama : Bpk.L
b) Umur : 37 Tahun
c) Jenis Kelamin : Laki-laki
d) Suku : Jawa
e) Agama : Islam
f) No. Rekam Medik : 070327
g) Alamat : Waihaong
h) Diagnosa Medis : ASMA BRONKHIALE

b. RIWAYAT KEPERAWATAN
a) RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas sejak tiga hari yang
lalu tidak sembuh sembuh, sudah berobat di puskesmas belum
adaperubahan kemudian pasien oleh keluarga di bawa ke RSUD Haulussy
ambon pada tanggal 27 July 2020 pukul 21.00 WIT.

b) RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


pasien mengatakan baru pertama kali di rawat dirumah sakit, sebelumnya
apabila merasa sesak nafas pasien hanyaberobat ke Puskesmas atau
minum obat dari dokter. Pasien memilikipenyakit sesak nafas ini sejak 8
tahun yang lalu disebabkan oleh alergidebu.

c. PEMERIKSAAN FISIK
a) Pada pola biologis pasien sebelum sakit pasien melakukan aktivitas seperti
biasa, aktivitas yang berat tidak mempengaruhi kambuhnya penyakit
pasien, sebelum sakit pasien juga pernah mengalami penyakit yang sama.
Selama sakit pasien mengalami gangguan pernafasan terlihat pasien
menggunakan O2. Sedangkan kebutuhan cairan dan elektrolit sebelum
sakit pasien mengatakan minum kurang lebih delapan gelas per hari
dengan air putih dan kadang- kadang minum teh hangat dipagi hari.
Selama sakit pasien minum kurang lebih tujuh gelas per hari dengan air
putih hangat atau air teh hangat. Terpasang infus D5+Aminophiline.

b) Pada pola nutrisi pasien mengatakan bahwa sebelum sakit makan tiga kali
sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien mengatakan
memiliki alergi pada jenis makanan tertentu antara lain udang, laron dan
ikan teri. Selama sakit pasien makan tiga kalisehari dengan diit dari
Rumah Sakit tetapi kadang-kadang hanya hanis setengah porsi saja, pasien
makan disuapi dengan keluarga.

c) Pada pola eliminasi sebelum sakit pasien mengatakan BAB satu kali sehari
setiap pagi dengan konsistensi lunak, warna kuning, bau khas dan tidak
encer, sebelum sakit pasien BAK 6-7 kali per hari, warna kuning, bau khas
dan tidak ada keluhan saat BAK.Selama sakit pasien BAB satu kali sehari
dengan konsistensi lunak dan bau khas, selama sakit pasien BAK 5—6
kali perhari dengan bantuan keluarga kadang-kadang menggunakan
pempers, dan tidak ada keluhan saat BAK.

d) Pada pola keamanan dan kenyamanan, sebelum sakit biasa saja nyaman
saat tidur dan saat beraktivitas, selama sakit pasien mengatakan sesak
nafas, pusing dan badan terasa lemas, sesak nafas biasa kambuh karena
adanya debu.

e) Pola personal hygiene, pasien mengatakan sebelum sakit biasa mandi tiga
kali sehari tergantung aktivitas pasien, menggosok gigi setiap kali mandi
dan pasien membersihkan rambut setiap dua hari sekali. Selama sakit
pasien mengatakan disibin oleh keluarga dua kali sehari, menggosok gigi
dibantu oleh keluarga.
f) Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien biasa tidur 6-8 jam pada malam
hari, tidur siang hanya satu jam. Selama sakit pasien mengatakan tidur 5-7
jam per hari pada malam hari, kadang- kadang tidak bisa tidur saat merasa
sesak nafas dan seringterbangun, dan kurang lebih 2 jam saat siang hari
sering terbangun karena lingkungan sekitar yang berisik dan kadang
terbangun saat sesak.

g) Pola aktivitas dan latihan,sebelum sakit pasien mengatakan melakukan


semua aktivitasnya secara mandiri, mulai dari mandi makan dan minum,
memasak untuk anggota keluarganya dan menjadi ibu rumah tangga,
penyakit yang diderita pasien tida mempengaruhi aktivitas pasien hanya
saja apabila terkena debu yang berlebihan itu akan memicu sesak nafas
yang dialami pasien. Selama sakit aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
dan perawat karena pasien mersa badannya lemas dan takut bila sesak
nafasnya kambuh.

h) Pola perseptual, pada penglihatan pasien tidak menggunakan alat bantu


penglihatan seperti kacamata, pasien dapat melihat dengan jelas. Pada
pendengaran pasien tidak mengalami penurunan pendegaran pada kedua
telinga, ketika dipanggil tidak perlu di sentuhan tau beberapa kali dalam
memanggil. Pada pengecapan, pasien tidak mengalami penurunan fungsi
pengecapan. Dan fungsi penciuman pasien masih normal, pasien dapat
membedakan bau makanan dan obat. Padasensasi, pasien dapat merasakan
sentuhan kulit, sentuhan halus, kasar mau pun cubitan.

i) Pola konsep diri


1) Body Image
Pasien saat sakit terlihat bersih karenaselalu disbin oleh keluarga
setiap hari.
2) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dansegera pulang.
3) Peran
Pasien mengatakan istri dari suaminya dan ibu dari ketiga
anaknya,saat sakit pasien merasakan adanya perubahan peran pada
pada dirinya.
4) Identitas diri
Pasien dapat mengenali dirinya bahwa dia adalah seorang
perempuan berusia 37 tahun

j) Pada pola hubungan dan peran, pasien memiliki hubungan baik dengan
keluarga, dan masyarakat dikarenakan keluarga yang menunggu selalu
bergantian dan banyak pula tetangga yang menjenguk pasien dan pasien
mengatakan jika pasien punya masalah selalu menceritakan dengan
keluarga.

k) Pola reproduksi dan seksual, pasien berjenis kelamin perempuan, sudah


menikah, dan memiliki tiga orang anak.

l) Pola nilai dan keyakinan pasien mengatakan bahwa pasien beragama


Islam, dan sebelum sakit pasien selalu menjalankan sholat selama sakit
hanya mampu berdoa untuk kesembuhanya.

m) Pemeriksaan Head To Toe


1. keadaan umum
 pasien lemah dan tingkat kesadaran compos mentis.
 Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit, T:
365oC dan RR : 30x/menit.
 bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam, bersih, tidak
ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.
 pemeriksaan mata, letak mata kanan dan kiri simetris, pupil
isokor, sclera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis, dan tidak
ada nyeri tekan.
 Pada hidung pasien tidak ada polip, tidak ada pembengkakan,
terpasang kanul oksigen.
 Mulut pasien didapati mukosa mulut dalam keadaan kering,
tidak terjadi sianosis, lidah tidak sulit untuk digerakkan, dan
dalam kemampuan menelan tidak ada gangguan.
 Pemeriksaan fisik telinga didapatkan letak yang simetris, tidak
ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidakada massa dan pasien
tidak perlu disentuh ketika dipanggil. Pada leher pasien tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
 Pada pemeriksaan fisik dada, pada pemeriksaan paru
didapatkan hasil :
 Inspeksi : perkembangan dada kanan dan kiri simetris
tidan ada retraksi interkosta,
 Palpasi : fremitus raba kanan dan kiri sama, 3).Perkusi :
terdengar bunyi sonor,
 Auskultasi : terdengar bunyi tambahan wheezing, Pada
pemeriksaan jantung didapatkan hasil :
 Inspeksi : ictus cordic tidak nampak 2).
Palpasi : ictus cordic kuat angkat
 Perkusi : batas jantung tidak melebar
 Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni
 Pemeriksaan abdomen,
 Inspeksi : dinding perut cekung dari dada, tidak ada
lesi,
 Auskultasi : terdengar bising usus dan peristaltik usus
15x/menit.
 Perkusi : terdengar suara tympani
 Palpasi tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
penumpukan cairan.
 Pada anus pasien tidak terdapat hemoroid, dan pasien tidak
terpasang kateter, bersih, dan tidak ada tanda- tanda iritasi
kulit.
 Pada ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus
D5+Aminophiline 20 tetes per menit (tpm), dan ekstremitas
bagian kanan bias digerakkan, tidak ada luka maupun edema.
Pada ekstremitas bawah tidak ada oedem, tidak ada gangguan
gerak hanya saja terlihat lemas.

B. ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROMBLEM


1. DS : Px mengatakan Konsentrasi O2, dalam KETIDAKEFEKTIF
 sesak nafas dan sulit darah menurun AN BERSIHAN
mengeluarkan dahak JALAN NAFAS
 Pasien mengatakan cemas
saat mengalami sesak nafas Spasme otot polos sekresi
kelenjar bronkus
DO : Pasien Tampak :
 cemas, gelisah dan tidak
tenang Penyempitan/obstruksi
 TTV : proksimal dari bronkus
TD : 110/70 mmHg pada tahap ekspirasi dan
N : 80x/menit inspirasi
RR : 30x/menit
S : 36oC
- Mucus berlebihan
- Batuk
- Wheezing
- Sesak napas
KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN
NAFAS
2 DS : Px mengatakan Konsentrasi O2, dalam INTOLERANSI
 Pasien mengatakan aktivitas darah menurun AKTIVITAS
dibantu oleh keluarga selama
sakit
Hipoksemia
DO : Pasien Tampak :
 lemas dan dibantu keluarga
Suplai darah dan O2
dalam beraktivitas
kejantung berkurang
 TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
Penurunan cardiac output
RR : 30x/menit
S : 36oC

Tekanan darah menurun

Kelemahan dan keletihan

INTOLERANSI
AKTIVITAS

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(hipoksia) kelemahan.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan NOC Label NIC Label : 1. Untuk


bersihan jalan napas Respiratory status : Airway mengetahui status
b.d eksudat dalam Airway Patency Management: oksigenasi klien
alveoli dan Kepatenan jalan 1. Pantau status
bronkospasme napas dengan oksigenasi
Kriteria hasil : 2. Auskultasi bunyi 2. Adanya bunyi
1.Frekuensi napas dan catat ronkhi menandakan
pernapasan dalam area yang terdapat
batas normal (16-20 ventilatornya penumpukan sekret
x/Menit) menurun atau atau sekret
2. Irama Pernapasan adanya suara berlebihan dijalan
normal tambahan napas
3. Posisikan pasien 3. Posisi
untuk memaksimalkan
memaksimalkan ekspansi paru dan
pemasangan menurunkan upaya
ventilator. pernapasan
4. Lakukan 4. Fisioterapi dada/
fisioterapi dada back messagedapat
sebagaimana membantu
mestinya mengencerkan
sekret yang ada
dijalan nafas.
5. Kelola 5. Meringankan
pemberian oksigen kerja paru untuk
memenuhi
kebutuhan oksigen
serta memenuhi
kebutuhan oksigen
dalam tubuh.
6. Kolaborasi 6. Ventilator
pemberian meningkatkan
ventilator sesuai ukuran lumen
indikasi. percabangan trakea
sehingga
menurunkan tahanan
terhadap aliran
udara.

2 Intoleransi aktivitas NOC Label : NIC Label : Untuk meningkatan


b.d Energy conservation Activity Therapy pergerakan otot
ketidakseimbangan Activity tolerance secara perlahan
antara suplai dan Self care - Bantu klien untuk mendapatkan
kebutuhan oksigen Kriteria hasil : untuk hasil yang baik
(hipoksia) mengidentif
kelemahan. - Berpartisipasi ikasi
dalam aktivitas aktivitas
fisik tanpa yang
disertai mampu
peningkatan dilakukan
tekanan darah, - Bantu untuk
nadi dan RR memilih
- Mampu aktivitas
melakukan konsisten
aktivitas secara yang sesuai
mandiri dengan
kemampuan
fisik,
psikologi,
dan sosial
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem respirasi merupakan sistem yang penting dalam kehidupan, yang berfungsi dalam
mengadakan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.Apabila fungsi respirasi
mengalami gangguan atau kegagalan, maka kebutuhan oksigen untuk memenuhi
metabolisme tidak dapat dipenuhi.Disinilah peran ventilator mekanik sebagai alat
pengganti fungsi pompa dada yang mengalami kegagalan.
Terdapat beberapa mode yang sering digunakan diikutin dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing mode. Mode tersebut antara lain : CMV, Assist-controlled
ventilation, IMV, SIMV, PEEP, CPAP, dan lain-lain.
Sebelum pemasangan ventilator mekanik, penting untuk sebelumnya menganalisis
penyulit yang dapat terjadi, di antaranya adalah ventilator associated pneumonia (VAP),
atelektasis, barotrauma, dan efek pada gastrointestinal. Pasien dengan ventilasi mekanik
tidak dianjurkan untuk berlama-lama menggunakan alat bantu napas tersebut, sehingga
diperlukan pula pengetahuan tentang teknik penyapihan dari ventilator.
DAFTAR PUSTAKA

John Robert E, St. Airway and Ventilatory Management. In: Chulay Marianne, Burns
Suzanne M. AACN Essential of Critical Care Nursing. USA: The McGraw-Hill
Companies.2015.p.129-143

Hudak, Carolyn dkk.2017.Keperawatan Kritis Volume 1. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta: EGC

Barrett, K., Barman, S., Boitano, S., Brooks, H. 2015. Ganong's Review of Medical
Physiology 25th Edition. 1st ed. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division

Handbook of Mechanical Ventilation. 2015. 1st ed. London: Intensive Care Foundation;.

Viana W, Nawawi M. 2017. Ventilasi Mekanik. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi


Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai