DAN
KRITIS
NAMA:VALERY W RALAHALU
NPM:12114201170122
FAKULTAS:KESEHATAN
PRODI:S-1 KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Tn A berumur 55 tahun datangke IGD dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 3 bulan
terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat inter mitten dan mejalar kelengan kiri. Nyeri
pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia mengeluh nafas
pendek, mual, muntah. Dia memeiliki riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat
keluarga di peroleh keterangan bahwa bapaknya meninggal karena infarkmiokard pad ausia 56
tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok/tahun.
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 55 tahun
B. RIWAYATKEPERAWATAN
1. Riwayat PenyakitSekarang
Tn A berumur 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 3 bulan
terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan mejalar ke lengan kiri.
Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia
mengeluh nafas pendek, mual, muntah.
2. Riwayat PenyakitSebelumnya :
Tn. A mengeluh 3 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan
mejalar ke lengan kiri
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Dia memeiliki riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga di
peroleh keterangan bahwa bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun.
II. ANALISA DATA
NamaPasien : Tn. A
Umur : 55 tahun
III. DIAGNOSA
V. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. A
Umur : 55 Tahun
No Hari/Tanggal TindakanKeperawatan
1 09-10-2020 / 12.00 WIT 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi,
durasi)
2. Mencatat adanya distritmia jantung
3. Mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
output
4. Memonitor status kardiovaskuler
5. Memonitor status pernafasan yang mendadak gagal
jantung
6. Memonitor abdomen sebagai indicator penurunan
perfusi
7. Memonitor balance cairan
8. Memonitor adanya perubahan tekanan darah
9. Memonitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
10. Mengatur priode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
10-10-2020 / 12. 15 WIT 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi,
durasi)
2. Mencatat adanya distritmia jantung
3. Mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
output
4. Memonitor status kardiovaskuler
5. Memonitor status pernafasan yang mendadak gagal
jantung
6. Memonitor abdomen sebagai indicator penurunan
perfusi
7. Memonitor balance cairan
8. Memonitor adanya perubahan tekanan darah
9. Memonitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
10. Mengatur priode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
VI. EVALUSI
Nama : Tn. A
Umur : 55 Tahun
P:
Intervensi di lanjutkan
10-10-2020 / 12.00 S:
WIT - Pasien mengatakan masih
merasa nyeri, mual dan muntah
- Pasien mengatakan nyeri
menjalar ke lengan kiri
O:
- Pasien tampak kesakitan
menahan nyeri
- Pengkajian nyeri : pasien
mengalami nyeri bersifat
intermiten
A:
Masalah resiko penurunan perfusi
jaringan jantung belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
1. Nyeri dapat tersebar kelengan kiri karena nyeri yang diderita pasien merupakan nyeri yang
disebabkan oleh kardiovaskuler, selain itu dapat menyebar kelengan kiri karena saraf
eferanviseralakanterangsangselamaterjadi kerusakan pada jantung
2. Nyeri pada dada akan lebih terasa saat aktivitas dari pada beristirahat. Karena jika melakukan
banyak aktivitas maka memaksa jantung untuk bekerja maka tingkat peningkatan nyeri saat
beraktivitas lebih tinggi di bandingkan dengan saat beristirahat
3. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebkan kerusakan pembuluh darah arteri
dengan perlahan-lahan arteri tersebut mengalami pengerasan serta dapat terjadi oklusikoroner.
Tekanan darah sistolik di duga mempunyai pengaruh lebih . Kejadian penyakit jantung pada
penderita hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah
sistolik.
4. Ekokardiografi, biomarker jantung,
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :-
Umur : 50 tahun
JenisKelamin : Laki – laki
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. RiwayatPenyakitSekarang
Seseoranglaki-lakiberusia 50 tahun di rawatdengan
CKD.Hasilpengkajiannampakudemfacialis, udemekstremitas, JVP 5+4 cmH20,
nampakpucatdanlelah.Lab: ureum 75,30mg/dL.
Keluargamengatakanawalnyapasienhanyamengeluh kaki
kanantidakdapatdigerakannamunsaat di RS pasien di haruskanuntukcucidarah.
2. RiwayatPenyakitTerdahulu
Dan pasienriwayat HT dan DM sejak 10 tahunlalu.
3. RiwayatPenyakitKeluarga : -
C. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Kepala
Inspeksi : nampakudemfacialis
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi: -
Ekstermitas
Inspeksi : nampakudemekstremitas
Palpasi : JVP 5+4 cmH20
Perkusi :-
Auskultasi: -
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No Pemeriksaan Hasil
1 Ureum 75,30mg/dL
II. ANALISA DATA
III. DIAGNOSA
1. Resikocederaberhubungandenganhiperglikemia
V. IMPLEMENTASI
N Hari/ Implementasi
o tanggal
1 09-10-2020 1. Menyediakanlingkungan yang amanuntukpasien
/ 10.00 2. Memindahkanbarang – barang yang dapatmembahayakan
3. Memberikanpenjelasanpadapasiendankeluargaataupengunjungadanya
perubahan status kesehatandanpenyebabpenyakit
P:
Intervensidilanjutkan
10-10- S:-
2020/ 11.00 O:
- Pasientampaklemasdanpucat
- Pasientidakbisabergeraklebihl
eluasa
A:
Masalahrsikocederabelumteratasi
P:
Intervensidilanjutkan
NEEDLE COMPRESSION
KETERAMPILAN KLINIK
DESKRIPSI MODUL
PENGERTIAN Selang dada biasanya disebut dengan
selang thorakostomi atau kateter
thorak atau needle decompression
TUJUAN Untukmeningkatkan ekpansi paru dan
atau mengeluarkan cairan yang
terdapat didalamnya. Selain itu, dapat
juga membantu mengatasi
permasalahan seperti peningkatan
tekanan udara maupun cairan yang
terdapat pada rongga pleura.
METODE Indikasi pemasangan needle
decompression yang sering terjadi
menurut Durai,
adalah:
1. Tension pneumothorax
2. Pneumothorax (open dan
closed)
3. Hemothorax
4. Hemopneumothorax
5. Efusi pleura
6. Luka tusuk pada dada
7. Empyema
CEK LIST NEEDLE COMPRESSION
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(jika harus berurutan)
2. Mampu : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi kurang tepat dan/atau pembimping/pengamat perlu
membantu/mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar , tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S langkah tidak sesuai dengan keadaan
KEGIATAN Penilaian
1 2 3
PERSIAPAN
Alat dan bahan
Povidone iodine atau chlorhexidine
solutions
Jarum ukuran 12 – 16
Spuite ukuran 5 atau 10 cc
Baju dan sarung tangan steril
Masker dan kaca mata
USG dengan low frekuensi
Gel USG steril
Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga
terkait prosedur yang akan dilakukan.
Anjurkan pasien untuk tiduran dengan
posisi supinasi dengan elevasi kepala
30o. Posisi ini dapat mempermudah
aliran udara naik keatas pada bagian
anterior dada. Selain itu, posisi ini juga
membantu tenaga kesehatan lain dalam
membantu tindakan tersebut.
Selanjutnya, bersihkan kulit dan cukur
rambut pada area yang akan dilakukan
penusukan jarum dengan menggunakan
povidone iodine atau chlorhexidine
solutions.
Selain itu, lakukan periapan masker
oksigen, oximetri, cardiac monitor,
setup selang dada, infuse, dan
timemergensi lain.
Tindakan
OCCLUSIVE DRESSING
Tindakan:
TOTUR
(.................................)
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(jika harus berurutan)
2. Mampu : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi kurang tepat dan/atau pembimping/pengamat perlu
membantu/mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar , tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S langkah tidak sesuai dengan keadaan
KEGIATAN Penilaian
1 2 3
FASE KERJA
A. AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan :
Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat
panjang : Airway baik, Breathing baik
Bila penderita tidak sadar bisa menjadi
lebih sulit.
Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan
cara :Lihat-Dengar-Raba
Obstruksi jalan nafas
Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat
dibandingkan gangguan breathing dan
circulation.lagipula perbaikan breathing
tidak mungkin dilakukan bila tidak ada
Airway yang baik.
a. Obstruksi total
b. Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya
penderita masih dapat bernafas
sehingga timbul beraneka ragam suara,
tergantung penyebabnya (semuanya
saat menarik nafas, inspirasi)
Cairan (darah, sekret, aspirasi
lambung dsb), bunti kumur-kumur.
Lidah yang jatuh kebelakang-
mengorok
Penyempitan di larink atau trakhea-
stridor
C. CIRCULATION
1. Umum
a. Frekuensi denyut jantung
Frenkuensi denyut jantung pada
orang dewasa adalah 60-80/menit.
b. Penentuan denyut nadi
pada orang dewasa dan anak-anak
denyut nadi diraba pada a.radialis
(lengan bawah, dibelakang ibu jari)
atau a.karotis, yakni sisi samping
dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok
yang sangat berat. Penderita mungkin
masih akan berusaha menarik nafas
satu atau dua kali. Setelah itu akan
berhenti nafas. Pada perabaan nadi
tidak ditemukan
a. karotis yang berdenyut.Bila
ditemukan henti jantung maka harus
dilakukan masase jantung luar yang
merupakan bagian dari resusitasi
jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya
menghasilkan 25-30% dari curah
jantung (cardiac output) sehingga
oksigen tambahan mutlak
diperlukan.
TOTAL
Daftar Pustaka