PEKERJAAN RENOVASI
RUANG KANTOR EKS. PDSPK, L.1, GEDUNG E
i
BAB I
SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
Lokasi Pekerjaan
- Letak lokasi Ruang di Lantai 1 Gedung E Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
Pasal 2
Rencana Kerja
1
Pasal 3
Persiapan Pekerjaan
2
Tabel 1.1 Timeline Pelaksanaan Pekerjaan
I PEK. PERSIAPAN
II PEK. BONGKARAN
III PEK. INTERIOR
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Dinding dan Partisi
Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
Pekerjaan Finishing
IV PEK. MECHANICAL ELECTRICAL
Pekerjaan Plumbing & Sanitair
Pekerjaan Elektrikal
V PEK. MEUBELER
VI PEK. PENGADAAN DEKORASI & ELEKTRONIK
VII PEK. LAIN-LAIN
TOTAL (%)
Rencana fisik per minggu
Rencana fisik kumulatif
3
1.4. Shop Drawing
- Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Pelaksana berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
- Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus terkait instalasi listrik yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan
Pengawas.
- Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam RKS ini.
- Pelaksana wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Kerja/Owner
- Semua gambar yang dipersiapkan oleh Pelaksana dan diajukan kepada Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
- Pembongkaran
● Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi
lingkungan sekitar/sekelilingnya.
● Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
● Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).
● Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan
kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan
Pengawas/MK dengan disertai draft/list item barang- barang tersebut.
● Jika pelaksana pekerjaan bermaksud memanfaatkan material sisa bongkaran, maka harus
meminta persetujuan pemberi tugas terlebih dahulu.
4
● Jika ada material eks bongkaran yang akan dipergunakan oleh pemberi tugas, pelaksana
pekerjaan harus menyiapkan surat tanda terima barang yang dapat digunakan untuk
memberikan bukti tertulis bahwa barang tersebut telah diserahkan; Pelaksana kerja tidak
mempunyai tanggung jawab atas keberadaan dan fungsi barang eks bongkaran tersebut
setelah barang tersebut dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
● Segala kerusakan akibat kecerobohan pelaksanaan saat pembongkaran pemasangan kembali
dan saat proses pengeluaran bongkaran dari lokasi proyek adalah tanggung jawab Pelaksana.
1.9. Marking
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran-
ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi,
perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran - ukuran yang akan dilaksanakan
atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
Pasal 4
Laporan Kemajuan Pekerjaan
5
- Pelaksana harus menyerahkan foto selama masa pelaksanaan pekerjaan dalam rangkap 3 (tiga)
yang telah disusun rapi kepada Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.
Pasal 5
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pasal 6
Implementasi Protokol Covid-19
Pasal 7
Risiko Kerja
1. Risiko K3 ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 5/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Kerja (SMK3) Konstruksi, beserta lampirannya
6
2. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum, harta
benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi
pada pekerjaan konstruksi
3. Penilaian tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan dengan memadukan nilai kekerapan/frekuensi
terjadinya kerusakan yang ditimbulkannya.
4. Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi terjadinya Risiko K3 konstruksi seperti dinyatakan pada
Tabel 1.2, di bawah ini
5. Penentuan nilai keparahan atau kerugian atau dampak kerusakan akibat Risiko K3 Konstruksi seperti
dinyatakan dengan nilai pada Tabel 1.3, dibawah ini
Tabel 1.3 nilai Keparahan atau kerugian atau dampak kerusakan akibat risiko K3
TINGKAT KEPARAHAN/KERUGIAN/DAMPAK NILAI
ORANG HARTA LINGKUNGAN KESELAMATAN
BENDA UMUM
Ringan 1
Sedang 2
Berat 3
6. Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan terjadinya Risiko K3
Konstruksi (P) dengan nilai keparahan yang ditimbulkannya (A) persamaan [TR = P X A ]
Hasil Perhitungan Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dijelaskan pada Tabel 1.4
Cara perhitungan tingkat keparahan dihitung berdasarkan rata-rata tingkat keparahan pada orang,
harta benda, lingkungan, dan keselamatan umum. Untuk tingkat keparahan pada orang yang
mengakibatkan kematian maka nilai tingkat keparahan adalah 3 (berat) tanpa harus
memperhitungkan nilai rata-rata.
7
Tabel 1.5. Contoh Nilai Keparahan atau Kerugian atau Dampak Kerusakan akibat Risiko K3 Konstruksi dalam Pekerjaan Pembangunan Jaringan
Perpipaan Air Limbah Kegiatan Penggalian Tanah Sedalam 4 m
8
Tabel 1.6. Format Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi
9
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INTERIOR
Pasal 8
Pekerjaan Lantai Karpet
2.4. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
10
2.5. Penyimpanan
Letakkan kotak carpet tile yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin menggangu.
Pasal 9
Pekerjaan Perapian Bekas Bongkaran
2.9. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
Pasal 10
Pekerjaan Plafon Gypsum
11
Bahan menggunakan plafon gypsum Jaya Board Sheetrock 1200 x 600 cm dengan tebal 9 mm
atau produk lain yang memiliki kualitas setara.
c. Bahan penutup sambungan plafon:
Bahan yang digunakan berupa compound gypsum, cross maintee, skrup gypsum, dan textile
gypsum.
d. Ke semua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi
Tugas.
12
2.13. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
2.14. Penyimpanan
Letakkan plafon acoustic yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 11
Pekerjaan Dinding Partisi
2.18. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
2.19.Penyimpanan
Letakkan partisi dinding yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 12
Pekerjaan Partisi Kaca
14
c. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna ditentukan
kemudian. Atau warna tersebut. diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana
dan Pemberi Tugas.
d. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan profil besi
galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tersebut. Ditanam pada
bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi
silicone sealant warna putih atau bening.
e. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah diterima
oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain.
f. Pemasangan kaca harus bersih, tidak menggelembung dan bebas noda akibat pekerjaan lain.
Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi dan tidak terlihat.
2.23. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli langsung dari vendor kaca yang digunakan.
2.24.Penyimpanan
Letakkan kaca tempered dan kaca film sandblast yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu
lintas orang dan/atau kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 13
Pekerjaan Pelapis Daun Pintu
2.28. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
2.29.Penyimpanan
Letakkan HPL yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau kendaraan
proyek yang mungkin mengganggu.
15
Pasal 14
Pekerjaan Pengecatan
- Lapisan pengecatan dinding cement washed, sebelumnya dinding partisi harus dipastikan bersih
dan rata, kemudian dilapisi dengan cat dasar, dan setelah itu menggunakan cat cement washed,
dengan beberapa kali lapisan, agar warna yang dikeluarkan sesuai dengan warna yang
direncanakan. pelaksana diwajibkan untuk mendapat persetujuan warna dinding dari Konsultan
MK.
- Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis dengan kekentalan cat sebagai
berikut:
- Lapisan I menggunakan cat dasar Dulux Catylac atau merk lain dengan kualitas yang setara
- Lapisan II menggunakan cat Gamma Paint Cement Wash Komponen A lapis 2
- Lapisan III menggunakan cat Gamma Paint Cement Wash Komponen B dengan menggunakan
kuas
- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafon merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran- pengotoran.
- Setelah pekerjaan pengecatan selesai, semua area harus bersih dari hasil pekerjaan pengecatan.
2.33. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan
2.34.Penyimpanan
Letakkan cat yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau kendaraan
proyek yang mungkin mengganggu.
16
Pasal 15
Pekerjaan Partisi Dekoratif Rotan Sintetis
2.38. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli langsung dari vendor partisi dekoratif rotan sintetis yang
digunakan (BYO Living).
2.39.Penyimpanan
Letakkan rotan sintetis yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 16
Pekerjaan Plafon Dekoratif Rotan Sintetis
2.43. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli langsung dari vendor plafon dekoratif rotan sintetis yang
digunakan (BYO Living).
17
2.44.Penyimpanan
Letakkan rotan sintetis yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 17
Pekerjaan Vertical Blind
2.48. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli langsung dari vendor vertical blind yang digunakan.
18
2.49.Penyimpanan
Letakkan vertical blind yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 18
Pekerjaan Custom Made Furniture (Bangku)
- Persyaratan: Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
- Pengajuan Alternatif: Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan / material
atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan
yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
2.54.Penyimpanan
Letakkan dudukan/bangku yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau
kendaraan proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 19
Pekerjaan Custom Made Furniture (Meja)
- Persyaratan: Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
- Pengajuan Alternatif: Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan / material
atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan
yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
2.59.Penyimpanan
Letakkan meja yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau kendaraan
proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 20
Pekerjaan Custom Made Furniture (Rak/Ambalan)
- Persyaratan: Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
- Pengajuan Alternatif: Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan / material
atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan
yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
21
b. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja
- Alat Pengikat: Sediakan alat-alat perekat yang diperlukan seperti lem dan jenis lain yang disetujui.
Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh.
- Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan.
Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan
kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda.
- Dapat juga tidak menggunakan pengikat atau perekat selama kekuatan dan keseimbangan rak
aman
c. Bahan Finishing: HPL
- Persyaratan: High Pressure Laminate (HPL) yang dipakai adalah Madagascar Walnut (TH 1207
FC) 122 x 244 cm.
- Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,7 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,7 mm.
- Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system) di bengkel/work-shop
Kontraktor.
- Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
- Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
- Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging berbahan
PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar
rencana/desain.
2.63. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya atau pemasangan
langsung dipasang dari pabrik yang bersangkutan sesuai persyaratan.
2.64.Penyimpanan
Letakkan meja yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau kendaraan
proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 21
Pekerjaan Pemasangan Vertical Garden
22
- Hasil akhir harus dalam kondisi yang baik dan sempurna
- Pemasangan rapi
- Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan lain selesai
2.68. Pemasangan
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli langsung dari vendor yang digunakan (Magnolia V-Ga).
2.69.Penyimpanan
Letakkan meja yang akan dipakai di tempat yang jauh dari lalu lintas orang dan/atau kendaraan
proyek yang mungkin mengganggu.
Pasal 22
Syarat-Syarat Lain
- Bila perlu revisi yang menyangkut pekerjaan interior, metode pelaksanaan atau ukuran - ukuran
masih dapat dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
- Untuk benda yang berjumlah besar atau lebih dari 10 buah (jika ada), Pelaksana diharuskan
menyerahkan dan membuat shop drawing dan/atau contoh selesai untuk disetujui dan dinilai dan
dicoba oleh perencana.
- Untuk benda yang berukuran besar yang mengharuskan Pelaksana untuk melakukan setting dan
finishing di tempat, Pelaksana wajib menggunakan media bantu lain untuk melindungi material
existing dari kotoran ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh proses tersebut.
- Barang jadi harus dikirim ke tempat dalam keadaan terbungkus/terlindungi, tidak cacat atau
rusak yang disebabkan oleh benturan, goresan atau kerusakan dan bercak bercak yang
diakibatkan oleh zat zat cair.
- Tempat penyimpanan barang yang telah dikirimkan di tempat disediakan oleh pemberi tugas, hal
hal yang menyangkut keamanan barang menjadi tanggung jawab Pelaksana
- Penempatan barang sesuai dengan tata letak masing-masing jenis barang menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
23
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SANITASI/PLUMBING
Pasal 23
Syarat-Syarat Umum
Pasal 24
Pekerjaan Sanitair
25
- Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa alas kayu.
- Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak
diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.
- Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-
zat yang dapat merusak beton baja bertulang.
- Cetakan beton dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau
multiplek tebal minimal 18 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan
yang tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Konsultan Pengawas.
- Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
- Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan percobaan-
percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture)
tersebut.
b. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Top Table
- Alat Pengikat: Sediakan alat-alat perekat yang diperlukan seperti semen atau mortar (MU-
400) dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak
menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh.
- Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan
kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda.
- Dapat juga tidak menggunakan pengikat atau perekat selama kekuatan dan keseimbangan
rak aman
c. Bahan Finishing: granite tile
- Pada permukaan beton/hebel yang ada, granite tile dapat langsung diletakkan, dengan
menggunakan perekat adukan pasangan/pengikat dengan dengan Adukan spesi 1pc : 3 pasir
pasang dan untuk pengisi nat Grout semen berwarna/IGI grout, bahan perekat seperti yang
disyaratkan dan sesuai Bill of Quantity (BQ), diaduk sehingga mendapatkan ketebalan seperti
tertera pada gambar dan sesuai dengan standar yang berlaku.
- Granite tile berukuran tebal 2 cm, lebar 60 x 60 cm
- Granite tile yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif granite tile
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
- Pemotongan granite tile harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
- Sebelum granite tile dipasang, granite tile terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
- Pola granite tile harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang
di dinding seperti: panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di dalam
gambar.
- Awal pemasangan granite tile pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
- Bidang granite tile harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
- Granite tile harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4 - 5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
- Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
- Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk granite tile seperti "Porstex" buatan lokal atau sejenis.
26
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
Pasal 25
Syarat-Syarat Umum
3.6. Umum
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan,
pekerjaan instalasi pengkabelan, kabel daya, stop kontak serta instalasi pengkabelan untuk
penerangan. Pekerjaan yang diuraikan adalah pekerjaan yang berkaitan diantaranya:
b. Pekerjaan instalasi lampu, saklar, dan stop kontak
c. Exhaust fan
d. Neon box
Kontraktor bertanggung jawab pada aspek design detail yang dilaksanakan sesuai regulasi yang
berlaku (design & build).
Pasal 26
Pekerjaan Instalasi Lampu
3.9. Ketentuan
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik
instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung untuk kabel data sesuai gambar.
- Kontraktor/ pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk pelaksanaan dan pengujian
yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku.
- Standar dan referensi yang dipakai adalah:
- Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002)
- Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
27
- Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang Syarat-
syarat Penyambungan listrik (SPL).
28
3.12. Pengujian
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/pemborong harus melakukan
pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat dan siap
dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi.
3.13. Pemasangan
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga ahli listrik
yang berpengalaman di bidangnya.
Pasal 27
Pekerjaan Instalasi Exhaust Fan
3.17. Pemasangan
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pemasangan exhaust fan harus dilakukan oleh
instalator yang ahli dan berpengalaman.
Pasal 28
Pekerjaan Neon Box
3.21. Pemasangan
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pemasangan neon box harus dilakukan oleh instalator
yang ahli dan berpengalaman.
29
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LOGO KEMENDIKBUDRISTEK
Pasal 29
Pekerjaan Custom Made Logo Kemendikbud Timbul
- Produksi logo menggunakan vendor yang berpengalaman dengan hasil yang rapi dan baik.
30
BAB VI
PENUTUP
Pasal 30
Persyaratan Lain
Jika ada ketidaksesuaian antara gambar, spesifikasi teknis dan rencana biaya, maka pekerjaan
anggaran secara otomatis akan mengacu pada jumlah/kuantitas maupun kualitas yang terbaik dan
terbanyak di antara ketiganya.
Pasal 31
Penyelesaian Pekerjaan
- Sebelum penyerahan pertama Pelaksana harus memenuhi semua bagian pekerjaan yang perlu
penyempurnaan dan harus diperbaiki sesuai dengan tanggung jawabnya.
- Semua Penyimpangan dari ketentuan gambar serta RKS menjadi tanggung jawab Pelaksana,
kecuali ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Apabila pekerjaan telah selesai, Pelaksana mengajukan surat pemberitahuan telah selesainya
pekerjaan pada Konsultan Pengawas Untuk diadakan pemeriksaan bersama. Apabila dinilai
pekerjaan praktis telah selesai dibuat Berita Acara Penyerahan Pertama
- Keadaan lapangan sekitar pekerjaan harus dibersihkan dan dirapikan kembali.
- Serah Terima Kedua diberikan apabila masa perawatan/semua kekurangan pekerjaan telah
diselesaikan.
- Semua cacat, kekurangan atau kesalahan lainnya yang timbul akan timbul pada masa
pemeliharaan yang telah diperinci oleh Konsultan Pengawas merupakan daftar perincian
pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum masa pemeliharaan habis waktunya.
- Jika semua cacat, kekurangan dan kesalahan telah diperbaiki dan diterima oleh Konsultan
Pengawas, maka Konsultan Pengawas bersama-sama menandatangani Berita Acara yang
menyatakan selesainya perbaikan dan penyelesaian seluruh pekerjaan
- Berita Acara penyerahan pekerjaan kedua kalinya ditanda tangani kedua belah pihak sebagai
tanda pekerjaan telah selesai dan diterima baik oleh Pemberi Kerja.
Pasal 32
Penutup
Segala perubahan dari Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Administrasi dan Teknis dan Lampiran-
lampiran lainnya akan dituangkan dalam Risalah Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) dan menjadi
bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini serta
bersifat mengikat.
31