Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Karakter untuk Mewujudkan Pelajar

Pancasila

Salah satu program yang digulirkan oleh Kemendikbud adalah program


"Pelajar Pancasila(is)". Program ini bertujuan untuk mewujudkan pelajar
Indonesia yang berkepribadian Pancasila dan mampu melaksanakan Pancasila
dalam kehidupannya sehari-hari. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 87
Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, Pasal 1 ayat (1)
menyatakan bahwa "Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan
untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah
rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM)."

Sesuai nama programnya, fokus dari program Pelajar Pancasila(is)


sepertinya tidak akan lepas dari sosialisasi, pengenalan, dan penumbuhan
(internalisasi) Pancasila kepada para pelajar melalui berbagai cara atau strategi
hingga Pancasila menjadi cermin kepribadian dan jati diri setiap generasi muda.
Pelajar Pancasila berpusat pada upaya mewujudkan Pelajar Pancasila. Mulai
dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pelajar Pancasila
memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong
royong, dan berkebhinekaan global. Untuk itu, dibutuhkan suatu mekanisme
atau gerakan penumbuhan karakter, di antaranya melalui sosialisasi,
penyempurnaan pembelajaran, dan aneka kompetisi, sehingga profil Pelajar
Pancasila dapat terwujud.

Terdapat enam profil pelajar Indonesia di masa depan. Berikut adalah


profil pelajar pancasila:

1. Berakhlak Mulia

Pelajar Pancasila haruslah berakhlak mulia. Akhlak mulia ini bisa dilihat
dari moralitas yang terpancar dari setiap pribadi pelajar pancasila. Pelajar
Pancasila mengerti apa itu keadilan sosial, spiritualitas, punya rasa cinta kepada
agama, manusia, dan cinta kepada alam. Akhlak mulia ini menjadi karakter
yang sangat penting untuk dimiliki pelajar pancasila. Dengan akhlak yang mulia
pelajar pancasila bisa berperilaku baik kepada masyarakat dan lingkungan
disekitarnya.

2. Bernalar Kritis

Pelajar pancasila harus memiliki kemampuan bernalar kritis. Bernalar


kritis adalah kemampuan beranalisa dan kemampuan memecahkan masalah-
masalah yang nyata. Kemampuan untuk berpikir secara kritis dan menimbang
berbagai solusi untuk suatu permasalahan adalah wujud konkret dari bernalar
kritis. Bernalar kritis juga merupakan asesmen kompetensi yang akan diuji oleh
Kemendikbud dalam Kebijakan Merdeka Belajar.

3. Kreativitas

Pelajar Pancasila memiliki kemampuan bukan hanya memecahkan


masalah, tetapi untuk menciptakan hal-hal secara pro aktif dan independen
untuk menemukan cara-cara lain dan berbeda untuk bisa berinovasi dalam
sehari-harinya.

4. Kebhinnekaan Global

Pelajar pancasila memiliki profil kebinekaan global. kebhinekaan global


adalah perasaan menghormati keberagaman. Kebhinekaan global adalah
toleransi terhadap perbedaan. Dengan kebhinnekaan global, pelajar pancasila
bisa menerima perbedaan, tanpa rasa judgement, tanpa menghakimi, dan tidak
merasa dirinya atau kelompoknya dia lebih baik dari kelompok lain. itu artinya
kebhinekaan global. Dan bukan di level Indonesia, sebagai negara mereka tapi
juga di tingkat dunia. Saat ini dunia ini menjadi semakin kecil lantaran
informasi bisa diakses di manapun. Kebhinnekaan global menjadi hal yang
penting dan harus menjadi aspirasi sistem pendidikan. Pelajar pancasila akan
bersaing di masa kini dan masa depan. Mereka tidak hanya bersaing di
panggung Indonesia, melainkan juga panggung dunia.

5. Kemandirian

Pelajar Pancasila harus memiliki kemandirian. Penilaian terkait


kemandirian bisa diukur dengan indikator motivasi. Indikator ini dilihat dari
apakah pelajar pancasila terdorong dengan motivasi internal dari dalam hatinya
atau motivasi eksternal yanvharus terus didorong dari luar. Kemandirian itu
bertumpu dari namanya growth mindset, yaitu suatu filsafat bahwa dirinya bisa
menjadi lebih baik, kalau terus berusaha sehingga ingin terus mencari informasi
lebih banyak, harus bekerja keras karena ingin menjadi lebih baik. Growth
mindset adalah kunci mindset kemandirian dari pelajar Pancasila.

6. Gotong Royong

Pelajar Pancasila mengetahui cara gotong royong. Pelajar Pancasila harus


tahu cara berkolaborasi dan bekerjasama sesamanya. Gotong royong ini penting
karena saat ini tidak akan ada pekerjaan, dan aktivitas yang tidak membutuhkan
gotong royong, tak membutuhkan kolaborasi apalagi di era industry. Gotong
royong yang nantinya menghasilkan sebuah kolaborasi menjadi salah satu ciri
kecerdasan di masa depan. Sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi era
industri. Project based learning menjadi salah satu metode melatih jiwa gotong
royong dan kolaborasi para pelajar Pancasila. Melalui project based learning
pelajar tidak hanya membaca materi dan diuji, melainkan juga bisa
menghasilkan sebuah karya.

Anda mungkin juga menyukai