Anda di halaman 1dari 25

Laporan Seminar Kasus Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan

Pada Ny. K dengan usia 36 Tahun P2A0H2

Di Klinik Anak Jambi

Tahun 2018

Dosen Pembimbing:

Ajeng Galuh W, S.ST, MPH

Disusun Oleh:

Nurul Fadillah Anggriani

PO.71.24.0.16.4048

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

PRODI D-III JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2018-2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehingga tugas menyusun laporan seminar kasus PKK II
“ KB dan Kespro Patologi di Klinik Anak Jambi Tahun 2018“ dapat diselesaikan.

Usulan laporan ini terwujud atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Rusmimpong, S.Pd, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes


Jambi.
2. Ibu Yuli Suryanti, S.ST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi.
3. Ibu Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi.
4. Ibu Ajeng Galuh Wuryandari, S.ST, MPH selaku pembimbing seminar kasus
praktik kebidanan patologis (PKK II) Poltekkes Kemenkes Jambi.
5. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, dukungan, support
dan semangat dalam menjalankan penyusunan laporan seminar ini.
6. Teman-teman mahasiswi angkatan IX Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan seminar kasus PKK II


ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan pahala yang setimpal atas bantuan dan jasa-jasanya pada semua
orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, selain itu semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan mahasiswa/i.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jambi,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................3
E. Ruang Lingkup.............................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI

KONTRASEPSI IUD

A. Pengertian IUD.............................................................................................5
B. Jenis-jenis IUD.............................................................................................5
C. Mekanisme Kerja.........................................................................................6
D. Keuntungan dan Kerugian IUD...................................................................6
E. Indikasi dan Kontraindikasi ........................................................................7
F. Efek samping IUD .......................................................................................8

KEPUTIHAN

A. Pengertian Keputihan...................................................................................9
B. Penyebab Keputihan.....................................................................................9
C. Tanda dan Gejala Keputihan......................................................................10
D. Penatalaksanaan Keputihan........................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian..................................................................................................16
B. Interpretasi data..........................................................................................16

ii
C. Identifikasi diagnosa potensial...................................................................16
D. Antisipasi masalah dan tindakan segera.....................................................16
E. Menyusun rencana asuhan.........................................................................16
F. Implementasi..............................................................................................17
G. Evaluasi......................................................................................................17

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................18
B. Saran ..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program KB Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya


meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi program Keluarga Berencana
Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making Pregnancy
Safer. Salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional Making
Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap
kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pesan kunci tersebut KB merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga
berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan
pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain,
misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan, serta terjadinya gangguan fisik atau
psikologi akibat tindakan abortus yang tidak aman (Saifuddin, 2003: v).
Menurut Deputi bidang KB dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) (dalam
BKKBN, 2017) mengatakan bahwa untuk mendorong ibu menggunakan alat
kontrasepsi pasca melahirkan, kegiatan konseling KB menjadi sangat penting.
Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih mudah untuk diajak
menggunakan kontrasepsi. Sehingga waktu setelah melahirkan adalah waktu
yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi.
Menurut Eva Ellya (2016), konseling juga mempengaruhi tingkat
pemakaian dan pelayanan KB serta konseling juga mempengaruhi interaksi
antara petugas. Konseling yang diberikan terutama untuk calon akseptor KB
baru harus memperhatikan beberapa hal yaitu memperlakukan klien dengan
baik, interaksi antara petugas dan klien, memberikan informasi yang baik dan

1
benar kepada klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat yang
telah dijelaskan.
Salah satu jenis alat kontrasepsi adalah IUD yang merupakan salah satu
metode kontrasepsi efektif, yaitu pemakaian IUD dengan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama. Perkembangan bentuk IUD serta
kesadaran yang meningkat akan perlunya pengendalian kesuburan dengan
teknik pemasangan yang benar, maka kini IUD telah dapat diterima secara
luas di kalangan masyarakat (Wiknjosastro, 2003: 910).
Capaian peserta KB baru di kota Jambi sampai dengan Desember 2017
sebanyak 102,048 Jiwa dengan peserta baru yang memakai KB yang paling
banyak digunakan adalah KB suntik sebanyak 53,470 jiwa sedangkan MKJP
(Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) pada KB implan sebanyak 9,803 jiwa
dan IUD 3,403 jiwa (BKKBN Provinsi Jambi, 2017 ).
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun
2007 penggunaan kontrasepsi IUD menduduki peringkat ke empat, dari
sejumlah 746.702 peserta KB. Secara rinci kontrasepsi yang digunakan
sebagai berikut: suntik (67,56%), pil (17,82%), implan (6,67%), IUD
(2,74%), kondom (2,51%), MOW (2,23%), MOP (0,37%). Sedangkan jumlah
pengguna kontrasepsi IUD di Klinik Anak Jambi dari tanggal 27 November
sampai 7 Desember 2018 sekitar 4 orang akseptor IUD dengan keluhan
keputihan 2 akseptor. Dari latar belakang dan permasalahan tersebut, penulis
tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
pada Ny. K Akseptor IUD dengan keputihan di Klinik Anak Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam latar belakang diatas maka
diperoleh rumusan masalah “pengumpulan data atau anamnesa yang lengkap
dan kepuasan klien dengan pelayanan yang ada di Klinik Anak Jambi yang di
tujukan pada Ny. K berusia 36 tahun P2A0H2 sudah memenuhi standar
operasional atau belum.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

2
Mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan KB dan Kespro pada Ny. K Akseptor KB dengan
Keputihan di Klinik Anak Jambi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan kondisi ibu.
b. Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data
yang telah dikumpulkan.
c. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk
dikonsultasikan atau ditangani sesuai dengan kondisi ibu.
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh untuk ibu berdasarkan
masalah yang ada dan langkah-langkah sebelumnya.
f. Melaksanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
perencanaan dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
D. Manfaat
1. Bagi Akademik Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi

Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi


peserta didik dalam melakukan asuhan kebidanan kegawatdaruratan
secara bersikenambungan.

2. Bagi institusi Klinik Anak Jambi

Supaya laporan ini menjadi informasi atau masukan untuk


meningkatkan kualitas dan fasilitas di Klinik Anak Jambi.

3. Bagi penulis lain

3
Agar laporan ini menjadi tambahan referensi bagi penulis lain,
menjadikan laporan ini sebagai pemahaman tambahan dan memperkaya
wawasan, dan juga sebagai bacaan untuk mengembangkan manajemen
asuhan kebidanan kagawatdaruratan dimasa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup
Dalam penulisan laporan kasus ini mempunyai batasan kasus yang
didalamnya meliputi:
1. Sasaran
Sasaran pada kasus ini adalah Ny. K P1A0H1 pada usia 36 tahun
2. Tempat pengambilan kasus
Dilaksanakan di Klinik Anak Jambi
3. Waktu
Dilaksanakan pada bulan November - selesai

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONTRASEPSI IUD
A. Pengertian IUD
Alat kontrasepsi (IUD) adalah plastik berbentuk T seukuran uang logam
yang ditempatkan didalam rahim untuk mencegah kehamilan. Tersedia dua
jenis IUD satu yang tertutup dengan tembaga, yang lainnya mengeluarkan
hormon progesteron.

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke


dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit
tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin
banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut
dimasukkan ke dalam rahim. Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus
diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya (Subrata, 2003).

IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum
wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui,
AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu
(ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi
yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).

B. Jenis-jenis IUD
Berbagai jenis IUD yang beredar di Indonesia menurut Mansjoer (2001: 357)
yaitu :
1. Inert, terbuat dari plastik (Lippes loop) atau baja antikarat (The Chinese
Ring)
2. Mengandung tembaga, seperti T Cu 380 A, T Cu 200 C, Multiload (ML
Cu 250 dan 375) dan Nova T

5
3. Mengandung hormon steroid, seperti Progestasert (hormon progesteron)
dan Levonova (Levonorgestrel)

C. Mekanisme Kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk pembuahan.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
(Sarwono, 2006)
D. Keuntungan dan kerugian IUD
1. Keuntungan IUD :
a. Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi.
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak
perlu diganti).
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
g. Tidak ada efek samping hormonal dangan Cu AKDR (CuT-380 A).
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
(Saifuddin, 2006: MK-75)
2. Kerugian IUD :
a. Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul (PRP).

6
b. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan
mencabutnya.
c. Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama
pada sebagian pemakai IUD.
d. Klien tidak dapat mencabut IUD sendiri.
e. Tidak dapat melindungi klien dari PMS, AIDS dan HIV.
f. Bertambahnya resiko mendapat penyakit infeksi panggul pada
pemakaian IUD dengan riwayat penyakit menular seksual atau
mereka yang mempunyai mitra seks lebih dari satu.
(Dep.Kes RI, 1999: 104)
E. Indikasi dan Kontraindikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam


rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid.

1. Indikasi
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
f. Tidak menghendaki atau tidak bisa memakai metoda hormonal
g. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
2. Kontraindikasi
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
kanker rahim
d. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

7
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yangdapat mempengaruhi kavum uteri
f. Penyakit trofoblas yang ganas
g. Diketahui menderita TBC pelvik
h. Kanker alat genital
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. Efek Samping IUD
1. Perdarahan
Dapat terjadi perdarahan pasca-insersi, bercak di luar haid (spotting)
atau perdarahan meno atau metroragia.
Perdarahan ditangani dengan memberikan obat-obatan seperti:
Ermetrin, Metergin, Daflon, kalsium, vitamin K dan C dan sebagainya.
Tidak perlu diberikan antibiotik. Bila dengan cara-cara tersebut
perdarahan tidak berhenti atau tetap banyak, dianjurkan untuk mencabut
IUD.
2. Keputihan
Keputihan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ
genetalia terhadap benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa
bulan pertama setelah insersi. Sebelum dilakukan pengobatan, carilah
penyebabnya dulu. Dapat diberikan tablet oral atau tablet vaginal.
3. Nyeri dan mulas
Kejang, nyeri dan mulas-mulas, serta pegal pada pinggang biasanya
terjadi sehabis insersi IUD, umumnya akan hilang dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu. Pengobatannya dengan analgetik dan
spasmolitika.
4. Dismenorea (nyeri selama haid)
Tidak seluruhnya wanita yang memekai IUD akan menderita nyeri
haid, biasanya hanya terjadi pada wanita-wanita yang sebelumnya
memang sering mengeluh nyeri sewaktu haid. Pengobatannya dengan
analgetika dan spasmolitika.
5. Dispareunia (nyeri sewaktu koitus)

8
Wanita jarang merasakannya, sering pihak suami mengeluh sakit
karena benang yang panjang atau cara pemotongan benang seperti bambu
runcing. Penanganannya dengan memendekkan benang dan buatlah agar
ujungnya tumpul.
6. Ekspulsi (IUD keluar dengan sendirinya)
Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah pemasangan ,
setelah 1 tahun angka ekspulsi akan berkurang. Biasanya terjadi sewaktu
sedang haid.

KEPUTIHAN
A. Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal
(fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). keputihan fisiologis adalah
keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang
menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis
dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam
vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini
dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
B. Penyebab Keputihan
1. Infeksi
Adanya jasad renik berupa kuman, jamur, parasit, dan virus dapat
menghasilkan zat kimia tertentu yang bersifat asam dan menimbulan bau
yang tidak sedap.
2. Benda asing
Adanya benda asing dapat merangsang pengeluaran cairan liang
senggama yang berlebihan.
3. Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang
berlebihan, sehingga mengakibatkan sel tumbuh sangat cepat secara

9
abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut.

4. Menopause
Pada keadaan menopause sel-sel pada leher rahim dan liang
senggama mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak
adanya hormon pemacu, yaitu estrogen. Liang senggama menjadi kering
dan sering timbul rasa gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah
menimbulkan luka dan akibatnya timbul infeksi.
5. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan.
Kadang-kadang pada wanita ditemukan cairan dari liang senggama
yang bercampur dengan air seni atau feses, yang terjadi akibat adanya
lubang kecil dari kandung kencing atau usus ke liang senggama akibat
adanya cacat bawaan, cedera persalinan, radiasi dan akibat kanker.
(Sianturi, 2001: 2-7)
C. Tanda dan Gejala Keputihan
1. Fisiologis
a. Cairan tidak berwarna/ bening.
b. Tidak berbau.
c. Tidak berlebihan.
d. Tidak menimbulkan keluhan.
2. Patologis
a. Bakteri
Ini disebabkan oleh bakteri Gardnerella (Bacterial vaginosis).
Cirinya, yaitu keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan
dan berbau amis.
b. Jamur
Ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Cirinya, yaitu cairan
berwarna putih kekuningan, berbau khas dan dapat menyebabkan
rasa gatal yang hebat pada daerah vulva dan sekitarnya.
c. Parasit
Ini disebabkan oleh infeksi parasit Tricohomonas vaginalis. Cirinya,

10
yaitu cairan berwarna kuning-hijau, kental, berbusa, berbau tidak
sedap, dan menimbulkan rasa gatal dan iritasi di organ intim.
d. Virus
Keputihan karena virus sering ditimbulkan oleh penyakit kelamin.
D. Penatalaksanaan Keputihan
1. Sebagai penawar
Berupa larutan antiseptik yang digunakan untuk membersihkan cairan
keputihan dari liang senggama.
2. Obat pemusnah
Dengan menggunakan obat antibiotika dan anti jamur yang dapat
digunakan pada keputihan yang disebabkan oleh kuman, jamur dan
parasit.
3. Penghancuran lokal dan pembedahan
Dilakukan operasi berupa pengangkatan sebagian jaringan leher rahim.
Pada awalnya lubang antara kandung kencing atau usus ke liang senggama
(fistel) dilakukan operasi penutupan fistel dari liang senggama.
Penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi
keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya.
(Sianturi, 2001: 10-11)

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARAGA BERENCANA PADA


NY. K AKSEPTOR IUD DENGAN KEPUTIHAN
DI KLINIK ANAK JAMBI

Tanggal pengkajian : 29 November 2018

A. Langkah l Identifikasi Data Dasar


1. Data subjektif
a. Identitas Istri/ Suami

Nama : Ny “K”/ Tn. “S”

Umur : 36 Tahun/ 38 Tahun

Agama : Islam/ Islam

Pendidikan : SMA/ SMA

Pekerjaan : IRT/ Pegawai Swasta

Alamat : Rt. 25 Solok Sipin

b. Keluhan Utama

Ibu datang ke Klinik anak jambi untuk melakukan


pemeriksaan IUD yang sudah digunakan 1 tahun 3 bulan
belakangan mengalami keputihan

12
c. Riwayat menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus menstruasi : 28 Hari
3. Lama menstruasi : 6-7 Hari
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tanggal Tempat Umur Jenis Penolong penyulit Anak


Tahun Partus hamil persalinan persalinan kel/BB
Partus
2014 BPM Aterm Spontan Bidan - L/3000gr

2011 BPM Aterm Spontan Bidan - L/3200gr

e. Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak kedua ibu


menggunakan kb suntik 3 bulan sampai akhirnya satu tahun yang
lalu ibu memutuskan menggunakan kontrasepi IUD

f. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
a. Tidak ada riwayat penyakit serius seperti hipertensi,
asma, diabetes melitus, kanker dan penyakit jantung.
b. Tidak pernah diopname di rumah sakit ataupun puskesmas.
c. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan dan
makanan.
2. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit serius


seperti hipertensi, asma, diabetes melitus, kanker dan
penyakit jantung.

2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum

13
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmetis
3) Keadaan Emosi : Stabil

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital


1) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
2) Nadi : 82 x/menit, teratur
3) Pernapasan : 22 x/menit
c. Pemeriksaan fisik
1) Genatalia :Bersih, tidak ada verises, tidak ada
pembesaran/tumor, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tampak cairan berupa lender
kental, berwarna putih
2) Anus :Tidak ada hemoroid
B. Langkah II Interpretasi Data
Diagnosa: Ny “K” P2A0H2 Akseptor KB IUD dengan keputihan

1. Data subjektif
Ibu mengatakan risih sehubungan celana dalam nya yang selalu basah.
Ibu mengatakan keluar cairan berupa lendir yang kental,berwarna putih.
2. Data objektif
a. Keadaan umum baik
b. TTV dalam batas normal
1) Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
2) Nadi : 82 x/menit, teratur
3) Pernapasan : 22 x/menit
9
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Adanya keputihan yang berlebih

D. Langkah IV Antisipasi Masalah Dan Tindakan Segera


Tidak Dilakukan

14
E. Langkah V Menyusun Rencana Asuhan
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dan kondisi IUD.
2. Jelaskan pada ibu tentang keputihan yang dialaminya.
3. Beritahu ibu cara menjaga genetalianya tetap bersih dan kering.
4. Anjurkan ibu ganti setiap kali basah/ ganti celana dalam setiap kali
basah.
F. Langkah VI Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan dan kondisi IUD serta organ
disekitarnya bahwa IUD berada di dalam uterus dalam keadaan normal
terbukti nampak adanya benang IUD, berarti IUD ini tidak terjadi
translokasi/ IUD tidak pada tempatnya, juga IUD yang dipakainya saat
ini dalam keadaan baik.
2. Menjelaskan tentang keputihan yang dialami ibu bahwa keputihan yang
dialaminya disebabkan karena benda asing
3. Memberitahu ibu cara menjaga genetalianya tetap bersih dan kering yaitu
dengan cara genetalia dibersihkan setiap habis BAB atau BAK dengan
air bersih dengan arah dari depan ke belakang supaya kuman dari anus
tidak masuk ke genetalia kemudian dikeringkan dengan handuk bersih.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam setiap kali basah agar
daerah genetalianya tidak lembab.
G. Langkah VII Evaluasi
1. Ibu sudah mendapat informasi tentang keadaan dari kontrasepsinya yaitu
IUD tetap berada pada tempatnya.
2. Ibu sudah mendapat informasi tentang keputihan yang dialaminya dan
dapat menyebutkan kembali penyebabnya.
3. Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali cara menjaga genetalianya
tetap bersih dan kering.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah peneliti menerapkan manajemen Varney pada Ny.K Umur 36 Tahun


P2A0H2 Ibu Akseptor KB IUD dengan Keputihan, maka peneliti akan
menjelaskan kesenjangan yang terjadi dan menarik kesimpulan dengan
menggunakan 7 langkah Varney sebagai berikut:
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses asuhan kebidanan yang
penulis lakukan untuk mengumpulkan data subyektif maupun data obyektif.
Pada langkah ini penulis tidak mengalami hambatan dalam mendapatkan data
tersebut. Hal ini terlihat pada data subyektif yaitu ibu mengatakan menderita
keputihan kental dan jernih dalam jumlah banyak yang menyebabkan celana
dalamnya selalu basah. Pada data obyektif, saat pemeriksaan inspekulo,
tampak benang IUD warna putih, permukaan halus, warna merah jambu,
tidak ada erosi, servik ada lendir kental, warna jernih, dan pada celana dalam
ibu tampak cairan/ lendir kental, jernih, tidak berbau dengan diameter ± 3 cm.
B. Interpretasi Data
Data subyektif dan obyektif yang penulis temukan saat melakukan
pengkajian mendukung ditegakkannya diagnosa kebidanan akseptor IUD
dengan keputihan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan tersebut berdasarkan
hasil pemeriksaan yang didapatkan pada servik tampak benang IUD warna
putih, keputihan di servik dan sekitarnya Berdasarkan data yang berhasil
dikumpulkan, maka diagnosa yang muncul adalah akseptor IUD dengan
keputihan.
C. Diagnosa Potensial
Infeksi
D. Antisipasi masalah

16
Tidak Dilakukan
E. Rencana Tindakan
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dan kondisi IUD.
2. Jelaskan pada ibu tentang keputihan yang dialaminya.
3. Beritahu ibu cara menjaga genetalianya tetap bersih dan kering.
4. Anjurkan ibu untuk memakai care free dan ganti setiap kali basah/ ganti
celana dalam setiap kali basah.

Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan,


penulis juga tidak menemukan hambatan karena adanya kerja sama yang baik
antara penulis dan klien.
F. Implementasi
Pada kasus ini menjelaskan IUD serta organ disekitarnya bahwa IUD
berada di dalam uterus dalam keadaan normal terbukti nampak adanya
benang IUD, berarti IUD ini tidak terjadi translokasi/ IUD tidak pada
tempatnya, juga IUD yang dipakainya saat ini dalam keadaan baik.
Menjelaskan tentang keputihan yang dialami ibu bahwa keputihan yang
dialaminya disebabkan karena benda asing. Memberitahu ibu cara menjaga
genetalianya tetap bersih dan kering yaitu dengan cara genetalia dibersihkan
setiap habis BAB atau BAK dengan air bersih dengan arah dari depan ke
belakang supaya kuman dari anus tidak masuk ke genetalia kemudian
dikeringkan dengan handuk bersih.
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan manajemen
asuhan kebidanan, kerja sama dari Ny. K sangat mendukung hasil evaluasi.
Hasil evaluasi yang penulis lakukan pada saat pengkajian yaitu ibu sudah
mendapat informasi tentang keadaan dan kondisi IUD yang dipakainya, dapat
menyebutkan kembali penyebab keputihan yang dialaminya, cara menjaga
genetalianya tetap bersih dan kering, dan bersedia melakukan kunjungan
kembali jika ada keluhan.

17
BAB V
PENUTUP

Setelah peneliti mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek


melalui studi kasus tentang ibu Akseptor KB IUD dengan Keputihan pada Ny. K
di Klinik Anak Jambi, maka bab ini peneliti menarik kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

1. Data yang didapat sesuai dengan teori namun ada satu pemeriksaan
yang tidak dilakukan yaitu pemeriksaan fisik secara head to toe tapi
hanya di lakukan pemeriksaan fisik bagian genetalia.
2. Intrepretasi Data pada Ny “K” akseptor iud dengan keputihan di
Klinik Anak Jambi 2018.
3. Masalah potensial pada Ny “K” akseptor iud dengan keputihan di
Klinik Anak Jambi 2018 adalah adanya infeksi.
4. Tidak dilakukan pelaksanakan tindakan segera pada Ny “K” akseptor
iud dengan keputihan di Klinik Anak Jambi 2018
5. Telah dilakukan perencanaan tindakan dalam asuhan kebidanan pada
Ny “K” akseptor iud dengan keputihan di Klinik Anak Jambi 2018,
dengan hasil peneliti merencanakan berdasarkan diagnosa/masalah
aktual dan masalah potensial.
6. Telah dilakukan pelaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny
“K” akseptor iud dengan keputihan di Klinik Anak Jambi 2018,
dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan
7. Telah evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny “K” akseptor
iud dengan keputihan di Klinik Anak Jambi 2018, dengan hasil studi

18
yang tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan
pustaka.

B. Saran
1. Bagi Akademik Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Dapat dijadikan referensi tambahan secara alternatif pemecahan masalah
untuk membandingkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dan
kenyataan dilapangan.
2. Bagi Institusi Klinik Anak Jambi
Dapat memberikan pelayanan yang maksimal dengan cara meningkatkan
mutu pelayanan dengan manajemen kebidanan secara tepat dan
profesional sehingga pasien merasa puas dan nyaman dengan hasil
pelayanan yang diberikan.
3. Bagi Penulis Lain
Diharapkan dapat memberikan informasi pada peneliti lain untuk
melakukan penelitian yang berhubungan dengan ibu Akseptor KB IUD
dengan keputihan dengan variabel yang berbeda.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1999). Panduan Baku Klinis Program Pelayanan KB. Jakarta:
UNFPA
Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihana
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sianturi, M.H.R. (2001). Keputihan. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai