Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI

Penyusunan Anggaran Biaya Rencana Survei


terhadap Kasus Brucellosis pada Sapi Perah di Kabupaten Malang

Oleh:
Raudhatul Fitri, SKH B0901201003
Fadhil Arifwal, SKH B0901201014

Pembimbing:
Dr. drh. Chaerul Basri, M.Epid

LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
Program Pengendalian Penyakit Brucellosis

Program pengendalian penyakit Brucellosis dilakukan selama 6 tahun yaitu


dari tahun 2021 sampai 2026. Kegiatan program pengendalian dimulai pada
tanggal 1 April tahun 2021. Kegiatan yang dilakukan meliputi rapat pengarahan,
penyiapan kuesioner, pelatihan petugas, persiapan logisttik dan transportasi,
survey dan pengambilan sampel, penyuluhan pada peternak, pengisian kuesioner,
pengujian sampel, pengolahan data, tindakan penanganan, evaluasi dan
pembuatan laporan. Jadwal kegiatan program pengendalian penyakit Brucellosis
disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Matriks kegiatan pengendalian pada bulan April 2021.


Kegiatan April 2021
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
 Rapat pengarahan
 Penyiapan kuesioner
 Pelatihan petugas
 Persiapan logistik dan
transportasi
 Survei dan pengambilan
sampel
 Pengambilan sampel
 Penyuluhan peternak
 Pengujian Laboratorium

 Analisis dan interpretasi


data
 Tindakan penanganan
 Evaluasi kegiatan
 Laporan pertanggung
jawabam

Program pengendalian penyakit Brucellosis pada sapi perah di Kabupaten


Malang bertujuan untuk menurunkan prevalensi kejadian Brucellosis yang terjadi
pada sapi perah di Kabupaten Malang sehingga diharapkan dapat menjadi bebas
dari Brucellosis. Pengendalian dan pembernatasan Brucellosis akan berhasil jika
dilakukan penerapan tujuh strategi utama yaitu meliputi surveilnd, test and
slaughter, kompensasi untuk peternak, vaksinasi, manajemen kelompok ternak,
karantina dan pengendalian lalu-lintas serta peningkatan kesadaran masyarakat
dan edukasi.Strategi, intervensi, kegiatan dalam program pengendalian penyakit
Brucellosis di Kabupaten Malang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Program pengendalian penyakit Brucellosis di Kabupaten Malang.


No. Strategi Intervensi Kegiatan
1 Penyuluhan - Memberikan edukasi dan informasi
mengenai bahaya Brucellosis,
dampaknya bagi perkenomonian
dan kesehatan masyrakat.
- Pemberian informasi mengenai
manajamen ternak yang baik.
- Penyuluhan mengenai pelaporan
ternak yang mengalami gejala
Pencegahan penyakit Brucellosis
- Penyuluhan mengenai pentingnya
menjaga sanitasi dan higienitas.
Vaksinasi - Pemberian vaksin S19 pada setiap
ternak 1 tahun sekali pada yang
betujuan untuk meningkatkan
kekebalan sapi.
Biosekuriti - Melakukan disinfeksi kandang dan
peralatan.
2. Surveilans - Melakukan uji diagnostik untuk
mengetahui persebaran penyakit
dan mengontrol penyakit tersebut.
Pengendalian.
Karantina dan - Pencegahan penyebarran ternak
pengendalian lalu- yang terinfeksi Brucellosis melalui
lintas hewan. surat keterangan kesehatan hewan..
3. Test and slaughter - Melakukan pemusnahan ada sapi
yang terifentifikasi Brucellosis
dengan uji diagnostic (dilakukan
Pemberantasan ketika prevalensi sudah <2%)
Kompensasi - Pemberian kompensasi pada
peternak yang sapinya akan di
musnahkan.

Anggaran Biaya
Total anggaran biaya monitoring serologis yang diperlukan dalam
pelaksanaan survei ini pada tahun pertama dalam program pengendalian penyakit
brucellosis di Kabupaten Malang sebesar Rp. 200,387,858. Awal perancangan
Anggara biaya yang diperlukan selama 5 tahun berikutnya diasumsikan terjadi
penurunan sebanyak 10% dari anggaran biaya tahun sebelumnya. Berikut rincina
anggaran biaya dijikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Rincian biaya tahun pertama selama survei pengambilan sampel kasus
brucellosis di Kabupaten Malang
Petugas Honor (Rp) Jumla hari Total (Rp)
h
Dokter hewan 180,000 5 14 12,600,000
Paramedik 100,000 15 14 21,000,000
Logistik dan transportasi 70,000 4 14 3,920,000
Enumerator 70,000 4 10 2,800,000
Petugas laporan 70,000 2 10 1,400,000
Supervisor 120,000 1 12 1,440,000
Ketua 130,000 1 12 1,560,000
Petugas administrasi 100,000 1 4 400,000
Bendaraha 100,000 1 12 1,200,000
Petugas recording. 100,000 2 14 2,800,000
Subtotal 47,920,000
konsumsi
Dokter hewan 30,000 5 14 2,100,000
Paramedik 30,000 15 14 6,300,000
Logistik dan transportasi 30,000 4 14 1,680,000
Enumerator 30,000 4 10 1,200,000
Petugas laporan 30,000 2 10 600,000
Supervisor 30,000 1 12 360,000
Ketua 30,000 1 12 360,000
Petugas administrasi 30,000 1 4 120,000
Bendaraha 30,000 1 12 360,000
Petugas recording. 30,000 2 14 840,000
Sub total 13,920,000
Operasional
transportasi 100,000 36 14 50,400,000
komunikasi 150000 36 5,400,000
Sub total 55,400,000
Biaya pelatihan
Pelatihan 80,000 36 4 11,520,000
Sub total 11,520,000
Variabel cost
Pemeriksaan RBT 5,000 2,889 1 14,446,472
Pemeriksaan CFT 40,000 722 1 28,892,944
Kapas alkohol 10,000 30 1 300,000
Papan jalan 20,000 20 1 400,000
Alat tulis 7,000 60 1 420,000
Kertas label 7,000 5 1 35,000
Ketas HVS 500 500 1 250,000
Needle 18G 70,000 30 1 2,100,000
syiringe 80,000 30 1 2,400,000
Gloves 40,000 10 1 400,000
Masker 50,000 10 1 500,000
Leaflet 5000 350 1 1,750,000
desinfektan 500,000 1 1 500,000
Cooling box 200,000 20 1 4,000,000
Tabung plain 150,000 30 1 4,500,000
Subtotal 60,894,416
Pengeluaran lain
Biaya tak teduga 17,853,422
Sub total 17,853,422
Dana kompensasi hewan 4,000,000 1 1 4,000,000
Sub total 4,000,000
Total 200,387,858

Penyusunan biaya dan manfaat pengendalian penyakit

Program pengendalian yang dilakukan adalah pencegahan peningakatan


kejadian penyakit brucellosis dengan menurunkan tingkat prevalensi dan
meningkatkan peran aktif peternak terhadap pengendalian brucellosis pada sapi
perah.manfaat yang didapat dari program pengendalian yang dilakukan
diharapkan dapat menurunkan prevalensi kejadian brucellosis dan menurunkan
angka kerugian. Penyusunan biaya (cost) dan manfaat (benefit) untuk program
pengendalian penyakit brucellosis secara ekonomi di gunakan asumsi-asumsi
sebgai berikut:

1. Populasi ternak sapi perah di Kabupaten Malang asalah 23918 ekor.


2. Asumsi setiap peternak memiliki 20 ekor sapi.
3. Rencana program pengendalian penyakit brucellosis pada sapi perah
dilakkan selama enam tahun
4. Prevalensi penyakit brucellosis dilaporkan 12,08%. Penrunan prevalensi
diasumsikan menurun secara berturut-turut, yaitu 9.2%, 5.9%, 3.5%, 1.5%,
dan 0.2%.
5. Niali keuntungan didapatkan dari jumlah produksi susu dengan asumsi
kenaikan 30% (4.5) dan banyaknya angka kelahiran yng dihasilkan dari
penurunan prevalensi.
6. Asumsi anak sapi yang teralhir dan telah dipelihara sebesar Rp.
4.000.000,00
7. Asumsi harga seekor sapi dewasa karna program pengendalian brucellosis
Rp. 5.000.000, 00.
8. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 12%.

Tabel 3 benefit program pengendalian brucellosis berdasrkan penignkatan


produksi susu.
Tahun Prevalensi Penurunan Peningktan Harga jual susu Benefit
prevalensi produksi
(%) susu (L)
1 12.08% 0 0 7000 0
2 9.2 2.88 3100 7000 21,698,410
3 5.9 3.3 3552 7000 24,862,761
4 3.5 2.4 2583 7000 18,082,008
5 1.5 2.0 2153 7000 15,068,340
6 0.2 1.5 1399 7000 9,794,421
Total 89,505,940

Biaya yang dikeluarkan untuk program pengendalian ini kejadian


brucellosis di Kabupaten Malang meliputi, monitoring serologis, vaksinasi,
desinfeksi, pembuatan leaflet, operasional penyuluhan, deteksi penyakit (RBT),
deteksi penyakit (CFT), kompensasi hewan. Benefit yang didapatkan yaitu dari
penurunan prevalensi penyakit Brucellosis pada sapi perah. Analisis ekonomi
dilakukan dnegan memerhatikan aspek cost dan benefit dan dapt diukur pada
suatu program yang dijalankan.beikut analisis biaya manfaat program
pengendalian Brucellosis pada sapi perah di Kabupaten Malng disajikan dalam
Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Biaya Manfaat Program Pengendalian Brucellosis di Kabupaten
Malang DR: 12%).
Tah Total Biaya (Rp) PVC (Rp) Total PVB NPV
un Pendapatan (Rp) (Rp)
(Rp)
1 5,620,883,082 5,018,645,608.93 - - -5,018,645,608.93
2 4,337,225,832.20 3,457,609,878.99 6,221,244,00 4,959,537,635.2 1,501,927,756.22
0
3 2,871,196,434.98 2,043,660,910.01 7,128,508,761 5,073,931,732.4 3,030,270,822.43
4
4 1,801,940,298.48 1,145,165,635.89 5,184,370,008 3,294,760,865.2 2,149,595,229.33
2
5 790,243,023.63 448,405,114.15 4,320,308,340 2,451,458,977.1 2,003,053,862.95
0
6 264,197,326.27 133,850,587.62 2,808,200,421 1,422,721,727.7 1,288,897,140.16
6
Tot 15,685,685,997.57 12,247,337,735.5 25,662,631,540 17,202,410,937. 4,944,073,202.16
al 9 76

Nilai NPV menunjukkan gambaran keuntungan bersih yang diterima dari


program pengendalian penyakit. Nilai NPV dalam pengendalain didapat sebsar
Rp. 14,984,458,192. Adapunrumus unutk mendpatkannya yaitu :didapat dengan
rumus:

NPV = PVB-PVC

= 17,202,410,937 - 12,247,337,735.59

= 4,944,073,202.16

Nilai NPV yang didapatkan yaitu >0 sehingga program yang akan
dilaksanakan memenuhi syarat sehingga dapat diterima. Nilai BCR pada program
pengendalian ini yaitu sebesar 1.40. Nilai BCR pada program ini dapat diterima
jika diperoleh angka > 1. Nilai tersebut mendankan bahwa setiap rupiah yang
dikeluarkan menghasilkan keuntungan Rp 1,400 Adapun rumus untuk
mendapatkannya yaitu sebagai berikut :

BCR = PVB ÷ PVC

= 17,202,410,937.76÷ 12,247,337,735.59
= 1.40

Nilai IRR yang diperoleh sebesar 45% dengan discount rate atau tingkat
suku bunga sebesar 12%. Nilai ini menggambarkan keuntngan yang diperoleh dari
modal awal yang digunakan selama 5 tahun. Program ini dapatt dijalankan karena
nilai NPV, BCR, dan IRR dapat diterima dan memberikan keuntngan.

Anda mungkin juga menyukai