Anda di halaman 1dari 58

 Menampilkan sikap positip terhadap sistem

hukum dan peradilan nasional

 Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan


peradilan nasional
SISTEM LEMBAGA
HUKUM Memerlukan PERADILAN

TATA
PENGERTIAN TUJUAN PENGGOLONGAN SUMBER
HUKUM
HUKUM
HUKUM HUKUM HUKUM
INDONESIA

DASAR
HUKUM
Sistem hukum adalah kesatuan hukum yang
berlaku pada suatu negara tertentu yang
dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya
 UTRECHT
 JCT SIMORANGKIR,SH DAN WOERJONO SA
STROPRANOTO, SH
 SM AMIN, SH
 PROF. SOEDIMAN KARTOHADIPROJO, SH
 MH TIRTAATMADJAYA, SH
UTRECHT

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan


yang mengurus tata tertib masyarakat dan karena
itu harus ditaati oleh masyarakat
JCT SIMORANGKIR,SH DAN WOERJONO
SASTROPRANOTO, SH

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat


memaksa yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh
badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu
dengan hukuman tertentu
SM AMIN, SH

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri


norma, dan sanksi yang bertujuan mengadakan
ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga
keamanan dan ketertiban terpelihara
Prof. SOEDIMAN KARTOHADIPROJO, SH

Hukum adalah pikiran atau anggapan orang


tentang adil atau tidak adil mengenai
hubungan manusia
MH TIRTAATMADJAJA, SH
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus
diturut dalam tingkah laku tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian – jika melanggar aturan itu – akan
membahayakan diri sendiri atau harta,
umpamanya orang akan kehilangan
kemerdekaannya, didenda, dsb.
Pengertian Hukum secara umum :
Hukum adalah kumpulan peraturan yang
bersifat memaksa yang dibuat oleh Pemerintah
(badan resmi yang berwajib), yang berisi
perintah dan larangan tentang perilaku manusia
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara yang
harus ditaati dan pelanggaran terhadap
peraturan itu berakibat mendapat sanksi yang
tegas berupa hukuman tertentu
1. Adanya perintah dan/atau larangan
2. Perintah dan/atau larangan itu harus
ditaati setiap orang.
Sanksi hukum :
Menurut pasal 10 KUHP, hukuman itu bermacam–macam
jenisnya yaitu :
Hukuman Mati
Seumur Hidup

Hukuman Penjara
Hukuman Sementara (max. 20
Pokok tahun, min 1 tahun)
Hukuman Kurungan

Hukuman Denda

Pencabutan hak-hak tertentu

Hukuman
Penyitaan/Perampasan barang tertentu
Tambahan

Pengumuman keputusan hakim


Unsur-unsur Hukum :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat;
2. Peraturan itu dibuat oleh badan resmi yang
berwajib (Pemerintah);
3. Peraturan itu bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan adalah
tegas.
Secara garis besar tujuan hukum mencakup dua
hal :
a.Menjamin keadilan
Keadilan yang dituju hukum adalah keadilan
distributif. Tujuan ini menimbulkan teori etis.
b. Membawa kefaedahan/kegunaan dalam
masyarakat
Contoh : ketentraman, ketertiban, kedamaian,
rasa aman, dsb.
Tujuan ini menimbulkan teori utility, teori ini
bertujuan memberikan kebahagiaan yang sebesar
– besarnya bagi manusia
Tata Hukum Indonesia
 Tata hukum adalah keseluruhan norma hukum yang
mengatur pergaulan hidup dalam negara yang
terwujud dalam Tata hukum negara
 Tata hukum negara adalah hukum-hukum yang
berlaku sekarang dalam suatu negara tertentu (sering
disebut sebagai hukum positip)
 Tata hukum Indonesia adalah keseluruhan norma
hukum yang dipakai untuk mengatur pergaulan hidup
bermasyarakat dan bernegara yang berwujud hukum-
hukum yang berlaku sekarang di Indonesia
 Tata hukum Indonesia mencakup hukum publik dan
hukum sipil (privat).
Contoh Tata hukum Indonesia, antara lain :
 UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
 UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP
 UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
 UU No. 12 tahun 1997 tentang Hak Cipta
 UU No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ
 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
 UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No.
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
 UU No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, dsb.
HK. UNDANG-UNDANG
HK. KEBIASAAN
SUMBERNYA
HK. TRAKTAT
HK. JURISPRODENSI
YG DIKODIFIKASIKAN
HK. TERTULIS
BENTUKNYA YG TDK DIKODIFIKASIKAN
HK. TAK TERTULIS

HK. LOKAL
TEMPAT
BERLAKUNYA
HK. NASIONAL
HK. INTERNASIONAL

IUS CONSTITUTUM (HK. POSITIP)


IUS CONSTITUENDUM
WAKTU
BERLAKUNYA
HK. MASA LAMPAU
HK. TRANSITUR / ANTAR WAKTU
HK. ASASI / ALAM

HK. MATERIAL
FUNGSINYA
HK. FORMAL / ACARA / PROSES
HK. PUBLIK
ISINYA
HK. PRIVAT (SIPIL)
Berdasarkan sumbernya :
Hukum Undang-Undang adalah hukum yang
tercantum dalam peraturan perundangan.
Hukum Kebiasaan adalah hukum yang terletak
dalam aturan kebiasaan/adat istiadat yang
tumbuh dalam masyarakat.
Hukum Traktat adalah hukum yang timbul
dalam suatu perjanjian antar bangsa/negara
Hukum Jurisprodensi adalah hukum yang
terbentuk karena keputusan hakim
• Hukum tertulis :
a.hukum tertulis yang dikodifikasikan adalah
hukum yang telah dibukukan dalam satu kitab
secara sistematis dan lengkap, Contoh : KUHP,
KUHS
b.hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan
Kodifikasi : Pembukuan jenis-jenis hukum tertentu
dalam kitab undang-undang secara lengkap
dan sitematis
• Hukum tak tertulis
Hukum Lokal adalah hukum yang berlaku di
bagian wilayah suatu negara tertentu saja.
Hukum Nasional adalah hukum yang berlaku di
seluruh wilayah suatu negara tertentu.
Hukum Internasional adalah hukum yang
mengatur hubungan yang melintas batas-batas
wilayah negara.
Ius Constitutum (hukum positip) adalah hukum
yang berlaku sekarang di suatu negara tertentu.
Ius Constituendum adalah hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang.
Hukum masa lampau.
Hukum Transitur (Antar waktu) adalah hukum
yang mengatur peristiwa hukum yang
menyangkut hukum saat ini dan yang berlaku di
masa lampu.
Hukum Asasi (hukum alam) adalah hukum yang
berlakunya tidak dibatasi oleh kurun waktu
tertentu.
Hukum Material adalah hukum yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan
larangan-larangan.
Hukum Formal/Acara/Proses adalah hukum
yang mengatur cara-cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum material atau mengatur
cara-cara mengajukan perkara ke pengadilan dan
cara hakim dalam mengambil keputusan, Contoh
: KUHAP
Hukum Publik adalah hukum yang mengatur
hubungan antara negara dengan alat
perlengkapnya atau negara dengan
perseorangan yang menitik beratkan pada
kepentingan umum
Hukum Privat (Sipil) adalah hukum yang
mengatur hubungan antar perseorangan dengan
menitik beratkan kepentingan perseorangan
(individu)
Hukum Publik dan Hukum Privat (Sipil) dibagi
menjadi beberapa macam

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM ADMINISTRASI
HUKUM NEGARA
PUBLIK
HUKUM PIDANA

HUKUM INTERNASIONAL

HUKUM PERORANGAN

HUKUM KELUARGA
HUKUM
PERDATA
HUKUM HARTA KEKAYAAN
HUKUM
PRIVAT (SIPIL)
HUKUM WARIS
HUKUM
DAGANG
HUKUM TATA NEGARA
Hukum Tata Negara dapat dibedakan dalam :
Arti luas  mencakup hukum tata negara dan
hukum administrasi negara.
Arti sempit  hanya mencakup hukum tata negara
saja
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
bentuk dan susunan pemerintahan suatu negara
yang meliputi susunan, tugas dan wewenang alat
perlengkapan negara serta hubungan antara
pemerintah pusat dengan daerah-daerah bagiannya
(daerah swatantra)
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 Adalah hukum yang mengatur cara bekerjanya alat-
alat perlengkapan negara dalam menjalankan atau
melaksanakan tugas (hak dan kewajiban).
 Di Indonesia hukum administrasi negara meliputi 3
(tiga) unsur :
 Hukum Tata Pemerintahan  mengenai aktivitas
kekuasaan eksekutif.
 Hukum Administrasi dalam arti sempit 
mengenai pengurusan rumah tangga negara.
 Hukum tata usaha negara  mengenai
penyelenggaraan kegiatan ketata usahaan negara.
HUKUM PIDANA
 Adalah hukum yang mengatur pelanggaran dan
kejahatan terhadap kepentingan umum dan
perbuatan tersebut dapat diancam dengan hukuman
tertentu.
 Hukum pidana dapat dibedakan :
 Hukum pidana obyektif (Jus Punale) yang terdiri
hukum pidana material dan hukum pidana formal
(hukum acara pidana)
 Hukum pidana subjektif (Jus Puneindi)
 Hukum pidana umum
 Hukum pidana khusus
 Pelanggaran adalah tindak pidana ringan yang
diancam dengan denda, seperti bersepeda
motor tanpa SIM, melanggar rambu-rambu lalu
lintas, dsb.
 Kejahatan adalah tindak pidana yang berat,
seperti pembunuhan, pencurian, penipuan, dsb.
 Yang dimaksud kepentingan umum adalah
meliputi badan peraturan perundangan dan
kepentingan hukum tiap individu
HUKUM PERDATA
 Dalam arti luas, hukum perdata merupakan
sebagian dari hukum sipil.
 Dalam arti sempit, hukum perdata disamakan
dengan hukum sipil.
 Hukum perdata adalah rangkaian peraturan yang
mengatur hubungan hukum antar perseorangan
dengan menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan.
 Hukum perdata bersumber pada KUHS (Burgerlijk
Wetboek = BW), yang sistematikanya terdiri atas 4
(empat) buku.

Sistematika KUHS
 Buku I : perihal Orang (Van Person) memuat hukum
perorangan dan hukum keluarga
 Buku II : perihal Benda (Van Zaken) memuat hukum
benda dan hukum waris
 Buku III : perihal Perikatan (Van Verbintennissen),
memuat hukum harta kekayaan yang berkenaan
dengan hak dan kewajiban yang berlaku pada pihak-
pihak tertentu.
 Buku IV : perihal Pembuktian dan Kadaluwarsa (Van
bewijs en verjaring), memuat alat-alat pembukatian
dan akibat-akibat lewat waktu terhadap hubungan
hukum.
Hukum Perorangan
 Adalah himpunan peraturan yang mengatur manusia
sebagai subjek hukum dan kecakapan memiliki hak
serta bertindak sendiri dalam melaksanakan haknya itu
 Dalam hukum manusia dan badan hukum adalah
sebagai pembawa hak (yaitu sesuatu yang mempunyai
hak dan kewajiban) dan disebut sebagai subjek hukum
 Ada kelompok orang yang dinyatakan tidak cakap
bertindak sendiri dalam melaksanakan haknya
(melakukan perbuatan hukum) yaitu : Orang masih
dibawah umum (belum 21 tahun/belum dewasa);
Orang yang tidak sehat pikirannya (gila), pemabuk
dan pemboros, yakni mereka yang berada dibawah
pengampuan, orang perempuan dalam pernikahan.
Hukum Keluarga
 Adalah hukum yang memuat peraturan yang timbul
dari pergaulan hidup kekeluargaan
 Hukum keluarga meliputi :
1. Kekuasaan Orang tua
2. Perwalian
3. Pengampuan (Curatele)
4. Hukum Perkawinan
Kekuasaan Orang Tua :
Memuat kewajiban orang tua untuk memelihara anak,
membimbing dan mencukupi segala kebutuhan
anaknya yang belum dewasa sesuai
kemampuannya masing-masing. Dan setiap anak
wajib hormat dan patuh terhadap orang tua.
Kekuasaan orang tua berlaku selama ayah dan ibunya
masih dalam ikatan perkawinan
Kekuasaan orang tua berakhir / berhenti jika :
1) Anak telah dewasa (sudah 21 tahun)
2) Perkawinan orang tua putus (karena perceraian
atau salah satu meninggal)
3) Kekuasaan orang tua dipecat oleh hakim
4) Pembebasan dari kekuasaan orang tua.
Pemberian bimbingan dan menyelenggarakan kebutuhan
hidup yang dilakukan wali terhadap anak yatim piatu atau
anak yang belum dewasa yang tidak berada dibawah
kekuasaan orang tua.

Perwalian dapat terjadi karena :


1) Perkawinan orang tua putus
2)Kekuasaan orang tua dipecat atau dibebaskan
Pengampuan (Curatele) :
Adalah Pemberian bimbingan dan penyelenggaraan
kebutuhan hidup kurandus (orang yang dibawah
pengampuan) yang dilakukan kurator (Pengampu)

Pengampuan ditujukan kepada orang dewasa yang :


sakit ingatan; pemboros; lemah daya; tidak dapat
mengurus kepentingan sendiri karena kelakuan
buruk diluar batas atau melanggar keamanan

Pengampuan berakhir apabila alasan-alasan yang


menyebabkan orang menjadi kurandus sudah
tidak ada lagi.
 Adalah peraturan yang mengatur perbuatan hukum
serta akibat-akibatnya antara dua pihak yaitu
seorang laki-laki dan seorang wanita dengan maksud
hidup bersama (membentuk keluarga) untuk waktu
yang lama menurut undang-undang.
 Di Indonesia mengenai perkawinan diatur dalam UU
No. 1 tahun 1974.
 Yang dimaksud perkawinan menurut UU No 1
tahun 1974 adalah : “ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”.
 Ialah himpunan peraturan yang mengatur hak
dan kewajiban manusia yang bernilai uang
 Hukum harta kekayaan ada 2 (dua) yakni :

a) Hukum Benda
b) Hukum Perikatan
Adalah hukum yang mengatur hak–hak kebendaan
bersifat mutlak, artinya hak terhadap kebendaan wajib
diakui dan dihormati oleh setiap orang
 Pengertian Benda :
 Dalam ilmu hukum : benda adalah segala sesuatu yang
dapat menjadi obyek hukum.
 Menurut pasal 499 KUHS : benda adalah segala barang
dan hak yang dapat menjadi milik orang
 Benda dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : Benda
Tetap dan Benda Bergerak
 Hak terhadap benda dalam hukum perdata dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu : Hak atas benda-benda
berwujud dan Hak atas benda-benda tak
berwujud
 Benda Tetap adalah benda-benda yang karena sifatnya,
tujuannya atau penetapan undang-undang dinyatakan
sebagai benda tak bergerak. Contoh : tanah, bangunan,
tanaman (sifatnya); mesin pabrik, sarang burung
walet (tujuannya); hak milik, hak hipotik, dsb
(penetapan undang-undang).

 Benda bergerak adalah benda-benda yang karena


sifatnya atau penetapan undang-undang dianggap
sebagai benda bergerak. Contoh : kendaraan, alat-alat
perkakas, binatang (sifatnya); hak gadai, hak terhadap
surat-surat berharga (penetapan undang-undang)
 Hak atas benda berwujud, seperti : hak milik,
hak sewa, hak hipotik, hak gadai, dan
sebagainya.

 Hak atas benda- benda tak berwujud, seperti :


hak cipta, hak merk, hak oktroi, dan
sebagainya.
 Ialah peraturan yang mengatur hubungan yang bersifat
kehartaan antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
pertama berhak atas sesuatu prestasi dan pihak lain
wajib memenuhi prestasi.
 Dalam perikatan, pihak yang berkewajiban memenuhi
perikatan disebut debitur, sedangkan yang berhak atas
pemenuhan prestasi disebut kreditur.
 Perikatan dapat berakhir karena hal-hal berikut :
pembayaran (betaling); penawaran bayar tunai
diikuti penyimpanan (consignatie); pembaharuan
hutang (novasi); imbalan (kompensasi); percampuran
hutang; pembebasan hutang; batal dan pembatalan;
hilangnya benda yang diperjanjikan; timbul syarat
yang membatalkan; kadaluwarsa (lewat waktu)
Prestasi :
 Adalah hal pemenuhan perikatan dan merupakan
obyek perikatan
 Macam-macam prestasi :
 memberikan sesuatu, misal : membayar harga,
menyerahkan barang, dsb.
 berbuat sesuatu, misal : memperbaiki barang yang
rusak, membongkar bangunan, mendirikan
bangunan, dsb.
 tidak berbuat sesuatu, misal : tidak mendirikan
bangunan, tidak menggunakan merek dagang
tertentu, dsb.
 Ialah hukum yang mengatur kedudukan hukum harta
kekayaan seseorang, setelah ia meninggal, terutama
berpindahnya harta kekayaan kepada orang lain.
 Pembagian warisan dapat dilakukan dengan 2 cara :
 Pewarisan menurut undang-undang :
adalah pembagian warisan kepada orang-orang yang
mempunyai hubungan darah terdekat dengan si
pewaris.
 Pewarisan berwasiat :
adalah pembagian warisan kepada orang-orang yang
berhak menerima menurut kehendak terakhir (wasiat)
pewaris.
 Adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
aturan-aturan yang memiliki kekuatan yang bersifat
memaksa.
 Sumber hukum ada 2 macam :

Adalah keyakinan dan perasaan hukum dan


pendapat umum yang menjadi pendorong atau
menentukan isi (materi) hukum

Adalah bentuk atau kenyataan dimana kita


dapat menemukan suatu peraturan hukum yang
berlaku
 Ada beberapa pendapat tentang sumber hukum
material :
 Thomas Aquino : sumber hukum material adalah
kehendak Tuhan
 Grotius : sumber hukum material adalah akal budi
(ratio)
 Friederich Carl von Savigny : sumber hukum material
adalah Jiwa bangsa (Volksgeist)
 Sumber hukum material dalam tata hukum Indonesia
adalah Pancasila
 Undang-Undang

a Undang-Undang dalam arti material

b Undang-Undang dalam arti formal

 Kebiasaan

 Yurisprodensi

 Traktat

 Doktrin
 Adalah setiap peraturan yang dikeluarkan pemerintah
yang isinya mengikat kepada setiap orang (umum).
 Contoh undang-undang dalam arti material di
Indonesia :
a) UUD 1945
b)Ketetapan MPR
c) Undang-Undang
d)Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang
e) Peraturan Pemerintah
f) Keputusan Presiden
g) Peraturan Daerah
 Adalah setiap peraturan yang dibuat oleh lembaga
(alat perlengkapan) negara yang memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dan
diundangkan sebagaimana mestinya; atau dengan
kata lain bahwa setiap peraturan dapat disebut
sebagai undang-undang karena cara pembuatannya
 Contoh : UU no 2 tahun 2008 tentang Partai Politik
 Untuk membedakan antara undang-undang arti
formal dengan undang-undang arti material,
biasanya menggungakan istilah yang berbeda :
 Undang-undang arti formal menggunakan sebutan
“Undang-Undang”
 Undang-undang arti material menggunakan
sebutan “Peraturan Perundangan”
 Ialah perbuatan yang tetap dilakukan berulang–ulang
dalam hal yang sama.
 Kebiasaan meskipun tidak tertulis, apabila diterima dan
diyakini serta ditaati oleh seluruh warga masyarakat,
sehinggan bila ada tindakan yang berlawanan dengan
kebiasaan dianggap sebagai pelanggaran hukum.
 Syarat timbulnya hukum kebiasaan :
 Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama dan diikuti oleh umum.
 Adanya keyakinan hukum dari golongan orang-orang
yang berkepentingan
Ialah keputusan hakim terdahulu yang
sering dikuti dan dijadikan dasar keputusan
hakim-hakim kemudian (sekarang)
mengenai masalah yang sama atau perkara
yang sama.
Adalah perjanjian (persetujuan) yang diadakan
oleh dua negara atau lebih.

Traktat ada dua macam yaitu : Traktat bilateral


dan Traktat multilateral
Ialah pendapat para ahli hukum mengenai
suatu bidang tertentu yang sudah
dipublikasikan
Dasar Hukum Lembaga Peradilan
Pasal 24 ayat (2) Pasal 24 ayat (5)
UUD 1945 UUD 1945

Pemerintah mengeluarkan
undang-undang yang
mengatur lembaga peradilan
Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 :

Kekuasaan kehakiman dilaksanakan


oleh Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada dibawahnya
dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara
dan Mahkamah Konstitusi
Pasal 24 ayat (5) UUD 1945 :
Susunan, kedudukan, keanggotaan dan
hukum acara Mahkamah Agung serta
badan peradilan diabawahnya diatur
dengan undang-undang
Undang-undang yang mengatur lembaga
Peradilan :
1. UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
2. UU No. 5 tahun 2004 tentang Mahkamah
Agung.
3. UU No. 8 tahun 2004 tentang Peradilan Umum
4. UU No. 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama
5. UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer
6. UU N0. 9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara

Anda mungkin juga menyukai