Anda di halaman 1dari 11

KEJANG DEMAM

A. DEFINISI
Istilah kejang perlu secara cermat dibedakan dari Epilepsi. Epilepsy menerangkan suatu
penyakit pada seseorang yang mengalami kejang rekuren non metabolic yang disebabkan
oleh suatu proses kronik yang mendasarinya. ( Sylvia A.price )
Kejang adalah suatu kejadian paroksismal yang disebabkan oleh lepas muatan
hipersinkron abnormal dari suatu kumpulan neoron SSP.
Kejang demam (kejang tonik- klonik demam) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu mencapai >38o C ). Kejang demam dapat terjadi karena proses
intracranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4 % populasi anak
berumur 6 bulan s/d 5 tahun. Paling sering pada anak usia 17 – 23 bulan.
Klasifikasi internasional terhadap kejang : (Smeltzer, Susanna, 2002 )
1. Kejang parsial ( kejang yang dimuali setempat )
 Kejang parsial sederhana (gejala-gejala dasar, umumnya tanpa gangguan
kesadaran ).
 Kejang persial kompleks (dengan gejala kompleks, umumnya dengan
gangguan kesadaran ).
 Kejang parsial sekunder menyeluruh.
2. Kejang umum/generalisata (simetrik bilateral, tanpa awitan local ).
 Kejang tonik-klonik
 Absence
 Kejang mioklonik (epilepsy bilateral yang luas )
 Kejang atonik
 Kejang klonik
 Kejang tonik

Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Kejang demam sederhana ( simple febrile seizune )


2. Kejang berlangsung singkat
3. Umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu <10 menit
4. Tidak berulang dalam waktu 24 jam

Kejang demam menurut proses terjadinya :

1. Intracranial :
- Trauma (pendarahan) : pendaraha subarachanoid, subdural atau ventrikuler.
- Infeksi : bakteri, virus, parasit misalnya meningitis.
- Kongenital : disgenesis, kelainan serebri
2. Ekstrakranial :
- Gangguan metabolic : hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesia,gangguan
elektrolit ( Na dan K ) misalnya pada pasien dengan riwayat diare sebelumnya.
- Toksik : intoksikasi, anestesi local, sindroma putus obat.
- Kongenital : gangguan metabolisme asam basa atau ketergantungan dan keurangan
piridoksin.
B. ETIOLOGI
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari suatu populasi
neuron yang sangat muda terpicu sehingga mengganggu fungsi normal otak dan juga
dapat terjadi karena keseimbangan asam basa atau elektrolit yang terganggu. Kejang itu
sendiri dapat juga menjadi menifestasi dari suatu penyakit mendasar yang
membahayakan. (Sylvia A. price )
Kejang demam disebabkan oleh Hipertermia yang muncul secara cepat yang
berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Umumnya berlangsung singkat, dan mungkin
terdapat predisposisi familia. Dan beberapa kejadian kejang dapat berlanjut masa anak-
anak dan mungkin dapat mengalami kejang nondemam pada kehidupan selanjutnya.
Beberapa factor resiko berulngnya kejang :
- Riwayat kejang dalam keluarga
- Usia kurang dari 18 bulan
- Tingginya suhu badan sebelum kejang makin tinggi suhu sebelum kejang demam,
semakin kecil kemungkinan kejang demam akan berulang.
- Lamanya demam sebelum kejang semakin pendek jarak antar mulainya demam
dengan kejang, maka semakin besar resiko kejang demam berulang.

C. PATOFISIOLOGI

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksodasi dipecah menjadi CO2 dan Air.
Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar
yaitu ionik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah ion kalium
(K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elekrolit lainnya, kecuali ion klorida
(CI-) akhirnya konsetrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang
diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya karena perbadaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membrane yang disebut potensial
membrane dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane diperlukan energy
dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial
membrane ini dapat diubah oleh:

a. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraselular


b. Rangsangan yang dating mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membrane sendiri karena penyakit atau keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-
15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%.

Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang
dewasa hanya 15%. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion
natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya
sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke membrane sel sekitarnya dengan bantuan
“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan
tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita kejang pada
kenaikkan suhu tertentu.

Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang demam yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit )
biasanya disertai abnea meningkatnya kebutuhanoksigen dan energy untuk kontraksi otot skeletal
yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,asidosis laktat disebabkan oleh metabolism
anerobik, hiportensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat
yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak
meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah factor penyebab hingga terjadinya kerusakan
neuron otak selama berlangsungnya kejang. (Lestari,2016 dan Ngastiyah,2016).

D. MENIFESTASI KLINIK
Gejala umum :
1. Kejang umum biasanya diawali kejang klonik berlangsung 10 s.d 15 menit, bisa juga
lebih
2. Takikardia : pada bayi frekuensi sering diatas 150 – 200 per menit.
3. Pulsasi alteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjadi sebagai akibat
menurunnya curah jantung.
4. Gejala bendungan system vena :
- Hepatomegali
- Peningkatan tekanan vena jugalaris
Gejala sesuai klasifikasinya :

Kejang karakteristik
Parsial Kesadaran utuh walaupun mungkin
berubah; focus disatu bagian tetapi dapat
menyebar kebagian lain
1. Persial sederhana -Dapat bersifat motoric ( gerakan
abnormal unilateral ) sensorik
(merasakan, membahui, mendengar
sesuatu yang abnormal ) automik
( takikardia, bardikardia, takipneu,
kemerahan, rasa tidak enak
diepigastrium ), psikik (disfagia,
gangguan daya ingat )
-Biasanya berlangsung kurang dari satu
menit
2. Parsial kompleks Dimulai sebagai kejang parsial
sederhana, berkembang menjadi
perubahan kesadaran yang disertai oleh
- Gejala motoric, gejala sensosik,
otomatisme (mengecap-ngecapkan
bibir, mengunyah, menarik-narik baju )
- Beberapa kejang parsial kompleks
mungkin berkembang menjadi kejang
generalisata
- Biasanya berlangsung 1-3 menit

generalisata Hilangnya kesadaran, tidak ada awitan


local,birateral dan simetri, tidak ada suara
1. Tonik-klonik Spasme tonik-klonik otot, inkontinensia
urin dan alvi; mengigit lidah; fase
pascaiktus
2. Absence Sering salah diagnosis sebagai melamun
- Menatap kosong,kepala sedikit
lunglai, kelopak mata bergetar
atau berkedip secara cepat,
tonus postural tidak hilang.
- Berlangsung beberapa detik
3. Mioklonik Kontraksi mirip syok mendadak yang
terbatas dibeberapa otot atau tungkai;
cenderung singkat

4. Atonik Hilangnya secara mendadak tonus otot


disertai lenyapnya postur tubuh (drop
attacks )

5. Klonik Gerakan menyentap, repetitife, tajam,


lambat,dan tunggal atau multipen
dilengan, tungkai, atau torso
6. Tonik Peningkatan mendadak tonus otot
( menjadi kaku, kontraksi ) wajah dan
tubuh bagian atas ;fleksi lengan dan
estensi tungkai
- Mata kepala mungkin berputar
kesatu sisi
- Dapat menyebabkan henti
nafas

Efek fisiologi kejang

Awal (kurang dari 15 menit) Lanjut (15-30 menit) Berkepanjangan


(lebih dari 1 jam)
- Meningkatnya - Menurunnya tekanan - Hipotensi
kecepatan denyut darah disertai
jantung - Menurunnya gula berkurangnya
- Meningktanya darah aliran darah
tekanan darah - Distritmia serebrum
- Meningkatnya - Edema paru non sehingga terjadi
kadar glukosa jantung hipotensi
- Meningkatnya serebrum
suhu pusat tubuh - Gangguan
- Meningkatnya sel sawar
darah putih darah,otak yang
menyebabkan
edema
serebrum.
Sumber:Sylvia A.price

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap, elektrolit, dan
glukosa darah dapat dilakukan walaupun kadang tidak menunjukkan kelainan
yang berarti.
2. Indikasi lumbal fungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Indikasi lumbal pada pasien dengan
kejang demam meliputi :
- Bayi <12 bulan harus dilakukan lumbal pungsi karena gejala meningitis sering tidak
jelas
- Bayi antara 12 bulan-1 tahun dianjurkan untuk melakukan lumbal pungsi kecuali
pasti bukan meningitis
3. Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas
4. Pemeriksaan foto kepala, CT-scan, dan/atau MRI tidak dianjurkan pada anak
tanpa kelainan neurologist karena hamper semuanya menunjukkan gambaran
normal. CT scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus kejang fokal atau
mencari lesi organic di otak.

F. PENATALAKSANAAN
1. Resiko ketiakefektifan perfusi jaringan otak b.d gangguan aliran darah ke otak
akibat kerusakan sel neuron otak, hipoksia dan edema serebral ditandai dengan
TIK meningkat, sakit kepala, kejang.
2. Risiko cidera b.d ketidakefektifan orientasi (kesadaran umum), kejang
3. Risiko aspirasi b.d penurunan tingkat kesadaran, penurunan reflek menelan

G. KOMPLIKASI
Menurut (Arif mansoer,2000) kejang demam dapat mengakibatkan :
1) Kerusakan sel otak
2) Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan
bersifat unilateral
3) Kelumpuhan
Daftar Pustaka

Nanda Nic Noc, 2015.Edisi Revisi Jilid 2

file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/BAB%202.pdf
LAPORAN PENDAHULUAN

“HT GRADE II”

PUTRI ALINGGA

PO7120318021

CI RUANGAN PERAWATAN PEMBIMBING AKADEMIK

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIV KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

“”HT GRADE II

NUR FADILA

PO7120318027

CI RUANGAN PERAWATAN PEMBIMBING AKADEMIK

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIV KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

“”HT GRADE II

DESI NURULAIN

PO7120318014

CI RUANGAN PERAWATAN PEMBIMBING AKADEMIK

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIV KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021

Anda mungkin juga menyukai