Anda di halaman 1dari 14

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : ROSMIATI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM. : 815595588

Tanggal Lahir : 05 September 1968

. Kode/Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia PDGK4504

Kode/Nama Program Studi : PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : PALU

. Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 08 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : ROSMIATI

NIM : 815595588

Kode/Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia PDGK 4504

Fakultas : PGSD-S1 UNIVERSITAS TERBUKA

Program Studi : PGSD-S1

UPBJJ-UT : PALU

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Palu,Selasa,08, Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

ROSMIATI
1. Model penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menulis narasi siswa SDakan diuraikan dalam 3 tahap.
Tahapan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Model
penerapan strategi metakognitif pada tahap perencanaan dilaksanakan melalui
kegiatan wawancara, pretes, dan menyiapkan instrument pembelajaran.
Wawancara dilakukan dengan guru bahasa Indonesia dengan menggunakan
pedoman wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
siswa, situasi pembelajaran, dan strategi yang telah digunakan guru dalam
pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian. Pretes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa tentang menulis narasi. Data kemampuan
awal ini digunakan untuk acuan keefektifan penerapan strategi metakognitif
dalam pembelajaran menulis narasi. Penyiapan instrument pembelajaran
penting dilakukan. Dengan persiapan instrument yang baik akan mempermudah
proses pembelajaran. Instrumen pembelajaran yang perlu dipersiapkan dalam
model penerapan strategi metakognitif meliputi: silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, lembar kegiatan siswa, format penilaian oleh siswa maupun oleh
guru, dan lembar pengamatan. digunakan dalam penelitian dengankompetensi
dasar (menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan). Pada RPP tersebut pembelajaran dirancang
untuk dua kali pertemuan atau 5 jam pelajaran.Model penerapan strategi
metakognitif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menulis narasi pada
tahap pelaksanaan menerapkan 3 strategi pada dua kali pertemuan.Strategi
tersebutmeliputi: memusatkan pembelajaran, menyusun dan merencanakan
pembelajaran, dan melakukan evaluasi diri.
a) Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ke-1 kegiatan pembelajaran menulis narasi siswa kelas III
dilaksanakan pada tanggal 06 Desember 2020 pukul 08:00 WIB menerapkan tiga
strategimetakognitif. Penerapan strategi metakognitif tersebut diuraikan
sebagai berikut.
1. Memusatkan pembelajaran
Dalam pembelajaran menulis narasi dilaksanakan dengan strategi yang
tepat, sehingga tidak terjadi kebingungan. Siswa melakukan senam katak
terlebih dahulu untuk memusatkan perhatian. Peninjauan prinsip- prinsip dasar
menulis narasi dilaksanakan untuk menghubungkan dengan apa yang diketahui
siswa. Selain haltersebut sebagai persiapan menulis disertai tanya jawab untuk
menghubungkan materi menulis narasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa.

2. Menyusun dan Merencanakan Pembelajaran


Menurut Jauhari (2013: 17) persiapan menulis yang baik akan
menghasilkan tulisan yang baik pula. Dalam melakukan persiapan menulis perlu
mencari informasi-informasi tambahan sesuai dengan tulisan yang akan dibuat
dan mensistematiskannya agar tulisan tersusun dengan baik. Dalam kegiatan ini
siswa kelas III mencari ide dengankelompok kecil untuk menentukan topik,
membuat mind mapping dan membuat kerangka karangan. Kegiatan ini
bertujuan agar sisw menuangkan ide-ide sebelum menulis. Disamping hal
tersebut aktifitas semacam ini membantu siswa mengeluarkan ide-idenya
sendiri dan mulai mengembangkannya dalam bentuk kerangka karangan
sebagai persiapan untuk tugas menulis narasi. Keterampilan pemusatan
perhatian diterapkan dengan memperhatikan cara membuat mind mapping
pada layar LCD, belajar berkelompok untuk menentukan topik dan membuat
mind mapping dengan bolpen warna-warni, mengurangi gangguan dalam kelas
dengan mengingatkan murid berkonsentrasi, dan memberikan penghargaan
pada siswa yang mematuhinya. Perencanaan pembelajaran dilaksanakan
dengan menyiapkan berbagai peralatan, seperti menyiapkan lingkungan fisik
sebaik mungkin, penjadwalan yang baik, dan penyimpanan buku catatan
pembelajaran bahasa. Pertama, dengan menyiapkan lingkungan fisik yang baik.
3. Mengevaluasi pembelajaran
Pada tahap evaluasi pembelajaran ini siswa melakukan evaluasi diri
terhadap hasil karyanya. Siswa menilai mind mapping dan kerangka karangan
hasil kerja kelompok mereka. Penilaian yang dilakukan berdasar kriteria yang
sudah ditetapkan pada lembar penilaian yang disediakan untuk tiap- tiap
kelompok.Lembar penilaian mindmapping maupun penilaian kerangka karangan
oleh siswa disusun secara sederhana berupa pernyataan- pernyataan kemudian
siswa hanya memberi tanda cek pada kolom ya atau tidak. Pada penilaian mind
mapping maupun penilaian kerangka karangan memuat 6 pernyataan. Setelah
melakukan evaluasi diri, siswa secara berkelompok menganalisa hasil evaluasi.
Langkah berikutnya melakukan perbaikan karyanya berdasar kriteria penilaian
yang belum terpenuhi.
b). Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 pembelajaran menulis narasi siswa kelas III yang
dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2020 pukul 09:00 WTB Pada kegiata
pembelajaran pertemuan ke-2 menerapkan tiga tahapan strategi metakognitif
seperti berikut.

1. Memusatkan pembelajaran
Langkah pemusatan perhatiaan dilaksanakan dengan menerapkan tiga
langkah strategi. Ketiga langkah strategi tersebut meliputi kegiatan- kegiatan
menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan siswa,
memperhatikan penjelasan tentang tugas menulis narasi, dan menunda
pembicaraan dengan mendengarkan penjelasan guru. Mengubungkan materi
pelajaran dengan pengetahuan siswa dilakukan dengan Tanya jawabtentang
topik karangan yang telah ditentukan, mind mapping, dan kerangka karangan.
Sebelum menulis, siswa membaca dan mempelajari kembali mind mapping dan
kerangka karangan mereka.Langkah berikutnya siswa memperhatikan
penjelasan tentang tugas menulis narasi. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah
mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan langkah-
langkahnya, serta teknik menulis narasi.
2. Menyusun dan merencanakan pembelajaran
Pada langkah strategi menyusun dan merencanakan pembelajaran
pada pertemuan ke-2 ini meliputi lima langkah kegiatan. Lima langkah kegiatan
tersebut meliputi (a) mengatur tempat duduk yang nyaman dan menyiapkan
alat tulis; (b) Mencari informasi dengan bertanya guru tentang tugas yang belum
dipahami; (c) menentukan tujuan menulis narasi; (d) memahami angkah-
langkah melaksanakan tugas menulis narasi; (e) mencari kesempatan praktik.
Sebelum menulis siwa duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk
pada pertemuan ke-1. Mereka duduk berderet bersama kelompoknya agar
merasa nyaman dalam pembelajaran. Selanjutnya siswa menyiapkan alat yang
telah disediakan guru berupa LKS untuk menulis karangaan maupun lembar
penilaian karangan oleh siswa. Siswa mencari informasi dengan bertanya
kepada guru tentang tugas yang belum dipahami melalui kegiatan membaca
kerangka karangan yang telah dibuat berkelompok. Kemudian siswa
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan tugas menulis. Tahapan
memahami langkah-langkah melaksanakan tugas menulis karangan dilakukan
siswa dengan memperhatikan penjelasan guru tentang lagkah-langkah
mengarang dan membaca instruksi di LKS. Setelah siswa mempelajari kerangka
karangan, baru mengembangkan kerangka karangan menjadi draft karangan
narasi. Tahap mencari kesempatam praktik dilakukan siswa dengan menulis draf
karangan narasi secara individu. Semua siswa berusaha menulis yang terbaik
sesuai criteria karangan yang telah ditetapkan.

3. Pengevakuasian Diri
Penerapan strategi ini dilakukan siswa dengan menyunting karangan
dan melakukan perbaikan karangan. Setelah menulis draft karangan narasi,
siswa mulai merevisi draft ,strategi ini dilaksanakan dengan kegiatan
memperhatikan dan memperbaiki.kesalahan-kesalahan mereka sendiri dalam
menulis narasi berdasar format penilaian oleh siswa. Siswa mencatat kesalahan
–kesalahan dalam buku catatan mereka. Dengan mengingat kesalahan tertentu
siswa akan menjadi sangat sadar diri akan pekerjaannya yaitu karangan narasi
yang telah ditulis. Siswa saling bantu dalam memonitor kesulitan-kesulitannya.
Suasana dibuat tenang sehingga teman sebaya atau antar kelompok saling
membaca dan memberi komentar karangan narasi mereka. Siswa mengoreksi
karya temannya dengan kriteria penilaian yang sederhana kemudian memberi
tanda cek pada tabel.

2. Kalimat majemuk adalah kalimat yang disusun dari dua atau lebih klausa yang
terhubung dengan kata penghubung atau kata sambung. Di antara dua atau
lebih klausa tersebut, ada satu yang berperan sebagai induk kalimat dengan inti
informasi sementara yang lainnya menjadi anak kalimat dengan isi penunjang
induk kalimat. kalimat majemuk juga kalimat yang mengandung dua pola
kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat juga diartikan sebagai kalimat yang
terdiri dari dua klausa. Contoh kalimat majemuk setara: Kakek pergi ke Medan
dan nenek di rumah.
3. Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam
rangka proses pembelajaran Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu
komponen kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian ini dilakukan secara
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian berbasis kelas dilakukan
dengan menggunakan kombinasi dari berbagai teknik penilaian yang meliputi:
pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (proyek), penampilan
(performance), dan tes tertulis (paper and pen). Guru menilai kompetensi dan
hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa Penilaian
Berbasis Kelas menggunakan arti penilaian sebagai ‘assessment’, yaitu kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil
belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
Data atau informasi dari penilaian di kelas ini merupakan salah satu bukti yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu . program pendidikan.
Langkah-langkah penilaian berbasis kelas
1. Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar

Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu


perencanaannya secara baik dan matang.
2. Menghimpun Data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil
belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau
melakukan pengamatan, wawancara, atau angket dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide,
atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar menggunakan teknis non tes).
3. Melakukan Verifikasi Data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data
atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data
yang ‘baik’ (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari
data yang ‘kurang baik’ (yaitu data yang akan menguburkan gambaran yang
akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud
untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam
kegiatan evaluasi.
5. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam
data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar
interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulan-kesimpulan tertentu.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Bertitik tolak dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah,
dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang
terkandung di dalamnya, maka pada akhirnya evaluator akan mengambil
keputusan dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai
tindak lanjut dari kegiatan hasil evaluasi tersebut.
4. Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar
Istilah apresiasi berasal dari abahsa Latin apreciatio yang berarti
“mengindahkan” atau “menghargai”. Menurut Squire dan Taba (Aminuddin,
2004:34-35) bahwa apresiasi melibatkan tiga unsur instinsik, yaitu (1) aspek
kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya
memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif yaitu yang dapat
berhubungan langsung dengan unsur-unsur secara internal terkandung dalam
teks sastra tersebut atau unsur intrinsik dan di luar teks sastra itu atau unsur
ekstrinsik (2) aspek emotif, yaitu yang berkaitan dengan keterlibatan unsur
emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks
sastra yang dibacanya, bersifat subjektif. (3) aspek evaluatif yaitu aspek yang
berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadapa baik-buruk,
suka tidak suka atau berbagai ragam penilaian yang bersifat kritik dan bersifat
umumserta terbatas pada kemampuan aspirator dalam merespon teks sastra
yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan penghayatan sekaligus
mampu melaksanakan penilaian.
a. Pembelajaran Apresiasi Sastra
Pendidikan sastra melalui proses pembelajarannya merupakan pendidikan
yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra
dan proses kreatif sastra. Kompetensi apresiasi adalah kemampuan menikmati
dan menghargai karya sastra. Dalam hal ini siswa diajak untuk lansung
membaca, memahami, menganalisis, dan menikmati karya sastra secara
langsung. Siswa tidak harus menghafal mulai dari nama nama judul karya sastra
atau sinopsisnya, tetapi langsung berhadapan dengan karya sastranya. Dengan
melihat konsep dari tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia seperti yang termaktub dalam kurikulum 2004 atau KTSP
secara umum adalah 1) agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas waasan kehidupan
serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berbahasa; (2) siswa
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. Dengan demikian melalui sastra guru dapat
mengembangkan siswa dalam hal keseimbangan antara spiritual, emosional,
etika, estetika, logika dan kinestika, pengembangan kecakapan hidup, belajar
sepanjang hayat, serta pendidikan kemenyeluruhan dan kemitraan.
Klasifikasi kegiatan apresiasi sastra berdasarkan tujuan meliputi :
1. Ketepatan apresiasi, yaitu menimbulkan kepekaan psikis, mendengarkan,
membaca sendiri, membaca bersama, intpretasi auditif-musikal dan visual,
memantaskan, mengundang pelaku seni, memahami serta melatih ketrampilan
mempergunakan pengertian teknis.
2. Kedalaman apresiasi, yaitu dalam hal ini guru berupaya agar siswa
mengalami proses kegiatan intelektual, emosional, dan imajinatif yang
seimbang dengan proses yang pernah dialami oleh pengarang (sastrawan)
dalam menciptakan karyanya
3. Keluasan apresiasi; guru mendorong dan mengarahkan perhatian pada
hubungan antara sastra dengan kehidupan dengan segala masalahnya. Para
siswa juga harus menggunkan pengetahuan lain.
Dari kegiatan ini diharapkan siswa; (1) peka terhadap nilai ekstrinsik, (2)
menyadari bahwa kedudukan sastra sebagai lembaga masyaraka. Pemilihan
bahan pengajaran “sastra” harus memperhatikan aspek-aspek antara lain:
a. Bahasa, aspek kebahasaan dalam sastra yang perlu diperhatikan adalah cara
penulisan yang dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra waktu penulisannya dan
kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Oleh karena itu, guru harus
mengembangkan ketrampilan untuk memilih bahan pengajaran sastra yang
bahasanya disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa siswa.
b. Kematangan jiwa (psikologi) yaitu dalam memilih bahan pengajaran sastra,
tahap-tahap perkembangan psikologis harus diperhatikan karena tahap-tahap
ini sangat berpengaruh terhadap minat dan keengganan siswa dalam
pembelajaran sastra.

Anda mungkin juga menyukai