Disusun Oleh :
Assalamu alaikum wr. wb Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “ PHBS RUMAH TANGGA” dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman. Semoga kita
mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Aamiin. Selesainya penulisan
makalah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan informasi bagi
kita semua khususnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit ISPA, pencegahan
beserta pemberantasannya. Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Fadlia
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................6
C. Manfaat.....................................................................................................6
BAB II PENDAHULUAN
A. Definisi PHBS.............................................................................................7
B. Klasifikasi Perilaku……………………………………………………..8
C. Determinan Perilaku …………………………………………………...9
D. Tujuan PHBS………..................................................................................12
E. Manfaat………………………………………… ....................................12
F. Sasaran PHBS…………………………….................................................13
G. Indikator PHBS………………………………………………………...13
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat
manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan
dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup
sehatpun sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan cukup mahal.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak
berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya
sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang
bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota
keluarga. Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka
otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu
masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang
tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah
tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan
(totalitas)
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2001). Menurut
H.L Blum (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor yaitu
faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Berdasarkan keempat faktor tersebut, faktor perilaku merupakan
faktor yang mempunyai pengaruh dan peranan paling besar terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu perilaku sehat
merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar mengetahui, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai
ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Menurut WHO pada data terakhir tahun 2011, setiap tahunnya sekitar 2,2
juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia
akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman,
sanitasi dan hygiene yang buruk. Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang
memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Berdasarkan data diatas dapat
dikatan bahwa peran PHBS dalam dasar ilmu kesehatan sangat berperan penting
dalam menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul dikemudian hari o leh
karnanya peran pemerintah, petugas-petugas kesehatan dan masyarakat untuk
lebih berperan dan proaktif dalam mengimplementasikan dan melaksanankan
strategi PHBS di berbagai tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana
kesehatan dan tempat-tempat umum, untuk kesehatan masyarakat yang lebih
sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
2. Apa Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
3. Apa manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
4. Apa sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
5. Apa Indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
2. Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
3. Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
4. Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
5. Mengetahui indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan
– kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes RI, 2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu
menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat
(Depkes RI, 2007).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamat i oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003 :114). Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organism (orang) namun dalam
memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor- faktor lain
dari orang yang bersangkutan (Luthviatin et al, 2012:67).
B. Klasifikasi Perilaku
Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003:8) :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus alam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
D. Determinan Perilaku
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda
disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yakni (Luthviatinet al, 2012:73):
a. Determinan atau faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin,dsb.
b. Determinan atau faktor eksternal yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial budaya, ekonomi, politik, dsb. Faktor lingkungan ini merupakan faktor
yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Bloom (1980) (dalam Luthviatin,2012:73) membagi perilaku manusia
dalam 3 domain. Ketiga domain tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007:143), pengetahuan adala h merupakan hasil dari
tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2003:121) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan terbagi dalam 6
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo,2003 :122):
1) Tahu (Know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh: Dapat menyebutkan cara
mencuci tangan dengan benar.
2) Memahami (Comprehension). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menafsirkan secara benar materi tersebut. Contohnya dapat menjelaskan
bagaimana cara pencegahan dan penanggulanngan diare.
3) Aplikasi (Application). Diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Misalnya kegiatan buang air besar di jamban, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan.
4) Analisis (Analysis). Diartikan sebagi suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam satu struktur dan berkaitan.
5) Sintesis (Synthesis). Diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi lama yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation). Diartikan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Misalnya dengan diketahui
bahaya diare bagi kesehatan manusia maka seseorang menempatkan diare
sebagai masalah serius.
b. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain
maupun objek lain. Sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, antara lain:
1) Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat
itu.
2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain.
3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
4) Nilai (Value)
Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai- nilai yang menjadi
pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
1) Orang Penting Sebagai Referensi
Perilaku orang, terlebih perilaku anak kecil, banyak dipengaruhi oleh
orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting
untuknya, maka apa yang dikatakan atau yang diperbuat cenderung
dicontoh oleh anak-anak tersebut. Untuk anak-anak sekolah
misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok
referensi (reference group), antara lain guru, alim ulama, kepala adat
(suku), kepala desa, dan sebagainya.
2) Sumber-sumber Daya (inresources)
Sumber daya disini mencakup fasilitas- fasilitas, uang, waktu, tenaga,
dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang
atau kelompok masyarakat. Pengaruh sumber-sumber daya terhadap
perilaku dapat bersifat positif maupun negatif. Misalnya pelayanan
kesehatan puskesmas, dapat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya.
3) Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai, dan penggunaan sumber-
sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat
dari kehiduapan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah,
baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradaban umat manusia.
Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini merupakan kombinasi dari
semua yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu
aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh
yang dalam terhadap perilaku ini.
E. TUJUAN PHBS
1. Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota.
2. Tujuan khusus :
Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
F. MANFAAT PHBS
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
Anak tumbuh sehat dan cerdas
Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
G. SASARAN
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak
H. INDIKATOR
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
10 Indikator PHBS di Rumah Tangga:
A. KESIMPULAN
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri
memiliki manfaat baik bagi rumah tangga itu sendiri maupun masyarakat.
Sasaran dari kegiatan PHBS rumah tangga ini adalah : Pasangan Usia Subur,
Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh)
PHBS di Rumah Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya
Hidup Sehat.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan
kelemahan. Baik isi makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh
penulis. Oleh karena itu, penulisan mengharapkan tanggapan dan koreksi yang
membangun dari pembaca sehingga ke depannya makalah yang di buat akan
lebih baik pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC Depkes RI. 2007. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia .
Jakarta. Dinkes Jawa Tengah. 2010. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di Institusi.Semarang.
Tanggal Update : 4-1-11 Dinkes Prov Jateng. 2014. Profil Kesehatan Jawa
Tengah. http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/. Diakses pada tanggal 14
Juni 2016.