Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH PHBS RUMAH TANGGAH

Dosen Mata Kuliah : Supriadi Abdul Malik S.KM,M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Fadlia ( PO7120318035 )

Prodi : DIV KEPERAWATAN 4B

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “ PHBS RUMAH TANGGA” dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman. Semoga kita
mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Aamiin. Selesainya penulisan
makalah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan informasi bagi
kita semua khususnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit ISPA, pencegahan
beserta pemberantasannya. Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu alaikum wr.wb

Palu, 23 November 2021


Penulis,

Fadlia
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... 1

Kata Pengantar .......................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................3

BAB I LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................6
C. Manfaat.....................................................................................................6

BAB II PENDAHULUAN

A. Definisi PHBS.............................................................................................7
B. Klasifikasi Perilaku……………………………………………………..8
C. Determinan Perilaku …………………………………………………...9
D. Tujuan PHBS………..................................................................................12
E. Manfaat………………………………………… ....................................12
F. Sasaran PHBS…………………………….................................................13
G. Indikator PHBS………………………………………………………...13

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................17

B. Saran.....................................................................................................................17

Daftar Pustaka .........................................................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat
manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan
dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup
sehatpun sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan cukup mahal.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak
berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya
sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang
bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota
keluarga. Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka
otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu
masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang
tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah
tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan
(totalitas)
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2001). Menurut
H.L Blum (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor yaitu
faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Berdasarkan keempat faktor tersebut, faktor perilaku merupakan
faktor yang mempunyai pengaruh dan peranan paling besar terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu perilaku sehat
merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar mengetahui, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai
ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Menurut WHO pada data terakhir tahun 2011, setiap tahunnya sekitar 2,2
juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia
akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman,
sanitasi dan hygiene yang buruk. Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang
memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Berdasarkan data diatas dapat
dikatan bahwa peran PHBS dalam dasar ilmu kesehatan sangat berperan penting
dalam menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul dikemudian hari o leh
karnanya peran pemerintah, petugas-petugas kesehatan dan masyarakat untuk
lebih berperan dan proaktif dalam mengimplementasikan dan melaksanankan
strategi PHBS di berbagai tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana
kesehatan dan tempat-tempat umum, untuk kesehatan masyarakat yang lebih
sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
2. Apa Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
3. Apa manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
4. Apa sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga?
5. Apa Indikator-indikator  Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
2.  Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
3.  Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
4.  Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
5.  Mengetahui indikator-indikator  Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan
– kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes RI, 2007).  
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu
menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat
(Depkes RI, 2007).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamat i oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003 :114). Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organism (orang) namun dalam
memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor- faktor lain
dari orang yang bersangkutan (Luthviatin et al, 2012:67).
B. Klasifikasi Perilaku
Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003:8) :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus alam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan
yang berupa pengetahuan, sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya, sarana
fisik, pengaruh atau rangsangan yang bersifat internal. Kemudian menurut Green
dalam Notoatmodjo (2003:139-140) mengklasifikasikan menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku kesehatan,yaitu:
a. Faktor Predisposing (predisposing factor)
Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan
masyarakat yang mempermudah individu berperilaku seperti pengetahuan,
sikap, kepercayaan, nilai- nilai dan budaya. Faktor- faktor yang berhubungan
dengan perilaku salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang atau over behavior (Notoatmodjo, 2003:139-140).
b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat

D. Determinan Perilaku
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda
disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yakni (Luthviatinet al, 2012:73):
a. Determinan atau faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin,dsb.
b. Determinan atau faktor eksternal yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial budaya, ekonomi, politik, dsb. Faktor lingkungan ini merupakan faktor
yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Bloom (1980) (dalam Luthviatin,2012:73) membagi perilaku manusia
dalam 3 domain. Ketiga domain tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007:143), pengetahuan adala h merupakan hasil dari
tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2003:121) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan terbagi dalam 6
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo,2003 :122):
1) Tahu (Know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh: Dapat menyebutkan cara
mencuci tangan dengan benar.
2) Memahami (Comprehension). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menafsirkan secara benar materi tersebut. Contohnya dapat menjelaskan
bagaimana cara pencegahan dan penanggulanngan diare.
3) Aplikasi (Application). Diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Misalnya kegiatan buang air besar di jamban, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan.
4) Analisis (Analysis). Diartikan sebagi suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam satu struktur dan berkaitan.
5) Sintesis (Synthesis). Diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi lama yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation). Diartikan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Misalnya dengan diketahui
bahaya diare bagi kesehatan manusia maka seseorang menempatkan diare
sebagai masalah serius.
b. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain
maupun objek lain. Sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, antara lain:
1) Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat
itu.
2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain.
3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
4) Nilai (Value)
Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai- nilai yang menjadi
pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
1) Orang Penting Sebagai Referensi
Perilaku orang, terlebih perilaku anak kecil, banyak dipengaruhi oleh
orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting
untuknya, maka apa yang dikatakan atau yang diperbuat cenderung
dicontoh oleh anak-anak tersebut. Untuk anak-anak sekolah
misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok
referensi (reference group), antara lain guru, alim ulama, kepala adat
(suku), kepala desa, dan sebagainya.
2) Sumber-sumber Daya (inresources)
Sumber daya disini mencakup fasilitas- fasilitas, uang, waktu, tenaga,
dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang
atau kelompok masyarakat. Pengaruh sumber-sumber daya terhadap
perilaku dapat bersifat positif maupun negatif. Misalnya pelayanan
kesehatan puskesmas, dapat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya.
3) Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai, dan penggunaan sumber-
sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat
dari kehiduapan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah,
baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradaban umat manusia.
Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini merupakan kombinasi dari
semua yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu
aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh
yang dalam terhadap perilaku ini.

E. TUJUAN PHBS
1. Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota.
2. Tujuan khusus : 
 Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
 Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

F. MANFAAT PHBS
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
 Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk  biaya investasi seperti biaya
pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.
2.  Manfaat PHBS bagi masyarakat :
 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti  posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

G. SASARAN
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

H. INDIKATOR
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
10 Indikator PHBS di Rumah Tangga:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk
ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehata lainnya.
2. Bayi diberi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yar cukup dan sesuai  untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada
pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Penimbangan bayi dan balita
dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu. 
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
Alasan mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun :
 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit.
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

5. Menggunakan air bersih


Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar dari penyakit.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
7. Rumah bebas jentik
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang
perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
a. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
b. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
c. 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)

8. Makan buah dan sayur setiap hari


Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap
hari sangat penting, karena:
 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung,
paru-paru serta alat tubuh lainnya.
10. Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri
memiliki manfaat baik bagi rumah tangga itu sendiri maupun masyarakat.
Sasaran dari kegiatan PHBS rumah tangga ini adalah : Pasangan Usia Subur,
Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10  (sepuluh)
PHBS di Rumah Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya
Hidup Sehat.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan
kelemahan. Baik isi makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh
penulis. Oleh karena itu, penulisan mengharapkan tanggapan dan koreksi yang
membangun dari pembaca sehingga ke depannya makalah yang di buat akan
lebih baik pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga


Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas purwantoro II Kabupaten Wonogiri.

Skripsi. Surakarta : IKP Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Azwar, 2005. Sikap
Manusia Teori dan Pengaruhnya .

Edisi 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajaran Budiarto, E. 2003. Metode Penelitian


Kedokteran Sebuah Pengantar.

Jakarta : EGC Depkes RI. 2007. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia .
Jakarta. Dinkes Jawa Tengah. 2010. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di Institusi.Semarang.

Dinkes Sulsel, 2010. Kebijakan Indonesia sehat 2010. Available on:


http://2010/10/ pelaksanaan-phbs-di-sekolah.html.

Tanggal Update : 4-1-11 Dinkes Prov Jateng. 2014. Profil Kesehatan Jawa
Tengah. http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/. Diakses pada tanggal 14
Juni 2016.

Dirgahayu, 2015. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.
Kartasura DKK

Boyolali, 2010. Indikator dan Definisi Operasional PHBS Institusi Pendidikan


Provinsi Jawa Tengah. Farida, 2013. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di
Sekolah Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan .

Skripsi. Sumatera. Khamidah, U. 2012. Strategi SIE Kerohanian Islam dalam


Pembentukan Karakter Kepemimpinan Pada Siswa Tahun 2011/2012 (Studi Kasus
ROHIS di SMA Negeri 3 Semarang).

Anda mungkin juga menyukai