Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
mengenai “Variabel Pembelajaran” dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami
menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca
mengenai Variabel Pembelajaran. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
(Kelompok III)
1
DAFTAR ISI
SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
D. Manfaat .......................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Variabel adalah objek penelitian atau media terfokus dari dalam suatu penelitian
yang berbentuk abstrak maupun real dan Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua
arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu diperhatikan oleh para pengajar
atau guru, agar dapat menuangkan variable-variabel pembelajaran ke dalam desain
pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, maka calon guru perlu mengetahui secara mendalam
tentang variabel pembentuk pembelajaran. Seorang calon guru juga perlu berfikir kritis
apakah model-model desain pembelajaran yang selama ini digunakan masih sesuai dengan
paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan tersebut bertujuan agar ketika mereka benar-
benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah, mereka akan menjadi guru yang
menguasai medan, memahami masalah yang terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan
bijak memyikapi masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
2. Mengetahui hal - hal apa saja yang termasuk dalam variabel pembelajaran.
B. Manfaat
1. Agar para calon guru dapat mengetahui dengan pasti apa variable pembentuk
pembelajaran.
2. Agar makalah ini dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki system pembelajaran yang
selama ini telah dilakukan oleh para guru.
3. Dengan adanya ulasan tentang variable pembelajaran ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat lebih memahami dan mengembangkan cara atau system pembelajaran yang akan
kita lakukan sehingga dapat mensukseskan tujuan pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi Bloom dan
Krathwohi (1964), menggolongkan taksonomi pembelajaran dalam tiga wilayah, yakni
Wilayah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Wilayah Kognitif
Wilayah kognitif merupakan wilayah yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi
yakni evaluasi. Berikut ini penjelasan mengenai wilayah-wilayah kognitif :
a. Tingkat pengetahuan
b. Tingkat Pemahaman
c. Tingkat penerapan
d. Tingkat analisis
5
Penerapan dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengeahuan
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : siswa
dapat menganalisis sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan diskusi yang mereka
laksanakan.
e. Tingkat sintesis
f. Tingkat evaluasi
Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan
atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan miliknya. Contoh : Siswa
dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.
Selain cakupan parameter dalam wilayah kognitif, biasanya dalam suatu perencanaan
pengajaran ada mata pelajaran tertentu yang harus menilai aspek-aspek yang tergolong dalam
wilayah afektif dan psikomotor.
2. Wilayah Afektif
Wilayah afektif merupakan satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest,
apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkat afeksi terdiri dari 5 tahap
yaitu :
a. Kemauan menerima
b. Kemauan menanggapi
c. Berkeyakinan
6
Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan menerimasistem nilai tertentu pada
diri individu. Contoh : [enghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah.
d. Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai system nilai yang berbeda-
beda berdasarkan pada suatu system nilai yang lebih tinggi. Contoh : Bertanggung jawab
terhadap hal yang dilakukan.
Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan kegiatan afeksi yang tertinggi. Contoh : Bersikap
objektif terhadap berbagai hal.
3. Wilayah psikomotor
Wilayah psikomotor mengcakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) dan
bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua wilayah yang lain, wilayah ini juga
memiliki berbagai tingkatan yaitu :
a. Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indra dalam kegiatan. Contoh : Dapat mengamati perubahan
warna larutan dari reaksi yang terjadi
c. Mekanisme
Penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan sehingga gerakan
yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Contoh: penggunaan alat praktikum
d. Kemahiran
e. Adaptasi
7
Keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mapu
memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
f. Originasi
Penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.
B. Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik siswa merupakan salah satu variable dari kondisi pengajaran. Variabel ini
didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bisa
berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan
kemampuan awal yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran.
Khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai dengan karaktristik
perseorangan siswa.
Berdasarkan kemampuan otak, bagaimana belajar individu dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang ditandai dengan karakteristik tertentu.
Pengkategorian ini tidak berarti, individu hanya memiliki satu cara untuk mempelajari
karakteristik tertentu tetapi tidak memiliki karakteristik belajar yang lain namun ika individu
menemukan metode yang tepat untuk mempelajari karakteristik sendiri, dengan cepat ia akan
menjadi "pintar".
1. Karakteristik individu dengan gaya belajar visual individu, yang memiliki kemampuan
belajar visual yang baik. Karakteristik ini didasarkan pada asosiasi visual, memiliki
kemampuan mengeja huruf sangat baik, biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau
suara sembari belajar, pembaca cepat dan rajin, lebih suka membaca ketimbang membaca;
membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal terkait lainnya, dan
suka menunjukkan sesuatu yang lebih dari berceramah. Contoh : membuat grafik, gambar
dan demonstrasi.
8
oleh keributan, senang untuk mendengarkan membaca, jika membaca lebih senang dengan
suara keras untuk membaca, berbicara fasih, lebih seperti seni dan musik daripada seni
lainnya, belajar untuk mendengarkan dan mengingat apa yang dibahas dari apa yang dilihat,
membahas dan menjelaskan secara panjang. Contoh : kuliah dan diskusi
Dengan melihat beberapa karakter belajar diharapkan orang tua atau guru sudah memiliki
cara yang cukup untuk belajar tentang karakter dari seorang siswa yang diharapkan bisa arif
dan bijaksana dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.
Untuk remaja yang sulit untuk belajar, merenungkan, dan mencoba mulai mengingat
karakteristik apa yang yang paling efektif. Setelah itu, cobalah membuat rencana atau
persiapan yang merupakan trik anda belajar, sehingga dapat mendukung kemampuan yang
dapat dikembangkan. Salah satu cara yang dapat digunakan dengan memanfaatkan berbagai
media pendidikan seperti tape recorder, video, atau gambar.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran ini
diacukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Cara-cara ini disebut juga sebagai strategi pembelajaran.
Variabel metode atau strategi pembelajaran ini merupakan variabel yang paling esensial akan
keberadaan pembelajaran. Karena variabel kondisi dan variabel tujuan merupakan variabel
yang tidak bisa diubah dan harus diterima sebagai barang jadi, dan selanjutnya dipakai
sebagai pijakan kerja. Peluang yang tinggal hanyalah bagaimana memanipulasi variabel
metode pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Variabel metode
pembelajaran diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) strategi pengorganisasian, (2) strategi
penyampaian, dan (3) strategi pengelolaan.
Strategi pembelajaran pada dasarnya berkenaan dengan hal pemilihan dan pengoperasian
sistem lingkungan yang efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran dengan
9
mempertimbangkan variable-variabel dan komponen-komponen yang tersedia dalam
pembelajaran. Strategi itu sendiri sesungguhnya pungutan dari kosa kata militer. Kata strategi
berhubungan erat dengan pengetahuan tentang perang. Dalam bahasa Yunani, strategi berasal
dari kata stratos yang artinya pasukan dan agen yang artinya memimpin-membimbing.
Strategi berarti kegiatan memimpin pasukan. Jendral Karl Von Clausewitz (1780-1831)
menegaskan bahwa Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
kepentingan perang. Demikian pula Antonie Henri Jomini (1779-1869) menyatakan bahwa
strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan
operasi. Sementara Liddle Hart menyebutkan bahwa strategi adalah seni mendistribusikan
dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan-tujuan politik . Bertolak dari
pengertian-pengertian ini, strategi memiliki dua hal, (1) perencanaan tindakan secara
sistematis dan, (2) implementasi perencanaan dalam tindakan di lapangan. ( Al Hakim S.
dkk.; 2002:80). Dan ujung dari penggunaan strategi adalah memenangkan pertempuran.
Berangkat dari konsep strategi tersebut diatas, maka strategi pembelajaran sesungguhnya
dapat definisikan sebagai pengetahuan tentang perencanaan dan penyelenggaraan
pembelajaran. Dapat juga dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah seni untuk
merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang meliputi seluruh komponen yang
terkait dengan kegiatan pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian strategi pembelajaran yang berbeda-beda tersebut.
Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks. Proses
pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar,
dan susunan pembelajaran. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel
penting tersebut di atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran
menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untuk menampung semua
variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis, (Suprihadi, 1993: 93).
10
dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan
pembelajaran (Suprihadi, 1993:94)
Dick dan Carrey dalam membuat pengertian strategi tidak membatasi hanya prosedur
pembelajaran. Strategi pembelajaran mencakup materi atau paket pembelajaran. Menurut
Dick dan Carrey strategi pembelajaran adalah semua komponen materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
tertentu
Gropper sesuai dengan pendapat Elly mengatakan, Strategi adalah rencana untuk pencapaian
tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran, terdiri atas metode dan teknik, tetapi, strategi
lebih luas dari metode dan teknik pembelajaran (Suprihadi,1993:94).
Raka Joni (1980:1) menyatakan istilah strategi banyak dipakai dalam banyak konteks dengan
makna yang berbeda-beda. Dalam konteks pembelajaran, strategi pembelajaran adalah pola
umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan peristiwa pembelajaran.
Strategi pembelajaran perwujudannya berupa ketetapan guru tentang tindakan strategis untuk
mewujudkan proses pembelajaran. Dari segi waktu penetapannya, strategi pembelajaran
ditetapkan ketika guru merancang desain perencanaan pembelajaran. Oleh karena sifatnya
yang kondisional-transaksional, keputusan strategi pembelajaran dapat terjadi ditetapkan
bersamaan ketika proses pembelajaran itu sendiri sedang berlangsung. Hal ini dilakukan
11
untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan realitas yang ada ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung.
3. pengalokasian waktu
Aktualisasi pembelajaran di katakan strategis, manakala setiap jenis dan atau pola aktivitas
pembelajaran beserta seluruh variabel yang terkait dapat dilacak rasionalitasnya, kadar
keefektifan dan keefisiensiannya untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Nilai strategis suatu
strategi pembelajaran dapat juga diuji atas dasar kesesuaiannya dengan karakteristik variabel-
variabel penentu pembelajaran, seperti :
12
1. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
3. karakeristik guru
4. karateristik siswa
Organisasi isi pembelajaran adalah bagian dari strategi pengorganisasian pembelajaran yang
merupakan metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk
pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan
isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu. Strategi
pengorganisasian pembelajaran lebih lanjut dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: strategi
makro dan strategi mikro.
Strategi makro: mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur, atau prinsip. Strategi mikro: mengacu
kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau
prosedur, atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,
membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran (apakah konsep, prinsip, atau prosedur)
yang saling berkaitan. Pemilihan isi, berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
mengacu kepada penetapan konsep-konsep, atau prinsip-prinsip, atau prosedur-prosedur yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu (Degeng, S.N. 1989).
1. Penataan urutan isi mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip yang akan diajarkan.
13
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/
http://mgmpkimiamaros.blogspot.com/2014/01/variabel-variabel-pembelajaran.html
15