Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
mengenai “Variabel Pembelajaran” dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami
menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca
mengenai Variabel Pembelajaran. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 24 Oktober 2019

Penulis

(Kelompok III)

1
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................................1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
D. Manfaat .......................................................................................................... 4

Bab II Pembahasan

A. Taksonomi Tujuan Pembelajaran....................................................................5


B. Karakteristik Pembelajaran..............................................................................8
C. Strategi dan metoda pembelajaran ..................................................................9
D. Organisasi Isi Pembelajaran..............................................................................13

Bab III Penutup

Simpulan dan saran ...............................................................................................14

Daftar Pustaka ................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Variabel adalah objek penelitian atau media terfokus dari dalam suatu penelitian
yang berbentuk abstrak maupun real dan Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua
arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Variabel Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses


pembelajaran yang terdiri dari taksonomi tujuan pembelajaran, karakteristik pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran serta organisasi isi pembelajaran.

              Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu diperhatikan oleh para pengajar
atau guru, agar dapat menuangkan variable-variabel pembelajaran ke dalam desain
pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, maka  calon guru perlu mengetahui secara mendalam
tentang variabel pembentuk pembelajaran. Seorang calon guru juga perlu berfikir kritis
apakah model-model desain pembelajaran yang selama ini digunakan masih sesuai dengan
paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan tersebut bertujuan  agar ketika mereka benar-
benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah sekolah,  mereka akan menjadi guru yang
menguasai medan, memahami masalah yang terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan
bijak memyikapi masalah tersebut.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut kami merumuskan rumusan masalah


antara lain sebagai berikut:

1.       Apa pengertian dari Variabel?

2.       Apa pengertian dari pembelajaran?

3.       Apa yang anda ketahui tentang variabel pembelajaran?

3
C.  Tujuan                 

Berdasarkan rumusan masalah tersebut kami mempunyai tujuan antara lain


sebagai berikut:

1.       Mengetahui pengertian dari variabel pembelajaran

2.       Mengetahui hal - hal apa saja yang termasuk dalam variabel pembelajaran.

3.       Mengetahui variabel dalam pembelajaran.

B.     Manfaat

1.      Agar para calon guru dapat mengetahui dengan pasti apa variable pembentuk
pembelajaran.

2.      Agar makalah ini dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki system pembelajaran yang
selama ini telah dilakukan oleh para guru.

3.      Dengan adanya ulasan tentang variable pembelajaran ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat lebih memahami dan mengembangkan cara atau system pembelajaran yang akan
kita lakukan sehingga dapat mensukseskan tujuan pembelajaran.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi Bloom dan
Krathwohi (1964), menggolongkan taksonomi pembelajaran dalam tiga wilayah, yakni
Wilayah kognitif, afektif dan psikomotorik.

1.      Wilayah Kognitif

Wilayah kognitif merupakan wilayah yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi
yakni evaluasi. Berikut ini penjelasan mengenai wilayah-wilayah kognitif :

a.       Tingkat pengetahuan

Pengetahuan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal, mengingat


dan mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima. Contoh siswa dapat
menyebutkan kembali unsur-unsur golongan alkali Tanah

b.      Tingkat Pemahaman

Pemahaman dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,


menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang
perna diterima. Contoh : Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang
perbedaan reaksi endoterm dan eksoterm.

c.       Tingkat penerapan

Penerapan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan


dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh :
Siswa dapat menentukan konsentrasi suatu senyawa jika diketahui jumlah mol dan volume
senyawa tersebut.

d.      Tingkat analisis

5
Penerapan dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengeahuan
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : siswa
dapat menganalisis sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan diskusi yang mereka
laksanakan.

e.       Tingkat sintesis

Sintesis didefinisika sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan


berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh. Contoh : Siswa dapat mengemukakan formula baru dalam menyelesaikan suatu
masalah.

f.       Tingkat evaluasi

Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan
atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan miliknya. Contoh : Siswa
dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.

Selain cakupan parameter dalam wilayah kognitif, biasanya dalam suatu perencanaan
pengajaran ada mata pelajaran tertentu yang harus menilai aspek-aspek yang tergolong dalam
wilayah afektif dan psikomotor.

2.      Wilayah Afektif

Wilayah afektif merupakan satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest,
apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkat afeksi terdiri dari 5 tahap
yaitu :

a.       Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan memperhatikan suatu gejalah atau rancangan tertentu.


Contoh : Keinginan membaca buku, mendengarkan musik, atau bergaul dengan ornag yang
memiliki ras berbeda.

b.      Kemauan menanggapi

Kemampuan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasiaktif dalam


kegiatan tertentu. Contoh : menaati peraturan

c.       Berkeyakinan

6
Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan menerimasistem nilai tertentu pada
diri individu. Contoh : [enghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah.

d.      Penerapan karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai system nilai yang berbeda-
beda berdasarkan pada suatu system nilai yang lebih tinggi. Contoh : Bertanggung jawab
terhadap hal yang dilakukan.

e.       Ketekunan dan ketelitian

Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan kegiatan afeksi yang tertinggi. Contoh : Bersikap
objektif terhadap berbagai hal.

3.      Wilayah psikomotor

Wilayah psikomotor mengcakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) dan
bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua wilayah yang lain, wilayah ini juga
memiliki berbagai tingkatan yaitu :

a.       Persepsi  

Berkenaan dengan penggunaan indra dalam kegiatan. Contoh : Dapat mengamati perubahan
warna larutan dari reaksi yang terjadi

b.      Kesiapan melakukan suatu kegiatan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan. Termasuk di dalamnya


mental set.

c.       Mekanisme

Penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan sehingga gerakan
yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Contoh: penggunaan alat praktikum

d.      Kemahiran

Penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan


biasanya cepat dengan hasil yang baik.

e.       Adaptasi

7
Keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mapu
memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.

f.       Originasi

Penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.

B.     Karakteristik Pembelajaran

Karakteristik siswa merupakan salah satu variable dari kondisi pengajaran. Variabel ini
didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bisa
berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan
kemampuan awal yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran.
Khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai dengan karaktristik
perseorangan siswa.

Berdasarkan kemampuan otak, bagaimana belajar individu dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang ditandai dengan karakteristik tertentu.
Pengkategorian ini tidak berarti, individu hanya memiliki satu cara untuk mempelajari
karakteristik tertentu tetapi  tidak memiliki karakteristik belajar yang lain namun ika individu
menemukan metode yang tepat untuk mempelajari karakteristik sendiri, dengan cepat ia akan
menjadi "pintar".

Karakteristik perilaku individu pada karakteristik pembelajaran sebagai berikut:

1.      Karakteristik individu dengan gaya belajar visual individu, yang memiliki kemampuan
belajar visual yang baik. Karakteristik ini didasarkan pada asosiasi visual, memiliki
kemampuan mengeja huruf sangat baik, biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau
suara sembari belajar, pembaca cepat dan rajin, lebih suka membaca ketimbang membaca;
membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal terkait lainnya, dan
suka menunjukkan sesuatu yang lebih dari berceramah. Contoh : membuat grafik, gambar
dan demonstrasi.

2.      Karakteristik individu dengan belajar auditorial individu yang memiliki kemampuan


belajar auditorial yang baik. Hal ini ditandai dengan karakteristik perilaku mudah terganggu

8
oleh keributan, senang untuk mendengarkan membaca, jika membaca lebih senang dengan
suara keras untuk membaca, berbicara fasih, lebih seperti seni dan musik daripada seni
lainnya, belajar untuk mendengarkan dan mengingat apa yang dibahas dari apa yang dilihat,
membahas dan menjelaskan secara panjang. Contoh : kuliah dan diskusi

3.      Karakteristik individu dengan individu belajar kinestetik yang memiliki kemampuan


belajar kinestetik yang baik, ditandai karakteristik perilaku berdiri dekat ketika berbicara
dengan orang lain, belajar melalui praktek manipulasi langsung atau melihat secara langsung,
menggunakan jari untuk menunjuk banyak menggunakan bahasa tubuh (nonverbal), tidak
dapat duduk diam di satu tempat, sulit untuk membaca peta.

Dengan melihat beberapa karakter belajar diharapkan orang tua atau guru sudah memiliki
cara yang cukup untuk belajar tentang karakter dari seorang siswa yang diharapkan bisa arif
dan bijaksana dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.

Untuk remaja yang sulit untuk belajar, merenungkan, dan mencoba mulai mengingat
karakteristik apa yang yang paling efektif. Setelah itu, cobalah membuat rencana atau
persiapan yang merupakan trik anda belajar, sehingga dapat mendukung kemampuan yang
dapat dikembangkan. Salah satu cara yang dapat digunakan dengan memanfaatkan berbagai
media pendidikan seperti tape recorder, video, atau gambar.

C.     Strategi dan metoda pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran ini
diacukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Cara-cara ini disebut juga sebagai strategi pembelajaran.
Variabel metode atau strategi pembelajaran ini merupakan variabel yang paling esensial akan
keberadaan pembelajaran. Karena variabel kondisi dan variabel tujuan merupakan variabel
yang tidak bisa diubah dan harus diterima sebagai barang jadi, dan selanjutnya dipakai
sebagai pijakan kerja. Peluang yang tinggal hanyalah bagaimana memanipulasi variabel
metode pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Variabel metode
pembelajaran diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) strategi pengorganisasian, (2) strategi
penyampaian, dan (3) strategi pengelolaan.

Strategi pembelajaran pada dasarnya berkenaan dengan hal pemilihan dan pengoperasian
sistem lingkungan yang efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran dengan

9
mempertimbangkan variable-variabel dan komponen-komponen yang tersedia dalam
pembelajaran. Strategi itu sendiri sesungguhnya pungutan dari kosa kata militer. Kata strategi
berhubungan erat dengan pengetahuan tentang perang. Dalam bahasa Yunani, strategi berasal
dari kata stratos yang artinya pasukan dan agen yang artinya memimpin-membimbing.

Strategi berarti kegiatan memimpin pasukan. Jendral Karl Von Clausewitz (1780-1831)
menegaskan bahwa Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
kepentingan perang. Demikian pula Antonie Henri Jomini (1779-1869) menyatakan bahwa
strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan
operasi. Sementara Liddle Hart menyebutkan bahwa strategi adalah seni mendistribusikan
dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan-tujuan politik . Bertolak dari
pengertian-pengertian ini, strategi memiliki dua hal, (1) perencanaan tindakan secara
sistematis dan, (2) implementasi perencanaan dalam tindakan di lapangan. ( Al Hakim S.
dkk.; 2002:80). Dan ujung dari penggunaan strategi adalah memenangkan pertempuran.

Berangkat dari konsep strategi tersebut diatas, maka strategi pembelajaran sesungguhnya
dapat definisikan sebagai pengetahuan tentang perencanaan dan penyelenggaraan
pembelajaran. Dapat juga dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah seni untuk
merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang meliputi seluruh komponen yang
terkait dengan kegiatan pembelajaran.

Berikut ini disajikan beberapa pengertian strategi pembelajaran yang berbeda-beda tersebut.

Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks. Proses
pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar,
dan susunan pembelajaran. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel
penting tersebut di atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran
menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untuk menampung semua
variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis, (Suprihadi, 1993: 93).

Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi


pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang
berwujud pengalaman belajar bagi siswa. Oleh sebab itu, Hilda Taba menyatakan pula
strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih guru dalam proses pembelajaran yang

10
dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan
pembelajaran (Suprihadi, 1993:94)

Dick dan Carrey dalam membuat pengertian strategi tidak membatasi hanya prosedur
pembelajaran. Strategi pembelajaran mencakup materi atau paket pembelajaran. Menurut
Dick dan Carrey strategi pembelajaran adalah semua komponen materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
tertentu

Gropper sesuai dengan pendapat Elly mengatakan, Strategi adalah rencana untuk pencapaian
tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran, terdiri atas metode dan teknik, tetapi, strategi
lebih luas dari metode dan teknik pembelajaran (Suprihadi,1993:94).

Davies (1987:121) menyatakan, Strategi pembelajaran meliputi garis-garis besar metode


pembelajaran. Hal tersebut antara lain meliputi strategi perkuliahan atau ceramah, strategi
tutorial, strategi dari studi kasus. Dengan perkataan lain, strategi adalah garis-garis besar
yang menggambarkan cara mengerjakan dan mengolah tugas-tugas pembelajaran. Pendapat
yang hampir sama dikemukakan oleh Syamsudin (1983:66) dengan menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan

Raka Joni (1980:1) menyatakan istilah strategi banyak dipakai dalam banyak konteks dengan
makna yang berbeda-beda. Dalam konteks pembelajaran, strategi pembelajaran adalah pola
umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan peristiwa pembelajaran.

Memperhatikan beberapa pengertian strategi yang dikemukakan oleh beberapa ahli


pembelajaran di atas, dapat dicermati bahwa Strategi pembelajaran pada dasarnya bukan
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran substansinya meliputi semua variabel
atau komponen program pembelajaran, termasuk di dalamnya variabel strategi pembelajaran
itu sendiri. Strategi pembelajaran, sebagai salah satu komponen program pembelajaran,
berfungsi untuk mewujudkan aktualisasi proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran perwujudannya berupa ketetapan guru tentang tindakan strategis untuk
mewujudkan proses pembelajaran. Dari segi waktu penetapannya, strategi pembelajaran
ditetapkan ketika guru merancang desain perencanaan pembelajaran. Oleh karena sifatnya
yang kondisional-transaksional, keputusan strategi pembelajaran dapat terjadi ditetapkan
bersamaan ketika proses pembelajaran itu sendiri sedang berlangsung. Hal ini dilakukan

11
untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan realitas yang ada ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung.

Strategi pembelajaran aktualisasinya terwujud sebagai seperangkat tindakan guru untuk


mewujudkan proses pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mencapai tujuan
belajarnya. Cakupan tindakan tersebut substansial yang meliputi variabel :

1.      setting (latar) pembelajaran

2.      pengelolaan dan pengorganisasian bahan ajar

3.      pengalokasian waktu

4.      pengaturan pola aktivitas pembelajaran

5.      metode, teknik, dan prosedur pembelajaran

6.      pengaturan dalam pemanfaatan media pembelajaran

7.      penerapan prinsip-prinsip pembelajaran

8.      penerapan pendekatan pola aktivitas pembelajaran

9.      pengembangan dan pengaturan iklim pembelajaran.

Strategi pembelajaran perwujudannya bersifat sistemik karena antar variabel terangkai


sebagai pola pembelajaran yang utuh, terpadu, rasional, sistematis dan strategis. Keutuhan
dan keterpaduan variabel strategi pembelajaran, ditengarai oleh adanya sinkronitas antar
variabel tersebut, sehingga mewujudkan kerelevansian antar variabel, yang gilirannya mampu
memudahkan dan mengefektifkan optimalisasi tercapainya tujuan belajar. Rasional dalam arti
bahwa hubungan setiap variabel yang mendukung perwujudan pembelajaran tersebut,
memiliki alasan yang dapat diterima karena antar aspek bersifat kontributif-komplementatif-
implikatif.

Aktualisasi pembelajaran di katakan strategis, manakala setiap jenis dan atau pola aktivitas
pembelajaran beserta seluruh variabel yang terkait dapat dilacak rasionalitasnya, kadar
keefektifan dan keefisiensiannya untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Nilai strategis suatu
strategi pembelajaran dapat juga diuji atas dasar kesesuaiannya dengan karakteristik variabel-
variabel penentu pembelajaran, seperti :

12
1.      Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

2.      Sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran

3.      karakeristik guru

4.      karateristik siswa

5.      karakteristik sarana dan prasarana yang tersedia

6.      ujung dari semua itu adalah keakuratan

D.    Organisasi Isi Pembelajaran

Organisasi isi pembelajaran adalah bagian dari strategi pengorganisasian pembelajaran yang
merupakan metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk
pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan
isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu. Strategi
pengorganisasian pembelajaran lebih lanjut dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: strategi
makro dan strategi mikro.

Strategi makro: mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur, atau prinsip. Strategi mikro: mengacu
kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau
prosedur, atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,
membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran (apakah konsep, prinsip, atau prosedur)
yang saling berkaitan. Pemilihan isi, berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
mengacu kepada penetapan konsep-konsep, atau prinsip-prinsip, atau prosedur-prosedur yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu (Degeng, S.N. 1989).

1.      Penataan urutan isi mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip yang akan diajarkan.

2.      Pembuatan sistesis mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara menunjukkan


keterkaitan di antara konsep-konsep, atau prinsip-prinsip.

3.      Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan


tinjauan ulang konsep-konsep, atau prinsip-prinsip serta kaitan-kaitan yang sudah diajarkan.

13
BAB 111

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Perencanaan dan pengembangan pembelajaran merupakan  langkah-langkah penting yang


harus dilakukan agar terjadi aktivitas belajar yang optimal dalam diri siswa untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut berupa urutan kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan,dengan memperhatikan variable
pembelajaran.

B.      SARAN

Dari pembahasan tentang Variabel Pembelajaran maka disarankan kepada calon/para


pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut sesuai dengan pengklasifikasian
variabel, sehingga dalam kegiatan pembelajaran seorang pendidik mampu melihat aspek-
aspek apa saja yang ada pada pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Degeng, S.N. 1989. Ilmu Pengajaran dan Taksonomi Pembelajaran. Depdikbud, Dirjen


Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK. Jakarta:

Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara.


Jakarta.

Uno, Hamzah B, dkk. 2010. Desain Pembelajaran. MQS Publishing. Bandung.

Asri, Budiningsih.2006.Strategi Pembelajaran. Yogyakarta

https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/

http://mgmpkimiamaros.blogspot.com/2014/01/variabel-variabel-pembelajaran.html

15

Anda mungkin juga menyukai