PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi
bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam
proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
1
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi
oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu,
ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga
menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengidentifikasi nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan
nutrisi ibu hamil
Untuk mengetahui gangguan nutrisi yang berhubungan dengan ibu hamil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy yg membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi sedang,
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil
SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia
mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III
4
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat
persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi
saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain
sebagainya (Depkes RI, 1998).
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa
mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang
normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.
Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari
selama hamil Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180
kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan
tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi
yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan
demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537
Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per
hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraan
lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
5
Gizi Pada Ibu Hamil
Pada trisemester II dan III, nafsu makan mulai membaik, pertumbuhan dan
perkembangan janin bertambah pesat. Oleh karena itu diperlukan zat gizi yang
mencukupi. Penambahan panjang badan sangat pesat pada kehamilan trisemester
II, sedangkan kenaikan berat badan sangat bermakna pada kehamilan trisemester
III. Oleh karena itu perlu dipersiapkan menu berupa makan lengkap dan seimbang
nilai gizinya dari berbagai jenis bahan makanan, dengan tetap memperhatikan
kualitas dan kuantitasnya.
Pentingnya gizi pada saat hamil bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
pada ibu di saat hamil dan janin yang dikandungnya. Disamping itu juga untuk
persiapan ibu pada saat persalinan agar tidak menimbulkan masalah atau
gangguan kesehatan dan mempersiapkan ibu untuk dapat menyusui bayinya.
Penimbunan lemak selama kehamilan bertujuan untuk menyediakan sejumlah
cadangan energy ( 500 kalori) yang diperlukan untuk aktifitas menyusui bayinya.
6
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan
kekurangan. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang
seimbang. Menu seimbang adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh
setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada
yang dibutukhkan dalam jumlah yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak. Dalam menu seimbang, perbandingan antara karbohidrat,
protein, dan lemak dalam menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
2 sdm gula
Sumber :http://alfitrapramadya.blogspot.com/2008/12/definisi-gizi-ibu-hamil.html
7
Gizi Pada Ibu Menyusui
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-
12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah (untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat
kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi.
Keberhasilan seorang ibu untuk memberikan ASI yang cukup kepada bayinya,
sangat ditentukan oleh bagaimana makanan ibu (kuantitas/kualitasnya) baik
semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangbayi. Bila pemberian ASI berhasil
baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta
kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah :
a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gramprotein sehari.
c. Suplementasi, jika makan sehariseimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan satu atau lebih zatgizi.
d. Aktivitas.
8
Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air
susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting
bagi kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat
menyeababkan kita sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan
penyakit.
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-
10
12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah ( untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah
serta memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula
untuk menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat
kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi.
B. SARAN
· Dalam memenuhi kebutuhan gizi, baik pada anak maupun ibu, menu yang
disusun harus beragam. Hal ini dilakukan karena tidak ada satu pun makanan yang
mengandung seluruh zat gizi (perfect), sehingga diperlukan suatu modifikasi agar
kebutuhan antar kandungan zat gizi dapat saling melengkapi (komplementer).
Keadaan ini secara tidak langsung bersandar pada PUGS (Pedoman Umum Gizi
Seimbang) yang digaungkan oleh Departemen Kesehatan RI beberapa waktu lalu.
Pada faktanya, masih banyak ibu hamil maupun ibu yang menyusui yang
belum memahami akan pentingnya gizi. Sebenarnya hal ini terjadi karena belum
adanya pemahaman atau bahkan minat terhadap pencarian informasi terkait hal
ini. Padahal jika mereka ingin mencari, sangat banyak informasi yang bisa
didapat. Dalam tindakan persuasif ini seorang sarjana ahli gizi menjadi perlu
terjun ke lapangan atau sekedar memberi himbauan kepada personal.
11
dalam sebuah kerangka yang baik, yang pada akhirnya sarjana ahli gizi memiliki
peranan penting di dalamnya.
Makanlah makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan gizi ibu hamil dan
ibu menyusui dapat terpenuhi, baik terhadap ibunya maupun si janin.
12
13