Anda di halaman 1dari 13

BAB 

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan dilakukan dengan prioritas pada upaya


peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat dan keluarga antara lain di
tentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu kelompok
penduduk yang rawan dan strategis. Oleh karena itu perlu di upayakan penurunan
tingkat kematian ibu maternal dan angka kematian bayi secara bermakna. Karena
angka kematian ibu maternal dan angka kematian bayi merupakan indikator
penilaian derajat kesehatan masyarakat (Depkes RI, 1992).

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi
bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam
proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat

1
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi
oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu,
ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga
menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-


buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan
untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

B. Tujuan Penulisan
 Untuk mengidentifikasi nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil
 Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan
nutrisi ibu hamil
 Untuk mengetahui gangguan nutrisi yang berhubungan dengan ibu hamil.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui


a. PENGERTIAN GIZI

Ilmu gizi (Nutrience Sciene) adalah ilmu yang mempelajari segala


sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/tubuh.

Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk


melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan

Gizi (Nutrience) adalah suatu proses organisme menggunakan


makanan yana dikonsumsi secara norma melalui proses secara norma melalui
proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat


dijadikanmakanan.Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-
zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi
zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan


dan penggunaan zat-zat gizi.

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arabghidza, yg berarti “makanan”.


Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa
Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan

3
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi

B. KARAKTERISTIK GIZI IBU HAMIL DAN GIZI IBU MENYUSUI

Perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan


gizi. Perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan akibat gizi salah. (Undang-undang RI No. 29
Tahun 2004).

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy yg membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi


pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi sedang,
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil
SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia
mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III

4
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat
persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi
saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain
sebagainya (Depkes RI, 1998).

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu


kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa
mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang
normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.
Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari
selama hamil Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180
kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan
tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi
yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan
demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537
Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per
hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraan
lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.

5
 Gizi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan gizi ibu hamil relative tinggi dibandingkan sebelum hamil,


karena diperlukan tambahan energy dan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, disamping untuk memenuhi kebutuhan ibu sendiri.
Perubahan hormonal pada saat mulai hamil akan berakibat pada asupan zat gizi
ibu.

Pada trisemester I kehamilan, nafsu makan seringkali berkurang karena


rasa mual kadang sampai muntah, pusing atau gejala-gejala umum lainnya di
trisemester ini, sehingga kenaikan berat badan ibu biasanya tidak banyak. Untuk
itu diperlukan penyusunan menu yang baik agar dapat meningkatkan nafsu makan
dan asupan zat gizi. Menu yang sebaiknya diberikan adalah dalam porsi kecil
(300-400 kalori) dengan frekwensi sering (6-8 kali / hari). Dipilih menu yang
tidak menimbulkan rasa “nek”. Dengan kombinasi rasa dan penyajian yang
menarik.

Pada trisemester II dan III, nafsu makan mulai membaik, pertumbuhan dan
perkembangan janin bertambah pesat. Oleh karena itu diperlukan zat gizi yang
mencukupi. Penambahan panjang badan sangat pesat pada kehamilan trisemester
II, sedangkan kenaikan berat badan sangat bermakna pada kehamilan trisemester
III. Oleh karena itu perlu dipersiapkan menu berupa makan lengkap dan seimbang
nilai gizinya dari berbagai jenis bahan makanan, dengan tetap memperhatikan
kualitas dan kuantitasnya.

Pentingnya gizi pada saat hamil bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
pada ibu di saat hamil dan janin yang dikandungnya. Disamping itu juga untuk
persiapan ibu pada saat persalinan agar tidak menimbulkan masalah atau
gangguan kesehatan dan mempersiapkan ibu untuk dapat menyusui bayinya.
Penimbunan lemak selama kehamilan bertujuan untuk menyediakan sejumlah
cadangan energy ( 500 kalori) yang diperlukan untuk aktifitas menyusui bayinya.

6
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan
kekurangan. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang
seimbang. Menu seimbang adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh
setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada
yang dibutukhkan dalam jumlah yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak. Dalam menu seimbang, perbandingan antara karbohidrat,
protein, dan lemak dalam menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

Kebutuhan Gizi untuk Ibu Hamil


Jenis Makanan Jumlah yang Dibutuhkan Jenis Zat Gizi
Sumber zat tenaga 10 porsi nasi/pengganti karbohidrat

2 sdm gula

4 sdm minyak goreng


Sumber zat 7 porsi terdiri dari: Protein, vitamin, dan
Pembangun mineral
2 ptg ikan/daging @ 50 g

3 ptg tempe/tahu @ 50-75 g

1 porsi kc hijau/kc merah


Sumber zat Pengatur 7 porsi terdiri dari: Vitamin dan mineral

4 porsi sayuran berwarna @


100g

3 porsi buah-buahan @ 100 g


Susu 2-3 gelas Karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan
mineral

Sumber :http://alfitrapramadya.blogspot.com/2008/12/definisi-gizi-ibu-hamil.html

7
 Gizi Pada Ibu Menyusui
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-
12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah (untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat
kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi.
Keberhasilan seorang ibu untuk memberikan ASI yang cukup kepada bayinya,
sangat ditentukan oleh bagaimana makanan ibu (kuantitas/kualitasnya) baik
semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangbayi. Bila pemberian ASI berhasil
baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta
kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah :
a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gramprotein sehari.
c. Suplementasi, jika makan sehariseimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan satu atau lebih zatgizi.
d. Aktivitas.

8
 Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air
susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri.

 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui


Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu
ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil.
Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70
kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang
dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6
bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah
susu normal.
Protein ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal
kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal
yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu
dan jus buah.
.
 Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan giji pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi
mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan
gangguan pada mata ataupun tulang..

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting
bagi kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat
menyeababkan kita sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan
penyakit.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi


pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

 Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan


kekurangan. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang
seimbang. Menu seimbang adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh
setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada
yang dibutukhkan dalam jumlah yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak. Dalam menu seimbang, perbandingan antara karbohidrat,
protein, dan lemak dalam menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-

10
12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah ( untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah
serta memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula
untuk menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat
kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi.

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,


yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian
ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit
baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Demikian juga
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting
adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya

B. SARAN

· Dalam memenuhi kebutuhan gizi, baik pada anak maupun ibu, menu yang
disusun harus beragam. Hal ini dilakukan karena tidak ada satu pun makanan yang
mengandung seluruh zat gizi (perfect), sehingga diperlukan suatu modifikasi agar
kebutuhan antar kandungan zat gizi dapat saling melengkapi (komplementer).
Keadaan ini secara tidak langsung bersandar pada PUGS (Pedoman Umum Gizi
Seimbang) yang digaungkan oleh Departemen Kesehatan RI beberapa waktu lalu.

Pada faktanya, masih banyak ibu hamil maupun ibu yang menyusui yang
belum memahami akan pentingnya gizi. Sebenarnya hal ini terjadi karena belum
adanya pemahaman atau bahkan minat terhadap pencarian informasi terkait hal
ini. Padahal jika mereka ingin mencari, sangat banyak informasi yang bisa
didapat. Dalam tindakan persuasif ini seorang sarjana ahli gizi menjadi perlu
terjun ke lapangan atau sekedar memberi himbauan kepada personal.

Dari rancangan suatu program baik PUGS sampai MDGs (Millenium


Development Goals), kesemuanya memiliki misi untuk membangun sebuah
generasi yang unggul. Namun akan lebih baik jika semua misi tersebut dibalut

11
dalam sebuah kerangka yang baik, yang pada akhirnya sarjana ahli gizi memiliki
peranan penting di dalamnya.

Pada akhirnya pentinglah artinya sepenggal kalimat yang berbunyi: ‘Wanita


itu tiang negara, apabila wanita itu baik maka baiklah negara itu dan apabila
wanita itu rusak, maka rusaklah negara itu’ menjadi suatu parameter keunggulan
wanita dalam mendidik manusia-manusia unggulan. Kelak di kemudian hari
semua didikan tersebut akan menjadi pemimpin umat di dunia ini.

Makanlah makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan gizi ibu hamil dan
ibu menyusui dapat terpenuhi, baik terhadap ibunya maupun si janin.

Sebaiknya ibu hamil dan ibu menyusui memperhatikan kebutuhan menu


yang dianjurkan.

12
13

Anda mungkin juga menyukai