Anda di halaman 1dari 7

RESUME JURNAL BAKTERI TERHADAP JAMUR PATOGEN

NAMA KELOMPOK 8

Ulvi Gustian 1906112397, Fahira Anggraini 1906112489, Samuel Pakpahan


1906112513

ANTAGONISTIK BAKTERI Pseudomonas spp. DAN Bacillus spp.


TERHADAP JAMUR Fusarium oxysporum PENYEBAB PENYAKIT LAYU
TANAMAN TOMAT

Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah tumbuhan setahun,

berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga.

Fusarium oxysporum merupakan salah satu jamur patogen penting penyebab

penyakit layu Fusarium pada tanaman tomat (Semangun, 2000). Pengendalian

penyakit karena Fusarium dapat dilakukan dengan menambahkan antagonis dan

bahan organik ke dalam tanah (Rustati et al., 2004). Kemampuan bakteri Bacillus

sp. dan Pseudomonas sp sebagai agens hayati berkaitan dengan kemampuannya

bersaing untuk mendapatkan zat makanan, menghasilkan senyawa metabolit

sekunder seperti antibiotik, siderofor dan enzim ekstraseluler (Habazar dan

Yaherwandi, 2006). Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari potensi

pengendalian dari agens hayati Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. terhadap

patogen Fusarium oxysporum penyebab penyakit layu pada tanaman tomat.

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian antara lain polibag,

tanah steril, pot plastik, lup/kaca pembesar, laminar air flow, autoklaf, hand

counter/alat hitung, plastik, kasa, timbangan, tanaman tomat, alkohol 70%,

mortar, saringan, blender, aquades, hand sprayer, gelas ukur serta alat dan bahan

pembantu lainnya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah

percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilakukan di

laboratorium dan pada tanaman tomat untuk uji antagonistik bakteri Pseudomonas
spp. dan Bacillus spp. terhadap jamur Fusarium oxysporum penyebab penyakit

layu tanaman tomat, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan

diamati dari minggu pertama setelah aplikasi hingga panen buah tomat. lalu

dilakukan perbanyakan jamur dengan media

Pengujian antagonis ini agens hayati Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.

Terhadap F. oxysporum dilakukan pada media potato dextrose agar (PDA), dalam

cawan petri. Sebelumnya dilakukan perbanyakan isolat patogen dilakukan dengan

medium PDA dan penyediaan bakteri antagonis Bacillus spp. diperbanyak pada

media NA (Nutrient Agar) dan bakteri Pseudomonas spp. dipeerbanyak pada

medium King’s B. Variabel yang digunakan sebagai indikator bakteri agens

hayati mampu mengendalikan bakteri patogen adalah terbentuknya zona bening

disekitar kertas saring. Pada perlakuan kontrol (P1) merupakan media PDA yang

ditambahkan patogen jamur Fusarium oxysporum, tidak terlihat terdapat zona

bening.

Agens hayati bakteri Pseudomonas spp. dan Bacillus spp. (P2 sampai P5)

menunjukkan potensi menghambat pertumbuhan patogen Fusarium oxysporum

dengan menghasilkan zona bening. Bacillus sp. strain BS 3, BS 4 dan

Pseudomonas sp. strain PF 1 dan PF 3 dapat menghambat perkembangan

Fusarium oxysporum berupa pembentukan zona bening yang nampak disekitar

kertas saring. Salah satu cara untuk mengetahui tipe antibiosis dari bakteri

Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. terhadap patogen Fusarium oxysporum. adalah

dengan membiakkan bagian zona bening pada media agar disekitar kertas saring

tersebut pada media potato dextrose liquid (PDL) cair kemudian digoyang-

goyang dengan alat orbital shaker selama 24 jam (Djatmiko et al., 2007). Setelah
diinkubasi selama 24 jam pada media pepton cair, jika media pepton cair berubah

menjadi keruh maka tipe antibiosis yang dihasilkan adalah bersifat fungistatik,

sedangkan apabila media potato dextrose liquid (PDL) tetap jernih maka tipe

antibiosis yang dihasilkan bersifat fungisidal. tipe antibiosis dari Bacillus sp.

strain BS 3 dan strain BS 4 adalah Fungisidal. Tipe antibiosis dari Pseudomonas

sp. strain PF 1 dan PF 3 adalah fungistatik. Sedikit di jelaskan fungisidal adalah

suatu senyawa yang dapat membunuh jamur, sedangkan fungistatik dapat

menghambat pertumbuhan jamur tanpa mematikannya (Muchler, 1999).

Hasil uji antagonisme pada cawan petri isolat bakteri Bacillus sp. strain

BS3 dan Pseudomonas sp. PF3 memberikan kemampuan penghambatan yang

tertinggi terhadap patogen Fusarium oxysporum


EFEKTIVITAS BAKTERI AMILOLITIK ASAL GEOPARK MERANGIN

JAMBI TERHADAP PATOGENITAS JAMUR Pyricularia oryzae

PENYEBAB PENYAKIT BLAS DAUN PADI

Fusarium oxysporum merupakan salah satu patogen tular tanah penyebab

penyakit layu fusarium pada tanaman cabai. Spesies jamur Fusarium oxysporum

merugikan para petani karena serangan jamur menyebabkan tanaman mengalami

layu patologis yang berakhir dengan kematian (Juanda, 2009). F. oxysporum

merupakan patogen tular tanah yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang

cukup lama didalam tanah. Sclerotium rolfsii merupakan jamur patogen penyebab

penyakit rebah kecambah. Jamur Sclerotium termasuk pada patogen kontaminan

yang terbawa dipermukaan atau bersama-sama benih dan terbawa pada bagian-

bagian tanaman yang lain terinfeksi, propagul dan partikel tanah yang tercampur

dengan benih.

Salah satu upaya yang telah dilakukan melalui berbagai penelitian adalah

dengan penginokulasian bakteri kitinolitik. Bakteri kitinolitik merupakan salah

satu pengendali hayati jamur patogen yang potensial. Bakteri kitinolitik adalah

bakteri yang mampu menghasilkan enzim kitinase untuk asimilasi kitin yang

dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan nitrogen bagi bakteri itu sendiri (Wu et

al., 2001). Bakteri kitinolitik mampu menurunkan rebah kecambah cabai merah

hingga 80% (Netti, 2014). Dalam hal ini penelitian ini bertujuan untuk menguji

dan meneliti viabilitas sel bakteri kitinolitik NR09 pada beberapa media

pembawa. Disamping itu juga diuji kemampuan bakteri yang sudah disimpan

dalam media pembawa dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen S. rolfsii

dan F. oxysporum yang menyerang kecambah cabai.


Persiapan bakteri kitinolitik, jamur patogen dan media pembawa. Media

pembawa dibuat dalam 4 variasi yaitu tanah gambut saja, tanah gambut yang

ditambahkan dengan 2% koloidal kitin, kompos janjang sawit saja dan kompos

janjang sawit yang ditambahkan dengan 2% koloidal kitin. Bakteri kitinolitik

yang digunakan adalah Bakteri NR09. Bakteri kitinolitik NR09 berasal dari hasil

isolasi dari kulit udang (Batubara, 2013). Bakteri kitinolitik kemudian di

inokulasikan kedalam setiap media pembawa kemudian disimpan selama 90 hari

di suhu ruang. Jamur patogen Sclerotium rolfsii dan Fusarium oxysporum

merupakan koleksi Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas

MIPA, USU, Medan.

Jamur F. oxysporum dan S. rolfsii di biakkan dalam media glucose yeast

broth dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu kamar. Kemudian dicampur dengan

4 kg media tumbuh campuran tanah dan kompos steril dengan nisbah (3:1).

Bakteri dalam media pembawa lalu dicampur dengan media pertumbuhan dan 20

benih cabai ditanam kedalam tiap nampan pertumbuhan. Setiap perlakuan

memiliki kombinasi yang berbeda.

Perlu diketahui bahwa viabilitas bakteri kitinolitik NR09 yang tetap tinggi

baik dalam berbagai media pembawa maupun media pertumbuhan dapat

menghambat pertumbuhan jamur patogen. Sel bakteri NR09 memiliki viabilitas

dan kemampuan tumbuh yang hampir sama pada kedua media tumbuh termasuk

pada media yang diberi tambahan koloidal kitin 2%. Terlihat bahwa jumlah sel

bakteri NR09 semakin meningkat seiring dengan lamanya penyimpanan isolat.

Meningkatnya jumlah sel bakteri pada media tumbuh yang telah diinokulasi

dengan bakteri patogen F. oxysporum dan S. rolfsii menunjukkan kemampuan


bakteri kitinolitik NR09 dalam memecah dan mendegradasi kitin penyusun

dinding sel fungi melalui enzim kitinase yang dihasilkannya dan dimanfaatkan

sebagai sumber karbon dan nitrogen bagi bakteri itu sendiri. Hal ini menjadikan

bakteri kitinolitik NR09 menjadi salah satu bakteri pengendali hayati yang

potensial untuk menghambat pertumbuhan fungi patogen.

Persentase tanaman yang terserang jamur patogen diukur dengan cara

menjumlahkan tanaman yang rebah, abnormal dan tidak tumbuh dibagi jumlah

tanaman yang tumbuh normal pada kontrol (-) x 100%. Serangan jamur patogen

terhadap kecambah cabai terlihat dari jumlah pertumbuhan kecambah dan betuk

morfologi kecambah yang tidak normal. Pada perlakuan dengan penginokulasian

bakteri kitinolitik dalam media tumbuh menunjukkan penurunan persentase

kecambah yang terserang jamur patogen. Rendahnya serangan jamur patogen

pada benih menunjukkan kemampuan bakteri NR09 dalam menghambat dan

mengendalikan pertumbuhanan F. oxysporum dan S. rolfsii pada benih cabai.

Kemampuan bakteri NR09 dalam menghambat jamur patogen lebih tinggi pada

penambahan koloidal kitin 2% kedalam media pembawa. Pengamatan secara

langsung menunjukkan perkecambahan benih yang terinfeksi jamur patogen

menyebabkan pertumbuhan beberapa organ tumbuhan terganggu seperti

morfologi batang dan tinggi tanaman, jumlah dan bentuk daun yang tumbuh

hingga mempengaruhi berat kering tanaman.

Bakteri kitinolitik NR09 memiliki potensi menekan pertumbua jamur

patogen F.oxysporum dan S. rolfsii yang menginfeksi kecambah cabai merah

yang dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman cabai. Hal ini didukung dengan
viabilitas bakteri kitinolitik NR09 yang tetap tinggi baik dalam berbagai media

pembawa maupun media pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai