PENDAHULUAN
spiral, pertama kali ditemukan oleh Marshal dan Warren pada tahun 1983 yang
berasal dari biopsi mukosa lambung. Sejak saat itu banyak laporan- laporan dari
yang erat antara bakteri inidengan gaslritis kronis, ulkus peptikum dan karsinoma
gaster. Pada ulkus peptikum, H. pylori merupakan penyebab utama, namun pada
dispesia non ulkus peranan H. pylori sebagai etiologi masih belum ada
populasi sehat di negara sedang berkembang sangat tinggi sekitar 80% sedangkan
di negara barat berkisar antara 20% sampai 40%. Prevalensi tergantung pada usia,
letak geografi dan menjngkat dengan rendahnya status sosial ekonomi, lingkungan
hidup yang kumuh serta penyediaan air bersih yang kurang memadai.
Sedangkan frekuensi infeksi H. pylori pada ulkus peptikum dan gas tritis kronis di
1
Diagnosis H. pylori, dilakukan dengan 2 cara yaitu yang memerlukan
endoskopi atau invasif dan diagnosis yang tidak memerlukan endoskopi atau non
invasive. Salah satunya ialah Urea Breath Test (UBT), UBT adalah tes untuk
menyebabkan peradangan, bisul, dan atrofi lambung. Tes ini juga dapat digunakan
antibiotik. Hampir keseluruhan tes diagnosis ini relatif mahal dan belum
menurunkan sekresi asam lambung. Karena itu menentukan cara diagnosis dan
terapi dengan tepat pada penderita H. pylori merupakan langkah untuk mencapai
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
tumbuh pada tekanan oksigen rendah dan mempunyai flagela pada kedua
ujungnya, berukuran 0,2 - 0.8 mm x 0,5-5 mm. Hidup dibawah lapisan mukus
yang menutupi mukosa lambung dalam suasana asam dan memproduksi urease.
Karena menunjukkan aktifitas urease yang bermakna, hal ini kemudian digunakan
untuk mengembangkan suatu tes diagnosis. H. pylori melekat rapat dengan epitel,
aktif bergerak pada mukus yang kental. Bakteri ini tercatat baik dengan
2.2 Diagnosis
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis H. pylori yailu invasif dan non
invasif. Prosedur invasif terdiri atas endoskopi dan biospsi mukosa, histologi,
kultur mikrobiologi dan uji urease cepat. Prosedur non invasif meliputi berbagai
macam pemeriksaan, salah satunya ialah tes napas urea/ Urea Breath Test (UBT)
perut, yang dapat menyebabkan peradangan, bisul, dan atrofi lambung. Tes ini
juga dapat digunakan untuk control yang dapat menunjukkan bahwa H. pylori
3
telah dihilangkan dengan pengobatan dengan antibiotik.
Urea Breath Test (UBT) adalah salah satu metode non-invasif yang paling
hidrolisis urea yang diberikan secara oral oleh enzim urease, yang diproduksi oleh
H. pylori dalam jumlah besar. Urea dihidrolisis menjadi amonia dan karbon
Tes ini pertama kali dikembangkan oleh Graham dan kawan-kawan 1985.
UBT didasarkan pada kemampuan H. pylori untuk memecah urea, bahan kimia
yang terdiri dari nitrogen dan karbon menjadi karbon dioksida. yang kemudian
diserap dari perut dan dihilangkan dalam nafas. (Urea biasanya diproduksi oleh
tubuh dari kelebihan atau "limbah" bahan kimia yang mengandung nitrogen dan
Selama tes, pasien diminta menelan kapsul yang mengandung urea, yang
terbuat dari isotop karbon. Jika H. pylori ada di perut, urea dipecah dan berubah
menjadi karbon dioksida. Karbon dioksida diserap melintasi lapisan lambung dan
pemberian ini menghasilkan suatu pelepasan 13CO2 dari individu yang terinfeksi
H. pylori. Pada beberapa penelitian dikatakan urea dapat diberi label dengan dua
4
14 13
isotop karbon yang berbeda: C dan C. Perbedaan utama di antara mereka
14 13
adalah bahwa C adalah radioaktif, sedangkan C stabil. Keuntungan
14 14
menggunakan C- adalah harganya murah dan cepat sehingga pemberian C
dalam kapsul gelatin memungkinkan respons akurat diperoleh dari sampel napas
10 menit tunggal, dan tidak memerlukan uji makanan. Namun, masalah utama
pengiriman.
Hasil ini positif bila ada peningkatan paling sedikit 0.01% CO 2. Kekurangan dari
test ini adalah biaya yang mahal dan penderita sebelum tes harus mendapat
lambung, sehingga 13C urea lebih lama berhubungan dengan bakteri lambung.
anti sekresi.
Marsya dan Suryeyo 1988 melakukan tes ini tanpa menggunakan makanan
padat untuk memperlambat pengosongan 13C dari lambung, tes ini ternyata kurang
akurat. Tes pernafasan dengan urea ini tidak secara rutin tersedia di Rumah Sakit
5
Sensitivitas dan spesifisitas tes pernafasan dengan urea ini sebelum terapi
setinggi sesudah terapi. Sehingga tes ini merupakan cara yang dapat dipercaya
terapi antibiotik, bismuth ataupun obat yang menekan asam, sehingga tes sesudah
Tes ini biasa digunakan pada penelitian epidemiologi karena retatif tidak
Elisa, Westerblot, Com- plement fixation test dan tes aglutinasi bakteri.
maupun Asia.
6
2.2.2 Pemeriksaan Invasif
macam cara.
biopsi ditempatkan pada CLO, adanya H. pylori akan terjadi perubahan warna
dari kuning muda menjadi merah yang terlihat dari beberapa menit sampai24jam.
Hal ini disebabkan enzym urease dari H. Pylori merubah urea meniadiamonia
alkali.
dan 100%.
Biopsi urease tes ini sensitivitas akan menurun bilamana sebelum tes telah
Bila mendapat PPP sebelumnya, biopsi harus dilakukan pada daerah antrum dan
setelah biopsy harus diperiksa secara histologi. Biopsi urease tes merupakan
7
pilihan pertama bila endoslopi tersedia karena sensitivitas dan spesifisitas tinggi.
Bila tes ini sudah positif tidak perlu pemeriksaan secara histologi.
menqetahui status penyembuhan infeksi ini. Apabila diperlukan untuk tes biopsi
mengelahui penyembuhan.
Cat yang digunakan bisa dengan Hema- toxilin dan eosin, Gram, Giemsa.
2.2.2.3 Kultur
Tes ini secara rutin tidak djgunakan. Sensilivitas dan spesifisitas rendah
berturut- turut 66-98%. Kultur H. pylori dari biopsi mukosa gaster sukar,
memerlukan waktu dan mahal. Tes ini bila digunakan biasanya untuk menentukan
Diagnosa dan terapi H. pylori pada penderita merupakan langkah yang tepat
sering pada populasi umum, oleh karena itu uji diagnostik perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan. Disamping itu biaya pemeriksaan relatil mahal. Untuk itu
8
untuk melakukan tes diagnosis H. pylori bisa disarankan sebagai berikut :
dilakukan terapi
3. Uji H. pylori non endoskopi dapat dilakukan oleh dokter umum pada pasien
dengan ulkus peptikum atau riwayat ulkus peptikum atau dengan gejala
kronik sesuai tipe ulkus peptik, bila usia pasien < 50 ada tanda-tanda bahaya.
4. Konfirmasi eradikasi H. pylori, dengan endoskopi atau uji nafas urea tidak
minggu setelah eradikasi lengkap dan minimum 7 hari menghentikan PPP dan
2.3 Terapi
9
Penanganan infeksi H. pylori ditujukan untuk eradikasi bakteri. Eradikasi
yang memadai merupakan satu tuiuan yang penting dari pala gastroenterologist
proton (PPP) dan dua macam antibiotika selama 7 hari, saat ini merupakan pilihan
pertama.
PPP (OMz:20); Clarithromycin (500 mg) dan amoxicilin 1000 mg) dua kali
10
metronidazole (250 mg), tetracyclin (500 g) dan PPP (OMZ 20 mg) dua kali
Bismuth (120 mg), Metronidazole (250 g), tetracyclin (500 g) dan antagonis
BAB III
KESIMPULAN
tumbuh pada tekanan oksigen rendah dan mempunyai flagela pada kedua
ujungnya, berukuran 0,2 - 0.8 mm x 0,5-5 mm. Hidup dibawah lapisan mukus
yang menutupi mukosa lambung dalam suasana asam dan memproduksi urease.
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis H. pylori yaitu invasif dan non invasif.
Prosedur invasif terdiri atas endoskopi dan biospsi mukosa, histologi, kultur
mikrobiologi dan uji urease cepat. Prosedur non invasif meliputi tes serologi dan
tes napas urea/ Urea Breath Test (UBT) adalah tes untuk mendiagnosis adanya
peradangan, bisul, dan atrofi lambung. Tes ini juga dapat digunakan untuk control
dengan antibiotik.
11
DAFTAR PUSTAKA
1311-1314
Blaser. N4J., 1 998 Helrc obacter pyloriand gastric disease : Science medicine,
Howden, C.W. and Hunt, RH- 1998 Guidelines for the management of
12
Graham, DY. Adam, E., Reddy, GT 1991 SeroepidemiologyolHelrr orr4clor
Graham, D Y., Malaty. H.M , Evans. D G ' Klein" P-D., Adam, E. 1gS1
lOO:1495-1501
13