Anda di halaman 1dari 24

TUGAS I

BANGUNAN DAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH SAKIT

Di Susun Oleh :

Embun Suci Lestari

NIM : 1802011030

Peminatan: MRS/ Semester III

Dosen:
DR.dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

2020
TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR DENGAN KAJIAN FEASIBILITY

STUDY

Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya

akan meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan

menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana pelayanan rumah

sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan

tetapi juga ditemui juga pada daerah perkotaan di mana daya tampung rawatan

rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah penduduk di sekitarnya. Kondisi ini

sering membuat persaingan tidak sehat pengguna jasa rumah sakit dalam

mendapatkan kesempatan prioritas pelayaann yang akhirnya masyarakat tidak

mampu menjadi pihak yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

segala keterbatasannya.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang

sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Rumah Sakit Tipe D Pratama merupakan salah satu upaya Kementerian

Kesehatan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akses

pelayanan kesehatan di daerah tersebut.

Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi tentunya

akan meningkatkan kebutuhan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Permasalahan keterbatasan akses dan

pemerataan sarana pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya didominasi daerah
tertinggal, perbatasan dan kepulauan tetapi juga ditemui juga pada daerah

perkotaan di mana daya tampung rawatan rumah sakit tidak sebanding dengan

jumlah penduduk di sekitarnya.

Jika dilihat dari keberadaan lokasi peruntukan rumah sakit sangat

berpotensi dan strategis untuk dikembangkan, karena terletak di sisi jalan pusat

Kota Seririt, Kabupaten Buleleng yang dapat meningkatkan kawasan tersebut

menjadi lebih hidup dan memberikan fasilitas bagi masyarakat setempat dan

masyarakat luas akan kebutuhan kesehatan. Dilihat dari kondisi eksisting di

sekitar lokasi peruntukan rumah sakit bahwa penggunaan lahan di sisi jalan

sudah terbangun beberapa macam aktivitas/kegiatan dalam bidang perdagangan

dan jasa, serta diperuntukkan sebagai permukiman penduduk.

Hal lain yang menjadi pertimbangan pengembangan suatu lahan

adalah aspirasi masyarakat terhadap perencanaan pembangunan serta kemampuan

lokasi tersebut terhadap daya serap dan daya tarik terhadap masyarakat, juga

memperhatikan kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul dan

berdampak negatif terhadap perkembangan penduduk di masa yang akan datang,

serta keberadaan lokasi objek tersebut khususnya. Akan tetapi yang perlu

dicermati, bahwa perencanaan diciptakan untuk menjadikan suatu kawasan

menjadi lebih baik, berdaya guna dan berhasil guna yang dapat dimanfaatkan

bagi daerah setempat dan masyarakat luas pada umumnya.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.


Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan

kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan,

persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan

pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan

d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2) Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna.

Untuk menjalankan tugas di atas, Rumah Sakit mempunyai fungsi

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan


d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3) Tanggung Jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :

a. menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;

b. menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir

miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

c. membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;

d. memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan

pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab;

e. memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan

Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit

sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;

g. menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;

h. menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat

bencana dan kejadian luar biasa

i. menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan

j. mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi

tinggi dan bernilai tinggi.


Tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas, dilaksanakan

berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4) Persyaratan Rumah Sakit

a. Ketentuan Umum :

(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

(2) Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau

swasta.

(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah

harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang

kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan

Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum

yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

b. Persyaratan Lokasi :

(1) Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,

keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian

kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.

(2) Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut

Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau


dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang- undangan.

(3) Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan

lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,

Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan.

(4) Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada

studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi

dan efektivitas, serta demografi.

c. Persyaratan Bangunan :

Dalam Bab V Bagian Ketiga; Bangunan, Pasal 8, disebutkan bahwa :

(1) persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada

umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

(2) persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan

keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan

orang usia lanjut.

Selanjutnya, persyaratan bangunan Rumah Sakit juga mengatur tentang

Persyaratan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna,

pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi kesehatan.

Sumber Daya Manusia


Jumlah sumber daya manusia disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

dan ketersediaan sarana dan prasarana. Pelayanan medik spesialis dasar yang

sekurang- kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat) jenis pelayanan spesialis dasar

meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri

ginekologi. Pelayanan medik spesialis dasar dapat dilaksanakan oleh dokter

dengan kewenangan tambahan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki selama

tidak ada dokter spesialis dengan bidang kompetensi yang sama.

Peralatan

Peralatan kesehatan dan non-kesehatan dibutuhkan untuk mendukung

kegiatan pelayanan RS Kelas D Pratama dengan minimal 10 tempat tidur.

Peralatan ini dikuasai atau dimiliki dan dapat dibuktikan keberdaannya di

ruang/tempat masing-masing di dalam dan/atau di lingkungan rumah sakit.

Penyelenggaraan

Pelayanan RS Kelas D Pratama sebagaimana rumah sakit, yang mencakup

pelayanan dasar dan pelayanan spesialistik. Pelayanan ditujukan untuk

kepentingan terbaik pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang

sesuai SOP dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan RS Kelas D Pratama terdiri atas :

(1) Pelayanan Medik Umum.

(2) Pelayanan Medik Spesialistik Dasar.

(3) Pelayanan Gawat Darurat.

(4) Pelayanan Pemulihan Pascatindakan.


(5) Pelayanan Keperawatan.

(6) Pelayanan Laboratorium.

(7) Pelayanan Radiologi.

(8) Pelayanan Farmasi.

(9) Pelayanan Gizi.

(10) Pelayanan Sterilisasi.

(11) Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif

Komplementer.

(12) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit

(PKMRS).

Kerjasama Operasional

Untuk menjamin mutu dan ketersediaan pelayanan RS Kelas D Pratama,

diperlukan kerjasama operasional dengan rumah sakit yang memiliki klasifikasi

yang lebih tinggi. Kerjasama operasional yang dilaksanakan RS Kelas D

Pratama diantaranya kerjasama dengan rumah sakit pemerintah atau swasta

yang lokasinya terdekat sebagai rumah sakit pengampu.

Kerjasama operasional yang diberikan rumah sakit pengampu

dapat berupa penyediaan dokter spesialis dasar konsulen, pelatihan tenaga

kesehatan, pelatihan manajemen rumah sakit, dan kerjasama lainnya. Kerjasama

dapat dijalin dengan institusi lain seperti institusi pendidikan kedokteran,

BKKBN, dan lembaga lainnya. Kerjasama pembiayaan pelayanan kesehatan

dapat dilakukan dengan Jamkesmas, PT Askes dan lembaga pembiayaan

kesehatan lainnya.
Klasifikasi

Pengelompokan kelas pelayanan RS Kelas D Pratama diklasifikasikan pada

kelas D Pratama. Dalam proses pengembangan pelayanan rumah sakit, RS Kelas

D Pratama dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit umum kelas D atau kelas

yang lebih tinggi.

Pembiayaan Operasional

Pembiayaan operasional RS Kelas D Pratama menjadi tanggung jawab

pemilik rumah sakit.

Pada tarif ditetapkan Menteri Kesehatan dan besaran tarif RS Kelas D

Pratama ditetapkan oleh pemilik rumah sakit. Penentuan besaran tarif

disesuaikan dengan tarif kelas III dan harus memperhitungkan kemampuan

perekonomian daerah setempat.

Peraturan Internal Rumah Sakit

Peraturan internal rumah sakit atau “hospital bylaws” merupakan konstitusi

rumah sakit yang mengatur secara administratif peran, tugas dan wewenang

pemilik rumah sakit, direktur rumah sakit, dan staf medis. Peraturan internal

rumah sakit ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau perwakilannya.

Komite Medik

Seluruh dokter merangkap sebagai anggota komite medik dan salah satunya

menjadi ketua komite. Ketua komite medik tidak boleh dijabat oleh direktur

rumah sakit.
Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Kedokteran Komunitas

dan Humaniora Kesehatan

RS Kelas D Pratama dapat merupakan bagian dari institusi yang

mengembangkan penelitian dan pengembangan dalam bidang kedokteran

komunitas dan humaniora kesehatan yang bekerjasama dengan institusi

pendidikan, institusi/lembaga kesehatan masyarakat lainnya. Diprioritaskan

kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di wilayah kerja setempat.

Pendidikan Tenaga Kesehatan dan SDM Kesehatan Lainnya

Pendidikan tenaga kesehatan dan SDM kesehatan lainnya

diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medik yang dibutuhkan RS

Kelas D Pratama. Pendidikan tenaga kesehatan dan SDM kesehatan lainnya

merupakan bagian dari kerjasama operasional yang dilakukan RS Kelas D

Pratama.

Pembinaan dan Pengendalian

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

melaksanakan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan RS Kelas D

Pratama dalam bentuk penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

melakukan supervisi, konsultasi, evaluasi dan bimbingan teknis. Pembinaan dan

pengendalian kegiatan pelayanan RS Kelas D Pratama dapat lakukan oleh

pemerintah daerah dan organisasi profesi serta asosiasi perumahsakitan sesuai

dengan fungsi masing-masing.


RS Kelas D Pratama wajib melaporkan hasil penyelenggaraan pelayanan

laporan kinerja setiap triwulan ditujukan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.

Laporan sebagaimana di maksud di atas mencakup antara lain kelahiran,

morbiditas, dan kualitas hidup. Laporan mortalitas mencakup data tentang

penyebab kematian.

Agenda Prioritas Bidang Kesehatan dalam RPJP Kabupaten Buleleng

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Buleleng tahun

2005-2025 secara umum menyebutkan bahwa visi pembangunan daerah

Kabupaten Buleleng adalah “Buleleng Kerta Raharja Mengantarkan Bali Dwipa

Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana”. Di mana misi dari RPJP Kabupaten

Buleleng adalah :

1. Mewujudkan masyarakat Buleleng yang unggul, kompetitif, dan

bertaqwa kepada Tuhan, dengan jalan membangun sumberdaya manusia

yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

memiliki daya saing, melalui penyelengaraan pendidikan dan pelayanan

kesehatan yang berkualitas untuk semua warga masyarakat;

2. Mewujudkan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup,

dengan jalan melaksanakan pembangunan bidang ekonomi untuk

meningkatkan pendapatan dan pemerataan pendapatan masyarakat,

mengurangi pengangguran dan kemiskinan;

3. Mewujudkan keamanan daerah dan masyarakat, dengan menyelenggarakan

pemerintahan yang baik, memperkuat sistem keamanan, meningkatkan


peran. masyarakat sipil, mendorong pengarusutamaan gender, menegakkan

budaya hukum dan politik, dan memantapkan pelaksanaan otononomi daerah;

4. Mewujudkan kebudayaan yang responsif terhadap perkembangan

zaman dan lingkungan global, melalui pelestarian, pewarisan dan

pengembangan nilai-nilai budaya yang dijiwai oleh agama Hindu,

pemantapan kelembagaan, dan aktivitas budaya;

5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, dengan jalan

melaksanakan pembangunan yang seimbang antar lapisan masyarakat, antar

sektor, dan antar wilayah, mempertahankan dan meningkatkan

kemampuan lingkungan untuk menopang pembangunan, sehingga

pembangunan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dengan tidak

mengurangi hak generasi berikutnya akan sumberdaya alam.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, RPJP Kabupaten Buleleng

memberikan arahan agenda prioritas setiap tahap pembangunan lima tahun.

Arahan prioritas pembangunan bidang kesehatan lima tahun tahap I terdapat

pada point 4), yaitu : Agenda peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan:

meningkatkan kuantitas dan kualitas personil paramedis; meningkatkan kuantitas

dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; meningkatkan pelayanan gizi;

meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan; mencegah dan memberantas

penyakit menular; meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Kondisi Kesehatan di Kabupaten Buleleng

Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur dalam mendukun pencapaian

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sehingga untuk itu pembangunan


sektor kesehatan mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah.Dalam rangka

meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Buleleng,

pemerintah disamping secara berkesinambungan melaksanakan pembinaan

kesehatan, juga membangun dan menyiapkan berbagai fasilitas pelayanan

kesehatan, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun dari pihak swasta serta

menyiapkan tenaga medis maupun non medis.

Pembangunan sarana prasana kesehatan ini terus ditingkatkan, khusus

dalam meningkatkan pelayanan RSUD Singaraja, telah dibangun Ruang Bedah

Sentral dan ICU. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan RSUD Singaraja

dimaksudkan untuk mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

masyarakat Buleleng yang selama ini sering berobat ke Denpasar, demikian

juga untuk menampung pasien-pasien dari perbatasan kabupaten

(Karangasem, Bangli dan Tabanan).

Pelaksanaan program kegiatan pembangunan kesehatan ini telah

mampu meningkatkan drajat/kualitas kesehatan masyarakat, tercermin dari

indikator kesehatan masyarakat seperti :

1. Angka kematian bayi mencapai 7,9 per 1.000 kelahiran hidup, jauh

dibawah angka Provinsi Bali yang sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup.

2. Angka kematian ibu melahirkan hanya 9 orang dari 9.422 kelahiran,

sedangkan angka rata-rata nasional sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.

3. Jumlah kasus Demam Berdarah rata-rata 200 penderita pertahun secara

signifikan belum dapat ditekan, namun Angka Kematian oleh karena

Demam Berdarah (CFR) dapat ditekan dari tahun ketahun.


4. Tingkat kesembuhan penyakit TB Paru 89,1% di atas target Nasional 85,71%.

5. Kasus Kurang Energi Protein (KEP) pada balita dari tahun ketahun dapat

ditekan dari 9,17% menjadi 8,32% meskipun masih jauh dari target yang

ditetapkan sebesar 9,34%

Sosial Ekonomi

Kajian sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi

perekonomian penduduk dan perekonomian daerah pada lokasi rencana RS

Pratama, karena akan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam

menentukan kelayakan pembangunan secara ekonomis. Salah satu indikator

yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan perkembangan ekonomi pada

suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan

ekonomi suatu daerah dikatakan semakin baik jika dari waktu ke waktu nilai

PDRB daerah yang bersangkutan semakin bertambah. Agar kesejahteraan

ekonomi penduduk semakin meningkat, dalam periode yang sama tingkat

pertumbuhan PDRB harus lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduknya.

Secara lebih nyata peningkatan taraf ekonomi masyarakat dapat dilihat dari

pendapatan perkapitanya.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pendapatan

perkapita penduduk Kabupaten Buleleng juga semakin tinggi. Berdasarkan

data yang diperoleh dari materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033,

diketahui bahwa pendapatan perkapita penduduk atas dasar harga konstan pada

tahun 2006 sebesar Rp 4.505.719,76 dan meningkat sebanyak Rp 194.600,99

menjadi Rp 4.700.320,75 di tahun 2007.


Merujuk pada kenyataan di atas, maka secara umum pertumbuhan ekonomi

(PDRB) dan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Buleleng dari tahun ke

tahun semakin meningkat. Peningkatan ini kiranya akan sangat mendukung

rencana pembangunan RS Kelas D Pratama dan memberi peluang dalam

pengembangan pelayanan kesehatan rumah sakit.

Sosial Budaya

Kajian sosal budaya akan melihat kondisi dan kecenderungan jumlah

penduduk Kabupaten Buleleng secara umum dan khususnya wilayah pelayanan

RS Kelas D Pratama yang direncanakan berdasarkan agama, serta pengaruhnya

terhadap kebiasaan, budaya, dan pola hidup masyarakat sekitar.

Materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, menyebutkan

bahwa di Kabupaten Buleleng jumlah pemeluk agama terbesar/mayoritas adalah

pemeluk agama Hindu yaitu sebanyak 586.920 jiwa atau 91,24% pada Tahun

2007, sedangkan agama- agama lain seperti Islam sebanyak 49.702 jiwa

(7,73%), Budha 3.258 jiwa (0,51%), Protestan sebanyak 2.208 jiwa (0,34%) dan

Katholik 1186 jiwa (0,18%).

Derajat Kesehatan

Dalam penyusunan Studi Kelayakan (FS) RS Kelas D Pratama, kajian ini

sangat dibutuhkan untuk melihat kecenderungan derajat kesehatan masyarakat

pada kawasan perencanaan, sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan

sesuai dengan kecenderungan yang terjadi. Derajat kesehatan optimal akan

dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang

mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup yang
digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk

mortalitas yakni angka kematian bayi per-1.000 kelahiran hidup, angka kematian

balita per-1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu per-100.000 kelahiran

hidup

Aspek Internal

Kajian aspek internal dibutuhkan guna melihat kekuatan bagi RS Kelas D

Pratama yang direncanakan agar dapat survive dalam melaksanakan operasional.

Mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu

diantisipasi agar ke depan tidak menjadi suatu hambatan di dalam kegiatan

operasional rumah sakit.

Sarana Kesehatan

Kajian sarana kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan RS Kelas D

Pratama yang akan dibangun bertujuan untuk mendapatkan kecenderungan

dalam hal pangsa pasar serta pola penentuan sistem tarif di rumah sakit.

Berdasarkan data statistik, sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten

Buleleng terdiri atas Rumah Sakit 6 buah, Puskesmas 20 buah, Puskesmas

Pembantu 75 buah, dan Poliklinik 2 buah sedangkan untuk BKIA, kegiatannya

sudah tergabung dalam Poliklinik.

SDM/Ketenagakerjaan Rumah Sakit

Kajian keberadaan SDM/ketenagakerjaan di bidang kesehatan secara eksternal

telah menyimpulkan, bahwa di Kabupaten Buleleng secara umum kondisinya

masih kurang. Hal ini menjadi tantangan dalam pembangunan RS Kelas D

Pratama khususnya penyediaan SDM bidang kesehatan sesuai standar yang


ditetapkan, baik untuk menunjang operasional rumah sakit yang direncanakan

maupun membantu kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng.

Kajian terhadap SDM/ketenagakerjaan di rumah sakit secara internal

dimaksudkan untuk mengkaji kesiapan SDM/ketenagakerjaan khususnya di RS

Pratama. Hasilnya diharapkan dapat menentukan jenis layanan kesehatan yang

akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning

rumah sakit.

Klasifikasi Rumah Sakit

Secara umum, kelayakan klasifikasi/kelas rumah sakit akan mengkaji

tentang kecenderungan jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat, sehingga

diperoleh gambaran tentang klasifikasi/kelas rumah sakit yang direncanakan

agar sesuai dengan jenis layanan dan kesiapan SDM kesehatan yang dimiliki.

Kapasitas Tempat Tidur

Menurut ketentuan, salah satu pelayanan kesehatan yang wajib disediakan oleh

RS Kelas D Pratama adalah pelayanan rawat inap. Adanya kewajiban untuk

menyediakan pelayanan rawat inap membawa konsekuensi perlunya kajian

terhadap perhitungan kapasitas Tempat Tidur (TT) yang harus disiapkan oleh

RS Kelas D Pratama. Prakiraan kebutuhan jumlah TT berdasarkan standar

WHO yaitu rasio ideal jumlah TT rumah sakit terhadap jumlah penduduk adalah

1 TT untuk 1.000 orang.

Layanan Unggulan
Layanan unggulan sebuah rumah sakit umumnya disiapkan atas dasar

kecenderungan pola penyakit yang terjadi di wilayah tempat rumah sakit tersebut

berada. Karena RS Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis

dasar, maka layanan unggulan yang akan dikembangkan di RS Kelas D Pratama

ini didasarkan atas jenis penyakit yang dominan diderita oleh masyarakat dan

kebutuhan Fasyankes.

Berdasarkan data yang ada menunjukkan, bahwa kasus penyakit yang dominan

di Kabupaten Buleleng adalah penyakit panas, batuk, pilek, sesak napas, diare

dan sakit kepala berulang. Analisis kebutuhan sarana kesehatan

mengindikasikan hingga tahun 2023 di Kabupaten Buleleng perlu penambahan

350 unit Poliklinik guna menambah kelengkapan sarana kesehatan untuk

pelayanan masyarakat.

Data dan hasil analisis di atas memberikan gambaran tentang jenis layanan

unggulan yang dapat dikembangkan di RS Kelas D Pratama yaitu layanan rawat

jalan dengan fasilitas 8 (delapan) Poliklinik yaitu Pol. Penyakit Menular, Pol.

Gigi, Pol. Gizi, Pol. THT, Pol. Anak, Pol. Umum, Pol. Penyakit Dalam, dan Pol.

Kebidanan & Vaksinasi.

Sumber Daya Manusia

Dalam rancangan sistem kesehatan nasional khususnya dalam subsistem

sumber daya manusia kesehatan, perencanaan sumber daya manusia kesehatan

merupakan salah satu unsur utama dari subsistem tersebut yang menekankan

pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sehingga dalam

hal pemenuhan ketenagaan atau SDM kesehatan di RS Kelas D Pratama yang

direncanakan, perlu mempertimbangkan/memperhitungkan tenaga seefisien dan

seefektif mungkin agar menjadikan manajemen pengelolaan rumah sakit dapat

berlangsung secara optimal.

Rencana penyediaan SDM kesehatan secara makro (eksternal) bertujuan

menambah kekurangan tenaga kesehatan di Fasyankes yang terdapat di

Kabupaten Buleleng berdasarkan rasio pelayanan per 100.000 penduduk.

Sedangkan secara mikro (internal) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan SDM

kesehatan di RS Kelas D Pratama agar dapat beroperasi dengan baik.

Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama telah menetapkan ketentuan

ketenagaan minimal yang harus tersedia di sebuah RS Kelas D Pratama.

Di samping ketentuan tersebut, penyediaan SDM/ketenagaan di RS Kelas D

Pratama ini juga didasarkan atas jenis dan jumlah pelayanan yang

direncanakan, jumlah TT untuk pelayanan rawat inap, Sebagai sebuah rumah

sakit milik pemerintah, maka setiap tenaga di RS Kelas D Pratama memiliki

tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang jelas, sesuai bagian/bidangnya masing-

masing. Secara umum, uraian tugas masing-masing tenaga di RS Pratama dapat

dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

Direktur Rumah Sakit mempunyai Tugas Pokok : Membantu dalam

pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur

RS mempunyai fungsi sebagai berikut :Perumusan kebijakan Rumah Sakit,


Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit, Penyelenggaraan pelayanan

umum di bidang kesehatan.

Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok : Memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan

kantor Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata

Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan,

adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan aset Rumah

Sakit.Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program

dan kegiatan bagian tata usaha

Kepala Seksi Pelayanan Medik

Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan

perumusan dan fasilitasi medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas

Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas : Penyusunan program dan

kegiatan seksi Pelayanan Medik

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai Tugas Pokok :

menyiapkan perumusan dan fasilitasiPerlengkapan sarana dan Prasarana di

Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

mempunyai tugas :Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan

Prasarana.Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Sarana dan


Prasarana.Pembinaan, pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program

dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana.

Kepala Seksi Pengendalian Instalasi

Kepala seksi Pengendalian Instalasi, mempunyai Tugas Pokok :

Mempersiapkan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi

Rumah Sakit.Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian

Instalasi mempunyai tugas :Pelaksanaan program dan kegiatan Seksi

Pengendalian Instalasi.Pembinaan, pengkoordinasian, pengendaliaan,

pengawasan program dan kegiata Pengendalian Instalasi. Sebagai sebuah

rumah sakit milik pemerintah, maka setiap tenaga di RS Kelas D Pratama

memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang jelas, sesuai bagian/bidangnya

masing- masing. Secara umum, uraian tugas masing-masing tenaga di RS

Pratama dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok : Memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan

kantor Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata

Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan,

adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan aset Rumah

Sakit.Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program dan

kegiatan bagian tata usaha

Kepala Seksi Pelayanan Medik


Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan

perumusan dan fasilitasi medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas

Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas : Penyusunan program dan

kegiatan seksi Pelayanan Medik. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi

Pelayanan Medik. Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan

kegiatan seksi Pelayanan Medik.

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, mempunyai Tugas Pokok :

menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di

Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan

Keperawatan mempunyai tugas :Penyusunan program dan kegiatan seksi

Pelayanan Keperawatan Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan

Keperawatan. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan

program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.

Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medis

Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas

Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non

Medik di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi

Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas :Penyusunan program

dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik.Pelaksanaan program dan

kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik.

Pembinaan, pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program

dan kegiatan seksi. .


Bidang Pelayanan Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan

operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,

mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan. Dalam

menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pelayanan mempunyai fungsi :

Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik. Penyelenggaraan

program dan kegiatan pelayanan keperawatan. Penyelenggaraan dan pengadaan

perlengkapan medik dan non medik.

Anda mungkin juga menyukai