Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 44 tahun 2009 dijelaskan bahwa pengertian Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan berasaskan pancasia dan
didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan,
persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit
bertujuan:
a. Mempermudah

akses

masyarakat

untuk

mendapatkan

pelayanan

kesehatan;
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
dan

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya


manusia rumah sakit, dan rumah sakit
e. Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna, untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 UU No. 44 tahun 2009, Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan

kesehatan

dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;


f. Rumah sakit pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah juga
tidak lepas dari pengawasan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah yang dijelaskan dalam UU No. 44 Tahun 2009 pasal 6 yaitu sebagai
berikut:
1. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :
a. Menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;
b. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir
miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Membina dan mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit;

d. Memberikan

perlindungan

kepada

Rumah

Sakit

agar

dapat

memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung


jawab;
e. Memberikan
pelayanan

perlindungan

Rumah

Sakit

kepada
sesuai

masyarakat
dengan

pengguna

ketentuan

jasa

peraturan

perundang-undangan;
f. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit
sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;
g. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;
h. Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit
akibat bencana dan kejadian luar biasa;
i. Menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan
j. Mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi
tinggi dan bernilai tinggi.
2. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud adalah dilaksanakan berdasarkan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang pengelolaan dan pendirian Rumah
Sakit harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan ditentukan, yaitu
sebagai berikut:
1. Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
2. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau
swasta.
3. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di
bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum
yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
h. Sedangkan persyaratan lokasi yang terkandung dalam pasal 8 UU No. 44
Tahun 2009 adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
2. Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut
Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
4. Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan
pada

studi

kelayakan

dengan

menggunakan

prinsip pemerataan

pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.


i. Rumah sakit harus mempunyai karakteristik bangunan dan struktur yang
telah ditetapkan dan disyaratkan oleh pemerintah sesuai UU No. 44 Tahun 2009
yaitu:
a. Persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada
umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan

dan

kemudahan

dalam

pemberian

pelayanan

serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang


cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.

j. Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi


kebutuhan pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kesehatan.
Bangunan Rumah Sakit seperti yang telah di syaratkan oleh UU No. 44 tahun
2009 harus memiliki ruangan paling sedikit terdiri atas:
a. Rawat Jalan
b. Ruang Rawat Inap
c. Ruang Gawat Darurat
d. Ruang Operasi
e. Ruang Tenaga Kesehatan
f. Ruang Radiologi
g. Ruang Laboratorium
h. Ruang Sterilisasi
i. Ruang Farmasi
j. Ruang Pendidikan dan Latihan
k. Ruang Kantor dan Administrasi
l. Ruang Ibadah, Ruang Tunggu
m. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
n. Ruang Menyusui
o. Ruang Mekanik
p. Ruang Dapur
q. Laundry
r. Kamar Jenazah
s. Taman
t. Pengolahan Sampah
u. Pelataran Parkir yang mencukupi
k. Berdasarkan jenis dan klasifikasinya Rumah Sakit dapat dibagi
berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya (UU No. 44:2009) yaitu:
a. Berdasarkan jenis pelayanannya terdiri dari:
1. Rumah Sakit Umum
l. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan penyakit tertentu
m.
2. Rumah Sakit Khusus
n. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
b. Berdasarkan pengelolaannya terdiri dari:

1. Rumah Sakit Publik


o. Rumah Sakit Publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Publik
dikelola pemerintah dan Pemerintah Daerah yang diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Rumah Sakit Publik yang dikelola Pemerintah dan
Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat
2. Rumah Sakit Privat
p. Rumah Sakit Privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
q. Adanya Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 memberikan
peluang untuk Rumah Sakit Daerah Kanjuruhan Kepanjen merubah
statusnya menjadi BLU yang lebih fleksibel dalam hal keuangan. Sehingga
hambatan-hambatan yang selama ini ada khususnya di bidang keuangan
diharapkan bisa teratasi dan kinerja keuangan serta pelayanan meningkat.
Status Badan Layanan Umum (BLU) mengisyaratkan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) untuk memacu mutu pelayanannya, yang berarti juga
RSUD

mempunyai

kewenangan

mengelola

sendiri

keuangannya,

anggarannya pun berbasis kinerja. Sehingga diharapkan lebih efisien dan


produktif. Rumah Sakit sebagai salah satu jenis BLU merupakan ujung
tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit
keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan Rumah Sakit yang
dinilai masih rendah. Ini terutama Rumah Sakit milik Pemerintah.
Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki

oleh Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit milik Pemerintah,
sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena
peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang rendah.
r. Status Badan Layanan Umum (BLU) mengisyaratkan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) untuk memacu kinerja serta mutu layanannya
termasuk dalam hal Penyusunan Laporan Keuangan yang dipergunakan
sebagai informasi kepada berbagai pihak terkait baik intern dan ekstern.
Oleh karena itu, dalam laporan ini peneliti ingin mengambil judul
PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
UMUM

DAERAH

KANJURUHAN

KEPANJEN

SETELAH

BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


PENUH.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
1.2 Tujuan Penulisan Laporan
y. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami serta memperoleh gambaran proses
Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Kanjuruhan Kepanjen setelah
ditetapkan sebagai BLUD Penuh;
2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi RSUD Kanjuruhan
Kepanjen setelah setelah ditetapkan sebagai BLUD Penuh.
z.
1.3 Manfaat Penulisan Laporan

aa.Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil laporan ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Peneliti
- Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari praktek yang ada
dilapangan, serta dapat menerapkan ilmu di bidang Manajemen
Keuangan yang telah di dapatkan dari perkuliahan
b. Bagi Perusahaan/Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen
- Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi RSUD
Kanjuruhan Kepanjen dalam upaya meningkatkan kualitas dalam
sistem Pelaporan Keuangan kepada stakeholder dan pihak-pihak atau
Dinas lain yang membutuhkan informasi tentang siklus Penyusunan
Laporan Keuangan RSUD Kanjuruhan Kepanjen, sehingga trust
kepada instansi tersebut bisa bertambah dan lebih komunikatif serta
transparan dalam memberikan informasi Laporan Keuangan kepada
Pemerintah Daerah.
c. Bagi Lembaga
- Sebagai referensi atau kajian informasi untuk menambah referensi
akademik dan sebagai bahan studi lanjutan khususnya di bidang
Manajemen Keuangan di STIE Indonesia di masa mendatang
ab.
ac.
ad.
ae.
af.
ag.
ah.
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.

aq. BAB II
ar. KAJIAN PUSTAKA
as.
2.1 Kajian Atas Laporan Keuangan
2.1.1 Proses Penyusunan Laporan Keuangan atau Akuntansi
at.
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi,
yang meliputi Neraca, perhitungan Rugi Laba yang ditahan, Laporan Perubahan
Posisi Keuangan serta Catatan Atas Laporan Keuangan. Harnanto (1994:9).
au.
Laporan Keuangan adalah sekumpulan informasi keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan
sistemastis yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang
membutuhkan. Laporan Keuangan merupakan tujuan utama dari proses akuntansi.
Penyusunan Laporan Keuangan ditentukan oleh jenis perusahaan dan kebutuhan
pengguna. Irsan Lubis, SE.AK (www.pdffactory.com).
av.
Pengertian Laporan Keuangan menurut Baridwan (1992:17)
Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2001:47) Laporan Keuangan adalah suatu laporan
yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat
komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau
aktivitas perusahaan.
aw.
Menurut Permendagri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (2006:16), Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
untuk

10

ax.

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode
pelaporan.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk

membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah


ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah
Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya.
ay.
Menurut Permendagri No 13 tahun 2006 dan Sundjaja serta Barlian
(2001:47) proses laporan keuangan atau akuntansi mencangkup langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pencatatan dan Penggolongan Dokumen
az. Pencatatan dan penggolongan dokumen ini bisa berupa bukti
penerimaan kas, bukti pengeluaran kas, bukti memorial
Bukti Penerimaan Kas adalah tanda bukti perusahaan telah
menerima uang tunai atau kas. Beberapa transaksi penerimaan kas
dapat berasal dari penjualan tunai, penerimaan pembayaran
piutang,

penerimaan

pinjaman

(utang),

dan

penerimaan

pendapatan tunai lainnya. Bukti penerimaan kas dapat berupa nota


kontan, faktur penjualan tunai, dan bukti penerimaan tunai

lainnya. Contohnya: nota tunai


Bukti Pengeluaran Kas adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah
mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau
pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran
yang lainnya.

11

Bukti Memorial adalah tanda bukti yang digunakan sebagai dasar


pencatatan depresi aktiva tetap berwujud dan pembebanan biaya

overhead kepada produk.


2. Penyusunan Buku Jurnal
ba. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Sumber informasi pencatatan dalam Jurnal ini adalah formulir.
Dalam Jurnal ini, data keuangan untuk pertama kali diklasifikasikan
menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan
disajikan dalam Laporan Keuangan. Dalam Jurnal ini pula terdapat
kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah
rupiah transaksi tertentu) kemudian diposting ke rekening yang
bersangkutan dalam Buku Besar. Buku Jurnal yang digunakan untuk
Penyusunan Laporan Keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
Buku Jurnal Penerimaan Kas adalah merupakan buku yang
dipergunakan untuk mencatat dan menggolongkan transaksi atau
kejadian

yang

mengakibatkan

terjadinya

penerimaan

kas

berdasarkan RPH yang dilampirkan oleh rekap setoran


Buku Jurnal Pengeluaran Kas adalah merupakan jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua transaksi-transaksi yang
berkaitan

dengan

pengeluaran

uang

tunai.

Ditinjau

dari

frekuensinya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal


pengeluaran uang tunai dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan
kelompok transaksi yang jarang terjadi.

12

Buku Jurnal Umum adalah catatan akuntansi permanen yang


pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat
transaksi

keuangan

perusahaan

secara

kronologis

dengan

menyebut akun yang didebet maupun yang kredit.


3. Penyusunan Buku Besar
bb. Buku Besar adalah merupakan buku untuk meringkas transaksi
penerimaan ke dalam rekening yang terkait dengan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah, yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan
Kas. Dalam alur yang sudah ditetapkan dalam siklus akuntansi biasanya
pencatatan transaksi dalam Buku Besar juga disertai dengan Buku
Pembantu. Buku Pembantu digunakan jika data keuangan yang
digolongkan dalam Buku Besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat
dibentuk Buku Pembantu (Subsidiary Ledger). Buku Pembantu ini terdiri
dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang
tercantum setiap rekening tertentu dalam Buku Besar.
4. Kertas Kerja atau Neraca Lajur (worksheet) adalah suatu daftar
berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang direncanakan secara khusus untuk
menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat
perusahaan akan menyusun Laporan Keuangan.
bc. Fungsi Kertas Kerja adalah:
1. Memudahkan dalam penyusunan Laporan Keuangan
2. Menggolongkan dan meringkas informasi dari Neraca Saldo dan
data penyesuaian sehingga siap untuk dibuat Laporan Keuangan
3. Memudahkan menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
membuat Jurnal Penyesuaian.

13

bd.

Sumber pencatatan Kertas Kerja adalah dari Neraca Saldo dan

Jurnal Penyesuaian. Kedua sumber ini sekaligus akan terlihat pada


bagian Kertas Kerja.
be. Bentuk Kertas Kerja antara lain sebagai berikut:
1. Kertas Kerja bentuk tiga lajur atau enam kolom
2. Kertas Kerja bentuk empat lajur atau delapan kolom
3. Kertas Kerja bentuk lima lajur atau sepuluh kolom
4. Kertas Kerja bentuk enam lajur atau dua belas kolom
bf.

Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dalam lampiran E

dijelaskan bahwa penyusunan Laporan Keuangan harus mencangkup unsur-unsur


sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran
bg. Unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Masing-masing unsur didefinisikan
sebagai berikut:
a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah
ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh Pemerintah Daerah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi
ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah
Daerah.
c. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

14

2. Neraca
bh. Unsur yang dicakup dalam Neraca terdiri dari asset, kewajiban,
dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki
oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan alran keluar sumber daya ekonomi
Pemerintah Daerah.
c. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah.
3. Laporan Arus Kas
bi. Unsur yang dicakup oleh laporan arus kas terdiri dari penerimaan
dan pengeluaran kas. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Kas Daerah
b. Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Kas
Daerah
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
bj. Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal atau
keuangan dan pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan Laporan Keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya

15

d. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian


yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka Laporan
Keuangan.
bk.
bl.
bm.
2.1.2

Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan


bn.
Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 lampiran E dijelaskan

bahwa peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk


menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode pelaporan.
Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

terutama

digunakan

untuk

membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah


ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah
Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upayaupaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a. Akuntabilitas
bo.
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Daerah dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik
b. Manajemen
bp.
Membantu para pengguna Laporan Keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan suatu Pemerintah Daerah dalam periode pelaporan
sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian

16

atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk
kepentingan masyarakat.
bq.
c. Transparasi
br.
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antar Generasi (Intergenerational Equality)
bs.
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah
penerimaan Pemerintah Daerah pada periode laporan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran
tersebut.
bt.
Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
(2004:3) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam mengambil suatu keputusan ekonomi.
bu.
Sedangkan didalam permendagri No. 13 Tahun 2006 dijelaskan
bahwa tujuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah adalah menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun
politik dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan
cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran

17

b. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya


ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaanya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan
pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah
Daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang diakukan selama periode pelaporan.
bv.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana dan arus kas Pemerintah Daerah.
bw.
2.1.3 Jenis Laporan Keuangan
bx.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Standar
Akuntansi Keuangan (2004:4) ada dua asumsi yang harus dipenuhi oleh
perusahaan dalam menyusun Laporan Keuangan yaitu :
a. Dasar Akrual
by. Dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam
Laporan Keuangan pada periode bersangkutan. Laporan yang disusun atas
dasar akrual memberi informasi pemakai keuangan transaksi yang lalu

18

baik penerimaan, pembayaran kas maupun kewajiban pembayaran kas di


masa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan
diterima di masa depan.
b. Kelangsungan Usaha
bz.

Laporan

Keuangan

biasanya

disusun

atas

dasar

asumsi

kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa


depan.
ca.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menurut Permendagri No.

13 Tahun 2006 yang pokok terdiri dari:


a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
cb.
Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah merupakan
laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
ekonomi yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan.
Neraca Pemerintah Daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi
keuangan Pemerintah Daerah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu. Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode
akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan. Catatan Atas Laporan Keuangan
menyajikan penjelasan naratif, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Selain Laporan Keuangan yang pokok tersebut, Pemerintah Daerah diperkenankan

19

menyajikan laporan pendukung yang terdiri dari: Laporan Kinerja Keuangan


Daerah dan Laporan Perubahan Ekuitas Dana.
cc.
2.1.4 Entitas Pelaporan Keuangan
cd.

Didalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 dijelaskan bahwa Entitas

Pelaporan adalah unit Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan Laporan Keuangan. Entitas Pelaporan adalah Pemerintah Daerah
atau Satuan Organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah atau Satuan Organisasi
dilingkungan Pemerintah Daerah atau Organisasi lainnya jika menurut peraturan
perundang-undangan Satuan Organisasi dimaksud wajib menyajikan Laporan
Keuangan
ce.
2.1.5

Dasar Hukum Pelaporan Keuangan


cf.
Sesuai peraturan yang tertuang dalam Permendagri No. 13 Tahun

2006 bahwa pelaporan keuangan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan


peraturan perundang-undangan yang mengatur Keuangan Daerah, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian
yang mengatur Keuangan Negara
b. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara
e. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
f. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan

20

h. Peraturan Daerah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah
i. Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
j. Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan

2.1.6

Keuangan Daerah
cg.
Asumsi Dasar
ch.

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai

Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah anggapan yang diterima sebagai suatu
kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat ditetapkan, yang
terdiri dari:
ci.
a. Asumsi Kemandirian Entitas
cj. Asumsi kemandirian entitas, yang berarti bahwa unit Pemerintahan
Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai
unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan
dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini
adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung
jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar Neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi
akibat pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana-tidaknya program
dan kegiatan yang telah ditetapkan
b. Asumsi Kesinambungan Entitas

21

ck. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun dengan asumsi


bahwa Pemerintah Daerah akan berlanjut keberadaannya dan tidak
bermaksud untuk melakukan likuidasi
c. Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (monetary measurement)
cl. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap
kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini
diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran

2.1.7

dalam akuntansi.
cm.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
cn.
Karakter kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam Laporan Keuangan menjadi berguna bagi pemakai. Dalam Buku Standar
Akuntansi Keuangan (2004:5), terdapat empat karakteristik kualitatif yaitu:
a. Dapat Dipahami
co.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam Laporan
Keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai.
b. Relevan
cp.
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, kini dan masa depan, menegaskan, mengoreksi hasil
evaluasi di masa lalu.
c. Keandalan
cq.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
cr.
Perusahaan harus dapat membandingkan Laporan Keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan
kinerja keuangan

22

cs.

Sedangkan dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 juga dijelaskan

bahwa karakteristik Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat memenuhi kualitas yang
dikendaki:
a. Relevan
ct.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dikatakan relevan apabila
informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna laporan dengan membantunya mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini, atau masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi pengguna laporan di masa lalu. Dengan demikian, informasi
Laporan Keuangan yang relevan adalah yang dapat di hubungkan dengan
maksud penggunaannya. Informasi yang relevan harus:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), artinya bahwa
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus memuat informasi yang
memungkinkan

pengguna

laporan

untuk

menegaskan

atau

mengoreksi ekspektasinya di masa lalu


2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), artinya bahwa
Laporan Keuangan harus memuat informasi yang dapat membantu
pengguna laporan untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini
3. Tepat waktu, artinya bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
harus disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
untuk pembuatan keputusan pengguna laporan

23

4. Lengkap, artinya bahwa penyajian Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah harus memuat informasi yang selengkap mungkin, yaitu
mencangkup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pembuatan

keputusan

pengguna

laporan.

Informasi

yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam


Laporan Keuangan harus diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan
dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
b. Andal
cu.
Informasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus
bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan setiap kenyataan secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi akuntansi yang relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiaanya
tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal harus memenuhi
karakteristik:
1. Penyajian jujur, artinya bahwa Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah harus memuat informasi yang menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan
2. Dapat diverifikasi, (verifiability) artinya bahwa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah harus memuat informasi yang dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya harus tetap menunjukkan simpulan yang berbeda
jauh.
3. Netralitas, artinya bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
harus memuat informasi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

24

umum dan tidak bisa pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan pihak
tertentu, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain.
c. Dapat dibandingkan
cv.
Informasi yang termuat dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan Laporan
Keuangan periode sebelumnya atau Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila Pemerintah
Daerah menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila Pemerintah Daerah
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila Pemerintah Daerah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,
perubahan kebijakan akuntansi harus diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan tersebut.
d. Dapat Dipahami
cw.
Informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan harus dapat
dipahami oleh pengguna laporan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna laporan. Untuk
itu, pengguna laporan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
atas kegiatan dan lingkungan operasi Pemerintah Daerah, serta adanya

2.1.8

kemauan pengguna laporan untuk mempelajari informasi yang dimaksud.


cx.
Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

25

cy.

Menurut Laboratorium Pengembangan Akuntansi Universitas

Gunadarma (2001:2) bahwa prinsip-prinsip akuntansi dan Pelaporan Keuangan


adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan Usaha
1. Perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan
2. Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero
atau

pemegang

saham,

mengenai

kekayaan,

hutang-piutang,

penerimaan dan pengeluaran utang, antara kepentingan perusahaan


dengan kepentingan pribadi pemilik/pemegang saham tidak boleh
bercampur
b. Kesinambungan
cz.
Suatu entitas

ekonomi

diasumsikan

akan

terus-menerus

melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan


c. Harga Pertukaran yang Obyektif
1. Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi
antara penjual dan pembeli akan menghasilkan harga pertukaran, yang
oleh penjual disebut harga jual dan oleh pembeli disebut harga
perolehan (cost)
2. Harga Pertukaran yang objektif atau wajar:
- Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa
- Dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen
- Tidak terdapat transfer pricing
- Tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya
d. Konsisten
da.
Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah
e. Konservatif
db. Kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran)
sudah diakui sebagai kerugian, dengan cara membentuk penyisihan atau
cadangan. Sementara itu, kemungkinan laba yang timbul tidak diakui.
dc.
Sedangkan dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, dijelaskan
bahwa prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudakan sebagai

26

ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan
pelaporan keuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh
pengguna laporan dalam memahami Laporan Keuangan yang disajikan. Berikut
ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah:
a. Basis Akuntansi
dd. Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis
akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan
dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas
Daerah. Pemerintah Daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap
tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih
realisasi penerimaan pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran
belanja dan pembiayaan. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset,
kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh
pada keuangan Pemerintah Daerah, bukan pada saat kas diterima atau
dibayar oleh Kas Daerah. Pemerintah Daerah dapat juga menggunakan
basis kas untuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta dan basis
akrual untuk aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam periode tahun
anggaran berjalan.
b. Prinsip Nilai Perolehan (Historical Cost Principle)

27

de.

Aset dicatat sebesar jumlah kas yang dibayar atau sebesar nilai

wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada


saat perolehan. Utang dicatat sebesar jumlah kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam
pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah. Penggunaan nilai perolehan
lebih dapat diandalkan dari pada nilai yang lain, karena nilai perolehan
lebih obyektif dan dapat diverifikasi
c. Prinsip Realisasi (Realization Principle)
df.
Ketersediaan Pendapatan Daerah yang telah diotorisasikan melalui
APBD selama suatu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai
belanja daerah dalam periode tahun anggaran dimaksud. Prinsip layak
temu biaya pendapatan (matching cost against revenue principle) tidak
ditekankan

dalam

akuntansi

Pemerintah

Daerah,

sebagaimana

dipraktekkan dalam akuntansi sektor swasta.


d. Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas (Substance Over Form
Principle)
dg. Informasi akuntansi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi
atau peristiwa lain tersebut harus dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya mengikuti aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak
konsisten atau berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut
harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
e. Prinsip Periodisitas (Periodicity Principle)
dh. Kegiatan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja

28

Pemerintah Daerah dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya
dapat ditentukan. Periode utama untuk pelaporan keuangan yang
digunakan

adalah

tahunan.

Namun

periode

semesteran

juga

diperkenankan.
f. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
di.
Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian
yang serupa dari periode ke periode oleh Pemerintah Daerah (prinsip
konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru ditetapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari
metode yang lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan
metode ini harus diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
g. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)
dj.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan secara
lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) Laporan Keuangan atau
Catatan Atas Laporan Keuangan.
h. Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation Principle)
dk. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan dengan
wajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan. Faktor pertimbangan sehat bagi
penyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diperlukan ketika
menghadapi

ketidakpastian

peristiwa

dan

keadaan

tertentu.

Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta


tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan

29

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Pertimbangan sehat mengandung


unsur kehatia-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidak pastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi serta kewajiban dan belanja tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun
demikian, penggunaan petimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya pembentukan dana cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan
aset atau pendapatan yang terlampau rendah atau sengaja mencatat
kewajiban dan belanja yang terlampau tinggi, sehingga Laporan

2.1.9

Keuangan Pemerintah Daerah tidak netral dan tidak andal.


dl.
Kendala Informasi Akuntansi Yang Relevan dan Andal
dm.
Menurut Sri Rahayu (2008:5-6) terdapat dua kendala yang

mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu


pertimbangan manfaat biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang
kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek
industri dan konservatisme.
dn.
Pertimbangan

manfaat

biaya

(cost

effectiveness).

Untuk

menghasilkan informasi yang relevan, andal, berdaya banding, dan konsisten


dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak
mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat biaya menjadi
masalah.
do.

Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item

terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan


dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi
atau mengubah penilaian seorang pemakai Laporan Keuangan. Baik faktor-faktor

30

kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah


suatu item material atau tidak.
dp.
Praktik industri (industries practices) sifat unik dari sejumlah
industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
dq.
Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka dipilih solusi
yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan
aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat
adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit, tidak
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
dr.
Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 pada lampiran E
dijelaskan bahwa kendala informasi yang relevan dan andal adalah setiap keadaan
yang tidak memungkinkan tercapainya kondisi ideal dalam mewujudkan
informasi akuntansi yang relevan dan andal dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah sebagai akibat adanya keterbatasan atau karena alasan-alasan tertentu.
Tiga hal yang mengakibatkan kendala dalam mewujudkan informasi akuntansi
yang relevan dan andal yaitu:
a. Materialitas
ds.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah walaupun idealnya memuat
segala informasi, tetapi hanya diharuskan memuat informasi yang
memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan yang dibuat
atas dasar informasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
b. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
dt.
Manfaat yang dihasilkan dari informasi yang dimuat dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, seharusnya melebihi dari biaya
yang diperlukan untuk penyusunan laporan tersebut. Oleh karena itu,

31

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tidak semestinya menyajikan


informasi yang manfaatnya lebih kecil dibandingkan dengan biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan
proses pertimbangan yang substansial. Biaya dimaksud juga tidak harus
dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.
c. Keseimbangan Antar Karakteristik Kualitatif
du. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk
mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan
normatif yang diharapkan dipenuhi oleh Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Kepentingan relatif antar karakteristik kualitatif dalam berbagai
kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan
tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan
masalah pertimbangan professional.
dv.
2.1.10 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
dw.
Menurut Harahap (2001:137-138) sifat dan keterbatasan Laporan
Keuangan adalah:
a. Laporan Keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat.
b. Laporan Keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu
c. Proses penyusunan laporan informasi tidak lepas dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang bersifat material
e. Laporan Keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian,
bila terdapat kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazim dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

32

f. Laporan Keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa


atau transaksi dari bentuk hukumnya.
g. Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan
pemakai Laporan Keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis
akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
tingkat kesuksesan antar perusahaan.
i. Informasi yang bersifat kualitatif

dan

fakta

yang

tidak

dapat

dikuantifikasikan umumnya diabaikan.


dx.
dy.
2.2 Kajian Umum tentang Keuangan Daerah
dz.Keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
Keuangan Negara. Dalam UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 01 Tahun 2004
juga mengatur mengenai Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana dimaksud merupakan sub sistem dari sistem pengelolaan Keuangan
Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah. Untuk lebih memperjelas mengenai pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah

mengeluarkan

produk

peraturan

yang

dijadikan

landasan

pelaksanaanya oleh Daerah berupa PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah.
ea.
2.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah
eb.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut. Ruang lingkup Keuangan Daerah meliputi :

33

1. Hak Daerah untuk memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta
melakukan peminjaman;
2. Kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah
dan membayar tagihan pihak ketiga;
3. Penerimaan Daerah;
4. Pengeluaran Daerah;
5. Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
daerah;
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam rangka

2.2.2

penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah dan/atau kepentingan umum.


ec.
Pengelolaan Keuangan Daerah
ed.
Menurut PP No. 58 Tahun 2005, definisi dari Pengelolaan

Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
Keuangan Daerah. Sesuai dengan definisi diatas, pada tahap perencanaan disusun
suatu estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial yaitu berupa APBD. APBD merupakan
instrument yang akan menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan
keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Untuk
menjamin agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar,
maka dalam PP No. 58 Tahun 2005 diatur landasan administratif dalam
Pengelolaan Anggaran Daerah yang mengatur antara lain prosedur dan teknis
penyelenggaraan yang harus diikuti secara tertib dan taat azas. Selain itu dalam
rangka disiplin anggaran maka penyusun anggaran baik pendapatan maupun

34

belanja juga harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya. Oleh
karenanya dalam proses penyusunan APBD Pemerintah Daerah harus mengikuti
prosedur administratif yang telah ditetapkan.
ee.
Reformasi dalam pengelolaan Keuangan Daerah telah melahirkan
paradigma baru dalam pengelolaan APBD yaitu pengelolaan APBD disusun
dengan pendekatan kinerja. Menurut Halim (2002:16) anggaran dengan
pendekatan kinerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang
ditetapkan. Penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja dalam lingkungan
Pemerintah salah satunya melalui pembentukan Badan Layanan Umum (BLU)
yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi dan efektifitas.
ef.
2.3 Kajian Umum tentang Badan Layanan Umum
2.3.1 Pengertian BLU dan BLUD
eg.
Pengertian atau definisi BLU diatur dalam pasal 1 angka 23 UU
No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan
Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pengertian ini
kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam pasal 1
angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(PPK-BLU) adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan

35

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan


mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
ini, sebagai pengecualian dari ketentuan Pengelolaan Keuangan Negara pada
umumnya. BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Asas
BLU sesuai Undang-undang No. 23 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
1. BLU
beroperasi
sebagai
unit
kerja
Kementrian
Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum

yang

pengelolaannya

berdasarkan

kewenangan

yang

didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.


2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan Kementrian
Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah dan karenanya status hukum
BLU tidak terpisahkan dari Kementrian Negara/Lembaga/Pemerintah
Daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung
jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum
yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang
dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya

oleh

Menteri/Pimpinan

Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan

36

6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta Laporan Keuangan dan Kinerja
Kementrian Negara/Lembaga/SKPD/Pemerintah Daerah
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
eh.

praktek bisnis yang sehat


Dalam Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah bahwa pengertian Badan


Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit
Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLUD dibentuk untuk memberikan layanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. PPK-BLUD bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah dan atau
Pemerintah Daerah dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 juga dijelaskan
bahwa asas BLUD adalah sebagai berikut:
1. BLUD beroperasi sebagai Perangkat Kerja Pemerintah Daerah untuk
tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien
sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya

37

dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh Kepala


Daerah
2. BLUD merupakan bagian dari Perangkat Pemerintah Daerah yang
dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan Pemerintah Daerah,
dengan status hukum tidak terpisah dari Pemerintah Daerah
3. Kepala Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan kepada BLUD
terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan
4. Pejabat pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan oleh Kepala Daerah
5. Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan efektivitas
dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kepada masyarakat tanpa
mengutamakan pencarian keuntungan
6. Rencana Kerja dan Anggaran serta Laporan Keuangan dan Kinerja
BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Rencana Kerja dan Anggaran serta Laporan Keuangan dan Kinerja
Pemerintah Daerah
7. Dalam menyelenggarakan
masyarakat,

2.3.2

BLUD

dan

diberikan

meningkatkan
fleksibilitas

layanan

dalam

kepada

pengelolaan

keuangannya.
ei.
Syarat-Syarat BLU dan BLUD
ej.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2005 dijelaskan bahwa

syarat-syarat BLU adalah sebagai berikut:


1. Suatu Satuan Kerja Institusi Pemerintah dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan administratif.

38

2. Persyaratan substantif terpenuhi apabila Instansi Pemerintah yang


bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan
dengan:
a. Penyediaan barang dan atau jasa layanan umum
b. Pengelolaan wilayah atau kawasan tertentu

untuk

tujuan

meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum


c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan
atau pelayanan kepada masyarakat
3. Persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak
dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana
direkomendasikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala SKPD
sesuai dengan kewenangannya
b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah
sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan
BLU
4. Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi Pemerintah yang
bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
a. Persyaratan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
b.
c.
d.
e.
f.

keuangan, dan manfaat bagi masyarakat


Pola tata kelola
Rencana strategi bisnis
Laporan keuangan pokok
Standar pelayanan minimum
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara

independen
5. Dokumen disampaikan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
SKPD untuk mendapatkan persetujuan sebelum disampaikan kepada
Menteri

Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota,

kewenangannya

sesuai

dengan

39

6. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administratif diatur dengan


peraturan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
ek.
el.
em.
en.

SYARAT-SYARAT BLU
eo.
ep.
1. Persyaratan
substantif:
eq.
er.
Penyelenggaraan layanan
Standar layanan Tarif layanan pengelolaan keuangan Tata kelola
es.Ketentuan lain
et.
umum
eu.
2. Persyaratan teknis: kinerja
ev.
3. Persyaratan administratif:
ew.
Gambar 2.1: Syarat-syarat BLU
ex.
dokumen-dokumen
ey. Penerapan PPK-BLUD pada SKPD
atau Unit Kerja, harus memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif
sesuai dengan Permendagri No. 61 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan substantif terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau
Unit Kerja bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan
umum yang menghasilkan semi barang atau jasa publik (quasipublic
goods). Pelayanan umum berhubungan dengan:
a. Penyediaan barang dan atau jasa layanan umum untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat. Penyediaan barang dan
atau jasa layanan umum, diutamakan untuk pelayanan kesehatan.
Penyediaan barang dan atau jasa layanan umum tidak berlaku bagi
pelayanan umum yang hanya merupakan kewenangan Pemerintah
Daerah karena kewajibannya berdasarkan peraturan perundang-

40

undangan. Pelayanan umum yang hanya merupakan kewenangan


Pemerintah Daerah antara lain: layanan pungutan pajak daerah,
layanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), layanan
pemberian izin mendirikan bangunan (IMB).
b. Pengelolaan wilayah atau kawasan tertentu

untuk

tujuan

meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum.


Pengelolaan wilayah atau kawasan tertentu antara lain kawasan
pengembangan ekonomi terpadu.
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan
atau pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan dana khusus antara
lain:
1. Dana bergulir untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
2. Dana perumahan
2. Persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi
Sekretaris Daerah untuk SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja.
Kriteria layak dikelola antara lain:
1. Memiliki potensi untuk meningkatkan

penyelenggaraan

pelayanan secara efektif, efisien, dan produktif


2. Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan
umum kepada masyarakat
b. Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat. Kriteria kinerja
keuangan yang sehat ditunjukkan oleh tingkat kemampuan
pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien
dalam membiayai pengeluaran.
3. Persyaratan administratif terpenuhi, apabila SKPD atau Unit Kerja
membuat dan menyampaikan dokumen yang meliputi:

41

a. Surat

pernyataan

pelayanan,

kesanggupan

keuangan,

dan

untuk

manfaat

meningkatkan

bagi

masyarakat.

kinerja
Surat

pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja untuk BLUDSKPD dibuat oleh kepala SKPD dan diketahui oleh Sekretaris
Daerah. Surat kesanggupan untuk meningkatkan kinerja untuk
BLUD-Unit Kerja dibuat oleh Kepala Unit Kerja dan diketahui oleh
Kepala SKPD.
b. Pola tata kelola. Pola tata kelola merupakan peraturan internal SKPD
atau Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD
c. Rencana strategis bisnis. Rencana strategis bisnis merupakan
rencana strategis lima tahunan yang mencangkup, antara lain
pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian
kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan
lima tahunan dari SKPD atau Unit Kerja. Rencana pencapaian lima
tahunan, merupakan gambaran program lima tahunan. Pembiayaan
lima tahunan, penanggung jawab program dan prosedur pelaksanaan
program.
d. Standar pelayanan minimal. Standar pelayanan minimal, memuat
batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus
dipenuhi oleh SKPD atau Unit kerja
e. Laporan keuangan pokok atau prognosa atau proyeksi laporan
keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Catatan Atas Laporan Keuangan

42

ez.

Laporan keuangan pokok dibuat melalui sistem akuntansi

yang berlaku pada Pemerintah Daerah. Prognosa atau proyeksi


laporan keuangan terdiri dari:
1. Prognosa atau proyeksi laporan operasional
2. Prognosa atau proyeksi neraca
fa.
Prognosa atau proyeksi Laporan Keuangan diperuntukkan
bagi SKPD atau Unit Kerja yang baru dibentuk, dengan berpedoman
pada standar akuntansi yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi
Akuntansi Indonesia.
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara
independen. Laporan audit terakhir, merupakan laporan audit atas
Laporan Keuangan tahun terakhir oleh auditor eksternal, sebelum
SKPD atau Unit Kerja diusulkan untuk menerapkan PPK-BLUD.
Dalam hal audit terakhir, jika belum bersedia, maka Kepala SKPD
atau Kepala Unit Kerja yang akan menerapkan PPK-BLUD
diwajibkan membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit secara
independen.
2.3.3

fb.
Pengelolaan Keuangan BLU dan BLUD
fc.
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2005 pola pengelolaan

keuangan BLU dalam hal ini perencanaan dan penganggaran BLU dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis lima tahunan dengan mengacu
kepada Rencana Strategis Kementrian Negara/Lembaga (Renstra-KL)
atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2. BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada Rencana
Strategis Bisnis.

43

3. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya


menurut jenis layanannya.
4. RBA BLU disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan
yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan
APBN/APBD
5. BLU mengajukan RBA kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
SKPD untuk dibahas sebagai bagian dari RKA-KL, rencana kerja dan
anggaran SKPD, atau Rancangan APBD
6. RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan biaya dari
keluaran yang akan dihasilkan
7. RBA BLU yang telah disetujui oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
SKPD diajukan kepada Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan
kewenangannya, sebagai bagian RKA-KL, rencana kerja dan anggaran
SKPD, atau Rancangan APBD.
8. Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, mengkaji
kembali standar biaya dan anggaran BLU dalam rangka pemrosesan
RKA-KL, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD
sebagai bagian dari mekanisme pengajuan dan penetapan APBN/APBD
9. BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar
penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.
fd.

BLU

menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan


praktek bisnis yang sehat. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan
dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib. Akuntansi dan Laporan
Keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
ditertibkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. Apabila standar akuntansi
belum ditetapkan atau belum bisa diterapkan, maka BLU dapat menerapkan

44

standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan Menteri


Keuangan. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan
ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya. Laporan Keuangan BLU setidak-tidaknya meliputi
Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan, disertai laporan mengenai kinerja. Laporan
Keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan
dalam Laporan Keuangan. Laporan Keuangan BLU disampaikan secara berkala
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota, sesuai dengan
kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/SKPD/Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan disampaikan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala SKPD serta kepada Menteri
Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, paling
lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan Keuangan BLU
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban
keuangan

Kementerian

Negara/Lembaga/SKPD/Pemerintah

Daerah.

Penggabungan Laporan Keuangan BLU pada Laporan Keuangan Kementerian


Negara/Lembaga/SKPD/Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit
oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
fe.
Sedangkan
menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 juga dijelaskan bahwa Laporan
Keuangan BLUD terdiri dari:

45

a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,


kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
b. Laporan Operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya
BLUD selama satu periode
c. Laporan Arus Kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan
aktivitas operasional, inventasi, dan aktivitas pendanaan dan atau
pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran
dan saldo akhir kas selama periode tertentu
d. Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Keuangan.
ff.
Laporan
Keuangan harus disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil/keluaran BLUD. Laporan Keuangan, diaudit oleh pemeriksa
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Setiap triwulan BLUDSKPD menyusun dan menyampaikan Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas
kepada PPKD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan
berakhir. Setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD wajib menyusun dan
menyampaikan Laporan Keuangan lengkap yang terdiri dari Laporan Operasional,
Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan disertai laporan
kinerja kepada PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan
berakhir. Setiap triwulan BLUD Unit Kerja menyusun dan menyampaikan
Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas kepada PPKD melalui Kepala SKPD,
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan berakhir. Setiap
semesteran dan tahunan BLUD Unit Kerja wajib menyusun dan menyampaikan

46

Laporan Keuangan lengkap yang terdiri dari Laporan Operasional, Neraca,


Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan disertai laporan kinerja
kepada PPKD melalui kepala SKPD untuk dikonsolidasikan ke dalam Laporan
Keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah
periode pelaporan berakhir. Penyusunan Laporan Keuangan, disusun untuk
kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah.
fg.
Maka dari itu,
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU), Rumah Sakit Umum Daerah diharapkan mampu
meningkatkan kinerja pelayanannya kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan bisnis yang sehat.
fh.
2.3.4 Ambang Batas Fleksibilitas BLU dan BLUD
fi.
Status Badan Layanan Umum (BLU) mengisyaratkan Rumah Sakit
Umum untuk lebih fleksibel dalam pengelolaan keuangan, antara lain dapat
langsung menggunakan seluruh PNBP dari pendapatan operasional BLU di luar
dana yang bersumber dari APBN, sesuai dengan RBA tanpa terlebih dahulu
disetorkan ke rekening Kas Negara. Anggaran fleksibel adalah belanja dapat
bertambah atau berkurang dari yang dianggarkan sepanjang pendapatan terkait
bertambah atau berkurang setidaknya proporsional. Berdasarkan PP No. 23 tahun
2005 pasal 15 pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah
pengeluaran yang berlaku dalam ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan

47

dalam Rencana Bisnis Anggaran. Belanja BLU yang melampaui ambang batas
fleksibilitas harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan/PPKD melalui
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya.
fj.
Berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Negara Nomor
PER-50/PB/2007, ambang batas belanja (anggaran fleksibel) yang ditetapkan
dalam Rencana Bisnis Anggaran adalah sebesar 10%, artinya realisasi belanja
Satuan Kerja Unit yang bersumber dari PNPB dapat melampaui anggaran belanja
dalam RBA sebesar 10%, apabila realisasi PNPB melebihi target yang ditentukan
dalam RBA minimal 10%. Seluruh fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU baru
bisa diterapkan ketika sebuah Satuan Kerja sudah berstatus BLU Penuh.
fk.
Rumah Sakit Umum Daerah yang berstatus BLUD tingkat Penuh
juga memberikan fleksibilitas dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, hal ini
seperti dijelaskan pada Permendagri No. 61 Tahun 2007 bahwa BLUD dengan
status Penuh dapat diberikan fleksibilitas pada batas-batas tertentu berkaitan
dengan jumlah dana yang dapat dikelola langsung, pengelolaan barang,
pengelolaan piutang, serta perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur
pengelolaan keuangan. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas pengeluaran biaya
BLUD, merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan
perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara
definitif. Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD, hanya berlaku untuk biaya
BLUD yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/APBD dan hibah terikat.
Ambang batas RBA dalam BLUD Penuh ditetapkan dengan besaran persentase.
Besaran persentase, ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan

48

operasional BLUD dan ditetapkan dalam RBA dan DPA-BLUD oleh PPKD.
Persentase ambang batas tertentu, merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi,
dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
fl.
2.4 Kerangka Konseptual
fm.
Penulisan laporan ini menyajikan proses penyusunan laporan
keuangan yang dilakukan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang
dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan ketentuan
mengenai Badan Layanan Umum seperti: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual sebagaimana
diuraikan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
fn. Gambar 2.2
fo. Bagan Kerangka Konseptual
fp.
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
fq.

Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan U
Penyusunan Laporan
Keuangan RSUD
Kanjuruhan
Kepanjen
PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.

PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

fr.

BAB III

fs. LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA


ft.
3.1 Gambaran Umum Objek Kuliah Kerja Mahasiswa
fu. Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen berdiri di atas tanah
seluas 32.000 m2 dengan rincian sebagai berikut:
1. Luas Bangunan
: 13.501 m2
2. Luas Lahan
: 3.214 Ha
3. Luas Halaman
: 4.110 m2
4. Luas Taman
: 17.302 m2
fv.
Standar kualitas yang dimiliki Rumah Sakit
Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen adalah sebagai berikut:
1. Akreditasi 16 Pelayanan Tingkat Penuh (26 Juli 2010 26 Juli 2013)
2. Sertifikasi ISO 9001: 2008
fw.
Cakupan wilayah dari RSUD Kanjuruhan
adalah seluruh kabupaten Malang terutama wilayah Malang Selatan dengan
jumlah penduduk 900.000 orang yang tersebar di 15 kecamatan. RSUD
Kanjuruhan memiliki 221 tempat tidur yang memberikan pelayanan melalui
Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Rawat Darurat serta pelayanan penunjang
lainnya seperti: Radiologi dan CT Scan, Hemodialisa, Laboratorium, Farmasi,
Instalasi Gizi, Instalasi Kedokteran dan Kehakiman.
fx.
fy.

49

50

3.1.1

Sejarah RSUD Kanjuruhan Kepanjen


4.1.1.
Pada kisaran

tahun

1952-1958

RSUD

Kanjuruhan Kepanjen merupakan Rumah Sakit pertolongan atau BKIA yang


dipimpin oleh dr. Artodibyo dengan jumlah Tempat Tidur hanya sebanyak 41 buah
serta karyawan sebanyak 30 orang dengan rincian 1 dokter, 4 paramedis dan 25
non medis. Pada tahun 1958-1966 berubah status menjadi Balai Kesehatan yang
dipimpin oleh pimpinan yang baru yaitu dr. Han Wi Sing dengan penambahan
karyawan pada karyawan non medis 10 orang sehingga total karyawannya
menjadi 40 orang. Tahun 1966-1971 berubah menjadi Puskesmas dengan
pimpinan dr. Hartono Wijaya dengan penambahan karyawan 5 orang menjadi 45
orang dengan rincian 2 dokter, 6 paramedis dan 38 non medis.
4.1.2.
Tahun
1971-1978
berubah

menjadi

Puskesmas Pembina dengan pimpinan dr. Ibnu Fadjar diikuti dengan jumlah
karyawan menjadi 69 orang (2 dokter, 7 paramedis dan 60 non medis). Tahun
1978-2001 perubahan status Puskesmas menjadi Rumah Sakit kelas C dengan
pimpinan dr. Tuti Hariyanto, sedangkan perubahan karyawan mulai dari 75 yang
akhirnya meningkat hingga 308 dengan rincian (21 dokter, 191 paramedis dan 96
non medis) dengan perubahan jumlah Tempat Tidur yang cukup signifikan
menjadi 143. Tahun 2001-2003 statusnya berubah lagi menjadi Badan Rumah
Sakit Daerah Kabupaten Malang dengan Direktur dr. Setyo Darmono, jumlah
Tempat Tidur tetap, akan tetapi terjadi penambahan jumlah karyawan dari 308
menjadi 339 orang. Tahun 2003-2004 perubahan pimpinan yaitu dr. April Mustiko
Rachmad, Sp.A. Tahun 2004-2008 perubahan pimpinan yaitu dr. Agus Wahyu
Arifin, MM, jumlah karyawan menjadi 483 orang, perubahan status menjadi

51

Badan Layanan Umum serta kelas Rumah Sakit menjadi Type B Non Pendidikan
dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 169 buah. Tahun 2008-2011 dipimpin oleh
dr. Lina Julianty Sp.M, MM, dengan jumlah karyawan menjadi 494 dengan
jumlah Tempat Tidur sebanyak 221 buah. Dan terjadi perubahan dalam hal
akreditasi Rumah sakit yaitu terakreditasi 16 Pelayanan Tingkat Penuh serta
tersertifikasi ulang ISO 9001:2008. Tahun 2011- sekarang yang menjadi
Direkturnya adalah dr. Harry Hartanto, MM dengan jumlah karyawan sebanyak
578 dengan jumlah Tempat Tidur tetap.
4.1.3.
Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
berstatus Badan Layanan Umum dengan dasar Peraturan Bupati Malang No. 31
Tahun 2005 tentang Rumah Sakit Daerah sebagai Badan Layanan Umum. Pada
tahun 2009 RSUD Kanjuruhan berubah statusnya menjadi BLUD Penuh setelah
dikeluarkannya Keputusan Bupati Malang No. 180/232/KEP/421.013/2009
tentang penetapan RSUD Kanjuruhan Kepanjen sebagai Satuan Kerja Badan
Layanan Umum Daerah (SKPD) yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) Penuh.
4.1.4.
1.1.2. Visi, Misi, dan Motto RSUD Kanjuruhan Kepanjen
4.1.5. Visi RSUD Kanjuruhan Kepanjen adalah menjadi Rumah Sakit
yang berkualitas dan mandiri dengan pelayanan paripurna tahun 2015. Makna dari
visi ini adalah:
a. Rumah Sakit yang berkualitas didefinisikan sebagai Rumah Sakit yang
mempunyai standar mutu pelayanan yang baik dan professional sesuai
dengan etika kesehatan dan pelayanan publik dengan mengedepankan
etika profesi yang berstandar dengan akreditasi yang didapat yaitu

52

Akreditasi 16 Pelayanan Tingkat Penuh serta tersertifikasi dengan ISO


9001:2008;
b. Rumah Sakit mandiri didefinisikan sebagai Rumah Sakit yang mampu
membiayai

sendiri

kebutuhan

operasional

pelayanan

dari

pendapatannya karena statusnya BLU;


c. Pelayanan kesehatan paripurna adalah sebagai penyelenggaraan
pelayanan kepada pasien yang menyeluruh dari segi pelayanan medis
maupun penunjang medis.
d. Tahun 2015 merupakan batasan tahun terakhir dalam pencapaian visi,
disesuaikan dengan RPJMD Kabupaten Malang dan Rencana Strategis
Bisnis RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
4.1.6.
Sedangkan Misi dari RSUD Kanjuruhan
Kepanjen adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya Rumah Sakit yang mendukung
upaya peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan
paripurna kepada masyarakat;
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan
masyarakat

secara cepat, tepat, nyaman dan terjangkau dengan

dilandasi etika profesi;


c. Mewujudkan pelayanan yang pro aktif dan perluasan jangkauan
pelayanan kepada masyarakat;
d. Mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional dengan
prinsip sosio ekonomi secara efektif dan efisien serta mampu berdaya
saing.
4.1.7.

Motto dari RSUD Kanjuruhan adalah

Kepuasan Anda adalah tujuan utama layanan kami. Disertai dengan adanya Icon
yang berbunyi Hospital Without Wall, dengan nilai yang dikedepankan adalah
cinta kasih, tulus ikhlas, kejujuran, professional, serta kebersamaan.

53

4.1.8.
mempunyai

RSUD
sebuah

paradigma

yang

Kanjuruhan
sangat

Kepanjen

mengedepankan

juga

Customer

Satisfaction yaitu Memberikan Pelayanan Maksimal KepadaMasyarakat Yang


Berpenghasilan Minimal.
4.1.9.
3.2 Pembahasan Masalah
3.2.1 Organisasi dan Sumber Daya Manusia
3.2.1.1 Stuktur Organisasi
4.1.10.
Penyusunan struktur organisasi dalam suatu badan usaha
bertujuan untuk mempermudah dan memperjelas hubungan antar unit atau bagian
dalam badan usaha tersebut, baik hubungan vertikal maupun horizontal. Dengan
adanya struktur organisasi tersebut, maka koordinasi dengan pelaksanaan tugas
dari setiap bagian atau unit dapat berjalan dengan lancar.
4.1.11.
Disamping itu, ada keuntungan mempunyai struktur
organisasi bagi suatu badan usaha, yaitu adanya pembagian kerja sehingga
pekerjaan yang akan dilakukan dapat lebih terarah serta tujuan yang akan dicapai
semakin jelas dan batasan kegiatan lebih mudah diketahui. Struktur organisasi
RSUD Kanjuruhan Kepanjen sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor
37 tahun 2008 adalah sebagai berikut:
4.1.12.
4.1.13.
4.1.14.
4.1.15.
4.1.16.
4.1.17.
4.1.18.
4.1.19.
4.1.20.
4.1.21.
4.1.22.
4.1.23.
4.1.24.
4.1.25.

LAMPIRAN PERATURAN BUPATIMALANG


NOMOR
: 37 TAHUN 2008
TANGGAL : 29 PEBRUARI 2008

Gambar 4.1
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN KEPANJEN
4.1.26.
4.1.27.

DIREKTUR

DEWAN PENGAWAS

Dr. HARRY HARTANTO, MM

KOMITE
MEDIK

KOMITE
KEPERAWATAN

SATUAN
PENGAWAS
INTERNAL

WAKIL DIREKTUR
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

Dr. Hadi Puspita

Dr. TUTIK WAHJUNI, M.Kes

STAF MEDIK
FUNGSIONAL

BIDANG
PELAYANAN MEDIK

BIDANG PELAYANAN
KEPERAWATAN

BIDANG SARANA DAN


PELAYANAN PENUNJANG

Dr. SUSILOWATI, MARS

SITI AFRIDA P, S.Kep.Ners

NANIK ENDANG MR, SE

BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BAGIAN
KEUANGAN

MOCH. SHONHADJI, SH

Dra. NUNUK SURYANDARI, M.Si

BAGIAN PERENCANAAN
PROGRAM, REKAM MEDIK,
EVALUASI & PELAPORAN,
HUMAS & PEMASARAN
ANISWATY AZIZ, SE

SUB BAGIAN
UMUM

SUB BAGIAN
PENERIMAAN
WINDARIYATI, SST

Plt. SEKSI
PELAYANAN MEDIK

SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN

SEKSI PELAYANAN
PENUNJANG

MULYADI, S.Sos

Drg. ARINI RAHAJENG

SRI SAJEKTI JS, AMK

SULASTRI, S.Si.Apt

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN
PENGELUARAN

YULIARTI, SH

SETYO UTOMO, SE

Plt. SUB BAGIAN


PERENCANAAN
PROGRAM
MUSRIYATUN, AMK
SUB BAGIAN REKAM
MEDIK EVALUASI &
PELAPORAN
SUMARNO, AKL

SEKSI MONITORING
DAN EVALUASI
PELAYANAN MEDIK

SEKSI MONITORING DAN


EVALUASI PELAYANAN
KEPERAWATAN

SEKSI MONITORING
DAN EVALUASI
SARANA
PENUNJANG

SUB BAGIAN
PERLENGKAPAN

SUB BAGIAN AKUNTANSI


DAN VERIFIKASI

ISMADI, S.Kep. Ners, M.Si

AGUSTINA ENDAH R, AMK

SUBAGYO, ST

NURHAYATI, SE

DEWI PANYULUHSARI, SE

Plt. SUB BAGIAN


HUMAS & PEMASARAN
SUWARNO

KETERANGAN:
--------------------------- Garis Koordinasi
Garis Komando

Sumber: RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang, 2012

INSTALASI
INSTALASI

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

INSTALASI
INSTALASI

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

71

55

3.2.1.2 Sumber Daya Manusia


4.1.28.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang perlu
mendapat perhatian demi kelangsungan hidup Rumah Sakit. Sebab segala
aktivitas Rumah Sakit didalam mencapai tujuan, tidak terlepas dari peran tenaga
kerja. RSUD Kanjuruhan memiliki total karyawan 578 orang dengan rincian
sebagai berikut:
4.1.29. Tabel 3.1
4.1.30. Ketenagaan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen
4.1.31.
4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.43.
4.1.44. NON MEDIS
I
4.1.50.
4.1.51. SD
1
4.1.57.
4.1.58. SMP
2
4.1.64.
4.1.65. SMA
3
4.1.71.
4.1.72. STM
4
4.1.78.
4.1.79. SMEA
5
4.1.85.
4.1.86. SMKK
6
4.1.92.
4.1.93. SMIP
7
4.1.99.
4.1.100.D 1 Keuangan
8
4.1.106.
4.1.107.D 1 Sekretaris
9
4.1.113.4.1.114.D 1 Komputer
1
Aplikasi Bisnis
dan Perkantoran
4.1.120.
4.1.121.D 1 Manajemen
1
Informatika
4.1.127.4.1.128.D 1 Informatika
1
dan teknik
komputer

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012

4.1.35.
JUML

4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.45. 4.1.46.

4.1.47.

4.1.48. 4.1.49.

4.1.52.
3
4.1.59.
9
4.1.66.
2

4.1.54.
1
4.1.61.
3

4.1.53.
0
4.1.60.
0

4.1.55. 4.1.56.
1
5
4.1.62. 4.1.63.
7
19
4.1.69.
4.1.67. 4.1.68.
3
4.1.70.
1
0
64
4.1.73. 4.1.74. 4.1.75. 4.1.76. 4.1.77.
7
1
0
6
14
4.1.80. 4.1.81. 4.1.82. 4.1.83. 4.1.84.
8
0
0
8
16
4.1.87. 4.1.88. 4.1.89. 4.1.90. 4.1.91.
6
0
0
2
8
4.1.94. 4.1.95. 4.1.96. 4.1.97. 4.1.98.
0
0
2
2
4.1.101.4.1.102. 4.1.103. 4.1.104.4.1.105.
2
1
1
1
5
4.1.108.4.1.109. 4.1.110. 4.1.111. 4.1.112.
0
0
0
1
1
4.1.115. 4.1.116. 4.1.117. 4.1.118. 4.1.119.
0
0
0
1
1
4.1.122.4.1.123. 4.1.124. 4.1.125.
4.1.126.
0
0
0
1
1
4.1.129.4.1.130. 4.1.131. 4.1.132.
4.1.133.
0
0
0
1
1

56

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.134.4.1.135.S 2 Magister
1
Administrasi
Publik
4.1.141.
1
4.1.142.S 1 Ekonomi
4.1.148.
4.1.149.S 1 Pendidikan
1
Matematika
4.1.155.
4.1.156.S 1 Pendidikan
1
Akuntansi
4.1.162.
4.1.163.S 1 Tehnik
1
Kimia
4.1.169.
4.1.170.S1 Tehnik
1
Industri
4.1.176.
4.1.177.S 1 Tehnik
1
Mesin
4.1.183.
4.1.184.S 1 Tehnik
2
Listrik
4.1.190.
2
4.1.191.S 1 Komputer
4.1.197.
2
4.1.198.S 1 Sospol
4.1.204.
2
4.1.205.S 1 Sosial
4.1.211.
2
4.1.212.D III Tehnik
4.1.218.
2
4.1.219.S 1 Tehnik
4.1.225.
2
4.1.226.D III ABA
4.1.232.4.1.233.D III
2
Manajemen

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012
4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.35.
JUML
4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.136.4.1.137. 4.1.138. 4.1.139.4.1.140.


2
0
0
0
2
4.1.143.4.1.144. 4.1.145. 4.1.146.
4.1.147.
9
2
0
7
18
4.1.150.4.1.151. 4.1.152. 4.1.153.4.1.154.
0
0
0
0
0
4.1.157.4.1.158. 4.1.159. 4.1.160.
4.1.161.
1
0
0
0
1
4.1.164.4.1.165. 4.1.166. 4.1.167.
4.1.168.
0
1
0
2
3
4.1.171.4.1.172. 4.1.173. 4.1.174.
4.1.175.
1
0
0
0
1
4.1.178.4.1.179. 4.1.180. 4.1.181.
4.1.182.
0
0
0
1
1
4.1.185.4.1.186. 4.1.187. 4.1.188.
4.1.189.
0
0
0
1
1
4.1.192.4.1.193. 4.1.194. 4.1.195.
4.1.196.
0
0
0
1
1
4.1.199.4.1.200. 4.1.201. 4.1.202.
4.1.203.
0
0
0
0
0
4.1.206.4.1.207. 4.1.208. 4.1.209.
4.1.210.
1
1
0
0
2
4.1.213.4.1.214. 4.1.215. 4.1.216.
4.1.217.
0
0
0
0
0
4.1.220.4.1.221. 4.1.222. 4.1.223.
4.1.224.
1
0
0
0
1
4.1.227.4.1.228. 4.1.229. 4.1.230.
4.1.231.
1
0
0
0
1
4.1.234.4.1.235. 4.1.236. 4.1.237.4.1.238.
0
0
0
1
1

57

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

Informatika
4.1.239.4.1.240.D III
2
Administrasi
Bisnis
4.1.246.
2
4.1.247.D III Pariwisata
4.1.253.
3
4.1.254.S 1 Hukum
4.1.260.
3
4.1.261.S 1 MIPA
4.1.267.
4.1.268.D III
3
Administrasi
4.1.274.
4.1.275.Jumlah I
4.1.281.
I
4.1.282.APOTEKER
4.1.288.4.1.289.Jumlah II
4.1.295.4.1.296.PARAMEDIS
I
NON
PERAWAT
4.1.302.
4.1.303.D 1 GIZI
1
4.1.309.
4.1.310.D III Gizi
2
4.1.316.
4.1.317.D IV Gizi
3
4.1.323.
4.1.324.S I Gizi
4
4.1.330.
4.1.331.S 2 Gizi
5
4.1.337.
4.1.338.SKM
6
4.1.344.4.1.345.D III Kes.
7
Lingk.
4.1.351.
4.1.352.S 1 Kes Lingk.
8

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012
4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.35.
JUML
4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.241.4.1.242. 4.1.243. 4.1.244.


4.1.245.
0
0
0
1
1
4.1.248.4.1.249. 4.1.250. 4.1.251.
4.1.252.
0
0
0
1
1
4.1.255.4.1.256. 4.1.257. 4.1.258.
4.1.259.
5
1
0
0
6
4.1.262.4.1.263. 4.1.264. 4.1.265.
4.1.266.
0
1
0
1
2
4.1.269.4.1.270. 4.1.271. 4.1.272.
4.1.273.
0
1
0
1
2
4.1.276.4.1.277.
4.1.279.
4.1.278.
8
1
8
4.1.280.
5
182
4.1.283.4.1.284. 4.1.285. 4.1.286.
4.1.287.
6
3
0
0
9
4.1.290.4.1.291. 4.1.292. 4.1.293.4.1.294.
6
3
5
0
9
4.1.297.4.1.298. 4.1.299. 4.1.300.
4.1.301.
4.1.304.4.1.305.
2
0
4.1.311. 4.1.312.
5
0
4.1.318.4.1.319.
3
0
4.1.325.4.1.326.
1
0
4.1.332.4.1.333.
1
0
4.1.339.4.1.340.
1
1
4.1.346.4.1.347.
4
1
4.1.353.4.1.354.
1
1

4.1.306.
0
4.1.313.
0
4.1.320.
0
4.1.327.
0
4.1.334.
0
4.1.341.
0
4.1.348.
0
4.1.355.
0

4.1.307.4.1.308.
0
2
4.1.314.4.1.315.
1
6
4.1.321.4.1.322.
0
3
4.1.328.4.1.329.
0
1
4.1.335.4.1.336.
0
1
4.1.342.4.1.343.
0
2
4.1.349.4.1.350.
0
5
4.1.356.4.1.357.
0
2

58

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012
4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.35.
JUML
4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.358.
4.1.359.D III Fisioterapi
9
4.1.365.
1
4.1.366.D I Farmasi

4.1.360.4.1.361. 4.1.362. 4.1.363.4.1.364.


3
0
0
0
3

4.1.372.
1
4.1.373.SMF

4.1.374.
4.1.375. 4.1.376. 4.1.377.4.1.378.
1
0
0
5
18

4.1.379.
1
4.1.380.D III Farmasi
4.1.386.
1
4.1.387.SMAK

4.1.367.4.1.368. 4.1.369. 4.1.370.4.1.371.


0
0
0
1
1

4.1.381.4.1.382. 4.1.383. 4.1.384.4.1.385.


2
1
0
2
5
4.1.388.4.1.389. 4.1.390. 4.1.391.4.1.392.
7
0
0
0
7

4.1.393.
4.1.394.S 1 Manajemen
1
Farmasi

4.1.395.4.1.396. 4.1.397. 4.1.398.4.1.399.


0
0
0
1
1

4.1.400.
4.1.401.D III Analis
1
Kesehatan

4.1.402.4.1.403. 4.1.404. 4.1.405.4.1.406.


7
2
0
1
10

4.1.407.
4.1.408.Pekarya
1
Rontgen

4.1.409.4.1.410. 4.1.411. 4.1.412.4.1.413.


0
0
0
0
0

4.1.414.
1
4.1.415.D III Radiologi
4.1.421.
4.1.422.D III Tehnik
1
Elektromedik
4.1.428.4.1.429.SPKU (Sekolah
1
Penjenang
Kes.Umum)
4.1.435.
2
4.1.436.Pekarya Atas

4.1.416.4.1.417. 4.1.418. 4.1.419.4.1.420.


5
0
0
1
6
4.1.423.4.1.424. 4.1.425. 4.1.426.4.1.427.
1
2
0
1
4
4.1.430.4.1.431. 4.1.432. 4.1.433.4.1.434.
0
0
0
0
0
4.1.437.4.1.438. 4.1.439. 4.1.440.4.1.441.
3
0
0
0
3

4.1.442.
4.1.443.D III Perekam
2
Medis

4.1.444.4.1.445. 4.1.446. 4.1.447.4.1.448.


0
4
0
2
6

4.1.449.
4.1.450.Jumlah III

4.1.451.4.1.452.
4.1.454.
4.1.453.
4.1.455.
5
1
1
0
86

4.1.456.
I
4.1.457.PARAMEDIS

4.1.458.4.1.459. 4.1.460. 4.1.461.


4.1.462.

59

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.463.
4.1.464.P 2 B
1
4.1.470.
4.1.471.BIDAN
2
4.1.477.
4.1.478.D III Bidan
3
4.1.484.
4.1.485.Perawat Gigi
4
4.1.491.4.1.492.D III Tehnik
5
Gigi
4.1.498.4.1.499.D III Perawat
6
Gigi
4.1.505.4.1.506.D 1 Asisten
7
Perawat
4.1.512.
4.1.513.SPK
8

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012

4.1.35.
JUML

4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.465.4.1.466.
3
0
4.1.472.4.1.473.
1
0
4.1.479.
4.1.480.
1
4

4.1.467.
0
4.1.474.
0

4.1.468.4.1.469.
0
3
4.1.475.4.1.476.
0
1

4.1.486.4.1.487.
2
0
4.1.493.4.1.494.
1
0
4.1.500.4.1.501.
1
0
4.1.507.4.1.508.
2
1
4.1.514.
4.1.515.
4
0

4.1.488.
0
4.1.495.
0
4.1.502.
0
4.1.509.
0

4.1.481. 4.1.482.4.1.483.
0
3
24
4.1.489.4.1.490.
0
2
4.1.496.4.1.497.
0
1
4.1.503.4.1.504.
0
1
4.1.510.4.1.511.
9
12

4.1.516. 4.1.517.4.1.518.
0
0
49

4.1.519.
4.1.520.Perawat Jiwa
9
4.1.526.
1
4.1.527.D III Perawat

4.1.521.4.1.522. 4.1.523. 4.1.524.4.1.525.


1
0
0
0
1
4.1.528.4.1.529.
4.1.531.
4.1.530.
4.1.532.
8
1
3
2
143

4.1.533.
4.1.534.D 4 Perawat
1
Pendidik

4.1.535.4.1.536. 4.1.537. 4.1.538.4.1.539.


1
0
0
0
1

4.1.540.
1
4.1.541.S 1 Keperawatan
4.1.547.
1
4.1.548.S 1 Psikologi
4.1.554.
1
4.1.555.D 1 PTTD
4.1.561.
4.1.562.Jumlah IV
4.1.568.
4.1.569.MEDIS
V
4.1.575.4.1.576.S 1 Dokter
1
Umum

4.1.542.4.1.543. 4.1.544. 4.1.545.4.1.546.


3
6
0
0
9
4.1.549.4.1.550. 4.1.551. 4.1.552.4.1.553.
1
0
0
0
1
4.1.556.4.1.557. 4.1.558. 4.1.559.4.1.560.
0
0
0
2
2
4.1.563.4.1.564.
4.1.566.
4.1.565.
4.1.567.
1
2
5
2
250
4.1.570.4.1.571. 4.1.572. 4.1.573.4.1.574.
4.1.577.
4.1.578. 4.1.579. 4.1.580.4.1.581.
1
4
1
1
18

60

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.582.
4.1.583.Spesialis Mata
2
4.1.589.4.1.590.Spesialis
3
Anestesi
4.1.596.4.1.597.Spesialis Peny.
4
Dalam
4.1.603.
4.1.604.Spesialis Anak
5
4.1.610.
4.1.611.Spesialis Obgyn
6
4.1.617.
4.1.618.Spesialis Bedah
7
4.1.624.4.1.625.Spesialis
8
Radiologi
4.1.631.4.1.632.Spesialis Kulit
9
& Kelamin
4.1.638.
4.1.639.Spesialis
1
Pathologi Klinik
4.1.645.
1
4.1.646.Spesialis Paru
4.1.652.
1
4.1.653.Spesialis Syaraf
4.1.659.
1
4.1.660.Spesialis THT
4.1.666.
4.1.667.Dokter Gigi
1
Umum
4.1.673.
1
4.1.674.Spesialis Ort
4.1.680.
1
4.1.681.Spesialis Prost.

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012

4.1.35.
JUML

4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.584.4.1.585.
1
2
4.1.591.4.1.592.
3
0
4.1.598.4.1.599.
1
1
4.1.605.4.1.606.
0
0
4.1.612.4.1.613.
3
0
4.1.619.4.1.620.
3
0
4.1.626.4.1.627.
1
0
4.1.633.4.1.634.
1
0

4.1.586.
0
4.1.593.
0
4.1.600.
0
4.1.607.
0
4.1.614.
0
4.1.621.
0
4.1.628.
0
4.1.635.
0

4.1.587.4.1.588.
0
3
4.1.594.4.1.595.
0
3
4.1.601.4.1.602.
1
3
4.1.608.4.1.609.
1
1
4.1.615.4.1.616.
0
3
4.1.622.4.1.623.
0
3
4.1.629.4.1.630.
0
1
4.1.636.4.1.637.
0
1

4.1.640.4.1.641. 4.1.642. 4.1.643.4.1.644.


2
0
0
0
2
4.1.647.4.1.648. 4.1.649. 4.1.650.4.1.651.
1
0
0
1
2
4.1.654.4.1.655. 4.1.656. 4.1.657.4.1.658.
1
0
0
0
1
4.1.661.4.1.662. 4.1.663. 4.1.664.4.1.665.
1
0
0
0
1
4.1.668.4.1.669. 4.1.670. 4.1.671.4.1.672.
3
0
0
0
3
4.1.675.4.1.676. 4.1.677. 4.1.678.4.1.679.
1
0
0
0
1
4.1.682.4.1.683. 4.1.684. 4.1.685.4.1.686.
1
0
0
0
1

4.1.687.
4.1.688.Spesialis
1
Konservasi Gigi

4.1.689.4.1.690. 4.1.691. 4.1.692.4.1.693.


1
0
0
0
1

4.1.694.
4.1.695.Spesialis
1
Ortopedi

4.1.696.4.1.697. 4.1.698. 4.1.699.4.1.700.


1
1
0
0
2

61

4.1.32.
N

4.1.33. JENIS
PENDIDIKAN

4.1.701.
4.1.702.Spesialis Bedah
1
Syaraf
4.1.708.
4.1.709.Jumlah V
4.1.715.4.1.716.Jumlah I, II,
III, IV, V

4.1.34. PER 31
JANUARI 2012
4.1.38. 4.1.39.
P
C

4.1.40.
P

4.1.35.
JUML
4.1.41.
4.1.42.
P

4.1.703.
4.1.704. 4.1.705. 4.1.706.
4.1.707.
1
0
0
1
4.1.710.
4.1.711. 4.1.712. 4.1.713.4.1.714.
3
9
1
4
51
4.1.717.4.1.718.
4.1.720.
4.1.719.
4.1.721.
3
6
1
8
578

4.1.722. Sumber: RSUD Kanjuruhan 2012

3.2.2

4.1.723.
Proses Penyusunan Laporan Keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kepanjen
4.1.724. Proses Penyusunan Laporan Keuangan di Rumah Sakit
Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen sudah sesuai dengan siklus
akuntansi seperti yang tertuang dalam PP No. 24 Tahun 2005 dan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang di kembangkan lagi dengan
Permendagri No. 59 Tahun 2007 dan diperbarui lagi dengan Permendagri
No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
pada intinya menyebutkan bahwa Laporan Keuangan Daerah disusun
untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu
periode pelaporan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terutama
digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai
efektivitas dan efisiensi Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan

62

ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Proses Pelaporan


dan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai dengan Penatausahaan di PPKSKPD dan PPKD (akuntansi) dapat dijelaskan dengan siklus sebagai
berikut:
4.1.725.
4.1.726.
4.1.727.
4.1.728.
4.1.729.
4.1.730.
4.1.731. PENATAUSAHAAN DI PPK-SKPD DAN PPKD
(AKUNTANSI)
4.1.732.
Catatan

Dokumen

Laporan

4.1.733.
Pencatatan
& penggolongan
SP2D-LS
& SPJ
Buku Jurnal

Buku Besar
Laporan Keuangan
Peringkasan
Pelaporan

4.1.734.
4.1.735.

Kertas Kerja

4.1.736.
Buku Pembantu

4.1.737.
4.1.738.
4.1.739.

Buku Jurnal Penerimaan


Kumpulan Rekening
Kas
(ringkasanLaporan
dan rincian)
Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan

Bukti Penerimaan Kas Buku Jurnal Pengeluaran Kas


4.1.740.
Bukti
Pengeluaran Kas Buku Jurnal Umum
Bukti Memorial

4.1.741.
4.1.742.

Kebijakan Akuntansi

4.1.743.
4.1.744.
4.1.745.

Gambar 3.2. Siklus Proses


Penyusunan Laporan Keuangan
4.1.746.

63

4.1.747.

Seperti dalam siklus akuntansi

tersebut, setelah menerima dokumen dari pemerintahan daerah yaitu


seperti dokumen SP2D-LS dan SPJ yang merupakan Bukti Penerimaan
Kas yang diterima oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kepanjen, Bukti Penerimaan Kas diterima sebagai bukti transaksi kas
masuk oleh Bagian Keuangan RSUD Kanjuruhan Kepanjen dan
digolongkan dan ditransaksikan kedalam Buku Jurnal Penerimaan Kas.
Berikut contoh format Buku Jurnal Penerimaan Kas sesuai dengan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang diaplikasikan di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen yang berstatus BLUD Penuh:
4.1.748.
4.1.749.
4.1.750.
4.1.751.
4.1.752.
4.1.753.
4.1.754.
4.1.755.
4.1.756.
4.1.757. Gambar 3.3. Contoh Buku Jurnal Penerimaan Kas
4.1.758.
4.1.759. Cara Pengisiannya adalah sebagai berikut:
1. Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi penerimaan kas
2. Kolom 2 diisi dengan nomor STS/Nota Kredit atau bukti penerimaan
lainnya yang sah.

64

3. Kolom 3 diisi dengan kode rekening pendapatan dan atau pembiayaan


penerimaan atau kode rekening lainnya (rincian obyek)
4. Kolom 4 diisi dengan uraian nama rekening pendapatan dan atau
pembiayaan penerimaan atau kode rekening lainnya (rincian obyek).
5. Kolom 5 diisi dengan tanda checklist disesuaikan dengan nomor
dokumen sumber dan pada saat posting ke Buku Besar.
4.1.760.
6. Kolom 6 diisi dengan jumlah penerimaan kas.
7. Kolom 7 diisi dengan jumlah akumulasi penerimaan kas.
4.1.761. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen

meliputi serangkaian proses baik manual ataupun terkomputerisasi

mulai pencatatan, pengikhtisaran atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan penerimaan kas yang diterima oleh RSUD Kanjuruhan
Kepanjen. Bagian yang terkait pada prosedur akuntansi penerimaan kas di RSUD
Kanjuruhan

Kepanjen

dilaksanakan

oleh

Bagian

Keuangan

RSUD

Kanjuruhan Kepanjen yaitu Sub Bagian Penerimaan. Dokumen (dokumen


sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan pada prosedur akuntansi
penerimaan kas di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, terdiri atas:
1. Surat Ketepatan Pajak Daerah (SKP-Daerah)
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
3. Surat Tanda Setoran (STS)
4. Bukti Transfer atas transfer penerimaan daerah
5. Nota Kredit Bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk
6. Buku Jurnal penerimaan kas yang mencatat dan menggolongkan semua
transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas
7. Buku Besar yang mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau
kejadian selain kas dari Jurnal Penerimaan Kas ke dalam Buku Besar
untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja
dan pembiayaan.

65

8. Buku Besar Pembantu yang mencatat transaksi-transaksi dan kejadian


yang berisi rincian item Buku Besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.
4.1.762. Laporan yang dihasilkan dari Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran Rumah Sakit
2. Neraca Rumah Sakit
3. Catatan Atas Laporan Keuangan Rumah Sakit
4.1.763. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas terdiri atas fungsi Akuntansi
yang dikelola, dievaluasi serta dilaporkan pada SKPD yang berstatus BLUD
Penuh. Sub Bagian Penerimaan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen berdasarkan
bukti transaksi penerimaan kas mencatat ke dalam Jurnal Penerimaan Kas, disertai
uraian rekening-lawan asal penerimaan kas dimaksud. Bukti transaksi penerimaan
kas mencangkup antara lain:
a. Surat Tanda Setoran
b. Bukti Transfer
c. Nota Kredit
d. Bukti Penerimaan Lainnya
4.1.764. Sub Bagian Penerimaan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen secara
periodik atau berkala melakukan posting dari Buku Jurnal ke Buku Besar. Jika
dianggap perlu, Sub Bagian Penerimaan dapat membuat Buku Besar Pembantu
yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol Buku Besar. Pencatatan ke dalam
Buku Jurnal Penerimaan Kas, Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
dilaksanakan oleh Sub Bagian Penerimaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.
4.1.765. Dalam pengelolaan anggaran dan transaksi yang dilakukan oleh
RSUD Kanjuruhan kepanjen dalam hal ini adalah melakukan transaksi belanja
untuk memenuhi kebutuhan operasional di RSUD Kanjuruhan Kepanjen yang
dipergunakan untuk menunjang pelayanan, maka bukti-bukti transaksi tersebut

66

dimasukkan dan dicatat dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas. Berikut contoh
format Buku Jurnal Pengeluaran Kas sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun
2006 yang diaplikasikan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen yang berstatus BLUD
Penuh:
4.1.766.
4.1.767.
4.1.768.
4.1.769.
4.1.770.
4.1.771.
4.1.772.
4.1.773.
4.1.774.

4.1.775.
4.1.776. Gambar 3.4. Contoh Buku Jurnal Pengeluaran Kas
4.1.777.
4.1.778.
4.1.779.
4.1.780. Cara pengisiannya adalah sebagai berikut :
1. Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi pengeluaran kas
2. Kolom 2 diisi dengan nomor SP2D/Nota Debet atau Bukti Pengeluaran
Lainnya yang sah
3. Kolom 3 diisi dengan kode rekening belanja dan atau pembiayaanpengeluaran atau kode rekening lainnya (rincian obyek).
4. Kolom 4 diisi dengan uraian nama rekening belanja dan atau
pembiayaan-pengeluaran atau kode rekening lainnya (rincian obyek)
5. Kolom 5 diisi dengan tanda checklist disesuaikan dengan nomor
dokumen sumber dan pada saat posting ke Buku Besar.

67

6. Kolom 6 diisi dengan jumlah pengeluaran kas


7. Kolom 7 diisi dengan jumlah akumulasi pengeluaran kas.
4.1.781. Prosedur akuntansi pengeluaran kas di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen meliputi serangkaian proses baik manual ataupun terkomputerisasi
mulai pencatatan, pengkhtisaran atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan pengeluaran kas yang dilakukan oleh RSUD Kanjuruhan
Kepanjen. Bagian yang terkait pada prosedur akuntansi pengeluaran kas di RSUD
Kanjuruhan

Kepanjen

dilaksanakan

oleh

Bagian

Keuangan

RSUD

Kanjuruhan Kepanjen yaitu Sub Bagian Pengeluaran. Dokumen (dokumen


sumber dan dokumen pendukung) yang digunakan pada prosedur akuntansi
pengeluaran kas di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, terdiri atas:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi
2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh
pengguna anggaran untuk mengajukan surat perintah pencairan dana
yang akan diterbitkan oleh bendahara umum atau kuasa bendahara
umum.
3. Kuitansi Pembayaran dan Bukti Penerimaan Lainnya sebagai tanda
bukti pembayaran.
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh bendahara umum atau kuasa bendahara umum untuk
5.
6.
7.
8.
9.

mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.


Bukti Transfer atas transfer pengeluaran dana atau anggaran
Nota Debet Bank
Buku Jurnal Pengeluaran Kas
Buku Besar
Buku Besar Pembantu

68

4.1.782. Laporan yang dihasilkan dari prosedur akuntansi pengeluaran kas


di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen, terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran Rumah Sakit
2. Neraca Rumah Sakit
3. Catatan Atas Laporan Keuangan Rumah Sakit
4.1.783. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas terdiri atas fungsi Akuntansi
yang dikelola, dievaluasi serta dilaporkan pada SKPD yang berstatus BLUD
Penuh. Sub Bagian Pengeluaran di RSUD Kanjuruhan Kepanjen berdasarkan
bukti transaksi pengeluaran kas mencatat ke dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Bukti
transaksi pengeluaran kas mencangkup antara lain:
a. Surat perintah pencairan dana (SP2D)
b. Bukti transfer
c. Nota debet
d. Bukti pengeluaran lainnya.
4.1.784.
Sub Bagian Pengeluaran di RSUD Kanjuruhan Kepanjen
secara periodik atau berkala melakukan posting dari Buku Jurnal ke Buku Besar.
Jika dianggap perlu, Sub Bagian Pengeluaran dapat membuat Buku Besar
Pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol Buku Besar. Pencatatan ke
dalam Buku Jurnal Pengeluaran Kas, Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
dilaksanakan oleh Sub Bagian Pengeluaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.
4.1.785.
Selain mencatat Bukti Penerimaan dan Bukti Pengeluaran
Kas yang di catat dan diposting ke dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas dan Buku
Jurnal Pengeluaran Kas, Bagian Keuangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen juga
mencatat Bukti Selain Kas yaitu Bukti Memorial yang kemudian diposting ke
dalam Jurnal Umum. Berikut contoh format Buku Jurnal Umum sesuai dengan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang diaplikasikan di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen yang berstatus BLUD Penuh:
4.1.786.

69

4.1.787.
4.1.788.
4.1.789.
4.1.790.
4.1.791.
4.1.792.
4.1.793.
4.1.794.
4.1.795.
4.1.796.
4.1.797.
4.1.798.

4.1.799. Gambar 3.5. Contoh Buku Jurnal Umum


4.1.800.
4.1.801.

Cara pengisiannya adalah sebagai berikut :

1. Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi Penerimaan Kas, Pengeluaran


Kas dan transaksi selain kejadian non kas yang didasarkan pada
tanggal nota kredit/nota debet/rekening Koran dari bank atau bukti
transaksi atau kejadian lainnya.
2. Kolom 2 diisi dengan nomor bukti misalnya nomor SPJ, Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), atau bukti lainnya
yang sah.
3. Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi atau kejadian atas aset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan atau pembiayaan
4. Kolom 4 diisi dengan tick mark (kode tertentu) yang menyatakan
bahwa transaksi atau kejadian Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas atau
transaksi selain kas telah di cross check dengan Buku Besar.

70

5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah


6. Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah
4.1.802.
Prosedur akuntansi selain kas di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen meliputi serangkaian proses baik manual ataupun terkomputerisasi
mulai pencatatan, pengikhtisaran atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan transaksi dan atau kejadian selain kas di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen. Prosedur akuntansi selain kas di RSUD Kanjuruhan Kepanjen sesuai
dengan Penatausahaan di PPK-SKPD dan PPKD (Akuntansi) adalah sebagai
berikut:
1. Pengesahan

pertanggungjawaban

pengeluaran

(pengesahan

spj)

merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme


uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan.
2. Koreksi kesalahan pencatatan merupakan koreksi atas kesalahan
pencatatan yang telah dicatat dalam Buku Jurnal dan telah diposting ke
Buku Besar.
3. Penerimaan atau pemberian hibah selain kas merupakan Penerimaan
atau Pengeluaran sumber ekonomi non kas yang merupakan
pelaksanaan APBD, yang mengandung konsekuensi ekonomi bagi
Pemerintah Daerah.
4. Pembelian secara kredit merupakan transaksi pembelian barang atau
aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
5. Retur pembelian kredit merupakan pengembalian barang atau aset
tetap yang telah dibeli secara kredit.
6. Pemindahtanganan atas aset tetap atau barang milik daerah tanpa
konsekuensi kas merupakan pemindahtanganan aset tetap pada pihak
ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.

71

7. Penerimaan aset tetap atau barang milik daerah tanpa konsekuensi kas
merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar
(ruilslaag) dengan pihak ketiga.
4.1.803.

Dokumen yang digunakan pada sistem dan prosedur

selain akuntansi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, terdiri atas:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ)


Berita acara penerimaan barang
Surat keputusan penghapusan barang
Surat pengiriman barang
Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD)
Berita acara pemusnahan barang
Berita acara serah terima barang
Berita acara penilaian
Bukti memorial merupakan dokumen untuk mencatat transaksi atau

kejadian selain kas sebagai dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.


10. Buku Jurnal Umum merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi
atau kejadian yang tidak dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas maupun
Jurnal Pengeluaran Kas
11. Buku besar
12. Buku besar pembantu
4.1.804.
Laporan yang dihasilkan dari rangkaian pencatatan
transaksi dari Akuntansi Selain Kas di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, terdiri
atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran Rumah Sakit
2. Neraca Rumah Sakit
3. Catatan atas Laporan Keuangan Rumah Sakit.
4.1.805.
Prosedur Akuntansi Selain Kas yang ada di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen terdiri atas:
1. Transaksi atau kejadian selain kas, terdiri atas:
a. Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ)
b. Koreksi kesalahan pencatatan
c. Penerimaan donasi selain kas
d. Pembelian secara kredit

72

e. Retur pembelian kredit


f. Pelepasan hak atas aktiva tetap tanpa konsekuensi kas
g. Penerimaan aktiva tanpa konsekuensi kas
2. Bagian Keuangan RSUD Kanjuruhan Kepanjen berdasarkan bukti
transaksi atau kejadian mencatat ke dalam bukti memorial
3. Bagian Keuangan RSUD Kanjuruhan Kepanjen berdasarkan bukti
memorial mencatat ke dalam Buku Jurnal Umum
4. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ)
b. Berita acara penerimaan barang
c. Surat keputusan penghapusan barang
d. Surat pengiriman barang
e. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD)
f. Berita acara pemusnahan barang
g. Berita acara serah terima barang
h. Berita acara penilaian
5. Bagian Keuangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen secara periodik
atau berkala melakukan posting ke dalam Buku Besar.
6. Jika dianggap perlu Bagian Keuangan di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen dapat membuat Buku Besar Pembantu yang berfungsi
sebagai rincian Buku Besar dan kontrol
7. Pencatatan ke dalam Buku Jurnal Umum, Buku Besar dan Buku Besar
Pembantu

dilaksanakan

oleh

Bagian

Keuangan

di

RSUD

Kanjuruhan Kepanjen sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang


telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.
4.1.806.
Pada proses penyusunan Laporan Keuangan di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen pencatatan dilakukan secara kronologis sesuai dengan
terjadinya transaksi atau kejadian keuangan. Transaksi atau kejadian keuangan
yang telah dicatat dalam Buku Jurnal selanjutnya secara periodik diposting
kedalam Buku Besar sesuai dengan rekening berkenaan. Setiap akhir periode
semua Buku Besar ditutup sebagai dasar penyusunan Laporan Keuangan. Buku
Besar dapat dilengkapi dengan Buku Besar Pembantu sebagai alat uji silang dan

73

kelengkapan informasi rekening tertentu. Setelah Buku Besar ditutup selanjutnya


disusun Neraca Saldo dengan ketentuan jumlah debet dan kredit harus sama.
4.1.807.
Selanjutnya dalam rangkaian penyusunan laporan keuangan
di RSUD Kanjuruhan Kepanjen adalah menyusun Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
4.1.808.
Berikut ini adalah hasil output Penyusunan Laporan
Keuangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen:
4.1.809.
4.1.810.
4.1.811.
4.1.812.
4.1.813.
4.1.814.
4.1.815.
4.1.816.
4.1.817.
4.1.818.
1. Laporan Realisasi Anggaran RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten
Malang untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2010 (setelah
koreksi/Audited).
4.1.819.

4.1.821.

No Urut
4.1.824.

4.1.820.

4.1.825. PENDAPATAN
4.1.830. PENDAPATAN ASLI

1.1
4.1.834.

DAERAH

1.1.1

2.
4.1.848.
2.1
4.1.853.
2.1.1
4.1.858.
2.1.2
4.1.863.
2.2

Realisas

4.1.823.

4.1.826.

34.000.0

4.1.827.

37.249.4

urang
4.1.828. (3.249.4

4.1.831.

00.000,00
34.000.0

4.1.832.

77.897,29
37.249.4

4.1.833.

77.897,29)
(3.249.4

Lain-lain Pendapatan Asli

4.1.836.

00.000,00
34.000.0

4.1.837.

77.897,29
37.249.4

4.1.838.

77.897,29)
(3.249.4

4.1.840.

00.000,00
34.000.0

4.1.841.

77.897,29
37.249.4

4.1.842.

77.897,29)
(3.249.4

4.1.845.

00.000,00
59.605.7

4.1.846.

77.897,29
69.221.2

4.1.847.

77.897,29)
(9.615.5

4.1.850.

19.000,00
38.806.9

4.1.851.

43.718,39
49.032.4

4.1.852.

24.718,39)
(10.225.

4.1.855.

11.710,00
20.710.0

4.1.856.

07.518,39
25.035.2

495.808,39)
4.1.857. (4.325.1

4.1.860.

81.710,00
18.096.8

4.1.861.

39.444,76
23.997.1

4.1.862.

57.734,76)
(5.900.3

4.1.865.

30.000,00
20.798.8

4.1.866.

68.073,63
20.188.8

4.1.867.

38.073,63)
609.971.

Daerah yang Sah

4.1.839.
4.1.843.

4.1.822.

Uraian

1.
4.1.829.

4.1.835.

Anggara

JUMLAH PENDAPATAN

4.1.844.
4.1.849.
4.1.854.
4.1.859.
4.1.864.

BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
BELANJA MODAL

07.290,00

36.200,00

Lebih/K

090,00

74

4.1.819.
No Urut
4.1.868.

4.1.821.
4.1.820.

Anggara

Uraian

4.1.822.

Realisas

4.1.823.

Lebih/K

urang

4.1.871. 0,00
4.1.876. 18.527.2

4.1.872. 0,00
4.1.877. 497.491.

4.1.869.

Belanja Tanah

4.1.874.

Belanja Peralatan dan

4.1.870. 0,00
4.1.875. 19.024.7

2.2.2
4.1.878.

Medis
4.1.879.

Belanja Gedung dan

4.1.880.

2.2.3
4.1.883.

Bangunan
4.1.884. Belanja Jalan, Irigasi, dan

2.2.4
4.1.888.

Jaringan
4.1.889. Belanja Aset Tetap

4.1.885.

0,00

4.1.886.

0,00

4.1.887.

0,00

2.2.5
4.1.893.

Lainnya

4.1.890.

0,00

4.1.891.

0,00

4.1.892.

0,00

2.2.1
4.1.873.

2.2.6

4.1.894.
4.1.898.

Belanja Aset Lainnya

JUMLAH BELANJA

4.1.902.

4.1.906.

Surplus/Defisit

16.290,00
1.774.09

4.1.881.

1.000,00

4.1.895. 0,00
4.1.899. 59.605.7
4.1.903.

25.200,00
1.661.61

4.1.882.

090,00
112.480.

1.000,00

4.1.896. 0,00
4.1.900. 69.221.2

19.000,00
(25.605.

4.1.904.

719.000,00)

43.718,39
(31.971.

000,00

4.1.897. 0,00
4.1.901. (9.615.5
4.1.905.

765.021,10)

24.718,39)
6.366.04
6.821,10

Sumber: RSUD Kanjuruhan 2012

4.1.907.

Tabel 3.2. Laporan Realisasi Anggaran


4.1.908.
4.1.909.
4.1.910.
4.1.911.
4.1.912.
4.1.913.
2. Neraca RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang per 31 Desember
tahun 2010 dan tahun 2009 (setelah koreksi/Audited).
4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

(Penurunan)

Uraian

4.1.920.

4.1.922.

ASET

4.1.923.

4.1.924.

4.1.925.

4.1.927.

ASET LANCAR

4.1.928.

4.1.929.

4.1.930.

4.1.932.

Kas

4.1.933.

4.1.921.

J
u

Kenaikan

T
a

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

4.1.934.

4.1.935.

4.1.926.
4.1.931.
4

4.1.936.

75

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

u
.

4
4

4
4.1.940.

.
6

4.1.921.

Piutang BLU

J
u

4.1.937.

4.1.920.

4.1.938.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

5,61

4
.

4.1.939.

4.1.941.
61.34

76

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

4.1.947.

Jumlah Aset
Lancar

4.1.948.

4.1.944.

Persediaan

4.1.921.

4.1.942.

J
u

4.1.920.

4.1.943.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

u
1

4.1.946.

11,31

6
1

4.1.949.

0
1

4.1.945.

4.1.950.

4.1.951.
50,84

77

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

4.1.958.

4.1.957.

4.1.962.

Tanah

Peralatan dan
Mesin

u
6

4.1.963.

4.1.954.
4.1.959.

4.1.921.

4.1.953.

J
u

Aset Tetap

4.1.920.

4.1.952.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

6
4.1.956.

4.1.955.
5

4.1.961.

0,00

0
3

4.1.964.

0
1

4.1.960.

4.1.965.

4.1.966.
104,3

78

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

u
0

0
4

4.1.969.

0
2

4.1.921.

4.1.972.

J
u

4.1.967.

4.1.920.

4.1.968.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

4.1.970.

0
1

Gedung dan

4.1.971.

Bangunan

75,90

Jalan, Irigasi, dan


Jaringan

4.1.973.

0
3

4.1.974.

0
3

4.1.975.

0
0

4.1.976.
0,00

79

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

4.1.982.

Jumlah Aset
Tetap

4.1.983.

u
9

0
4.1.979.

Aset Tetap Lainnya

4.1.921.

4.1.977.

J
u

0
5

4.1.920.

4.1.978.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

0
5

4.1.981.

0,00

0
5

4.1.984.

0
2

4.1.980.

4.1.985.

4.1.986.
69,23

80

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

u
0

4.1.992.

KEWAJIBAN DAN

4.1.997.

EKUITAS
Kewajiban
Jangka Pendek

4.1.1002. Utang Perhitungan


Pihak Ketiga
4.1.1007. Utang Jangka
Pendek Lainnya

4.1.989.

0
4

JUMLAH ASET

4.1.921.

4.1.987.

J
u

0
6

4.1.920.

4.1.988.

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

0
4.1.990.

0
2

4.1.991.
64,41

4.1.996.

4.1.993.

4.1.994.

4.1.995.

4.1.998.

4.1.999.

4.1.1000.

4.1.1003. 0

4.1.1004. 0

4.1.1005. 0

0
4.1.1008. 6

0
4.1.1009. 5

0
4.1.1010. 5

4.1.1001.

4.1.1006.
0,00
4.1.1011.
9,79

81

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

m
l

u
.

3
4.1.1013. 6

5
4.1.1014. 5

4.1.1015. 5

4.1.1012. Jumlah Kewajiban


Jangka Pendek

4.1.921.

J
u

Lancar
4.1.1022. Sisa Lebih

4.1.920.

4.1.1017. Ekuitas Dana

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

4.1.1016.
9,79

4.1.1021.

4.1.1018.

4.1.1019.

4.1.1020.

4.1.1023. 9

4.1.1024. 8

4.1.1025. 4

Pembiayaan

Anggaran (SILPA)

4.1.1026.
5,29

82

4.1.915.
4.1.918.

T
a

4.1.914.

Uraian

h
u
n
i
n
i

ditangguhkan

Persediaan

T
a
h
u
n
L
a
l

4.1.920.

J
u
m
l

4
4.1.1028. 2

4
4.1.1030. 2

.
2

4.1.921.

u
1

4.1.1032. Cadangan

4.1.919.

Kenaikan
(Penurunan)

1
4.1.1027. Pendapatan yang

4.1.916.

Jumlah (Rp)

4.1.1029. 0
,
0
0

1
3
.
2

4.1.1031.
0,00

0
4.1.1033. 2

4.1.1034. 1

0
4.1.1035. 2

4.1.1036.
11,31

83

4.1.915.
4.1.918.

T
a

4.1.914.

Uraian

h
u
n
i
n
i

4.1.1037. Dana yang Harus


Disediakan untuk
Pembayaran
Utang Jangka
Pendek

4.1.1042. Jumlah Ekuitas


Dana Lancar

4.1.916.

Jumlah (Rp)
4.1.919.

Kenaikan
(Penurunan)

T
a
h
u
n
L
a
l

4.1.920.

J
u
m
l

4.1.921.
%

a
h

u
.

6
4.1.1038. (

0
4.1.1039. (

4.1.1040. (

)
4.1.1043. 9

)
4.1.1044. 4

4.1.1045. 4

4.1.1041.
9,79

4.1.1046.
99,18

84

4.1.915.
4.1.918.

4.1.919.

4.1.921.
%

dalam Aset Tetap

J
u

Investasi
4.1.1052. Diinvestasikan

4.1.920.

4.1.1047. Ekuitas Dana

T
h

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

a
4.1.914.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

u
8

8
4.1.1051.

4.1.1048.

4.1.1049.

4.1.1050.

4.1.1053. 5

4.1.1054. 2

4.1.1055. 2

4.1.1056.
69,23

85

4.1.915.
4.1.918.

T
a

4.1.914.

Uraian

h
u
n
i
n
i

4.1.919.

T
a
h
u
n
L
a
l

4.1.920.

J
u
m
l

0
4.1.1058. 5

0
4.1.1059. 2

0
4.1.1060. 2

0
4.1.1063. 6

0
4.1.1064. 4

0
4.1.1065. 2

KEWAJIBAN DAN

EKUITAS

JUMLAH

4.1.921.

u
0

Dana Investasi

Kenaikan
(Penurunan)

4.1.1057. Jumlah Ekuitas

4.1.1062.

4.1.916.

Jumlah (Rp)

4.1.1061.
69,23

4.1.1066.
64,41

86

4.1.915.
4.1.918.

4.1.916.

Jumlah (Rp)
4.1.919.

T
a

a
4.1.914.

4.1.921.

J
u

4.1.1067.

4.1.920.

Uraian

Kenaikan
(Penurunan)

u
7

Sumber: RSUD Kanjuruhan 2012

4.1.1068.

Tabel 3.3. Neraca

3. Laporan Arus Kas RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang untuk


tahun

yang

berakhir

sampai

dengan

31

Desember

2010

(setelah

koreksi/Audited).
4.1.1069.
4.1.1070. Uraian
4.1.1072. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
4.1.1074.

Arus Kas Masuk

4.1.1071. Jumlah (Rp)


4.1.1073.
4.1.1075.

4.1.1076.

Lain-lain PAD yang Sah

4.1.1078.

Pendapatan yang Ditangguhkan

4.1.1080.

Penerimaan Alokasi Dana dari APBD

4.1.1081. 32.427.588.273,00

Jumlah Arus Kas Masuk

4.1.1083. 69.704.679.420,29

4.1.1082.

4.1.1084. Arus Kas Keluar

4.1.1077. 37.249.477.897,29
4.1.1079. 27.613.250,00

4.1.1085.

4.1.1086.

Belanja Pegawai

4.1.1087. (25.035.239.444,76)

4.1.1088.

Belanja Barang dan Jasa

4.1.1089. (23.997.168.073,63)

4.1.1090. Jumlah Arus Kas Keluar


4.1.1092. Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
4.1.1094. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN

4.1.1091. (49.032.407.518,39)
4.1.1093. 20.672.271.901,90
4.1.1095.

87

4.1.1070. Uraian
4.1.1096.

4.1.1071. Jumlah (Rp)

Arus Kas Masuk

4.1.1097. 0,00

4.1.1098.

Pendapatan Penjualan atas Tanah

4.1.1099. 0,00

4.1.1100.

Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin

4.1.1101. 0,00

4.1.1102.

Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan

4.1.1103. 0,00

4.1.1104.

Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan

4.1.1105. 0,00

4.1.1106.

Pendapatan Penjualan atas Aset Tetap Lainnya

4.1.1107. 0,00

4.1.1108.

Pendapatan Penjualan atas aset Lainnya

4.1.1109. 0,00

Jumlah Arus Kas Masuk

4.1.1111. 0,00

4.1.1110.

4.1.1112. Arus Kas Keluar

4.1.1113.

4.1.1114.

Belanja Tanah

4.1.1116.

Belanja Peralatan dan Mesin

4.1.1118.

Belanja Gedung dan Bangunan

4.1.1120.

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

4.1.1121. 0,00

4.1.1122.

Belanja Aset Tetap Lainnya

4.1.1123. 0,00

4.1.1124.

Belanja Aset Lainnya

4.1.1125. 0,00

4.1.1126.

Jumlah Arus Kas Keluar

4.1.1127. (20.188.836.200,00)

4.1.1128.

Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset

4.1.1129. (20.188.836.200,00)

Non Keuangan
4.1.1130.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
4.1.1132.

4.1.1115. 0,00
4.1.1117. (18.527.225.200,00)
4.1.1119. (1.661.611.000,00)

4.1.1131.

Arus Kas Masuk

4.1.1133. 0,00

4.1.1134.

Penerimaan Pinjaman

4.1.1135. 0,00

4.1.1136.

Penerimaan Piutang

4.1.1137. 0,00

4.1.1138.

Jumlah Arus Kas Masuk

4.1.1139. 0,00

4.1.1140.

Arus Kas Keluar

4.1.1141.

4.1.1142.

Pembayaran Pokok Pinjaman

4.1.1143. 0,00

4.1.1144.

Pemberian Pinjaman

4.1.1145. 0,00

Jumlah Arus Kas Keluar

4.1.1147. 0,00

4.1.1146.

4.1.1148. Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan


4.1.1150. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN
4.1.1152.
4.1.1154.

Arus Kas Masuk


Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga

4.1.1156. Jumlah Arus Kas Masuk

4.1.1149. 0,00
4.1.1151.
4.1.1153.
4.1.1155. 206.000,00
4.1.1157. 206.000,00

88

4.1.1070. Uraian
4.1.1158.
4.1.1160.

4.1.1071. Jumlah (Rp)

Arus Kas Keluar

4.1.1159.

Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga

4.1.1161. 0,00

4.1.1162. Jumlah Arus Kas Keluar

4.1.1163. 0,00

4.1.1164. Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran


4.1.1166. Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode

4.1.1165. 206.000,00
4.1.1167. 483.641.701,90

4.1.1168. Saldo Awal Kas

4.1.1169. 8.619.858.051,04

4.1.1170. Saldo Akhir Kas

4.1.1171. 9.103.499.752,94

4.1.1172.

Sumber: RSUD Kanjuruhan 2012

4.1.1173.
4.1.1174.
4.1.1175.
4.1.1176.

Tabel 3.4. Laporan Arus Kas

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen

Kabupaten Malang, proses penyusunan Laporan Keuangan sudah dilakukan


dengan bentuk aplikasi program yang sudah terkomputerisasi dan tersistem
dengan aplikasi SIPAK BLUD yang mengacu pada prosedur penyusunan Laporan
Keuangan SKPD yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah untuk menuju Good
Government dan mengembangkan E-Governance untuk mempermudah dan
mengefisiensikan pelaporan keuangan kepada Pemerintah Daerah dengan cepat
dan tepat, selain itu juga untuk mempermudah kinerja keuangan mengingat
transaksi keuangan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen sangat kompleks dan
banyak transaksi-transaksi dan pelaporan lainnya yang harus dilaporkan dan
disusun, sehingga jika dilakukan secara manual akan banyak menemui kendalakendala, baik secara kemampuan operasional Sumber Daya Manusia maupun
ketepatan dan kecepatan Laporan Keuangan.
4.1.1177.
Dari aplikasi program SIPAK BLUD tersebut sudah secara
otomatis menghasilkan output Laporan Keuangan yaitu: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, serta Laporan Arus Kas. Sedangkan untuk penyusunan Catatan

89

Atas Laporan Keuangan, disusun sendiri secara manual dikarenakan masih


banyak hal-hal yang perlu dijelaskan secara naratif, diantaranya tentang gambaran
umum Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen, Kebijakan Akuntansi
dan kebijakan-kebijakan pengelolaan intern keuangan lainnya yang ditetapkan
oleh Direktur RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Akan tetapi, laporan dan
penyusunan CALK RSUD Kanjuruhan Kepanjen sudah mengacu pada
ketentuan yang dipersyaratkan dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yaitu
mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2006. Berikut contoh kerangka CALK
yang di aplikasikan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen:
4.1.1178.
4.1.1179.
4.1.1180.
4.1.1181.
4.1.1182.
4.1.1183.
4.1.1184.
4.1.1185.
4.1.1186.
4.1.1187.
4.1.1188.
4.1.1189.
4.1.1190.
4.1.1191.
4.1.1192.
4.1.1193.
4.1.1194.

90

4.1.1195.
4.1.1196.
4.1.1197.
4.1.1198. Gambar 3.6. Contoh Kerangka Penyusunan CALK
4.1.1199.
4.1.1200.

Proses Penyusunan Laporan Keuangan di Rumah

Sakit Umum Daerah Kanjuruhan: Kepanjen cukup dengan melakukan


entry data bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas dan bukti
memorial, yang mengahasilkan output serangkaian laporan keuangan
secara transparan yang mencangkup Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan, Neraca, Serta Laporan Arus Kas, yang kemudian disajikan dan
dilaporkan secara periode tertentu kepada Pemerintahan Daerah.
4.1.1201.
4.1.1202.
4.1.1203.
4.1.1204.
4.1.1205.
4.1.1206.
4.1.1207.
4.1.1208.
4.1.1209.
4.1.1210.
4.1.1211.
4.1.1212.
4.1.1213.
4.1.1214.
4.1.1215.
4.1.1216.
4.1.1217.

4.1.1218. BAB IV
4.1.1219. PENUTUP
4.1.1220.
4.1 Kesimpulan
4.1.1221. Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai Proses Penyusunan
Laporan Keuangan dan memperhatikan penerapan langkah-langkah yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dalam Penyusunan Laporan Keuangan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen setelah berstatus Badan
Layanan Umum Daerah secara Penuh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Laporan

keuangan

adalah

sebuah

laporan

yang

disusun

untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan


seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu
periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efesiensi suatu entitas pelaporan dan
membantu

menentukan

ketaannya

terhadap

peraturan

perundang-

undangan. Sedangkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah


laporan yang disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan
pemerintah daerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai

91

92

4.1.1222.

kondisi

keuangan,

menilai

efektivitas

dan

efisiensi

Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap


peraturan

perundang-undangan.

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Kanjuruhan Kepanjen adalah sebuah Institusi atau Organisasi


Pemerintah Daerah yang menerapkan Pola Keuangan BLUD Penuh, maka
Laporan Keuangan yang disusun mengacu pada penatausahaan di PPKSKPD dan PPKD (Akuntansi) serta Laporan Keuangan BLUD yang
terdiri dari:
- Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
-

kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu


Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional yang berisi

informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode


Laporan Arus Kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan
aktivitas operasional, inventasi, dan aktivitas pendanaan dan atau
pembiayaan

yang

menggambarkan

saldo

awal,

penerimaan,

pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu


Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Keuangan.


4.1.1223.
Penyusunan Laporan Keuangan di Rumah

Sakit

Kanjuruhan Kepanjen dilaporkan kepada Pemerintah Daerah sebagai


bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran pada RSUD
Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Proses Penyusunan Laporan
Keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen adalah
sebagai berikut:

93

1. Mencatat semua transaksi atau kejadian keuangan ke dalam Buku


Jurnal sesuai dengan bukti transaksi yang sah:
a) Jurnal Penerimaan Kas digunakan untuk

mencatat

atau

menggolongkan transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan


Penerimaan Kas,
b) Jurnal Pengeluaran

Kas

digunakan

untuk

mencatat

atau

menggolongkan transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan


Pengeluaran Kas,
c) Jurnal Umum digunakan untuk mencatat atau menggolongkan
transaksi atau kejadian yang tidak dicatat dalam Jurnal Penerimaan
Kas maupun Jurnal Pengeluaran Kas.
4.1.1224. Pencatatan dilakukan secara kronologis sesuai dengan
terjadinya transaksi atau kejadian keuangan.
2. Transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat dalam Buku
Jurnal selanjutnya secara periodik diposting kedalam Buku Besar
sesuai dengan rekening berkenaan. Setiap akhir periode semua Buku
Besar ditutup sebagai dasar Penyusunan Laporan Keuangan.
3. Buku Besar dapat dilengkapi dengan Buku Besar Pembantu sebagai
alat uji silang dan kelengkapan informasi rekening tertentu.
4. Setelah Buku Besar ditutup selanjutnya disusun Neraca Saldo dengan
ketentuan jumlah debet dan kredit harus sama
5. Selanjutnya adalah menyusun Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran.
4.1.1225.
Jadi, Proses Penyusunan Laporan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kepanjen pada intinya adalah sebuah penyajian
deskriptif

mengenai

siklus

pelaksanaan

anggaran

sebagai

pertanggungjawaban kepada Pemerintah Daerah serta menyajikan


ikhtisar-ikhtisar pengelolaan anggaran dan pendapatan secara transparan

94

sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola


Pengelolaan Keuangan Daerah secara BLUD tingkat Penuh. Oleh karena
itu, PPK-BLUD RSUD Kanjuruhan Kepanjen harus menyusun Laporan
Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan Indonesia. Pengintegrasian
Laporan ini mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Beberapa Kendala yang dihadapi oleh RSUD Kanjuruhan diantaranya
adalah keterbatasan kemampuan SDM dalam Penyusunan Laporan
Keuangan dikarenakan banyaknya kapasitas dalam penyusunan laporanlaporan lainnya yang diminta oleh pihak internal maupun eksternal serta
system yang masih belum diaplikasikan secara efektif dan efisien dalam
hal pengintegrasian pelaporan dengan Pemerintah Daerah
4.1.1226.
4.1.1227.
4.1.1228.
4.2 Saran
4.1.1229. Terlepas dari beberapa keterbatasan, penulisan laporan ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama Rumah sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kepanjen yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah
tingkat Penuh. Setelah mempelajari, mengamati, serta memberikan kesimpulan,
maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan keputusan bagi pihak terkait
bahwa, Manajemen RSUD Kanjuruhan Kepanjen dalam kaitannya dengan
Pengelolaan BLUD Penuh, perlu ada peningkatan kapabilitas SDM melalui
pelatihan terkait Pengelolaan Keuangan yang menerapkan pola BLUD Penuh,

95

selain itu dalam hal pengelolaan keuangan perlu dikaji lagi terkait kemampuan
Rumah sakit untuk mengelola transaksi-transaksi dan pendapatan secara lebih
efisien serta mengoptimalkan software pendukung yang ada sesuai pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah tingkat Penuh.
4.1.1230.
4.1.1231.
4.1.1232.

4.1.1233.
4.1.1234.
4.1.1235.
4.1.1236.
4.1.1237.

Anda mungkin juga menyukai