Anda di halaman 1dari 20

BENTUK-BENTUK TES DAN KARAKTERISTIKNYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu:
Dr. Undang Rosidin, M.Pd.
Dr. Haninda Bharata, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 4

Nama NPM
Ahmad Safi’i (2023023003)
Adhenia Fitri (2023021009)
Dwi Wahyuni (2023021003)
RA. Annisa Cahya Imani Syadid (2023021005)

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEPGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
limpahan hidayah-Nya sehingga makalah ini bisa selesai. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. dan tak lupa saya
ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah
tentang Bentuk-Bentuk Tes dan Karakteristiknya. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih tentang Bentuk-Bentuk Tes dan
Karakteristiknya. Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan baik itu untuk kami pribadi sebagai penulis maupun
pembaca pada umumnya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, oleh karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Bandar Lampung, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 2

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Tes.................................................................................. 3
B. Jenis dan Bentuk Tes........................................................................ 5
C. Karakteristik Tes.............................................................................. 11
D. Langkah–Langkah Dalam Pengembangan Tes................................ 12

III. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, karena pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan
yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunan di
bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam
pengembangan SDM. Kaitannya dengan proses pendidikan di sekolah,
matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dan menjadi
dasar bagi ilmu pengetahuan lainnya karena di dalamnya terdapat kemampuan
untuk berhitung, logika, dan berpikir.

Dalam proses pembelajaran ada empat langkah utama yang menjadi tugas
pendidik, yaitu dengan merumuskan tujuan pembelajaran, metode, alat, dan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan hal proses yang sangat penting
dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena dengan adanya evaluasi hasil
dari proses dapat diukur dan dinilai berdasarkan dengan pengujian pemahaman
materi yang diserap Selama proses belajar dikelas.

Diera globalisasi yang semakin maju, dengan masyarakat yang saling


berlomba-lomba untuk mengejar dunia pendidikan hingga kejenjang yang lebih
tinggi. Dengan perkembangan pendidikan yang semakin baik. Namun, dengan
banyaknya lembaga pendidikan yang terbilang masih baru, seringkali terjadi
kekeliruan dalam melakukan evaluasi pembelajaran, baik dari segi indicator
yang ingin dicapai, atau dari segi pelaksaaan evaluasi yang terkadang tidak
dengan metode yang sesuai dengan keadaan lingkungannya. Metode evaluasi
semakin berkembangan, yaitu dengan adanya proses yang diambil dalam
melakukan evaluasi, baik dari perencaan, pelaksanaan, ataupun follow up yang
2

akan dilakuka ketika telah melakukan evluasi. Maka pengadaan tes pada
sekolah efetif digunakan sebagai pengukur kemampuan peserta didik baik dari
kemampuan wawasan, skiil, dan lainnya.

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek
ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya.
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem
penskorannya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes
sukjektif.

Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian
pemeriksaan atau penskoran jawaban atau respon peserta tes sepenuhnya dapat
dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Karena sifatnya yang objektif, maka
tidak perlu harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan sengan mesin,
misalnya mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukan
secara objektif. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan makalah
ini akan dibahas secara lebih detail terkait dengan bentuk-bentuk tes dan
karakteristiknya.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:


1. Apakah yang dimaksud dengan tes?
2. Apasaja jenis-jenis dan bentuk-bentuk tes?
3. Bagaimana karakteristik-karakteristik dari tes?
4. Bagaimana langkah–langkah dalam pengembangan tes?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan tes.
3

2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bentuk-bentuk tes.


3. Untuk mengetahui karakteristik-karakteristik dari tes.
4. Untuk mengetahui langkah–langkah dalam pengembangan tes.
4

BAB I
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Tes

Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia, yang dimaksud disini adalah dengan
menggunakan alat berupa piring akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang bernilai tinggi. Dalam perkembangannya dan seiirng kemujuan zaman tes
berarti ujian atau percobaan. Terdapat beberapa istilah yang memerlukan
penjelasan sehubungan dengan uraian diatas yaitu tes, testing, tester dan testee,
yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya
dengan tes.
1. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian,
2. Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat
pengambilan tes
3. Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden
4. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.

Terdapat beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian tes, menurut
Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing, yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang
obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan
sebagai cara untuk mengukur dan membandingkan keadaan pskis atau tingklah
laku individu. Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of
Psychological Testing, tes merupakan suatu perosedur yang sistematis untuk
membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
5

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Hambali Alman Nasution dan Nasution 2020). Tes hasil belajar
adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau
diselesaikan oleh peserta didik dengan tujuan untuk mengukur kemajuan
belajar peserta didik. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau
tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi
tentang strait(sifat) atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir
pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang
dianggap benar.

Suatu tes akan berisiskan pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang harus


dijawab atau dipecahkan oleh individu yang dites (testee), tes hasil belajar
biasanya terdiri dari sejumlah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran
tertentu (ada yang mudah, sedang, dan sukar). Tes tersebut harus dapat
dikerjakan oleh peserta didik dalam waktu yang sudah ditentukan. Oleh karena
itu, tes hasil belajar merupakan power test. Maksudnya adalah mengukur
kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan.

Berdasarkan pengertian dari para ahli tersebut dalam dunia pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh pendidik
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
peserta didik.

B. Jenis dan Bentuk Tes

Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh peserta didik. Dalam
hal ini, tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan
bentuk pelaksanaanya, yaitu tes lisan, tes tulisan, dan tes tindakan atau
perbuatan.
1. Tes Tertulis (Paper and Pencil Test)
6

Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan


kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan
soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan
tulisan tangan maupun menggunakan komputer.

2. Tes Lisan (Oral Test)


Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka
antara pendidik dan murid.
3. Tes Perbuatan (Performance Test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam
melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan
perbuatan peserta didik.

Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya, tes dibagi menjadi 2
bagian yakni:
1. Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
peserta didik menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan
itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan
suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Jenis tes ini (disebut juga tes uraian)
menuntut kemampuan peserta didik untuk mengemukakan, menyusun,
dan memadukan gagasan yang telah dimilikinya dengan menggunakan
kata-katanya sendiri. Tes jenis ini memungkinkan peserta didik
menjawab pertanyaan secara bebas.

Tes uraian (essay tes), yang sering juga dikenal dengan istilah tes
subyektif, adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki
karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini.
a. Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya
cukup panjang.
7

b. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee


untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,
membedakan, dan sebagainya.
c. Jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima
sampai dengan sepuluh butir.
d. Pada umumnya butir-butir soal tersebut diawali dengan katakata:
jelaskan, mengapa, bagaimana, atau kata-kata lain yang serupa dengan
itu (Sudijono 2013).

Beberapa keunggulan dari tes bentuk uraian adalah sebagai berikut:


a. Memungkinkan peserta didik menjawab pertanyaan tes secara bebas
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuannyabdalam hal menulis, mengutarakan ide-ide atau jalan
pikirannya secara terorganisir, berpikir kreatif dan kritis
c. Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan peserta didik
mengemukakan pandangan dalam bentuk tulisan
d. Merupakan tes terbaik untuk mengukur kemampuan peserta didik
menjelaskan, membandingkan, merangkumkan, membedakan,
menggambarkan dan mengevaluasi suatu topik atau pokok bahasan
e. Relatif lebih mudah menyusun pertanyaannya dibandingkan dengan
tes bentuk obyektif
f. Sangat memperkecil kemungkinan peserta didik menebak jawaban
yang benar
g. Dapat menggalakkan peserta didik untuk mempelajari secara luas
konsepkonsep dan generalisasi yang berkaitan dengan topic
pembahasan/pengajaran

Kemudian kelemahan dari tes bentuk uraian adalah sebagai berikut:


a. Sukar diskor secara benar-benar obyektif, walaupun itu tes yang
dikualifikasi sebagai tes uraian obyektif sekalipun
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan
c. Jumlah pokok bahasan/subpokok bahasan yang dapat diambil sebagai
sumber pertanyaaan sangat terbatas
8

d. Membutuhkan waktu yang jauh lebih lama bagi pendidik untuk membaca
dan menilai semua jawaban peserta didik
e. Sering terbuka untuk hallo effect yang berupa kecenderungan untuk
memberi nilai tinggi bagi peserta didik yang dianggap/dinilai mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sekelasnya.

Tes hasil belajar bentuk esai sebagai salah satu alat pengukur hasil
belajar, tepat digunakan apabila pembuat soal disamping ingin
mengungkap daya ingat dan pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran yang ditanyakan dalam tes, juga dikehendaki untuk
mengungkap kemampuan peserta didik dalam memahami berbagai
macam konsep berikut aplikasinya. Selain itu tes esai juga lebih tepat
dipergunakan apabila jumlah peserta didik terbatas.

2. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara
lain;
a. Tes Betul-Salah (True False)
b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c. Tes Menjodohkan (Matching)
d. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

Dalam Journal of Educational Enquiry disebutkan Multiple-choice


questions are an efficient means of knowledge assessment (particularly in
well defined subjects that do not change with time. They are a widely used
assessment). Artinya yakni beberapa pertanyaan pilihan merupakan sarana
yang efisien dalam penilaian (Khususnya untuk mata pelajaran yang tidak
berubah dengan waktu). Bentuk tes pilihan ganda banyak digunakan dalam
metodologi penilaian. Dan dalam jurnal internasional yang lain disebutkanA
conventional multiple-choice test is one of the most widely used assessment
methods. When faced with a question in a conventional multiplechoice test,
a candidate must evaluate each option and choose the most (Ng dan Chan
9

2009). Artinya yakni tes pilihan ganda konvensional adalah salah satu
bentuk tes yang paling banyak digunakan metode penilaian. Ketika seorang
peserta didik diberi pertanyaan dalam bentuk tes pilihan ganda
konvensional, seorang peserta didik harus mengevaluasi setiap pilihan dan
memilih salah satu yang paling sesuai (Eva dan Bhakti 2020).

Beberapa kelebihan dari tes bentuk pilihan ganda adalah sebagai berikut:
a. Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang kemampuan berfikir
dalam ranah kognitif
b. Memperkecil kemungkinan menebak benar kunci jawaban
c. Dapat dibuat menjadi banyak ragam/variasi bentuk, yakni:
1) Variasi jawaban yang benar
2) Variasi jawaban yang paling banyak
3) Variasi banyak jawaban
4) Variasi pernyataan tidak lengkap
5) Variasi negatif
6) Variasi pengganti
7) Variasi alternatif yang tidak lengkap
8) Variasi jawaban terpadu.
d. Jawabannya tidak harus mutlak benar, tetapi dapat berupa jawaban yang
paling benar, atau dapat pula mengandung jawaban yang semuanya benar
e. Dapat digunakan pada semua jenjang sekolah dan kelas
f. Dapat diskor dengan sangat obyektif
g. Dapat diskor dengan mudah dan cepat
h. Ruang lingkup bahan yang ditanyakan sangat luas.

Berdasarkan kelebihan dari bentuk pilihan ganda dibandingkan bentuk-


bentuk tes yang lain, bentuk tes pilihan ganda tidak luput dari kelemahan.
Adapun kelemahanan dari bentuk tes pilihan ganda yaitu:
a. Pokok soal tidak cepat cukup jelas sehingga terdapat kemungkinan ada
lebih dari satu jawaban yang benar
10

b. Kadang-kadang jawaban soal dapat diketahui peserta didik meskipun


belum diajarkan karena adanya petunjuk jawaban yang benar, atau
karena butir soal itu mengukur sikap dan bukan mengukur pengetahuan
c. Sampai suatu tingkat tertentu keberhasilan atas suatu jawaban dapat
diperoleh melalui tebakan
d. Sulit membuat pengecoh (distraktor) yang berfungsi, yakni yang
mempunyai peluang besar untuk dipilih peserta didik
e. Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis soal-soalnya
f. Peserta didik cenderung mengembangkan cara belajar terpisah-pisah
menurut bunyi tiap soal.
Dalam evaluasi hasil belajar, bentuk tes pilihan ganda lebih banyak dipakai
dibandingkan bentuk tes yang lain karena bentuk tes pilihan ganda bebas
dari kelemahan bentuk-bentuk tes yang lain.

Dilihat dari sudut waktu kapan dan untuk apa tes itu dilakukan, maka tes hasil
belajar dapat dikelompokkan menjadi
1. Tes Awal (Pretest)
Tes awal biasanya dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai.
Tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan mahapeserta didik
terhadap materi pelajaran yang telah diberikan pada proses belajar mengajar
yang bersangkutan. Tujuan lain adalah untuk memperbaiki proses belajar
mengajar yang telah dilakukan, hasilnya disebut hasil tes fomatif
2. Tes Akhir (Posttest)
Tes akhir biasanya dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai.
Tujuannya tujuannya untuk menetapkan lulusan atau kenaikan kelas
seseorang terhadap mata pelajaran tertentu maka disebut ujian akhir atau
ulangan umum.
3. Entering Behaviour Test
Entering behaviour test adalah suatu tes yang berisikan materi pelajaran
atau kemampuan-kemampuan peserta didik yang harus sudah dikuasai
sebelum mereka menempuh suatu proses.
11

Tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan fungsi tes
di sekolah, tes dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar
selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan dalam tiap
satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah:
a. Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam
tiap unit pembelajaran.
b. Merupakan penguatan bagi peserta didik.
c. Merupakan usaha perbaikan bagi peserta didik, karena dengan tes
formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya.
d. Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.
2. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau
pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan
pada tengah atau akhir semester.
3. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan
jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling
baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab
kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan
lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

C. Karakteristik Tes

Mengingat pentingnya sebuah tes tersebut, apalagi apabila digunakan sebagai


alat pengambil keputusan, tentunya diperlukan sebuah tes yang baik. Tes yang
baik harus memenuhi ciri-ciri (karakteristik) tes yang baik. (Sudijono 2013)
12

dan (Arikunto 2009) menyatakan bahwa karakteristik tes yang baik mencakup
validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.
1. Bersifat Valid
Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Sebuah tes disebut
valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur
(Novalia dan Syazali 2014). Contoh, untuk mengukur partisipasi peserta
didik dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang
diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya
perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh pendidik dalam arti relevan pada permasalahannya.

2. Bersifat Reliable (Konsisten)


Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat
dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan
berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas
adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan.
3. Bersifat Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadi pada
sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas
menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
4. Bersifat Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah
yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan
petunjuk-petunjuk yang jelas.
5. Bersifat Ekonomis
Ekonomis disini maksudnya ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan
waktu yang lama.
13

Berdasarkan ciri-ciri (karakteristik) tes yang baik di atas, setidaknya terdapat


dua karakteristik yang harus menjadi perhatian dan dianggap paling penting,
sehingga sering kali dijadikan dasar dalam menentukan keterpercayaan suatu
tes sebagai alat ukur/ instrumen, baik sebagai instrumen keberhasilan proses
belajar mengajar ataupun sebagai instrumen suatu penelitian khususnya untuk
data kuantitatif. Kedua karakteristik tersebut adalah validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (kekonsistenan). Jadi, tes harus valid (sahih) dan reliable (konsisten)
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

D. Langkah–Langkah dalam Pengembangan Tes

Dalam mengembangkan suatu tes, terdapat lima tahapan dalam merencanakan


dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik, yaitu:
1. Pengembangan spesifikasi tes
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas
tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah
berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar,
harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas (kata
kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur.
b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk
merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian
tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif
bagi penyusun tes.
c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian
antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil
evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan dana dan kepraktisan.
d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui
melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat
ringannya beban penyeleaian soal tersebut
14

e. Merencanakan banyak soal


f. Merencanakan jadwal penerbitan soal
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk
mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk
mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi
isi/materi, kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika
soal yang dibuat akan dibakukan.
5. Penganalisisan hasil uji coba.
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan makalah di BAB II tentang


Hakikat Pembelajaran dan Matematika adalah sebagai berikut:
1. Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas
dan serangkaian tugas yang diberikan oleh pendidik sehingga dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta didik
(Magdalena et al. 2020).
2. Tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga jenis berdasarkan bentuk
pelaksanaanya, yaitu tes lisan, tes tulisan, dan tes tindakan atau perbuatan.
Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya, tes dibagi menjadi 2
bagian yakni tes essay (uraian) dan tes objektif (pilihan ganda). Dilihat dari
sudut waktu kapan dan untuk apa tes itu dilakukan, maka tes hasil belajar
dapat dikelompokkan menjadi tes awal (pretest), tes akhir (posttest), dan
entering behaviour test. Tes hasil belajar dapat digolongkan kedalam tiga
jenis berdasarkan fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi empat yaitu
tes formatif, tes summatif, tes penempatan, dan tes diagnostik (Hambali
Alman Nasution dan Nasution 2020).
3. Karakteristik dari tes yang baik sebagai alat pengukur harus memiliki
persyaratan tes, yaitu tes bersifat valid, reliable, objektif, praktis, dan
ekonomis.
4. Dalam mengembangkan suatu tes, terdapat lima tahapan dalam
merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik, yaitu
Pengembangan spesifikasi tes, Penulisan soal, Penelaahan soal, Pengujian
butir-butir soal secara empiris, dan Penganalisisan hasil uji coba.
16

B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini, untuk itu mohon kiranya para
pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan
dimasa yang akan datang.
17

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmisi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Eva, Ariyanti, dan Yoga Budi Bhakti. 2020. “Perbandingan Bentuk Tes Pilihan
Ganda dan Teknik Penskoran.” Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences
12(2):66–76.

Hambali Alman Nasution, dan Fikri Alwi Nasution. 2020. “Pengembangan


Teknik dan Instrumen Asesmen Aspek Pengetahuan Berbasis Teknologi.”
Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 8(2):106–16. doi:
10.30603/tjmpi.v8i2.1306.

Magdalena, Ina, Reni Putri Rahayu, Vira Nastita Aeni, dan Maydanul Hifziyah.
2020. “Pengembangan Instrumen Tes Siswa Tingkat Sekolah Dasar
Kabupaten Tangerang.” Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial 2(2):227–37.

Ng, Annie W. Y., dan Alan H. S. Chan. 2009. “The testing methods and gender
differences in multiple-choice assessment.” International MultiConference of
Engineers and Computer Scientists 1174:236–43.

Novalia, dan Muhamad Syazali. 2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar
Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai