3. Evaluasi
Pelaksanaan
penyuluhan
dikatakan berhasil
jika responden
mampu menjawab
post test lebih baik
daripada pretest
Satuan Pelajaran : EDUKASI ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Secara Daring
Tempat : Daring melalui aplikasi WhatsApp dan YouTube
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Juli 2020
A. Tujuan Umum
Memberikan edukasi mengenai anemia kepada remaja putri di wilayah RW 05
Kelurahan Kebayoran Lama Selatan
B. Tujuan Khusus
Remaja putri dapat memahami apa itu anemia
Remaja putri dapat mengetahui faktor yang dapat menyebabkan anemia
Remaja putri dapat mengetahui tanda dan gejala anemia
Remaja putri dapat mengetahui dampak anemia pada remaja
Remaja putri dapat mengetahui makanan dan obat yang dapat menggangu
penyerapan zat besi
Remaja putri dapat mengetahui pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif
E. Media
Video pemaparan Materi
G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Tes : Pengisi link google form yang telah dibagikan
Lampiran
A. Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih
rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen dan
karbondioksida dalam tubuh.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah lebih rendah
daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Sedangkan anemia gizi besi adalah
anemia yang timbul, karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah
dan fungsi lain dalam tubuh terganggu. Kadar hemoglobin normal pada perempuan yaitu 12-
16 g/dl dengan eritrosit 3,5-4,5 juta/mm³. Dikatakan anemia ringan jika kadar hemoglobin
pada darah 11-11,9 g/dl, anemia sedang 8-10,9 g/dl, anemia berat <8 g/dl.
1. Rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
makanan sumber zat besi. Zat gizi lain yang menyebabkan terjadinya anemia adalah
kekurangan vitamin A, vitamin C, asam folat, riboflavin, dan vitamin B12.
2. Penyerapan zat besi yang rendah, rendahnya zat besi pada bahan makanan nabati
menyebabkan zat besi tidak dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.
Adapun faktor-faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada usia remaja adalah adanya
penyakit infeksi yang kronis, menstruasi yang berlebihan pada remaja putri, pendarahan yang
mendadak seperti kecelakaan, dan jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat besi,
vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, serta tembaga.
C. Tanda dan Gejala Anemia
Mungkin tidak tampak, namun ada beberapa gejala umumnya antara lain; warna kulit
yang pucat, mudah lelah, peka terhadap cahaya, pusing, lemah, nafas pendek,lidah kotor, kuku
sendok, selera makan turun, sakit kepala (biasanya bagian frontal).
Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel.Yang utama adalah sel
dari sum-sum tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala
anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak
sebagai bercak berwarna pucat keputihan
3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan, pada
defisiensi zat besi jangka panjang.
5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari lapisan kuku.
6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari lapisan kuku,
kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi cekung sehingga mirip seperti
sendok.
7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
1. Letih/lemah/lesu/lalai/lupa (5L)
2. Imunitas rendah sehingga meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi
3. Gangguan kognitif seperti kurang cerdas
4. Produktivitas turun
5. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
Makan makanan sumber zat besi : seperti telur ayam, ikan, daging, ayam, kacang hijau,
bayam dan sayuran hijau lainnya
Makan makanan sumber vitamin C : seperti jambu biji, pepaya, jeruk, mangga, berri,
strawberry, dan lain sebagainya
Menghindari konsumsi zat penghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi
Transfusi darah cara terakhir
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, yaitu dengan memakan sumber vitamin C secara
bersamaan. Seperti jeruk, pepaya, mangga, jambu biji dan lain sebagainya
Jika ingin mengonsumsi pangan tersebut, sebaiknya 2 jam sebelum atau 2 jam sesudah
mengonsumsi TTD
Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai kemampuan
berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan seseorang memperoleh
pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan
masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah lalu,
memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi kognitif antara lain:
1. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dan berbagai
bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah
tangga.
2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal matematika,
bahasa asing.
3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam ingatan
secara sistematis atau tidak.
4. Kemampuan berbahasa.
5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan sosial.
6. Gaya belajar.
7. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.
Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi meningkatkan makna
kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa besi memegang peranan penting
dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi selama proses
perkembangan susunan saraf terutama pada masa bayi akan mengakibatkan gangguan
kognitif yaitu kontrol motorik, memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah,
meningkatnya problem tingkah laku dan disiplin.