Adapun perubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi pada masa nifas
antara lain perubahan yang terjadi pada organ reproduksi, system pencernaan,
system perkemihan, system musculoskeletal, system endokrin dan lain
sebagainya yang akan dijelaskan berikut ini.
I s k e m i a : t e
darah ke uterus
Phagositosis: proses penghancuran serat dan elastisitas jaringan
Autolisis: digestasi jaringan otot oleh ensim proteolitik
S e m u a b u a n
ginjal
Lapisan desidua uterus
dikeluarkan melalui darah vagina
(Lochia) dan endometrium yang baru dibentuk selama 10 hari setelah
persalinan dan selesai pada minggu ke 6 postpartum
Lokia adalah cairan uterus yang berasal dari pelepasan desidua uterus.
Lokia berisi serum dan darah serta lanugo, verniks kaseosa juga berbagai
debris dari hasil produksi konsepsi. Secara Mikroskopik lokia terdiri dari
eritrosit, serpihan desidua, sel-sel epitel dan bakteri. Mikroorganime
ditemukan pada lokia yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar
kasus juga ditemukan bahkan jika keluaran /dischargediambil pada pada
rongga uterus. Jumlah total pengeluaran seluruh periode lokia rata-rata
240-270ml. Lokia bagi menjadi 4 klasifikasi karena terus terjadi perubahan
hingga minggu ke 4-8 pasca persalinan yaitu:
2. Postpartum Blues
Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut
baby blues. Penyebabnya antara lain: perubahan perasaan saat hamil,
perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu alami akan kembali
secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya. Gejala baby
blues antara lain:
a. Menangis
b. Perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Khawatir dengan bayinya
f. Penurunan libido
g. Kurang percaya diri
a. Sering menangis
b. Sulit tidur
c. Nafsu makan hilang
d. Gelisah
e. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
f. Cemas atau kurang perhatian pada bayi
g. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
h. Pikiran menakutkan mengenai bayi
i. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri
j. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
k. Penurunan atau peningkatan berat badan
l. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
1. Faktor eksternal
Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara
nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan
jam pertama segera bayi setelah lahir.
b. Bounding (keterikatan)
g. Adaptasi.
b. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang
tua mereka.
c. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
anggota keluarga baru/ bayi.
d. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
e. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
f. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.
h. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.
i. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
l. Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
Meskipun sibling rivally mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi
fasilitator.
4. Mengatasi Sibling Rivally
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivally,
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
d. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
e. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
g. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
i. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
j. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
k. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
l. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
n. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
6. Peran Bidan
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
1. Tidurkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa
jam pertama.
Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi
pemberIbun ASI. Bayi yang normal berada dalam keadaan bangun dan sadar
dalam beberapa jam pertama sesudah lahir. KemudIbun mereka akan memasuki
suatu masa tidur pulas. Penting untuk membuat bayi menerima ASI pada waktu
masih terbangun tersebut. Seharusnya dilakukan perawatan mata bayi pada jam
pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui untuk pertama kalinya. Buatlah bayi
merasa hangat dengan membaringkannya dan menempel pada kulit ibunya dan
menyelimuti mereka. Jika mungkin lakukan ini paling sedikit 30 menit, karena
saat itulah kebanyakan bayi sIbup menyusu.
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih untuk
mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah
luka pada putting susu dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci
tangannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum
menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci tangannya sesudah buang air kecil atau
air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu juga harus membersihkan
payudaranya dengan air bersih satu kali sehari. Ibu tidak boleh mengoleskan krim,
minyak, alkohol, atau sabun pada putting susunya.
4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat
gabung/rooming in).
Dengan demikian Ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila lapar. Ibu
harus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa byinya lapar. Bila
Ibu terpisah tempatnya dari bayi, maka Ibu akan lebih lama belajar mengenali
tanda-tanda tersebut.
anatomi payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600
gram dan saat menyusui 800 gram.
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
1. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah
sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu.
Terletak di pusat areola mammae setinggi iga (kosta )ke-4.papila mammae
merupakan suatu tonjolan dengan panjang kira kira 6mm,tersusun atas jaringan
erektil pigmen dan merupakan bagunan yang sangat peka ,permukaan papilla
mammae berlubang-lubang berupa ostium papilare kecil kecil yang merupakan
muara duktus lactifer.duktus latifer ini di lapisi oleh epitel. Puting sendiri
memiliki empat bentuk, yaitu :
( Bentuk puting susu normal )
Manfaat pemberian ASI eksklusif di jelaskan oleh Utami Roesli (2013), sebagai
berikut:
ASI memiliki komposisi gizi yang paling ideal dan seimbang guna memenuhi
kebutuhan pertumbuhan neonatus. Dengan demikian, melalui manajemen dan
penatalaksanaan yang benar, ASI akan cukup memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan bayi normal sampai usia 6 bulan (Roesli, 2013).
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi
manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
1. Kolustrum,
2. Air susu transisi/ peralihan,
3. Air susu matur.
Kolustrum
Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum ini disekresi oleh
kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan.
Kolustrum merupakan cairan dengan viskositas kental , lengket dan berwarna
kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,
nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu,
kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada
kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat
antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.
Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume
kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang
berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak
terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bagi bayi makanan yang akan datang.
ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak
berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila
dipanaskan.
Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut
foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak
dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan
nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi
akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk.
Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi
dan ASI matur.
Asi ekslusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2009; h. 3).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6
bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu
formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih (Suradi, 2004; h. 3).
ASI eksklusif adalah ASI saja tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama
(Sastroasmoro, 2007; h. 73).
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman
lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas (Suradi,
2004; h. 8).
a. Cara menyusui yang benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini
baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian
besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi
makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam
dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi
perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil
ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan.
Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
Cara yang benar
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui
antra 10-15 menit disetiap payudara
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.
2) Untuk Ibu
Bayi yang memperoleh cukup asupan ASI umumnya akan menunjukkan tanda-
tanda berikut ini:
Peningkatan berat badan bayi merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai
apakah ia sudah mendapatkan cukup ASI atau belum. Namun Bunda juga perlu
tahu, bayi akan mengalami penurunan berat badan dalam waktu 1 minggu setelah
mereka lahir, dan ini adalah hal yang normal.
Penurunan berat badan normal adalah 5% dari berat lahir pada bayi yang diberi
susu formula, dan 7-10% pada bayi yang diberi ASI.
Sebagai contoh, pada bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg dan diberi ASI
eksklusif, penurunan berat badan hingga 2,7 kg di minggu pertama masih
dianggap normal.
Berat badan bayi yang sehat dan mendapat cukup ASI akan bertambah satu atau
dua minggu setelahnya. Maka dari itu, Bunda perlu memeriksakan berat badan Si
Kecil secara rutin di klinik atau Posyandu.
Berapa kali Bunda mengganti popok Si Kecil tiap hari? Normalnya, bayi yang
berusia di bawah 5 hari perlu diganti popoknya hingga 6 kali sehari. Saat usia bayi
sudah lebih dari 5 hari, popoknya perlu diganti hingga 6-8 kali sehari, jika ia
mendapatkan cukup ASI.
Pada bayi yang cukup diberikan ASI, popoknya akan terlihat basah setiap kali
diganti, dengan warna urine jernih atau kuning. Perhatikan juga perubahan warna
tinja Si Kecil. Pada beberapa hari pertama setelah lahir, tinjanya akan berwarna
gelap dan lengket. Namun selanjutnya, tinja bayi yang mendapatkan cukup ASI
akan berwarna kuning cerah.
Terlihat tenang dan nyaman
Aktivitas dan mood bayi yang meningkat setelah menyusu juga dapat menandakan
kecukupan ASI. Setelah disusui dengan cukup, bayi biasanya akan nampak
kenyang serta tidak rewel, dan kadang juga langsung tertidur pulas.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu ketika menyusui :
a) Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan membantu
meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang hangat pada payudara atau
mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara setelah menyusui (Proverawati,
2010).
b) Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek, memastikan bayi
tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari
anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam mulutnya. Ini akan
melepaskan isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah mengangkat atau menarik
bayi dari puting susu (Proverawati, 2010).
c) Mencari posisi yang nyaman saat menyusui
Karena tidak nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi atau
menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui yang nyaman dan benar.
Menggunakan salah satu jari dari posisi tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak
dalam posisi yang tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin
tidak mendapatkan cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan
sakit atau mengubah bentuk puting untuk beberapa menit (Proverawati,2010).
d) Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras maka
puting menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu
perlu memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk beristirahat dan
melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan
jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi
sehingga rahangnya ada di belakang puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan
tidak akan cukup susu mengalir keluar (Proverawati,2010).
e) Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca petunjuk yang ada
pada saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang
menyebabkan cedera pada payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu
mungkin memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan alat.
Cedera ini meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi puting (Proverawati,2010).
a. Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar
dan tidak demam
b. Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau
tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24
jam
Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on
demand”. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat
menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, agar ketegangan menurun.
Cara mengatasinya :
a) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang
efektif
c) Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat
untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
d) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Suradi,2004).
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi
Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap
Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk
dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.
Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme
Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
Miksi
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami
hambatan apapun. Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan
dalam 8 jam setelah melahirkan.
Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus spinchter ani selama persalinan, juga karena adanya
edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat dilakukan rangsangan untuk
berkemih dengan mengkompres vesica urinaria dengan air hangat, jika ibu belum
bisa melakukan maka ajarkan ibu untuk berkemih sambil membuka kran air, jika
tetap belum bisa melakukan juga maka dapat dilakukan kateterisasi.
Defekasi
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan luka
episiotomi
Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya dilakukan diberikan obat
ransangan per oral atau per rektal, jika masih belum bisa dilakukan klisma untuk
merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan
menyebabkan jahitan terbuka.
D. Kebersihan Diri atau Personal Hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara
mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta
lingkungan dimana ibu tinggal.Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat
perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat
bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka
jahitan maupun kulit.
Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan
ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak
terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita
yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci
rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.
Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di
sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,
Sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau
cuci menggunakan sabun. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,
meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum
dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali
habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus.
Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya
diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis
pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari
dan disetrika
E. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu
nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
a) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan.
c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
o Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
o Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
dari bahasa latin. Peurperium berasal dari dua suku kata yakni Peur dan parous.
Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulakan bahwa
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
3. Masa nifas merupakanmasa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan
Jadi yang dimaksud nifas adalah masa yang dimulai beberapa jam sesudah
dengan masa nifas (Peurperium) adalah masa pulih kembali yang dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir pada ketika alat-alat kandungan kembali seperti
dibidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan
diadakan evaluasi dan penilaian. Asuhan masa nifas diperlukan karena pada
periode nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Tujuan dari
d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot (senam nifas) untuk
7. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas
selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami
kepentingan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat
menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehat pada ibu dan
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain:
1. Memberikan dukungan serta berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa
nifas.
2. Sebagai promoter hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
Masa nifas terbagi menjadi tiga periode (Kemenkes RI, 2015), yaitu:
1. Periode pasca salin segera (immediate post partum) 0-24 jam
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat masalah, misalnya pendarahan karena utonia uteri. Oleh sebab itu,
2. Periode pasca salin awal (early post partum) 24 jam- 1 minggu
normal, tidak ada pendarahan abnormal, lochea tidak berbau busuk, tidak ada
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, ibu dapat menyusui bayinya
3. Periode pasca salin lanjut (late post partum) 1 minggu – 6 minggu
1) Rooming in merupakan suatu system perawatan dimana ibu dan bayi dirawat
dalam 1 unit/ kamar. Bayi selalu ada disamping ibu sejak lahir (hal ini dilakukan
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul atau menggangu kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan pada masa nifas dimulai dari 6 jam sampai 42 hari
Tujuan : Memeriksa tanda bahayayang harus di deteksi secara dini yaitu:
b. Robekan jalan lahir yang dapat terjadi pada daerah perineum, dinding vagina.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rukuk jika perdarahan
berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah pendarahan masa nifas karena utonia uteri; berikan ASI awal; lakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (lakukan Bounding Attacment);
d. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
Tujuan:
a. Mengenali tanda bahaya seperti : Masitis( radang pada payudara), abces
b. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau yang abnormal dari
lochea.
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyakit.
f. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
Tujuannya:
Perdarahan pervagina
Penyebab :
1. Uterus atonik ( terjadi karena misalnya : plasenta atau selaput ketuban tertahan ).
2. Trauma genital ( meliputi penyebab spontan dan trauma akibat penatalaksanaan atau
gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termsauk section caesaria,
episiotomi ).
3. Koagulasi intravascular diseminata.
4. Inverse uterus.
Penyebab :
Penatalaksanaan :
Hemorargi postpartum primer
Penatalaksanaan lanjutan
Pantau kondisi pasien secara seksama selama 24 – 48 jam. Hal tersebut meliputi :
1. Jangan pernah meninggalkan pasien sendirian pasien sampai perdarahan telah terkendali
dan kondisi umum lainnya bagus.
2. Pada kasus hemoragi postpartum atonik jangan pernah memasukan pack vagina.
3. Jika penolong berada dirumah, puskesmas tanpa fasilitas dan keterampilan yang
diperlukan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas dan keterampilan yang memadai.
Infeksi masa nifas atau sepsis puerpuralis adalah infeksi pada traktus genetalia
yang terjadi pada setiap saat antara awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau
persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat dua atau lebih dari
hal-hal berikut ini :
1. Streptococus.
2. Stafilacocus.
3. E. coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamedia dan gonococcus
Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya.
Bahkan jika teknik steril sudah digunakan persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat
bakteri endogen. Bakteri endogen dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika :
1. Bakteri ini masuk dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrument
pemeriksaan pelvic.
2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/lacerasi atau jaringan yang mati
(misal setelah persalinan macat atau persalinan troumatik).
3. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri Eksogen
1. Melalui tangan yang tidak bersih dan instrument yang tidak steril.
2. Melalui substansi/ benda asing yang masuk ke dalam vagina (misal ramuan/jamu,
minyak,kain).
3. Melalui aktifitas seksual.
1. Demam.
2. Nyeri pelvic.
3. Nyeri tekan di uterus.
4. Lokia berbau menyengat (busuk).
5. Terjadi keterlambatan dalam penurunan ukuran uterus.
6. Pada lacerasi/luka episiotomi rasa nyeri, bengkak, mengeluarkan cairan nanah.
Penyebab infeksius
1. Sepsis puerpuralis bergantung pada seberapa luas sepsis ini telah menyebar, mungkin
tampak sebagai :
a. Infeksi terlokalisasi pada daerah lacerasi atau episiotomi.
b. Infeksi pada lacerasi atau episiotomi yang telah menyebar ke jaringan lunak dibawahnya.
c. Endometritis.
d. Salpingitis.
e. Parametritis.
f. Peritonitis menyeluruh.
g. Tromboplebitis septic.
h. Abses tubo ovarium.
i. Abses ligament besar.
j. Abses pada kantong douglas.
k. Abses disisi lain abdomen atau dada.
l. Septicemia (infeksi yang telah memasuki aliran darah dan merupakan suatu kondisi yang
serius).
2. Infeksi payudara seperti mastitis atau pada stadium lanjut abses payudara.
Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum
selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam seperti ini
antara lain dehidrasi, luka/trauma pada jaringan, reaksi terhadap protein janin,
engorgement payudara. Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran biasanya dianggap tidak berkaitan dengan infeksi, suhu tubuh sekitar 38,5°c
atau lebih selama 24 jam pertama harus menyiagakan akan kemungkinan terjadinya
sepsis puerperalis.
Infeksi apapun dapat terjadi selama masa puerperium. Dibawah ini adalah
contoh-contohnya:
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau
penglihatan kabur. Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post
partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
Sakit kepala semasa kehamilan adalah normal dan sering merupakan
ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan. Sakit kepala yang mungkin
mengindikasikan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang
berlangsung terus menerus dan tidak bisa hilang dengan jalan istirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang sangat berat, seorang ibu bisa merasakan bahwa
penglihatan/pemandangan matanya bisa kabur atau ibu tersebut melihat adanya bintik
hitam dihadapan matanya. Sakit kepala berat dalam masa kehamilan merupakan gejala
dari preeklampsia.
Rasa sakit abdominal yang tidak ada hubungannya dengan persalinan normal
biasanya adalah tidak normal. Rasa sakit abdominal yang mungkin bisa mengindikasikan
masalah yang mengancam jiwa ialah rasa sakit yang parah, terus berlanjut dan tidak bisa
diperingan dengan jalan istirahat. Hal ini bisa berarti adanya apendicitis (radang usus
buntu), penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, abortus, gastritis, penyakit kantung
empedu, abrupsi plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), infeksi saluran kemih atau
infeksi-infeksi lainnya.
Mintalah ibu untuk menjelaskan sifat nyeri badomen tersebut, kapan terjadinya,
seberapa sakitnya dan lain-lain. Tanyakan apakah ada tanda-tanda/gejala lain yang
menyertai seperti muntah-muntah, diare, demam dan sebagainya. Lakukan pemeriksaan
tekanan darah, suhu, denyut jantung janin, denyut nadi.
Lakukan pemeriksaan luar, dalam, raba dan rasakan kelembutan abdominalnya
atau kelembutan rebound (pantulannya), periksa untuk mengetahui Costo-Vertebral
Angle Tenderness (CVAT) atau nyeri pada daerah tulang dada dan tulang punggung.
Periksa urine untuk mengetahui kadar proteinnya.Penanganan terhadap gangguan ini
meliputi:
1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan
2. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan
intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalan napas serta
beri oksigen 4-6 liter per menit.
3. Jika pasien tidak sadar/koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur suhu, periksa
apakah ada kaku tengkuk.
Cairan oedema diberi istilah transundat, memiliki berat jenis dan kadar protein
rendah, jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer
atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinoen plasma. Jika
mengalami edema ini niasanya akan mudah merasa lelah setelah melakukan aktvitas sisik
harian atau ketika berjalan dalam jarak yang dekat. Jika edema ini belum parah makan
masih dapat diobati dengan diet dan perubahan gaya hidupascites).
3. Hipoproteinemia ,
Tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga
tidak dapat melawan tekan osmotic yang tedapat dalam darah. Tetapi pada keadaan
tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas
kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan
edema.
Demam
Demam merupakan salah satu manifestasi dari gejala infeksi, dan rasa sakit
waktu berkemih merupakan salah satu gejala dari Infeksi saluran kemih. Ibu pasca
partum, merupakan individu yang beresiko tinggi mengalami hal ini, karena sensitivitas
kandung kemih berkurang akibat peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu.
A. SISTITIS
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai peradangan bagian atas
saluran kemih.
Etiologi :
Faktor predisposisi :
2. Sistokel
4. Penggunaan kateter
Faktor predisposisi :
1. Disuria
2. Demam tinggi
3. Sering kencing
4. Nyeri perut
5. Nyeri suprapubik
6. Nyeri pinggang
8. Anoreksia
Mual/muntah
Peran bidan :
Asuhan bidan :
Ambil sampel urin tengah, untuk pemeriksaan urin. Kaji frekuensi, urgensi, dan jumlah
pengeluaran urin untuk menilai fungsi kandung kencing. Inspeksi warna urin
( hematuria ), bau, kekeruhan ( kental atau encer )
Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 – 4 jam, dan mengosongkan kandung kemih
secara tuntas, sediakan kompres es untuk perineum selama 1 jam setelah kelahiran, untuk
mengurangi pembentukan edema dan memfasilitasi berkemih.
Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas pada saat berkemih
Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya air setiap hari
Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area suprapubik atau abdomen bagian bawah,
nyeri punggung bagian bawah atau nyeri berat pada panggul.
Bila ibu mengalami demam, anjurkan mandi dengan air hangat dan berikan obat
antipiretik
Menjelaskan pada ibu, bahwa obat – obatan yang diresepkan bisa merubah warna urin
Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh pada tanda sistemik
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
B. Pencegahan :
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
2. Menyusui bayi tanpa jadwal (nirjadwal dan on demand).
3. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
4. Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
5. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).
C. Penatalaksanaan :
Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan
sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.
Berilah kompres panas, bias menggunakan Shower hangat atau lap basah panas pada
payudara
yang terkena.
Ubahlah posisi meyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau
posisi memegang bola(football position).
Pakailahbaju B.H.longgar.
Istirahat yang cukup,makanan yang bergizi.
Banyak minum sekitar 2liter per-hari.
Dengan cara-cara seperti tersebut diatas biasanya peradangan akan menghilang
setelah 48 jam, jarang sekali yang men/jadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara seperti
tersebut di atas tidak ada perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-
10 hari dan analgesik.
2.1.7 Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan
tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula.
Apabila ibu menghandaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun
dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses
persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut.
Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh
karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu
menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu
makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.
Perubahan yang mendadak dan dramatis pasa status hormonal menyebabkan ibu
yang berada dalam amsa nifas menjadi sensitive terhadap faktor-faktor yang dalam
keadaan normal mampu diatasinya. Disamping perubahan hormonal, cadangan fisiknya
sering sudah terkuras oleh tuntunan kehamilan serta persalinan. Keadaan kurang tidur,
lingkungan yang asing baginya dan oleh kecemasan akan bayi, suami atau anak-anaknya
yang lain.
Sering terjadi dan banyak ibu yang baru pertama kali mempunyai anak
mendapatkan dirinya menangis, paling tidak satu kali hanya karena masalh yang sering
sepele. Sebagai ibu merasa tidak berdaya dalam waktu yang singkat, namun perasaan ini
umumnya menghilang setelah kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.
Depresi post partummerupakan perasaan tidak nyaman yang dialami wanita pasca
melahirkan yang bisa disebabkan oleh hormone dan gangguan psikoloi. Dapat dilihat
dengan gejala seperti : sering merasa marah, sedih yang berlarut-larut, kurang nafsu
makan, terlalu mencemaskan keadaan bayinya.
Perubahan yang mendadak dan dramatis pasa status hormonal menyebabkan ibu
yang berada dalam amsa nifas menjadi sensitive terhadap faktor-faktor yang dalam
keadaan normal mampu diatasinya. Disamping perubahan hormonal, cadangan fisiknya
sering sudah terkuras oleh tuntunan kehamilan serta persalinan. Keadaan kurang tidur,
lingkungan yang asing baginya dan oleh kecemasan akan bayi, suami atau anak-anaknya
yang lain.
Sering terjadi dan banyak ibu yang baru pertama kali mempunyai anak
mendapatkan dirinya menangis, paling tidak satu kali hanya karena masalh yang sering
sepele. Sebagai ibu merasa tidak berdaya dalam waktu yang singkat, namun perasaan ini
umumnya menghilang setelah kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.
Depresi post partummerupakan perasaan tidak nyaman yang dialami wanita pasca
melahirkan yang bisa disebabkan oleh hormone dan gangguan psikoloi. Dapat dilihat
dengan gejala seperti : sering merasa marah, sedih yang berlarut-larut, kurang nafsu
makan, terlalu mencemaskan keadaan bayinya.
Tidak mampu
Perasaan tida mampu pada ibu dapat disebabkan karena ibu kurang pengalaman
dalam mengurus bayi, sehingga ibu merasa tidak mampu merawat bayi dan membuat
bayi kurang mendapat makanan dan kurang terawatt kebersihannya.
Perasaan sedih
Rasa sedih ibu bersangkutan dengan rasa ketidakmampuan ibu dalam merawat bayinya,
perasaan tersebut dapat diekspresikan dengan menangis dan murung.
Perasaan bersalah
Keadaan emosi ibu post partum masih labih hal yang mempengaruhi perasaan ini antara
lain ibu merasa tidak cukup mampu merwat bayi dengan baik, gagal dalam menyusui ,
bahkan karena melahirkan bayi tidak sesuai dengan jenis kelamin yang tidak diinginkan,
sehingga ibu mudah menyalahkan diri ketika tidak berbuat tepat seperti kegiatan yang
diharapkan