Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN (EARLY


CHILDHOOD)
“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi
Kebidanan”

DOSEN PEMBIMBING:
Mariana, M.Psi,Psi

DISUSUN OLEH:

1. Amanda
2. Siti Nur Aina
3. Suci

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TINGKAT 1 SEMESTER 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS


BATAM

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Perkembangan Anak Usia 4-6 tahun (childhood).”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagiseluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-


banyaknya untuk Mam Mariana, Psi, Psi selaku dosen mata kuliah Psikologi
Kebidanan yang telah menyerahkan kepercayaannya kepadakami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Di akhir kami
berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca.

Batam, 3 oktober 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

Cover Halaman…………………………………………………………………

Kata Pengantar………………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...

i. Latar Belakang………………………………………………………….
ii. Rumusan Masalah………………………………………………………
iii. Tujuan…………………………………………………………………....
iv. Manfaat………………………………………………………………….

BAB II ISI………………………………………………………………………..

A. Perkembangan Fisik……………………………………………………
B. Perkembangan Kognitif………………………………………………..
C. Perkembangan Sosial…………………………………………………...
D. Masalah Kesehatan yang mungkin terjadi……………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………


i. Saran……………………………………………………………………..
ii. Kesimpulan………………………………………………………………

Daftar Pustaka…………………………………………………………………...

BAB I

PENDAHULUAN

i. Latar Belakang
Perkembangan manusia merupakan proses yang berkelanjutan yang dialami
oleh setiap manusia dan setiap proses tersebut tidak dapat diulang selama
hidupnya. Perkembangan manusia ini berupa perkembangan secara fisik, kognitif
atau berpikir dan sosial-emosional. Setiap perkembangan manusia terdapat
batasan-batasan sebelum manusia tersebut mencapai kesempurnaan baik secara
kognitif, fisik dan sosial emosionalnya.
Pada tahap masa kanak-kanak awal diperlukan perhatian khusus oleh orang
tua karena pada tahap ini dimulai pembentukan karakter bagi si anak itu sendiri.
Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan individu yang sedang belajar
menguasai tingkatan lebih tinggi dari beberapa aspek, seperti gerakan, berpikir,
perasaan, dan interaksi dengan lingkungannya. Ia sedang mengalami perubahan
perilaku dari tidak matang menjadi kompleks, dan dari ketergantungan menjadi
lebih mandiri. Perkembangan ini tentunya ditujukan pada perubahan yang
sistematik, progresif, dan berkesinambungan.
Pada perkembangan fisik lebih muda dikenali daripada perubahan kognitif.
Sedangkan pada perkembangan kognitifnya, tidak dapat diobservasi sebelum kita
memahami teorinya terlebih dahulu.
ii. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perubahan fisik pada anak di masa kanak-kanak awal
(early childhood)?
2. Nutrisi seperti apakah yang diperlukan anak pada masa early
childhood?
3. Masalah dan pola tidur seperti apa yang biasanya berkembang pada
masa kanak-kanak awal (early childhood)
4. Bagaimana kemampuan kognitif pada masa kanak-kanak awal?
5. Bagaimana bahasa meningkat dan apa yang terjadi ketika
perkembangannya lambat?
6. Bagaimana proses perkembangan ingatan pada masa kanak-kanak
awal?
7. Bagaimana kecerdasan prasekolah dapat diukur? Dan apa sajakah hal
yang mempengaruhinya?
8. Apa tujuan yang ingin dicapai pada anak-anak di masa kanak-kanak
awal di dalam pendidikannya?
9. Bagaimana kemampuan motoric pada masa kanak-kanak awal?
10. Bagaimana sikap anak dalam menghadapi masa transisi ke taman
kanak-kanak dan bagaimana orang tua menyikapi hal tersebut?
iii. Tujuan
Beberapa tujuan dari makalah yang kami sajikan ini yaitu:
a. Untuk menambah wawasan dan memengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada anak di masa kanak-kanak awal (early childhood)
b. Mengetahui nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang anak dalam
masa kanak-kanak atau early childhood
c. Mengetahui tahapan-tahapan dari perkembangan kognitif anak di
masa kanak-kanak awal
d. Dapat memahami masalah-masalah yang sering terjadi pada anak di
masa kanak-kanak awal
e. Mengetahui tingkat kecerdasan anak di masa kanak-kanak awal dan
mengetahui pendidikan yang dibutuhkan anak di masa kanak-kanak
awal.
iv. Manfaat
Manfaat disajikannya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan serta
pengetahuan tentang perkembangan fisik dan kognitif anak pada masa early
childhood serta merupakan hasil dari diskusi kelompok untuk tugas psikologi
perkembangan anak.

A. PERKEMBANGAN FISIK MASA EARLY CHILDHOOD

 Berat Badan & Tinggi Normal Anak 4- 6 tahun

Tabel berikut merupakan rangkuman tumbuh kembang fisik anak normal


sesuai usianya, berdasarkan standard yang disarankan oleh WHO.

 Berat Badan Normal


Keterangan Laki-laki Perempuan
Underweight 11.8 kg 11.5 kg
Normal Bawah 13.4 kg 13 kg
Ideal Bawah 15.2 kg 14.9 kg
Ideal 17.3 kg 17.2 kg
Ideal Atas 19.8 kg 19.9 kg
Normal Atas 22.7 kg 23.2 kg
Overweight 26 kg 27.4 kg

Berat badan normal anak 4 -6 tahun berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.

 Anak yang berada antara batas normal bawah dan batas normal atas (Laki-
laki: 13.4 s/d 19.8 kg / Perempuan: 13 s/d 19.8 kg) termasuk dalam berat
badan normal sesuai usianya.
 Anak yang beratnya berada di bawah batas normal bawah (Laki-laki: <
13.4 kg / Perempuan: < 13 kg) termasuk underweight(berat badan
kurang)
 Anak yang beratnya berada di bawah nilai underweight (Laki-laki: < 11.8
kg / Perempuan: < 11.5 kg) harus memperoleh penanganan dari
dokter(kemungkinan besar terjadi gizi buruk)
 Anak yang beratnya berada di atas batas atas normal termasuk overweight
(Laki-laki: > 22.7 kg / Perempuan: > 23.2 kg)(kelebihan berat badan).
Lakukanlah diet untuk menurunkan berat badan.
 Anak yang beratnya berada di atas nilai overweight (Laki-laki: > 26 kg /
Perempuan: > 27.4 kg) harus diwaspadai sebagai gejala obesitas

 Tinggi Badan Normal

Keterangan Laki-laki Perempuan


Pendek 93.4 cm 92.6 cm
Normal Bawah 97.8 cm 97.1 cm
Ideal Bawah 102.3 cm 101.6 cm
Ideal 106.7 cm 106.2 cm
Ideal Atas 111.1 cm 110.7 cm
Normal Atas 115.5 cm 115.2 cm
Jangkung 119.9 cm 119.8 cm
Pertumbuhan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang
kompleks dan sangat mengagumkan.
 Tinggi bertambah rat-rata 3 inci tiap tahun.
 Berat bertambah antara 3-5 pon tiap tahun .

 Perkembangan bagian tubuh :


 Dagu tampak lebih jelas
 Leher memanjang
 Dada lebih bidang dan datar
 Bahu lebih luas dan persegi
 Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus

Postur tubuh atau bentuk tubuh anak mulai jelas ,apakah anak berpostur :

 Endomorfik yaitu gemuk dan lembek


 Mesomorfik yaitu kuat dan berotot
 Ektomorfik yaitu kurus
 Tulang dan Otot menjadi lebih besar,lebih kuat dan lebih berat.
 Gigi, pada usia antara 26-28 bulan,4 gigi geraham anak akan muncul dan
sebelum menginjak usia 5,5 tahun seluruh telah tumbuh dan kemudian
mulai tanggal dan digantikan gigi yang tetap.

Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm


setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun
berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir.

 Aktivitas fisik yang dilakukan

Antara usia 4 dan 6 tahun, ibu akan melihat kemajuan yang signifikan dalam
perkembangan fisik anak. Selain semakin bertambah tinggi dan kuat, si Kecil akan
mulai bergerak dengan lebih percaya diri seiring dengan keseimbangan,
koordinasi, dan kontrol motorik yang lebih baik.
Ibu akan merasa takjub melihat transisi perkembangan fisik si Kecil. Mulai
dari langkah pertama yang tidak stabil, sampai si Kecil dapat melangkah dengan
percaya diri, dapat melompat dan berputar. Dari gerakan memegang yang tidak
stabil dan mudah menjatuhkan barang, sampai gerakan motorik jarinya yang lebih
terkontrol dan membuat anak dapat menggambar dengan lebih detil dan rumit.

Anak pada rentang usia 4-6 tahun juga merupakan individu yang sedang
belajar menguasai tingkatan lebih tinggi dari bberapa aspek, spt gerakan, berpikir,
perasaan, dan interaksi dengan lingkungannya. Ia sedang mengalami perubahan
perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, dan
dari ketergantungan menjadi lebih mandiri. Perkembangan ini tentunya ditujukan
pada perubahan yang sistematik, progresif, dan berkesinambungan.

Adalah hal yang penting bagi kita sebagai orangtua untuk memahami
perkembangan anak usia ini, agar dapat membantu proses pembelajaran anak serta
memberikan perlakuan yang tepat kepadanya.

Seiring dengan tumbuhnya percaya diri dan semakin mandiri si Kecil dalam
melakukan hal-hal tertentu, Ibu akan memiliki lebih banyak waktu untuk duduk,
mengamati dan mengabadikan tahapan perkembangannya. Jangan lupa
mengabadikannya dalam bentuk foto-foto untuk mengenang tumbuh kembangnya
di masa pra-sekolah.

Yang
paling
menonjol dari
usia
prasekolah
ini adalah
nafsu
makannya
yang
meningkat. Nggak heran, karena di usia ini kebutuhan kalori mereka meningkat
seiring dengan perkembangan fisik dan otak mereka. Rata-rata perharinya mereka
membutuhkan 1700-1800 kalori.

Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau
masa kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun (Papalia,
Olds,& Feldman, 2004). Tahap usia ini biasa disebut sebagai periode prasekolah.
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :

1.      Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai
kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun
besar.

2.     Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami


pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-
batas tertentu.

3.     Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa


ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat
dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

4.     Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial.


Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

Erikson (Helms & Turner, 1994) memandang pribadi usia 4-6 thn sebagai
fase sense of invitiative. Pd periode ini anak hrs didorong mengembangkan
inisiatif atau prakarsa. Jika ia tdk mendapat hambatan dr lingkungannya, maka
anak akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreasinya, sehingga ia
mampu tumbuh dengan percaya diri dan mandiri. Namun, jika ia terlalu sering
mendapat larangan dan teguran, anak dapat diliputi perasaan guilty atau bersalah.
Oleh krn itu, kepercayaan, kasih sayang, dan komunikasi yang baik dapat
mendukung keberhasilan kita mendapingi perkembangannya pada masa ini.

Menurut pakar pendidikan Islam Asy Syantut (1994), selepas usia 4 tahun
anak mulai mengenal dan meniru orang-orang di sekitarnya selain orangtuanya.
Oleh karena itu, selain menyediakan lingkungan yang baik, kebiasaan-kebiasaan
baik dari orangtua yang membentuk perilaku yang kuat pada anak harus sudah
disiapkan pada masa sebelumnya.

Panduan di bawah ini memberikan informasi garis besar tumbuh kembang anak di
masa pra-sekolah.

Usia 4 Tahun

 Mampu berlari, melompat, dan bermain lempar tangkap mempergunakan


bola besar. Tips: luangkan waktu untuk pergi ke taman untuk bermain
lempar-tangkap bersama si Kecil.
 Memiliki keseimbangan yang lebih baik dan bisa berdiri dengan satu kaki
hingga 2 detik, serta berjalan mundur dan berjalan sepanjang garis lurus.
 Anak memiliki koordinasi yang baik. Si Kecil dapat menyusun sebuah
menara besar dari balok bangunan.
 Mampu untuk menyikat gigi sendiri serta membuka dan mengancingkan
baju.
 Mampu untuk memotong sebuah objek dengan gunting.
 Mampu untuk menuangkan cairan, menghancurkan makanan sendiri dan
(dengan pengawasan) memotong makanan menjadi potongan-potongan
kecil dengan alat makan. Tips: masa ini adalah waktu yang tepat untuk
mengajak si Kecil ke dapur untuk membantu dengan tugas-tugas
sederhana dengan memberinya kesempatan untuk melatih gerakan motorik
halusnya.

Usia 5 Tahun

 Mampu berlari dan melompat, melompat dengan langkah besar,


mengayun, memanjat, dan bahkan jungkir balik. Akan banyak hal yang
dapat dia lakukan sekarang, baik di taman bermain dan bahkan di dalam
rumah.
 Mampu memukul bola dengan tongkat pemukul.
 Dapat dengan mudah berpakaian dan menanggalkan pakaian.
 Mampu menggunakan garpu dan sendok, dan kadang-kadang pisau meja.
Sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai belajar bagaimana
menggunakan sumpit.
 Mampu membentuk huruf dengan pensil dan menulis nama sendiri.
 Mampu memotong bentuk kompleks dengan gunting secara akurat.
 Memiliki keseimbangan yang lebih baik, seperti dapat berdiri dengan satu
kaki selama 10 detik atau lebih.
 Dapat menggunakan toilet secara mandiri.

Usia 6 Tahun

 Mampu melakukan hal-hal yang membutuhkan keseimbangan seperti


belajar naik sepeda atau skate boarding, dan berjalan secara seimbang di
balok.
 Mampu menyusun balok-balok menjadi bentuk bangunan.
 Mampu menjahit jahitan yang sederhana.
 Mampu mengikat tali sepatu sendiri.
 Mampu mempergunakan pensil untuk membuat gambar detail di kertas
yang kecil.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Anak

a. Faktor kematangan

Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik


maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar.
Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap-
cakap. Proses- prose situ memerlukan periode belajar dan berlatih. Proses-
proses di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum
mencapai kematangannya.

b. Faktor Keturunan

1. Tinggi tubuh

Orang tua yang tinggi, cenderung untuk mempunyai keturunan yang


tinggi, demikian pula orang tua yang pendek, cenderung akan memiliki
keturunan yang pendek pula. Namun tinggi tubuh seseorang tidak dapat
diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi dan kesehatan
mempunyai pengaruh pula pada hal itu.

2. Kecepatan pertumbuhan

Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan.


Penelitian- penelitian pada kembar identik memperlihatkan bahwa haid
pertama yang dialami kembar identik perempuan terjadi pada usia yang
sama. Demikian pula pada perempuan kakak- beradik, haid mereka pada
usia yang tidak begitu berbeda.

c. Pengaruh lain

Nutrisi, Penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja
tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila seorang
anak kurang gizi yaitu: anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk
bermain. Selain itu anak juga mudah tersinggung, pemurung dan kadang
gugup.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA EARLY CHILDHOOD

Anak-anak merupakan tahapan dari semua proses manusia yang awal.


Setelah dilahirkan dan menjadi bayi, kita tumbuh dan juga berkembang. Di masa
anak-anaklah kita memiliki berbagai hal yang dianggap cemerlang seperti halnya
bisa belajar, berpikir, mengenal dunia baru, mengenal berbagai hal yang paling
membingungkan. Dalam semua perkembangannya anak-anak memiliki
perkembangan kognitif ataupun perkembangan pikiran.

Usia ini masih termasuk dalam rentang tahap pra-operasional ,dimana


kemampuan menerima rangsangan anak masih terbatas. Anak mulai berkembang
kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat
berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas. Namun,
perkembangan kognitif (daya pikir) pada masa ini sangat pesat, ditunjukkan
dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini
terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat. Sehingga
bisa dikatakan bahwa seorang anak membangun kemampuan kognitif melalui
interaksinya dengan dunia di sekitarnya.

Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun :

 Dapat mengetahui fungsi benda dengan benar.


 Dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk, warna, ukuran dan
fungsi secara sederhana.
 Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat
yang belum terisi.
 Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya.
 Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.
 Berusaha membaca dengan memperhatikan gambar.
 Sudah bisa
membaca kata-
kata singkat
dan juga
ringan seperti
4-6 huruf.
 Dapat membaca cerita sederhana dengan lantang dan juga bersuara.
 Dapat mengenali hal yang fantasi ataupun realita.

 Segi Berpikir pada anak usia 4-6 tahun :


 Sudah dapat menjawab pertanyaan dengan jelas,
 Bercerita mengenai hal yang terjadi pada situasi nyata,
 memberi informasi walau masih sulit dalam mencari atau menggunakan
kata-kata untuk mengungkapkannya,
 Berhitung sederhana,
 Menulis atau menggambar garis;orang;benda, dan senang membentuk
sesuatu dengan tangannya.

 Segi bahasa anak usia 4-6 tahun :

Keterampilan bahasa dan berbicara anak harus diasah sejak dini, di masa peka
belajar karena inti dari hubungan antarmanusia adalah komunikasi. Perkembangan
bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan
pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 tahun.
Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak digunakan sehingga
anak pada usia ini cenderung banyak bertanya.

Anak usia 4 tahun sudah mahir dalam berbahasa. Mereka sudah bisa
menggunakan struktur kalimat yang rumit dan meggunakan keterangan waktu.
Dan, jangan kaget ketika mereka kaya sekali dengan segala macam ekspresi wajah
dan nada suara. Berbisik, merajuk, berteriak maupun menyanyi lagu kesukaan
mereka dengan lancar.
Sedangkan saat usia mereka 5 atau 6 tahun, mereka sudah mahir
menceritakan kejadian yang di alami, paham lelucon dan sering melontarkan
humor-humor ringan. Mereka juga sudah sangat paham akan orang-orang
terdekatnya.
Usia 4 tahun
 Menggunakan kalimat yang lebih panjang dan kompleks.

 Anak mulai banyak melontarkan banyak pertanyaan.

 Mampu menceritakan cerita yang lebih panjang dengan urutan peristiwa yang
benar.

 Mampu menceritakan berbagai pengalaman atau bahkan berargumentasi.

 Mampu menjelaskan bagaimana perasaan orang lain.

Usia 5 tahun

 Sudah mempunyai kosakata sekitar 1500 kosa kata.

 Menikmati lelucon dan bercanda dengan yang lain.

 Dapat mengenali nama sendiri dan mencoba menulis namanya.

 Menunjukan ketertarikan untuk membaca dan menulis.

 Mampu berbicara dengan lancar dan menggabungkan susunan kata dengan benar.

Usia 6 tahun

 Berbicara lancar dengan percaya diri yang tinggi.

 Mampu mengingat dan mengulang syair lagu.

 Kemampuan membaca dan menulis semakin baik.

 Mampu membaca sendiri, tetapi masih tetap menikmati ketika Mum membacakan
untuk mereka

 Mampu mengeja kebanyakan kata-kata dengan benar

Tahap perkembangan ini hanya panduan garis besar. Ingatlah bahwa proses
perkembangan setiap anak berbeda-beda. Sangat penting untuk membiarkan anak
untuk belajar dengan tingkat kecepatan yang nyaman bagi dirinya.
Dalam perkembangan bahasa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya
antara lain:

 Umur seorang anak : Ketika umur seorang anak bertambah maka secara
langsung semakin matang pula pertumbuhan fisiknya, kemudian
pengalaman seorang anak juga dapat bertambah dan meningkat pula
kebutuhannya. Kemampuan bahasa pada seorang anak dapat berkembang
sejalan dengan bertambahnya pengalaman dan kebutuhan anak tersebut.
 Kondisi lingkungan : lingkungan merupakan tempat dimana seorang anank
tumbuh dan berkembang. Lingkungan dapat memberikan andil yang
cukup besar dalam kemampuan berbahasa. Kemampuan dalam
perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan
lingkungan yang berada di pedesaan. Sama halnya dengan perkembangan
bahasa di daerah pegunungan, daerah terpencil, di daerah pantai, maupun
di dalam kelompok-kelompok sosial yang lain.
 Kecerdasan seorang anak : di dalam meniru lingkungan tentang suara atau
tentang bunyi, gerakan maupun dalam mengenal tanda-tanda maka
seorang anak memerlukan kemampuan motorik yang sangat baik.
Kemampuan motorik seorang anak dapat berkolerasi positif dengan
kemampuan-kemampuan intelektual atau tingkat berfikir. Ketepatan dalam
meniru, memproduksi pembendaharaan kata yang diingat, kemampuan
memahami kemampuan menangkap atau menyimak maksud dari
pernyataan pihak lain, dan kemampuan menyusun kalimat dengan baik
biasanya dipengaruhi oleh beberapa kecerdasaan yang dimiliki oleh
seorang anak.
 Sosial ekonomi keluarga : sebuah keluarga yang memilki status sosial
ekonomi yang baik, maka akan mampu untuk menyediakan situasi baik
bagi kemampuan perkembangan bahasa anak-anak dan beberapa anggota
keluarga lainnya. Beberapa rangsangan dalam meningkatkan kemampuan
bahasa anak untuk dapat ditiru oleh anak-anak atau keluarga anggota lain
yang status siosialnya rendah. Hal tersebut akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak-anak yang hidup di dalam sebuah
keluarga yang terdidik dan tidak terdidik. Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan kognitif
anak.

 Segi moral anak usia 4-6 tahun

Anak pada usia 4-6 tahun mulai banyak bertanya guna mengumpulkan
informasi atas sesuatu yang ingin ia ketahui. Nah, masa ini adalah saat yang
penuh dengan "Aha" momen untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan
diskusi yang seru.
Pada anak usia dini perkembangan agama ini identik dengan
pemahamannya akan Tuhan, yaitu bagaimana mereka memahami keberadaan
Tuhannya. Secara fitrah, manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “serba
maha” di luar dirinya. Inilah penghayatan dibidang keagamaan. Apapun agama
yang dianutnya. Melalui penghayatan keagamaan ini, manusia meyakini adanya
kekuatan lebih dari dirinya. Melalui kekuatan yang maha inilah dia menumpukkan
harapannya, ketika ia berharap menyertai atau ketika dia merasa tidak adalagi
yang bisa menolong. Adapun istilah moral atau moralitas mengacu pada suatu
kumpulan aturan dasar yang berlaku secara umum mengenai benar dan salah.
Yang dimaksud moral adalah bagian dari proses pembelajaran anak atas aturan-
aturandasar.
Lingkungan utama yang mempengaruhi perkembangan moral individu
adalah keluarga, sekolah, dan hubungan-hubungan sosial, sehingga tugas orang
dewasa dalam membantu perkembangan agama dan moral adalah memberikan
pemahaman atas keberadaan dan kebutuhan kita pada Yang Maha Segalanya serta
peraturan hidup pada anak guna mengembangkan pemahaman agama dan
terbentuknya karakter yang kuat sesuai pemahamannya itu.
Anak dapat mengalami perkembangan moral jika dirinya mendapatkan
pengalamanan bekenaan dengan moralitas. Perkembangan moral anak ditandai
dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku
(Slamet Suyanto, 2005). Menurut Megawangi, dalam Siti Aisyah dkk. (2007),
anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada
di lingkungan yang berkarakter pula.

Tahap perkembangannya yaitu :

1)      Anak mulai menggunakan standar internal untuk mengevaluasi tingkah


lakunya pada usia yang sangat dini.
Anak sudah dapat membedakan yang bagus & buruk, baik & nakal, dan
sebagainya. Standar ini didapatkan dari reaksi masyarakat atas perilaku yang
mereka lakukan, pada usia ini diharapkan anak melakukan aturan yang
diterapkan oleh orang dewasa. Baik orang tua/pengaruh/guru.
2)      Anak mulai membedakan antara transgresi moral & transgresi konvensional.
Transgresi moral yaitu aksi-aksi yang menyebabkan kerusakan/bahaya yang
mengancam kebutuhan dan hak orang lain.
Transgresi konvensional yaitu aksi-aksi yang melanggar aturan umum
masyarakat biasanya tidak tertulis, mengenai tingkah laku yang diterima oleh
masyarakat. Contohnya etika.
3)      Pemahaman anak mengenai keadilan berlangsung selama masa anak awal
pada usia dini, didasari pada kebutuhan dan keinginan mereka sendiri.
4)      Emosi yang berkaitan dengan perilaku moral yang berkembang di masa usia
dini.
Emosi ini memperkuat pemahaman anak mengenai aturan benar dan salah.
5)      Secara bertahap anak mulai memperhatikan variable “kesempatan” dan
evaluasi perilaku mereka.
Anak mulai dapat berfikir secara fleksibel tidak laku kaku berdasarkan aturan
saja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral.


a.      Penggunaan alasan.
Orang dewasa (gur, orang tua) membantu perkembangan moral anak ketika
mereka melihat bahwa anak berusaha untuk menyakiti dan menekan orang lain
dengan perilakunya. Sebagai contoh: “Istana balok yang baru saja kamu ejek,
mungkin tidak sebagaus milikmu. Akan tetapitetapi, Ibu tahu bahwa Amir
mengerjakannya dengan susah payah dan membutuhkan waktu lama, dan ia cukup
bangga akan hasil kerjanya”
b.      Interaksi dengan sebaya.
Anak dapat mempelajari banyak hal mengenai moralitas dalam interaksinya
dengan sebaya. Ini terlihat dalam aktivitas kelompok bermain di mana ada isu
yang berkaitan dengan kerjasama, berbagi, dan perundingan. Konflik antarsaudara
dan teman bermain sering kali timbul sebagai hasil ancaman fisik, ketidakpedulian
dengan perasaan orang lain.
c.       Contoh tingkah laku moral dan perilaku sosial.
Anak terlihat lebih mudah menampilkan perilaku moral dan prososial ketika
mereka melihat orang lain yang berperilaku sesuai moral. Misalnya, apabila orang
tua bersikap ramah dan menunjukkanperhatian pada orang lain, anaknya pun
cenderung bersikap sama.
Telivisi berfungsi sebagai model prososial dan antisosial bagi anak. Ketika
anak menonton telivisi yang menekankan peilaku prososial, ketika mereka
menyaksikan kekerasan dalam televisi, mereka pun menampilkan perilaku
kekerasan.
d.      Isu-isu dan dilema moral.
Anak mengembagkan moral ketika mereka dihadapkan pada dilema moral
tidak dapat mereka atasi sesuai dengan moral mereka. Oleh karenanya,
dibutuhkan penalaran dan pemahaman sampai akhirnya mereka mendapatkan
kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan perkembangan moral yang lebih
tinggi.

C. Perkembangan Sosial Pada Anak Usia 4-6 Tahun


Perkembangan sosial anak prasekolah ditandai dengan bermulanya
perkembangan persahabatan. Pada umumnya ketika berusia 4 tahun mereka
sudah dapat menjaga persahabatan yang dibina.
 Ketika anak berhadapan dengan temannya, anak akan menunjukkan sikap
yang seringkali lebih besar, lebih mudah bekerjasama, lebih positif dan
lebih menunjuk pada ketidak setujuan. Berkat perkembangan sosial, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya.
 Kecakapan sosial yang dimiliki anak sejalan dengan tahapan
psikososialnya. Ketika memasuki usia prasekolah anak akan memasuki
dunia sosial yang lebih luas dibandingkan dengan usia sebelumnya. Anak
biasanya sudah mulai memasuki lembaga pendidikan yang memungkinkan
mereka berinteraksi dengan orang-orang di luar struktur keluarga, seperti
ibu guru dan teman sebaya.

Ada beberapa karakteristik perkembangan pada anak prasekolah (4-6 tahun)


yakni:
1. Mulai senang bergaul dengan teman.
2. Anak ingin sekali disukai oleh teman-temannya. Ia ingin bisa bermain dengan
sebanyak mungkin teman. Anak mulai memahami bahwa fungsi pertemanan
termasuk didalamnya aturan untuk berbagi, memberi dukungan, bergantian dan
berbagai keterampilan sosial lainnya.
3. Meniru kegiatan orang lain, anak berada dalam tahap indentifikasi, meniru
gerakan atau mimic yang dilakukan orang lain.
4. Menunjukan rasa saying kepada saudara-saudaranya, ini ditunjukan dengan
cara mengucapkan, memeluk dan mencium adik atau kakaknya.
5. Senang menirukan lagu dan
dongeng-dongeng, anak
senang berdendang lagu
yang ia senangi dan senang
mengulang cerita yang
didengarkan.
6. Mulai mandiri dalam
mengerjakan tugas, anak
meningkatkan usaha agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan
dengan sehari-hari, seperti mulai mampu untuk buang air kecil sendiri baik.
7. Mulai mengerti bagaimana perilaku berhubungan konsekuensi. Sebagai contoh
ketika anak tidak diajak bermain oleh teman sebayanya lalu anak tersebu
merspon dengan cara menangis dan marah. Pada saat bersamaan anak belajar
menemukan perilaku mana yang tidak diterima oleh teman sebayanya serta
anak belajar menemukan dan menunjukan berbagai bentuk emosi dirinya dan
temannya.
8. Berbagi benda-benda dengan anak lain ketika diminta

 Tugas Perkembangan Anak Usia 4-6 tahun

Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan atau


dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu sesuai dengan norma-
norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat hidup bahagia dan
mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Robert Havighurst
(Adam & Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa
periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan
tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan
perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan pengalaman beragama, dan hal
lainnya sebagai persyaratan untuk pemenuhan kebahagiaan hidupnya.

Selanjutnya Robert J. Havighurst (Syamsu Yusuf, 2008 : 65) mengartikan tugas-


tugas perkembangan itu sebagai berikut “A developmental task is a task which
arises at or about a certain period in the life of the individual, successful
achievement of which leads to his happiness and to success with later task. While
failure leads to un happiness in the individual, disapproval by society, and
difficulty with later task”.

Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang


muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila
tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya.

Yusuf (2008:66) tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap,


perilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai
dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebutkan tugas-
tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok
budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting
dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang
rentang kehidupan.

Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan


yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut
Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai
berikut :

1. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk


berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat
memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat
perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
2. Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa
Taman Kanak-kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan
yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja,
dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi dan
belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.
3. Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan
kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain
dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
4. Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk
bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk
mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang dilakukannya
akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.
5. Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar
bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang
dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh,
seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas,
pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
6. Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu
mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana
penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
7. Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak belajar
mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar
maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar
diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola dan
sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus
adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
8. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini
diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan,
dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal
ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya. Selain dari itu,
anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
9. Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak
belajar menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan
benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun berinteraksi dengan
lingkungannya. Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu benda, atau
mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
10. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan.
Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang
terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya,
saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang dimilikinya.

Macam-macam tugas perkembangan anak mulai dari usia 4-6 tahun, yaitu

 Anak usia 4-5 tahun


o Mampu melompat dan menari
o Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
o Dapat menghitung jari -jarinya
o Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
o Minat kepada kata baru dan artinya
o Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
o Membedakan besar dan kecil
o Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

 Anak usia 6 tahun


o Ketangkasan meningkat
o Melompat tali
o Bermain sepeda
o Menguraikan objek -objek dengan gambar
o Mengetahui kanan dan kiri
o Memperlihatkan tempertantrum
o Mungkin menentang dan tidak sopan
Peran guru dan orang tua dalam membantu mencapai tugas
perkembangannya

 Peran orang tua


Bagi anak, orang tua (ayah ibu) merupakan figur orang dewasa pertama
yang dikenal anak sejak bayi. Selain kedekatan karena faktor biologis, anak
biasanya cukup dekat dengan ayah ibunya karena hampir seluruh hidupnya dekat
dan dihabiskan bersama orangtuanya. Oleh karena itu, ayah ibu meniliki pengaruh
besar terhadap perkembangan anak.
Widyawati memberikan beberapa petunjuk bagi orangtua untuk
mengembangkan kemampuan anak, yaitu:

2. memperlakukan anak sesuai dengan karakteristik anak dan memahami


bahwa setiap anak bersifat unik;
3. memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan kasih sayang,
pemberian makanan bernutrisi, rasa aman, dan nyaman;
4. memperhatikan pola pendidikan yang diajarkan oleh guru di sekolah anak
dan mencoba menyelaraskan pola tersebut dengan pola pendidikan di
rumah;
5. memberikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan
perilaku yang terpuji;
6. memberikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia
perkembangannya,
7. bersikap tegas dan konsisten.

Peran orangtua dalam membantu anak dalam mencapai Tugas Perkembanganya,


yaitu sebagai berikut:

1. Fase oral (mulut)

Pada periode ini peran orang tua yang dibutuhkan anak adalah pemberian
kasih sayang dengan menyusui dan membelai atau mengusap. Anak merasakan
nikmat dan kenyamanan kalau bibirnya disentuh oleh payudara ibunya yag lembut
dan hangat, dibelai dengan penuh kasih sayang oleh tangan dan kulit ibunya yang
halus. Sentuhan dan belaian ini akan menimbulkan kesan kejiwaan nyaman,
tentram, dan damai dan persaan dilindungi.

Erik Erikson (1960) mengemukakan bahwa anak yang mengalami kesan


kepuasan seperti ini memiliki keyakinan dasar yang benar dan bagus tentang
dunia (basic trust). Sebaliknya anak yang tidak disusui, sedikit sekali disentuh dan
dibelai dan miskin kasih sayang akan memilki kesan kejiwaan yang negative
tentang kehidupan ini. Anak merasa diabaikan, tidak dilindungi, tidak aman dan
ini menjadi sumber kekecewaan dalam menghadapi kehidupan. Anak
menghayati dunia sebagai keadaan yang kejam, tidak menyenangkan dan tidak
aman sehingga dalam menghadapi kehidupan selalu curiga, cemas, dan perasaan
tidak tentram.

2. Fase anal (anus)

Dalam fase ini peran orangtua yang diharapkan untuk anak adalah melatih
anak buang air yang tertib. Anak-anak dilatih buang air pada tempat yang pantas,
lebih penting lagi menciptakan suasana hati yang tenang dan tentram selama
buang air. Erikson memperingatkan orangtua agar tidak melakukan latihan-latihan
buang air dengan disiplin yang keras, karena dapat menimbulkan krisis kejiwaan
pada masa ini dan setelah dewasa nantinya ia akan menjadi orang dewasa yang
suka memaksa.

3. Fase phallic (kelamin)

Pada fase ini uapaya yang dilakukan orangtua adalah:

1. Orangtua yang dijadikan saingan (rival) hendaknya tetap menunjukkan


sayang dan perhatian yang dalam terhadap anaknya. Jauhilah sifat
bermusuhan terhadap anak, sehingga anak selalu mendapat kesan bahwa
orangtuanya yang dijadikannya saingan, tetap baik dan menyayanginya.
2. Antara kedua orangtua hendaknya menampakkan saling menyayangi,
saling menghormati dan saling menonjolkan kebaikan pihak lain. Dalam
hal ini misalnya ibu hendaknya selalu membanggakan ayah didepan anak
laki-lakinya begitupun sebaliknya.

4. Fase laten

Pada fase ini peran orangtua yang diharapkan adalah memberi kesempatan
dan menyokong berbagai ide anak untuk berbuat sesuatu sampai berhasil.
Orangtua hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk berkarya.
Hubungan anak yang beralih kepada teman sebaya hendaknya di pupuk oleh
orangtua dengan mendekati dan mengakrapi teman sebaya anak-anaknya.
Perkembangan moral anak dikembangkan dengan memberikan contoh dari
orangtua dan melaksanakan disiplin secara induktif. Disiplin dengan cara induktif
maksudnya memberikan larangan dengan alas an-alasan mengapa ia boleh, atau
tidak boleh melakukan sesuatu.

 Peran guru
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya
hasil-hasil tertentu. Jadi dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan
perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri anak.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih
maju daripada keadaan sebelumnya. Guru adalah pihak utama yang langsung
berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak
terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya
pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan
permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain
kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin,
1997 : 55). Di Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat
akademik, di mana anak lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di
sekolah. Jarang guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi,
mengekspresikan perasaannya, dan melakukan sendiri apa yang mereka minati,
sampai menemukan pemecahan masalah sendiri.

 Masalah-masalah kesehatan yang sering muncul pada anak usia 4-6


tahun

 Gangguan fungsi panca indra


 Cacat tubuh
 Kegemukan
 Gangguan gerak peniruan
 Kidal
 Gangguan Kesehatan
 Hiperaktif
Gejala-gejala yang diderita si anak yang terkena hiperaktivis, yaitu:
a) Berlari-lari atau memanjat berlebihan
b) Sulit duduk dengan tenang/gelisah berlebihan
c) Sulit tetap tinggal duduk
d) Bergerak berlebihan selama duduk
e) Bergerak terus menerus
 Neuropati
 Enuresi/ngompol
Hal ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dan sering terjadi pada
malam hari. Factor penyebabnya adalah:
a) Kelainan fungsi fisiologis pada vesica urinearia
b) Iritasi local (lubang alat kencing yang sempit)
c) Epilepsi
d) Tidur terlalu nyenyak
e) Ketidak matangan fisiologis jaringan saraf otonom
f) Gangguan tingkah laku
g) Gangguan emosional
h) Penelantaran “toilet training”
i) Intelegensi rendah, terutama idiot
j) Keturunan (ditemukan 203 anak yang ngompol, 40% nya karena orang
tua yang mengalami gangguan enuresis)
 Enuresis
 Buang air besar di sembarangan
Penyebab encopresis (BAB di sembarangan tempat)
a) Karena memounyai adik baru
b) Pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah
c) Orang tua/guru kurang peka terhadap tanda-tanda khusus
d) Jadwal toilet training terlalu ketat
Usaha untuk mencegah encopresis yaitu:
 Melatih pengaturan reflex
 Mengontrol pengeluran tinja
Tipe klinis encopresis adalah sebagai berikut:
a) Tipe kontinyu : anak tidak pernah diberi latihan kebersihan, biasnya
terjadi pada anak terlantar dan sifat anak tidak pernah patuh aturan,
agresif, serta tidak punya rasa malu
b) Tipe diskontinyu : anak yang terlalu dipaksa dan dikontrol pengeluaran
tinjanya
c) Tipe retentive : anak yang ketika ditanya reaksinya negative dan
menahan keinginan
Ciri-ciri anak yang menderita encopresis :
 Pasif
 Cemas
 Takut
 Kurang percaya diri
 Keras kepala
 Gagap (suttering)
Gejala-gejala yang diderita yaitu:
a) Sering mengulang
b) Memperpanjang suara/suku kata/kata
c) Terjadi keraguan dan penghentian bicara sehingga mengganggu arus
irama bicara
d) Sewaktu berbicara menahan nafas sehingga tampak mulut dengan
bibirnya tertarik ke pinggir
Penyebab dari gagap yaitu:
 Pemaksaan
 Nervous (penelitian Bender 1942, menemukan bahwa penggagap
memperlihatkan kecenderungan introvert, neuroticism/tidak mampu
mengadakan hubungan interpersonal dan sosial, dan kurang percaya diri
 Dorongan motoric bicaranya besar namun tidak ada yang hendak
dikatakan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Ciri-Ciri Masa Kanak-Kanak Awal ialah :
 Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
 Usia mainan
 Usia prasekolah
 Usia belajar kelompok
 Usia menjelajah dan banyak bertanya
 Usia meniru dan kreatif
2.      Perkembangan fisik yang terjadi pada masa awal anak-anak adalah dengan
berkembangnya fisik dan sistem syaraf pusat yang meliputi :
 Tinggi.
 Berat badan.
 Perbandingan tubuh
 Postur tubuh
 Tulang dan otot
 Gigi
3.      Perkembangan Kognitif artinya kemampuan berfikir, kemampuan
menggunakan otak. Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam
menggunakan kekuatan berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam
hal ini otaknya mulai mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan
mengingat. Dunia kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan fantastis.
4.      Perkembangan sosial  
 Tugas perkembangan masa kanak –kanak awal
 Interaksi Sosial

Saran

Sebagai manusia biasa penulis merasa banyak memiliki kesalahan dalam


penyusunan makalah ini. Untuk melengkapi kekurangan dalam makalah ini
penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca beberapa buku-buku
tentang Psikologi Perkembangan .
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya
Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Bowler, Peter, Your Child from One to Ten, Melbourne:
Australian Council for Educational

Desmita. 2010. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Ramli, M. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini.


Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
F.J Monks dkk. 1996. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sumantri, Mulyadi. 2003. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Yusuf , Syamsu L.N. 2000.  Psikologi Perkembangan Anak dan


Remaja. Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai