Anda di halaman 1dari 1

Ketua Komite Pogram Yayasan AIDS Indonesia, dr. Sarsanto W.

Sarwono, SpOG
mengungkapkan, banyak ibu rumah tangga yang tak menyadari memiliki risiko tertular HIV.

"Ibu rumah tangga biasanya mendapatkan HIV dari bapak-bapaknya," kata Sarsanto di Jakarta,
Kamis (1/12/2016).

Hal itu bisa terjadi jika sang suami sering bergonta-ganti pasangan seksual atau berhubungan
seksual berisiko dengan penjaja seks, hingga memakai jarum suntik untuk napza yang tidak
steril.

Tanpa disadari pula, suami terinfeksi HIV dan menularkan HIV kepada istrinya saat
berhubungan seks tanpa kondom.

Kasus penjaja seks terinfeksi HIV lebih rendah. karena biasanya mereka justru menyadari risiko
infeksi virus. Mereka dapat menghindari penularan dengan meminta pria menggunakan kondom
saat hubungan seks.

Maka salah satu pencegahan penularan HIV yang dicanangkan pun tak hanya menghindari
hubungan seks berisiko dan tidak menggunakan napza, tetapi juga setia pada pasangan.

Untuk memutus rantai penularan, edukasi HIV/AIDS harus diketahui oleh keluarga, baik suami
dan istri. Selain itu, suami istri sebaiknya menjalani tes HIV.

"Satu-satunya kita tahu HIV ya kalau dites. Kalau dua-duanya mau dites

sangat bagus," kata Sarsanto.

Jika salah satu pasangan terinfeksi HIV, saat berhubungan seksual harus menggunakan kondom.

Meski demikian, ibu rumah tangga juga tak perlu takut untuk hamil. Konsultasi dengan dokter
bisa dilakukan untuk menentukan langkah pencegahan penularan HIV ke ibu.

Jika ibu rumah tangga sudah terinfeksi HIV, program pencegahan virus ke bayi bisa dilakukan.
Untuk itu, tes HIV pada ibu hamil juga harus dilakukan untuk memutus rantai penularan HIV.

Anda mungkin juga menyukai