Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)

Vol. 2, No. 1, April 2015, hlm. 11-19

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN YANG TERFAVORIT
DENGAN MENGGUNAKAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING
Faisal 1, Silvester Dian Handy Permana 2
1,2
Fakultas Telematika Universitas Trilogi
Email:, faisalpiliang@universitas-trilogi.ac.id;2handy@universitas-trilogi.ac.id
1

(Naskah masuk: 29 Januari 2015, diterima untuk diterbitkan: 17 Februari 2015)

Abstrak

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil
keputusan dari berbagai jenis pilihan yang dilakukan secara akurat dan sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan. Dalam
makalah ini sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu para lulusan siswa-siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dalam menentukan pilihan masuk atau melanjutkan sekolahnya ke sebuah Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan Jaringan (SMK TKJ) yang favorit dari beberapa pilihan sekolah
yang ada yang ingin mereka pilih sebagai lanjutan tahapan pendidikan berikutnya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dan Analytical
Hierarchy Process (AHP), karena metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan
yang bersifat multi kriteria, seperti memecahkan masalah sistem pendukung keputusan dalam menentukan
pemilihan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan Jaringan (SMK TKJ) yang favorit.
Hasil akhir dari penelitian ini yaitu nilai bobot 44,8% dari jawaban reponden memilih SMK TI 2, nilai bobot
29,3% dari jawaban reponden memilih SMK TI 1 dan nilai bobot 25,9% dari jawaban reponden memilih SMK
TI 3 sebagai pilihan sekolah mereka.

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Pemilihan SMK TKJ, Multi-Criteria Decision System, Analytical
Hierarchy Process

Abstract

Decision support system (DSS) is systems that can help a person to make decisions on the various types of
options are done accurately and in accordance with the desired goals. Many problems can be solved by using
decision support systems. In this research the decision support system is used to help the Junior High School
(SMP) graduate students in determining the choice to enter or continue their education to a favorite Vocational
High School of Computer Engineering and Networks (SMK TKJ) that anyone wants they select as an advanced
stage subsequent education. The method used in this research is using Multi-Criteria Decision Making (MCDM)
and Analytical Hierarchy Process (AHP), because it is the most widely used method in solving the problems that
are multi-criteria, such as decision support systems to solve problems in determining the election into the
favorite Vocational High School of Computer Engineering and Networks (SMK TKJ). The end result of this
research is 44.8% weighted value of the respondents answers is chose the SMK TI 2, 29.3% weight value of the
respondents answers is chose the SMK TI 1 and 25,9% weight value of the respondents answers is chose the
SMK TI 3 as their favorite school.

Keywords: Decision support system, Election SMK TKJ, Multi-Criteria Decision System, Analytical Hierarchy
Process

Dunia kerja saat ini juga menuntut seluruh


1. PENDAHULUAN karyawannya untuk bisa mengikuti perkembangan
Information Communication Technology (ICT) yang
Perkembangan Information Communication tersedia saat ini. Sesuai dengan uraian diatas
Technology (ICT) semakin hari semakin meningkat Information Communication Technology (ICT) juga
dengan cepat, baik perkembangan dibidang industri sangat diperlukan didalam bidang pendidikan, agar
maupun perkembangan di lingkungan pendidikan. dapat membekali dan juga mempersiapkan anak
Banyak fasilitas-fasilitas yang bisa kita dapatkan didiknya dengan kemajuan Information
dengan mudah karena adanya kemajuan teknologi Communication Technology (ICT).
Information Communication Technology (ICT).

11
12 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 2, No. 1, April 2015, hlm. 11-19

Menentukan pilihan sekolah yang tepat adalah berkumpul untuk melakukan suatu interaksi berupa
salah satu hal yang sangat penting dalam hidup. suatu kegiatan atau suatu proses kerja dalam
Karena pilihan untuk sekolah saat ini, akan menyelesaikan suatu tujuan dari sistem tersebut.
mempengaruhi pendidikan dan kehidupan masa Prosedur merupakan suatu urutan dari tindakan atau
depan kelak. Bila pilihannya tepat, maka apa yang aksi yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan
didapat di sekolah akan menjadi bekal yang cukup yang seragam terhadap kejadian yang berlangsung
dalam mengenyam pendidikan yang lebih tinggi berulang-ulang. Maksud dari adanya sistem adalah
lagi. Dan kelak, juga akan mempengaruhi bidang untuk mencapai tujuan pokok dari sistem tersebut.
pekerjaan yang akan ditekuni. Salah satu Tujuan pokok ini akan terlaksana apabila terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dan elemen-elemen dan prosedur-prosedur di dalam
juga dialami oleh orangtuanya adalah terdapat sistem yang saling berhubungan membentuk satu
banyaknya pilihan sekolah yang dapat kesatuan (Jogiyanto, 2008).
membingungkan calon siswa dalam memilih sekolah
sehingga calon siswa mengalami kesulitan untuk
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
mendapatkan data dan informasi secara lengkap.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau
Menyadari betapa pentingnya dalam
Decision Support System pertama kali diungkapkan
menentukan pilihan sekolah yang tepat, maka perlu
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott
dibuatkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang
Morton dengan istilah Management Decision
dapat membantu para siswa-siswi lulusan Sekolah
System. Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan
Menengah Pertama (SMP) dan atau Madrasah
adalah suatu sistem berbasis komputer yang
Tsanawiyah (MTs) dalam menentukan pilihan
ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan
masuk atau melanjutkan sekolahnya ke sebuah
dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk
Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan
memecahkan berbagai persoalan yang tidak
Jaringan (SMK TKJ) yang favorit dengan
terstruktur (Daihani, 2001).
menggunakan perangkat lunak Expert Choice
2000TM untuk teknis analisa Analytical Hierarchy
Sistem Pendukung Keputusan mengacu pada
Process (AHP).
suatu sistem yang memanfaatkan dukungan
komputer dalam proses pengambilan keputusan. Hal
Berdasarkan latar belakang diatas, serta untuk
ini dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya
menentukan arah dari penulisan ini, dengan
Little Man dan Watson memberi definisi bahwa
demikian perumusan permasalahan yang ada adalah
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu
“Bagaimana cara untuk membantu siswa dalam
sistem yang interaktif, yang membantu pengambil
menentukan pilihan masuk atau melanjutkan
keputusan melalui penggunaan data dan model-
sekolahnya ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan
model keputusan untuk memecahkan masalah-
(SMK) berprogram studi Teknologi Informasi (TI)
masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak
yang favorit yang sesuai dengan bakat dan akademik
terstruktur (Suryadi, 2001).
masing-masing siswa sehingga dapat meningkatkan
mutu dan pelayanan terhadap siswa?”.
Dari berbagai definisi diatas dapat dikatakan
bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk
sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan
mempermudah pengambilan keputusan penentuan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi
melanjutkan ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan terstruktur (hukum sebab-akibat dari adanya suatu
(SMK) berprogram studi Teknologi Informasi (TI) variabel belum pasti/bukan suatu rutinitas). Sistem
yang favorit, dengan menggunakan perangkat lunak ini mampu menghasilkan berbagai alternatif yang
Expert Choice 2000TM untuk teknis analisa secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai
Analytical Hierarchy Process (AHP). Sehingga (Davis, 1999).
dapat membantu para siswa-siswi lulusan SMP atau
MTs tersebut umumnya dan khususnya bagi guru,
Sistem pendukung keputusan adalah sistem
dan orang tua siswa di sekolah tersebut dalam
berbasis komputer interaktif yang membantu
menentukan sekolah yang tepat untuk yang sesuai
pengguna dalam penilaian dan pemilihan. Sistem
dengan minat serta kemampuan yang dimiliki.
tidak hanya menyediakan penyimpanan dan
pengambilan data tapi juga meningkatkan akses
2. TINJAUAN PUSTAKA informasi tradisional dengan dukungan untuk
pembuatan model pengambilan keputusan dan
2.1. Konsep Sistem penalaran berbasis model (Roger & Marek, 2007).
Sistem merupakan suatu jaringan prosedur-
prosedur yang saling berhubungan dan atau saling
2.3. Multiple Criteria Decision Making (MCDM)
Informasi Awal

Multiple Criteria Decision Making (MCDM)


merupakan salah satu metode yang paling banyak Tindakan
Tahap Deterministik (Perumusan
Tahap Probalistik
Alternatif (Penetapan
dan Kriteria)Nilai dan Variasinya)
digunakan dalam area pengambilan keputusan. Pengambilan Keputusan
Tahap Informasional

Tujuan dari MCDM adalah memilih alternatif


terbaik dari beberapa alternatif eksklusif yang saling
menguntungkan atas dasar performansi umum dalam
Pengumpulan Informasi Baru
bermacam kriteria (atau atribut) yang ditentukan Informasi Baru
oleh pengambil keputusan (Chen, 2005:10 dalam Sri Pengumpulan Informasi

Andayani, 2012).
Gambar 1. Bagan Siklus Analisis Keputusan
2.4. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Rasional (MARIMIN, 2004)
Mengambil keputusan adalah suatu proses Dari gambar 1 menjelaskan informasi awal
yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan yang dikumpulkan, dilakukan pendefinisian dan
dan informasi yang ada dengan harapan bahwa akan penghubungan variabel-variabel yang
terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif- mempengaruhi keputusan pada tahap deterministik.
alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan Setelah itu dilakukan penetapan nilai untuk
itu dapat dilakukan dengan adanya informasi yang mengukur tingkat kepentingan variabel-variabel
diolah dan disajikan dengan dukungan sistem tersebut tanpa memperhatikan unsur-unsur
penunjang keputusan. Adapun informasi terbentuk ketidakpastian. Pada tahap probabilistik, dilakukan
dari adanya data yang terdiri dari bilangan dan penetapan nilai ketidakpastian secara kuantitatif
terms yang disusun, diolah, dan disajikan dengan yang meliputi variabel-variabel yang sangat
dukungan sistem informasi manajemen. Kemudian berpengaruh. Setelah didapatkan nilai-nilai variabel,
keputusan yang diambil ditindaklanjuti dengan aksi selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap nilai-nilai
yang dalam pelaksanaanya perlu mengacu pada tersebut pada tahap informasional untuk menentukan
standar prosedur operasi, dan akan membentuk nilai ekonomisnya pada variabel-variabel yang
kembali data, begitu seterusnya yang terjadi pada cukup berpengaruh, sehingga di dapatkan suatu
siklus data, informasi, keputusan, dan aksi. keputusan. Keputusan yang dihasilkan dari tahap
Pengambilan keputusan dapat dilakukan informasional dapat langsung ditindaklajuti
dengan dua kerangka kerja, meliputi: beberapa tindakan, atau dapat dikaji ulang dengan
1. Pengambilan keputusan tanpa percobaan mengumpulkan informasi tambahan dengan tujuan
2. Pengambilan keputusan yang berdasarkan suatu untuk mengurangi kadar ketidakpastian. Dan jika hal
percobaan. ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga
Pengambilan keputusan tanpa berdasarkan tahap tersebut, begitu seterusnya.
eksperimen, dilakukan dengan cara menyusun secara
sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi Salah satu model yang dapat digunakan
bagi masalah yang diharapkan. Teori ini sebagai proses pengambilan keputusan adalah
dikembangkan sejalan dengan pendekatan statistik dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik atau
di mana secara sederhana, keputusan yang yang dikenal dengan istilah Analytical Hierarchy
dihasilkan diupayakan mempunyai pengaruh Process (AHP). Proses Hierarki Analitik (AHP)
kesalahan seminimum mungkin. dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari
Wharton School of Business pada tahun 1970-an
Dalam kehidupan sehari-hari pengambilan untuk mengorganisasikan informasi dan judgement
keputusan sering menggunakan intuisi, walaupun dalam memilih alternatif yang paling disukai (Saaty,
metode ini banyak sekali kekurangan sehingga 1983) (MARIMIN, 2004). Dengan menggunakan
dikembangkan sistematika baru yang disebut dengan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam
analisis keputusan, yaitu kecerdasan, persepsi, dan suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga
falsafah. Setelah menggunakan kecerdasan, persepsi, memungkinkan dapat diekspresikan untuk
dan falsafah untuk membuat model, menentukan mengambil keputusan yang efektif atas persoalan
nilai kemungkinan, menetapkan nilai pada hasil tersebut. Persoalan yang kompleks dapat
yang diharapkan dan menjajaki preferensi terhadap disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan
waktu dan preferensi terhadap resiko, maka untuk keputusannya.
sampai pada suatu keputusan diperlukan logika.
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan
suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur,
stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya,
serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat
kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut prioritas
secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran
Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian menyeluruh tentang kebaikan setiap
dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang alternatif
Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-
memiliki prioritas tertinggi dan peranan untuk prioritas relatif dari berbagai faktor
mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. sistem dan memungkinkan organisasi
memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan-tujuan mereka
Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat Penilaian dan AHP tidak memaksakan konsensus tetapi
dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang Konsesus mensintesiskan suatu hasil yang
dimulai dengan goal/sasaran, lalu kriteria level representatif dari berbagai penilaian yang
pertama, sub kriteria, dan akhirnya alternatif. AHP berbeda
Pengulangan Proses AHP memungkinkan organisasi
memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai memperhalus defenisi mereka pada suatu
bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau persoalan dan memperbaiki
alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara pertimbangan dan pengertian mereka
intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan melalui pengulangan
berpasangan (pairwise comparisons). Dr. Thomas L.
Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara Adapun prinsip kerja AHP adalah sebagai
yang konsisten untuk mengubah perbandingan berikut :
berpasangan/pairwise, menjadi suatu himpunan
bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif 1. Penyusunan Hierarki
dari setiap kriteria dan alternatif. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan
menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
AHP memiliki banyak keunggulan dalam alternatif, kemudian disusun menjadi struktur
menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena hirarki.
dapat digambarkan secara grafis, sehingga dapat
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam 2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses Kriteria dan alternatif dinilai melalui
keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai
ditangani lebih mudah. Selain itu, AHP juga menguji 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif
yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada
maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu table 2 berikut :
diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang.
TABEL 2. Skala Perbandingan Saaty
Beberapa keuntungan yang diperoleh bila (MARIMIN, 2004)
NILAI KETERANGAN
memecahkan persoalan pengambilan keputusan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B
dengan menggunakan AHP dapat terlihat dalam 3 A sedikit lebih penting dari B
table 1 berikut: 5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 A mutlak lebih penting dari B
TABEL 1. Keuntungan Menggunakan AHP 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
(MARIMIN, 2004)
KEUNTUNGAN KETERANGAN Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 (satu)
Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal
yang mudah dimengerti, luwes untuk
dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A.
aneka ragam persoalan tidak terstruktur
Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan 3. Penentuan Prioritas
ancangan berdasarkan sistem dalam Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu
memecahkan persoalan kompleks
Saling AHP dapat menangani saling dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
Ketergantungan ketergantungan elemen-elemen dalam comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif
suatu sistem dan tidak memaksakan kemudian diolah untuk menentukan peringkat
pemikiran linear relatif dari seluruh alternatif.
Penyusunan AHP mencerminkan kecendrungan alami
Hierarki pikiran untuk memilah-milah elemen-
Baik kriteria kualitatif maupun kriteria
elemen suatu sistem dalam berbagai kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan
tingkat berlainan dan mengelompokkan judgement yang telah ditentukan untuk
unsur yang serupa dalam setiap tingkat menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau
Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk
mengukur hal-hal dan terwujud suatu prioritas dihitung dengan manipulasi matrik atau
metode untuk menetapkan prioritas melalui penyelesaian persamaan matematik.
Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari
pertimbangan-pertimbangan yang
4. Konsistensi Logis
digunakan untuk menetapkan berbagai
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan menggunakan Expert Choice (Faisal, 2014),
diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan dengan tujuan untuk memberikan solusi pada
suatu kriteria yang logis. proses pengambilan keputusan yang dapat
membantu pihak-pihak tertentu dalam
Perhitungan indeks konsistensi (CI), pengukuran mengambil keputusan yang terbaik dalam
ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi pemilihan komputer untuk mencapai hasil yang
jawaban yang akan berpengaruh pada kesahihan maksimal. Dengan dilakukannya penelitian ini
hasil. Rumusnya adalah sebagai berikut: maka Strategi Pemilihan Komputer dengan
menggunakan pendekatan AHP dan
λmax − n
menggunakan software Expert Choice 2000TM
CI = dapat diterapkan dan hasil akhirnya adalah
n− 1 (1) pemilihan Desktop sebagai prioritas utama dari
alternatif strategis yang diambil.
Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran
tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui Kajian penelitian: Sistem penunjang keputusan
rasio yang dianggap baik, yaitu apabila: pemilihan perangkat lunak pengolah citra
dengan metode Multi-Criteria Decision Making
CR ≤ 0,1 (2) (MCDM) dan Analytical Hierarchy Process
(AHP) (Faisal, 2015), dengan tujuan untuk
Rumus CR (Consistency Ratio) adalah: mendukung pemilihan perangkat lunak
pengolah citra berdasarkan kriteria dan sub-
CI kriteria yang telah ditentukan dengan hasil
CR = (3) Dreamweaver sebagai prioritas utama disusul
RI Frontpage sebagai prioritas kedua dan
Photoshop sebagai prioritas ketiga.
CR merupakan parameter yang digunakan untuk
memeriksa apakah perbandingan berpasangan Kajian penelitian: Sistem penunjang keputusan
telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. pemilihan perangkat pemrosesan data
Nilai RI merupakan nilai random indeks yang menggunakan metode Analytical Hierarchy
dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory seperti Process (AHP) dan Multi-Criteria decision
yang ditampilkan pada tabel 3 berikut: Making (MCDM) (Faisal, 2015), dengan tujuan
untuk melakukan strategi penentuan pemilihan
TABEL 3. Skala Nilai Random Indeks perangkat pemrosesan data dengan hasil
Oarkridge Laboratory (MARIMIN, Desktop merupakan prioritas utama dari
2004) alternatif strategis yang diambil sebagai
N 1 2 3 4 5 6 7 penerapan pemilihan perangkat pemrosesan data
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 yang dibuktikan melalui pengolahan data
N 8 9 10 11 12 13 responden ahli disusul urutan prioritas
RI 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 berikutnya Notebook dan Tablet.

2.5. Penelitian Terkait Kajian penelitian: Aplikasi Sistem Pengambilan


Keputusan Pemilihan Sekolah (Dedi
Kajian penelitian: Strategi IT Rencana Trisnawarman dan Margaret Livereja, 2006),
Penanggulangan Bencana (Disaster Recovery dengan tujuan membangun suatu program
Planning/DRP) pada Core UICo System dengan aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan
Pendekatan Analytical Hierarchy Process studi sekolah berbasis web. Aplikasi diharapkan dapat
kasus UNOCAL Indonesia (Faisal, 2010), digunakan untuk mendapatkan informasi dan
dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas uji pengambilan keputusan pemilihan sekolah
coba Disaster Recovery Planning (DRP) secara efektif dengan AHP.
sehingga dapat meminimalisasi kerugian bisnis
yang akan ditimbulkan akibat dari kegagalan
Kajian penelitian: Rancang Bangun Sistem
atau tidak berfungsinya suatu sistem aplikasi.
Pengambilan Keputusan Pemilihan SMA
Selain itu penelitian ini juga memberikan
Swasta Favorit Degan Metode AHP Berbasis
rekomendasi pengambil keputusan yang telah
WEB (Parmadiharto, 2007), dengan tujuan
dibobotkan berdasarkan tingkat kepentingan
memberikan kemudahan pada masyarakat untuk
perusahaan terhadap penerapan IT DRP pada
memilih SMA yang sesuai kriteria dengan
core UICo system.
menerapkan metode AHP, membandingkan
antara SMA yang satu dengan yang lain.
Kajian penelitian: Penerapan metode AHP Sehingga diharapkan sekolah-sekolah tersebut
dalam Pemilihan Komputer dengan
akan bersaing positif untuk meningkatkan mempermudah para guru dalam menentukan
kualitas terbaiknya. jurusan apa yang tepat untuk siswanya dilihat
dari nilai rata-rata mata pelajaran, nilai test
Kajian penelitian: Kajian Business Continuity psikotest, minat siswa dan orang tua. Sistem
Plan Berdasarkan Kuantifikasi Nilai Ekonomis Pengambilan Keputusan ini dapat membantu
Sistem Aplikasi Pada Industri Penerbangan: siswa dalam proses penentuan jurusan yang
Studi Kasus Pada PT. Garuda Indonesia tepat.
(EDDY, 2006), dengan tujuan untuk
menganalisa pendekatan dalam 3. METODE
mengkuantifikasi nilai ekonomis yang timbul
akibat kegagalan atau tidak berfungsinya suatu Analisa Penelitian diawali dengan pengamatan
sistem aplikasi TI sebagai dasar dalam para siswa-siswi lulusan Sekolah Menengah Pertama
melakukan evaluasi dan pengukuran investasi (SMP) dan atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam
TI yang diharapkan dapat digunakan sebagai menentukan pilihan masuk atau melanjutkan
bagian dari implementasi BCP. Penelitian sekolahnya. Penelitian ini menggunakan metode
tersebut telah mengkuantifikasi nilai manfaat deskriptif analitik dengan menyajikan rangkuman
tangible maupun intangible dari sistem aplikasi wawancara dan hasil survey yang berupa kuesioner.
untuk mengetahui kerugian bisnis dan potensi Selanjutnya dilakukan pencarian data sekunder yang
biaya yang akan timbul bila sistem tidak ada di lapangan melalui berbagai media, seperti:
berfungsi serta biaya untuk internet, buku literatur dan jurnal serta artikel-artikel
mengimplementasikan alternatif-alternatif sehingga didapatkan informasi yang akurat
pendekatan BCP. mengenai penentuan pemilihan sekolah.

Kajian penelitian: Sistem Pengambilan Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar


Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta mengenai data, selanjutnya diolah dengan
Jurusan Komputer Menggunakan metode AHP menggunakan pendekatan proses hierarki analitis
(Todhi Pristianto, 2010), dengan tujuan (AHP) untuk menentukan pilihan masuk atau
menghasilkan sebuah sistem pendukung melanjutkan sekolah. Keputusan yang diperoleh
keputusan memilih perguruan tinggi swasta harus segera ditindaklanjuti berupa tindakan atau
jurusan komputer dengan metode AHP, yang dapat pula dikaji ulang keputusan tersebut bila
diharapkan dapat memberikan informasi ternyata diperoleh informasi baru yang dapat
perguruan tinggi swasta dan dapat mempengaruhi hasil untuk mengurangi
menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan ketidakpastian, maka akan diperoleh keputusan yang
perguruan tinggi swasta jurusan komputer di baru.
Yogyakarta.
Data sekolah yang digunakan dalam penelitian
Kajian penelitian: Aplikasi AHP Sebagai Model ini dibatasi hanya data SMP dan MTs diwilayah
Sistem Pengambilan Keputusan Pemilihan DKI Jakarta, dan dapat dikembangkan untuk
Tempat Kuliah di Bangka Belitung (Fitriyani, wilayah lain. Kerangka konsep dapat dilihat pada
2012), dengan tujuan agar para calon gambar 2 berikut ini:
mahasiswa atau mahasiswi yang sudah duduk di
bangku SMA atau SMK, setidaknya tahu
Memberikan SPK
kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif apa yang rekomendasi
pemilihan
pengambilan
harus dipertimbangkan dalam memilih tempat keputusan SMK TKJ
kuliahnya khususnya di Bangka Belitung. tentang alternatif
favorit

Kajian penelitian: Sistem Pengambilan


Keputusan Penjurusan SMA Mengunakan
Metode AHP (Fitriyani, 2012), dengan tujuan
membantu siswa dalam memilih jurusan sesuai Menentuka Menentukan
dengan bakat dan akademik masing-masing n alternatif kriteria,
siswa, dengan menggunakan metode AHP penelitian sub-kriteria
penelitian
sebagai model analisis uji komparasi dan
software Expert Choice 2000TM untuk uji
komparasi perbandingan berpasangan.
Gambar 2. Kerangka Konsep Pemikiran
Kajian penelitian: Sistem Pengambilan
Keputusan Penjurusan Dengan Menggunakan Dalam menentukan prioritas langkah-langkah
Metode AHP Pada SMAN 1 Ngaglik (Riki Sistem Penunjang Keputusan pemilihan SMK TKJ
Khairul, 2012), dengan tujuan agar dapat favorit, diusulkan sebanyak empat jenis kriteria, tiga
belas jenis sub-kriteria dan empat jenis alternatif 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
strategis yang mendukung dapat terlihat pada tabel 4
dibawah ini:

TABEL 4. Kriteria, Sub-Kriteria dan alternatif


pemilihan SMK TKJ
Sasaran Kriteria Sub-Kriteria Alternatif
Gedung
memadai
Fasilitas Ketersediaan SMK TI 1
laboratorium Gambar 4. Kriteria pemilihan fasilitas yang
Ketersediaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan SMK TI
Hardware beserta nilai bobotnya
Ketersediaan
Software
Biaya uang Berdasarkan hasil pengolahan data responden
pangkal ahli dalam gambar 4 diatas diperoleh bahwa prioritas
Biaya Biaya uang utama atau tertinggi dalam kriteria fasilitas yaitu
pembangunan ketersediaan software dengan nilai bobot 0,338 atau
Biaya uang SMK TI 2
SPP sebanding dengan 33,8% dari sisi fasilitas, urutan
Pemilihan Staff berikutnya ketersediaan hardware dengan nilai
SMK TI Pengajar bobot 0,288 atau sebanding dengan 28,8%,
linear
favorit ketersediaan laboratorium dengan nilai bobot 0,205
Kwalitas Kurikulum IT
Sarana buku atau sebanding dengan 20,5%, dan peringkat
perpustakaan prioritas kriteria yang terakhir adalah gedung
IT memadai dengan nilai bobot 0,169 atau sebanding
Lulus ujian dengan 16,9%.
nasional
100%
SDM siswa Penyerapan SMK TI 3
dunia usaha
Masuk ke
PTN

Penyelesaian metode pengambilan keputusan


dengan AHP dapat menggunakan perangkat lunak
Expert Choice 2000TM untuk perhitungan Gambar 5. Kriteria pemilihan biaya yang
pemecahan persoalan yang sudah teruji harus dipertimbangkan dalam pemilihan SMK TI
kehandalannya. Pemodelan AHP untuk pemilihan beserta
SMK TI dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini: nilai bobotnya
SPK
Sasara n Pemiliha n SMK TKJ
Favorit dengan menggu nakan MCDM

Kriteri an

Biaya Kwalitas SDM


siswa
Fasilitas

Sub-kriteria

Biaya Biaya
BiayaStaff
uang Kurikul Sarana Lulus Penyera Masuk uanguang Pengajar um ITbukuujianpan ke PTN
memada i iaaniaaniaan pemban SPPlinearperpusta nasional dunia
laborato Hardwa Software
gunankaanpangkal
IT 100% usaha
rium re

Gedung Ketersed Ketersed Ketersed

Alternatif
SMK TI 1 SMK TI 2 SMK TI 3
29,3% 44,8% 25,9%

Gambar 3. Diagram Hirarki dan Keputusan Berdasarkan hasil pengolahan data responden
dengan Pendekatan AHP ahli dalam gambar 5 diatas diperoleh bahwa prioritas
utama atau tertinggi dalam kriteria biaya yaitu biaya
uang pembangunan dengan nilai bobot 0,413 atau
sebanding dengan 41,3%, urutan berikutnya biaya
uang SPP dengan nilai bobot 0,327 atau sebanding
dengan 32,7% dan peringkat prioritas kriteria yang
terakhir dari kriteria biaya adalah biaya uang
pangkal dengan nilai bobot 0,260 atau sebanding dengan
26%.

Gambar 6. Kriteria pemilihan kwalitas yang


harus dipertimbangkan dalam pemilihan SMK TI
beserta nilai bobotnya

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli


dalam gambar 6 diatas diperoleh bahwa prioritas
utama atau tertinggi dalam kriteria kwalitas yaitu 6. DAFTAR PUSTAKA
staff pengajar IT linear dengan nilai bobot 0,500
atau sebanding dengan 50%, urutan berikutnya
Chen, Zhifeng. 2005. Consensus in Group Decision
adalah kurikulum IT dan sarana perpustakaan buku
Making Under Linguistic Assessments. A
IT dengan nilai bobot 0,250 atau sebanding dengan
Dissertation, Department of Industrial and
25%.
Manufacturing Systems Engineering
College of Engineering Kansas State
University, Manhattan Kansas.
Dedi Trisnawarman, Margaret Livereja, 2006.
Jurnal: “Aplikasi Sistem Pengambilan
Keputusan Pemilihan Sekolah”.
Eddy Cahyadi, 2006, Kajian Business Continuity
Plan Berdasarkan Kuantifikasi Nilai
Gambar 7. Kriteria pemilihan SDM Siswa yang Ekonomis Sistem Aplikasi Pada Industri
harus dipertimbangkan dalam pemilihan SMK TI Penerbangan: Studi Kasus Pada PT. Garuda
beserta nilai bobotnya Indonesia. Tesis di Magister Teknologi
Informasi Universitas Indonesia.
Berdasarkan hasil pengolahan data responden FAISAL, 2010. Strategi IT Rencana
ahli dalam gambar 7 diatas diperoleh bahwa semua Penanggulangan Bencana (Disaster
prioritas kriteria SDM siswa adalah sebanding yaitu Recovery Planning/ DRP) Pada Core UICo
sub-kriteria lulus Ujian Akhir Nasional 100% System Dengan Pendekatan Analytical
dengan nilai bobot 0,333 atau sebanding dengan Hierarchy Process Studi Kasus UNOCAL
33,3%, sub-kriteria penyerapan dunia usaha dengan Indonesia. Laporan karya ilmiah|Tugas
nilai bobot 0,333 atau sebanding dengan 33,3% dan Akhir|Tesis | Program Studi Ilmu Komputer
kriteria lulus masuk ke PTN dengan nilai bobot Magister Ilmu Komputer, STMIK Nusa
0,333 atau sebanding dengan 33,3%. Mandiri Jakarta, 2010.
FAISAL, 2014. Penerapan metode AHP dalam
Pemilihan Komputer dengan menggunakan
Expert Choice. Laporan hibah penelitian
dosen|Program Studi Sistem Informasi
Universitas Bunda Mulia Jakarta, 2014.
FAISAL, 2015. Sistem Penunjang Keputusan
Pemilihan Perangkat Lunak Pengolah Citra
Gambar 8. Nilai Bobot Global Prioritas Alternatif Dengan Metode Multi-Criteria Decision
Strategis Berdasarkan Penentuan Pemilihan SMK TI Making (MCDM) dan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Seminar
Berdasarkan hasil pengolahan data responden Nasional|Prosiding Seminar Nasional
ahli dalam gambar 8 diatas diperoleh bahwa prioritas Teknologi Informasi dan Multimedia
utama atau tertinggi alternatif dalam strategis SPK (SEMNASTEKNOMEDIA 2015), ISSN:
pemilihan SMK TKJ favorit adalah SMK TI 2 2302-3805 STMIK AMIKOM Yogyakarta
dengan nilai bobot 0,448 atau sebanding dengan 6-8 Februari 2015.
44,8% dari total alternatif yang ditetapkan. Peringkat FAISAL, 2015. Sistem Penunjang Keputusan
prioritas berikutnya adalah SMK TI 1 dengan nilai Pemilihan Perangkat Pemrosesan Data
bobot 0,293 atau sebanding dengan 29,3%. Menggunakan Metode Analytical
Peringkat prioritas kriteria yang terakhir adalah Hierarchy Process (AHP) Dan Multi-
SMK TI 3 dengan nilai bobot 0,259 atau sebanding Criteria Decision Making (MCDM).
dengan 25,9% total alternatif yang ditetapkan. Seminar Nasional|Prosiding Konferensi
Nasional Sistem Informasi (KNSI 2015),
5. KESIMPULAN ISSN: 1907-9613 Universitas Klabat
Setelah dilakukan pengolahan data Menado Sulawesi Utara 26-28 Februari
menggunakan software Expert Choice 2000 maka 2015.
diperoleh kesimpulan bahwa urutan prioritas dari Fitriyani, 2012. Jurnal: “Aplikasi AHP Sebagai
paling tertinggi sampai yang terendah adalah Model SPK Pemilihan Tempat Kuliah di
1. SMK TI 2 dengan nilai bobot 44,8%. Bangka Belitung”.
2. SMK TI 1 dengan nilai bobot 29,3%. Fitriyani, 2012. Jurnal: “SPK Penjurusan SMA
3. SMK TI 3 dengan nilai bobot 25,9%. Mengunakan Metode AHP”.
dari 3 buah kriteria pemilihan.
JOGIYANTO 2008, Analisis dan Desain Sistem
Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT
Grasindo, Jakarta.
Parmadiharto, 2007. Jurnal: “Rancang Bangun SPK
Pemilihan SMA Swasta Favorit Degan
Metode AHP Berbasis WEB”.
Riki Khairul, 2012. Jurnal: “Perancangan SPK
Penjurusan Dengan Menggunakan Metode
AHP Pada SMAN 1 Ngaglik.”
Roger, R. Flynn, & Marek, J. Druzdzel. (2007).
Decision Support Systems Encyclopedia of
Library and Information Science, Second
Edition (pp.794-802): Taylor & Francis,
Decision Systems Laboratory School of
Information Sciences and Intelligent
Systems Program University of Pittsburgh,
Pittsburgh, PA 15260.
Saaty, R.W., The Analytic Hierarchy Process - What
It Is and How It Used, Journal of
Mathematical Modelling Vol. 9 no. 3-5,
1987.p. 161-176.
Saaty, T.L., 2004. Decision making - the analytic
hierarichal process and the analytic network
process. Journal of Systems Science and
Systems Engineering. Vol 13(1) : 35.
Sri Andayani, (2012). Performance Assessment
Dalam Perspektif Multiple Criteria
Decision Making, Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suryadi, etc 2001, Sistem Pendukung Keputusan,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Todhi Pristianto, 2010. Jurnal: “SPK Memilih
Perguruan Tinggi Swasta Jurusan
Komputer Menggunakan metode AHP”.
Turban, 2005, Decision Support Systems and
Intelligent Systems (Sistem pendukung
keputusan dan sistem cerdas) Jilid 1, Andi
Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai