Abstrak
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil
keputusan dari berbagai jenis pilihan yang dilakukan secara akurat dan sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan. Dalam
makalah ini sistem pendukung keputusan digunakan untuk membantu para lulusan siswa-siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dalam menentukan pilihan masuk atau melanjutkan sekolahnya ke sebuah Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan Jaringan (SMK TKJ) yang favorit dari beberapa pilihan sekolah
yang ada yang ingin mereka pilih sebagai lanjutan tahapan pendidikan berikutnya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dan Analytical
Hierarchy Process (AHP), karena metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan
yang bersifat multi kriteria, seperti memecahkan masalah sistem pendukung keputusan dalam menentukan
pemilihan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan Jaringan (SMK TKJ) yang favorit.
Hasil akhir dari penelitian ini yaitu nilai bobot 44,8% dari jawaban reponden memilih SMK TI 2, nilai bobot
29,3% dari jawaban reponden memilih SMK TI 1 dan nilai bobot 25,9% dari jawaban reponden memilih SMK
TI 3 sebagai pilihan sekolah mereka.
Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Pemilihan SMK TKJ, Multi-Criteria Decision System, Analytical
Hierarchy Process
Abstract
Decision support system (DSS) is systems that can help a person to make decisions on the various types of
options are done accurately and in accordance with the desired goals. Many problems can be solved by using
decision support systems. In this research the decision support system is used to help the Junior High School
(SMP) graduate students in determining the choice to enter or continue their education to a favorite Vocational
High School of Computer Engineering and Networks (SMK TKJ) that anyone wants they select as an advanced
stage subsequent education. The method used in this research is using Multi-Criteria Decision Making (MCDM)
and Analytical Hierarchy Process (AHP), because it is the most widely used method in solving the problems that
are multi-criteria, such as decision support systems to solve problems in determining the election into the
favorite Vocational High School of Computer Engineering and Networks (SMK TKJ). The end result of this
research is 44.8% weighted value of the respondents answers is chose the SMK TI 2, 29.3% weight value of the
respondents answers is chose the SMK TI 1 and 25,9% weight value of the respondents answers is chose the
SMK TI 3 as their favorite school.
Keywords: Decision support system, Election SMK TKJ, Multi-Criteria Decision System, Analytical Hierarchy
Process
11
12 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 2, No. 1, April 2015, hlm. 11-19
Menentukan pilihan sekolah yang tepat adalah berkumpul untuk melakukan suatu interaksi berupa
salah satu hal yang sangat penting dalam hidup. suatu kegiatan atau suatu proses kerja dalam
Karena pilihan untuk sekolah saat ini, akan menyelesaikan suatu tujuan dari sistem tersebut.
mempengaruhi pendidikan dan kehidupan masa Prosedur merupakan suatu urutan dari tindakan atau
depan kelak. Bila pilihannya tepat, maka apa yang aksi yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan
didapat di sekolah akan menjadi bekal yang cukup yang seragam terhadap kejadian yang berlangsung
dalam mengenyam pendidikan yang lebih tinggi berulang-ulang. Maksud dari adanya sistem adalah
lagi. Dan kelak, juga akan mempengaruhi bidang untuk mencapai tujuan pokok dari sistem tersebut.
pekerjaan yang akan ditekuni. Salah satu Tujuan pokok ini akan terlaksana apabila terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dan elemen-elemen dan prosedur-prosedur di dalam
juga dialami oleh orangtuanya adalah terdapat sistem yang saling berhubungan membentuk satu
banyaknya pilihan sekolah yang dapat kesatuan (Jogiyanto, 2008).
membingungkan calon siswa dalam memilih sekolah
sehingga calon siswa mengalami kesulitan untuk
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
mendapatkan data dan informasi secara lengkap.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau
Menyadari betapa pentingnya dalam
Decision Support System pertama kali diungkapkan
menentukan pilihan sekolah yang tepat, maka perlu
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott
dibuatkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang
Morton dengan istilah Management Decision
dapat membantu para siswa-siswi lulusan Sekolah
System. Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan
Menengah Pertama (SMP) dan atau Madrasah
adalah suatu sistem berbasis komputer yang
Tsanawiyah (MTs) dalam menentukan pilihan
ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan
masuk atau melanjutkan sekolahnya ke sebuah
dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk
Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Komputer Dan
memecahkan berbagai persoalan yang tidak
Jaringan (SMK TKJ) yang favorit dengan
terstruktur (Daihani, 2001).
menggunakan perangkat lunak Expert Choice
2000TM untuk teknis analisa Analytical Hierarchy
Sistem Pendukung Keputusan mengacu pada
Process (AHP).
suatu sistem yang memanfaatkan dukungan
komputer dalam proses pengambilan keputusan. Hal
Berdasarkan latar belakang diatas, serta untuk
ini dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya
menentukan arah dari penulisan ini, dengan
Little Man dan Watson memberi definisi bahwa
demikian perumusan permasalahan yang ada adalah
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu
“Bagaimana cara untuk membantu siswa dalam
sistem yang interaktif, yang membantu pengambil
menentukan pilihan masuk atau melanjutkan
keputusan melalui penggunaan data dan model-
sekolahnya ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan
model keputusan untuk memecahkan masalah-
(SMK) berprogram studi Teknologi Informasi (TI)
masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak
yang favorit yang sesuai dengan bakat dan akademik
terstruktur (Suryadi, 2001).
masing-masing siswa sehingga dapat meningkatkan
mutu dan pelayanan terhadap siswa?”.
Dari berbagai definisi diatas dapat dikatakan
bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk
sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan
mempermudah pengambilan keputusan penentuan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi
melanjutkan ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan terstruktur (hukum sebab-akibat dari adanya suatu
(SMK) berprogram studi Teknologi Informasi (TI) variabel belum pasti/bukan suatu rutinitas). Sistem
yang favorit, dengan menggunakan perangkat lunak ini mampu menghasilkan berbagai alternatif yang
Expert Choice 2000TM untuk teknis analisa secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai
Analytical Hierarchy Process (AHP). Sehingga (Davis, 1999).
dapat membantu para siswa-siswi lulusan SMP atau
MTs tersebut umumnya dan khususnya bagi guru,
Sistem pendukung keputusan adalah sistem
dan orang tua siswa di sekolah tersebut dalam
berbasis komputer interaktif yang membantu
menentukan sekolah yang tepat untuk yang sesuai
pengguna dalam penilaian dan pemilihan. Sistem
dengan minat serta kemampuan yang dimiliki.
tidak hanya menyediakan penyimpanan dan
pengambilan data tapi juga meningkatkan akses
2. TINJAUAN PUSTAKA informasi tradisional dengan dukungan untuk
pembuatan model pengambilan keputusan dan
2.1. Konsep Sistem penalaran berbasis model (Roger & Marek, 2007).
Sistem merupakan suatu jaringan prosedur-
prosedur yang saling berhubungan dan atau saling
2.3. Multiple Criteria Decision Making (MCDM)
Informasi Awal
Andayani, 2012).
Gambar 1. Bagan Siklus Analisis Keputusan
2.4. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Rasional (MARIMIN, 2004)
Mengambil keputusan adalah suatu proses Dari gambar 1 menjelaskan informasi awal
yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan yang dikumpulkan, dilakukan pendefinisian dan
dan informasi yang ada dengan harapan bahwa akan penghubungan variabel-variabel yang
terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif- mempengaruhi keputusan pada tahap deterministik.
alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan Setelah itu dilakukan penetapan nilai untuk
itu dapat dilakukan dengan adanya informasi yang mengukur tingkat kepentingan variabel-variabel
diolah dan disajikan dengan dukungan sistem tersebut tanpa memperhatikan unsur-unsur
penunjang keputusan. Adapun informasi terbentuk ketidakpastian. Pada tahap probabilistik, dilakukan
dari adanya data yang terdiri dari bilangan dan penetapan nilai ketidakpastian secara kuantitatif
terms yang disusun, diolah, dan disajikan dengan yang meliputi variabel-variabel yang sangat
dukungan sistem informasi manajemen. Kemudian berpengaruh. Setelah didapatkan nilai-nilai variabel,
keputusan yang diambil ditindaklanjuti dengan aksi selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap nilai-nilai
yang dalam pelaksanaanya perlu mengacu pada tersebut pada tahap informasional untuk menentukan
standar prosedur operasi, dan akan membentuk nilai ekonomisnya pada variabel-variabel yang
kembali data, begitu seterusnya yang terjadi pada cukup berpengaruh, sehingga di dapatkan suatu
siklus data, informasi, keputusan, dan aksi. keputusan. Keputusan yang dihasilkan dari tahap
Pengambilan keputusan dapat dilakukan informasional dapat langsung ditindaklajuti
dengan dua kerangka kerja, meliputi: beberapa tindakan, atau dapat dikaji ulang dengan
1. Pengambilan keputusan tanpa percobaan mengumpulkan informasi tambahan dengan tujuan
2. Pengambilan keputusan yang berdasarkan suatu untuk mengurangi kadar ketidakpastian. Dan jika hal
percobaan. ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga
Pengambilan keputusan tanpa berdasarkan tahap tersebut, begitu seterusnya.
eksperimen, dilakukan dengan cara menyusun secara
sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi Salah satu model yang dapat digunakan
bagi masalah yang diharapkan. Teori ini sebagai proses pengambilan keputusan adalah
dikembangkan sejalan dengan pendekatan statistik dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik atau
di mana secara sederhana, keputusan yang yang dikenal dengan istilah Analytical Hierarchy
dihasilkan diupayakan mempunyai pengaruh Process (AHP). Proses Hierarki Analitik (AHP)
kesalahan seminimum mungkin. dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari
Wharton School of Business pada tahun 1970-an
Dalam kehidupan sehari-hari pengambilan untuk mengorganisasikan informasi dan judgement
keputusan sering menggunakan intuisi, walaupun dalam memilih alternatif yang paling disukai (Saaty,
metode ini banyak sekali kekurangan sehingga 1983) (MARIMIN, 2004). Dengan menggunakan
dikembangkan sistematika baru yang disebut dengan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam
analisis keputusan, yaitu kecerdasan, persepsi, dan suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga
falsafah. Setelah menggunakan kecerdasan, persepsi, memungkinkan dapat diekspresikan untuk
dan falsafah untuk membuat model, menentukan mengambil keputusan yang efektif atas persoalan
nilai kemungkinan, menetapkan nilai pada hasil tersebut. Persoalan yang kompleks dapat
yang diharapkan dan menjajaki preferensi terhadap disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan
waktu dan preferensi terhadap resiko, maka untuk keputusannya.
sampai pada suatu keputusan diperlukan logika.
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan
suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur,
stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya,
serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat
kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut prioritas
secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran
Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian menyeluruh tentang kebaikan setiap
dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang alternatif
Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-
memiliki prioritas tertinggi dan peranan untuk prioritas relatif dari berbagai faktor
mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. sistem dan memungkinkan organisasi
memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan-tujuan mereka
Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat Penilaian dan AHP tidak memaksakan konsensus tetapi
dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang Konsesus mensintesiskan suatu hasil yang
dimulai dengan goal/sasaran, lalu kriteria level representatif dari berbagai penilaian yang
pertama, sub kriteria, dan akhirnya alternatif. AHP berbeda
Pengulangan Proses AHP memungkinkan organisasi
memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai memperhalus defenisi mereka pada suatu
bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau persoalan dan memperbaiki
alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara pertimbangan dan pengertian mereka
intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan melalui pengulangan
berpasangan (pairwise comparisons). Dr. Thomas L.
Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara Adapun prinsip kerja AHP adalah sebagai
yang konsisten untuk mengubah perbandingan berikut :
berpasangan/pairwise, menjadi suatu himpunan
bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif 1. Penyusunan Hierarki
dari setiap kriteria dan alternatif. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan
menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
AHP memiliki banyak keunggulan dalam alternatif, kemudian disusun menjadi struktur
menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena hirarki.
dapat digambarkan secara grafis, sehingga dapat
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam 2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses Kriteria dan alternatif dinilai melalui
keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai
ditangani lebih mudah. Selain itu, AHP juga menguji 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif
yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada
maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu table 2 berikut :
diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang.
TABEL 2. Skala Perbandingan Saaty
Beberapa keuntungan yang diperoleh bila (MARIMIN, 2004)
NILAI KETERANGAN
memecahkan persoalan pengambilan keputusan
1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B
dengan menggunakan AHP dapat terlihat dalam 3 A sedikit lebih penting dari B
table 1 berikut: 5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 A mutlak lebih penting dari B
TABEL 1. Keuntungan Menggunakan AHP 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
(MARIMIN, 2004)
KEUNTUNGAN KETERANGAN Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 (satu)
Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal
yang mudah dimengerti, luwes untuk
dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A.
aneka ragam persoalan tidak terstruktur
Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan 3. Penentuan Prioritas
ancangan berdasarkan sistem dalam Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu
memecahkan persoalan kompleks
Saling AHP dapat menangani saling dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
Ketergantungan ketergantungan elemen-elemen dalam comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif
suatu sistem dan tidak memaksakan kemudian diolah untuk menentukan peringkat
pemikiran linear relatif dari seluruh alternatif.
Penyusunan AHP mencerminkan kecendrungan alami
Hierarki pikiran untuk memilah-milah elemen-
Baik kriteria kualitatif maupun kriteria
elemen suatu sistem dalam berbagai kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan
tingkat berlainan dan mengelompokkan judgement yang telah ditentukan untuk
unsur yang serupa dalam setiap tingkat menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau
Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk
mengukur hal-hal dan terwujud suatu prioritas dihitung dengan manipulasi matrik atau
metode untuk menetapkan prioritas melalui penyelesaian persamaan matematik.
Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari
pertimbangan-pertimbangan yang
4. Konsistensi Logis
digunakan untuk menetapkan berbagai
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan menggunakan Expert Choice (Faisal, 2014),
diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan dengan tujuan untuk memberikan solusi pada
suatu kriteria yang logis. proses pengambilan keputusan yang dapat
membantu pihak-pihak tertentu dalam
Perhitungan indeks konsistensi (CI), pengukuran mengambil keputusan yang terbaik dalam
ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi pemilihan komputer untuk mencapai hasil yang
jawaban yang akan berpengaruh pada kesahihan maksimal. Dengan dilakukannya penelitian ini
hasil. Rumusnya adalah sebagai berikut: maka Strategi Pemilihan Komputer dengan
menggunakan pendekatan AHP dan
λmax − n
menggunakan software Expert Choice 2000TM
CI = dapat diterapkan dan hasil akhirnya adalah
n− 1 (1) pemilihan Desktop sebagai prioritas utama dari
alternatif strategis yang diambil.
Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran
tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui Kajian penelitian: Sistem penunjang keputusan
rasio yang dianggap baik, yaitu apabila: pemilihan perangkat lunak pengolah citra
dengan metode Multi-Criteria Decision Making
CR ≤ 0,1 (2) (MCDM) dan Analytical Hierarchy Process
(AHP) (Faisal, 2015), dengan tujuan untuk
Rumus CR (Consistency Ratio) adalah: mendukung pemilihan perangkat lunak
pengolah citra berdasarkan kriteria dan sub-
CI kriteria yang telah ditentukan dengan hasil
CR = (3) Dreamweaver sebagai prioritas utama disusul
RI Frontpage sebagai prioritas kedua dan
Photoshop sebagai prioritas ketiga.
CR merupakan parameter yang digunakan untuk
memeriksa apakah perbandingan berpasangan Kajian penelitian: Sistem penunjang keputusan
telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. pemilihan perangkat pemrosesan data
Nilai RI merupakan nilai random indeks yang menggunakan metode Analytical Hierarchy
dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory seperti Process (AHP) dan Multi-Criteria decision
yang ditampilkan pada tabel 3 berikut: Making (MCDM) (Faisal, 2015), dengan tujuan
untuk melakukan strategi penentuan pemilihan
TABEL 3. Skala Nilai Random Indeks perangkat pemrosesan data dengan hasil
Oarkridge Laboratory (MARIMIN, Desktop merupakan prioritas utama dari
2004) alternatif strategis yang diambil sebagai
N 1 2 3 4 5 6 7 penerapan pemilihan perangkat pemrosesan data
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 yang dibuktikan melalui pengolahan data
N 8 9 10 11 12 13 responden ahli disusul urutan prioritas
RI 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 berikutnya Notebook dan Tablet.
Kriteri an
Sub-kriteria
Biaya Biaya
BiayaStaff
uang Kurikul Sarana Lulus Penyera Masuk uanguang Pengajar um ITbukuujianpan ke PTN
memada i iaaniaaniaan pemban SPPlinearperpusta nasional dunia
laborato Hardwa Software
gunankaanpangkal
IT 100% usaha
rium re
Alternatif
SMK TI 1 SMK TI 2 SMK TI 3
29,3% 44,8% 25,9%
Gambar 3. Diagram Hirarki dan Keputusan Berdasarkan hasil pengolahan data responden
dengan Pendekatan AHP ahli dalam gambar 5 diatas diperoleh bahwa prioritas
utama atau tertinggi dalam kriteria biaya yaitu biaya
uang pembangunan dengan nilai bobot 0,413 atau
sebanding dengan 41,3%, urutan berikutnya biaya
uang SPP dengan nilai bobot 0,327 atau sebanding
dengan 32,7% dan peringkat prioritas kriteria yang
terakhir dari kriteria biaya adalah biaya uang
pangkal dengan nilai bobot 0,260 atau sebanding dengan
26%.