1
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
1. Persiapan alat
2. Persiapan lingkungan
2
yang ketat, pakaian bawah ibu di ganti dengan sarung dan pakaian atas di
ganti dengan pakaian atas yang longgar yang telah di sediakan
4. Persiapan perawat
Mencuci tangan
Memakai handsconn
Prosedur pemeriksaan :
Tujuan = Tujuan dari penimbangan berat badan ibu hamil ini adalah untuk
mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah kehamilan. kenaikan
berat badan yang baik adalah 11-16kg. Pada trimester 1 kenaikan berat badan ibu
hamil sebaiknya 0,5-2,5 kg, setelah itu diikuti dengan kenaikan berat 0,5 kg per
minggu.
Bahaya kenaikan berat badan yang berlebihan adalah :
a. Di takutkan bayi besar risiko kesulitan saat persalinan ,
b. Pada kehamilan trimester ke III merupakan tandan bahaya kemungkinan
terjadinya preeklamsia
c. Juga bisa gejala penyakit diabetes militus pada ibu hamil .
Prosedur pemeriksaan TB
1. Mempersilahkan ibu untuk berdiri tegak pada lantai datar,merapat pada alat
pengukur tinggi badan dan pandangan lurus kedepan
2. Merapatkan alat pengukur pada kepala ,kemudian membaca skala
3. Bila menggunakan alat peninggi badan yang jadi satu dengan alat
menghitung berat badan .Alat pengukur tinggi di naikkan sampai menempel
pada kepala ibu. Kemudian skala ukur di baca
4. Menuntun ibu untuk turun dari timbangan .
5. Mencatat hasil pengukuran tinggi badan ibu di buku.
Tujuan = Tujuan dari pengukuran tinggi badan pada ibu adalah untuk mengetahui tinggi
badan ibu hamil sehingga bisa mendeteksi faktor risiko terhadap kehamilan yang
3
berhubungan dengan tinggi badan adalah keaadaan rongga panggul,sering di jumpai pada
ibu yang pendek ,rongga panggulnya sempit , ada juga ibu yang pendek tetapi rongga
panggul nya normal .
7. MENGUKUR LILA
Melaksanakan Prosedur :
Tujuan = Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui ukuran lingkar lengan bagian
atas ,ukuran ini di gunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil
,ukuran lingkar lengan atas yang normal adalah 23,5 cm .Bila ditemukan
pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang
4
8. MENGUKUR SUHU TUBUH
9. MENGUKUR PERNAPASAN
Prosedur pemeriksaan :
5
4. Melakukan tekanan secara perlahan, kemudian lakukan perhitungan dengan
menggunakan jarum detik selama 1 menit
5. Menganalisis hasil pemeriksaan:
6. Normal: 60-100 x/menit
7. Merapikan alat
8. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
6
Prosedur pemeriksaan
a. Inspeksi
1. Inspeksi adanya luka bekas operasi atau tidak
2. Ukuran: mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot abdomen yang kendur,
kehamilan kembar, poli dan oligohidramnion, ukuran dan letak janin,
fibroid uterus dan usia gestasi
3. Bentuk: dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi janin, mis,
cekungan pada umbilicus dapat menjadi indikasi adanya posisi oksipito
posterior
4. Perubahan kulit, misalnya linea nigra, stria gravidarum, tanda- tanda
bedah abdomen sebelumnya
b. Palpasi
Leopold I
a) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap ke bagian
wajah ibu
b) Tangan kanan menahan fundus uteri, tangan kiri mengukur tinggi
fundus uterus mulai atas fundus sampai prosesus xifoideus
menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking
atau tangan kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan
mengukur tinggi fundus uteri dari batas fundus sampai pusat.
c) Lalu meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda
bulat, melenting mudah digerakkan maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bulat,besar, lunak, tidak melenting dan susah
digerakkan maka itu adalah bokong.
Leopold II
a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
b) tangan kiri mendorong dinding perut kanan ibu dengan lembut,
jari tangan kanan yang di rapatkan meraba dinding perut ibu di
bagian kiri untuk merasakan bagian janin yang terletak pada
bagian samping kiri uterus ibu
c) Jika yang teraba seperti papan keras, lebar, rata, tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan maka itu adalah punggung bayi.
Namun jika teraba tidak beraturan, lembut dan dapat bergerak
maka itu adalah bagian kecil janin.
Tujuan :
Leopold III
7
a) Tangan kiri menahan fundus uteri
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, keras, melenting dan dapat digoyangkan
maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat, lunak,
dan sulit digerakkan maka itu adalah bokong.
c) Bila bagian janin yang berada pada bagian bawah uterus bisa
digoyangkan, merupakan pertandan belum masuk pintu atas
panggul, sedangkan bila bagian janin yang berada pada bagian
bawah uterus tidak bisa digoyangkan merupakan pertandah
bahwa sudah masuk ke pintu atas panggul.
Leopold IV
a) Pemeriksa menghadap kaki pasien
b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan didua belah pihak
yang berlawanan dibagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti
bagian rendah janin belum memasuki pintu atas panggul
e) Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti bagian
terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul
Tujuan :
Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul
8
Gambar Leopold 1, 2, 3 dan 4
TFU
9
Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung
bawah
Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri
menahannya
Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis
pubis hingga ke fundus uteri
Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
Inilah hasil tinggi fundus uteri ibu hamil
c. Auskultasi
Perhitungan DJJ
1. Menggunakan funduskop /stetoskop laennec
2. Medengarkan denyut jantung janin dengan menempelkan telinga
pada ujung funduskop
3. Sementara mendengarkan, tangan kanan memeriksa merabah
denyut nadi ibu pada arteri radialis kanan untuk memastikan
denyutan yang didengar, apabila lebih cepat dari denyut nadi ibu
berarti benar denyut jantung janin
4. Menghitung denyut jantung selama 5 detik sebanyak 3X, dengan
interval penghitungan masing-masing 5 detik mengunakan jam
tangan
5. Mengangkat funduskopi dan meletakkan kembali di tempatnya
6. Menghitung frekuensi denyut jantung janin dengan menjumlah
hasil penghitungan 3 detik pertama, 5 detik ketiga, dan 5 detik
kelima, kemudian dikalikan 4
7. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.
10