Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi Antenal Care


Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau
dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadaapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Pemeriksaan antenatal adalah kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa


keadaan ibu dan janin secara berkala.

Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk


ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.

Semua ibu hamil diharapkan mendapat perawatan kehamilan oleh tenaga


kesehatan. Untuk deteksi dini faktor resiko maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan
antenatal care. Untuk itu periksa kehamilan paling sedikit dilakukan 4 kali selama
kehamilan, yaaitu : satu kali dalam triwulan I , satu kali dalam triwulan II, dan dua kali
dalam triwulan ke III. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi
kehamilannya. Bidan memberikan KIE kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang
kondisi ibu hamil dan masalahnya. Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala dan teratur selama masa kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya
bersama antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, dan keluarga mengenai :

Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan


kehamilan, pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup
ibu dan bayi setelah lahir.
 Aspek psikologik, agar dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya
ibu hamil mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi
keselamatan diri dan dirinya.
 Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin pada umumnya
tergolong dalam kelompok kurang gizi, anemis, dan penyakit menahun.
B. Tujuan Antenatal Care
 Ibu dalam kondisi selamat selama kahamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik maupun mental yang merugikan.
 Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
 Ibu sanggup merawat dan member ASI kepada bayinya.
 Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti
keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.

C. Kegiatan Antenatal Care


Standart minimal pelayanan antenatal menurut (saifudin, 2002), pelayanan antenatal
mencakup banyak hal, namun dalam penerapan operasional dikenal dengan standart
minimal 7T yang terdiri dari:

1. Timbang berat badan


2. Ukuran tekanan darah
3. Ukuran tinggi funduss uteri

1
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

1. Persiapan alat

 Timbangan berat badan


 Tensimater
 Stetoscope
 Termometer
 Tisu pada tempatnya
 Bengkok
 Pen light
 Meteran / pita
 Funduskop / laennec
 Hummer untuk memeriksa refleks
 Sarung tangan
 Kapas kering dalam tempatnya
 Air DTT pada komnya
 Pita ukur untuk lingkar lengan atas
 Alat tulis
 Thermometer aksila
 Larutan klorin 0,5%,
 Arloji dengan jarum detik
 Lampu senter
 Spatel lidah

2. Persiapan lingkungan

 Menutup tirai atau sketsel


 Ruangan yang kondusif
 Penerangan yang memadai
 Menyiapkan meja peralatan pemeriksaan
 Tempak tidur atau kursi tempak ibu berbaring/duduk
 Meletakkan kursi untuk pemeriksaan di dekat tempat tidur ibu
3. Persiapan ibu
 Menyapa ibu dengan sopan sesuai dengan kondisi
 Memberitahu ibu maksud dan tujuan akan di lakukan pemeriksaan tersebut
 Menganjurkan ibu untuk buang air kecil dahulu
 Mempersilhkan ibu untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan
 Setelah ibu berada di ruang pemeriksaan dipersilahkan membuka pakaian
dalam dan melonggarkan pakaian luar .Apabila ibu menggunakan pakaian luar

2
yang ketat, pakaian bawah ibu di ganti dengan sarung dan pakaian atas di
ganti dengan pakaian atas yang longgar yang telah di sediakan
4. Persiapan perawat
 Mencuci tangan
 Memakai handsconn

5. MENGUKUR BERAT BADAN

Prosedur pemeriksaan :

1. Mempersilahkan ibu untuk melepas alas kaki


2. Menuntun ibu naik ke atas timbangan
3. Membaca hasil timbangan
4. Menuntun ibu untuk turun dari timbangan (apabila menggunakan
timbangan yang langsug dengan ukuran tinggi badan ,langsung di lakukan
pengkuran tinggi badan juga
5. Mencatat hasil penimbangan pada status ibu

Tujuan = Tujuan dari penimbangan berat badan ibu hamil ini adalah untuk
mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah kehamilan. kenaikan
berat badan yang baik adalah 11-16kg. Pada trimester 1 kenaikan berat badan ibu
hamil sebaiknya 0,5-2,5 kg, setelah itu diikuti dengan kenaikan berat 0,5 kg per
minggu.
Bahaya kenaikan berat badan yang berlebihan adalah :
a. Di takutkan bayi besar risiko kesulitan saat persalinan ,
b. Pada kehamilan trimester ke III merupakan tandan bahaya kemungkinan
terjadinya preeklamsia
c. Juga bisa gejala penyakit diabetes militus pada ibu hamil .

Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebihan meliputi

a. Janin tidak berkembang


b. kurang gizi dan anemia sehinggan mengalami kesulitan saat melahirkan

6. MENGUKUR TINGGI BADAN

Prosedur pemeriksaan TB

1. Mempersilahkan ibu untuk berdiri tegak pada lantai datar,merapat pada alat
pengukur tinggi badan dan pandangan lurus kedepan
2. Merapatkan alat pengukur pada kepala ,kemudian membaca skala
3. Bila menggunakan alat peninggi badan yang jadi satu dengan alat
menghitung berat badan .Alat pengukur tinggi di naikkan sampai menempel
pada kepala ibu. Kemudian skala ukur di baca
4. Menuntun ibu untuk turun dari timbangan .
5. Mencatat hasil pengukuran tinggi badan ibu di buku.

Tujuan = Tujuan dari pengukuran tinggi badan pada ibu adalah untuk mengetahui tinggi
badan ibu hamil sehingga bisa mendeteksi faktor risiko terhadap kehamilan yang

3
berhubungan dengan tinggi badan adalah keaadaan rongga panggul,sering di jumpai pada
ibu yang pendek ,rongga panggulnya sempit , ada juga ibu yang pendek tetapi rongga
panggul nya normal .

7. MENGUKUR LILA

Melaksanakan Prosedur :

1. Membuka lengan baju ibu pada lengan yang akan di ukur


2. Memposisikan lengan atas lurus ke bawah (Dari bahu ke siku )
3. Mengukur panjang lengan atas dengan menggunakn meteran
khusus,kemudian tentukan titik tengah pada daerah lengan atas
4. Melingkari meteran pada titik tengah lengan atas sesuai ukuran lengan
5. Baca hasil pegukuran dengan tepat
6. Catat hasil pengukuran.

Tujuan = Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui ukuran lingkar lengan bagian
atas ,ukuran ini di gunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil
,ukuran lingkar lengan atas yang normal adalah 23,5 cm .Bila ditemukan
pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang

7. MENGUKUR TEKANAN DARAH

Melaksanakan prosedur pemeriksaan:

1. Menyisingkan lengan baju ibu


2. Memasang manset tensimeter pada lengan
3. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut arteri brakialis
4. Meraba denyut arteri brakialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk, ibu
tidak diperkenankan menggenggam atau menggepalkan tangan
5. Meletakkan piring stetoskop pada arteri brakialis
6. Mengunci skrup balon udara
7. Memompa menset melalui balon udara sampai deyut arteri brakialis tidak
terdengar lagi
8. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka skrup balon udara
untuk menurunkan tekanan manset pada lengan, dilakukan secara perlahan
9. Menentukan bunyi jantung sistole dan diastole dengan cara:
- Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar adalah sistole
- Bunyi denyut arteri terakhir terdengar disebut diastole
10. Menganalisis hasil pemeriksaan:
11. Tekanan darah normal: bila perubahan tekanan darah sebelum hamil dan saat
hamil berkisar 10 mmHg
12. Tekanan darah tinggi: sistole >140 mmHg, diastole > 100 mmHg
13. Tekanan darah rendah: sistole < 90 mmHg
14. Merapikan lengan baju ibu
15. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
16. Merapikan alat
17. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status ibu

4
8. MENGUKUR SUHU TUBUH

Melaksanakan prosedur pemeriksaan:

1. Meminta ibu melonggarkan pakaian agar mudah memasang termometer


2. Membersihkan bagian ketiak yang akan diukur dengan menggunakan tisu
3. Memastikan thermometer pada skala 0
4. Memasukkan thermometer pada ketiak ibu kemudian meminta ibu menjepit
thermometer
5. Menunggu selama 5 menit dan memastikan thermometer aman dan pada
posisi yang tepat
6. Mengambil thermometer dari ketiak ibu
7. Membaca hasil dengan melihat skala yang ditunjukkan air raksa pada
thermometer, membaca dengan posisi sejajar dengan mata bidan
8. Menurunkan skala termometer pada skala 00 C
9. Merendam thermometer dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit
10. Kemudian cuci dengan larutan deterjen dan bilas dengan air bersih
11. Keringakan dan letakkan pad tempat semula
12. Mencatat hasil pengukuran
13. Merapikan dan membersihkan alat.

9. MENGUKUR PERNAPASAN

Prosedur pemeriksaan :

1. Menyiapkan ibu dengan memberitahu tentang tujuan pemeriksaan


2. Meminta ibu meletakkan tangan di atas dada ibu
3. Memegang pergelangan tangan ibu sambil merasakan gerakan dada ketika ibu
melakukan inspirasi dan ekspirasi
4. Menghitung jumlah pernafasan selama 1 menit
5. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
6. Mencatat hasil pengukuran
7. Merapikan dan membereskan alat
8. Nomal pernafasan 16-24 x/menit

10. MENGUKUR NADI

Melaksanakan prosedur pemeriksaan:

1. Mempersilahkan ibu di tempat yang telah disediakan


2. Pemeriksa berada di sebelah kanan ibu
3. Meraba denyut arteri radialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk, ibu tidak
diperkenankan menggenggam atau mengepalkan tangan

5
4. Melakukan tekanan secara perlahan, kemudian lakukan perhitungan dengan
menggunakan jarum detik selama 1 menit
5. Menganalisis hasil pemeriksaan:
6. Normal: 60-100 x/menit
7. Merapikan alat
8. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu

11. PEMERIKSAAN FISIK dari KEPALA sampai Kaki


1. Inspeksi kepala : rambut bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
2. Inspeksi wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak
pucat
3. Inspeksi Mata : dengan membuka kedua kelopak mata bawah mengguna kan ibu
jari ,apakah konjungtiva berwarna merah muda atu pucat dan mengamati skelera
apakah berwarn putih atau kuning /ikterik menggunakan penlight, gerakan bola
mata
4. Inspeksi lubang hidung : menggunakan spekulum hidung (lihat apakah ada
polip ,perdarahan ,dan skret )
5. Inspeksi pada rongga mulut : lidah, gigi lengkap/tidak, ada caries/tidak dan bibir
ibu hamil pucat /kering pecah pecah ,Bisa dengan menggunakan senter ibu di
suruh membka mulut .hal ini bertujuan untuk melihat apakah ada peradangan
selaput lendir mulut atau pembesaran tonsil dan gigi berlubang,gusi tidak
berdarah,stomsatitis
6. Inspeksi telinga : bagian telingan luar apakah simetris atau tidak ,apakah ada lesi
atau tidak. Lalu di bagian dalam telinga kita liat ada kotoran/tidak
7. Inspeksi pada bagian leher melihat apakah ada pembengkakan pada saluran limfe
dan kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis dengan cara pasien diminta
menelan
8. Inspeksi paru paru simetris /tidak apakah ada jaringan parut luka / tidak
.Respirasi rate, dan Irama paru paru
9. Palpasi paru paru pengembangan dada kanan kiri apakah sama atau tidak
10. Perkusi mengetuk menentukan letrak paru normal Sonor
11. Auskultasi bunyi paru paru vasikuler
12. Inspeksi jantung dada simetris atau tidak ,ada lesi atau tidak
13. Palpasi menentukan titik titik jantung pulmonalis terletak di ICS 3 Sinistra kiri
.Aorta terletak pada ICS 3 dekstra kanan ,Triskupidalis terletak di ICS 5 di tengah
garis dada,Mitral terletak di ICS 5 mid klavikula sinistra .
14. Perkusi pada titik titik yang telah di tentukan ,sura jantung redup
15. Auskultasi bunyi jantung normalnya redup
16. Inspeksi payudara : ukuran payudara simetris/tidak, puting susu menonjol
/datar /masuk, ada benjolan pada payudara atau tidak, dan apakah ada dumpling
(puting susu tertarik )
17. Palpasi payudara dengan menekan aerola mammae sambil memegang puting
mamae dengan jari telunjuk dan ibu jari ke udian memencetnta tidak ada masa/
benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum
().
12. PEMERIKSAAN ABDOMEN

6
Prosedur pemeriksaan
a. Inspeksi
1. Inspeksi adanya luka bekas operasi atau tidak
2. Ukuran: mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot abdomen yang kendur,
kehamilan kembar, poli dan oligohidramnion, ukuran dan letak janin,
fibroid uterus dan usia gestasi
3. Bentuk: dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi janin, mis,
cekungan pada umbilicus dapat menjadi indikasi adanya posisi oksipito
posterior
4. Perubahan kulit, misalnya linea nigra, stria gravidarum, tanda- tanda
bedah abdomen sebelumnya
b. Palpasi
 Leopold I
a) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap ke bagian
wajah ibu
b) Tangan kanan menahan fundus uteri, tangan kiri mengukur tinggi
fundus uterus mulai atas fundus sampai prosesus xifoideus
menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking
atau tangan kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan
mengukur tinggi fundus uteri dari batas fundus sampai pusat.
c)  Lalu meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda
bulat, melenting mudah digerakkan maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bulat,besar, lunak, tidak melenting dan susah
digerakkan maka itu adalah bokong.

Tujuan pemeriksaan leopold I :

 Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus


uteri
 menentukkan bagian bagian janin yang berada pada fundus
uteri

 Leopold II
a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
b) tangan kiri mendorong dinding perut kanan ibu dengan lembut,
jari tangan kanan yang di rapatkan meraba dinding perut ibu di
bagian kiri untuk merasakan bagian janin yang terletak pada
bagian samping kiri uterus ibu
c)  Jika yang teraba seperti papan keras, lebar, rata, tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan maka itu adalah punggung bayi.
Namun jika teraba tidak beraturan, lembut dan dapat bergerak
maka itu adalah bagian kecil janin.

Tujuan :

 untuk menentukan bagian punggung janin

 Leopold III

7
a)  Tangan kiri menahan fundus uteri
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, keras, melenting dan dapat digoyangkan
maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat, lunak,
dan sulit digerakkan maka itu adalah bokong.
c) Bila bagian janin yang berada pada bagian bawah uterus bisa
digoyangkan, merupakan pertandan belum masuk pintu atas
panggul, sedangkan bila bagian janin yang berada pada bagian
bawah uterus tidak bisa digoyangkan merupakan pertandah
bahwa sudah masuk ke pintu atas panggul.

Tujuan pemeriksaan Leopold III:

 Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian


bawah uterus, serta apakah bagian janin sudah memasuki pintu
panggul (PAP)

 Leopold IV
a)  Pemeriksa menghadap kaki pasien
b)  Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan didua belah pihak
yang berlawanan dibagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti
bagian rendah janin belum memasuki pintu atas panggul
e) Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti bagian
terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul
Tujuan :
 Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul

8
Gambar Leopold 1, 2, 3 dan 4

 TFU

Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik


McDonald adalah dengan menghitung jarak dari simfisis pubis
hingga ke fundus uteri dan sebaliknya. Teknik McDonald ini
menggunakan alat ukur panjang yang elastis yaitu pita ukur.
Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus
uteri dengan teknik McDonald biasanya dilakukan pada saat usia
kehamilan mencapai 22 minggu. Namun, sebelum pengukuran harus
dilakukan pemeriksaan inspeksi pada abdomen terlebih dahulu.
Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik
McDonald:
 Siapkan pita ukur

9
 Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung
bawah
 Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
 Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
 Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
 Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri
menahannya
 Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis
pubis hingga ke fundus uteri
 Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
 Inilah hasil tinggi fundus uteri ibu hamil

c. Auskultasi
 Perhitungan DJJ
1. Menggunakan funduskop /stetoskop laennec
2. Medengarkan denyut jantung janin dengan menempelkan telinga
pada ujung funduskop
3. Sementara mendengarkan, tangan kanan memeriksa merabah
denyut nadi ibu pada arteri radialis kanan untuk memastikan
denyutan yang didengar, apabila lebih cepat dari denyut nadi ibu
berarti benar denyut jantung janin
4. Menghitung denyut jantung selama 5 detik sebanyak 3X, dengan
interval penghitungan masing-masing 5 detik mengunakan jam
tangan
5. Mengangkat funduskopi dan meletakkan kembali di tempatnya
6. Menghitung frekuensi denyut jantung janin dengan menjumlah
hasil penghitungan 3 detik pertama, 5 detik ketiga, dan 5 detik
kelima, kemudian dikalikan 4
7. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.

13. PEMERIKSAAN GENETALIA


Prosedur pemeriksaan
1. Inspeksi : kebersihan rambut pubis, ada lesi, lecet atau tidak
2. Palpasi : di daerah inguinal (lipatan paha) ada benjolan, pembengkakan

Tujuan = pemeriksaan genetalian bertujuan untuk mengetahui kondisi anatomis genetalia


(tanda infeksi dan penyakit menular seksual)

14. PEMERIKSAAN EKSTERMITAS BAWAH


1. Inspeksi : kulit (hiperpigmentasi, anemis), edema
2. Palpasi : reflek patela

Tujuan = pemeriksaan ekstermitas bawah untuk mengetahui adanya edema

10

Anda mungkin juga menyukai