Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMIAH

PEMBUATAN GULA CAIR DARI PATI BIJI KARET UNTUK


PENGGANTI GULA KONVENSIONAL DAN SEBAGAI UPAYA
MENGURANGI IMPOR GULA DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Ilham WD 1700020131

Harkris Alfianto Makassar 1800020160

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ilmiah dengan judul “Pembuatan Gula Cair Dari Pati Biji Karet Untuk Pengganti
Gula Konvensional Dan Sebagai Upaya Mengurangi Impor Gula Di Indonesia”
guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Bahan Makanan kami di program
studi Teknik Kimia pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua kami, karena dengan doa dan dukungannya kami dapat
melalui proses pembuatan laporan penelitian ini.
2. Gita indah budiarti S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan untuk kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
3. Semua pihak yang telah membantu hingga laporan penelitian ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan


baik isi maupun susunannya. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Yogyakarta, 10 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH ILMIAH..............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
I.1 Latar Belakang................................................................................................4

I.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

I.3 Tujuan.............................................................................................................5

I.4 Manfaat...........................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
II.1 Biji Karet.......................................................................................................7

II.2 Gula Cair........................................................................................................8

II.3 HCN...............................................................................................................8

BAB III....................................................................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................8
III.1 Alat dan Bahan.............................................................................................8

BAB IV..................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................10
IV.1 Kesimpulan................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan pangan adalah salah satu yang harus dipenuhi untuk keberlangsungan
hidup manusia itu sendiri. Indonesia merupakan salah satu negara dengan
penduduk terbanya di dunia, tentu memerlukan bahan pangan yang banyak pula.
Ada berbagai Cara untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti penggunaan bibit
unggul maupun perluasan lahan produksi. Dikarenakan jumlah penduduk di
Indonesia yang sangat banyak dan lahan pertanian yang semakin sempit
dikarenakan banyak pembangunan pemukiman dan gedung-gedung baru produksi
pangan dalam negeri sering kali tidak mencukupi kebutuhan pangan nasional yang
mengakibatkan kita harus impor barang dari negara lain.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan


dan Gizi yang merupakan penjabaran yang lebih merinci pengaturan baik aspek
ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan sesuai
amanat UU No.18/2012. Dengan demikian, upaya pemantapan Ketahanan Pangan
yang berlandaskan Kedaulatan Pangan dan Kemandirian Pangan dapat
diwujudkan. Perwujudan ketahanan pangan tersebut ditandai dengan tiga hal
pokok yang harus diperhatikan, yaitu: (i) ketersediaan pangan yang berbasis pada
pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal; (ii) Keterjangkauan pangan dari
aspek fisik dan ekonomi oleh seluruh masyarakat, dan (iii) pemanfaatan pangan
atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup sehat, aktif, dan produktif.

Indonesia yang merupakan negara agraris dimana sebagian besar


penduduknya adalah sebagai petani, dan seperti yang kita ketahui bahwa
Indonesia memeliki banyak macam tumbuhan. Menurut kementrian lingkungan
hidup dan kehutanan RI, yang Mengacu pada Indonesian Biodiversity Strategy
and Action Plan (IBSAP) 2015-2020 (BAPPENAS, 2016), Dalam dunia fora,
Indonesia tercatat memiliki 91.251 jenis tumbuhan berspora, 120 jenis
gymnospermae, serta sekitar 30.000-40.000 jenis tumbuhan berbunga

4
(angiospermae), yang dari perkiraan tersebut, hingga saat ini baru terindentifkasi
19.112 jenis. Salah satu flora di Indonesia yaitu pohon karet (Hevea brasiliensis).

Saat ini petani karet hanya melakukan penyadapan pohon karet untuk
mendapatkan getah karet yang nantinya dijual ke gudang karet. Di satu sisi
sebenarnya banyak bagian dari pohon karet yang bisa dimanfaaatkan tetapi
sampai saat ini masih belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Bagian tersebut
diantaranya adalah kayu, cangkang biji karet, dan bungkil biji karet. Dimana
bungkil biji karet dapat dimanfaatkan sebagai suatu bahan pangan.

Dengan adanya permasalahan di atas dan melihat peluang sumber daya alam
yang besar dan masih belum dimanfaatkan maka kami memiliki inovasi untuk
mengolah biji karet menjadi produk pangan yaitu gula cair biji karet.

Namun, ditemukan kendala dalam pemanfaatan biji karet sebagai bahan


pangan, yaitu adanya linamarin yang terkandung dalam biji karet. Linamarin
merupakan racun, yang bila terhidrolisis Akan menghasilkan HCN yang membuat
biji karet berbahaya apabila dikonsumsi. Jumlah sianida yang masuk ke tubuh
tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari (Sentra Informasi
Keracunan Nasional BPOM, 2013).

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembuatan biji karet menjadi gula cair ?


2. Apakah manfaat-manfaat dari biji karet ?

I.3 Tujuan

1. Memanfaatkan limbah yang dianggap tidak berguna menjadi olahan


makanan yang bermanfaat.
2. Mengolah biji karet menjadi gula cair
3. Menjelaskan proses pembuatan gula cair biji karet
4. Gula cair sebagai solusi alternatif pengganti glukosa

5
I.4 Manfaat

1. Terciptanya suatu produk gula cair dari biji karet sebagai alternatif
pengganti sumber glukosa
2. Adanya produk gula cair dengan harga murah

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Biji Karet

Tanaman karet merupakan salah satu tanaman yang paling banyak di


indonesia. Menurut badan pusat statistik Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan
Rakyat (PR) karet tersebar hampir di sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera
dan Kalimantan, Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Banten, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, dan Maluku. Luas areal PBN terluas di Indonesia
adalah provinsi Sumatera Utara yaitu 68,49 ribu hektar atau 29,38% dari total luas
areal PBN karet di Indonesia tahun 2017 dan pada tahun 2018 menurun menjadi
39,74 ribu hektar atau 20,96 persen dari total luas areal PBN karet Indonesia. Luas
areal PBS terluas di Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara yaitu 106,74 ribu
hektar atau 33,07 persen dari total luas areal PBS karet di Indonesia tahun 2017
dan pada tahun 2018 menurun menjadi 82,47 ribu hektar atau 33,52 persen dari
total luas areal PBS karet Indonesia. Luas areal PR terluas di Indonesia adalah
provinsi Sumatera Selatan yaitu 787,9 ribu hektar (25,39 %) pada tahun 2017 dari
total luas areal karet PR di Indonesia dan pada tahun 2018 diperkirakan sebesar
788,77 ribu hektar (25,33 %) dari luas areal PR karet nasional.

Biji karet merupakan bahan pangan yang perlu dikembangkan karena biji
karet mengandung protein yang cukup tinggi.Biji yang baik adalah yang 13
mengkilap dari luarnya sedangkan biji yang keriput dinilai kurang baik.Pada biji
karet juga terdapat senyawa sianida, senyawa yang terdapat dalam bahan pangan
merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah menguap dan mudah larut dalam
air. Penurunan sianida dapat dilakukan dengan cara perendaman, perebusan dan
pengukusan

Kandungan dalam biji karet yaitu Komposisi jumlah Protein 27%, Lemak
32,3%, Abu 2,4%, Air 3,6%, Thiamin 450 µg, Asam nikotinat 2,5, µg Karoten
250 µg, Asam sianida (HCN) 330 mg.

7
II.2 Gula Cair

Gula merupakan salah satu bahan pokok yang Indonesia masih impor.
Produksi gula dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan gula
nasional yang disebabkan oleh terlalu mahalnya biaya produksi dan produk yang
dihasilkan juga masih belum mampu bersaing dengan gula impor baik untuk
kualitas maupun kuantitasnya.

Salah satu pemanis alternatif adalah gula cair. Dimana gula cair dapat
diproduksi dengan hidrolisis pati. Seperti yang kita ketahui Indonesia yang kaya
dengan flora nya memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk
menghasilkan pati, contohnya singkong, jagung, dll.

II.3 HCN

Hidrogen sianida (HCN) (juga dikenal sebagai Asam Sianida) adalah senyawa
anorganik dengan rumus molekul HCN. Senyawa ini berbentuk cairan tak
berwarna, dan sangat beracun, dengan titik didih sedikit di atas suhu ruangan,
25,6 °C (78,1 °F). HCN diproduksi dalam skala industri dan sangat bernilai karena
digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa kimia mulai polimer sampai obat-
obatan.

Bungkil biji karet mengandung zat berbahaya HCN dengan kadar >50 ppm.
Kandungan HCN ini dapat diturunkan sampai batas aman. Karena kandungan
yang berbahaya ini, masyarakat belum memanfaatkan biji karet ini, padahal biji
karet dapat dijadikan produk makanan bergizi jika diolah secara benar.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat
1. Baskom besar 6. Dandang
2. Baskom kecil 7. Kain saring
3. Spatula 8. Corong
4. Pisau 9. Toples kaca
5. Blender

III.1.2 Bahan
1. Biji karet
2. Air
3. Arang aktif
4. Enzim Alfa-amilase
5. Enzim glukosidase

III.1.3 Cara Kerja

Mengencerkan pati biji karet yang telah melewati proses penurunan kadar HCN dengan
perbandingan pati 1:3 air pada suhu 95-105 derajat celcius,

Menambahkan 0,8 ml enzim alfa-amilase per kg pati selama kurang lebih 60 menit,

Mendinginkan dari 105 derajat celcius menjadi 60 derajat celcius,

Menambahkan 0,8 ml enzim amiloglukosidase/ kg pati, lalu diamkan kurang lebih 76 jam

9
Memucatkan dengan menambahkan 0,5-1% arang aktif/kg pati

Menyaring, lalu di evaporasi dengan suhu 50-70 derajat celcius,

Menyimpan dan mengemas. Penyimpanan sirup glukosa adalah pada suhu kurang lebih 35
derajat celcius.

Gambar 2. Grafik proses pembuatan Gula Cair Biji Karet

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abul., dkk. 2014. “gula cair dari kulit singkong sebagai alternatif sumber
glukosa”. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73676

Gail, E.; Gos, S.; Kulzer, R.; Lorösch, J.; Rubo, A.; Sauer, M. (2005), "Cyano Compounds,
Inorganic", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH,
doi:10.1002/14356007.a08_159.pub2

Manik, T. N., & Nurlina, N. (2017). PEMANFAATAN BIJI KARET SEBAGAI PRODUK OLAHAN
EMPING. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG), 1(1).
https://doi.org/10.34128/mediteg.v1i1.6

Permenkes No.75. 2013. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa
Indonesia.

Ramadhani Lisa. 2019. “Pemanfaatan Biji Karet (hevea brasiliensis)Dalam


Pembuatan Tempe Sebagai Referensi Materi Bioteknologi Kelas Xii Sma Negeri
9 Kabupaten Aceh Barat Daya”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh

Rivai, R. R., Damayanti, F. dan Handayani, M., 2015, “Pengembangan potensi


biji karet (Hevea brasiliensis) sebagai bahan pangan alternatif di Bengkulu

10
Utara”. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Volume 1, Nomor 2, April 2015
ISSN: 2407-8050, Halaman: 343-346

Rusdiyana, eksa., dkk. 2016. “Program Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm) Pada
Kelompok Tani Sekar Arum Dan Ukm Kita”. Jurnal Sungkai Vol. 4 No. 2 (2016)

Setiawati, Lilis and Darmawati, and Mahadi, Imam (2017) EFEKTIVITAS


PEREBUSAN BIJI KARET (Hevea bransiliensis) SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN TEMPE. In: Prosiding Seminar Nasional III Biologi dan
Pembelajarannya, 8 September 2017, Universitas Negeri Medan.
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/28411

Sitompul, Suci Ramadani (2020) Uji Daya Terima Dan Kandungan Gizi Tempe
Biji Karet. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
http://repository.uinsu.ac.id/10445/

Syamsunarno, M. B. dan Sunarno, D., 2014, “Kajian biji karet (hevea brasiliensis)
sebagai kandidat bahan baku pakan ikan (Study On Rubber Seed Hevea
brasiliensis as A Candidat of Fish Feed Ingradient) Jurnal Ilmu Pertanian
dan Perikanan Desember 2014 Vol. 3 No.2 Hal :135-142 ISSN 2302-6308
http://umbidharma.org/jipp E-ISSN 2407-4632

Van Parijs, J., Broekaert, W.F., Goldstein, I.J. et al. Hevein: an antifungal protein
from rubber-tree (Hevea brasiliensis) latex. Planta 183, 258–264 (1991).
https://doi.org/10.1007/BF00197797

Syamsunarno, M. B. dan Sunarno, D., 2014, “Kajian biji karet (hevea brasiliensis)
sebagai kandidat bahan baku pakan ikan (Study On Rubber Seed Hevea
brasiliensis as A Candidat of Fish Feed Ingradient) Jurnal Ilmu Pertanian
dan Perikanan Desember 2014 Vol. 3 No.2 Hal :135-142 ISSN 2302-6308
Available online at: http://umbidharma.org/jipp E-ISSN 2407-4632

11

Anda mungkin juga menyukai