OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan judul
“Emosional,Spiritual and Adversity Quotien”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen belajar
dan pembelajaran kami Ibu Dra.Heffi Alberida,M.Si. yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUMUSAN MASALAH
BAB II : PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berkontribusi besar dalam proses pengembangan potensi seseorang dari
aspek fisik, emosional, spiritual, intelektual, dan sosial.Lebih dari pada itu,
pendidikan sangat berguna bagi seseorang menghadapi era globalisasi yang utuh
dengan kompetisinya.Selain itu, era ini menuntut manusia untuk optimal sehingga
mampu memperoleh pekerjaan.Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), tentunya menjadi tantangan bagi manusia. Karena itu, menjadi keharusan
dalam dunia pendidikan untuk mengedepankan ketrampilan. Dengan demikian dapat
menghasilkan output yang kompeten, inovatif, tangguh, kompetitif dan mampu
menjadi Bunglon dalam berbagai situasi dalam suatu lembaga dan pekerjaannya
Untuk mencapai output yang maksimal, tentunya memerlukan lulusan-lulusan yang
memiliki karakter tangguh terhadap tantangan yang dihadapinya. Kecerdasan
kemampuan atau Adversity Quotient (AQ) telah disarankan penerapannya dalam
dunia pendidikan, ini dikarenakan peserta didik lebih tangguh terhadap tantangan.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari emosional,spiritual and adversity quotient.
2. Untuk mengetahui penerapan emosional,spiritual and adversity quotient dalam
pembelajaran biologi.
C. Rumus Masalah
1. Apakah pengertian dari emosional, spiritual and adversity quotient ?
2. Bagaimana perpaduan antara emosional, spiritual and adversity quotient ?
3. Bagaimana aplikasi antara emosional, spiritual and adversity quotient ?
BAB II
PEMBAHASAN
i. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri, yaitu
memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Menurut (Khavari, 2010), ada beberapa aspek yang menjadi dasar
kecerdasan spiritual, yaitu:
3. Adversity Quotien
a. Daya saing.
Adversity quotient yang rendah dikarenakan tidak adanya daya saing
ketika menghadapi kesulitan, sehingga kehilangan kemampuan untuk
menciptakan peluang dalam kesulitan yang dihadapi.
b. Produktivitas.
Penelitian yang dilakukan di sejumlah perusahaan menunjukkan bahwa
terdapat korelasi positif antara kinerja karyawan dengan respon yang
diberikan terhadap kesulitan. Artinya respon konstruktif yang diberikan
seseorang terhadap kesulitan akan membantu meningkatkan kinerja lebih
baik, dan sebaliknya respon yang destruktif mempunyai kinerja yang
rendah.
c. Motivasi.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat mampu menciptakan
peluang dalam kesulitan, artinya seseorang dengan motivasi yang kuat
akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan menggunakan segenap
kemampuan.
d. Mengambil risiko.
Seseorang yang mempunyai adversity quotient tinggi lebih berani
mengambil risiko dari tindakan yang dilakukan. Hal itu dikarenakan
seseorang dengan adversity quotient tinggi merespon kesulitan secara lebih
konstruktif.
e. Perbaikan.
Seseorang dengan adversity quotient yang tinggi senantiasa berupaya
mengatasi kesulitan dengan langkah konkret, yaitu dengan melakukan
perbaikan dalam berbagai aspek agar kesulitan tersebut tidak menjangkau
bidang-bidang yang lain.
f. Ketekunan.
Seseorang yang merespon kesulitan dengan baik akan senantiasa bertahan.
g. Belajar.
Seseorang yang merespon secara optimis akan banyak belajar dan lebih
berprestasi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pola pesimistis.
Cara Menumbuhkan Adversity Quotient
a. Listened (dengar)
b. Explored (gali)
c. Analized (analis)
d. Do (lakukan)
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://www.kajianpustaka.com/2014/01/kecerdasan-spiritual.html
https://belajarpsikologi.com/pengertian-kecerdasan-emosional-eq/
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/adversity-quotient-aq.html
http://jafarsidikmakulau.blogspot.com/2014/01/penerapan-iq-eq-dan-sq-dalam-dunia.html