Prosedur pemasaran bijih nikel hasil produksi tambang PT. Rekajasa
Tambang Utama meliputi beberapa tahapan yaitu pertama penawaran harga, jumlah, dan spesifikasi kandungan kadar Ni (1,3% dan 1,6%), oleh bagian pemasaran perusahaan dengan pihak pembeli (buyer), bertempat di kantor pusat. Kedua, proses negoisasi dan peninjauan lapangan (site visit) oleh pihak pembeli (buyer) diantar oleh bagian pemasaran dan site manager, ke lokasi stockpile dan tambang PT. Rekajasa Tambang Utama. Ketiga, pengambilan dan pengujian sampel bijih nikel yang terdapat di area stockpile, oleh pihak laboratorium independent yang disepakati pihak perusahaan dan pihak pembeli (buyer). Keempat, pembuatan dan penandatanganan dokumen perjanjian jual beli bijih nikel, antara perusahaan dengan pihak pembeli. Pengangkutan bijih nikel dari area stockpile perusahaan ke lokasi smelter pihak pembeli. Dan tahap terakhir proses penyelesaian tahapan pembayaran. Untuk target pemasaran bijih nikel PT. Rekajasa Tambang Utama akan memprioritaskan penjualan ke perusahaan pemilik smelter (pabrik peleburan bijih nikel) yang ada dalam wilayah Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah. Prospek pemasaran bijih nikel cukup besar untuk beberapa tahun kedepan, hal ini dikarenakan selain untuk ekspor, juga untuk pemenuhan bahan baku smelter dalam negeri. Dalam wilayah Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah ada beberapa yang akan dibangun, beberapa sementara pembangunan, beberapa telah persiapan operasi, dan ada juga yang sudah beroperasi (misalnya; PT. SMI di Bahodopi). Target produksi smelter masing‐masing perusahaan pemilik smelter bervariasi, mulai dari 100.000 Ton NPI / Tahun sampai 500.000 Ton NPI / Tahun. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa beberapa tahun kedepan, jumlah keseluruhan produksi NPI (Nickel Pig Iron) dari Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah dapat mencapai 1.000.000 Ton per Tahun. Sementara untuk menghasilkan 1 Ton NPI (nickel pig iron) dibutuhkan bahan baku bijih nikel sebanyak 7,5 Ton, maka dapat diperkirakan bahwa kebutuhan bahan baku (bijih nikel) smelter sebesar 7.500.000 Ton per Tahun, atau 625.000 Ton per Bulan.