Anda di halaman 1dari 249

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DENGAN

PARTUS LAMA KALA II PADA NY. R G1P0 A0 DAN


NY. P G1P0A0 DI PUSKESMAS TELAGASARI
KECAMATAN TELAGASARI
KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
Universitas SIngaperbangsa Karawang

DISUSUN OLEH:

NAMA : WIDA NURHAYATI


NPM : 1810630100017

PROGRAM STUDI III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGA PERBANGSA KARAWANG


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DENGAN


PARTUS LAMA DI PUSKESMAS TELAGASARI 2021

TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING LTA


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Oon Sopiah S,.SiT,.M.Kes) (Tuti Hikmawati, Am.Keb)


Mengetahui

Koordinator Program Studi Kebidanan

(Irma Yanti, S.SiT., M.Kes)

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PARTUS LAMA DI


PUSKESMAS TELAGASARI 2021

NAMA : Wida Nurhayati


NPM : 1810630100017

Mengesahkan Tanda Tangan Tanggal

1. Penguji 1,

............................................. .......................... ....................

2. Penguji 2,

............................................. .......................... ....................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Koordinator Prodi Kebidanan

Dr. Undang Ruslan Wahyudin, M.Pd Irma Yanti, S.SiT., M.Kes

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang berjudul “

Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan

Bayi Baru Lahir Pada Ny. R G1P0A0 dan Ny. P G1P0A0 dengan Partus

lama di Puskesmas Telagasari Tahun 2021” ini, sepenuhnya karya

saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan

plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Purwakarta, Maret 2021


Yang membuat pernyataan

(Wida Nurhayati)

iii
RIWAYAT HIDUP

NAMA : Wida Nurhayati

NIM : 1810630100017

Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 07 Oktober 2000

Alamat : Kp. Rawa gempol, RT/RW 003/002 Cijati,

Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta

Riwayat Pendidikan SDN 1 Cijati :Thn 2006-2012

SMPN 1 Maniis : Thn 2012-2015

SMAN 1 Maniis : Thn 2015-2018

D-III Kebidanan Unsika : Thn 2018- sekarang

Pekerjaan : Mahasiswi

Status : Belum Menikah

Suku/Bangsa : Sunda, Indonesia

iv
ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A DAN NY.I


DENGAN PARTUS KALA II LAMA DI PUSKESMAS TELAGASARI
KECAMATAN TELAGASARI KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2021

Wida Nurhayati

NPM 1810630100017
Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Singaperbangsa Karawang

Partus lama adalah adalah waktu persalinan memanjang karena


kemajuan persalinan yang lambat. Data WHO 2017 menunjukan komplikasi
persalinan menyumbang 810 kematian ibu di seruluh dunia dan angka
kejadian persalinan lama sebesar 69.000. Hal analis menunjukan terdapat
44,9% kejadian persalinan lama. Tujuan dari kasus ini untuk mengatasi
masalah pada Partus Lama. Asuhan yang diberikan pada Ny.R dan Ny.P di
Puskesmas Telagasari menggunakan 7 langkah varney dan
pendokumentasian menggunakan SOAP.
Masa kehamilalan pada Ny.R dan Ny.P normal sedangkan pada
persalinan mengalami partus kala II lama pada Ny.R dan Ny.P, bayi. Pada
masa nifas keadaan Ny.R dan Ny.P normal tidak ada komplikasi. Evaluasi
dari kasus tersebut Ny.R dan Ny.P beserta bayi baik, namun tidak dilakukan
kunjungan KF dan KN yang sesuai. Ny.R dan Ny.P belum ada rencana
untuk ber – KB.
Asuhan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan prosedur, tidak ada
komplikasi, namun beberapa ketidaksesuaian dengan teori, oleh karena
itu penulis diharapkan bisa memberi asuhan sesuai dengan teori.
Kata kunci : Partus lama, AKI

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesakan

laporan tugas akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada

Ny.R G1P0A0 dan Ny.R G1P0A0 Di Puskesmas Telagasari Kabupaten

Karawang Tahun 2020.

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat membantu dalam

pengenalan dan pemahaman dalam mata kuliah yang bersangkutan,

sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif sehingga dapat menjadi

dasar ilmu kepada penulis dan tenaga kesehatan propesional dalam

memberikan pelayanan asuhan kebidanan.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir penulis banyak mendapat

dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Sri Mulyani Ak., CPA. selaku Rektor Universitas

Singaperbangsa Karawang

2. Drs. H. Undang Ruslan,M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Singaperbangsa Karawang.

3. Bd. Irma Yanti, S.Si.T., M.Kes selaku Koordinator Progran Studi DIII

Kebidanan Universitas Singaperbangsa Karawang

vi
4. Bd. Oon Sopiah S,.SiT,.M.Kes., selaku pembimbing akademik yang

telah sabar dalam mebimbing, memberikan motivasi, serta arahan

dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

5. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi D III Kebidanan UNSIKA

membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

6. Bd.Hj. Tuti Hikmawati Amd.Keb selaku pembimbing lapangan yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan Asuhan

Kebidanan Komprehensif.

7. Ny. R dan Ny. P serta keluarga yang telah terbukan dan bersedia untuk

menerima Asuhan Kebidanan Kemprehensif

8. Kepada Orangtua yang selalu memberikan dukungan. Dan yang telah

memberikan saya semangat yang positif

9. Sahabat – sahabat seperjuangan Angkatan XIV Kebidanan Unsika

yang juga selalu bekerja sama dalam menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, penulis menyadari masih

banyak kekurangan yang memerlukan perbaikan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari parapembaca yang bersifat

membangun. Akhir kata penulis berharap Laporan Tugas Akhir Praktik

dapat bermanfaat bagipara pembaca dan atas partisipasi dari semua pihak

penulis ucapkan terima kasih.

vii
Purwakarta, 2021

(Wida Nurhayati)

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulis .......................................................................................... 8
C. Manfaat Penulis ........................................................................................ 9
D. Gambaran Kasus ...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 20
A. Kehamilan ............................................................................................... 20
1. Pengertiam Kehamilan ........................................................................ 20
3. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan ................................................... 25
4. Tanda Bahaya Kehamilan.................................................................... 29
5. Diagnosa Kehamilan............................................................................ 31
6. Standar Pelayanan Pada Masa Kehamilan .......................................... 36
B. Persalinan ............................................................................................... 39
1. Pengertian Persalinan ......................................................................... 39
2. Etiologi Terjadinya Persalina ............................................................... 39
3. Faktor yang mempengaruhi persalinan ................................................ 42
4. Fisiologi Persalinan.............................................................................. 47
5. Asuhan Persalinan Normal .................................................................. 52
C. Nifas........................................................................................................ 65
1. Pengertian Nifas .................................................................................. 65
2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas ............................................. 66

ix
3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ............................................... 67
4. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas .............................................. 68
5. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas ......................................................... 68
6. Pemeriksaan Fisik Pada Masa Nifas.................................................... 69
D. Bayi Baru Lahir........................................................................................ 72
1. Pengertian Bayi baru lahir.................................................................... 72
2. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatdaruratan............................ 73
3. Inisiasi Menyusui Dini .......................................................................... 74
4. Tanda-tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir ......................................... 77
5. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir ...................................................... 78
6. Jadwal Imunisasi ................................................................................. 81
E. Partus Lama............................................................................................ 81
F. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ................................................... 94
1. Menajemen Asuhan Kebidanan ........................................................... 94
2. Metode pendokumentasian kebidanan ................................................ 96
BAB III PERKEMBANGAN KASUS .................................................................. 99
A. Kehamilan ............................................................................................... 99
B. Persalinan ................................................................................................. 1
C. Nifas.......................................................................................................... 4
D. Bayi baru lahir ......................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 23
A. Kehamilan ............................................................................................... 23
B. Persalinan ............................................................................................... 43
C. Nifas........................................................................................................ 60
D. BBL ......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 111
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara His palsu dan His sejati................... 58

Table 2.2 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas .................... 66


Table 2.3 Tahapan Involusi Uteri ................................................ 67
Tabel 2.4 Apgar skor ................................................................... 74

Table 2.5 Jadwal Imunisasi ......................................................... 81


Tabel 4.1 Perbandingan HPHT antara bidan dan mahasiswa .... 158

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto buku KIA

2. Lembar konsultasi

3. Surat pernyataan plagiarisme

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)

merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur status

kesehatan ibu pada suatu wilayah. Kematian ibu adalah kamatian

selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah kehamilan

akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh

kehamilan atau penangananya, tetapi bukan disebabkan oleh

kecelakaan atau cedera. Penyebab tingginya kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebagian besar disebabkan

oleh tidak terlaksananya pemeriksaan continuity of care pada ibu

selain itu timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera

ditangani. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

merupakan tindakan yang palling tepat dalam mengidentifikasi

secara dini sesuai dengan resiko yang dialami oleh ibu hamil

(Saifuddin, 2011:20).

Berdasarkan hasil survey World Health Organization (WHO)

secara global Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 462 per 100.000

kelahiran hidup di Negara berpenghasilan rendah dan 11 per

100.000 kelahiran hidup di negara dengan penghasilan yang tinggi

di tahun 2017 dengan jumlah kematian 295.000 jiwa, Angka

Kematian Bayi (AKB) secara global 29 per 1.000 kelahiran di tahun

1
2017. Penyebab utama dari 75% kematian ibu adalah perdarahan

pasca melahirkan, infeksi pasca melahirkan, tekanan darah tinggi

saat kehamilan (preeklamsi dan eklampsia), komplikasi saat

persalinan, dan aborsi yang tidak aman, dan sisanya disebabkan

oleh penyakit malaria, atau penyakit seperti jantung dan diabetes.

Penyebab utama kematian bayi di dunia disebabkan premature,

asfiksia, sepsis dan infeksi lainnya, serta kelainan konginetal

Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu prioritas

utama bagi World Health Organization (WHO). World Health

Organization (WHO) berkontribusi pada penurunan angka kematian

ibu dengan selalu meningkatkan bukti penelitian, memberikan

panduan klinis dan program berbasis bukti, menetapkan standar

global dan mendukung negara negara untuk mengimplementasikan

kebijakan dan program serta memantau kemajuan yang efektif.

(WHO,2019).

Jumlah kematian ibu/ AKI menurut Provinsi tahun 2018-2019

terjadi penurunan yang awalnya 4.226 menjadi 4.221 kematian

Indonesia berdasarkan laporan. Penyebab kematian ibu terbanyak

adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan

(1.066 kasus), infeksi (207 kasus) di tahun 2019 (Profil Kesehatan

Indonesia 2019).

Didapat Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) pada tahun 2017 menunjukan Angka Kematian Bayi (AKB)

2
24 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2019, penyebab kematian

neonatal terbanyak adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu

7.150 kasus (35,3%), diikuti dengan penyebab lainnya yaitu asfiksia

5.464 kasus (27,0%), kelainan bawaan 4.340 kasus (21,4%), sepsis

2.531 kasus (12,5%), tetanus neonatorum 703 kasus (3,5%), dan

lainnya 56 kasus (0,3%) (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019).

Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality

Rate (MMR) menggambarkan besarnya resiko kematian ibu pada

fase kehamilan, persalinan, dan masa nifas diantaranya 100.000

kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu tahun 2019 sebanyak 684

kasus atau 74,19 per 100.000 KH, menurun 16 kasus disbanding

tahun 2018 yaitu 700 kasus. Penyebab kematian ibu masih

didominasi oleh 33,19% perdarahan, 32,16% hipertensi dalam

kehamilan, 3,36% infeksi, 9,80% gangguan system peredaran darah

(jantung), 1,75% gangguan metabolik, dan 19,74% penyebab

lainnya. Sedangkan AKB Ddi Provinsi Jawa barat pada tahun 2019

sebanyak 3,26 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian masih

di dominasi oleh 40,25% BBLR, 27,60% Asfiksia, 0,13% Tetanus

neonatorum, 3,14% Sepsis; 17,28% penyebab lain-lain; dan

susanya 11,59% kelainan bawaan. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, 2019)

Jumlah Kematian Ibu Per Kabupaten/ Kota Karawang di tahun

2020 terdapat 38 kasus, penyebab kematian ibu masih didomasi

3
oleh Perdarahan 28% dan Hipertensi 29% penyebab lainnya 24%

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2020)

Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/ Kota Karawang

Periode bulan Januari- Juli tahun 2020, terdapat kematian neonatal

80 kasus, kematian post neonatal 11 kasus. Penyebab kematian

neonatal masi didominasi tertinggi yaitu BBLR 42% dan asfiksia

29%, sedangkan pada post neo, tertinggi akibat penyebab lainnya

60% dan pneumonia 23. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

2020)

Angka kematian Ibu di PKM Telagasari selama 2019 terdapat

1 kasus, diantaranya disebabkan oleh Hemorogic post partum, pada

tahun 2020 dan tahun 2021 sampai bulan maret terjadi penurunan

yaitu 0 kasus pada Angka kematian Ibu (Puskesmas Telagasari

2021)

Di PKM Telagasari selama 2019 terdapat 3 kasus kematian

Neonatal dan Kematian Bayi sebanyak 1 kasus diantaranya

disebabkan oleh Asfiksia 1 kasus, BBLR 2 kasus dan cacat bawaan

1 kasus (Puskesmas Telagasari)

Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 di Jawa Barat yang

mengalami partus lama yaitu sebesar 4,1% (Riskesdas, 2018)

Menurut Wahyuningsih (2010), partus lama adalah persalinan yang

berlangung lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda

persalinan. Insidensi partus lama bervariasi dari 1 hingga 7%. Partus

4
lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan

di Indonesia sebesar 9%.

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI dengan menjamin

bahwa setiap ibu dapat mengakses pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas, diantaranya pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan oleh tanaga terlatih di fasilitas pelayanan

kesehatan, perawatan setelah persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan mendapatkan rujukan jika terjadi komplikasi,

dan pelayanan keluarga berencana setelah persalinan (Profil

Kesehatan Idonesia 2019).

Upaya terobosan untuk penurunan angka kematian ibu dan

bayi di Jawa Barat, mempunyai 4 strategi intervensi, yaitu

peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat,

penguatan tata kelola. Dan ada beberapa upaya lainnya, seperti

peningkatan fasilitas kesehatan (Puskesmas , Bidan Praktek Swasta

dan RSUD Kab/ Kota) dalam penanganan kegawatdaruratan ibu dan

bayi, ketersediaan rumah tunggu kelahiran keterjangkauan layanan

KB, penempatan dokter spesialis (obgyn, anak, penyakit dalam,

anestesi bedah) ketersediaan Unit Transfusi Darah/ Bank Darah RS

di Kab/ Kota, memperkuat upaya-upaya promotif dan preventif di

Puskesmas, pelacakan-pencatatan-pelaporan kematian ibu dan bayi

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2020)

5
Upaya pemerintah Kabupaten Karawang dalam membantu

menurunkan tingkat AKI dan AKB memiliki upya yang telah dilakukan

yaitu penguatan system rujukan ke rumah sakit. Selain itu juga ada

program penguatan kualitas pelayanan gawat darurat ibu dan bayi.

Baik di puskesmas maupun di Rumah sakit wilayah Karawang.

Upaya lainnya melakukan pendampingan oleh pendamping Dinas

Kesehatan Karawang serta melakukan deteksi resiko tinggi ibu

hamil. (Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang,2019).

Dalam rangka upaya yang dilakukan dilkukan oleh bidan

sebagai orang terdepan yang dekat dengan ibu dan bayi atau pasien

adalah meningkatkan kualitas ANC yang optimal dan menjalankan

kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.

Persalinan lama yang biasa disebut distosia merupakan

persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan

lebih dari 18 jam pada multipara dengan fase laten lebih dari 8 jam

(Prawirohardjo,2007). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(2017) menyebutkan persalinan lama menjadi komplikasi persalinan

yang paling banyak dilaporkan yaitu sebesar 41%. SDKI (2012)

menyebutkan wanita dengan komplikasi saat persalinan dilaporkan

paling banyak mengalami persalinan lama sebanyak 35% kelahiran,

disusul ketuban pecah dini 15%, pendarahan berlebihan 8% dan

demam sebanyan 8%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah

6
Tangga 2011 persalinan lama menjadi komplikasi penyebab

kematian ibu nomor 5 di Indonesia (Fauziyah, 2012).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu

power (tenaga atau kekuatan), passage (jalan lahir), dan passanger

(janin dan plasenta). Salah satu dari komplikasi persalinan atau

dapat disebut partus lama. Menurut data Internasional NGO on

Inonesian Devepolement (INVID) pada tahun 2013, angka kejadian

persalinan lama di Indonesia adalah sebesar 5% dari seluruh

penyebab kematian ibu. Partus lama adalah waktu persalinan yang

memanjang karena kemajuan persalinan yang terlambat. Partus

lama memiliki definisi berbeda sesuai fase kehamilan. Pada kala I

fase aktif, grafik pembukaan serviks pada patograf berada diantara

garis waspada dan garis bertindak,atau sudah memotong garis

bertindak.

Pada fase ekspulsi (kala II) memanjang tidak ada kemajuan

penurunan bagian terendah janin pada persalinan kala II dengan

batas maksimum 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara

atau maksimum 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila

pasien menggunakan analgesi epidural. 6 partus lama dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor tenaga atau his, faktor

janin, dan faktor jalan lahir. Faktor tenaga atau his meliputi kekuatan

ibu dan kontraksi. Faktor janin meliputi kepala janin yang besar,

presentasi wajah, malposisi, resisten, kembar yang terkunci (terkunci

7
pada daerah leher), dan kembar siam. Faktor jalan lahir meliputi

panggul kecil karena mal nutrisi, deformitas panggul karena trauma

atau polio, tumor bagian panggul, infeksi virus diperut atau uterus.

B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum

Penulis dapat memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif

pada Ny. R dan Ny. P Di Puskesmas Telagasari Kabupaten

Karawang tahun 2021, melalui pendekatan Management

Asuhan Kebidanan Varney dan Pendokumentasian SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu mengumpulkan data dasar pada asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny.R dan Ny.P di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2021.

b. Penulis mampu menginterpretasikan data dasar pada

asuhan kebidanan pada Ny.R dan Ny.P di Puskesmas

Telagasari Karawang Tahun 2021.

c. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah

potensial pada asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R

dan Ny.P di Puskesmas Telagasari Karawang Tahun 2021.

d. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera

atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang mungkin

terjadi pada Ny.R dan Ny.P di Puskesmas Telagasari

Karawang Tahun 2021.

8
e. Penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan sesuai

dengan kebutuhan Ny.R dan Ny.P secara komprehensif di

Puskesmas Telagasari Karawang Tahun 2021.

f. Penulis mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan

kebidanan yang diberikan Ny.R dan Ny.P secara

komprehensif di di Puskesmas Telagasari Karawang Tahun

2021.

g. Penulis mampu mendokumentasikan seluruh hasil temuan

dan asuhan yang telah diberikan secara SOAP pada asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny.R dan Ny.P di Puskesmas

Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2021.

C. Manfaat Penulis
1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan untuk mengembangkan materi perkuliahan

asuhan kebidanan khusus mengenai asuhan kebidanan

komprehensif dengan persalinan memanjang kala 1 fase aktif

dan persalinan memanjang kala II

2. Institusi Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi masukan untuk melakukan Asuhan

Kebidanan Komprehensif dengan Persalinan Memanjang yang

lebih baik lagi pada klien serta mendeteksi dini komplikasi yang

akan terjadi

D. Gambaran Kasus
1. Kasus 1

9
a. Kehamilan

Pada kasus ini penulis mendapatkan informasi bahwa

klien bernama Ny.R, usia 20 tahun, agama islam, pendidikan

terakhir SMK, dan pekerjaan Ibu Rumah Tangga. No Tlp.

0856-9789-7936. Suami berama Tn. R, usia 25 tahun, agama

islam, pendidikan terakhir SMK, dan pekerjaan Wiraswasta.

Alamat di Dusun Pasirtalaga 2 RT. 009/003 Desa

Pasartalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang.

Hari haid pertama terakhir (HPHT) tanggal 03-08-2020,

tafsiran persalinan 10-05-2021. Klien mengatakan bahwa ini

kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran.

Ny. R pernah memeriksakan kehamilan sebanyak 9

kali. Pada trimester I NY. R melakukan pemeriksaan

sebanyak 3 kali, ibu mendapatkan asuhan kehamilan di

Puskesmas. Data subjektif yang didapatkan pada trimester I

pasien mengeluh mual, Tanggal 30-09-2020, ibu

mendapatkan asuhan kehamilan di Puskesmas. Data yang

didapatkan ibu mengeluh mual, hasil pemeriksaan berat

badan 45 kg tekanan darah 100/70 mmHg, usia kehamilan 8

minggu. Penatalaksaan yang diberikan adalah berupa nasihat

tentang gizi dan makan sedikit sedikit tapi sering dan pola

istirahat.

10
Tanggal 12-10-2020, ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di Puskesmas. Data yang didapatkan tidak ada

keluhan, hasil pemeriksaan berat badan 41 kg, tekanan darah

70/60 mmHg. Usia kehamilan5 ibu 11 minggu.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah berupa nasihat pola

makan dan pola istirahat

Pada trimester II ibu melakukan pemeriksaan

sebanyak 2 kali yaitu tanggal 16-12-2020. Ibu mendapatkan

asuhan kehamilan di Puskesmas. Data subjektif yang

didapatkan adalah ibu mengeluh keputihan, hasil

pemeriksaan berat badan 42 cm, tekanan darah 100/60

mmHg, Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas ssimpisis,

Ballotement positif, Hb 13,2 gr%, usia kehamilan 14 minggu

Tanggal 05-01-2020, ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di Puskesmas. Ibu mengeluh sakit pinggang. Hasil

pemeriksaan berat bada 50kg, tekanan darah 80/60 mmHg.

Denyut jantung janin (DJJ) 140 x/menit, usia kehamilan 22

minggu. Penatalaksanaan yang diberikan adalah berupa

nasihat tantang pola makan, pola aktivitas dan mengingatkan

untuk selalu rutin mengonsumso tablet Fe.

Pada trimester III ibu melakukan pemeriksaan

sebanyak 4 kali yaitu tanggl 19-02-2021 di Puskesmas. Data

subjektif yang didapatkan ibu mengeluh meriang. Hasil

11
pemeriksaan berat badan 53 kg, tekanan darah 100/70

mmHg, TFU 22 cm, DJJ 132 x/menit. Usia kehamilan ibu 29

minggu. Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberikan

tablet Fe dan menganjurkan istirahat yang cukup.

Tanggal 11-03-2021 ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di Puskesmas. Data subjektif yang didapatkan

adalah ibu mengeluh nyeri ulu hati. Hasil pemeriksaan berat

badan 56,6 kg, tekanan darah 110/70 mmHg, TFU 25 cm, DJJ

120 x/menit.

Tanggal 16-21-2021 ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di Puskesmas tidak ada keluhan. Hasil

pemeriksaan berta badan 54 kg, tekanan darah 120/80

mmHg, TFU 26 cm, DJJ 148 x/menit punggung kanan (Puka).

Usia kehamilan 32 minggu. Penatalaksanaan yang diberikan

adalah ibu melaukukan pemeriksaan di laboratorium.

Tanggal 28-04-2021 Ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di Puskesmas tidak ada keluhan. Hasil

pemeriksaan berat badan 62 kg, tekanan darah 100/70

mmHg, DJJ 140 x/menit.

b. Persalinan

Tanggal 30-04-2021 jam 14.35 WIB ibu datang ke

puskesmas diantar keluarga mengeluh mules-mules sejak

jam 10.30 WIB sudah keluar lendir darah dan air-air dari jalan

12
lahir. Hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, Nadi 81 x/menit,

Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,6 ºC, TFU 29 cm, DJJ 132 x/

menit, his 3 x dalam 10 menit” 28 d, pemeriksaan dalam vulva

vagina tidak ada varises, portio tipis lunak, terdapat

pembukaan 2 cm ketuban positif, presentasi kepala. Ibu

dalam proses persalinan kala I fase laten. Penatalaksanaan

yang dilakukan adalah menganjurkan ibu untuk jalan jalan

kecil dan observasi kemajuan persalinan.

Pukul 00.00 WIB ibu mengeluh mulesnya sedikit

bertambah. Hasil pemeriksaan keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, TD 100/70 mmHg, Nadi 81

x/menit, Respirasi 21 x/menit, Suhu 36,7 ºC, DJJ 145 x/menit,

his 3 x dalam 10 menit ’28 d, Pemeriksaan dalam terdapat

vulva vagini tidak ada varises, portio tipis, pembukaan 8 cm

ketuban positif, portio tipis lunak , presentasi kepala Hodge II.

Ibu dalam proses persalinan kala I fase aktif.

Penatalaksanaan yang dilakukan memberitahu ibu hasil

pemeriksaan dan menganjurkan ibu miring kanan dan miring

kiri.

Tanggal 01-05-2021 jam 03.00 WIB ibu mengatakan

mules semakin bertambah merasa ingin meneran ,his 4 x

dalam 10 menit 40”d. pada jam 04.00 WIB hasil pemeriksaan

vulva vagini tidak ada varises, portio tidak teraba, pembukaan

13
lengkap, ketuban positif, presentasi kepala Hodge II. Ibu

dalam proses persalinan kala II lama . Penatalaksanaan yang

dilakukan adalah memberitahu hasil pemeriksaan,

menganjurkan ibu untuk miring karena kepala masih tinggi,

dan menyiapkan alat partus.

Pukul 05.00 WIB ibu di pimpin uktuk

meneran.penatalaksanaan yang dilakukan melakukan drip

oksitosin karena his jelek, dan episiotomy. Bayi lahir spontan

pukul 06.45 WIB tidak segara menangis. Penatalaksanaan

yang dilakukan adalah suntik oksitosin 10 IU.

Pukul 06.45 WIB ibu mengatakan sedikit lemas. Hasil

pemeriksaan kontraksi kurang baik. Ibu dalam proses

persalinan kala III. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah

menajement aktif kala III,dilakukan PTT, dan Plasenta lahir

pukul 06.53 WIB lengkap. Terdapat robekan jalan lahir yaitu

grade II.

Pukul 06.53 WIB ibu mengatakan masih lemas. Hasil

pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah

pusat. Ibu dalam proses persalinan kala IV. Penatalaksanaan

yang dilakukan adalah memberitahu hasil pemeriksaan,

membersihkan ibu, observasi kala IV, dan memberikan obat

oral.

c. Nifas

14
Pukul 14.30 WIB ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Hasil pemeriksaan keadaan ibu baik. TD 90/70 mmHg, Nadi

85 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,5 ºC. TFU 2 jari

dibawah pusat, kontraksi baik, luka perineum baik. . Ny. R

usia 21 tahun P1A0H1 , post partum 8 jam Penetalaksanaan

yang dilakukan menganjurkan ibu untuk menjaga pola

nutrisinya,dan menganjurkan ibu untuk mobilisasi.

Tanggal 02-05-2021 jam 06.00 ibu mengatakan tidak

ada keluhan. Hasil pemeriksaan keadaan ibu baik, TD 00/70

mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,5 ºC.

TFU 2 jari dibawah pusat, kontrasksi baik. Penatalaksanaan

yang dilakukan menganjurkan ibu untuk sarapan dan

memberikan obat oral.

d. Bayi
Tanggal 02-05-2021 Jam 06.00 WIB bayi tidak ada

masalah, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik,

berjenis kelamin perempuan, berat 3680 gram, panjang 48 cm

dan lingkar kepala 33 cm. TTV Suhu 36,5°C, Respirasi 55

x/menit, Nadi 125 x/menit, BAB positif, BAK positif. Neonatus

cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam fisiologis, ibu

diberikan penkes untuk menjaga kehangatan bayi, cara

menyusui yang benar, bagaimana car perawatan tali pusat.

2. Kasus 2

a. Kehamilan

15
Pada kasus ini penulis mendapatkan informasi bahwa

klien bernama Ny. P, usia 19 tahun, agama islam, pendidikan

terakhir SMP dan pekerjaan ibu rumah tangga. No Telp .

Suami bernama Tn Solihudin, usia 27 tahun, agama islam,

pendidikan terakhir SMP, dan pekerjaan Wiraswasta. Alamat

di linggarsari RT. 006/002 Kecamatan Telagasari Kabupaten

Karawang. Hari Pertama haid terakhir (HPHT) ibu

mengatakan lupa, taksiran persalinan menurut USG yaitu 09-

03-2021. Klien mengatakan bahwa ini kehamilan yang

pertama dan belum pernah keguguran.

Ny. P Pernah memeriksakan kehamilan sebanyak 2

kali. Pada trimester I Ny. P tidak pernah melakukan

pemeriksaan dan pada trimester II Melakukan pemeriksaan

sebanyak 1 kali, Tanggal 03-12-2020 , ibu mendapatkan

asuhan kehamilan di BPM Bd Y. Data Subjektif yang

didapatkan pasien mengeluh pusing, hasil pemeriksaan tinggi

badan 157 cm, tekanan darah 100/80 mmHg. Berat Badan 60

kg,

Pada trimester III melakukan pemeriksaan sebanyak 1

kali pada tanggal 28-01-2021, ibu mendapatkan asuhan

kehamilan di BPM Bd. Y. Data Subjektif yang di dapatkan

adalah tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan 64 kg,

presentasi kepala.

16
b. Persalinan

Tanggal 24-02-2021 jam 08.00 WIB ibu datang ke

puskesmas bersama Bd. E mengeluh mules mules sejak jam

08.00 WIB, hasil pemeriksaan, TD 110/70 mmHg, Nadi 83

x/menit, Respirasi 23 x/menit, Suhu 36,7 ºC,TFU 30 cm, DJJ

140 x/menit. His 3 x dalam 10 menit 30 detik pemeriksaan

dalam terdapat vulva vagina tidak ada varises, portio tipis,

pembukaan 2 cm ketuban positif, presentasi Hodge II. Ibu

dalam proses persalinan kala I fase laten. Penatalaksanaan

yang dilakukan adalah pemasangan idan pemantauan

kemajuan persalinan. Jan jalan miring kiri kanan

Pukul WIB 11.00 WIB ibu mengeluh mulesnya

semakin kuat dan sering. Pemeriksaan dalam terdapat vulva

vagina tidak ada varises, Portio tipis, pembukaan 5 cm

ketuban positif, presentasi kepala Hodge II. Ibu dalam proses

persalinan kala I fase aktif. Penatalaksanaan yang dilakukan

informasi hasil pemeriksaan dan observasi kemajuan

persalinan.RL. Siapkan

Pukul 11.45 WIB ibu mengeluh seperti ingin buang air

besar. Hasil pemeriksaan pembukaan lengkap, ketuban di

amniotomi pada pukul 12.00 WIB. Ibu dalam proses

persalinan kala II . Penatalaksanaan yang dilakukan adalah

menyiapkan alat dan obat, ibu di pimpin untuk meneran.

17
Pukul 14.00 WIB ibu mengeluh ingin meneran. Ibu

dalam proses persalinan kala II. Bayi lahir spontan pukul

14.15 WIB langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan,

gerakan aktif. Suntikan oksitosin 10 U.

Pukul 14.15 WIB ibu mengatakan sedikit mules. Hasil

pemeriksaan kontraksi baik. Ibu dalam proses persalinan kala

III. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menajement aktif

kala III, dilakukan PTT, dan plasenta lahir pukul 12.20 WIB

lengkap. Terdapat robekan jalan lahir yaitu Grade II.

Perdarahan dalam batah normal.

Pukul 12.20 WIB ibu mengatakan keadaannya menjadi

lebih tenang. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal,

TFU 2 jari dibawah pusat ibu dalam proses persalinan kala IV.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah pemantauan kala IV.

c. Nifas

Tanggal 24-02-2021 jam 21.00 WIB. Ibu mengatakan

tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, Nadi

83 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,7 ºC, TFU 2 jari

dibawah pusat. Ibu nifas jam. Penatalaksanaan yang

diberikan adalah pemberian RL ke 2.

Tanggal 25-02-2021 ukul 06.00 WIB ibu mengatakan

tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan keadaan ibu baik,

kesadaran composmentis, TD 100/70 mmHg, Nadi 82

18
x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,5 ºC, TFU 2 jari

dibawah pusat. Pemeriksaan Genetlia terdapat lochea Rubra.

Ibu Nifas jam. Penatalaksanaan yang diberikan adalah

motivasi ASI ekslusif, menganjurkan untuk personal hygiene

yang benar, menganjurkan ibu untuk sarapan karena akan

diberikan obat.

d. Bayi Baru Lahir

Tanggal 25-02-2021 jam 06.00 WIB bayi tidak ada

masalah. Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, berjenis

kelamin laki-laki, berat 3.100 gram, panjang 49 cm dan lingkar

kepala 32 cm. TTV dalam batas normal, tali pusat bersih

kering, BAB dan BAK positif.

19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertiam Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implamasi) pada

uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatu dari

spermatozoa dan ovum, dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke28 hingga ke-40) (Prawirihardjo,2016)

2. Perubahan Fisiologi Pada Masa Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat

menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

Plasenta dalam

20
perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin,

estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada

bagian-bagian tubuh dibawah ini :

a. Sistem reproduksi

1) Uterus

Menurut Prawiroharjo (2014), Pembesaran uterus

merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada

ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan

progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan

hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan

peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan

akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding

uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.

Hipertrofi miometrium juga disertai dengan peningkatan

vaskularisasi dan pembuluh limfatik

2) Serviks

Segera setelah priode tidak terjadinya menstruasi

pertama, serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat

meningkatnya suplai darah (tanda Goodell,s) kenalis

servikasi dipenuhi oleh mukus yang kental disebut

operculum. Selama kehamilan operculum menghambat

masuknya bakteri uterus, yang mengalir selama

21
persalinan yang disebut bloody show yang menandakan

bahwa kenalis terbuka untuk lewatnya bayi.

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna

pada 16 minggu (Manuaba,2013)

4) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin

berwarna merah kebiru-kebiruan (tanda chadwick)

(Manuaba,2013).

5) Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang

dihasilkan oleh plasenta menimbulkan perubahan pada

payudara (tegang dan membesar). Adanya chorionic

somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan

muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan

kelenjar susu di dalam 8 payudara dan berbagai

perubahan metabolik yang mengiringinya (Asrinah dkk,

2015)

6) Sirkulasi Darah

22
Menurut Manuaba (2013), peredaran darah ibu

dipengaruhi beberapa factor, antara lain :

a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga

dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan

pertumbuhan janin dalam Rahim.

b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena

pada sirkulasi retroplasenter

c) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin

meningkat.

7) Sistem kardiovaskuler

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum

darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah merah,

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan

puncaknya di usia kehamilan 32 minggu. Sel darah merah

makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi

pertumbuhan janin dalam Rahim, tetapi pertambahan sel

darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah

sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fidiologis

(Manuaba, 2013)

8) System Muskuloskletal

Perubahan muskuloskletal disebabkan oleh

peningkatan berat badan yang mengakibatkan postur dan

gaya bejalan ibu hamil akan berubah (Astuti dkk, 2017)

23
9) System respirasi

Untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan

menyediakan kebutuhan oksigen janin, maka system

respirasi mengadakan perubahan serta adaptasi. Sebagai

respons terhadap peningkatan metabolism serta

peningkatan kebutuhan oksigen ke uterus dan janin, maka

secara otomatis kebutuhan oksigen ibu akan meningkat.

Pembesaran uterus akan menyebabkan diafragma naik

sekitar 4 cm selama kehamilan (Astuti Sri, dkk, 2017)

10) System pencernaan

Menurut Manuaba (2013), oleh karena pengaruh

estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan

dapat menyebabkan:

a) Pengeluaran air liur berlebihan (hypersalivasi)

b) Daerah lambung terasa panas

c) Terjadi mual, sakit/pusing kepala terutama pagi hari

(morning sickness)

d) Muntah (emesis gravidarum)

e) Muntah berlebihan sehingga menggangu kehidupan

sehari-hari (hyperemesis gravidarum)

f) Progesterone menimbulkan gerak usus makan

berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi

11) Sistem perkemihan

24
Karena pengaruh desakn hamil muda dan turunnya

kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam

bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi

menyebabkan metabolisme air makin lancer sehingga

pembentukan urin akan bertambah (Manuaba, 2013)

12) Kulit

Menurut Manuaba (2013) perubahan pada kulit ibu

hamil, terjadi karena terdapat hormone khusus.

Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan

hiperemi dibeberapa tempat dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a) Muka, cloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”

b) Abdomen, striae lividae/mig ra. Hiperpigmentasi di

garis tengah kulit abdomen dibagian bawah diatas

simpisis pubis.

c) Mamae, putting susu dan areola mamae bertambah

hitam. Salah satu awal tanda kehamilan khususnya

pada kehamilan pertama

3. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan

Macam-macam ketidaknyamanan dalam kehamilan adalah

sebagai berikut:

a. Mual dan muntah

25
Mual disertai muntah ataupun tidak sering kali disebut

dengan morning sickness. Kondisi ini sering kali terjadi pada

pagi hari ataupun maam hari, yaitu saat perut kosong. Rasa

mual muncul karena perubahan fisiologis selama kehamilan

trimester 1. Salah satunya karena perubahan factor hormonal

selama peningkatan hCG (Human Chorionic Gonadotropin)

dan gula darah rendah yang disebabkan kurangnya asupan

makanan, sehingga dapat memperlambat gerakan peristaltic.

Sering kali terjadi pada usian kehamilan 11-12 minggu

(Susanti, 2017)

b. Pica atau ngidam

Menurut Kemenkes RI (2016) Pica atau ngidam sering

terjadi pada ibu hamil trimester I tetapi bisa juga dialami oleh

ibu hamil sampai akhir kehamilan. Ibu hamil sering

menginginkan makanan yang aneh – aneh, misalnya yang

asam – asam, pedas – pedas. Keinginan ibu hamil seperti

keinginan yang harus dipenuhi, kalau tidak dapat dipenuhi,

ibu hamil merasa sangat kecewa, kadang – kadang sampai

menangis.

Faktor Penyebabnya yaitu :

1) Mengidam berkaitan dengan persepsi atau anggapan

individu wanita hamil tentang sesuatu yang menurutnya

26
bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Jadi keinginan

ibu hamil yang satu dengan yang lain bisa berbeda – beda.

2) Pada ibu hamil indra pengecap menjadi lebih tumpul atau

kurang perasa sehingga selalu mencari – cari makanan

yang merangsang.

c. Kelelahan dan pusing

Kondisi mudah lelah dapat meningkat selama

kehamilan. Hal tersebut karena peingkatan kebutuhan energi

yang berdampak kenaikan laju metabolism tubuh. Selain itu,

kondisi mudah lelah juga disebabkan oleh perubahan

hemodinamik/kardiovaskular akibat terjadinya peningkatan

hormone progesterone, estrogen, dan prostat landin (Susanti,

2017)

d. Pegal punggung, nyeri punggung, dan nyeri suprapubic

Merupakan keluhan yang terjadi akibat perubahan

fisiologi di trimester 3 kehamila. Uterus yang membesar

menyebabkan postur tubuh menjadi lordosis, serta

mempengaruhi perubahan titik tumpu dan pusat gravitasi.

Bodi mechanic yang tidak tepat dapat mengakibatkan sensasi

pegal pada tulang bagian belakang (punggung). Sementara

itu, nyeri pinggan dan nyeri suprapubic terjadi karena

peregangan ligamentum protundum sebagai akibat dari

pembesaran uterus (Susanti, 2017)

27
e. Keputihan

Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical

sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen

(Kusmiyati,2009)

f. Konstipasi

Konstipasi dapat terjadi pada setiap periode

kehamilan. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan motilitas usus

akibat peningkata hormonal. Selain itu, konstipasi juga

diperberat dengan konsumsi suplemen darah. Untuk

mengurangi keluhan tersebut, diharapkan mampu

mengembang di usus besar dan mempermudah pengeluaran

feses (Susanti, 2017)

g. Hemoroid

Sering didahului oleh konstipasi. Tekanan yang

meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemoroida

(Kusmiyati, 2009)

h. Edema

Disebabkan oleh metabolism tubuh yang berubah.

Metobolisme tubuh yang berubah ini terjadi akibat perubahan

keseimbangan volume cairan tubuh. Dengan adanya

hambatan aliran tubuh ibu hamil, maka membuat

keseimbangan dalam tubuh menjadi tidak stabil. Cairan yang

berlebihan akan tersimpan dijaringan tubuh dan

28
menyebabkan ibu hamil mengalami pembengkakan (Susanti,

2017)

4. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas merupakan

tanda/gejala yang menunjukan ibu atau bayi yang dikandung

dalam keadaan bahaya. Kebanyakan, kehamilan berakhir

dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Namun, 15-20

diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan. Gangguan tersebut

terjadi secara mendadak. Oleh karena itu, setiap ibu hami,

keluarga, dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali

tanda bahaya. Tujuannya agar mereka segera mencari

pertolongan k tenaga kesehatan, seperti bidan, dokter, atau

langsung kerumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi

yang dikandungnya. (Syafrudin & Hamidah, 2009)

Ada beberapa tanda bahaya yang perlu dikenali menurut

Prawirohardjo (2014) yaitu sebagai berikut:

a. Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan usia muda atau usia kehamilan

di bawah 20 minggu umumnya disebabkan oleh keguguran.

Sekitar

10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang

pada umumnya (60-80%) disebabkan oleh kelainan

kromosom yang ditemui pada spermatozoa maupun ovum.

29
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau usia diatas 20 minggu

pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa

b. Preeklamsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan

diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah

di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia.

Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah

sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan

untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada

sebelumnya) dengan preeklampsia.

c. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum

Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum biasa terjadi

pada kehamilan, nyeri tersebut bisa terjadi pada kehamilan

trimester kedua dan ketiga. Apabila nyeri tersebut terasa pada

trimester kedua atau ketiga maka diagnosanya mengarah

pada solusi plasenta yang bisa dilihat baik dari jenis nyeri

maupun perdarahan yang terjadi.

d. Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama

kehamilan.

e. Disuria

f. Menggigil atau demam

g. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

30
h. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang

sesungguhnya.

5. Diagnosa Kehamilan

Untuk Memastikan diagnose suatu kehamilan, dibawah ini

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan:

a. Tanda dugaan kehamilan

1) Amenore (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf

dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid

terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat

ditentukan perkiraan persalinan (Manuaba, 2010:107)

2) Mual dan muntah (emesis). Pengearuhan estrogen dan

progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang

berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada

pagi hari disebut morning sickness, akibat mual dan

muntan, nafsu makan berkurang (Rukiyah dkk, 2009: 79).

3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan

tertentu. Keinginan yang demikian disebut bgidam.

Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama

kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya

kehamilan (Walyani, 2015:70)

4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke

daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan

31
saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.

Keadaan ini menghilang setalah usia kehamilan 16

minggu (Manuaba, 2010:107).

5) Payudara tegang. Estrogen meningkat perkembangan

system alveolar payudara. Bersama somatomamotrofin,

hormone-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,

menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua

bulan pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta

pengeluaran kolostrum (Walyani,2015)

6) Sering miksi. Sering kencing terjadi karena kandung

kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan

oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua

ummumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang

membesar keluar dari rongga panggul, pada trimester

ketiga gejala ini bias timbul lagi karena janin mulai masuk

ke rongga panggul dan menekan

7) Konstipai atau obstipasi. Pengaruh progestron dapat

menghambat peristaltic usus, menyebabkan kesulitan

untuk buang air besar (Manuaba 2010: 107).

8) Pigmentasi kulit. Terdapat pembesaran payudara, disertai

dengan hyper pigmentasi putting susu dan areola,

mammae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini

disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang

32
merangsangduktuli dan alveoli di mammae. Glandula

montgomeri tampak lebih jelas. Pada wajah adanya

melanohore stimulating harmore hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi kulit dinding perut terdapat

striae lipid atau albican dan alba menjadi nigra. Pada pipi,

hidung, dan dahi kadang tampak pigmen yang berlebihan

dikenal sebagai kloasma gravidarum (Rukiyah

dkk,2009:81)

9) Epulis. Hipertrofi papilla gingivae/gusi sering terjadi

trimester pertama (Walyani, 2015:72)

10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena

pengaruh dari estrogen dan progesterone erjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi

mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh

darah itu terjadi disekitar genetalia ekstern, kaki dan betis,

dan payudara, penampakan pembuluh darah ini dapat

menghilang setelah persalinan (Manuaba,2010:108)

b. Tanda tidak pasti kehamilan

1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

2) Pada pemeriksaan dalam dapat di jumpai

a) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri

(Rahim) menjadi lebih panjang dan lunak sehingga

seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.

33
b) Tanda chadwick yaitu peningkatan aliran darah ke

uterus dan limfe akan menyebabkan edema serta

kongesti panggul, sehingga uterus dan serviks,

termasuk isthmus akan menjadi lunak dan serviks akan

menjadi kebiruan (Astuti dkk,2017)

c) Tanda Piscaseck yaitu didaptkan uterus yang tidak rata

(asimetis) dan kasar. Ketidakteraturan uterus ini

biasanya disebabkan implantasi ovum lebih dekat

dengan salah satu area kornu. Tanda ini terjadi sekitar

minggu ke-8 sampai ke-10 kehamilan (Astusi

dkk,2017)

3) Kontraksi Braxton Hick yaitu kontraksi yang bersifat tidak

teratur dan tidak menimbulkan nyeri, hal ini dikarenakan

adanya peregangan sel otot (Astuti dkk,2017)

4) Pemeriksaan tes biologi kehamilan, pemeriksaan ini

adalah untuk mendeteksi adanya Hcg yang diproduksi

oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormone ini

dapat memulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi

dan meningkat dengan cepat pada hari ke30-60

(Walyani,2015)

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin dalam Rahim

34
2) Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian-bagian

janin

3) Denyut jantung janin

Di dengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotografi, alat

Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. (Marni, 2014)

d. Diagnose banding kehamilan

Pembesaran perut wanita tidak selamanya merupakan

kehmilan sehingga perlu dilakukan diagnose banding

diantaranya:

1) Hamil palsu atau kehamilan spuria. Dijumpai tanda

dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih

dan tes biologis tidak menunjukan kehamilan.

2) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat

pembesaran Rahim , tetapi tidak disertai tanda hamil.

3) Kistra ovarium. Pembesaran perit, tetapi tidak disertai

tanda hamil dan menstruai terus berlangsung.

4) Hematometra. Terlambat datang bulan yang dapat

melampaui usia kehamilan. Perut terasa nyeri setiap

bulan, terjadi tumpukan darah dalam Rahim.

5) Kangand kemih yang penuh. Dengan melakukan

kateterisasi maka pembesaran perut akan hilang

(Manuaba,2010)

35
6. Standar Pelayanan Pada Masa Kehamilan

Menurut Cut Sriyanti (2016) standar pelayanan antenatal terdiri

atas 6 standar, yaitu:

1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

a) Tujuannya adalah mengenali dan memotivasi ibu

hamiluntuk memeriksakan kehamilannya.

b) Hasil yang diharapkan :

(1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan

(2) Ibu, suami, anggota, masyarakat menyadari manfaat

pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta

mengetahui tempat pemeriksaan hamil

(3) Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksakan

diri sebelum kehamilan 16 minggu

2) Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

a) Tujuannya adalah memberikan pelayanan antenatal

berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.

b) Hasil yang diharapkan :

(1) Ibu hamil mendapatkanpelayanan antenatal minimal 4

kali selama kehamilan

(2) Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh

masyarakat

(3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan

36
(4) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat

mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa

yang harus dilakukan

(5) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu

terjadi kegawatdaruratan.

3) Standar 5 : Palpasi Abdominal

a) Tujuannya adalah memperkirakan usia

kehamilan,pemantauan pertumbuhan janin, penentu letak,

posisi dan bagian bawah janin.

b) Hasil yang diharapkan :

(1) Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik

(2) Diagnosa dini kelainan letak, dan merujuk dengan

sesuai dengan kebutuhan.

(3) Diagnosa dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta

merujuknya sesui kebutuhan.

4) Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

a) Tujuannya adalah menemukan anemia pada kehamilan

secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai

untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.

b) Hasil yang dihapkan

(1) Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk

(2) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia

37
(3) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan

anemia/BBLR

5) Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

a) Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini

hipertensi pada kehamilan dan memerlukan tindakan yang

diperlukan.

b) Hasil yang diharapkan :

(1) Ibu hamil dengan tanda pre-eklamsi mendapat

perawatan yang memadai dan tepat waktu

(2) Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat

eklamsia.

6) Standar 8 : Persiapan persalinan

a) Tujuannnya adalah untuk memastikan bahwa persalinan

direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai

dengan pertolongan bidan terampil.

b) Hasil yang diharapkan

(1) Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk

merencanakan persalinan yang bersih dan aman

(2) Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan

memadai dengan pertolongan bidan yang trampil

(3) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk

ibu bersalin, jika perlu

(4) Rujukan tepat waktu dipersiapkan bila perlu

38
B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Menurut Walyani (2015) persalinan adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-

42), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang

berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai

akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang

nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam

keharmonisan untuk melahirkan bayi.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks

dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran

normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanda komplikasi baik ibu maupun

janin (Sukarni dan Margareth,2013)

2. Etiologi Terjadinya Persalina

Menurut Kemenkes RI (2016) Sebab mulinya persalinan

belum diketahui dengan jelas. Ada banyak faktor yang

memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi

persalinan. Beberapa teori yang di temuakan adalah:

a. Penurunan kadar Progesteron

Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot Rahim,

sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot Rahim.

39
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar

progesreron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir

kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan

28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan

pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot

rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim

mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan

progesterone tertentu.

b. Teori Oxitosin

Oxitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis part posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar

progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan

meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu

terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda

persalinan.

c. Keregangan Otot-otot

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam

batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi

kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya

40
dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh

isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka

dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan

otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda

sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga

menimbulkan proses persalinan.

d. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya

juga memegang peranan karena pada anencephalus

kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk

hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan

maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.

e. Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur

kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi

salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan

menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan

secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan

kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.

41
Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya

persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar

prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun

daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau

selama persalinan.

3. Faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power

Menurut marmi (2016) power adalah kekuatan yang

mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin

keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja

sama baik dan sempurna.

1) Kontraksi Uterus (HIS)

Otot Rahim terdiri dari 3 lapisan, dengan susunan berupa

anyaman yang sempurna. Tediri atas lapisan otot

longitudinal dibagian luar, lapisan otot sirkular dibagian

dalam, dan lapisan otot menyilang diantara keduannya.

Dengan susunan demikian, ketika otot rahim berkontraksi

maka pembuluh darah yang terbuka setelah plasenta lahir

akan terjepit oleh otot dan perdarahan dapat berhenti

(Sulistyawati, 2010:24).

2) Kontraksi dinding rahim.

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

42
4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

Table 2.1

Perbedaan antara His palsu dan His sejati

Janis perubahan His Palsu His Sejati

Karakteristik Tidak teratur dan tidak Timbul secara teratur


kontraksi semakin sering (disebut dan semakin sering,
kontraksi Braxton Hicks). berlangsung selama
30-70 detik.

Pengaruh Jika ibu berjalan atau Meski posisi atau


gerakan tubuh beristirahat atau jika gerakan ibu berubah,
posisi tubuh ibu berubah, kontraksi tetap
kontraksi akan dirasakan
menghilang atau
berhenti.
Kekuatan Biasanya lemah dan Kontraksi semakin
kontraksi tidak semakin kuat kuat
(mungkin menjadi kuat
lalu melemah)
Nyeri karena Biasanya hanya Biasanya berawal di
kontraksi dirasakan di tubuh punggung dan
bagian depan. menjalar ke depan.

Sumber : Marmi, (2016)

b. Passage

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang

padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus

berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang

relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul

harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir

dibagi atas :

43
1) Bagian keras : Tulang-tulang panggul.

2) Bagian lunak : Uterus, otot dasar panggul dan perineum

(Prawirohardjo, 2011).

Ruang panggul (Pelvic Cavity) dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Pelvis mayor (flase pelvic), diatas linea terminalis.

b) Pelvis minor (true pelvic), dibawah linea terminalis

(Rohani, 2011).

Bidang-bidang Panggul

Bidang hodge adalah bidang semua sebagai pedoman untuk

menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh

penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam atau vaginal

toucher (VT). Bidang hodge terbagi empat antara lain sebagai

berikut:

1) BidangHodgeI

Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk

oleh promontorium, artikulasio sakro-illiaka, sayap

sacrum, linea inominata, ramus superior os. Pubis, tepi

atas simpisis pubis (Rohani dkk, 2011).

2) BidangHodgeII

Bidang setinggi pinggir bawah simpisis pubis, berhimpit

dengan PAP (Hodge I) (Rohani dkk, 2011).

3) BidangHodgeIII

44
Bidang setinggi spina ischiadica berhimpit dengan PAP

(Hodge I) (Rohani dkk, 2011).

4) BidangHodgeIV

Bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP

(Rohani dkk, 2011:23).

c. Pasanger

1) Janin

Hubungan janin dengan jalan lahir:

a) Sikap : Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin

satu sama lain. Biasanya tubuh janin berbentuk lonjong

(avoid) kira-kira sesuai dengan kavum uterus.

b) Letak (situs) : Menujukkan hubungan sumbu janin

dengan sumbu jalan lahir. Bila kedua sumbunya sejajar

disebut letak memanjang, bila tegak lurus satu sama

lain disebut letak melintang.

c) Presentasi dan bagian bawah : Presentasi

menunjukkan bagian janin yang berada dibagian

terbawah jalan lahir.

d) Posisi dan Penyebutnya : Posisi menujukan hubugan

bagian janin tertentu (Penyebut, umpamanya ubun-

ubun kecil, dagu atau sacrum) dengan bagian kiri,

kanan, depan, lintang (lateral) dan belakang dari jalan

lahir (Sulistyawati, 2010).

45
2) Plasenta

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga

dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.

Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan

pada persalinan normal. Dimana plasenta memiliki

peranan berupa tansport zat dari ibu ke janin, penghasil

hormone yang berguna selama kehamilan, serta sebagai

barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila

terjadi kelaianan pada plasenta akan menyebabkan

kelaianan pada janin ataupun mengganggu proses

persalinan (Marmi, 2012).

3) Air ketuban

Merupakan elemen penting dalam proses persalinan. Air

ketuban dapat dijadikan acuan dalam menentukan

diagnose kesejahteraan janin (Sulistyawati, 2010:32).

d. Posisi

Ganti posisi secara teratur kala II persalianan karena dapat

mempercepat kemajuan persalinan. Bantu ibu memperoleh

posisi yang paling nyaman sesuai dengan keinginannya.

e. Penolong persalinan

Kehadiran penolong yang berkesinambungan (bila diinginkan

ibu) dengan memelihara kontak mata seperlunya, bantuan

member rasa nyaman, sentuhan pijatan dan dorongan verbal,

46
pujian serta penjelasan mengenai apa yang terjadi dan beri

nernagai informasi.

f. Pendamping persalinan

Pendamping persalinan merupkan factor pendukung dalam

lancarnya persalinan. Dorong dukungan berkesinambungan,

harus ada sesorang yang menunggui setiap saat, memegang

tangannya dan memberikan kenyamanan.

g. Psikologi ibu

Melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual,

pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan

dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

(Walyani, 2014).

4. Fisiologi Persalinan

Tahap persalinan menurut Rohani,dkk (2014) perubahan fisiologi

pada persalinan adalah sebagai berikut:

a. Kala 1 (Kala pembukaan)

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap (10cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2

fase:

1) Fase laten

Fase laten dimana pembukaan servika berlangsung

lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

47
penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif

Fase yang dimulai dari pembukaan servika 4 cm dan

berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm.

pada fase ini kontraksi terus menjadi efektif ditandai

dengan meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan

kontraksi. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase :

a) Fase akselerasi yaitu dari pembukaan serviks 3

menjadi 4 cm, fase ini merupakan fase persiapan

menuju fase berikutnya.

b) Fase dilatasi maksimal yaitu merupakan waktu ketika

dilatasi servika meningkat dengan cepat, dari

pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam

c) Fase deselerasi yaitu merupakan akhir fase aktif,

dimana dilatasi serviks dari 9 cm menuju pembukaan

lengkap (10 cm)

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada

mulyigravida pun terjadi demikian, tetapi fase laten, fase

aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme

pembukaan serviks berbeda antara primi dan

multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum

akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan

48
mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri

eskternum membuka. Pada primigravida ostium uteri

internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum

sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan

eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi

dalam saat yang sama. Kala I selesai apabila pembukaan

seriks telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung

kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7

jam (Prawirohardjo.2010)

b. Kala II (Kala pengeluaran janin)

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan

mengejan mendorong janin hingga keluar (Walyani, 2016).

Pada kala II ini memiliki ciri khas (Rohani,dkk.2013)

1) Ibu merasa ingin meneran seiring dengan bertambahnya

kontraksi. Rasa ingin meneran disebabkan oleh tekanan

kepala janin pada vagina dan rectum, serta tekanan oleh

uterus yang berkontraksi lebih kuat lebih sering.

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

atau vaginanya. Tekanan di rectum dan vagina

disebabkan oleh daya dorong uterus dan turunnya kepala

dasar panggul.

49
3) Perineum menonjol yang disebabkan oleh penurunan

keala janin sebagi akibat dari kontraksi yang semakin

sering.

4) Vulva vagina dan spingter ani membuka. Membukanya

vuvla vagina dan spingter ani terjadi akibat adanya

tahanan kepala janin pada perineum.

c. Kala III (kala uri)

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Tanda

kala III terdiri dari dua fase ( Walyani, 2016) :

1) Fase pelepasan uri

Mekanisme pelepasan uri terdiri atas :

a) Schutze

Data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu

ditengah kemudian terjadi reteroplasenterhermatoma

yang menolak uri mula-mula ditengah kemudian

seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya

tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.

b) Dunchan

Lepasnya uri mulai dari pinggirnya jadi lahir terlebih

dahulu dari pinggir (20%). Darah akan mengalir semua

antara selaput ketuban.

c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.

2) Fase pengeluaran Uri

50
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu:

a) Kustner

Meletakan tangan dengan tekanan pada di atas

simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk

berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan maju

(memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.

b) Klien

Sewaktu ada his kita dorong sedikit Rahim, bila tali

pusat kembali berarti belum lepas, bila dia/turun berarti

sudah lepas.

c) Strastman

Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus bila tali

pusat bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar

berarti sudah terlepas.

d) Rahim menonjol diatas sympisis

e) Tali pusat bertambah panjang

f) Rahim mundar dank eras

g) Keluar darah secara tiba-tiba

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan

secara erede pada fundus uteri. Biasanya plasenta lepas

dalam 6 sampai 15 menit setalah bayi lahir

(Manuaba,2010)

d. Kala IV ( tahap pengawasan)

51
Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan

2 jam sesudahnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk

normal (Yanti, 2015)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap

bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan kurang lebih 2

jam (Walyani, 2016)

5. Asuhan Persalinan Normal

Langkah-langkah APN menurut buku APN 2017 adalah sebagai

berikut:

a. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua

1) Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada

rectum dan vagina

c) Perineum tampak menonjol

d) Vulva dan sfingter ani membuka

b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana

komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan

tempat datar, keras, bersih, kering dan hangat, 3

52
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lender dan

lampu sorot watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Untuk ibu, menggelar kain di perut bawah ibu, menyiapkan

oksitosin 10 untit, alat suntik steril sekali pakai di dalam

partus set.

3) Pakai clemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus

cairan.

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang

dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

dan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk

pribadi yang bersih dan kering.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan

digunakan untuk periksa dalam.

6) Masukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan

pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan

hati-hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)

menggunakan kapas atau kapas yang dibasahi air DTT.

8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

pembukaan sudah lengkap.

Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah

lengkap maka lakukan amniotomi.

53
9) Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin

0,5%, lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci tangan

setelah setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu

tutup kembali partus set.

10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi

uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam

batas normal (120-160x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,

DJJ, semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang

diberikan kedalam patograf.

11) Beritahukan kepada ibu bahwa pembukaan sudah

lengkap dan keadaan janin cukup baik, kemudian bantu

ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

keinginannya.

a) Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin

meneran, lanjut pemantauan kondisi dan kenyamanan

ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase

aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada.

54
b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran

mereka untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu dan meneran secara benar.

12) Minta keluarga membantu mentiapkan posisi meneran jika

ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada

kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain

yang diinginkan dan pastikan ibu merasanyaman.

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa

ingin meneran atau timbul kontraksi kuat :

a) Bombing ibu agar dapat meneran secara benar dan

efektif

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan

perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai

c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam

waktu yang lama)

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat dintara kontraksi

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat

untuk ibu

f) Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera

lahir setelah pembukaan lengkap dan pimpin meneran

55
≥120 menit (2 jam) pada primigravida atau ≥60 menit

(1 jam) pada multigravida

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan

untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.

15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut

bawah ibu, jika kepala bayi telahmembuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas

bokong ibu.

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan

peralatan dan bahan.

18) Palai saryng tangan DTT/ steril pada kedua tangan

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm

membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu

tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,

tangan yang lain menahan belakang kepala untuk

mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya

kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas

cepat dan dangkal.

20) Periksa kemudian adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses

kelahiran bayi.

56
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan

lilitan lewat bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat

di dua tempat dan potong tali pusat di antara dua klem

tersebut.

21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang

berlangsung secara spontan.

22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi

secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kea rah bawah

dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis

dan kemudian berakan ke atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

23) Setelah kedua bayi lahir, geser tangan bawah untuk

menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk

menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjur ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang

kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kedua kaki

dan pegang kedua kaki dengan melingkar ibu jari pada

satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar

bertemu dengan jari telunjuk).

25) Lakukan penilaian selintas

57
a) Apakah bayi cukup bulan?

b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan?

c) Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke langkah

resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat

penuntun belajar resusitasi bayi asfiksia), bila semua

jawaban “YA” lanjut ke langkah 26

26) Keringkan tubuh bayi

Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan

verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang

kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman

diperut bagian bawah ibu.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir (hamil tuggal) dan bukan kehamilan ganda

(gemeli).

28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontrasksi dengan baik.

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntik oksitosin 10

unit 10 unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha

(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

58
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali

pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar

bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain

menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari

pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian

tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan

tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah

ibu (sekitar 5cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm

distal dari klem pertama.

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a) Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah

dijepit (lindungi perut bayi), dan lakkan pengguntingan

tali pusat diantara 2 klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali

pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang

telah disediakan.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-

bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel

di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara

payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu

atau areola mammae ibu

59
a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat,

pasang topi di kepala nayi

b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1 jam

c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi

menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu

untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15

menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara

d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam

walaupun bayi sudah berhasil menyusu

33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva

34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (di

atas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain

memegang klem untuk menegangkan tali pusat

35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah

bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah

belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk

mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah

30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu

hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali

prosedur di atas.

60
a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami,

atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi

puting susu

36) Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus

ke arah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali

pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan ke arah

kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.

a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan

(jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak

berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah

bawah-sejajar lantai-atas)

b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem

hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan

plasenta

c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit

menegangkan tali pusat :

(1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

(2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika

kandung kemih penuh

(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

(4) Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali

pusat 15 menit berikutnya

61
(5) Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi

lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan

tindakan plasenta manual

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang telah disediakan

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau

steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk

mengeluarkan selaput yang tertinggal

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,

lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus

dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan

lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual

Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-

Kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik

setelah merangsang takti/masase

39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan

plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke

dalam kantung plastik atau tempat khusus

62
40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan

perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat

1 dan 2 yang menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan

yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan

penjahitan

41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam

42) Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan

kateterisasi

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan

kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan

cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung

tangan, kemudian keringkan dengan handuk

44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi

45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik

46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60 kali/menit).

a) Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi,

diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit

b) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak nafas, segera

rujuk ke RS rujukan

63
c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.

Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan

ibu-bayi dalam satu selimut

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas

peralatan setelah didekontaminasi

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh

dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban,

lendir dan darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring.

Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan

makanan yang diinginkannya

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke

dalam karutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam

keadaan terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit.

54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk

pribadi yang bersih dan kering

64
55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi

56) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan

kondisi bayi baik, pernapasan normal (40-60 kali/menit)

dan temperatur tubuh normal (36,5-37,5 °C) setiap 15

menit

57) Setelah 1 jam pemberian Vitamin K1, berikan suntikan

Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di

dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi

yang bersih dan kering

60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),

periksa tanda vital dan asuhan Kala IV Persalinan

C. Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi

pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan

65
penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan

pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan

nutrisi bagi ibu. (Prawirohardjo, 2016)

2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas, paling

sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas (Kemenkes, 2018)

, dengan tujuan yaitu:

a. Memelihara kondisi kesehatan ibu dan bayi

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-

kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan

bayinya.

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yag terjadi pada

masa nifas

d. Menangani komplikasi atau masalah yang terjadi dan

menggangu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Tabel 2.2

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kunjungan Waktu
Kunjungan pertama 6 jam – 2 hari setelah
persalinan

Kunjungan kedua 3 hari – 7 hari setelah


persalinan
Kunjungan ketiga 8 hari – 28 hari setelah
persalinan
Kunjungan ke empat (29 hari – 42 hari setelah
persalinan

66
Sumber : Kemenkes (2020)

3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Perubahan fisiologi ibu nifas menurut (Walyani & Purwoastuti,

2017) adalah sebagai berikut:

a. Rasa kram dan mules akibat penciutan Rahim (involusi)

b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea)

c. Kelelahan akibat proses persalinan, pembentukan ASI

sehingga payudara membesar

d. Kesulitan BABA dan BAK, gangguan otot (betis, dada,perut,

panggul dan bokong)

e. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan), dan tinggi fundus

uteri

Table 2.3

Tahapan Involusi Uteri

Waktu involusi Tinggi fundus Barat uterus

Plasenta lahir Sepusat 1000

7 hari Pertengahan 500

pusat-simpisis

14 hari Tidak teraba 350

56 hari Normal 50

Sumber : Manuaba, I. B.G. 2013

67
4. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Perubahan Psikologis mempunyai peranan yang sangat penting

pada ibu dalam masa nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitive,

sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat.

Peran bidan sangat penting pada masa nifas untuk memberi

pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan

psikologis yang diakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi

perubahan psikologis yang patologis (Asih & Risneni, 2016).

a. Taking in period

Masa ini terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih

pasif dan sangat bergantung pada orang lain, focus perhatian

terhadap Perubahan psikologi ibu nifas menurut (Walyani &

Purwoastuti, 2017) adalah sebagai berikut:

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah

melahirkan sampai hari ke 2 (fase taking in)

2) Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat

bayi, muncul perasaan sedih (baby blues) disebut fase

Taking hold (hari ke 3-10)

3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya

disebut fase letting go (hari ke 10-akhir masa nifas).

5. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

Menurut (Wulandari R. , 2018) Tanda bahaya pada masa nifas

adalah sebagai berikut:

68
a. Perdarahan pervaginam

b. Infeksi

c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur,

pembengkakan diwajah dan ekstremitas

d. Payudara berubah menjadi merah, panas dan sakit

e. Kehilangan nafsu makan untuk jangka yang panjang

6. Pemeriksaan Fisik Pada Masa Nifas

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Keadaan umum awal yang dapat diamati meliputi adanya

kecemasan yang dialami pasien. (Salmah,dkk,2006)

b. Kesadaran

Untuk mengetahui gambaran kesadaran pasien. Dilakukan

dengan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan

composmentis (keadaan maximal) sampai dengan koma

(pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2012)

c. Tekanan darah

Tekanan darah pada ibi nifas biasanya menjadi lebih rendah

ini diakibatkan oleh perdarahan, sedangkan tekanan darah

tinggi pada ibu nifas merupakan tanda terjadinya preeklamsi

postpartum (Ambarwati, 2008)

d. Suhu

69
Untuk mengetahui suhu badan, apakah ada peningkatan atau

tidak, suhu normal 36,5-37,C (Sulistyawati, 2012)

e. Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam menit.

Batas normal 60-100 kali permenit (Hani dkk, 2011)

f. Resfirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung

dalam menit. Batas normal 16-20 kali permenit (Salmah dkk,

2006)

g. Berat badan

Untuk mengetahui berat badan ibu, karena jika berat badan

ibu berlebihan dapat beresiko menyebabkan komplikasi

(Salmah dkk, 2006)

h. Kepala

Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih atau kotor,

dan berketombe atau tidak (Sulistyawati, 2012)

i. Muka

Apakah terdapat oedema atau tidak muka pucat atau tidak

(Hani dkk, 2011)

j. Mata

Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau tidak, sklera

putih/kuning (Varney,2004)

k. Hidung

70
Untuk mengetahui adanya kelainan, cuping hidung, benjolan

dan secret (Hani dkk,2011)

l. Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga ada kotoran/serumen atau

tidak. (Sulistyawati, 2012)

m. Mulut, gigi dan gusi

Untuk mengetahui adanya stomatitis, karies gusi, gusi

berdarah atau tidak. (Sulistyawati, 2012)

n. Leher

Untuk mengetahui ada tidak pembengkakan kelenjar limfe,

kelenjar tyroid dan pembesaran vena juguralis. (Hani

dkk,2011)

o. Payudara

Payudara: pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar,

adakah nyeri dan lecet pada putting), ASI sudah keluar,

adakah pembengkakan, radang, atau benjolan abnormal. ASI

yang pertama kali keluar adalah kolostrum yang mulai keluar

pada minggu ke-31 kehamilan (Walyani, 2016)

p. Abdomen

Abdomen: untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus,

konsistensi, posisi dan tinggi fundus uteri. TFU setelah

plasenta kira-kira 2 jari dibawah pusat. (Sutanto, 2018)

q. Genetalia

71
Untuk mengetahui apakah varises pada vagina dan adakalah

pengeluaran pervagina yaitu pengeluaran lochea (warna

,bau, banyaknya, konsistensi), serta adakah robekan jalan

lahir dan kontraksi uterus (Varney, 2004)

r. Anus

Untuk mengetahui adakah hemoroid dan varises pada anus

(Sulistyawati, 2012)

s. Ekstermitas

Untuk mengetahui adakah varises oedema atau tidak apakah

kuku jari pucat, suhu atau kehangan dan untuk mengetahui

reflek patella (Hani dkk, 2011)

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan

persentasi kepala melalui vagina tanpa alat, pada usia kehamilan

37 - 42 minggu, dengan berat badan 2500 - 4000 gram. Neonatus

adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan

ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu

menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi

perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi,

adaptasi dan toleransi (Rukiyah, 2012).

72
2. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatdaruratan

Menurut Jamil, Sukma, dan Hamidah (2017) Semua bayi baru

lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan yang

menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit

apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain:

sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak retrakti

dada, males minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang

aktif, berat lahir rendah (500-2500gram) dengan kesulitan

minum.

Tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih

tanda seperti: sulit minum, sianosis setral (lidah biru), perut

kembung, periode apneu, kejang/priode kejang-kejang kecil,

merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir <1500

gram.

Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti

berikut

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi;

b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum

dimandikan;

c. Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan

telah di DTT atau steril. Khusus bola karet penghisap lendir

jangan di pakai untuk lebih dari satu bayi

73
d. Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam

keadaan bersih, (demikian juga dengan timbangan, pita

pengukur, thermometer, stetoskop dll

e. Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (JNPK-KR,2007)

Tabel 2.4

Apgar skor

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2

Warna Kulit Seluruh Tubuh normal Merah

tubuh merah muda

biru/pucat muda,ntangan

dan kaki biruan

Denyut jantung Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/

menit

Gerakan/tonus Tidak ada Sedikit Bergerak

otot gerakan aktif

Reflek Tidak ada Lemah/lambat Kuat

(menangis)

Nafas Tidak ada Tidak teratur Teratur

Sumber : Prawirohardjo,2016.

3. Inisiasi Menyusui Dini

a. Pengertian

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah permulaan kegiatan

menyusui dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi

74
dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam

pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain

menyusu bukan disusui. Inisiasi menyusui dini dinamakan

The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara

(Maryunani, 2012)

b. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

Menurut Prawirohardjo, 2016) menyampaikan bahwa manfaat

IMD bagi bayi adalah:

1) Membantu stabilisasi pernapasan

2) Mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan

dengan incubator

3) Menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi

4) Mencegah infeksi nosokonial.

Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena

pengeluaran meconium lebih cepat sehingga dapat

menurunkan insiden icterus bayi baru lahir. Kontak kulit

dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga dapat

pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi

cepat meningkatk pengeluaran hormone oksitosin, prolactin,

dan secara psikologi dpat menguatkan ikatan batin antara ibu

dan bayi (Prawirohardjo, 2016)

c. Tatalaksana Inisiasi Menyeusui Dini

75
Secara umum menurut Maryunani (2012) tatalaksana IMD

adalah sebagai berikut :

1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat

persalinan.

2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan

obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara

non kimiawi misalnya pijat, aroma terapi,gerakan atau

hypnobirthing.

3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan

misalnya melahirkan tidak normal di dalam air dengan

jongkok

4) Seluruh badan dan kepala bayi di keringkan secepatnya,

kecuali kedua tanggannya. Lemak putih (vernix) yang

menyamankan kulit sebaiknya dibiarkan

5) Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit

bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan

kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah

menyusu awal selesai. Keduanya diselimbuti jika perlu

gunakan topi bayi

6) Bayi dibiarkan mencara putting susu ibu, ibu dapat

merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak

memaksakan bayi ke putting susu

76
7) Ayah di dukung agar membantu ibu untuk mengenali

tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini

dapat berlangsung beberapa menit atau 1 jam, dukungan

ayah akan meningkatkan rasa percaya dari ibu. Jika bayi

belum menentukan putting payudara ibunya dalam waktu

1 jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit

ibunya sampai berhasil menyusu pertama

8) Dianjurkan memberikan kesempatan kontak kulit dengan

kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan

9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk di timbang, di ukur dan di

cap setelah 1 jam

10) Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar selama 24

jam

4. Tanda-tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

a. Menurut JNPK-KR ( 2017) tanda-tanda bahaya bayi baru

lahir. Bila ditemukan tanda bahaya berikut, rujuk bayi ke

fasilitas kesehatan:

1) Tidak dapat menetek

2) Kejang

3) Tidak sadar

4) Nafas cepat (> 60 permenit)

5) Merintih

6) Retaksi dinding dada

77
7) Sianosis sentral

b. Tanda bahaya yang harus diwapspadai pada bayi baru lahir,

menurut Saiffudin 2012 :

1) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit

2) Kehangatan terlalu panas (>38ºC atau lebih dingin <36ºC)

3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat

4) Pemberian makan : hisapan lemah, mengantuk

berlebihan, banyak muntah

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau

busuk, suhu meningkat

6) Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,

berwarna hijau tua, ada lendir darah pada tinja

7) Aktifitas : menggigil, lemas, lunglai, kejang-kejang,

menangis terus menerus

Cari pertolongan medis segera jika timbul hal diatas

5. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : bertujuan untuk menilai status kesadaran

bayi. Composmentis adalah status kesadaran dimana bayi

mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon

yang cukup terhadap stimulus yang diberikan

78
3) Tanda-tanda vital : Pernapasan normal adalah antara 40-

60 x/menit, dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan

tidak ada tanda-tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir

memiliki frekuensi denyut jantung 120-160 denyut/menit.

Angka normal pada ukuran suhu bayi secara aksila adalah

36,5-37,5ºC (Kemenkes RI, 2017)

4) Antoprometri : bayi biasanya mengalami penurunan berat

badan dalam beberapa hari pertama yang harus kembali

normal, yaitu sama dengan atau diatas berat badan lahir

pada hari ke-10. Sebaiknya bayi dilakukan penimbangan

pada hari ke-3 atau ke-4 dan hari ke-10 untuk memastikan

berat badan lahir telah kembali. Berat badan bayi

mengalami peningkatan lebih setelah ASI mature keluar

(Kemenkes RI, 2017)

b. Pemeriksaan khusus

1) Kulit

Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda,

mengindikasikan perfusi perifer yang baik. Wajah, bibir,

dan selaput lendir harus berwarna merah muda tanpa

adanya kemerahan atau bisul. (Kemenkes, 2017).

2) Kepala

Bentuk kepala terkadang asimetris akibat penyesuaian

jalan lahir, umumnya hilang dalam 48 jam. Ubun-ubun

79
besar rata atau tidak menonjol, namun dapat sedikit

menonjol saat bayi menangis (WHO, 2013)

3) Mata

Tidak ada kotoran atau secret (WHO, 2013)

4) Mulut

Tidak ada bercak putih pada bibir dan mulut serta bayi

akan menghisap kuat jadi pemeriksaan (WHO, 2013)

5) Dada

Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah yang dalam

(WHO, 2013)

6) Perut

Perut bayi teraba datar dan teraba lemes, tidak ada

perdarahan, pembengkakan, nanah, bau tidak enak pada

tali pusat atau kemerahan disekitar tali pusat (WHO, 2013)

7) Eksremitas

Posisi tungkai daan lengan fleksi. Bayi sehat akan

bergerak aktif (WHO, 2013)

8) Genetalia

Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna

putih atau kemerahan dan bayi sudah terbukti dapat

buang air kecil dan buang air besar dengan lancer dan

normal (WHO, 2013)

c. Pemeriksaan reflex

80
Meliputi reflex morro, rooting, sucking, grasping, neck righting,

tinic neck, Babinski,

6. Jadwal Imunisasi
Table 2.5

Jadwal Imunisasi

Jenis Usia Jadwal Interval

imunisasi pemberian pemberian minimal

Hepatitis B 6-7 hari 1 -

BCG 1 bulan 1 -

Polio/IPV 1,2,3,4 bulan 4 4 minggu

DPT-HB-Hib 2,3,4 bulan 3 4 minggu

Campak 9 bulan 1 -

DPT-HB-Hib 18 bulan 1 -

Campak 24 bulan 1 -

Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013

E. Partus Lama

1. Definisi

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24

jam pada primi dan lebih 18 jam pada multi .Menurut winkjosastro

(2002 dalam karlina, 20 Persalinan (partus) lama ditandai dengan

fase laten lebih dari 8 jam,persalinan telah berlangsung 12 jam

atau lebih tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi serviks di kanan garis

81
waspada pada patograf. Partus lama juga disebut distosia,

didefinisikan sebagai persalinan abnormal/ sulit. (Karlina,

Ermalinda & Pratiwi, 2016)

a. Etiologi

Pada prinsifnya persalinan lama dapat disebut :

1) His tidak efesien (in adekuat)

2) Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)

Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex

(presentasi bokong, dahi, wajah, atau letak lintang).

Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap

pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi. Janin yang

dalam keadaan malpresentasi dan malposisi

kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus

macet.

3) Factor jalan lahir (psnggul sempit,kelainan serviks, vagina,

tumor)

Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi

karena bayi terlalu besar dan pelvic kecil sehingga

menyebabkan partus macet. Cara penilaian seviks yang

baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of

labor). Kegunaan pelvimetre klinis terbatas.

4) Factor lain (Predisposisi)

a) Peritas dan interval kelahiran

82
b) Ketuban pecah dini

b. Patofisiologi

Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24

jam dihitung awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila

terjadi perpanjangan dari fase laten (primi 20 jam, multi 14

jam) dan fase aktif ( primi 1,2cm perjam, multi 1,5 cm per jam)

atau kala pengeluaran (primi 2 jam dan multi 1 jam), maka

kemungkinan akan timbul partus lama.

Partus yang lama, apabila tidak segera diakhiri, akan

menimbulkan: Kelelahan ibu karena mengejan terus,

sedangkan intake kalori biasanya kurang.

Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit

karena intake cairan kurang.

Infeksi Rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga

terjadi infeksi Rahim yang dipermudah karena danya

manipulasi penolong yang kurang steril.

Perlukaan jalan lahir; terkadi karena adanya disproporsi

kepala panggul juga manipulasi dan dorongan dari penolong.

Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam

Rahim.

c. Klasifikasi

1) Fase laten yang memanjang

83
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada

primigravida atau waktu 14 jam pada multipara merupakan

keadaan abnormal (Hakmi,2010)

Fase laten berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari

20 jam pada multipara/primigravida dan 14 jam pada ibu

multipara (Saifudin,2009).

Sebab-sebab fase laten yang memanjang mencakup:

a) Cervix belum matang pada awal persalinan

b) Posisi janin abnormal

c) Disproporsi fetopelvik

d) Persalinan disfungsional

e) Pemberian sedative yang berlebihan

Cerviks yang belum matang hanya memperpanjang fase

laten, dan kebanyakan cerviks akan membuka secara

normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase laten

berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai

dilatasi cervix yang normal ketika fase aktif dimulai.

Meskipun fase laten itu menjemukan, tetapi fase ini tidak

berbahaya bagi ibu atau pun anaj (Hakimi,2010)

Faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain

adalah anastesia regional atau sedasi yang berlebihan,

keadaan servik yang buruk (missal tebal, tidak mengalami

pendataran, atau tidak membuka), dan persalinan palsu.

84
Friedman mengklaim bahwa istirahat atau stimulasi

oksitosin sama efektif dana man dalam memperbaiki fase

laten yang berkepanjangan (Saifudin,2009)

2) Fase aktif Memanjang Pada Primigravida

Pada primigravida, fase aktif lebih panjang dari 12 jam

merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting dari

pada perpanjang fase ini adalah keceptan dilatasi cervix.

Laju yang kurang dari 1.2 cm perjam membuktikan adanya

abnormalitas dan harus menimbulkan kewaspadaan

dokter yang akan menolong persalinan tersebut

Pemanjangan fase aktif menyertai:

a) Malposisi janin

b) Disproporsi fatopelvik

c) Penggunaan sedaif dan analgestik secara sembrono

d) Ketuban pecah sebelum mulainya persalinan.

Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan

forcep-tengah, section caesarea dan cedera atau

kematian janin.

3) Fase Aktif Memanjang Pada Multipara

Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6

jam(rata-rata 2.5 jam) dan laju dilatasi cervix yang kurang

dari 1.5 cm per jam merupakan keadaan abnormal.

Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang

85
dijumpai disbanding primigravida, namun ketidak acuhan

dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bias

mengakibatkan malapetaka. Kelahiran normal yang terjadi

diwaktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya

pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya

menghindari kelahiran pervagina yang traumatic dan

pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan

penting dalam pelaksanaan permasalahan ini.

4) Penurunan Bagian Terendah

Begitu penurunan yang aktif dimulai pada akhir kala satu

persalinan, proses ini harus terus berlangsung sepanjang

perjalanan kala dua. Gangguan pada penurunan

merupakan ancaman dan menunjukan adanya suatu

permasalahan yang serius. Diagnose didasarkan kepada

petunjuk tidak adanya perubahan stasiun bagian terendah

janin selama waktu setidaknya 2 jam.

Disproporsi cephalopelvik dan abnormal kerja uterus

sering tampak setelah terjadi kemacetan penurunan.

Section caesarea, forceps tengah, rotasi dengan forceps

yang gagal pertama kali dijumpai menyertai masalah ini.

Pada tindakan melahirkan pervagina yang sulit, trauma

maternal dan fatel serng terjadi.

86
5) Persalinan lama dalam kala dua

Begitu cervix mencapai dilatasi penuh, jangka waktu

sampai terjadinya kelahiran tidak boleh melampaui 2 jam

pada primigravida dan 1 jam pada multipara. Pengalaman

menakjubkan bahwa setelah batas waktu ini, morbiditas

maternal dan fetal akan naik. Sekiranya terjadi gawat janin

atau ibu, tindakan segera merupakan indikasi

(Hakimi,2010).

6) Kelainan kala II memanjang:

Tahap ini berawal saat pembukaan sevik telah lengkap

dan berakhir dengan keluarnya janin. Median dirasinya

adalah 50 menit untuk nultipara dan 20 menit untuk

multipara, tetapi angka itu juga sangat bervariasi. Pada ibu

dengan paritas tinggi yang vagina dan perineum nya

sudah melebar, 2 atau 3 kali setelah mengejan

pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan

janin. Sebaliknya pada seorang ibu dengan panggul

sempit atau janin besar, atau dengan kelainan gaya

ekspulsi akibat anastesi regional atau sedasi yang berat,

maka kala II akan sangat memanjang. Selain itu kala II

dapat mengakibatkan banyak gerakan pokok yang penting

agar janin dapat melewati jalan lahir. Selama ini terdapat

aturan-aturan yang membatasi durasi kala II. Kala II

87
persalinan pada nultipara dibatasi 2jam dan diperpanjang

sampai 3 jam apabila digunakan analgesi regional. Untuk

multipara 1 jam batasnya diperpanjang menjadi 2 jam

pada pengguna analgetik regional.

Pemahaman mengenai durasi normal persalinan manusia

mungkin tersamar oleh banyaknya pariabel klinis yang

mempengaruhi persalinan, rata-rata lama persalinan kala

I dan II sekitar 9 jam pada nultipara, tanpa analgesi

regional dan bahwa batas atas persenti 95 adalah 18.5

jam. Waktu yang serupa untuk ibu multipara adalah sekitar

6 jam dengan persentil 95 adalah 13.5 jam.

Setelah pembukaan lengkap sebagian ibu tidak bias

menahan ibu untuk mengejan atau mendorong setiap kali

uterus berkontraksi. Biasanya mereka menarik nafas

dalam, menutup glottis, dan melakukan kontraksi

abdomen secara berulang dengan kuat dan menimbulkan

dorongan janin ke bawah. Menuntun ibu yang

bersangkutan untuk mengejan atau membiarkan mereka

mengikuti keinginan mereka sendiri untuk mengejan,

dilaporkan tidak memberikan manfaat (Saipuddin, 2010).

d. Tanda dan gejala

88
1) Insidennya kurang dari 1 persen

2) Mortalitas perinatalnya lebih tinggi disbanding pada

primigravida dengan pertus lama

3) Jumlah bayi besar bermakna

4) Malpresentasi menimbulkan permasalahan

5) Prolapses funiculi merupakan komplikasi perdarahan

postpartum berbahaya.

6) Perdarahan post partum berbahaya.

7) Rupture uteri terjadi pada grande multipara.

8) Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan

pervaginam

9) Ekstraksik forceps-tengah lebih sering dilakukan.

10) Angka section caesarea tinggi sekitar 25 persen.

e. Komplikasi

1) Ibu

a) Infeksi sampai sepsis

b) Asidosis sampai gangguan elektrolit

c) Dehidrasi, syok, kegagalan fuksi organ

d) Robekan jalan lahir

e) Fistula buli-buli, vagina, Rahim, rectum

2) Anak

a) Gawat janin sampai meninggal

89
b) Lahir dengan asfiksia berat sehingga dapat

menimbulkan cacat otak menetap

c) Trauma persalinan

d) Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena

pertolongan.

f. Penanganan

1) Fase labor persalinan palsu/belum inpartu

2) Bila his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien

boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing dan

bila didapatkan adanya infeksi obati secra adekuat. Bila

tidak pasien boleh rawat jalan.

Prolongend laten phase laten yang memanjang diagnosis

fase laten memanjang dibuta secra retrospektif. Jika berhenti

pasien tersebut belum inpartu atau persalinan palsu jika

makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 9

cm, pasien dalam fase aktif.

Prolonged laten phase

Pembukaan serviks tidak melewati garis wspada partograf

frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari kontraksi

permenit dan kurang dari 9 detik

Secondary arrest of dilatation

90
Dan bagian terendah dengan caput terdapat maulase hebat,

edema seviks, tanda rupture uteri immenens, fetal dan

maternal distress kelainan presentasi selain vertex

Inersia uteri disporporsi sefalopelvik obstruksi mampresentasi

pembukaan serviks lengkap, mengedan, tetapi tidak

adakemajuan second stage.

Penilaian ulang terhadap seviks.

Jika tidak ada perubahan pada pembukaan seviks dan tidak

ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu, jika ada

kemajuan pembukaan serviks lakukan amniotomi dan induksi

persalinan dengan okytosin atau prostaglandin

Lakukan Penilaian ulang setiap 9 jam, jika pasien tidak masuk

fase aktif setelah dilakukan pemberian okytosin, lakukan

prolonged active phase

Fase aktif memanjang

a) Bila tidak didapatkan tanda adanya chepalo pelvic

disproportion atau adanya obstruksi berikan penanganan

umum yang kemungkinan akan memperbaiki kontraksi

dan mempercepat kemajuan persalinan

b) Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan

serviks pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam,

lakukan persalinan kontraksi uterusnya.

91
c) Kontraksi uterus adekuat bila kontraksi uterus adekuat

dalam 10 menit dan lamannya lebih dari 9 detik-

pertimbangkanadanya kemungkinan obstruksi, malposisi

atau malpresentasi.

d) Chefalo Pelbic Disporpotion (CPD)

e) Terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis kecil. Bila

dalam persalinan terjadi akan kita dapatkan persalinan

yang macet. Cara penilain pelvis yang baik adalah dengan

melakukan partus percobaan trial of labor

f) Bila ditemukan tanda-tanda obstruksi

(1) Bayi hidup lahirkan dengan

(2) Bayi mati lahirkan dengan

(3) Kraniotomi/embriotomi

(4) Malposisi/malpresentasi, bila terjadi malposisi atau

malpresentasi pada janin secara umum

(5) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu

(6) Lakukan evaluasi kondisi janin, bila air ketuban pecah

lihat warna air ketuban

(7) Bila didapatkan mekoneum awasi yang ketat atau

intervensi

(8) Tidak ada cairan ketuban pada saat ketuban pecah

menandakan adanya penggurangan jumlah air

ketuban yang ada hubungannya dengan gawat janin.

92
(9) Pemberian bantuan secara umum pada ibu inpartu

akan memperbaiki kontraksi atau kemajuan

persalinan.

(10) Lakukan penilain kemajuan persalinan memakai

patograf

(11) Bila terjadi partus lama lakukan penatalaksanaan

secara spesifik seuai dengan keadaan malposisi atau

malpresentasi yang didapatkan.

(12) Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)

Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disporporsi atau

obstruksi bisa disingkirkan, penyebab paling banyak

partus lama adalah kontraski yang tidak adekuat

Kala II Memanjang (prolonged exsplosive phase)

Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena

mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu

sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan

dan menahan nafas yang terlalu lama tidak dianjurkan.

Perhatikan bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan

tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum/forcep bila

syarat memenuhi. Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bisa

disingkirkan, berikan oksitosin, bila pemberian oksitosin drip

tidak ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan

93
ekstraksi vakum fprcep bila persyaratan terpenuhi. Lahirkan

dengan secsio sesarea.

F. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

1. Menajemen Asuhan Kebidanan

Menurut Kemenkes RI (2017) Terdapat tujuh langkah kebidanan

menurut Varney yang meliputi :

a. Langkah I : pengumpulan data dasar

Dilakukan dengan pengumpulan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan kliensecara lengkap.

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau

masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang

benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Kata “masalah

dan diagnose” keduanya digunakan karena beberapa

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi

membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana

asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai

diagnose. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus

diberikan kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah

potensial

94
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah

diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin

dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan

yang aman.

d. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau

dokter dana tau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan

kondisi klien.

e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang

menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien

dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi

berikutnya.

f. Langkah VI : Melaksanakan perencenaan

Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara

efisien dana man. Jika bidan tidak melakukannyasendiri ia

tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya.

95
g. Langkah VII : Melaksanakan perencanaan

Dilakukan evaluasi keefktifan dari asuhan yang sudah

diberikan melupiti pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan

diagnose.

2. Metode pendokumentasian kebidanan

Menurut kemenkes RI (2017) Metode pendokumentasian dengan

metode SOAP, merupakan dokumentasi sederhana akan tetapi

pengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan

dalam asuhan kebidanan, jelas, logis.

a) Data subjektif

Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian

data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O”

atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah

penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan

menguatkan diagnosis yang akan disusun.

b) Data Objektif

96
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi

yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan

laboratorium. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau

orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai

data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis

klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c) Analisis

Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami

perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data

subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data

akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut

bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis

tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien.

Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data

klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada

klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang

tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang

telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan,

dan kebutuhan.

d) Penatalaksanaan

97
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahanka kesejahteraanya.

98
BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

A. Kehamilan

1. Trimester 1

Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun
2 Kunjungan ke 1
3 Kehamilan, persalinan, G1P0A0
abortus ke
4 Usia Kehamilan 4 Minggu
5 Keluhan Mual
6 Riwayat Menstruasi Menarche usia tahun,
siklus 30 hari tidak
teratur, lama 7 hari,
fluor albus iya,
dismenorhea iya,
HPHT 03-08-2020,
HPL 10-05-2021
7 Pertamakali melakukan ANC 4 Minggu
usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang Tidak ada tanda
dirasakan bahaya yang di
rasakan
9 Makan dan minum Makan 3 kali sehari,
macamnya nasi, lauk
pauk
Minum 17 gelas sehari
Ada perubahan
makanan setelah hamil
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari
BAK 5 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan Bersih-bersih rumah
sehari – hari dan aktivitas yang
sering dilakukan duduk
dan berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan Tidur siang 30 menit
malam Tidur malem 8 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu
perubahan dan keluhan)

99
14 Personal Hygiene (Mandi, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi dan keramas, gosok gigi 2 kali sehari,
genetalia, pakaian dalam ) keramas 2 hari 1 kali,
membersihkan
genetalia dari depan ke
belakang, ganti pakaian
dalam 2 kali sehari
15 Status Imunisasi sebelum DPT : iya
hamil TT WUS : tidak
TT CATIN : iya
Status TT : TT 2
16 Riwayat kehamilan Tidak ada karena ini
kehamilan pertama
17 Riwayat persalinan Tidak ada karena ini
kehamilan pertama
18 Riwayat nifas Tidak ada karena ini
kehamilan pertama
19 Riwayat kesehatan/penyakit Ibu mengatakan tidak
sistemik menderita penyakit
seperti PMS, HIV/AIDS,
DM, jantung, hipertensi
dan asma.
20 Kebiasaan – kebiasaan Perubahan pola makan
sebelum dan selama hamil
21 Psikosial Perasaan ibu saat ini
tentang kehamilannya
? Senang Kehamilan ini
diinginkan, alasannya
Karena ingin segera
punya anak
Kekhawatiran khusus :
Ada
Pengetahuan tentang
kehamilan dan
keadaan sekarang :
Ibu sudah
menggunakan baju
hamil yang longgar, ibu
sudah tahu tanda
bahaya kehamilan
Penerimaan ibu
terhadap kehamilan
sekarang : Baik
Ibu tinggal bersama :
Suami

100
Pemeriksaan Fisik

1 BB dan Tinggi Badan 47 kg/ 153 cm


2 LILA Tidak tercatat
3 Tekanan darah 100/70 mmHg
4 Suhu 36,7° C
5 Nadi 81 x/menit
6 Pernafasan 21 x/menit
7 Mata Bersih, simetris,
conjungtiva berwarna
merah muda, screla
berwarna putih dan
tidak ada nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada
secret, tidak ada polip,
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada
pembengkakan sinus,
fungsi penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-pecah gigi
lengkap, tidak ada
caries. Gusi tidak ada
luka
10 Leher Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan
kelenjar getah bening,
dan tidak ada
peningkatan vena
juguralis.
11 Paru-paru Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung seirama
dan tidak ada kelainan
13 Payudara Simetris, bersih, putting
susu menonjol, tidak
ada Hyperpigmentasi
pada areola mamae,
tidak ada bekas luka
Tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling,
tidak ada kemerahan
Tidak ada
pembengkakan, tidak
ada benjolan, tidak ada
pengeluaran
14 TFU Mc Donald Tidak tercatat
15 Abdomen Leopold 1 Tidak tercatat

101
16 Abdomen Leopold 2 Tidak tercatat
17 Abdomen Leopold 3 Tidak tercatat
18 Abdomen Leopold 4 Tidak tercatat
19 DJJ Tidak tercatat
20 Ekstremitas Atas : Simetris, tidak
edema, cavilaria revil
positif (+)
Bawah : Simetris, tidak
edema, tidak varices,
reflex pstella
positif +/+,
pergerakan/otot baik
21 Genetalia

22 Anus Tidak ada hemoroid


Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB Belum diperiksa
2 Hasil pemeriksaan protein Belum diperiksa
urine
3 Hasil pemeriksaan glukosa Belum diperiksa
urine
4 Hasil pemeriksaan HIV Belum diperiksa
5 Hasul pemeriksaan sifilis Belum diperiksa
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis Belum diperiksa
B
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Belum diperiksa
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun
G1P0A0, kemungkinan
hamil 4 minggu, Janin
tunggal intrauteri,
keadaan ibu dan janin
baik untuk saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat ini

3 Masalah Mual
4 Masalah potensial Mual, potensial terjadi
gangguan asupan
nutrisi
5 Kebutuhan tindakan segera KIE tentang pola nutrisi
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Makan makanan yang
bergizi
2 Therapy Obat

102
3 Kunjungan Ulang

2. Trimester I-2
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 21 Tahun
2 Kunjungan ke 2
3 Kehamilan, persalinan, G1P0A0
abortus ke
4 Usia Kehamilan 8 Minggu
5 Keluhan Mual
6 Riwayat Menstruasi Menarche 14 tahun,
siklus 30 hari tidak
teratur, lama 7 hari,
fluor albus iya,
dismenorhea iya,
HPHT 03-08-2020,
HPL 10-05-2021
7 Pertamakali melakukan ANC 4 Minggu
usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang Tidak ada tanda
dirasakan bahaya yang dirasakan
saat hamil
9 Makan dan minum Makan 3 kali sehari,
macamnya nasi, sayur,
ayam, dan tahu
Minum 17 gelas sehari
Ada perubahan setalah
hamil
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari
BAK 6 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan Bersih-bersih rumah/
sehari – hari aktivitas yang sering
dilakukan duduk dan
berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan Tidur siang 30 menit
malam Tidur malem 8 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu
perubahan dan keluhan)
14 Personal Hygiene (Mandi, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi dan keramas, gosok gigi 2 kali sehari,
genetalia, pakaian dalam ) keramas 2 hari 1 kali,

103
membersihkan
genetalia dari depan ke
belakang, ganti pakaian
dalam 2 kali sehari
15 Status Imunisasi sebelum DPT : iya
hamil TT WUS : tidak
TT CATIN : iya
Status TT : TT 2
16 Riwayat kehamilan Belum pernah hamil
sebelumnya
17 Riwayat persalinan Belum pernah
melahirkan
18 Riwayat nifas Belum pernah nifas
19 Riwayat kesehatan/penyakit Ibu mengatakan tidak
sistemik menderita penyakit
seperti PMS, HIV/AIDS,
DM, jantung, hipertensi
dan asma
20 Kebiasaan – kebiasaan Perubahan pola makan
sebelum dan selama hamil
21 Psikosial Perasaan ibu saat ini
tentang kehamilannya
? Senang Kehamilan ini
diinginkan, alasannya
Karena ingin segera
punya anak
Kekhawatiran khusus :
Ada
Pengetahuan tentang
kehamilan dan
keadaan sekarang :
Ibu sudah
menggunakan baju
hamil yang longgar, ibu
sudah tahu tanda
bahaya kehamilan
Penerimaan ibu
terhadap kehamilan
sekarang : Baik
Ibu tinggal bersama :
Suami
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 45 kg/ 153 cm
2 LILA Tidak tercatat
3 Tekanan darah 100/70 mmHg
4 Suhu 36,7° C

104
5 Nadi 80 x/menit
6 Pernafasan Normal
7 Mata Bersih, simetris,
conjungtiva berwarna
merah muda, screla
berwarna putih dan
tidak ada nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada
secret, tidak ada polip,
tidak ada nyeri tekan,
tidak ada
pembengkakan sinus,
fungsi penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-pecah gigi
lengkap, tidak ada
caries. Gusi tidak ada
luka
10 Leher Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan
kelenjar getah bening,
dan tidak ada
peningkatan vena
juguralis.
11 Paru-paru Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung seirama
dan tidak ada kelainan
13 Payudara Simetris, bersih, putting
susu menonjol, tidak
ada Hyperpigmentasi
pada areola mamae,
tidak ada bekas luka
Tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling,
tidak ada kemerahan
Tidak ada
pembengkakan, tidak
ada benjolan, tidak ada
pengeluaran
14 TFU Mc Donald Belum teraba
15 Abdomen Leopold 1 Belum dikaji
16 Abdomen Leopold 2 Belum dikaji
17 Abdomen Leopold 3 Belum dikaji
18 Abdomen Leopold 4 Belum dikaji
19 DJJ Belum dikaji

105
20 Ekstremitas

21 Genetalia

22 Anus Tidak ada hemoroid


Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB Belum diperiksa
2 Hasil pemeriksaan protein Belum diperiksa
urine
3 Hasil pemeriksaan glukosa Belum diperiksa
urine
4 Hasil pemeriksaan HIV Belum diperiksa
5 Hasul pemeriksaan sifilis Belum diperiksa
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis Belum diperiksa
B
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Belum diperiksa
Assesment
1 Diagnosa Ny. R G1P0A0, usia
kehamilan 8 minggu,
Janin tunggal intra
uterin, keadaan ibu dan
janin baik untuk saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat ini
3 Masalah Mual
4 Masalah potensial Maual potensial terjadi
gangguan asupan
nutrisi
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan makan
sedikit sedikit tapi
sering
2 Therapy Obat Tidak ada untuk saat ini

3 Kunjungan Ulang

106
3. Trimester II
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun 19 Tahun
2 Kunjungan ke 3 1
3 Kehamilan, persalinan, G1P0A0 G1P0A0
abortus ke
4 Usia Kehamilan 22 Minggu 26 Minggu
5 Keluhan Sakit pinggang Tidak ada
6 Riwayat Menstruasi Menarche usia Menarche usia
tahun, siklus 30 hari tahun, siklus 30 hari
tidak teratur, lama 7 tidak teratur, lama 7
hari, fluor albus iya, hari, fluor albus iya,
dismenorhea iya, dismenorhea iya,
HPHT 03-08-2020, HPHT lupa
HPL 10-05-2021
7 Pertamakali melakukan ANC 4 Minggu 26 Minggu
usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang Tidak ada Tidak ada
dirasakan
9 Makan dan minum Makan 3 kali sehari, Makan 3 kali sehari,
macamnya nasi, macamnya nasi,
lauk pauk lauk pauk
Minum 17 gelas Minum 15 gelas
sehari sehari
Ada perubahan Tidak ada
setelah hamil perubahan
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari BAB 1 kali sehari
BAK 6 kali sekali BAK 6 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan Bersih-bersih rumah/ Bersih-bersih rumah/
sehari – hari aktivitas yang sering aktivitas yang sering
dilakukan duduk dan dilakukan duduk
berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan Tidur siang 30 menit Tidur siang 1 jam
malam Tidur malem 8 jam Tidak malem 7 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu 3 kali seminggu
perubahan dan keluhan)
14 Personal Hygiene (Mandi, Mandi 2 kali sehari, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi dan keramas, gosok gigi 2 kali gosok gigi 2 kali
genetalia, pakaian dalam ) sehari, keramas 2 sehari, keramas 2

107
hari 1 kali, hari 1 kali,
membersihkan membersihkan
genetalia dari depan genetalia dari depan
ke belakang, ganti ke belakang, ganti
pakaian dalam 2 kali pakaian dalam 2 kali
sehari sehari
15 Status Imunisasi sebelum DPT : iya DPT : iya
hamil TT WUS : tidak TT WUS : tidak
TT CATIN : iya TT CATIN : tidak
Status TT : TT 2 Status TT : TT 2
16 Riwayat kehamilan Tidak ada Tidak ada
17 Riwayat persalinan Tidak ada Tidak ada
18 Riwayat nifas Tidak ada Tidak ada
19 Riwayat kesehatan/penyakit Tidak ada Tidak ada
sistemik
20 Kebiasaan – kebiasaan Tidak ada Tidak ada
sebelum dan selama hamil
21 Psikosial Ibu merasa senang Ibu merasa senang
dengan dengan
kehamilannya saat kehamilannya saat
ini ini
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 50 kg/ 153 cm ( 60 kg / 159
kenaikan BB 5 kg)
2 LILA Tidak tercatat Tidak tercatat
3 Tekanan darah 100/70 mmHg 100/70 mmHg
4 Suhu 36,6° C 36,5° C
5 Nadi 82 x/menit 79 x/menit
6 Pernafasan 21 x/menit 20 x/menit
7 Mata Bersih, simetris, Bersih, simetris,
conjungtiva conjungtiva
berwarna merah berwarna merah
muda, screla muda, screla
berwarna putih dan berwarna putih dan
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
secret, tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada nyeri polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada
pembengkakan pembengkakan
sinus, fungsi sinus, fungsi
penciuman baik penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-pecah Tidak pecah-pecah
gigi lengkap, tidak gigi lengkap, tidak
ada caries. Gusi ada caries. Gusi
tidak ada luka tidak ada luka
10 Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak

108
ada pembengkakan ada pembengkakan
kelenjar getah kelenjar getah
bening, dan tidak bening, dan tidak
ada peningkatan ada peningkatan
vena juguralis. vena juguralis.
11 Paru-paru Pernafasan teratur Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi wheezing dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung Denyut jantung
seirama dan tidak seirama dan tidak
ada kelainan ada kelainan
13 Payudara Simetris, kotor, Simetris, kotor,
putting susu putting susu
menonjol, tidak ada menonjol, tidak ada
Hyperpigmentasi Hyperpigmentasi
pada areola mamae, pada areola mamae,
tidak ada bekas luka tidak ada bekas luka
Tidak ada retraksi, Tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling, tidak ada dimpling,
tidak ada tidak ada
kemerahan Tidak kemerahan Tidak
ada pembengkakan, ada pembengkakan,
tidak ada benjolan, tidak ada benjolan,
tidak ada tidak ada
pengeluaran pengeluaran
14 TFU Mc Donald TFU 3 jari dibawah Teraba Ballotement
pusat teraba satu positif
ballotement dalam
uterus
15 Abdomen Leopold 1 Belum dikaji Belum dikaji
16 Abdomen Leopold 2 Belum dikaji Belum dikaji
17 Abdomen Leopold 3 Belum dikaji Belum dikaji
18 Abdomen Leopold 4 Belum dikaji Belum dikaji
19 DJJ Belum dikaji Belum dikaji
20 Ekstremitas Bersih, simetris, Bersih, simetris,
tidak edema, tidak tidak edema, tidak
varices, cavilaria varices, cavilaria
revil positif (+), reflek revil positif (+), reflek
patella positif (+) patella positif (+)
21 Genetalia Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
kelenjar bartolin dan kelenjar bartolin dan
scane scane
22 Anus Tidak ada hemoroid Tidak hemoroid
Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,2% Belum diperiksa
2 Hasil pemeriksaan protein Negative Belum diperiksa
urine
3 Hasil pemeriksaan glukosa Negative Belum diperiksa
urine

109
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative Belum diperiksa
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative Belum diperiksa
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis Negative Belum diperiksa
B
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Belum diperiksa Belum diperiksa
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun Ny. R usia 19 tahun
G1P0A0, usia G1P0A0, usia
kehamilan 22 kehamilan 26
minggu, Janin minggu, Janin
tunggal intra uterin, tunggal intra
keadaan ibu dan uterin,presentasi
janin baik untuk saat kepala keadaan ibu
ini dan janin baik untuk
saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
3 Masalah Sakit pinggang Tidak ada untuk saat
ini
4 Masalah potensial Sakit pinggang Tidak ada untuk saat
potensial terjadi ini
gangguan aktivitas
5 Kebutuhan tindakan segera KIE penanganan Tidak ada untuk saat
sakit pinggang ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan Menganjurkan ibu
makan sedikit sedikit untuk makan
tapi sering makanan bergizi
2 Therapy Obat Tidak ada untuk saat Sf 1 x 1
ini
3 Kunjungan Ulang

4. Trimester 3-1
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun 19 Tahun
2 Kunjungan ke 3 2
3 Kehamilan, persalinan, G1P0A0 G1P0A0
abortus ke

110
4 Usia Kehamilan 29 Minggu 32 Minggu
5 Keluhan Meriang Tidak ada
6 Riwayat Menstruasi Menarche usia tahun, Lupa
siklus 30 hari tidak
teratur, lama 7 hari,
fluor albus iya,
dismenorhea iya,
HPHT 03-08-2020,
HPL 10-05-2021
7 Pertamakali melakukan 4 Minggu 26 Minggu
ANC usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang Tidak ada Tidak ada
dirasakan
9 Makan dan minum Makan 3 kali sehari, Makan 3 kali sehari,
macamnya nasi, lauk macamnya nasi, lauk
pauk pauk
Minum 17 gelas Minum 15 gelas
sehari sehari
Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari BAB 1 kali sehari
BAK 6 kali sekali BAK 6 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan Bersih-bersih rumah, Bersih-bersih rumah,
sehari – hari sering duduk dan sering duduk dan
berdiri berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan Tidur siang 30 menit Tidur siang 1 jam
malam Tidur malem 8 jam Tidak malem 7 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu 3 kali seminggu
perubahan dan keluhan)
14 Personal Hygiene (Mandi, Mandi 2 kali sehari, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi dan keramas, gosok gigi 2 kali gosok gigi 2 kali
genetalia, pakaian dalam ) sehari, keramas 2 hari sehari, keramas 2 hari
1 kali, membersihkan 1 kali, membersihkan
genetalia dari depan genetalia dari depan
ke belakang, ganti ke belakang, ganti
pakaian dalam 2 kali pakaian dalam 2 kali
sehari sehari
15 Status Imunisasi sebelum DPT : iya DPT : iya
hamil TT WUS : tidak TT WUS : tidak
TT CATIN : iya TT CATIN : tidak
Status TT : TT 2 Status TT : TT 1
16 Riwayat kehamilan Tidak ada Tidak ada
17 Riwayat persalinan Tidak ada Tidak ada
18 Riwayat nifas Tidak ada Tidak ada
19 Riwayat kesehatan/penyakit Tidak sedang Tidak sedang
sistemik menderita penyakit menderita penyakit
seperti PMS, seperti PMS,
HIV/AIDS, DM, HIV/AIDS, DM,

111
jantung, hipertensi dan jantung, hipertensi dan
asma. asma.
20 Kebiasaan – kebiasaan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
sebelum dan selama hamil kebiasaan sebelum kebiasaan sebelum
hamil dan setalah hamil dan setalah
hamil hamil
21 Psikosial Ibu merasa senang Ibu merasa senang
dengan kehamilannya dengan kehamilannya
saat ini saat ini
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 53 kg/ 153 cm 64 kg / 159 cm
(kenaikan BB 3 kg) (kenaikan BB)
2 LILA Tidak tercatat Tidak tercatat
3 Tekanan darah 100/70 mmHg 110/70 mmHg
4 Suhu 36,7° C 36,6° C
5 Nadi 84 x/menit 81 x/menit
6 Pernafasan 21 x/menit 20 x/menit
7 Mata Bersih, simetris, Bersih, simetris,
conjungtiva berwarna conjungtiva berwarna
merah muda, screla merah muda, screla
berwarna putih dan berwarna putih dan
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
secret, tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada nyeri polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada
pembengkakan sinus, pembengkakan sinus,
fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-pecah Tidak pecah-pecah
gigi lengkap, tidak ada gigi lengkap, tidak ada
caries. Gusi tidak ada caries. Gusi tidak ada
luka luka
10 Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada
pembengkakan pembengkakan
kelenjar getah bening, kelenjar getah bening,
dan tidak ada dan tidak ada
peningkatan vena peningkatan vena
juguralis. juguralis.
11 Paru-paru Pernafasan teratur Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi wheezing dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung Denyut jantung
seirama dan tidak ada seirama dan tidak ada
kelainan kelainan
13 Payudara Simetris, kotor, putting Simetris, kotor, putting
susu menonjol, tidak susu menonjol, tidak
ada Hyperpigmentasi ada Hyperpigmentasi

112
pada areola mamae, pada areola mamae,
tidak ada bekas luka tidak ada bekas luka
Tidak ada retraksi, Tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling, tidak ada dimpling,
tidak ada kemerahan tidak ada kemerahan
Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, tidak pembengkakan, tidak
ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak
ada pengeluaran ada pengeluaran
14 TFU Mc Donald 22 cm 29 cm
15 Abdomen Leopold 1 Teraba satu bagian Teraba satu bagian
besar bundar, lunak besar bundar, lunak
tidak melenting tidak melenting
(bokong) (bokong)
16 Abdomen Leopold 2 Teraba satu bagian Teraba satu bagian
besar yang luas, besar yang luas,
Panjang, ada tahanan Panjang, ada tahanan
di sebelah kanan ibu di sebelah kiri ibu
(punggung (punggung kiri/puki)
kanan/puka) dan dan teraba bagian
teraba bagian bagian bagian kecil janin
kecil janin disebelah disebelah kanan
kiri (eksremitas) (eksremitas)
17 Abdomen Leopold 3 Teraba satu bagian Teraba satu bagian
besar bulat, keras, besar bulat, keras,
melenting (kepala), melenting (kepala),
belum masuk PAP belum masuk PAP
18 Abdomen Leopold 4 Belum dikaji Belum dikaji

19 DJJ 132 x/menit 140 x/menit

20 Ekstremitas Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak


edema, tidak varices, edema, tidak varices,
cavilaria revil positif cavilaria revil positif
(+), reflek patella (+), reflek patella
positif (+) positif (+)
21 Genetalia Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
kelenjar bartolin dan kelenjar bartolin dan
scane scane
22 Anus Tidak ada hemoroid Tidak hemoroid
Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,2% Belum diperiksa
2 Hasil pemeriksaan protein Negative Belum diperiksa
urine
3 Hasil pemeriksaan glukosa Negative Belum diperiksa
urine
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative Belum diperiksa
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative Belum diperiksa

113
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis Negative Belum diperiksa
B
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Belum diperiksa Belum diperiksa
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun Ny. R G1P0A0, usia
G1P0A0, usia kehamilan 26 minggu,
kehamilan 29 minggu, Janin tunggal hidup
Janin tunggal hidup intra uteri,presentasi
intra uteri, presentasi kepala keadaan ibu
kepala, keadaan ibu dan janin baik untuk
dan janin baik untuk saat ini
saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat Sakit pinggang
ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat Sakit pinggang dapat
ini menggangu aktifitas
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat KIE tentang penyebab
ini dan penanganan
Sakit pinggang
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan
2 Therapy Obat Fe Sf 1 x 1
3 Kunjungan Ulang

5. Trimester 3-2
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun
2 Kunjungan ke 3
3 Kehamilan, persalinan, G1P0A0
abortus ke
4 Usia Kehamilan 32 Minggu
5 Keluhan Tidak ada keluhan
6 Riwayat Menstruasi Menarche usia
tahun, siklus 30 hari
tidak teratur, lama 7
hari, fluor albus iya,
dismenorhea iya,
HPHT 03-08-2020,
HPL 10-05-2021

114
7 Pertamakali melakukan ANC 4 Minggu
usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang Tidak ada tanda
dirasakan bahaya yang
dirasakan
9 Makan dan minum Makan 3 kali sehari,
macamnya nasi,
lauk pauk
Minum 17 gelas
sehari
Tidak ada
perubahan
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari
BAK 6 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan Bersih-bersih rumah/
sehari – hari sering duduk dan
berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan Tidur siang 30 menit
malam Tidur malem 8 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu
perubahan dan keluhan)
14 Personal Hygiene (Mandi, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi dan keramas, gosok gigi 2 kali
genetalia, pakaian dalam ) sehari, keramas 2
hari 1 kali,
membersihkan
genetalia dari depan
ke belakang, ganti
pakaian dalam 2 kali
sehari
15 Status Imunisasi sebelum DPT : iya
hamil TT WUS : tidak
TT CATIN : iya
Status TT : TT 2
16 Riwayat kehamilan Kehamilan pertama
17 Riwayat persalinan Belum pernah
bersalim
18 Riwayat nifas Belum pernah nifas
19 Riwayat kesehatan/penyakit
sistemik
20 Kebiasaan – kebiasaan Tidak ada
sebelum dan selama hamil perubahan
kebiasaan sebelum
hamil dan setalah
hamil
21 Psikosial Ibu merasa senang
dengan
kehamilannya saat
ini

115
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 56 kg/ 153 cm
(kenaikan BB 3kg)
2 LILA Tidak tercatat
3 Tekanan darah 100/70 mmHg
4 Suhu 36,5° C
5 Nadi 84 x/menit
6 Pernafasan 20 x/menit
7 Mata Bersih, simetris,
conjungtiva
berwarna merah
muda, screla
berwarna putih dan
tidak ada nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada
secret, tidak ada
polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
pembengkakan
sinus, fungsi
penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-pecah
gigi lengkap, tidak
ada caries. Gusi
tidak ada luka
10 Leher Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan
kelenjar getah
bening, dan tidak
ada peningkatan
vena juguralis.
11 Paru-paru Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung
seirama dan tidak
ada kelainan
13 Payudara Simetris, bersih,
putting susu
menonjol, tidak ada
Hyperpigmentasi
pada areola mamae,
tidak ada bekas luka
Tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling,
tidak ada
kemerahan Tidak

116
ada pembengkakan,
tidak ada benjolan,
tidak ada
pengeluaran
14 TFU Mc Donald 26 cm
15 Abdomen Leopold 1 Teraba satu bagian
besar bundar, lunak
tidak melenting
(bokong)
16 Abdomen Leopold 2 Teraba satu bagian
besar yang luas,
Panjang, ada
tahanan di sebelah
kanan ibu
(punggung
kanan/puka) dan
teraba bagian
bagian kecil janin
disebelah kiri
(eksremitas)
17 Abdomen Leopold 3 Teraba satu bagian
besar bulat, keras,
melenting (kepala)
18 Abdomen Leopold 4 Convergen
19 DJJ 130 x/menit
20 Ekstremitas Bersih, simetris,
tidak edema, tidak
varices, cavilaria
revil positif (+), reflek
patella positif (+)
21 Genetalia

22 Anus Tidak ada hemoroid


Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,2%
2 Hasil pemeriksaan protein Negative
urine
3 Hasil pemeriksaan glukosa Negative
urine
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative
5 Hasil pemeriksaan sifilis Negative
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis Negative
B
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Negative
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun
G1P0A0, usia
kehamilan 32

117
minggu, Janin
tunggal hidup intra
uteri, presentasi
kepala, keadaan ibu
dan janin baik untuk
saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada
3 Masalah Tidak ada
4 Masalah potensial Tidak ada
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Istirahat yang cukup
2 Therapy Obat Fe xxx
3 Kunjungan Ulang

6. Trimester 3-3
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun
2 Kunjungan ke 3
3 Kehamilan, persalinan, abortus G1P0A0
ke
4 Usia Kehamilan 37 Minggu
5 Keluhan Tidak ada
6 Riwayat Menstruasi Menarche usia
tahun, siklus 30
hari tidak teratur,
lama 7 hari, fluor
albus iya,
dismenorhea iya,
HPHT 03-08-
2020, HPL 10-05-
2021
7 Pertamakali melakukan ANC 4 Minggu
usia kehamilan
8 Tanda bahaya yang dirasakan Tidak ada tanda
bahaya yang
dirasakan
9 Makan dan minum Makan 3 kali
sehari, macamnya
nasi, lauk pauk

118
Minum 17 gelas
sehari
Tidak ada
perubahan
10 BAB dan BAK BAB 1 kali sehari
BAK 16 kali sekali
11 Jenis aktivitas/kegiatan sehari – Bersih-bersih
hari rumah/ sering
duduk dan berdiri
12 Istirahat/Tidur siang dan malam Tidur siang 30
menit
Tidur malem 8 jam
13 Seksualitas (Frekuensi, 2 kali seminggu
perubahan dan keluhan)
14 Personal Hygiene (Mandi, gosok Mandi 2 kali
gigi dan keramas, genetalia, sehari, gosok gigi
pakaian dalam ) 2 kali sehari,
keramas 2 hari 1
kali,
membersihkan
genetalia dari
depan ke
belakang, ganti
pakaian dalam 2
kali sehari
15 Status Imunisasi sebelum hamil DPT : iya
TT WUS: tidak
TT CATIN: iya
Status TT: TT 2
16 Riwayat kehamilan Belum pernah
hamil
17 Riwayat persalinan Belum pernah
bersalin
18 Riwayat nifas Belum pernah
nifas
19 Riwayat kesehatan/penyakit Tidak sedang
sistemik menderita
penyakit seperti
PMS, HIV/AIDS,
DM, jantung,
hipertensi dan
asma.

20 Kebiasaan – kebiasaan sebelum Tidak ada


dan selama hamil kebiasaan-
kebiasaan pada
sebelum hamil

119
21 Psikosial Ibu merasa
senang dengan
kehamilannya saat
ini, keluarga
sangat bahagia
dengan kehamilan
ibu, terjadi
kekhawatiran
karena kehamilan
pertama
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 62kg/ 153 cm
(kenaikan BB 6
kg)
2 LILA Tidak tercatat
3 Tekanan darah 120/70 mmHg
4 Suhu 36,5° C
5 Nadi 81 x/menit
6 Pernafasan 19 x/menit
7 Mata Bersih, simetris,
conjungtiva
berwarna merah
muda, screla
berwarna putih
dan tidak ada
nyeri tekan
8 Hidung Bersih, tidak ada
secret, tidak ada
polip, tidak ada
nyeri tekan, tidak
ada
pembengkakan
sinus, fungsi
penciuman baik
9 Mulut Tidak pecah-
pecah gigi
lengkap, tidak ada
caries. Gusi tidak
ada luka
10 Leher Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid,
tidak ada
pembengkakan
kelenjar getah
bening, dan tidak
ada peningkatan
vena juguralis.

120
11 Paru-paru Pernafasan teratur
tidak terdapat
bunyi wheezing
dan ronchi
12 Jantung Denyut jantung
seirama dan tidak
ada kelainan
13 Payudara Simetris, kotor,
putting susu
menonjol, tidak
ada
Hyperpigmentasi
pada areola
mamae,
tidak ada bekas
luka Tidak ada
retraksi, tidak ada
dimpling, tidak ada
kemerahan Tidak
ada
pembengkakan,
tidak ada
benjolan, tidak
ada pengeluaran
14 TFU Mc Donald 31 cm
15 Abdomen Leopold 1 Teraba satu
bagian besar
bundar, lunak
tidak melenting
(bokong)
16 Abdomen Leopold 2 Teraba satu
bagian besar yang
luas, Panjang, ada
tahanan di
sebelah kanan ibu
(punggung
kanan/puka) dan
teraba bagian
bagian kecil janin
disebelah kiri
(eksremitas)
17 Abdomen Leopold 3 Teraba satu
bagian besar
bulat, keras,
melenting
(kepala)
18 Abdomen Leopold 4 Convergen
19 DJJ 148 x/menit

121
20 Ekstremitas Bersih, simetris,
tidak edema, tidak
varices, cavilaria
revil positif (+),
reflek patella
positif (+)
21 Genetalia Bersih, tidak ada
kelenjar bartolin
dan scane
22 Anus Tidak ada
hemoroid
Laboratorium

1 Hasil pemeriksaan HB 13,2%


2 Hasil pemeriksaan protein urine Negative
3 Hasil pemeriksaan glukosa urine Negative
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis B Negative
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Belum diperiksa
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20
tahun G1P0A0,
usia kehamilan 37
minggu, Janin
tunggal hidup intra
uteri, presentasi
kepala, keadaan
ibu dan janin baik
untuk saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk
saat ini
3 Masalah Tidak ada untuk
saat ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk
saat ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk
saat ini
Penatalaksanaan

1 Asuhan yang diberikan


2 Therapy Obat Fe xxx
3 Kunjungan Ulang

122
B. Persalinan

Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 20 Tahun 19 Tahun
2 Kehamilan ke 1 1
3 Persalinan ke 1 1
4 Abortus 0 0
Riwayat kehamilan, persalinana,
5 Kehamilan pertama Kehamilan pertama
nifas yang lalu
6 Usia Kehamilan 39 Minggu 39 Minggu
Mengeluh mules sejak
jam 10.30 WIB sundah Mengeluh mules-mules
7 Keluhan keluar lendir darah dan sejak jam 08.00 WIB
air-air dari jalan lahir ketuban positif
ketuban positif
Pukul 20.00 WIB, Makan Terakhir pukul
8 Makan dan minum terakhir jenisnya roti, minum 21. 11.00 WIB, Minum
00 WIB terakhir 11.45 WIB
9 BAB dan BAK terakhir Pukul 11.00 WIB Pukul 05.00 WIB
10 Tidur terakhir Pukul 23.00 WIB Pukul 22.15 WIB
11 Seksualitas terakhir 3 minggu yang lalu 1 Minggu yang lalu
12 Mandi terakhir Pagi pikul 06.30 WIB Pagi pukul 07.30 WIB
Riwayat kesehatan/ penyakit Tidak ada penyakit Tidak ada penyakit
13 yang pernah atau sedang yang pernah atau yang pernah atau
diderita sedang diderita sedang diderita
Pemeriksaan Fisik
1 BB dan Tinggi Badan 68 kg / 153 cm 57 kg / 159 cm
2 Tekanan darah 110/70 mmHg 110/70 mmHg
3 Suhu 36,6 ° C 36,7 ° C
4 Nadi 81 x/menit 83 x/menit
5 Pernafasan 20 x/menit 23 x/menit
Bersih, simetris, Bersih, simetris, tidak
tidakada chloasma ada chloasma
6 Wajah gravidarum, tidak gravidarum, tidak
pucat, tidak ada luka pucat, tidak ada luka
dan tidak ada oedema. dan tidak ada odema
Pernafasan teratur, Pernafasan teratur,
7 Paru-paru tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi wheezing dan ronchi

1
Denyut jantung seirama Denyut jantung seirama
8 Jantung
dan tidak ada kelainan dan tidak ada kelainan
Simetris, tidak kotor, Simetris, tidak kotor,
putting menonjol, tidak putting menonjol, tidak
9 Payudara ada benjolan, tidak ada ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan dan belum nyeri tekan dan belum
ada pengeluaran ASI ada pengeluaran ASI
10 TFU Mc Donal 29 Cm 30 Cm
Teraba satu bagian Teraba satu bagian
bulat, lunak, tidak bulat, lunak, tidak
11 Abdomen Leopold 1
melenting seperti melenting seperti
bokong bokong
Perut bagian kanan ibu Perut bagian kanan ibu
teraba satu bagian teraba satu bagian
keras, memanjang keras, memanjang
12 Abdomen Leopold 2 seperti punggung. seperti punggung.
Perut bagian kiri ibu Perut bagian kiri ibu
teraba bagian kecil teraba bagian kecil
seperti ekstremitas seperti ekstremita
Teraba satu bagian Teraba satu bagian
bulat, keras dan bulat, keras dan
13 Abdomen Leopold 3 melenting, seperti melenting, seperti
kepala, tidak bisa kepala, tidak bisa
digoyang digoyang
14 Abdomen Leopold 4 Tidak tercatat Tidak tercatat
15 DJJ 132 x/menit 145 x/menit
16 Perabaan perlimaan Tidak dikaji Tidak dikaji
Vulva vagina tidak Vulva vagina tidak
odema, spina dan odema, spina dan
rugae tidak dikaji, portio rugae tidak dikaji, portio
17 Genetalia
tipis lunak, ketuban tipis lunak, ketuban
positif, presentasi positif, presentasi
kepala kepala
18 Anus Tidak ada hemoroid Tidak ada hemoroid
Atas : Atas :
19 Ekstremitas
Bawah : Bawah :
Penunjang
1 Pemeriksaan USG Iya Iya
2 Pemeriksaan CTG Tidak di kali Tidak di kaji
3 Hasil pemeriksaan HB 13% 12,5%
4 Hasil pemeriksan protein urine Negative Negative
5 Hasil pemeriksaan glukosa urine Negative Negative
6 Hasil pemeriksaan HIV Negative Negative
7 Hasil pemerisaan sifilis Negative Negative
8 Hasil pemeriksaan Hepatitis B Negative Negative

2
Assesment
Ny.p usia 19 tahun
Ny.R usia 21 tahun G1P1A0 usia
G1P1A0 usia kehamilan 39
kehamilan 39 minggu, inpartu kala
minggu, inpartu kala II dengan partus
1 Diagnosa II dengan partus
lama, janin hidup
lama, janin hidup
tunggal intrauterine, tunggal intrauterine,
presentasi kepala, presentasi kepala,
dengan partus lama dengan partus lama

Bagi ibu: beratnya Bagi ibu: beratnya


cedera meningkat cedera meningkat
dengan semakin dengan semakin
lamanya proses lamanya proses
persalinan, terjadinya persalinan, terjadinya
perdarahan,atonia perdarahan,atonia
uteri, laserasi uteri, laserasi
perdarahan, infeksi, perdarahan, infeksi,
kelelahan ibu dan kelelahan ibu dan
syok. syok.
Bagi janin: Bagi janin:
Asfiksia,caput Asfiksia,caput
succedaneum,molase succedaneum,molase
2 Diagnosa potensial kepala janin, trauma kepala janin, trauma
cerebri yang cerebri yang
disebabkan oleh disebabkan oleh
penekanan pada penekanan pada
kepala janin, cedera kepala janin, cedera
akibat Tindakan akibat Tindakan
ekstraksidan rotasi ekstraksidan rotasi
dengan forceps yang dengan forceps yang
sulit, terinfeksi cairan sulit, terinfeksi cairan
ketuban dan dapat ketuban dan dapat
membawa infeksi membawa infeksi
paruparu serta infeksi paruparu serta infeksi
sistemik pada janin sistemik pada janin
karna karna
Mules jelek dan Mules jelek dan
3 Masalah kelelahan saat kelelahan saat
meneran dan gelisah meneran dan gelisah
4 Masalah potensial Partus lama Partus lama
Kolaborasi dengan Kolaborasi dengan
5 Kebutuhan tindakan segera
dokter dokter

3
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan
Pemantauan pemantauan
kemajuan persalinan, kemajuan persalinan,
dukungan persalinan, dukungan persalinan,
pengurangan rasa pengurangan rasa
Kala I sakit, persiapan sakit, persiapan
persalinan, persalinan,
pemenuhan pemenuhan
kebutuhan fisik dan kebutuhan fisik dan
psikologi ibu dan psikologi ibu dan
deteksi dini deteksi dini
komplikasi pada kala komplikasi pada kala
I. I.
Pengurangan rasa Pengurangan rasa
nyeri dapat dilakukan nyeri dapat dilakukan
dengan cara dengan cara
mendukung mendukung
1 persalinan, mengatur persalinan, mengatur
posisi, relaksasi, posisi, relaksasi,
latihan nafas, latihan nafas,
istirahat, menjaga istirahat, menjaga
privasi, memberikan privasi, memberikan
KIE tentang KIE tentang
proses/kemajuan proses/kemajuan
persalinan, prosedur persalinan, prosedur
pertolongan pertolongan
persalinan dan persalinan dan
asuhan tubuh asuhan tubuh
Kala II
Penyuntikkan Penyuntikkan
oksitoksin 10iu, PTT, oksitoksin 10iu, PTT,
Massae uterus Massae uterus
Kala III
Mengganjarkan ibu Mengganjarkan ibu
Kala IV untuk massase untuk massase
2 Therapy Obat

C. Nifas

1. KF 1

4
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Ibu 21 Tahun 19 Tahun
2 Nifas hari ke Pertama Pertama
3 Kunjungan nifas ke 1 1
4 Keluhan
5 Riwayat Kontrasepsi Belum pernah Belum pernah
memakai alat memakai alat
kontrasepsi kontrasepsi
6 Riwayat Kesehatan Tidak ada penyakit Tidak ada penyakit
yang sedang di yang sedang di
derita derita
Riwayat kehamilan dan G1P1A0 G1PIA0
persalinan terakhir
- Perdarahan pasa Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
7 persalinan
- Lama persalinan 24 jam 18 jam
- Keadaan BBL Baik Baik
8 Ambulasi 2 jam sudah bisa 2 jam sudah bisa
miring kanan miring miring kanan miring
kiri kiri
4 jam sudah bisa 4 jam sudah bisa
duduk duduk
6 jam sudah bisa 6 jam sudah bisa
berdiri dan berjalan- berdiri dan berjalan-
jalan kecil kemar jalan kecil kemar
mandi mandi
9 Pola makan dan minum Makan 3 kali sehari, Makan 3 kali sehari,
minum 19 gelas minum 16 gelas
sehari sehari
10 Pola tidur Malam 6-7 jam Malam 5-7 jam
Siang 15 menit Siang 30 menit
11 Pola aktivitas Sering dilakukan Sering dilakukan
duduk dan berdiri duduk dan berdiri
12 Pola eliminasi Sudah BAB Belum BAB
BAK 6 kali sehari BAK 5 kali sehari
13 Pola seksual Terakhir 3 minggu Terakhir 2 minggu
yang lalu yang lalu
14 Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali gosok gigi 2 kali
sehari, keramas 2 sehari, keramas 2
hari 1 kali, hari 1 kali,
membersihkan membersihkan
genetalia dari depan genetalia dari depan
ke belakang, ganti ke belakang, ganti

5
pakaian dalam 2 kali pakaian dalam 2 kali
sehari sehari
15 Lokasi ketidaknyaman Genetalia Genetalia
16 Keadaan Psikososial Spiritual Ini kelahiran yang Ini kelahiran yang
diinginkan diinginkan
Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum, keadaan Baik, composmentis, Baik, composmentis,
emosional, kesadaran stabil stabil
2 Tekanan Darah 90/70 mmHg 100/70 mmHg
3 Suhu 36,5° C 36,5° C
4 Nadi 85 x/menit 83 x/menit
5 Pernafasan 22 x/menit 20 x/menit
6 Wajah Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
cloasma gravidarum, cloasma gravidarum,
tidak ada oedema, tidak ada oedema,
tidak pucat tidak pucat
7 Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan ada pembengkakan
kelenjar getah kelenjar getah
bening, dan tidak bening, dan tidak
ada peningkatan ada peningkatan
vena juguralis vena juguralis
8 Paru-paru Pernafasan teratur Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi wheezing dan ronchi
9 Jantung Denyut jantung Denyut jantung
seirama dan tidak seirama dan tidak
ada kelainan ada kelainan
10 Payudara Bersih , putting susu Bersih , putting susu
menonjol, tidak ada menonjol, tidak ada
benjolan, sudah ada benjolan, sudah ada
pengeluaran ASI pengeluaran ASI
11 Abdomen TFU 2 jari dibawah TFU 2 jari dibawah
pusat pusat
12 Genetalia Bersih tidak ada Bersih tidak ada
memar, tidak memar, tidak
oedema, tidak oedema, tidak
kemerahan, kemerahan,
pengeluaran lochea pengeluaran lochea
Rubra Rubra
13 Anus Tidak ada hemoroid Tidak ada hemoroid
14 Ekstremitas Atas: Simetris, Atas: Simetris,
bersih, tidak bersih, tidak
oedema , Bawah: oedema , Bawah:
Simetris, bersih, Simetris, bersih,

6
tidak oedema, tidak oedema,
tidak varises tidak varises
Refleks patella Refleks patella
positif. positif.
Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,5 % 12%
2 Hasil pemeriksaan protein urine Negative Negative
3 Hasil pemeriksaan glukosa urine Negative Negative
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative Negative
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative Negative
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis B Negative Negative
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Negative Negative
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun Ny. P usia 19 tahun
P1A0H1 Post P1A0H1 Post
partum 1 hari partum 1 hari
fisiologis keadaan fisiologis keadaan
ibu dan bayi baik ibu dan bayi baik
untuk saat ini untuk saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan ibu Menganjurkan
untuk makan dan pasien istirahat
minum dan
mobilisasi
2 Therapy Obat Tidak ada RL
3 Kunjungan Ulang 4 hari yang akan 4 hari yang akan
datang datang

2. Nifas KF 2
Kasus
No Data Sekunder
1 2

7
Anamnesa

1 Usia Ibu 20 Tahun 19 Tahun


2 Nifas hari ke 7 5
3 Kunjungan nifas ke 2 2
4 Keluhan Tidak ada Tidak ada
5 Riwayat Kontrasepsi Belum pernah Belum pernah
memakai alat memakai alat
kontrasepsi kontrasepsi
6 Riwayat Kesehatan Tidak ada penyakit Tidak ada penyakit
yang sedang diderita yang sedang diderita
Riwayat kehamilan dan G1P1A0 G1P1A0
persalinan terakhir
- Perdarahan pasa Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
7 persalinan
- Lama persalinan 24 jam 18 jam
- Keadaan BBL Baik Baik
11 Ambulasi 2 jam sudah bisa 2 jam sudah bisa
miring kanan miring miring kanan miring
kiri kiri
4 jam sudah bisa 4 jam sudah bisa
duduk duduk
6 jam sudah bisa 6 jam sudah bisa
berdiri dan berjalan- berdiri dan berjalan-
jalan kecil kemar jalan kecil kemar
mandi mandi
12 Pola makan dan minum Makan 3 kali sehari, Makan 3 kali sehari,
minum 19 gelas minum 16 gelas
sehari sehari
13 Pola tidur Malam 6-7 jam Malam 5-7 jam
Siang 15 menit Siang 30 menit
14 Pola aktivitas Duduk dan berdiri Duduk dan berdiri
15 Pola eliminasi Sudah BAB Belum BAB
BAK 6 kali sehari BAK 5 kali sehari
16 Pola seksual Terakhir 3 minggu Terakhir 2 minggu
yang lalu yang lalu
17 Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari, Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali gosok gigi 2 kali
sehari, keramas 2 sehari, keramas 2
hari 1 kali, hari 1 kali,
membersihkan membersihkan
genetalia dari depan genetalia dari depan
ke belakang, ganti ke belakang, ganti
pakaian dalam 2 kali pakaian dalam 2 kali
sehari sehari
18 Lokasi ketidaknyaman Genetalia Genetalia
19 Keadaan Psikososial Spiritual Ibu merasa bahagia Ibu merasa bahagia

Pemeriksaan Fisik

8
1 Keadaan Umum, keadaan Baik, composmentis, Baik, composmentis,
emosional, kesadaran stabil stabil
2 Tekanan Darah 100/60 mmHg 110/80 mmHg
3 Suhu Normal Normal
4 Nadi Normal Normal
5 Pernafasan 21 x/menit Normal
6 Wajah Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
cloasma gravidarum, cloasma gravidarum,
tidak ada oedema, tidak ada oedema,
tidak pucat tidak pucat
7 Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan ada pembengkakan
kelenjar getah kelenjar getah
bening, dan tidak bening, dan tidak
ada peningkatan ada peningkatan
vena juguralis vena juguralis
8 Paru-paru Pernafasan teratur Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi wheezing dan ronchi
9 Jantung Denyut jantung Denyut jantung
seirama dan tidak seirama dan tidak
ada kelainan ada kelainan
13 Payudara Bersih , putting susu Bersih , putting susu
menonjol, tidak ada menonjol, tidak ada
benjolan, sudah ada benjolan, sudah ada
pengeluaran ASI pengeluaran ASI
14 Abdomen TFU 2 jari dibawah TFU 2 jari dibawah
pusat pusat
15 Genetalia Tidak oedema Tidak oedema
lochea Alba warna lochea Alba warna
putih putih
16 Anus Tidak ada hemoroid Tidak ada hemoroid
17 Ekstremitas Atas: Simetris, Atas: Simetris,
bersih, tidak bersih, tidak
oedema , Bawah: oedema , Bawah:
Simetris, bersih, Simetris, bersih,
tidak oedema, tidak oedema,
tidak varises tidak varises
Refleks patella Refleks patella
positif. positif.
Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,5 % 12%
2 Hasil pemeriksaan protein urine Negative Negative
3 Hasil pemeriksaan glukosa urine Negative Negative
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative Negative
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative Negative

9
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis B Negative Negative
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Negative Negative
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun Ny. P usia 19 tahun
P1A0H1 Post P1A0H1 Post
partum 7 hari partum 5 hari
fisiologis keadaan fisiologis keadaan
ibu dan bayi baik ibu dan bayi baik
untuk saat ini untuk saat ini
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan agar Menganjurkan agar
Memberi ASI Memberi ASI
ekslusif ekslusif
2 Therapy Obat Tidak Tidak
3 Kunjungan Ulang 1 bulan yang akan 1 bulan yang akan
datang atau Jika ada datang atau Jika ada
keluhan segera keluhan segera
mendatanggi mendatanggi
fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan
terdekat terdekat

3. Nifas KF 3
No Data Sekunder Kasus

1 2
Anamnesa

1 Usia Ibu 20 Tahun


2 Nifas hari ke 29
3 Kunjungan nifas ke 3
4 Keluhan Tidak ada
5 Riwayat Kontrasepsi Belum pernah
memakai alat
kontrasepsi
6 Riwayat Kesehatan Tidak ada penyakit
yang sedang diserita
Riwayat kehamilan dan G1P1A0
persalinan terakhir

10
- Perdarahan pasa Tidak ada
7 persalinan
- Lama persalinan 24 jam
- Keadaan BBL Baik
11 Ambulasi 2 jam sudah bisa
miring kanan miring
kiri
4 jam sudah bisa
duduk
6 jam sudah bisa
berdiri dan berjalan-
jalan kecil kemar
mandi
12 Pola makan dan minum Makan 3 kali sehari,
minum 19 gelas
sehari
13 Pola tidur Malam 6-7 jam
Siang 15 menit
14 Pola aktivitas Duduk dan berdiri
15 Pola eliminasi Sudah BAB
BAK 6 kali sehari
16 Pola seksual Terakhir 3 minggu
yang lalu
17 Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali
sehari, keramas 2
hari 1 kali,
membersihkan
genetalia dari depan
ke belakang, ganti
pakaian dalam 2 kali
sehari
18 Lokasi ketidaknyaman Genetalia
19 Keadaan Psikososial Spiritual Ini kelahiran yang
diinginkan
Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum, keadaan Baik, composmentis,
emosional, kesadaran stabil
2 Tekanan Darah 100/70 mmHg
3 Suhu 36,5° C
4 Nadi 81 x/menit
5 Pernafasan 19 x/menit
6 Wajah Bersih, tidak ada
cloasma gravidarum,
tidak ada oedema,
tidak pucat
7 Leher Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid, tidak

11
ada pembengkakan
kelenjar getah
bening, dan tidak
ada peningkatan
vena juguralis
8 Paru-paru Pernafasan teratur
tidak terdapat bunyi
wheezing dan ronchi
9 Jantung Denyut jantung
seirama dan tidak
ada kelainan
13 Payudara Bersih , putting susu
menonjol, tidak ada
benjolan, sudah ada
pengeluaran ASI
14 Abdomen TFU 2 jari dibawah
pusat
15 Genetalia Bersih tidak ada
memar, tidak
oedema, tidak
kemerahan,
pengeluaran lochea
Rubra
16 Anus Tidak ada hemoroid
17 Ekstremitas Bersih, tidak
oedema, tidak ada
bekas luka, cavilaria
revil kembali dalam
2 detik, tidak ada
tromofelbitis, human
sign negative, reflex
patella positive
Laboratorium
1 Hasil pemeriksaan HB 13,4%
2 Hasil pemeriksaan protein urine Negative
3 Hasil pemeriksaan glukosa urine Negative
4 Hasil pemeriksaan HIV Negative
5 Hasul pemeriksaan sifilis Negative
6 Hasil pemeriksaan Hepatitis B Negative
7 Hasil pemeriksaan covid-19 Negative
Assesment
1 Diagnosa Ny. R usia 20 tahun
P1A0H1 Post
partum 29 hari
fisiologis keadaan
ibu dan bayi baik
untuk saat ini

12
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat
ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat
ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat
ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat
ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Mengingatkan ibu
untuk cukup istirahat
2 Therapy Obat Tidak ada
3 Kunjungan Ulang Jika ada keluhan
segera mendatanggi
fasilitas kesehatan
terdekat

D. Bayi baru lahir

1. KN 1
Kasus
No Data Sekunder
1 2

Anamnesa
1 Usia Bayi 6 jam 6 jam
2 Kunjungan ke Pertama Pertama
3 Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Riwayat kehamilan Masa kehamilan 39 Masa kehamilan 39
minggu minggu
5 Riwayat persalinan Normal dan terdapat Normal dan terdapat
komplikasi partus komplikasi partus
lama di kala II lama di kala II
6 IMD Tidak Iya
7 ASI Iya Iya
Pemeriksaan Fisik
1 KU bayi Baik Baik
2 Kepala Perbandingan Perbandingan
kepala dan badan kepala dan badan
bayi yaitu ¼ : 1, bayi yaitu ¼ : 1,
sutura terpisah, tidak sutura terpisah, tidak
ada mollase, UUB ada mollase, UUB
dan UUK berdenyut dan UUK berdenyut

13
dan datar, tidak ada dan datar, tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
tidak ada caput tidak ada caput
succedaneum dan succedaneum dan
cephal hematom cephal hematom
3 Lingkar Kepala 33 cm 32 cm

4 Hidung dan Mulut Hidung : Simetris, Hidung : Simetris,


terdapat dua lubang terdapat dua lubang
dan berfungsi dan berfungsi
dengan baik, tidak dengan baik, tidak
ada pembengkakan, ada pembengkakan,
tidak ada sekret, tidak ada sekret,
Mulut : Simetris, Mulut : Simetris,
bersih, tidak ada bersih, tidak ada
labioschiziz, labio labioschiziz, labio
palatoschizis palatoschizis
maupun moniliasis maupun moniliasis
5 Telinga Simetris, bersih, Simetris, bersih,
berlubang, daun berlubang, daun
telinga sudah telinga sudah
terbentuk sempurna, terbentuk sempurna,
pinna sejajar dengan pinna sejajar dengan
epikantus, tidak ada epikantus, tidak ada
secret, tidak ada secret, tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar mastoid kelenjar mastoid
6 Klavikula Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan dan tidak tekan dan tidak
terdapat fraktur terdapat fraktur
7 Leher Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
tidak ada tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis jugularis
8 Ekstremitas Atas Simetris, gerakan Simetris, gerakan
aktif, jumlah jari aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada pucat, tidak ada
garis simian, tidak garis simian, tidak
ada fraktur ada fraktur
9 Suhu 36,5°C
10 LILA 9 cm 9,2 cm
11 Pernafasan 42 x/menit 51 x/menit
12 Afgar Score 6/8 8/9
13 Dada Simetris, putting Simetris, putting
susu sejajar, tidak susu sejajar, tidak

14
ada reaksi dinding ada reaksi dinding
dada, pergerakan dada, pergerakan
dada dan abdomen dada dan abdomen
bersamaan bersamaan
iramanya teratur, iramanya teratur,
tidak ada ronkhi tidak ada ronkhi
14 Lingkar dada 34 cm 33 cm
15 Abdomen Umbilikus berada di Umbilikus berada di
pertengahan pertengahan
xyphoid, dan pubis, xyphoid, dan pubis,
tidak ada tidak ada
perdarahan, tidak perdarahan, tidak
ada penonjolan ada penonjolan
pada tali pusat saat pada tali pusat saat
bayi menangis, tidak bayi menangis, tidak
ada pembesaran ada pembesaran
hati hati
16 Genetalia Simetris terdepan Tidak ada kelainan,
lubang uretra, labia 2 testis sudah turun
mayora menutupi ke skrotum
labia minora
terdapat klitoris
lubang vagina dan
tidak ada secre
17 Punggung Tidak ada Tidak ada
penonjolan, tidak penonjolan, tidak
ada spina bifida ada spina bifida
18 Anus Terdapat lubang Terdapat lubang
anus anus
19 Ekstremitas Bawah Simitris, gerakan Simitris, gerakan
aktif, jumlah jari aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada pucat, tidak ada
trauma trauma
20 Kulit Warna kemerahan, Warna kemerahan,
tidak ada verniks, tidak ada verniks,
tidak ada tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
trauma, bercak trauma, bercak
hitam dan tanda hitam dan tanda
lahir terdapat lanugo lahir terdapat lanugo
(+) (+)
21 BB 3680 gram 3100 gram
22 PB 48 cm 49 cm
23 Pemeriksaan Neurologi Tidak dikaji Tidak dikaji
Assessment
1 Diagnose Neonatus cukup Neonatus cukup
bulan usia sesuai bulan usia sesuai

15
masa kehamilan masa kehamilan
usia 6 jam usia 6 jam
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan ibu Menganjurkan ibu
untuk menyusui untuk menjaga
bayinya secara on kehangatan bayi
demande, kapan
saja tanpa dijadwal
2 Therapy Obat Tidak ada Tidak ada
3 Kunjungan Ulang 1 minggu 1 minggu

2. KN 2
Kasus
No Data Sekunder
1 2
Anamnesa
1 Usia Bayi 3 hari 7 hari
2 Kunjungan ke Kedua Kedua
3 Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Riwayat kehamilan Masa kehamilan 39 Masa kehamilan 39
minggu minggu
5 Riwayat persalinan Normal dan tidak Normal dan tidak
ada komplikasi ada komplikasi
6 IMD Iya Iya
7 ASI Iya Iya
Pemeriksaan Fisik
1 KU bayi Baik Baik
2 Kepala Perbandingan Perbandingan
kepala dan badan kepala dan badan
bayi yaitu ¼ : 1, bayi yaitu ¼ : 1,
tidak ada sindrom tidak ada sindrom
down (mongolisme), down (mongolisme),
sutura terpisah, tidak sutura terpisah, tidak

16
ada mollase, UUB ada mollase, UUB
dan UUK berdenyut dan UUK berdenyut
dan datar, tidak ada dan datar, tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
tidak ada caput tidak ada caput
succedaneum dan succedaneum dan
cephal hematom cephal hematom
3 Lingkar Kepala 33 cm Tidak tercatat
4 Hidung dan Mulut Hidung : Simetris, Hidung : Simetris,
terdapat dua lubang terdapat dua lubang
dan berfungsi dan berfungsi
dengan baik, tidak dengan baik, tidak
ada pembengkakan, ada pembengkakan,
tidak ada sekret, tidak ada sekret,
Mulut : Simetris, Mulut : Simetris,
bersih, tidak ada bersih, tidak ada
labioschiziz, labio labioschiziz, labio
palatoschizis palatoschizis
maupun moniliasis maupun moniliasis
5 Telinga Simetris, bersih, Simetris, bersih,
berlubang, daun berlubang, daun
telinga sudah telinga sudah
terbentuk sempurna, terbentuk sempurna,
pinna sejajar dengan pinna sejajar dengan
epikantus, tidak ada epikantus, tidak ada
secret, tidak ada secret, tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar mastoid kelenjar mastoid
6 Klavikula Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan dan tidak tekan dan tidak
terdapat fraktur terdapat fraktur
7 Leher Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
tidak ada tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis jugularis
8 Ekstremitas Atas Simetris, gerakan Simetris, gerakan
aktif, jumlah jari aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada pucat, tidak ada
garis simian, tidak garis simian, tidak
ada fraktur ada fraktur
9 Suhu 36,5°C 36,7°C
10 LILA 9 cm 9,2 cm
11 Pernafasan 42 x/menit 51 x/menit
13 Dada Simetris, putting Simetris, putting
susu sejajar, tidak susu sejajar, tidak

17
ada reaksi dinding ada reaksi dinding
dada, pergerakan dada, pergerakan
dada dan abdomen dada dan abdomen
bersamaan bersamaan
iramanya teratur, iramanya teratur,
tidak ada ronkhi tidak ada ronkhi
14 Lingkar dada 34 cm 33 cm
15 Abdomen Umbilikus berada di Umbilikus berada di
pertengahan pertengahan
xyphoid, dan pubis, xyphoid, dan pubis,
tidak ada tidak ada
perdarahan, tidak perdarahan, tidak
ada penonjolan ada penonjolan
pada tali pusat saat pada tali pusat saat
bayi menangis, tidak bayi menangis, tidak
ada pembesaran ada pembesaran
hati hati
16 Genetalia Bersih,Tidak ada Tidak ada kelainan,
kelainan 2 testi sudah turun
ke skrotum
17 Punggung Tidak ada Tidak ada
penonjolan, tidak penonjolan, tidak
ada spina bifida ada spina bifida
18 Anus Terdapat lubang Terdapat lubang
anus anus
19 Ekstremitas Bawah Simitris, gerakan Simitris, gerakan
aktif, jumlah jari aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada pucat, tidak ada
trauma trauma
20 Kulit Warna kemerahan, Warna kemerahan,
tidak ada verniks, tidak ada verniks,
tidak ada tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
trauma, bercak trauma, bercak
hitam dan tanda hitam dan tanda
lahir terdapat lanugo lahir terdapat lanugo
(+) (+)
21 BB 3312 gram 2790 gram
22 PB 48 cm 49 cm
23 Pemeriksaan Neurologi Tidak dikaji Tidak dikaji
Assessment
1 Diagnose Neonatus cukup Neonatus cukup
bulan usia sesuai bulan usia sesuai
masa kehamilan masa kehamilan
usia 3 hari usia 7 hari
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini

18
3 Masalah Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat Tidak ada untuk saat
ini ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Mengingatkan ibu Konseling ASI
agar menjaga tali
pusat agar tetap
dalam keadaan
kering dan bersih
2 Therapy Obat Tidak ada Tidak ada
3 Kunjungan Ulang 2 minggu 2 minggu

3. KN 3
Kasus
No Data Sekunder
1 2

Anamnesa
1 Usia Bayi 9 hari
2 Kunjungan ke Ketiga
3 Keluhan Tidak ada
4 Riwayat kehamilan Masa kehamilan 39
minggu
5 Riwayat persalinan Normal dan tidak
ada komplikasi
6 IMD Iya
7 ASI Iya
Pemeriksaan Fisik

19
1 KU bayi Baik
2 Kepala Perbandingan
kepala dan badan
bayi yaitu ¼ : 1,
tidak ada sindrom
down (mongolisme),
sutura terpisah, tidak
ada mollase, UUB
dan UUK berdenyut
dan datar, tidak ada
pembengkakan,
tidak ada caput
succedaneum dan
cephal hematom
3 Lingkar Kepala Tidak tercatat
4 Hidung dan Mulut Hidung : Simetris,
terdapat dua lubang
dan berfungsi
dengan baik, tidak
ada pembengkakan,
tidak ada sekret,
Mulut : Simetris,
bersih, tidak ada
labioschiziz, labio
palatoschizis
maupun moniliasis
5 Telinga Simetris, bersih,
berlubang, daun
telinga sudah
terbentuk sempurna,
pinna sejajar dengan
epikantus, tidak ada
secret, tidak ada
benjolan, tidak ada
pembesaran
kelenjar mastoid
6 Klavikula Tidak ada nyeri
tekan dan tidak
terdapat fraktur
7 Leher Tidak ada kelainan
tyroid, tidak ada
pembengkakan,
tidak ada
pembesaran vena
jugularis
8 Ekstremitas Atas Simetris, gerakan
aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada

20
garis simian, tidak
ada fraktur
9 Suhu 36,6°C
10 LILA 9 cm
11 Pernafasan 42 x/menit
13 Dada Simetris, putting
susu sejajar, tidak
ada reaksi dinding
dada, pergerakan
dada dan abdomen
bersamaan
iramanya teratur,
tidak ada ronkhi
14 Lingkar dada Tidak tercatat
15 Abdomen Umbilikus berada di
pertengahan
xyphoid, dan pubis,
tidak ada
perdarahan, tidak
ada penonjolan
pada tali pusat saat
bayi menangis, tidak
ada pembesaran
hati
16 Genetalia Simetris terdapat
lubang uretra, labia
mayora menutupi
labia minora
terdapat klitoris
lubang vagina dan
tidak ada secre
17 Punggung Tidak ada
penonjolan, tidak
ada spina bifida
18 Anus Terdapat lubang
anus
19 Ekstremitas Bawah Simitris, gerakan
aktif, jumlah jari
lengkap, kuku tidak
pucat, tidak ada
trauma
20 Kulit Warna kemerahan,
tidak ada verniks,
tidak ada
pembengkakan,
trauma, bercak
hitam dan tanda
lahir terdapat lanugo
(+)

21
21 BB 3700 gram
22 PB 48 cm
23 Pemeriksaan Neurologi Tidak dikaji
Assessment
1 Diagnose Neonatus cukup
bulan usia sesuai
masa kehamilan
usia 9 hari
2 Diagnosa potensial Tidak ada untuk saat
ini
3 Masalah Tidak ada untuk saat
ini
4 Masalah potensial Tidak ada untuk saat
ini
5 Kebutuhan tindakan segera Tidak ada untuk saat
ini
Penatalaksanaan
1 Asuhan yang diberikan Menganjurkan rutin
ke posyandu
2 Therapy Obat Tidak ada
3 Kunjungan Ulang Jika ada keluhan
segera
menghubungi faskes
terdekat

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada asuhan kebidanan komprehensif ini, penulis akan menyajikan

pemabahsan dengan membandingkan antar teori menejemen asuhan

kebidanan dengan kenyataan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru

lahir dengan pasien Ny. G1P1A0 dan Ny. I G1P1A0 di Puskesmas

Cikampek Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Pada asuhan

kebidanan komprehensif ini yang penulis lakukan ditemukan beberapa

ketidak sesuaian dan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada

pada pengelolaan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi

baru lahir yang telah dilakukan.

A. Kehamilan

1. Trimester I

a. Data Subjektif

1) Riwayat

Tabel 4.1

Perbandingan HPHT antara bidan dan mahasiswa

Ny.R

No. Tanggal Bidan / KIA Mahasiswa

Kunjungan

1. 09 – 09 – 2020 4 minggu 5 minggu 6 hari

23
2. 16 – 11 – 2020 14 minggu 15 minggu 6 hari

Jarak terjauh dari perbandingan HPHT terlihat pada

kasus Ny.R terlihat pada kunjungan 1 dan 4 terjadi selisih

tidak terlalu jauh untuk perbedaan selisih hanya

perbedaan 1 minggu. Ini terjadi karena perbedaan

perhitungan antara bidan dan penulis sehingga membuat

kesenjangan antara teori dan praktek. Menurut asumsi

penulis perbedaan perhitungan tersebut tidak menjadi

masalah karena usia kehamilan normal dan pasien

melahirkan diusia kehamilan 40 minggu 2 hari tapi lain hal

nya dengan degan kasus tertentu apabila usia kehamilan

melebihi 42 minggu harus segera dilakukan rujukan dan

penanganan segera agar bayi dan ibu bisa selamat.

2) Imunisasi TT I

Menurut Wagiyo & Putrono (2016). Imunisasi TT I

harusnya diberikan pada trimester pertama. Kenyataanya

pada Ny.R tidak dilakukan imunisasi TT I. dengan

demikian pada kasus nyata dengan teori terdapat

kesenjangan. Alasannya penulis beransumi Kurangnya

pengetahuan tentang imunisasi saat hamil. Akibatnya

penulis berasumsi pasien lebih beresiko terkena tetanus

karena pencegahannya kurang.

24
3) Persiapan P4K

Menurut Depkes RI (2009) persiapan persalinan dan

pencegahan komplikasi meliputi

a) Tempat persalinan yaitu tempat yang dipilih keluarga

untuk membantu proses persalinan

b) Pedamping persalinan yaitu orang yang dipercaya ibu

saat persalinan

c) Tabungan tubulin

d) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

e) Tranfortasi yaitu alat yang digunakan untuk mengantar

calon ibu bersalin ke tempat bersalin

f) Calon pendonor darah yaitu orang yang disiapkan

keluarga untuk sewaktu-waktu bersedia

menyimbangkan darahnya untuk keselamatan ibu

g) Pemilihan kontrasepsi

Pada Kasus Ny. R dan Ny.P calon pendonor

tidak disiapkan. Hal tersebut terjadi kesenjangan

antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis

tidak menyiapkan pendonor karena ketidak tahuan

tentang persiapan persalinan. Dan hal tersebut dapat

mengakibatkan bila terjadi kegawatdaruratan akan sulit

ketika golongan darah yang di butuhkan tidak ada

25
b. Data objektif

1) Tanda-tanda vital

Menurut Eni Retna Ambarwati (2009) untuk

mengetahui status kesehatan klien, tindakan medis dalam

tanda-tanda vital yang dikaji adalah tekanan darah, nadi,

suhu, dan respirasi. Kenyataanya pada kasus Ny.R hanya

dilakukan pemeriksaan tekanan darah saja.

Dengan demikian pada kasus nyata dengan teori

terdapat kesenjangan. Alasannya karena keterbatasan

waktu saat bidan melakukan pemeriksaan pada pasien.

Akibatnya penulis berasumsi tidak dilakukan pemeriksaan

nadi, respirasi dan suhu tidak dapat di deteksi sedini

mungkin apakah ada kelainan atau tidak.

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien

secara keseluruhan atau hanya sebagian tertentu yang di

anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan

komprehensif, memastikan/ membuktikan hasil

anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan

tindakan yang tepat bagi klien (Dewi sartika, 2010).

a) Muka

Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi

pada wajah dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat

26
Melanocyte Stimulating Hormone (Mochtar, 2011).

Selain itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk

melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah

wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah

(Hidayat dan Uliyah, 2008).

b) Mata

Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna ,

yang dalam keadaan normal berwarna putih.

Sedangkan pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk

mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal

berwarna merah muda (Hidayat dan Uliyah, 2008).

Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap

pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda

untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pre-

eklampsia.

c) Mulut

Untuk mengkaji kelembaban mulut dan mengecek ada

tidaknya stomatitis.

d) Gigi/Gusi

Gigi merupakan bagian penting yang harus

diperhatikan kebersihannya sebab berbagai kuman

dapat masuk melalui organ ini (Hidayat dan Uliyah,

2008). Karena pengaruh hormon kehamilan, gusi

27
menjadi mudah berdarah pada awal kehamilan

(Mochtar, 2011).

e) Leher

Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat

dan hampir tidak teraba sedangkan kelenjar getah

bening bisa teraba seperti kacang kecil (Hidayat dan

Uliyah, 2008).

f) Payudara

Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010),

payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di

bawah kulit lebih terlihat, puting susu membesar,

kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman

serta muncul strechmark pada permukaan kulit

payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara,

mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan

mengecek pengeluaran ASI.

g) Abdomen

Inspeksi : Muncul Striae Gravidarum dan Linea

Gravidarum pada permukaan kulit perut akibat

Melanocyte Stimulating Hormon (Mochtar, 2011).

h) Genetalia

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron adalah

pelebaran pembuluh darah sehingga dapat terjadi

28
varises pada sekitar genetalia. Namun tidak semua ibu

hamil mengalami varises pada daerah tersebut

(Mochtar, 2011).

i) Anus

Pemeriksaan anus untuk melihat apakah ada hemoroid

atau tidak

3) Pemeriksaan Panggul

Bertujuan untuk mengkaji keadekuatan panggul ibu

selama proses persalinan (Varney, dkk, 2007). Panggul

paling baik untuk perempuan adalah jenis ginekoid

dengan bentuk pintu atas panggul hampir bulat sehingga

membantu kelancaran proses persalinan (Prawirohardjo,

2010).

4) Pemeriksaan Rapid Test Covid – 19

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah

penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi

sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini

dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis

(ditularkan antara hewan dan manusia). Hewan yang

menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum

diketahui. Berdasarkan bukti ilmiah, COVD-19 dapat

menular dari manusia ke manusiamelalui percikan

29
batuk/bersin. Orang yang paling berisiko tertular penyakit

ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien

COVID – 19 termasuk yang merawat pasien COVID-19

(Kemenkes RI,2020).

Pada kasus Ny.R tidak melakukan pemeriksaan

covid – 19, hal ini merupakan kesenjangan antara teori

dan praktik. Seharusnya dilakukan pemeriksaan test

covid – 19 terlebih dahulu untuk meminimalisir terjadinya

penularan virus dari pasien ke tenaga kesehatan.

c. Analisa data

1) Diagnosa kebidanan

Data skunder yang di dapatkan dari buku KIA adalah

Ny.R usia 21 tahun G1P0A0 kemungkinan hamil 4 minggu

sedangkan hasil hitung penulis yaitu 5 minggu .

Dengan demikian dari hasil pengumpulan data

subjektif dan data objektif bahwa Ny. R usia 21 tahun

G1P0A0, kemungkinan hamil 5 minggu, Janin tunggal

intrauteri, keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini. Hal Ini

terjadi karena perbedaan perhitungan antara bidan dan

penulis sehingga membuat kesenjangan antara teori dan

praktek. Menurut asumsi penulis perbedaan perhitungan

tersebut tidak menjadi masalah karena usia kehamilan

normal dan pasien melahirkan diusia kehamilan 40

30
minggu 2 hari tapi lain hal nya dengan degan kasus

tertentu apabila usia kehamilan melebihi 42 minggu harus

segera dilakukan rujukan dan penanganan segera agar

bayi dan ibu bisa selamat

a) Masalah

b) Diagnosa potensial

c) Masalah potensial

d) Kebutuhan tindakan segera

d. Penatalaksanaan

Menurut Wagiyo & Putrono (2016) pemeriksaan pertama

kehamilan di harapkan dapat menetapkan data dasar yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang

harus dilakukan yaitu penilaian resiko kehamilan, pemberian

imunisasi TTI, KIE pada ibu hamil, penilaian status gizi dan

pemeriksaan laboratorium.

Kenyataanya pada kasus Ny.R imunisasi TT I, penilaian

status gizi dan pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan di

Trimester pertama. Dengan demikian pada kasus nyata

dengan teori terdapat kesenjangan. Alasannya penulis

beransumsi ketidak sempatannya bidan memberitahukan

atau keterbatasan waktu

e. Pendokumentasian

31
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah buku yang

berisi catatan kesehatan ibu dan anak mulai dari kehamilan,

bersalin, nifas, neonatus dan balita. Buku KIA merupakan alat

untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah

kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan

dengan informasi penting bagi ibu, dalam pendokumentasian

buku KIA harus diisi lengkap sehingga memudahkan bidan

dalam mendeteksi dan mengetahui kondisi ibu (Rahayu

Norma Cahyani,2016).

Pada kasus Ny. R di buku KIA pada ANC bidan tidak

menuliskan dengan lengkap seperti halnya tindakan

(pemberian Fe, TT, terapi, rujukan dan umpab balik), nasihat

yang diberikan dan kunjungan ulang hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan praktik. Menurut asumsi

penulis, bidan tidak menuliskan tindakan (pemberian Fe, TT,

terapi, rujukan dan umpab balik), nasihat yang diberikan dan

kunjungan ulang, karena sudah menjelaskan secara langsung

tanpa menuliskan di buku pendokumentasian KIA. Resiko

yang dapat terjadi kurang lengkapnya pendokumentasian

dapat terjadi kesalahpahaman antara tenaga kesehatan dan

kurangnya informasi. Sedangkan resiko yang yang dapat

terjadi kurang lengkapnya pendokumentasian tidak

menuliskan nasihat bisa berdampak besar, jika ibu lupa

32
tentang adanya tanda bahaya kehamilan yang terjadi

meskipun sama bidan sudah dijelaskan secara langsung.

2. Trimester II

a. Data subjektif

1) Umur

Menurut Kemenkes RI (2017). Usia wanita yang

dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan usia 20-35

tahun. Usia dibawah 20 tahun memprediposisi wanita

terhadap sejumlah komplikasi.

Kenyataanya pada Ny.P yaitu hamil pada usia 19

tahun. Dengan demikian usia ibu pada kasus nyata

dengan teori terdapat kesenjangan. Alasannya Ny.P hamil

di usia 19 tahun karena ketidak tahuan bahwa hamil di

bawah 19 tahun akan mengakibatkan komplikasi pada

kehamilan. Akibat hamil pada usia 19 yaitu dapat

mengakibatkan kelahiran premature, bayi lahir rendah

(BBLR), perdarahan pada persalinan yang meningkatkan

kematian ibu dan bayi.

2) Riwayat mentstruasi

Menurut Rustam Mochtar (2012). Hari pertama haid

terakhir sangat penting ditanyakan untuk mengetahui lebih

pasti usia kehamilan ibu dan taksiran. Dengan demikian

HPHT ibu pada kasus nyata dengan teori terdapat

33
kesenjangan. Alasannya karena Ny. P lupa hari pertama

terakhir haid. Penulis berasumsi bahwa lupa hari terakhir

haid tidak bisa menentukan usia kehamilan dan tafsiran

persalinan, jikapun bisa menentukan usia kehamilan bisa

di ketahui saat melakukan USG.

3) Riwayat kehamilan saat ini

Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada

kehamilan normal minimal 6x kunjungan dengan rincian 2x

di Trimester I, 1x di Trimester II, dan 3x di Trimester III.

Minimal 2x periksa oleh dokter saat kunjungan 1 di

trimester I dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 5.

(Kemenkes RI, 2020)

Pada kasus Ny.P tidak melakukan kunjungan pada

trimester I Ny.P memeriksakan kehamilannya mulai dari

trimester II saat usia kehamilan memasuki 26 minggu. Hal

tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut asumsi penulis, Ny.P tidak memeriksakan

kehamilannya dikarenakan Ny.P tidak mengetahui bahwa

Ny.P sedang hamil dan sudah memasuki usia kehamilan

26 minggu. Sedangkan pemeriksaan kehamilan sedini

mungkin mengurangi resiko mencegah ibu mengalami

komplikasi pada kehamilan, memantau kesehatan janin

dalam kandungan.

34
b. Data Objektif

1) Tanda tanda vital

Menurut Eni Retna Ambarwati (2009) untuk

mengetahui status kesehatan klien, tindakan medis dalam

tanda-tanda vital yang dikaji adalah tekanan darah, nadi,

suhu, dan respirasi. Kenyataanya pada kasus Ny.R dan

Ny.P hanya dilakukan pemeriksaan tekanan darah saja.

Dengan demikian pada kasus nyata dengan teori terdapat

kesenjangan. Alasannya karena keterbatasan waktu saat

bidan melakukan pemeriksaan pada pasien. Akibatnya

tidak diketahui apakah nadi, suhu dan respirasi dalam

batas normal atau tidak.

2) Pengukuran LILA

Menurut Suprisa (2012) dalam Rahmi (2016)

menunjukan bahwa Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah

jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk

mengukur resiko KEK pada wanita usia subur yang

meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan

Usia Subur (PUS). Sedangkan ambang batas LILA pada

WUS dengan resiko KEK 23,5 cm dan kurang dari 23,5 cm

wanita tersebut mengalami KEK.

Pada kasus Ny.R dan Ny.P kenyataanya pengukuran

lingkar lengan atas tidak di periksa. Menurut asumsi

35
penulis tidak dilakukan pengukuran LILA mungkin karena

keterbatasan waktu saat bidan memeriksa sehingga lupa

untuk memeriksakan LILA ibu. Tidak dilakukannya

pemeriksaan LILA tidak terdeteksi apakah ibu mengalami

resiko KEK atau tidak

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien

secara keseluruhan atau hanya sebagian tertentu yang di

anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan

komprehensif, memastikan/ membuktikan hasil

anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan

tindakan yang tepat bagi klien (Dewi sartika, 2010)

Kenyataanya pada kasus Ny. R tidak dilakukan

pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Dengan demikian

pada kasus nyata dengan teori terdapat kesenjangan.

Alasannya tidak dilakukan pemeriksaan fisik yaitu karena

keterbatasan waktu dalam melakukan tindakan. Akibat

tidak dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan

yaitu tidak dapat mendeteksi secara dini kelainan fisik

pada pasien, ada atau tidak penyakit serius pada fisik

pasien.

4) Abdomen

36
a) Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi fundus

uteri, bagian janin dalam fundus, dan konsistensi

fundus. Pada letak kepala akan teraba bokong pada

fundus, yaitu tidak keras, tidak melenting dan tidak

bulat. Variasi Knebel dengan menentukan letak

kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan

tangan lain diatas simfisis (Manuaba, 2010)

b) Leopold II menentukan batas samping rahim

kanan/kiri dan menentukan letak punggung. Letak

membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang

teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

Dalam Leopold II terdapat variasi Budin dengan

menentukan letak punggung dengan satu tangan

menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan

menentukan letak punggung dengan pinggir tangan

kiri diletakkan di tengah perut (Manuaba, 2010)

c) Leopold III, menentukan bagian terbawah janin di atas

simfisis ibu dan bagian terbawah janin sudah masuk

pintu atas panggul (PAP) atau masih bisa

digoyangkan (Manuaba, 2010).

d) Leopold IV, menentukan bagian terbawah janin dan

seberapa jauh janin sudah masuk (pintu atas panggul)

PAP. Bila bagian terendah masuk PAP telah

37
melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang

melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila

lingkaran terbesarnya belum masuk PAP, maka

tangan pemeriksanya konvergen (Manuaba, 2010)

e) TFU

Menurut Mochtar (2012) tinggi fundus saat usia

kehamilan 29 minggu yaitu 26,7 cm. Kenyataanya

tinggi fundus Ny.R 22 cm. dengan demikian pada

kasus nyata dengan teori terdapat kesenjangan.

f) Tafsiran Berat JaninTafsiran berat janin diartikan

penting pada masa kehamilan untuk mengetahui

berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya

komplikassi selama persalinan. Menurut Mochtar

(2012:41) berdasarkan rumusnya Johnson tausak

adalah (tingi fundus dalam cm-n) x 155 = berat badan

(g). bila kepala belum masuk pintu atas panggul maka

n=12, dan bila kepala sudah masuk pintu atas

panggul maka n=11. Sedangkan Tafsiran Berat Janin

menurut Manuaba (2010)

Pada kasus Ny.R dan Ny.R tidak dihitung pada

tafsiran berat badan janin. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukannya penghitungan

38
tafsiran berat janin karena bidan sudah menganjurkan

pasien untuk USG sehingga akan terlihat hasil dari

taksiran berat janin.

5) Penatalaksanaan

a) Asuhan yang diberikan

Menurut Wagiyo & Putrono (2016). Pada

trimester II melakukan ANC minimal satu kali

pemeriksaan. Terutama untuk menilai resiko

kehamilan, laju pertumbuhan janin, atau cacat bawaan.

Kegiatan yang dilakukan pada masa ini yaitu

anamnesis keluhan dan perkembangan yang

dirasakan oleh ibu, pemeriksaan USG, penilaian resiko

kehamilan,KIE pada ibu dan pemberian Vitamin

Kenyataanya penatalaksanaan yang diberikan

pada Ny.P hanya menyampaikan hasil USG saja.

Dengan demikian kasus nyata dengan teori terdapat

kesenjangan. Akibatnya penulis berasumsi tidak

terdeteksi resiko kehamilan

b) Senam hamil

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan

melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk

berfungsi secara optimal dalam persalinan normal.

Senam hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24-

39
28 minggu. Beberapa aktivitas yang dapat dianggap

sebagai senam hamil yaitu jalan-jalan saat hamil

terutama pagi hari (Manuaba, 2012). Jangan

melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan

hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan

kelelahan yang berlebihan (Saifuddin, 2010).

Pada kasus Ny.R dan Ny.P kenyataanya tidak

melakukan senam hamil. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Alasannya

karena kurang pengetahuannya tentang manfaat

melakukan senam hamil

3. Trimester III

a. Data Subjektif

1) Keluhan

Menurut Rustam mochtar (2012) keluhan yang sering

muncul pada ibu hamil trimester III antara lain sering

buang air besar, kram pada kaki, varices dan nyeri

pinggang. Kenyataanya pada Ny.R dan Ny.P pada saat

melakukan kunjungan trimester III tidak ada keluhan.

Dengan demikian pada kasus nyata dengan teori terdapat

kesenjangan. Alasannya penulis bersumsi karena ibu

tidak merasakan keluhan

b. Data Objektif

40
1) Abdomen

Menurut Serri Hutaehan. Tujuan pemeriksaan

abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi

janin, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.

Pemeriksaan abdomen dengan palpasi dapat dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan Leopold I sampai dengan

Leopold IV.

Kenyataanya pada Ny.P tidak di lakukan pemeriksaan

Leopold I sampai dengan Leopold IV. Dengan demikian

pada kasus nyata dengan teori terdapat kesenjangan.

Alasannya karena keterbatasan waktu. Akibatnya yaitu

tidak dapat menentukan bagian bagian apa yang terdapat

di fundus, bagian sebalah kiri dan bagian terendah, dan

khawatirnya terdapat letak sungsang.

2) Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan HB

Menurut Manuaba anemia dalam kehamilan

terbagi menjadi 4 yaitu: tidak anemia bila Hb 11gr%,

Anemia ringan bila Hb 9-10 gr%, Anemia sedang bila

Hb 7-8 gr% dan Anemia berat bila Hb < 7 gr%. Pada

pemeriksaan haemoglobin dapat dilakukan minimal 2

kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur

kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III

41
(umur kehamilan 28 sampai 36 minggu) (Manuaba

2014).

Pada kasus Ny.P pemeriksaan HB tidak

dilakukan baik di trimester I dan III. Sedangkan pada

Ny. R tidak dilakukan pemeriksaan HB pada trimester

III saja. Hal ini merupakan kesenjangan antara teori

dan praktek. Menurut penulis pemeriksaan HB pada

ibu hamil dilakukan minimal dua kali yaitu pada

trimester pertama dan trimester ketiga, karena

pemeriksaan Hb pada trimester III sangat penting

untuk memastikan

c. Penatalaksanaan

Penetalaksanaan yang diberikan pada ibu hamil

trimester III yaitu memberikan penkes tentang tanda bahaya

trimester III yang bermaksud untuk mendeteksi secara dini

tanda bahaya trimester III jika di alami, dan memberi

pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan

dengan tujuan agar mengetahui lebih awal tanda-tanda

persalinan.

Kenyataanya pada Ny.R dan Ny.P di penatalaksaan

yang diberikan saat pemeriksaan kehamilan tidak seperti itu.

Dengan demikian pada kasus nyata dengan teori terdapat

kesenjangan. Penulis berasumsi bahwa mungkin bidan sudah

42
menyampaikan tanda bahaya pada kehamilan trimester III,

dan saat ditanyakan kepada pasien, pasien lupa tentang

tanda bahaya trimester III. Akibatnya dari ketidaktahuan tanda

bahaya kehamilan pada trimester III yaitu tidak bisa

mendeteksi sedini mungkin tanda bahaya yang mungkin di

alami, tidak mempersiapkan segala kebutuhan menjelang

persalinan hingga saat persalinan akan merasa repot

B. Persalinan

1. Kala I

a. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang

pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. (Subiyanti,2017)

1) Umur

Menurut Kemenkes RI (2017). Usia wanita yang

dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan usia 20-35

tahun. Usia dibawah 20 tahun memprediposisi wanita

terhadap sejumlah komplikasi.

Sama halnya yang sudah di jelasan di kehamilan

bahwa umur dibawah 20 tahun hamil dapat menyebabkan

sejumlah komplikasi saat persalinan. Dengan hal ini

terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena

Ny.P melahirkan di usia 19 tahun.

43
2) Pola nutrisi

Bertujuan untuk mengkaji cadangan energi dan status

cairan ibu serta dapat memberikan informasi pada ahli

anestesi jika pembedahan diperlukan (Kemenkes, 2017).

Pada kasus Ny.P terakhir makan pada jam 09.00 WIB

makan roti sedikit. Hal tersebut terdapat kesenjangan

antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis

kurangnya makan akan mengakibatkan kurangnya energy

saat meneran.

3) Pola eliminasi

Saat persalinan akan berlangsung, menganjurkan ibu

untuk buang air kecil secara rutin dan mandiri, paling

sedikit setiap 2 jam (Varney, dkk, 2007). Kenyataanya

pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak melakukan buang air

kecil secara rutin.

4) Pola istirahat

Pada wanita dengan usia 18-40 tahun kebutuhan tidur

dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam (Hidayat dan Uliyah,

2008). Pada kenyataanya pada kasus Ny.R tidur kurang

dari 8-9 jam. Hal tersebut terdapat kesenjangan antara

teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis kurangnya

tidur pada Ny.R dan Ny.P karena ketidaknyamanan akibat

44
kontraksi. Sehingga dapat mengakibatkan rasa lelah saat

waktunya persalinan.

b. Data Objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga kesehatan lain.

Yang termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan

diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien

secara keseluruhan atau hanya sebagian tertentu yang di

anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan

komprehensif, memastikan/ membuktikan hasil

anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan

tindakan yang tepat bagi klien (Dewi sartika, 2010)

a) Muka

Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang

bervariasi pada wajah dan leher (Chloasma

Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon

(Mochtar, 2011). Selain itu, penilaian pada muka juga

ditujukan untuk melihat ada tidaknya pembengkakan

pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk

wajah (Hidayat dan Uliyah, 2008).

45
Pada kenyataan kasus Ny.R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan muka. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kesenjangan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukannya pemeriksaan pada

muka karena keterbatasan waktu. Akibatnya di

diketahui apakah terdapat oedema.

b) Mata

Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai

warna , yang dalam keadaan normal berwarna putih.

Sedangkan pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk

mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal

berwarna merah muda (Hidayat dan Uliyah, 2008).

Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap

pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda

untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pre-

eklampsia.

Kenyataanya pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan pada mata. Hal tersebut terjadi

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukan pemeriksaan mata

karena keterbatasan waktu dalam melakukan

pemeriksaan. Akibatnya tidak dapat menilai apakah

46
sclera pasien putih atau tidak, conjungtiva merah atau

tidak.

c) Payudara

Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo

(2010), akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara

menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit

akan lebih terlihat, puting payudara membesar,

kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman

serta muncul strechmark pada permukaan kulit

payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara,

mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan

mengecek pengeluaran ASI.

d) Ekstremitas

Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks

patella menunjukkan respons positif.

e) Abdomen

Inspeksi: menurut Mochtar (2011), muncul

garis-garis pada permukaan kulit perut (Striae

Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea

Gravidarum)

akibat Melanocyte Stimulating Hormon.

(1) TFU

47
Menurut Mochtar (2012) tinggi fundus saat usia

kehamilan 39 minggu yaitu 33 cm. Kenyataanya

tinggi fundus Ny.R 29 cm. dengan demikian pada

kasus nyata dengan teori terdapat kesenjangan.

(2) Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi

fundus uteri, bagian janin dalam fundus, dan

konsistensi fundus. Pada letak kepala akan teraba

bokong pada fundus, yaitu tidak keras, tidak

melenting dan tidak bulat. Variasi Knebel dengan

menentukan letak kepala atau bokong dengan satu

tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis

(Manuaba, 2010)

(3) Leopold II menentukan batas samping rahim

kanan/kiri dan menentukan letak punggung. Letak

membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang

teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

Dalam Leopold II terdapat variasi Budin dengan

menentukan letak punggung dengan satu tangan

menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan

menentukan letak punggung dengan pinggir tangan

kiri diletakkan di tengah perut (Manuaba, 2010)

(4) Leopold III, menentukan bagian terbawah janin di

atas simfisis ibu dan bagian terbawah janin sudah

48
masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih bisa

digoyangkan (Manuaba, 2010).

(5) Leopold IV, menentukan bagian terbawah janin dan

seberapa jauh janin sudah masuk (pintu atas

panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP

telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka

tangan yang melakukan pemeriksaan divergen,

sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk

PAP, maka tangan pemeriksanya konvergen

(Manuaba, 2010) Menurut Mochtar (2012) tinggi

fundus saat usia kehamilan 29 minggu yaitu 26,7

cm. Kenyataanya tinggi fundus Ny.R 22 cm.

dengan demikian pada kasus nyata dengan teori

terdapat kesenjangan.

Pada kasus Ny.R dan Ny.P pemeriksaan fisik tidak di

lakukan dengan keseluruhan yaitu hanya di lakukan

pemeriksaan TFU, Djj dan pemeriksaan dalam. Hal

tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan fisik secara keseluruhan yaitu karena

keterbatasan waktu

f) Vulva Hygiene

49
Merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan

personal hygiene yang biasa diberikan pada pasien

wanita yang tidak dapat melakukan personal hygiene

sendiri karena kondisi kesehatannya tidak

memungkinkan atau karena merupakan tindakan

terkoordinasi dengan perasat lain seperti pada

pemeriksaan dalam pada asuhan kebidanan ibu hamil

atau inpartu. Vulva hygiene merupakan langkah ke-7

dari 60 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) yaitu

membersihkan vulva dan perineum, menyekanya

dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan

menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi

air desinfektan tingkat tinggi (Asuhan Persalinan

Normal, 2016).

Pada kasus Ny. R dan Ny.P terdapat

kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu karena

tidak melakukan vulva hygiene sebelum melakukan

pemeriksaan dalam, hal tersebut merupakan

kesenjangan teori dengan praktik. Asumsi menurut

penulis tidak dilakukan vulva hygine karena lupa pada

saat itu, hal tersebut merupakan kesenjangan teori

dengan praktik. Dampak nya bisa terjadi infeksi pada

50
pasien tersebut tidak dilakukannya vulva hygine

sebelum pemeriksaan.

c. Analisa data

Assessment merupakan pendokumentasian dari hasil analisa

data subjektif dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat

sangat diperlukan guna pengambilan keputusan/tindakan

yang tepat (Subiyanti,2017)

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

asuhan yang aman. (Kemenkes.2017). masalah yang

muncul pada Ny.P yaitu kurangnya makan, pola eliminasi

dan tidak melakukan vulva hygiene yang benar.

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien..

Masalah potensial yang muncul yaitu, kurangnya makan

pada Ny.P dapat mengakibatkan kurangnya tenaga saat

meneran

3) Diagnose potensial

51
Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010). Tidak ada untuk saat ini

4) Kebutuhan tindakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Kebutuhan tindakan segera dilakukan secara mandiri oleh

bidan yaitu dengan KIE menganjurkan ibu untuk makan

yang cukup

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

52
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

1. Asuhan persalinan Kala I

Kebutuhan ibu pada kala I meliputi pemantauan

kemajuan persalinan, dukungan persalinan, pengurangan

rasa sakit, persiapan persalinan, pemenuhan kebutuhan

fisik dan psikologi ibu dan deteksi dini komplikasi pada

kalka I.(Sumarah,2009)

Pada kasus Ny.R dan Ny.P asuhan yang diberikan

hanya pemantauan kemajuan. Hal tersebut

mengakibatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

2. Kala II

a. Data Subjektif

1) Keluhan

Menurut Rustam mochtar (2012) . Tanda-tanda infartu

kala II yaitu rasa nyeri oleh adanya his yang lebih kuat,

sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah, pada

pemeriksaan serviks mendatar dan telah ada pembukaan.

Pada kasus Ny.R proses persalinan kala II ibu

mengeluh gelisah dan kelelahan . Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi

53
penulis kekuatan mengedan pasien juga mempengaruhi

persalinan jika ibu kelelahan pada saat proses persalinan

maka akan mengakibatkan persalinan lama. Data objektif

b. Data objektif

1) Pemeriksaan tanda tanda vital

Menurut Eni Retna Ambarwati (2009) untuk

mengetahui status kesehatan klien, tindakan medis dalam

tanda-tanda vital yang dikaji adalah tekanan darah, nadi,

suhu, dan respirasi

Pada kasus Ny.R dan Ny.P kenyataannya tidak

dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital di kala II. Hal

tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Penulis berasumsi bahwa tidak dilakukannya

pemeriksaan tanda-tanda vital karena saat di lakukan

pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap dan

langsung mempersiapkan alat persalinan. Tidak

diperiksanya tenda-tanda vital mungkin dapat

menyebabkan ketidaktahuan keadaan pasien apakah

tekanan darahnya rendah atau jadi tinggi, begitu juga

dengan respirasi, nadi dan suhu

2) Analisa data

Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan dengan

nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia

54
kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif dan janin tunggal

hidup. Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu.

Rasa takut, cemas, khawatir dan rasa nyeri merupakan

permasalahan yang dapat muncul pada proses persalinan

(Varney, dkk, 2007).

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

asuhan yang aman. (Kemenkes.2017). Masalah pada

kasus Ny.R dan Ny.P mengeluh gelisah dan lelah.

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi pada Ny.P yaitu dehidrasi

dan tidak melakukan senam nifas masalah potensialnya

yaitu dapat terjadinya keterlambatan pemulihan Rahim

dan vagina. Pada Ny.R dan Ny.P kelelahan potensial

dapat terjadi kurangnya tenaga pada saat mengedan.

3) Diagnose potensial

55
Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010).

Kondisi kelelahan akan mengakibatkan kontraksi uterus

kurang adekuat sehingga dapat mengakibatkan

perdarahan dan bayi mengalami asfiksia.

3) Kebutuhan tidakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Kebutuhan segera yang dilakukan adalah dengan

kolaborasi dengan dokter

c. Penatalaksanaan

56
1) Asuhan persalinan kala II

Pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan dengan cara

mendukung persalinan, mengatur posisi, relaksasi, latihan

nafas, istirahat, menjaga privasi, memberikan KIE tentang

proses/kemajuan persalinan, prosedur pertolongan

persalinan dan asuhan tubuh (varney,2004)

Pada kasus Ny.R dan Ny P tidak dilakukan asuhan

seperti itu. Hal tersebut merupakan kesenjangan antara

teori dan kenyataan

2) Lama persalinan

Menurut chandranita (2010) kala II dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir

dengan lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 50

menit pada primigravidarum dan 30 menit pada

multigravidarum.

Pada kasus Ny.R dan Ny.P lama persalinan kala II

yaitu sekitar 2 jam. Hal tersebut merupakan kesenjangan

antara teori persalinan normal dan kenyataan. Yaitu dapat

di diagnosakan bahwa pada kasus Ny.R dan kasus Ny P

merupakan terjadinya persalinan kala II lama. Penulus

berasumsi bahwa penyebab persalinan kala II lama pada

Ny. R adalah disebabkan karena kekuatan His yang lemah

atau sempinya jalan lahir karena saat kehamilan tidak di

57
lakukan pemeriksaan panggul kemungkinan panggul

sempit. Persalinan Kala II lama dapat mengakibatkan

perdarahan dan infeksi pada ibu dan dapat terjadi asfiksia

pada bayinya.

3. Kala III

a. Data subjektif

1) Keluhan

Menurut Asrinah (2010) pada kala III otot uterus

(myometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi.

Pada kasus Ny.R kontraksi kurang bagus. Hal tersebut

terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

b. Data objektif

1) Abdomen

Pemeriksaan abdomen perlu dilakukan untuk mengetahui

kondisi kontraksi dan kandung kemih pada perut ibu

Pada kasus Ny.R kontraksinya jelel dan kandung kemih

tidak di kaji dan TFU juga tidak di kaji,

c. Analisa data

Berdasarkan data objektif dan subjektif pada Ny.N maka

diagnose yang di tetapkan Ny.R usia 21 tahun P1A0H1 partus

kala III fisiologis

d. Penatalaksanaan

58
1) Asuhan kala III

Pemotongan dan pengikatan tali pusat kemudian IMD,

menejmen aktif kala tiga yang meliputi pemberian

oksitosin, PPT (penanganan tali pusat terkendali). Dan

massase fundus uteri (JNPK-KR, 2008)

Pada kenyataanya pada kasus Ny.R tidak dilakukannya

IMD. Maka hal tersebut terjadi kesenjangan antara teori

dan kenyataan. Tidak dilakukannya IMD karena kondisi

bayi yang tidak segera menangis.

4. Kala IV

a. Data objektif

Dilakukan dengan 60 langkah APN

b. Penatalaksanan

1) Penjahitan

Menurut (Prawiroharjo, 2016), pada langkah APN yang

ke-49 adalah melanjutkan pemantauan kontraksi uterus

dan perdarahan pervaginam: 2 - 3 kali dalam 15 menit

pertama pasca persalinan. Setiap 15 menit pada 1 jam

pertama pasca persalinan. Setiap 20-30 menit pada jam

kedua pasca persalinan. Jika uterus tidak berkontraksi

dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk

penatalaksanaan atonia uteri. Jika ditemukan laserasi

59
yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan

anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

Bidan tidak memberikan anastesi saat penjahitan

dikarenakan pendapat dari bidan yang menyatakan bawa

jika tidak menggunakan anastesi akan lebih cepat proses

penyembuhan luka jahitan.

c. Dokumentasi

Menurut Muslihatun, Mudlilah, Setyawati, 2009. Dokumentasi

dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan

perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan

tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan

dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara

tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi dalam

asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang

lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat

dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Pada kasus Ny.P dan

Ny. R penulis mendapatkan kesusahan untuk mendapatkan

data

d. Nifas
1. KF I

a. Data Subjektif

60
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut

pandang pasien atau segala bentuk pernyataan atau

keluhan dari pasien. (Subiyanti,2017)

1) Pola Nutrisi

Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi

dan cukup kalori untuk proses metabolisme, kerja organ

tubuh dan proses pembentukan ASI. Ibu menyusui harus

mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, minum

sedikitnya 3 liter air setiap hari, makanan yang

mengandung 50-60 % karbohidrat, dan tambahan protein

sebanyak 10- 15% (Marmi, 2011)

Kenyataanya pada kasus Ny.P untuk minum kurang

dari 3 liter. Hal tersebut terdapat kesenjangan antara teori

dan kenyataan. Menurut asumsi penulis Ny.P kurangnya

minum air putih karena minum seha. Akibatnya akan

mengakibatkan dehidrasi

2) Aktivitas

Mobilisasi dapat dilakukan sedini mungkin jika tidak

ada kontraindikasi, dimulai dengan latihan tungkai di

tempat tidur, miring di tempat tidur, duduk dan berjalan.

Selain itu, ibu nifas juga dianjurkan untuk senam nifas

dengan gerakan sederhana dan bertahap sesuai dengan

kondisi ibu (Kemenkes,2017).

61
Pada kenyataanya Ny.R dan Ny.P tidak melakukan

senam nifas. Menurut asumsi penulis ibu tidak

melakukan senam nifas dikarenakan takut terjadi sesuatu

dengan luka jahitannya. Resiko yang dapat terjadi

subinvolusi uteri, pengeluaran lochea tidak lancar, lama

pemulihan otot-otot yang berkaitan dengan kehamilan

dan persalinan.

3) Hubungan Seksual

Biasanya tenaga kesehatan memberi batasan rutin 6

minggu pasca persalinan untuk melakukan hubungan

seksual (Kemenkes,2017). Pada kenyataanya bidan tidak

memberikan informasi tersebut. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan.

4) Psikososial Spiritual

a) Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran

baru sebagai orangtua: Respon setiap ibu dan ayah

terhadap bayinya dan terhadap pengalaman dalam

membesarkan anak berbeda-beda dan mencakup

seluruh spectrum reaksi dan emosi, mulai dari

tingginya kesenangan yang tidak terbatas hingga

dalamnya keputusasaan dan duka (Kemenkes,2017).

62
b) Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi

Bertujuan untuk mengkaji muncul tidaknya sibling

rivalry.

c) Dukungan Keluarga: Bertujuan untuk mengkaji kerja

sama dalam keluarga sehubungan dengan

pengasuhan dan penyelesaian tugas rumah tangga.

Pada kenyataanya pada kasus Ny.R dan Ny.P bidan tidak

mengkaji bagaimana psikososial spiritual pada kasus

Ny.R dan Ny.P. Hal tersebut merupakan kesenjangan

antara teori dan kenyataan. menurut asumsi penulis

mungkin bidan sudah bisa menilai dari waktu persalinan

dan pas bayi lahir

b. Data Objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh

dari hasil pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga

kesehatan lain. Yang termasuk dalam data objektif meliputi

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium, ataupun

pemeriksaan diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

1) Pemeriksaan fisik

a) Berat badan

Untuk mengetahui berat badan ibu, karena jika

berat badan ibu berlebihan dapat beresiko

menyebabkan komplikasi (Salmah dkk, 2006).

63
Kenyataanya pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak

dilakukan penimbangan berat badan. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Penulis berasumsi penyebab tidak dilakukan

penimbangan berat badan karena keterbatasan waktu

dalam melakukan penimbangan berat badan pada ibu.

hal tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Akibat dari tidak dilakukan penimbangan

berat badan tidak tahu berat badan ibu normal atau

tidak.

b) Kepala

Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak,

bersih atau kotor, dan berketombe atau tidak

(Sulistyawati, 2012). Kenyataan pada kasus Ny.R dan

Ny.P tidak dilaklukan pemeriksaan kepala. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

menurut asumsi penulis penyebab tidak dilakukan

pemeriksaan kepala karena pemeriksaan hanya

dilakukan pada prioritas pada pemeriksaan nifas.

c) Muka

Apakah terdapat oedema atau tidak muka pucat

atau tidak (Hani dkk, 2011). Kenyataanya pada kasus

Ny.R dan Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan muka. Hal

64
tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak dilakukan

pemeriksaan muka karena keterbatasan waktu karena

dan hanya prioritas yang di periksa pada pemeriksaan

nifas. Akibatnya tidak dilalukan pemeriksaan muka

tidak bisa mengkaji lebih dalam apakah ada oedema

pada pasien tersebut.

d) Mata

Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau

tidak, sklera putih/kuning (Varney,2004). Kenyataanya

pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak dilakukan

pemeriksaan mata. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukannya pemeriksaan mata

karena keterbatasan waktu. Akibatnya tidak dilakukan

pemeriksaan mata yaitu tidak bisa di nilai ada kelainan

atau tidak pada mata setalah persalinan.

e) Hidung

Untuk mengetahui adanya kelainan, cuping

hidung, benjolan dan secret (Hani dkk,2011).

Kenyataanya pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan hidung. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

65
menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan hidung karena hanya prioritas saja yang

di periksa. Akibat tidak dilakukan pemeriksaan hidung

tidak di ketahui apakah ada kelainan atau tidak pada

pemerisaan hidung.

f) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga ada

kotoran/serumen atau tidak. (Sulistyawati, 2012).

Kenyataanya pada kasus Ny. R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan telinga. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan pada telinga karena keterbatasan waktu.

Akibatnya tidak di ketahui apakah keadaan telinga

normal atau ada kelainan.

g) Mulut, gigi dan gusi

Untuk mengetahui adanya stomatitis, karies

gusi, gusi berdarah atau tidak. (Sulistyawati, 2012).

Kenyataanya pada kasus Ny. R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan mulut gigi dan gusi. Hal

tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan pada mulut gigi dan gusi karena

66
keterbatasan waktu. Akibatnya tidak di ketahui apakah

keadaan telinga normal atau ada kelainan.

h) Leher

Untuk mengetahui ada tidak pembengkakan

kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan pembesaran vena

juguralis. (Hani dkk,2011). Kenyataanya pada kasus

Ny. R dan Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan leher. Hal

tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan pada leher karena keterbatasan waktu.

Akibatnya tidak di ketahui apakakah pada leher

terdapat pembengkakan kelenjar limfe dan apakah

terdapat pembesaran venajuguralis.

i) Payudara

Pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar,

adakah nyeri dan lecet pada putting), ASI sudah

keluar, adakah pembengkakan, radang, atau benjolan

abnormal. ASI yang pertama kali keluar adalah

kolostrum yang mulai keluar pada minggu ke-31

kehamilan (Walyani, 2016). Produksi air susu akan

semakin banyak pada hari ke-2 sampai ke-3 setelah

melahirkan (Mochtar, 2011).

67
Pada kasus Ny.R terdapat putting susu lecet

dan pada Ny.P pada hari ke 3 ASI nya menjadi sedikit.

Hal tersebut merupakan kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis penyebab putting

susu lecet karena cara menyusuinya tidak benar dan

pada ASI menjadi sedikit karena teknik menyusui yang

kurang tepat.

j) Anus

Untuk mengetahui adakah hemoroid dan

varises pada anus (Sulistyawati, 2012). Kenyataanya

pada kasus Ny.R dan Ny.P tidak dilakukan

pemeriksaan anus. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukan pemeriksaan anus

mungkin karena pada saat persalinan sudah terlihat

tidak ada hemoroid.

k) Ekstermitas

Untuk mengetahui adakah varises oedema atau

tidak apakah kuku jari pucat, suhu atau kehangan dan

untuk mengetahui reflek patella (Hani dkk, 2011).

Kenyataanya pada Ny. R dan Ny. P tidak dilakukan

pemeriksaan ekstermitas. Hal tersebut terdapat

kesenjangan antara teori dan kenyataan. menurut

68
asumsi penulis penyebab tidak dilakukannya

pemeriksaan ekstremitas karena keterbatasan waktu

dalam melakukan pmeriksaan ektermitas. Akibatnya

tidak di ketahui apakah pasien dihidrasi dan oedema

atau tidak.

c. Analisa data

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

asuhan yang aman. (Kemenkes.2017)

Masalah pada Ny.P yaitu kurangnya mengonsumsi air

putih, tidak melakukan senam nifas pada Ny.R dan Ny.P

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi pada Ny.P yaitu dehidrasi

dan tidak melakukan senam nifas masalah potensialnya

yaitu dapat terjadinya keterlambatan pemulihan Rahim

dan vagina.

3) Diagnose potensial

69
Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010). Tidak ada saat ini

4) Kebutuhan tindakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Kebutuhan tindakan segara yang dilakukan yaitu dengan

Mandiri oleh bidan yaitu:

a) KIE tentang pola nutrisi saat nifas

b) KIE tentang pentingnya senam nifas

5) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh

perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan

70
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan

secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan

untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien

seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

a) Senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan

sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari

yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh

yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan

keadaan ibu, (Malyani Elisabeth Siwi, dkk, 2015).

Pada kasus Ny. R dan Ny.P tidak melakukan

senam nifas, hal tersebut merupakan penyimpangan

dari teori dengan kenyataan. Menurut asumsi penulis

ibu tidak melakukan senam nifas dikarenakan takut

terjadi sesuatu dengan luka jahitannya. Resiko yang

dapat terjadi subinvolusi uteri, pengeluaran lochea

tidak lancar, lama pemulihan otot-otot yang berkaitan

dengan kehamilan dan persalinan.

Menurut Salehah (2013) Asuhan yang diberikan pada

6-2 hari yaitu:

71
(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan, rujuk bila perdaraha berlanjut

(3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri

(4) Pemberian ASI awal

(5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermia

2. KF II

a. Data subjektif

1) Pola Eliminasi

Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4

jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila

tidak, maka dilakukan tindakan seperti, dirangsang

dengan mengalirkan air kran dekat pasien, mengompres

air hangat di atas simfisis, berendam air hangat (klien di

suruh BAK). Sedangkan untuk buang air besar,

diharapkan sekitar 3-4 hari setelah melahirkan (Mochtar,

2011).

72
Pada kenyataanya pada Ny.P buang air besar sekitar

hari ke 7. Hal tersebut merupakan kesenjangan natar

teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis Ny.P BAB

pada hari ke 7 karean rasa takut pada luka jahitan

sehingga takut untuk buang air besar. Akibat Ny. P akan

mengakibatkan sembelit

2) ASI ekslusif

ASI ekslusif adalah pemberian ASI yang dimulai sejak

bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan tanpa

tambahan makanan dan minuman seperti susu, formula,

jeruk, madu, air putih, air reh, pisang, bubur susu, biscuit,

bubur nasi, dan nasi tim (Mansur dan Dahlan, 2014)

Kenyataannya pada kasus bayi Ny. P diberikan susu

formula. Hal tersebut merupakan kesenjangan antara

teori dan kenyataan. Penyebabnya karena ASI yang

keluar sedikit. Menurut asumsi penulis diberikannya susu

tambahan gangguan pencernaan seprti diare, dan

meningkatkan resiko alergi

b. Data objektif

1) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan, apakah ada

peningkatan atau tidak, suhu normal 36,5-37,C

(Sulistyawati, 2012). Pada kenyataannya pada Ny.P tidak

73
dilakukan pemeriksaan Suhu. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis tidak dilakukannya pengecekan suhu

karena keterbatasan waktu. Hal tersebut mengakibatkan

kurangnya protocol kesehatan pada saat Covid-19

karena tidak tahu apakah ibu mengalami suhu tubuh

yang normal atau tidak

2) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam

menit. Batas normal 60-100 kali permenit (Hani dkk,

2011). Kenyataanya pada kasus Ny.R dan Ny. P tidak

dilakukan pemeriksaan nadi. Hal tersebut merupakan

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis karena mungkin hanya dilihat dari

keadaan umumnya saja. hal tersebut mengakibatkan

ketidaktahuan kondisi ibu.

3) Resfirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang

dihitung dalam menit. Batas normal 16-20 kali permenit

(Salmah dkk, 2006). Kenyataannya pada Ny.R dan Ny.P

tidak lakukan pemeriksaan resfirasi. Artinya terdapat

kenyataan antara teori dan kenyataan. menurut asumsi

74
penulis tidak dilakukannya pemeriksaan resfirasi karena

di lihat di keadaan umum.

4) Payudara

Pada keadaan ini, sering kali sesorang ibu

menghentikan menyusui karena putingnya sakit, juga

bisa disebabkan karena perlekatan kurang tepat. Dalam

hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah mengecek

bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek

apakah terdapat infeksi candida (mulut bayi perlu dilihat).

Biasanya kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit

yang menetap, dan kulit kering bersisik (flaky). Pada

keadaan putting susu lecet, yang kadang kala retakretak

atau luka, maka dapat dilakukan yaitu Ibu dapat terus

memberikan ASI-nya pada keadaan luka tidak begitu

sakit, Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI

tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak dianjurkan

dengan alat pompa karena akan nyeri dan olesi puting

susu dengan ASI akhir. (Kumalasari, 2015)

Pada kenyataanya Ny.R pada saat putting susu nya

lecet tidak dikeliarkan dan putting tidak di olesi dengan

ASI terakhir. Menurut asumsi penulis kurangnya

pengetahuan tentang perawatan payudara. Dan jika tidak

di lakukan perawatan payudara yang benar maka akan

75
mengakibatkan infeksi dan jika tidak di keluarkan ASI nya

maka akan mengakibatkan bengkak pada payudara.

5) Abdomen

Untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus,

konsistensi, posisi dan tinggi fundus uteri. (Sutanto,

2018). Kenyataanya pada kasus Ny.P tidak

dilakukanpemeriksaan abdomen. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

menurut asumsi penulis tidak dilakukan pemeriksaan

pada abdomen mungkin hanya di tanyakan saja tetapi

tidak di periksa. Hal tersebut mengakibatkan tidak tahu

apakah pasien mengalami kesesuian TFU atau tidak

pada KF II ini.

6) Genetalia

Untuk mengetahui apakah varises pada vagina dan

adakalah pengeluaran pervagina yaitu pengeluaran

lochea (warna ,bau, banyaknya, konsistensi), serta

adakah robekan jalan lahir dan kontraksi uterus (Varney,

2004).

Kenyataanya pada Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan

genetalia. Hal tersebut merupakan kesenjangan antara

teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis karena

keterbatasan waktu. Hal tersebut mengakibatkan tidak

76
tahu lochea yang keluar pada KF II sesuai atau tidak

dana tau apakah ada komplikasi.

c. Analisa data

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk

melakukan asuhan yang aman. (Kemenkes.2017)

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi pada Ny.P yaitu dehidrasi

dan tidak melakukan senam nifas masalah potensialnya

yaitu dapat terjadinya keterlambatan pemulihan Rahim

dan vagina.

3) Diagnose potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

77
persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010).

4) Kebutuhan tindakan segara

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang

paling tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan

dari proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Kebutuhan mandiri yang dapat dilakukan oleh bidan

yaitu, K

d. Penatalaksaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

78
1) Menurut Saleha (2013) asuhan yang diberikan pada

kunjungan nifas ke 2 yaitu:

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal, dan tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,

ciaran, dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik, dan tidak

memperlihatkan tanda- tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan

pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan

perawatan bayi sehari-hari

2) PI pada saat Covid

Berdasarkan bukti yang ada, virus COVID-19 di

transmisikan antara orang ke orang melalui kontak erat

dan percikan droplet. Penyakit dapat dengan mudah

menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut

ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau

batuk. Berikut etika batuk yang benar menurut WHO

untuk mencegah penularan yaitu: Tutup mulut dan

hidung saat batuk, dengan lengan baju dalam atau tisu

79
agar virus tak menyebar ke udara, buang tisu yang telah

dipakai buat batuk ke tong sampah, segera cuci tangan

pakai air bersih atau hand sanitizer gunakan masker.

Pada kasus Ny. R dan Ny.P terjadi ke tidak sesuaian

menurut teori dengan kenyataan. Menurut asumsi pada

pasien Ny R dan Ny.P kurangnya pencegahan infeksi

karena tidak menggunakan masker ketika ada orang

yang berkunjung melihat bayinya dan menyusui bayi nya

tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Dampak nya pada

PI Ny R dan Ny.P kurang, sehingga dapat menambah

mikroorganisme yang ada di tangan dan penyebaran

penyakit dapat bertambah menularkan terhadap bayi.

e. Pendokumentasian

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah buku yang

berisi catatan kesehatan ibu dan anak mulai dari

kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan balita. Buku KIA

merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya

gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat

komunikasi dan penyuluhan dengan informasi penting

bagi ibu, dalam pendokumentasian buku KIA harus diisi

lengkap sehingga memudahkan bidan dalam mendeteksi

dan mengetahui kondisi ibu (Rahayu Norma

Cahyani,2016).

80
Pada kasus Ny. P tidak ada data ataupun

dokumentasi. Menurut asumsi penulis, bidan menuliskan

pendokumentasian hanya pada KF1 sedangkan

pendokumentasian KF2 tidak lengkap dengan alasan

mungkin sudah tercatat di data puskesmas. Resiko yang

dapat terjadi kurang lengkapnya pendokumentasian,

kurangnya informasi dan dapat terjadi kesalah pahaman

antara tenaga kesehatan jika ibu tersebut ingin melakukan

pemeriksaan ke tenaga kesehatan yang lain. Penulis juga

kesulitan untuk mendapatkan data lebih lanjut

dikarenakan tidak lengkapnya pendokumentasian pada

buku KIA pasien.

3. KF III

a. Data Subjektif

1) Kunjungan

Pelayanan pasca salin (ibu nifas dan bayi baru lahir).

Kunjungan 1 (6 jam – 2 hari setelah persalinan),

kunjungan 2 (3 hari – 7 hari setelah persalinan),

kunjungan 3 (8 hari – 28 hari setelah persalinan),

kunjungan 4 (29 hari – 42 hari setelah persalinan).

(Kemenkes, 2020)

Dalam kasus ini Ny.R melakukan pemeriksaan nifas

hanya 3 kali kunjungan, dan untuk Ny.P melakukan

81
pemeriksaan hanya 2 kali saja sehingga terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik. Menurut asumsi

penulis Ny.R dan Ny.P tidak terlalu memperhatikan waktu

yang telah ditentukan oleh bidan untuk melakukan

pemeriksaan masa nifas, ibu mungkin khawatir untuk

membawa anaknya keluar rumah karena masih maa

pandemi covid – 19, dan bidan pun tidak melakukan

kunjungan rumah dikarenakan masa pandemic belum

berakhir. Resiko dari tidak melakukannya pemeriksaan

yang sesuai oleh Ny.R dan Ny.P adalah tidak dapat

mengetahui keadaan dan perkembangan dirinya apakah

baik atau tidak, apakah sesuai dengan masa nifas atau

tidak pada TFU

b. Data Objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga kesehatan

lain. Yang termasuk dalam data objektif meliputi

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium,

ataupun pemeriksaan diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

Untuk data objektif pada pemeriksaan fisik sama pada KF II

c. Analisa data

1) Masalah

82
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk

melakukan asuhan yang aman. (Kemenkes.2017). tidak

ada untuk sat ini

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

3) Diagnose potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010). Tidak ada untuk saat ini

d) Kebutuhan tindakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

83
dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012). Tidak

ada untuk saat ini

d. Penetalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

Menurut Saleha (2013) Asuhan yang diberikan pada

kunjungan ke 3 yaitu sama dengan kunjungan ke 2 Pada

kasus Ny.R tidak dilakukan asuhan tersebut maka terdapat

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi

penulis tidak dilakukannya asuhan tersebut karena

keterbatasan waktu dan mungkin di nilai tanpa di periksa saja

sudah terlihat bayi normal atau tidak. Akibatnya bisa saja

terdapat salah penilaian terhadap bayi tersebut dan bisa saja

terdapat komplikasi

84
e. BBL

1. KN I

a. Data subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang

pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. (Subiyanti,2017)

1) Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan pasien yang dirasakan saat

pemeriksaan. (Romauli, 2011)

2) Hygiene diri dan lingkungan

a) Menjaga kebersihan kulit

Memandikan bayi sebaiknya ditunda sampai sampai 6

jam kelahiran. Hal ini dimaksudkan agar bayi tidak

hipotermia selain itu juga meminimalkan resiko

terjadinya infeksi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada

saat memandikan bayi antara lain:

- Menjaga bayi agar tetap hangat

- Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat

- Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin

b. Data Objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga kesehatan lain.

Yang termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik

85
pasien, pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan

diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

1) Pemeriksaan fisik

a) Kepala

Fontanel anterior harus teraba datar. Bila

cembung, dapat terjadi akibat peningkatan tekanan

intracranial sedangkan fontanel yang cekung dapat

mengindikasikan adanya dehidrasi. Moulding harus

sudah menghilang dalam 24 jam kelahiran.

Sefalhematoma pertama kali muncul pada 12 sampai

36 jam setelah kelahiran dan cenderung semakin

besar ukurannya, diperlukan waktu sampai 6 minggu

untuk dapat hilang. Adanya memar atau trauma sejak

lahir harus diperiksa untuk memastikan bahwa proses

penyembuhan sedang terjadi dan tidak ada tanda-

tanda infeksi (Kemenkes,2017).

Pada kenyataanya pada kasus bayi Ny.R dan

Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

menurut asumsi penulis penyebab tidak dilakukannya

pemeriksaan kepala karena keterbatasan waktu.

Akibatnya tidak mengetahui apakah ada komplikasi

pada kepala bayi seperti benjolan yang berisi cairan.

86
b) Mata

Buka mata bayi dan lihat apakah ada tanda-

tanda infeksi atau pus. Bersihkan kedua mata bayi

dengan lidi kapas DTT. Berikan salf mata kepala.

(Indrayanti dan Moudy, 2013)

Pada kenyataanya pada kasus bayi Ny.R dan

Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan mata. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Menurut asumsi penulis penyebab tidak dilakukan

pemeriksaan mata karena keterbatasan waktu.

Akibatnya tidak diketahui bayi mengalami infeksi atau

tidak

c) Telinga

Periksa hubungan letak dengan mata dan

kepala. . (Indrayanti dan Moudy, 2013). Pada

kenyataanya pada kasus bayi Ny.R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan telinga. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan karena mungkin keterbatasan bidan

dalam melakukan pemeriksaan. akibatnya tidak

dilakukan pemeriksaan telinga yaitu tidak mengetahui

apakah letak kepala dan telinga sejajar atau tidak

87
d) Hidung dan mulut

Periksa bibir dan langitanan sumbing, refleks

hisap, dinilai saat bayi menyusui. (Indrayanti dan

Moudy, 2013). Pada kenyataanya pada kasus bayi

Ny.R dan Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan hidung

dan mulut. Hal tersebut merupakan kesenjangan

antara teori dan kenyataan. menurut asumsi penulis

penyebab tidak dilakukan pemeriksaan karena

mungkin karena mungkin hanya dilihat sekilas

menandakan dalam keadaan normal. Akibatnya

ketidaktahuan tentang apakah refleks rooting positif

atau tidak dan apakah ada kelainan lain

e) Leher

Periksa adanya pembesaran kelenjar thyroid.

.(Indrayanti dan Moudy, 2013). Kenyataanya pada

kasus bayi Ny.R dan Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan

leher. Hal tersebut merupakan kesenjangan antara

teori dengan kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak

dilakukan pemeriksaan leher karena mungkin

keterbatasan waktu. Akibatnya tidak diketahui apakah

ada pembengkakan atau pembesaran venajuguralis

f) Dada

88
Periksa bunyi nafas dan detak jantung. Lihat

adakah tarikan dinding dada dan lihat putting susu

(simetris atau tidak) . (Indrayanti dan Moudy, 2013).

Pada kenyataanya pada kasus bayi Ny.R dan Ny.P

tidak dilakukan pemeriksaan dada. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Menurut asumsi penulis penyebab tidak dilakukan

pemeriksaan dada karena keterbatasan waktu.

Akibatnya tidak diketahui bunyi nafas dan detak

jantung.

g) Abdomen

Palpasi perut apakah ada kelainan dan keadaan

tali pusat. . (Indrayanti dan Moudy, 2013). Pada

kenyataannya pada kasus bayi Ny. R dan Ny.P tidak

dilakukan pemeriksaan abdomen. Hal tersebut terjadi

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut

asumsi penulis penyebab tidak dilakukan palpasi pada

pemeriksaan abdomen adalah karena keterbatasan

waktu saat bidan melakukan pemeriksaan. Akibatnya

tidak diketahui apakah ada pembengkakan hati atau

tidak

h) Genetalia

89
Untuk laki-laki periksa apakah testis sudah turun

kedalam skrotum. Untuk perempuan periksa labia

mayora dan minora apakah vagina berlubang dan

uretra berlubang. (Indrayanti dan Moudy, 2013). Pada

kenyataanya mungkin tidak di lakukan secara

keseluruhan. Hal tersebut merupkan kesenjangan

anatar teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis

penyebab tidak dilakukan dengan keseluruhan karena

mungkin sudah dapat di nilai dengan di lihat. Akibatnya

tidak dilakukan pemeriksaan genetalia secara tepat

dapat mengakibatkan salah penilain

i) Punggung

Untuk mengetahui keadaan tulang belakang

periksa refleks di punggung dengan cara

menggoreskan jari kita di punggung bayi, bayi akan

mengikuti gerakan dari goresan jari kita. (Indrayanti

dan Moudy, 2013). Pada kenyataanya pada kasus bayi

Ny. R dan Ny.P tidak dilakukan pemeriksaan

punggung. Hal tersebut merupakan kesenjangan

antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi penulis

tidak dilakukannya pemeriksaan punggung mungkin

karena keterbatasan waktu. Hal tersebut

90
mengakibatkan ketidaktahuan tentang keadaan tulang

belakang dan refleknya positif atau tidak.

j) System saraf

Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL

menandakan adanya kerjasama antara sistem saraf

dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut

adalah: (Sondakh, 2013).

(1) Refleks moro

Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan

tangannya lebar-lebar dan melebarkan jari-jarinya,

lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan

memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan

serupa. Refleks ini biasanya akan hilang 3-4 bulan.

(2) Refleks rooting

Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan

daerah mulut. Refleks rooting akan berkaitan

dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat

pada pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan

pelan, maka bayi akan spontan melihat kearah

sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai

menghisap. Refleks ini biasanya akan menghilang

saat berusia 7 bulan.

(3) Refleks sucking

91
Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk

menghisap dan menelan ASI.

(4) Refleks batuk dan bersin

Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan

obstruksi pernapasan.

(5) Refleks graps

Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak

tangan bayi maka bayi akan menutup tangannya.

Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari dan

biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.

(6) Refleks babinsky

Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada

telapak kaki. Ibu jari akan bergerak keatas dan jari-

jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1

tahun.

Kenyataanya pada kasus bayi Ny.R dan bayi Ny.P

tidak di lakukan pemeriksaan refleks moro, refleks

rooting, repleks sucking, refleks batuk dan bersin,

refleks graps dan refleks babinsky. Hal tersebut

merupakan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan refleks karena keterbatasan waktu dalam

melakukan pemeriksaan refleks. Hal tersebut

92
mengakibatkan apakah saraf atau otot bayi normal

atau tidak.

c. Analisa data

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

asuhan yang aman. (Kemenkes.2017) Masalah yang

muncul pada bayi Ny.P dan Ny.R yaitu, sering terkena

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi yaitu

3) Diagnosa potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010).

4) Kebutuhan tindakan segera

93
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Kebutuhan tindakan segara yaitu dilakukan dengan mandi

oleh bidan yaitu dengan memberikan KIE tentang agar

menjaga kehangan bayi

d. Penatalaksanaan

Asuhan yangmdilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan

pemeriksaan pernafasan, warna kulit, gerakan aktif atau tidak,

ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada,

pemberian salep mata, vitamin K1, hepatitis B, perawatan tali

pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.

Tujuan perawatan tali pusat adalah mencega terjadinya

penyakit tetanus pada bayi baru lahir,agar tali pusat tetap

bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi

infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan

oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin

94
(Racun), yang masuk melalui luka tali pusat, karena

perawatan atau Tindakan yang kurang bersih

(Saifuddin,2001)

2. KN II

a. Data subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang

pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. (Subiyanti,2017)

1) Kunjungan

Pelayanan pasca salin (ibu nifas dan bayi baru lahir).

Kunjungan 1 (6 jam – 2 hari setelah persalinan), kunjungan

2 (3 hari – 7 hari setelah persalinan), kunjungan 3 (8 hari

– 28 hari setelah persalinan), kunjungan 4 (29 hari – 42

hari setelah persalinan). (Kemenkes, 2020).

Dalam kasus ini Ny.P melakukan pemeriksaan bayinya

hanya 2 kali kunjungan, sehingga terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik. Menurut asumsi penulis Ny.P

tidak terlalu memperhatikan waktu yang telah ditentukan

oleh bidan untuk melakukan pemeriksaan pada bayi baru

lahir, ibu mungkin khawatir untuk membawa anaknya

keluar rumah karena masih maa pandemi covid – 19, dan

bidan pun tidak melakukan kunjungan rumah dikarenakan

95
masa pandemic belum berakhir. Resiko dari tidak

dilakukannya pemeriksaan secara berkala akan sulit

mengetahui bagaimana keadaan dan perkembangan

pada bayi tersebut.

2) Istirahat dan tidur

Pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi dapat

tertidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi

mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan

bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.

(Suririnah, 2009).

Kenyataanya pada bayi Ny. P bayi sering terkena

kipas. Hal tersebut mengakibatkan kesenjangan antara

teori dan kenyataan. menurut asumsi penulis penyebab

dari masalah tersebut karena kurangnya pengetahuan

tentang menjaga kehangan bayi sehingga Ny.P tidak

menjaga kehangan bayi. Hal tersebut bisa mengakibatkan

hipotermia

b. Data objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga kesehatan lain.

Yang termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan

diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

96
1) Tanda-tanda Vital

Pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per menit,

dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada

tanda-tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir memiliki

frekuensi denyut jantung 110-160 denyut per menit

dengan rata-rata kira-kira 130 denyut per menit. Angka

normal pada pengukuran suhu bayi secara aksila adalah

36,5-37,5° C (Kemenkes, 2017)

Pada kenyataanya pada bayi Ny.R dan Ny.P hanya

dilakukan pengecekan suhu saha. Maka terjadi

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi

penulis tidak dilakukannya pemeriksan nada dan resfirasi

karena

2) Antropometri

Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000

gram, panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepala

sekitar 32-37 cm, kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar

dada (30-35 cm) (Kemenkes, 2017). Bayi biasanya

mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari

pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10.

Sebaiknya bayi dilakukan penimbangan pada hari ke-3

atau ke-4 dan hari ke-10 untuk memastikan berat badan

lahir telah kembali (Kemenkes, 2017).

97
Pada kenyataanya pada bayi Ny.R dan bayi Ny. P pada

kunjungan ke 2 hanya di lakukan penimbangan berat

badan. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan

kenyataan. Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya

pemeriksaan Panjang badan, lingkar kepala dan lingkar

dada mungkin menurut bidan sudah dilakukan pada saat

bayi lahir. Akibatnya tidak tahu perkembangan bayi lebih

lanjut.

3) Abdomen

Tali pusat umumnya berwarna kebiru-biruan dan

panjang sekitar 2,5 – 5 cm segera setelah dipotong.

Penjepit tali pusat digunakan untuk menghentikan

perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali pusat

sudah kering, biasanya sebelum ke luar dari rumah sakit

atau dalam waktu dua puluh empat jam hingga empat

puluh delapan jam setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih

menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering

dan biasanya akan terlepas sendiri dalam satu minggu

setelah lahir dan luka akan sembuh dalam 15 hari (Meiliya

& Karyuni, 2008).

Pada kenyataanya pada bayi Ny.P tali pusat lepas

pada hari ke 10. Hal tersebut merupakan kesenjangan

98
antara teori dan kenyataan. menurut asumsi penulis tali

pusat lepas pada hari ke 15 karena

c. Analisa data

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

asuhan yang aman. (Kemenkes.2017). Masalah yang

terjadi pada bayi Ny.P yaitu sering terkena kipas

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi karena sering terkena

kipas yaitu dapat terjadi hipotermia

3) Diagnose potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010). Tidak ada untuk saat ini

99
4) Kebutuhan tindakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012).

Tindakan segera yang dilakukan yaitu mandiri yang

dilakukan oleh bidan. KIE tentang agar menjaga kehangan

bayi.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

Asuhan yang dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7

setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali

100
pusat, pemberian ASI Eksklusif, personal hygiene, pola

istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya

3. KN III

a. Data subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang

pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. (Subiyanti,2017)

1) Kunjungan

Pelayanan pasca salin (ibu nifas dan bayi baru lahir).

Kunjungan 1 (6 jam – 2 hari setelah persalinan), kunjungan

2 (3 hari – 7 hari setelah persalinan), kunjungan 3 (8 hari

– 28 hari setelah persalinan), kunjungan 4 (29 hari – 42

hari setelah persalinan). (Kemenkes, 2020).

Dalam kasus ini Ny.R melakukan pemeriksaan bayinya

hanya 3 kali kunjungan sehingga terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik. Menurut asumsi penulis Ny.R

tidak terlalu memperhatikan waktu yang telah ditentukan

oleh bidan untuk melakukan pemeriksaan pada bayi baru

lahir, ibu mungkin khawatir untuk membawa anaknya

keluar rumah karena masih maa pandemi covid – 19, dan

bidan pun tidak melakukan kunjungan rumah dikarenakan

masa pandemic belum berakhir. Resiko dari tidak

dilakukannya pemeriksaan secara berkala akan sulit

101
mengetahui bagaimana keadaan dan perkembangan

pada bayi tersebut.

b. Data objektif

Data objektif adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/ observasi bidan atau tenaga kesehatan lain.

Yang termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan

diagnostic lainnya. (Subiyatin, 2017)

1) Tanda-tanda Vital

Pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per menit,

dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada

tanda-tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir memiliki

frekuensi denyut jantung 110-160 denyut per menit

dengan rata-rata kira-kira 130 denyut per menit. Angka

normal pada pengukuran suhu bayi secara aksila adalah

36,5-37,5° C (Kemenkes, 2017)

Pada kenyataanya pada bayi Ny.R dan Ny.P hanya

dilakukan pengecekan suhu saha. Maka terjadi

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut asumsi

penulis tidak dilakukannya pemeriksan nada dan resfirasi

karena

2) Antropometri

102
Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000

gram, panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepala

sekitar 32-37 cm, kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar

dada (30-35 cm) (Kemenkes, 2017). Bayi biasanya

mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari

pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10.

Sebaiknya bayi dilakukan penimbangan pada hari ke-3

atau ke-4 dan hari ke-10 untuk memastikan berat badan

lahir telah kembali (Kemenkes, 2017).

Pada kenyataanya pada bayi Ny.R pada kunjungan ke

3 hanya di lakukan penimbangan berat badan. Sehingga

terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya pemeriksaan

Panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada mungkin

menurut bidan sudah dilakukan pada saat bayi lahir.

Akibatnya tidak tahu perkembangan bayi lebih lanjut.

c. Analisa data

1) Masalah

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan Penting untuk melakukan

103
asuhan yang aman. (Kemenkes.2017) tiadak ada untuk

saat ini

2) Masalah potensial

Menurut Helen Varney (2014), masalah potensial yaitu

memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi

jika masalah tersebut menyebabkan lain pada pasien.

Masalah potensial yang terjadi pada Ny.P yaitu dehidrasi

dan tidak melakukan senam nifas masalah potensialnya

yaitu dapat terjadinya keterlambatan pemulihan Rahim

dan vagina. Tidak ada untuk saat ini

3) Diagnose potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial

berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan

dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh dan

persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin

muncul (Varney,2010). Tidak ada untuk saat ini

4) Kebutuhan tindakan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana

bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan

bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakansegera sementara menunggu

instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

104
dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan (Mufdlilah, 2012). Tidak

ada untuk saat ini

d. Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Kemenkes.2017)

e. Dokumentasi

Menurut Muslihatun, Mudlilah, Setyawati, 2009.

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan

dan pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan

catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien,

bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap

secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi

dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang

lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat

dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

105
Pada kasus Ny.R dan Ny.P penulis

mengalamikesulitan mendapatkan data subjektif dan objektif

dari pasien. Penulis mendapatkan data hanya dari buku KIA

dan Bidan di puskesmas

106
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis menganalisa asuhan kebidanan secara komprehensif

pada Ny. R dan Ny.P di puskesmas Telagasari 2021. Maka penulis

dapat membuat kesimpulan berikut.

1. Penulis mampu mengumpulkan pengkajian data dasar

baik data subjektif (S) maupun data objektif (O) pada

Ny.R dan Ny.S di kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi

baru lahir. Data subjektif didapatkan dari buku KIA dan

anamnesa, sedangkan data objektif di dapatkan

melalui pemeriksaan bidan di pkm dan dari buku KIA.

2. Penulis sudah mampu melakukan interpretasi masalah

dari hasil pengkajian data yang dilakukan pada Ny. R

dan Ny.P hasil diagnosa pada kehamilan, persalinan,

nifas, dan bayi baru lahir dalam keadaan normal.

Penyulit yang ditemukan adalah Partus Lama

3. Penulis sudah mampu menentukan diagnosa potensial

dan masalah potensial dari hasil pengkajian data,

hasilnya Ny. R dan Ny.P memiliki diagnosa potensial

yaitu Asfiksia,caput succedaneum,molase kepala janin,

107
trauma cerebri dan bagi ibu perdarahan,atonia uteri,

laserasi perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan syok.

4. Penulis sudah mampu mengidentifikasi kebutuhan

tindakan segera, dan Ny. R dan Ny.P mendapatkan

tindakan segera berupa rujukan ke Rumah Sakit.

5. Penulis sudah mampu membuat perencanaan asuhan

secara komprehensif terhadap Ny.R dan Ny.P yang

dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru

lahir berdasarkan hasil anamnesa, tindakan, dan

observasi .

6. Penulis sudah mampu melakukan penatalaksanaan

dari perencanaan yang telah dibuat dengan baik

terhadap Ny.R dan Ny.P , sifat klien yang kooperatif

memudahkan penulis dalam memberikan

penatalaksaan.

7. Penulis mampu melakukan evaluasi dari

penatalaksaan asuhan kebidanan komprehensif yang

dilakukan terhadap Ny. R dan Ny.P , dan semua

penatalaksanaan telah

dilakukan sesuai dengan harapan.

8. Penulis telah mampu mendokumentasikan hasil

asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R dan Ny. P

108
dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir

dengan menggunakan tujuh langkah varney dalam

bentuk SOAP

B. SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapakan dapat membimbing

pemahaman intelektual mahasiswa dalam melakukan

asuhan kebidanan secara komprehensif dan diharapkan

dapat lebih meningkatkan referensi buku yang dapat

meningkatkan mutu kualitas pendidikan dengan

meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana yang

mendukung.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan

infeksi dengan memperhatikan ketersediaan dan

kepatuhan dalam menggunakan APD secara lengkap

pada saat menolong persalinan sehingga keselamatan

diri lebih tejamin.

3. Bagi pasien dan Keluarga

Diharapkan pasien maupun keluarga dapat

mengaplikasikan semua Pendidikan Kesehatan yang telah

diberikan bidan dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

109
baru lahir dan mampu menganalisa dari tradisi turun menurun ke

dunia Kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi.

110
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Graha ilmu.


Astuti, S. Susanti, A. I., Nurparidah, R & Mandiri, A (2017). Asuhan Ibu Dalam
Masa Kehamilan : Buku Ajar Kebidanan Antenatal Care (ANC). Jakarta:
EGC.
Departement Kesehatan RI (2013). Profil Kesehatan Indonesiat. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2019). Profil KesehatanProvinsi Jawa
Barat. Bandung.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang (2019). Profil Kesehatan Kabupetn
Karawang. Karawang.
Hani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Kemenkes RI (2013). Buku Saku Pelayanan KesehatanIbu di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: Country office for Indonesia.
Karlina, Ermalinda & Pratiwi (2016). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Bogor: IN MEDIA.
Kusmiyanti, Yuni. (2009). Perewatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitratama syafrudin.
Manuaba, I. B. G (2010). Ilmu kebidanan penyakit kandungan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, I. B. G (2013). Ilmu kebidanan penyakit kandungan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
Mardiatun. (2015). Pengaruh pendekatan supportive-Educative “OREM” terhadap
peningkatan kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early
posrpartum. Jakarta.
Marmi. (2016). Internatal Care. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Marni, K. R. dkk (2015). Asuhan neonates bayi, balita, dan anak prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Mochtar, Rustam (2011). Synopsis obstetric fisiologi Patologi. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. (2016). Ilmu Kebidanan . Edisi 4 cetakan 5 Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rohani, dkk. (2011). Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

111
Sopian Amru, Rustam Mochtar (2013). Synopsis Obstetric: Obstetric Fisiologi,
Obstetric Patologi. Edisi 3 Jakarta : EGC.
Sukarni, I dan Margaretha (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Walyani, E.s (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.
Walyani, dan Purwoastuti (2015). Asuhan Kebidanan Kegswatdaruratan Maternal
dan neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Walyani, dan Purwoastuti (2017). Asuhan Kebidanan Kegswatdaruratan Maternal
dan neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Varney,Hellen. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

112
LAMPIRAN

Buku KIA Ny. R

Buku KIA Ny.P

113
114

Anda mungkin juga menyukai