Anda di halaman 1dari 5

Silahkan baca kasus berikut ini dengan teliti dan seksama, lalu jawablah pertanyaan yang diberikan !

Seorang laki-laki, usia 28 tahun datang ke IGD dengan kecelakaan lalu lintas. Terdapat robekan celana
dan perdarahan di paha kanan atas, tampak kesakitan, wajah pucat dan gelisah. Keluarga pasien
mengatakan kecelakaan bermotor dan di tabrak mobil dari arah belakang. Hasil pengkajian pada paha
kanan terdapat luka robek sekitar 10 cm, luka rembes dan keluar darah, tampak bengkak, pasien
mengeluh nyeri saat menggerakkan kakinya, kekuatan otot menurun, tidak bisa menggerakkan kakinya,
rom nya tampak terbatas. TTV TD 100/70 mmHg, frekuensi Nadi 105x/menit, frekuensi nafas 21x/menit,
Suhu 37C. Hasil rontgen terdapat fraktur pada Femur Dextra.

1. Jelaskan masalah keperawatan yang terdapat pada pasien, beserta intervensi dan kriteria hasil
berdasarkan [SDKI-
SIKI dan SLKI]

2. Jelaskan tentang PEMBIDAIAN meliputi :


a. Pengertian
b. Tujuan balut tekan dan pembidaian
c. Persiapan alat
d. Prinsip pemasangan bidai
e. Mekanisme dan teknik pembidaian

Jawaban

1. Diagnosa Keperawatan

No Data Problem Etiologi


1 DS : Risiko hipovolemia Kehilangan cairan
 Keluarga pasien mengatakan secara aktif
kecelakaan bermotor dan di
tabrak mobil dari arah belakang
DO :
 TTV TD 100/70 mmHg,
 frekuensi Nadi 105x/menit
 frekuensi nafas 21x/menit
 Suhu 37C
 tampak kesakitan
 wajah pucat dan gelisah
 paha kanan terdapat luka robek
sekitar 10 cm
 luka rembes dan keluar darah
 mengeluh nyeri saat
menggerakkan kakinya
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi
integritas kulit keperawatan 2 x 24 jam masalah  Periksa tanda dan gejala
b.d Faktor keperawatan gangguan hypovolemia (mis.
mekanis (mis. integritas kulit dapat teratasi Frekuensi nadi meningkat,
Penekanan dengan kriteria hasil : nadi teraba lemah,
pada tonjolan 1. Kerusakan integritas tekanan darah menurun,
tulang, jaringan menurun tekanan nadi menyempit,
gesekan) atau 2. Nyeri menurun turgor kulit, membran
faktor elektris 3. Perdarahan menurun mukosa kering, volume
(elektrodiatermi 4. Kemerahan menurun urin menurun, hematocrit
, energi listrik 5. Hematoma menurun meningkat, haus, lemah)
bertegangan  Monitor intake dan output
tinggi) cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified
Trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
 Kolaborasi pemberian
cairan IV Hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
 Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin, plasmanate)
 Kolaborasi pemberian
produk darah

2. PEMBIDAIAN
 Pengertian
Pembidaian merupakan tindakan imobilisasi eksternal bagian tubuh yang
mengalami patah tulang menggunakan alat bernama bidai dan dipasang dengan
menyesuaikan bentuk tubuh agar tidak terjadi deformitas atau perubahan bentuk tubuh
tidak sesuai anatomis tubuh (Asikin, Nasir, Podding, & Takko, 2016).
 Tujuan Balut tekan dan pembidaian
A. Balu tekan
 Untuk meningkatkanpenyembuhan luka
 Untuk menyerap sekresi dari luka
 Untuk melindungi daerah luka dari bakteri, trauma
 Untuk imobilisasi atau menyokong daerah luka
 Untuk mencegah pembentuka hematom
 Untuk menambah estetika
 Untuk mengurangi rasa nyeri paparan terhadap udara
B. Pembidaian

Tujuan pembidaian adalah imobisisasi luka patah

tulang dan fiksasi eksternal untuk mencegah bertambah

parahnya suatu luka patah tulang, mengurangi nyeri dan

mengurangi timbulnya kecacatan (Asikin, Nasir, Podding, &

Takko, 2016), selain itu pembidaian bertujuan untuk

mengistirahatkan anggota badan yang cidera dan mempercepat

penyembuhan (Ramsi, 2016).

 Persiapan Alat
1. Mitela yaitu pembalut berbentuk segitiga
2. Dasi yaitu mitela yang telipat-lipat sehingga berbentuk dasi
3. Pita yaitu penbalut berperekat
4. Pembalut yang spesifik
5. Kassa steril
6. Sarung tangan steril bila perlu.
 Prinsip pemasangan bidai

Prinsip pembidaian, jika cidera terjadi pada tulang maka bidai

harus melewati 2 sendi, namun jika yang cidera adalah sendi maka

pembidaian harus melewati 2 tulang pada sendi yang cidera (Ramsi,

2016).

 Mekanisme dan teknik pembidaian

Tanggal :
FORMULIR
Nama Mahasiswa :
NIM :
BALUT BIDAI PRODI :
STIKes Kharisma
Karawang
NO Kegiatan Ya Tidak Ket.
1 Persiapan pasien
1. Salam Terapeutik (memberikan salam,
memperkenalkan diri, perawat menanyakan
nama klien/keluarga)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tidakan
3. Pastikan pasien dan keluarga mengerti
penjelasan perawat
4. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk
bertanya.

2 Persiapan alat
1. Mitela
2. Perban elastis
3. Hand scoon bersih
4. Hand scoon steril
5. Kasa steril
6. Spalek panjang, pendek
3 Cara kerja
1. Jelaskan prosedur kepada klien dan
tanyakan keluhan klien
2. Cuci tangan dan gunakan handscoon steril
3. Jaga privasi klien
4. Lihat bagian tubuh yang akan dibidai
5. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian
bagian yang akan dilakukan tindakan.
6. Lepaskan pakaian atau perhiasan yang
menutupi tempat untuk mengambil tindakan
7. Perhatikan tempat yang akan dibalut :
a. Bagian tubuh yang mana
b. Apakah ada bagian luka terbuka atau
tidak
c. Bagaimana luas luka
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian
tertentu atau tidak
8. Lakukan balut bidai dengan melewati dua
sendi
9. Hasil balut bidai :
a. Harus cukup jumlahnya, dimulai dari
bagian bawah tempat yang patah
b. Tidak kendor dan keras
c. Cek PMS (Puls, Motorik, Sirkulasi)
10. Rapihkan alat-alat yang tidak pergunakan
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Evaluasi dan dokumentasi tindakan
a. Saat pemasangan
b. Respon klien

Anda mungkin juga menyukai