Silakan dianalisa kasus-kasus berikut, untuk selanjutnya jawablah pertanyaan berikut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Gunakan referensi SDKI, SLKI dan SIKI.
Waktu mengerjakan tugas : 2 kasus x 60 menit
Waktu responsi : 2 kasus x 15-30 menit
KASUS 3
Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun datang ke RS dengan riwayat muntah darah sejak 10 jam
yang lalu, didiagnosa Perdarahan Saluran Pencernaan Akut. Kesadaran somnolen, dengan TD 90/60
mmHg, nadi 120 x/menit teraba lemah, berkeringat dingin (diaforesis), turgor kulit menurun, membran
mukosa kering. Volume urin 100 cc/ 6 jam (menurun). Hasil pemeriksaan darah Hb 9 g/dL, Ht 32 %,
trombosit 175.000/ uL. Perawat telah memasang cairan infus, terdapat order untuk dilakukan tranfusi
darah.
Berdasarkan kasus tersebut :
1. Tentukan masalah keperawatan prioritas ! (berdasarkan SDKI)
2. Tentukan Luaran dari masalah tersebut diatas ! (berdasarkan SLKI)
3. Tentukan Intervensi apa saja yang dapat dilakukan untuk megatasi masalah diatas ! (berdasarkan
SIKI)
4. Uraikan 3 macam Intervensi Keperawatan berdasarkan SIKI yaitu Manajemen hipovolemia, terapi
intravena dan tranfusi darah !
No Diagnosa (SLKI) Intervensi Uraian Intervensi
(SIKI)
hipovolemi Status cairan (L.03208) Manajemen Tindakan
a b/d Kriteri hasil: hivipolemia Observasi
kehilangan Kekuatan nadi Periksa tanda dan
intake aktif meningkat 5 gejala hipovolemia
Turgor kulit (mis. frekuensi nadi
meningkat 5 meningkat, nadi
Oautput urine teraba lemah, tekanan
meningkat 5 darah menurun,
Perasaan lemah tekanan nadi
menurun 5 menyempit, turgor
Frekuensi nadi kulit menurun,
membaik 5 membran mukosa
Membran kering, volume urine
mukosa membaik menurun, hematokrit
5 meningkat, haus,
Kadar hb lemah)
membaik 5 Terapeutik
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan posisi
modified
Trendelenburg
Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian
produk darah
Terapi Indakan
intravena Observasi
Identifikasi indikasi
dilakukan terapi
intravena
Periksa jenis, jumlah,
tanggal kadaluarsa,
jenis larutan, dan
kerusakan wadah
Periksa kepatenan IV
sebelum pemberian
obat atau cairan
Monitor aliran IV dan
tempat penusukan
kateter selama terapi
Monitor tanda dan
gejala kelebihan
cairan
Monitor nilai kalium
berada dibawah 200
mEq/24 jam pada
dewasa
Monitor tanda dan
gejala flebitis atau
infeksi lokal
Terapeutik
Pertahankan teknik
asertif
Lakukan Lima benar
sebelum memberikan
cairan atau obat-
obatan
(obat,dosis,pasien,rute
dan waktu)
Berikan melalui
infusion pump, jika
perlu
Berikan cairan pada
suhu kamar, kecuali
ada indikasi lain
Berikan obat-obatan
melalui IV dan
monitor reaksi obat
Ganti Kateter IV,
selang infus dan
peralatan lainnya
setiap 48-72 jam
Lakukan perawatan
area penusukan
kateter IV
Lakukan pembilasan
selang setelah
pemberian larutan
pekat
Dokumentasikan
terapi yang diberikan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah
prosedur
Transfuse Tindakan
darah
Observasi
Identifikasi rencana
transfusi
Monitor tanda-tanda
vital sebelum, selama
dan setelah transfusi
(tekanan darah, suhu,
nadi dan frekuensi
napas)
Monitor tanda
kelebihan cairan (mis.
dispnea, takikardia,
sianosis, tekanan
darah meningkat, sakit
kepala, konvusi)
Monitor reaksi
transfusi
Terapeutik
Lakukan pengecekan
ganda (double check)
pada label darah
(golongan darah,
rhesus, tanggal
kadaluarsa, nomor
seri, jumlah, dan
identitas pasien)
Pasang akses
intravena, jika belum
terpasang
Periksa kepatenan
akses internet, flebitis
dan tanda infeksi lokal
Berikan NaCl 0,9%
50-100 ml sebelum
transfusi dilakukan
Atur kecepatan aliran
transfusi sesuai
produk darah 10-15
ml/kgBB dalam 2-4
jam
Berikan transfusi
dalam waktu
maksimal 4 jam
Hentikan transfusi
jika terdapat reaksi
transfusi
Dokumentasikan
tanggal, waktu,
jumlah darah, durasi
dan respon transfusi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur transfusi
Jelaskan tanda dan
gejala reaksi transfusi
yang perlu dilaporkan
(mis. gatal, pusing,
sesak napas, dan atau
nyeri dada)
KASUS 4
Seorang pasien perempuan 48 tahun, keadaan fisik lesu dan apatis, terlihat kurus, BB : 40 kg, TB 153
cm. Tonus otot lemah, rambut kusam kering dan pudar. Pasien juga anoreksia, konjungtiva pucat.
Lingkar lengan atas (LLA) 17 cm, nilai albumin 3,5 mg/100 ml. Pasien akan dilakukan pemasangan
selang NGT
Berdasarkan kasus tersebut :
1. Tentukan masalah keperawatan prioritas ! (berdasarkan SDKI)
2. Tentukan Luaran dari masalah tersebut diatas ! (berdasarkan SLKI)
3. Tentukan Intervensi apa saja yang dapat dilakukan untuk megatasi masalah diatas ! (berdasarkan
SIKI)
4. Uraikan 3 macam Intervensi Keperawatan berdasarkan SIKI yaitu Pemasangan selang NGT
Jawaban
No Diagnosa (SLKI) Intervensi Uraian Intervensi
(SIKI)
1 Defisit Status nutrisi Manajemen Tindakan
nutrisi b/d Kriteria hasil: nutrisi Observasi
faktor Berat badan Identifikasi status
psikologis membaik 5 nutrisi
(anoreksia) IMT membaik 5 Identifikasi alergi dan
Frekuensi makan intoleransi makanan
membaik 5 Identifikasi makanan
Nafsu makan yang disukai
membaik 5 Identifikasi kebutuhan
Perasan cepat kalori dan jenis
senang menurun nutrien
5 Identifikasi perlunya
Rambut kusam penggunaan selang
kering pudar nasogastrik
menurun 5 Monitor asupan
Tonus otot makanan
meningkat 5 Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygienis
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
piramida makanan)
Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui
selang nasogastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Promosi berat Tindakan
badan Observasi
Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB kurang
Monitor adanya mual
dan muntah
Monitor jumlah kalori
yang dikonsumsi
sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin,
limfosit, dan elektrolit
serum
Terapeutik
Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan,
jika perlu
Sediakan makanan
yang tepat sesuai
kondisi pasien (mis.
makan dengan tekstur
halus, makanan yang
diblender, makanan
cair yang diberikan
melalui NGT atau
gastrostomi, total
perenteral nutrition
sesuai indikasi)
Berikan pujian pada
pasien atau keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis
makanan yang bergizi
tinggi, namun tetap
terjangkau
Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
Pemberaian Tindakan
makan enteral Observasi
Periksa posisi
nasogastric tube
(NGT) dengan
memeriksa residu
lambung atau
mengauskultasi
hembusan udara
Monitor tetesan
makanan pada pompa
setiap jam
Monitor rasa penuh,
mual, dan muntah
Monitor residu
lambung tiap 4-6 jam
selama 24 jam
pertama, kemudian
tiap 8 jam selama
pemberian makanan
via Enteral, Jika perlu
Terapiutik
Kolaborasi pemilihan
jenis dan jumlah
makanan enteral