KPERAWATAN
PASIEN DENGAN
PENYAKIT DHF
Pengertian
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang
dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada
anak serta sering menimbulkan wabah. Nyamuk
Aedes aegypti jika menggigit orang yang terkena
demam berdarah maka virus dengue akan masuk
kedalam tubuh nyamuk bersama dengan darah yang
dihisap (Wuri, 2020).
Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue (DENV). DENV adalah virus RNA
single-stranded yang terdiri dari empat serotipe
yang berbeda yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3
dan DENV-4 termasuk dalam Genus Flavivirus,
Family Flaviviridae. Penyakit ini ditandai
dengan demam bifasik, leukopenia,
limfadenopati, mialgia atau artralgia dan ruam
(Hikmawati, 2021).
Tipe 1
Tipe 3
Gejalanya Tidak Khas aDanya Kegagalan
dan satu-satunya uji sirkulasi seperti nadi
Klasifikasi DHF perdarahan yaitu uji cepat dan lemah, nadi
turniket menurun
Tipe 2
Seperti derajat 1 disertai Tipe 4
dengan perdarahan spontan terdapat DSS dengan
pada kulit atau perdarahan nadi tak teraba dan
lainnya
tekanan darah tidak dapat
diukur
Etiologi
syok
Demam
penurunan tekanan darah
uji torniquet akan adanya
penurunan trombosit
purpura
mual muntah, penurunan nafsu
perdaran konjungtiva,
makan, diare, dan kejang
epistaksis, melena
hepatomegali
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1 Pemeriksaan Darah Lengkap / darah Rutin
2 Uji HI
3 Uji NS1
Pemeriksaan Peme
s a fisik riksa
am n e Penu a n
An njang
Diagnosa
Hipertermi b.d Proses Penyakit (Infeksi) ditandai dengan suhu tubuh diatas normal,
kulit teraba hangat
24 jam fungsiN
Setelah dilakukan perawatan 3 x Tindakan observasi
gastro intestinal - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
pasien membaik dengan kriteria - Identifikasi status nutrisi
- Monitor asupan makanan
hasil : - Monitor berat badan
- Toleransi terhadap makanan - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
meningkat Tindakan terapeutik
- Nafsu makan meningkat - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Mual menurun - Tindakan kolaborasi
- Muntah menurun - Kolaborasi pemberian anti emetik jika perlu
INTERVENSI
DIAGNO
SA syok
Risiko INTERVE
Pencegahan Syok NSI
ditandai dengan
a.
kekurangan Tindakan observasi
volume cairan - Monitor status kardio pulmonal
- Monitor status oksigenasi
- Monitor status cairan
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
TUJUA Tindakan terapeutik
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
Nmenurun dengan
- Setelah dilakukan perawatan 1 x 24
jam tingkat syok pasien
>94%
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis jika perlu
Tindakan edukasi
kriteria
- Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
- Kekuatan nadi meningkat - Jelaskan tanda dan gejala awal syok
- Saturasi oksigen meningkat - Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan
- Akral dingin menurun gejala awal syok
- Letargi menurun - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Tekanan darah sistolik membaik Kolaborasi
- Tekanan darah diastolik membaik - Kolaborasi pemberian IV
- Frekuensi nadi membaik - Kolaborasi pemberian tranfusi darah jika perlu
- Tekanan nadi membaik
INTERVENSI
DIAGNO
SA
Risiko perdarahan INTERVE
ditandai dengan
gangguan koagulasi NSI
a. Pencegahan Perdarahan
(trombositopenia) Tindakan Observasi
-Monitor tanda dan gejala perdarahan
-Monitor nilai hematokrit sebelum dan sesudah
kehilangan darah
TUJUA -Monitor tanda-tanda vital ortostatik (TD dan denyut
nadi di dua posisi)
N menurun
Setalah dilakukan perawatan 3 x 24 jam
tingkat perdarahan pasien
Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
dengan kriteria hasil Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
- Kelembapan membran mukosa Kolaborasi
meningkat Kolaborasi pemberian produk darah jika perlu
- Kelembapan kulit meningkat
- Hematokrit membaik
- Tekanan darah membaik
- Frekuensi nadi membaik
- Suhu tubuh membaik
IMPLEMENTASI
Implementasi atau tindakan melaksanakan intervensi
keperawatan yang telah disusun sebelumnya merupakan
tahap ke empat dalam tahap proses keperawatan. Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya
bahaya-bahaya fisik dan perlindungn pada pasien, tehnik
komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan,
pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam
memahami tingkat perkembngan pasien (Aziz Alimul
Hidayat, 2008).
Implementasi terdiri dari
-Tindakan Mandiri
-Tindakan Kolaboratif
Evaluasi