Anda di halaman 1dari 250

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MODERASI BERAGAMA

Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI

Hak Cipta pada Penulis dilindungi Undang-Undang Kementerian Pendidikan Nasional,


Kode Pos 91921-Palopo, Indonesia

Cetakan Pertama, 2021


Penulis
1. Fitriani 11. Nasirah Nurhaida
21. Kartika Hasanuddin
2. Renita Ansar 12. Muh. Rani R. B
22. Haswindi
3. Shafira Gita Dewi 13. Asmiani
23. Nurazisah Sania
4. Luvia Asdini 14. Supriadi
24. Vicky Ahmad. K
5. Satriani 15. Novita Sari
25. Suci Rahmadani
6. Rahmi 16. Andre Pratama
26. Neny Astini
7. Asma Sahir 17. Kartini Hasanuddin
27. Heni
8. Wahyunita 18. Nurfadila
28. Zakiyah Ummu. Z
9. Hamsa 19. Nurfadila Rahim
29. Rika Rahayu. M
10. Rusni Febriwanti 20. Furqan Fatwa M

Editor Ahli : Dr. Edhy Rustan, M.Pd.


Nurul Aswar, S.Pd.,M.Pd.
Desain Cover : Renita Ansar
Penata Letak Isi : Rusni Febriwanti
Wahyunita
Ilustrator : Nurfadila Rahim
Nurazisah Sania
Halaman isi : 251 + xv hlm.
Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm.

Ketentuan Pidana Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002


Tentang Hak Cipta
Barang siapa dengan sengaja tanpa hak mengumumkan atau meperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
sedikit 1 (satu) bulan dan atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun penjara dan atau denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00, (lima miliyar rupiah).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI ii


KATA PENGANTAR

‫حم ِن ٱل ٰرِح ِيم‬ ِ‫بِس ِم ٰه‬


‫ٱَّلل ٱل ٰر ْ ه‬ ْ
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala karunia-Nya sehingga Buku Ajar
ini bisa diselesaikan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Selain itu tak lupa
bacaan shalawat patut diucapkan untuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia yang
berpengaruh besar pada peradaban manusia hingga menjadi sekarang ini. Agama Islam
beserta ajaran-ajarannya yang sejuk, damai, menjadi kabar gembira, dan sebagai
pedoman hidup telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi kuantitas dan
kualitas secara umum hampir di seluruh dunia pada akhir-akhir ini.
Buku ajar ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Keterampilan Menulis
Buku Bahan Ajar. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada keluarga, sahabat, dan
dosen pengampu yang selalu membimbing penulis untuk menyelesaikan penulisan buku
ini. Penulis menyadari bahwa penulisan buku ajar ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan segala kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu demi penyempurnaan buku
ajar ini penulis berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
penulis butuhkan untuk perbaikan buku ini.

Palopo, 24 Juni 2021

Penulis

Pendidikan Agama Islam Kelas XI iii


NO NAMA KOMPETENSI DASAR

BAB 1 MEMBANGUN BANGSA DENGAN TAAT, KEBAIKAN DAN ETOS


KERJA

1.1 Terbiasa membaca Al-Qur‟an dengan


meyakini bahwa taat pada aturan, kompetisi
1. LUVIA ASDINI dalam kebaikan, dan etos kerja sebagai
perintah agama.

1.2 Bersikap taat aturan, tanggung jawab,


kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras
sebagai implementa-si dari pemahaman Q.S.
2. NOVITA SARI al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan
Q.S. at-Taubah /9: 105 serta hadis yang
terkait.

1.3 Menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5: 48;


Q.S. an-Nisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 :
3. HASWINDI 105, serta hadis tentang taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.

1.4 Membaca Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S. an-


Nisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105
sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul
huruf.

1.5 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-


Maidah/5 : 48; Q.S. an-Nisa/4: 59, dan Q.S.
4. ASMA SAHIR
at-Taubah/9 : 105 dengan fasih dan lancar.

1.6 Menyajikan keterkaitan antara perintah


berkompetisi dalam kebaikan dengan
kepatuhan terhadap ketentuan Allah sesuai
dengan pesan Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S.
an-Nisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 10.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI iv


BAB 2 TOLERANSI, RUKUN DAN MENGHINDARI KEKERASAN

2.1 Meyakini bahwa agama mengajarkan


toleransi, kerukunan, dan
menghindarkan diri dari tindak
kekerasan.

2.2 Bersikap toleran, rukun, dan


menghindarkan diri dari tindak
kekerasan sebagai implementasi
RIKA RAHAYU
5. pemahaman Q.S. Yunus /10 : 40-41 dan
MUSLIMIN
Q.S. al-Maidah/5 : 32, serta hadis
terkait.

2.3 Menganalisis makna Q.S. Yunus/10 : 40-


41 dan Q.S. al-Maidah/5 : 32, serta
hadis tentang toleransi, rukun, dan
menghindarkan diri dari tindak
kekerasan.

2.4 Membaca Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan


Q.S. al-Maidah/5: 32 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makharijul huruf.

2.5 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.


Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5 :
6. RAHMI 32 dengan fasih dan lancar.

2.6 Menyajikan keterkaitan antara kerukunan


dan toleransi sesuai pesan Q.S.
Yunus/10: 40-41 dengan menghindari
tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. Al-
Maidah/5: 3

Pendidikan Agama Islam Kelas XI v


BAB 3 IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.

3.1 Meyakini adanya kitab-kitab suci Allah Swt.

7. RENITA ANSAR 3.2 Peduli kepada orang lain dengan saling


menasihati sebagai cerminan beriman
kepada kitab-kitab Allah Swt.

3.3 Menganalisis makna iman kepada kitab-


kitab Allah Swt.
8. ASMIANI
3.4 Menyajikan keterkaitan antara beriman
kepada kitab-kitab suci Allah Swt., dengan
perilaku sehari-hari.

BAB 4 IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT.

4.1 Meyakini adanya rasul-rasul Allah Swt.

KARTINI 4.2 Menunjukkan perilaku saling menolong


9.
HASANUDDIN sebagai cerminan beriman kepada rasul-
rasul Allah Swt.

4.3 Menganalisis makna iman kepada rasul-


rasul Allah Swt.

10. SUPRIADI 4.4 Menyajikan kaitan antara iman kepada


rasul-rasul Allah Swt. dengan keteguhan
dalam bertauhid, toleransi, ketaatan, dan
kecintaan kepada Allah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI vi


BAB 5 SYAJA'AH

5.1 Meyakini bahwa Islam mengharuskan


NASIRAH
11.
NURHAIDA umatnya untuk memiliki sifat syaja‟ah
(berani membela kebenaran) dalam
mewujudkan kejujuran.

5.2 Menunjukkan sikap syaja‟ah (berani


membela kebenaran) dalam mewujudkan
12. SUCI RAHMADANI
kejujuran.

5.3 Menganalisis makna syaja‟ah (berani


membela kebenaran) dalam mewujudkan
kejujuran.
13. SHAFIRA GITA DEWI
5.4 Menyajikan antara syaja‟ah (berani
membela kebenaran) dalam mewujudkan
kejujuran dalam kehidupan sehari-hari

BAB 6 HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN GURU

6.1 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada


orangtua dan guru sebagai kewajiban
agama.

ZAKIYAH UMMU
14. 6.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
ZAHRAH
kepada orangtua dan guru sebagai
implementasi pemahaman Q.S. al-Isra‟/17:
23 dan hadis terkait.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI vii


6.3 Menganalisis perilaku hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru.

6.4 Menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam


15. HENI
beribadah dengan hormat dan patuh kepada
orangtua dan guru sesuai dengan Q.S. al-
Isra‟/17: 23 dan hadis terkait.

BAB 7 PENYELENGGARAAN JENAZAH

7.1 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai


dengan ketentuan syariat Islam.

16. FITRIANI 7.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan


kerja sama dalam penyelenggaraan jenazah
di masyarakat.

7.3 Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan


jenazah.

17. SATRIANI
7.4 Menyajikan prosedur penyelenggaraan
jenazah.

BAB 8 PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIGH, DAN DAKWAH

8.1 Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan


dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat
Islam.

18. ANDRE PRATAMA


8.2 Menjaga kebersamaan dengan orang lain
dengan saling menasihati melalui khutbah,
tablig, dan dakwah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI viii


8.3 Menganalisis pelaksanaan khutbah, tablig,
dan dakwah.
VICKY AHMAD
19.
KASSEM 8.4 Menyajikan ketentuan khutbah, tablig, dan
dakwah.

BAB 9 PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

9.1 Menerapkan prinsip ekonomi dan muamalah


sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

20. RUSNI FEBRIWANTI 9.2 Bekerja sama dalam menegakkan prinsip-


prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat
Islam.

9.3 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik


ekonomi dalam Islam.

21. WAHYUNITA
9.4 Mempresentasikan prinsip-prinsip dan
praktik ekonomi dalam Islam.

BAB 10 PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN

10.1 Mengakui bahwa nilai-nilai Islam dapat


mendorong kemajuan perkembangan Islam
pada masa kejayaan.

KARTIKA
22. 10.2 Bersikap rukun dan kompetitif dalam
HASANUDDIN
kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai
perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI ix


10.3 Menelaah perkembangan peradaban Islam
MUH.RANI
23. pada masa kejayaan.
RACHMANSYAH.B

10.4 Menyajikan kaitan antara


perkembangan peradaban Islam pada masa
24. NURFADILA
kejayaan dengan prinsip-prinsip yang
mempengaruhinya.

BAB 11 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN (1800-


SEKARANG)

11.1 Mempertahankan keyakinan yang benar


sesuai ajaran Islam dalam sejarah
25. NURFADILA RAHIM
peradaban Islam pada masa modern.

11.2 Bersikap rukun dan kompetitif dalam


kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai
26. HAMSA sejarah peradaban Islam pada masa
modern.

11.3 Menyajikan prinsip-prinsip perkembangan


peradaban Islam pada masa modern
27. FURQAN FATWA.M
(1800-sekarang).

11.4 Menyajikan prinsip-prinsip pembaharuan


28. NENY ASTINI yang sesuai dengan perkembangan
peradaban Islam pada masa modern.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI x


DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

KOMPOTENSI DASAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

BAB 1. MEMBANGUN BANGSA DENGAN TAAT, KEBAIKAN DAN


ETOS KERJA

Pendahuluan ........................................................................................................ 1

Peta Konsep ......................................................................................................... 2

A. Model-model jenis cara membaca indah Q.S. an-Nisā'/4: 59, Q.S. al-
Māidah/5: 48, dan Q.S. at-Taubah/9: 105 sesuai dengan kaidah tajwĩd
dan makhrajul huruf ....................................................................................... 3
B. Makna isi Q.S an-Nisa/4:59, Q.S al-Maidah/5:48, dan Q.S at-
Taubah/9:105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf; dengan
menggunakan ICT .......................................................................................... 8
C. Makna hadis yang berkaitan dengan taat, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja ...................................................................................................... 16
D. Asbabunnuzul, hikmah dan manfaat yang terkandung pada Q.S. al
Maidah/5: 48;Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 serta
hadis terkait ................................................................................................ 24

Rangkuman........................................................................................................ 28

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ................................................. 28

Glosarium ..........................................................................................................31

Daftar Pustaka ...................................................................................................32

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xi


BAB 2. TOLERANSI, RUKUN DAN MENGHINDARI KEKERASAN

Pendahuluan .....................................................................................................33

Peta Konsep ......................................................................................................34

A. Q.S. Yunus/10: 40-41 Tentang Toleransi dan Rukun .................................35


B. Q.S. al-Maidah/5: 32 Tentang Menghindari Diri dari Tindak
Kekerasan .....................................................................................................41
Rangkuman........................................................................................................46

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus .................................................47

Glosarium ..........................................................................................................50

Daftar Pustaka ...................................................................................................51

BAB 3. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

Pendahuluan ......................................................................................................52

Peta Konsep .......................................................................................................53

A. Makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt ..................................................54


B. Dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt ...............................62
C. Ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt .................................64
D. Hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah Swt ......................66

Rangkuman........................................................................................................70

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus .................................................71

Glosarium ..........................................................................................................74

Daftar Pustaka ...................................................................................................75

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xii


BAB 4. IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT

Pendahuluan ......................................................................................................76

Peta Konsep .......................................................................................................77

A. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt .........................................................78


B. Sifat-Sifat Rasul Allah Swt ..........................................................................79
C. Tugas-Tugas Rasul Allah Swt ......................................................................85
D. Hikmah Meneladani Sifat Rasul Allah Swt ................................................85
E. Pengertian Keteladanan Nabi Muhammad Saw dalam Kehidupan ...... 86
F. Menerapkan Perilaku Mulia ................................................................... 88

Rangkuman........................................................................................................89

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus .................................................89

Glosarium ..........................................................................................................92

Daftar pustaka ...................................................................................................93

BAB 5. SYAJA'AH

Pendahuluan ....................................................................................................94

Peta Konsep .....................................................................................................95

A. Pengertian Syaja‟ah ......................................................................................96


B. Dalil Naqli Syaja‟ah .....................................................................................98
C. Ciri-ciri Sifat Syaja‟ah.................................................................................101
D. Hikmah dan Manfaat dari sifat Syaja‟ah .....................................................103

Rangkuman.....................................................................................................104

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ..............................................105

Glosarium ....................................................................................................... 108

Daftar Pustaka ................................................................................................108

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xiii


BAB 6. HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN GURU

Pendahuluan ..................................................................................................109

Peta Konsep ...................................................................................................110

A. Pengertian Hormat Kepada Orang Tua .....................................................111


B. Pengertian Hormat Kepada Guru ..............................................................112
C. Dalil-Dalil Naqli Terkait Hormat Kepada Orang Tua ..............................115
D. Hadis Tentang Menghormati Orang Tua ..................................................116
E. Hadis Tentang Menghormati Guru ...........................................................117
F. Kaitan Antara Ketauhidan dalam Beribadah dan Patuh Pada Orang
Tua .... .......................................................................................................118
G. Kisah-Kisah Tentang Hormat dan Patuh Pada Orang Tua .........................123
H. Kisah-Kisah Tentang Hormat dan Patuh Pada Guru.................................125
I. Pentingnya Hormat dan Patuh Kepada Guru dan Contohnya ...................128

Rangkuman.....................................................................................................130

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ..............................................132

Glosarium ..................................................................................................... 135

Daftar Pustaka ................................................................................................135

BAB 7. PENYELENGGARAAN JENAZAH

Pendahuluan .............................................................................................. …136

Peta Konsep ....................................................................................................137

A. Dalil dan Hadis Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah ............................. 138


B. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah ....................................................... 141

Rangkuman.....................................................................................................151

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ..............................................152

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xiv


Glosarium ..................................................................................................... ..154

Daftar Pustaka ................................................................................................155

BAB 8. PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIGH, DAN DAKWAH

Pendahuluan ................................................................................................. 156

Peta Konsep ................................................................................................... 157

A. Pengertian Khutbah Jum‟at ...................................................................... 158


B. Dalil Khutbah, Tabligh dan Dakwah ....................................................... 158
C. Ketentuan Khutbah, Tabligh dan Dakwah ............................................... 160
D. Hikmah Khutbah, Tabligh dan Dakwah dalam Kehidupan Sehari-
Hari .......................................................................................................... 162

Rangkuman.................................................................................................... 163

Soal Latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ............................................ 163

Glosarium ..................................................................................................... 167

Daftar pustaka ............................................................................................ ..167

BAB 9. PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

Pendahuluan .................................................................................................. 168

Peta Konsep ................................................................................................... 169

A. Mu'amalah ................................................................................................. 170

B. Macam-macam Mu'amalah ....................................................................... 170

C. Syirkah ...................................................................................................... 177

D. Perbankan .................................................................................................. 181

E. Asuransi Syariah ....................................................................................... 183

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xv


Rangkuman..................................................................................................... 185

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ............................................... 186

Glosarium ....................................................................................................... 189

Daftar pustaka .................................................................................................191

BAB 10. PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN

Pendahuluan .. ............................................................................................. .192

Peta Konsep ................................................................................................. 193

A. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan ........................ 194


B. Faktor Faktor Yang Mendukung Lahirnya Masa Kejayaan Islam ........... 195
C. Contoh Masa Kejayaan Islam dan Tokoh-tokohnya ............................... 196
D. Hikmah dan Manfaat Mempelajari Sejarah Peradaban Islam ................. 199

Rangkuman.................................................................................................... 201

Soal Latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ............................................ 202

Glosarium ..................................................................................................... .205

Daftar pustaka ................................................................................................205

BAB 11. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN (1800-


SEKARANG)

Pendahuluan ................................................................................................. 206

Peta konsep .................................................................................................... 207

A. Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800-Sekarang) .................... 208


B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemunduran Ummat Islam ........... 215
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebangkitankitan Ummat Islam .... 219
D. Hikmah dan Perkembangan Islam Pada Masa Modern .......................... 222

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xvi


Rangkuman................................................................................................... 226

Soal latihan/Tugas/Eksperimen/Studi Kasus ............................................ 227

Glosarium ..................................................................................................... 230

Daftar pustaka .............................................................................................. 232

Pendidikan Agama Islam Kelas XI xvii


BAB MEMBANGUN BANGSA DENGAN TAAT,
1
KEBAIKAN DAN ETOS KERJA

Pendahuluan

Allah Swt adalah adalah khalik, pencipta alam semesta beserta isinya ini, dan
Rasulullah Saw adalah utusan-Nya. Oleh karena itu siapapun yang telah berikrar
(bersyahadat) maka dengan sendirinya memiliki suatu kewajiban dalam bentuk ketaatan
kepada keduanya dalam situasi dan kondisi apapun. Ketaatan tersebut dalam artian
harus selalu taat dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditelurkan secara
bersama, tentu selam peraturan itu masih diatas nilai-nilai kemanusiaan dan tidak
menyimpang dari aturan agama Islam. Ketaatan itu bukan hanya harus dilakukan pada
pemimpin dalam artian luas saja dalam artian sempitpun harus menjadi keseharian kita.
Ketatatan yang kita lakukan kepada Allah, rasul dan ulil amri merupakan ketaatan yang
akan berakibat baik terhadap amal ibadah kita selama ketatan tersebut tidak diselimuti
oleh berbagai bentuk kebohongan, penyakit hati, kemunafikan, dan berbagai sifat
lainnya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 1


Peta Konsep

Membangun Bangsa Melalui Perilaku Taat,


Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja

Taat pada Aturan Kompetisi dalam Kompetisi dalam


Kebaikan Kebaikan

Menganalisis Perilaku Taat, Kompetisi dalam


Kebaikan, dan Etos Kerja

Terbiasa Berperilaku Taat, Kompetisi dalam


Kebaikan, dan Etos Kerja

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 2


Materi

A. Model-model Jenis cara Membaca Indah Q.S. an-Nisā'/4: 59, Q.S. al-
Māidah/5: 48, dan Q.S. at-Taubah/9: 105 Sesuai dengan Kaidah Tajwĩd dan
Makhrajul Huruf.
1. Menelaah Q.S. an-Nisa/4: 59
a. Tilawah Q.S. an-Nisa/4: 59

              

               

Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan ulilamri (pemegang kekuasaan) di antara ka-mu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(Sunahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemu-dian. Yang demikian itu,
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”( Q.S.an-Nisa 4:59)

b. Mengidentifikasi Tajwid
No Kalimat Bacaan Sebab

1. Mad Jāiz MunfashilMad Thabi‟i diikuti hamzah bukan


 dalam satu kata


2. Maad Badal Hamzah berharakat
Fathah diikuti Alif

3. Al Syamsiah ‫اه←ز‬
ْ


4.
 Al Qamariah ‫اه ←أ‬

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 3


5.

Ikhfa‟ ←°

6.
   Idzhar Syafawi ‫←ف‬°

7. Fathatain (ً - ) dibaca
 Mad „Iwadh
Waqaf, jadi Fathah (‫)ﹷ‬

c. Mengartikan Perkata
Kata Makna Kata Makna
Orang-orang Kepada Allah
     
yang beriman
Taatlah (kamu) kamu Jika
  
Pemimpin (kamu)
   Beriman
Di antara kamu Hari akhir/hari
  Kiamat
Jika kamu (hal) itu
  
berbeda
pendapat

2. Menelaah Q.S. al- Maidah /5: 48


a. Tilawah Q.S. al-Māidah/5: 48

             

                  

                

       

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 4


Terjemahnya :
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur‟an yang dahulu kamu perselisih
kan, kepadamu (Muhammad) dengan membawa ke benaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumya dan menjaganya, maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allahmenghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya
kepa damu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah
kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apayang dahulu
kamu perselisihkan,”(Q.S al-Maidah/5:48)

b. Mengidentifikasi Tajwid
No Kalimat Bacaan Sebab
Ikhfa‟
1. 
← °

2. Idghām Bilaghunnah

←

3. Idzhar
 
←

4. Ikhfa‟ syafawi

 ←°

5. Mad Jāiz Munfashil Apabila ada huruf maad


 
asli pada satu kata
bertemu dengan hamzah
dalam kata berikutnya
6. Idghām Bighunnah
  ← 
7. Maad „arid lissukun
 Mad Thabi‟I di akhir
ayat

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 5


c. Mengartikan Perkata
Kata Makna Kata Makna

Dan kami turunkan Dari kalian


 
Al-kitab (Al-Qur‟an) Jalan
 
Sebagai pembenar (Dia) Jadikanm kalian
 
Sebagai batu ujian Sebagai satu ummat
  
Diantara mereka Terhadap apa yang
   diberikan (Allah) kepada
kalian
Dengan apa yang diturunkan Maka berlombalah dalam
   Allah   (melakukan)kebaikan
Hawa nafsu mereka Tempat kembali kalian
 

3. Menelaah Q.S. at-Taubah/9: 105


a. Tilawah Q.S. at-Taubah/9: 105

           

     

Terjemahnya :
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S at-Taubah 9:105)

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 6


b. Mengidentifikasi Tajwid
No Kalimat Bacaan Sebab

1.
Tafkhim Lafaz Jalalah di dahului huruf fathah
 

Maad thabi‟i
1.  Huruf  bertemu dengan  

2. Ikhfa‟ syafawi
   ←°

3. Ikhfa‟
 ←°

4. Maad „arid lissukun Mad Thabi‟I di akhir ayat


 

c. Mengartikan Perkata
Kata Makna Kata Makna

Allah akan melihat Kepada yang maha mengetahi


     

Kalian akan dikembalikan Apa yang kalian kerjakan


   

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 7


B. Makna Isi Q.S an-Nisa/4:59, Q.S al-Maidah/5:48, dan Q.S at-Taubah/9:105
Sesuai dengan Kaidah Tajwid dan Makhrajul Huruf dengan Menggunakan
ICT

1. Makna Isi Q.S. an-Nisa 4: 59 (Taat Pada Aturan)

Pengertian taat dalam bahasa Arab adalah suatu kalimat masdar dari Tha‟a,
Yathi‟u, Tho‟atan yang arti kata tunduk atau patuh, sedangkan istilah dari taat
mempunyai persamaan dengan al-Islam, yaitu patuh dan rajin melaksanakan perintah
Allah dan menjahui larangan-Nya. Aturan merupakan suatu perbuatan yang wajib
dilaksanakan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan
yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., Nabi saw, Pemimpin, dan yang lainnya.
Di rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat
terdapat aturan, di mana saja keberadaan kita pasti, terdapat aturan. Aturan dibuat
dengan maksud agar terjadi keteraturan dan keamanan, mustahil aturan dibuat tanpa ada
tujuan. Oleh sebab itu, kita wajib menaati sebuah aturan yang telah berlaku. Aturan
yang paling tinggi ialah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada Al-
Qur‟an, sementara di bawahnya yaitu aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw.,
yang disebut sunnah atau hadis, di bawahnya lagi ada terdapat aturan yang dibuat oleh
seorang pemimpin, baik pemimpin negara, pemerintah, daerah, maupun dari pemimpin
yang lainnya, termasuk pemimpin dalam keluarga.
Dalam syari‟at Islam pemimpin memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia. Hal
ini sesuai dengan besaranya tugas, tanggung jawab serta beratnya beban yang telah
dipikul, mengatur dunia dan menjaga agama sebagai pelanjut dari tugas kenabian,
mereka diberikan derajat dan kedudukan yang tinggi sebagai hikmah dan maslahat
yang harus direalisasikan, sehingga tidak terdapat musibah dan kekacauan yang
mengakibatkan lenyapnya kebaikan dan rusaknya agama serta dunia.

                

             

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 8


Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan ulilamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur‟an) dan Rasul (Sunahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemu-dian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(
Q.S. an-Nisa 4 :59)

Allah Swt. Telah memerintahkan kepada kita, dalam Q.S. an-Nisa 4: 59 untuk
taat kepada ulil amri (apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Tetapi,
perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan
kata “taat”; seperti kata “taat” yang telah digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-
Nya. Mufassir Indonesia. Quraish Shihab, memberi suatu keterangan yang menarik:
“Tidak disebutkannya kata "taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan
kepada mereka tidak berdiri sendiri, namun berkaitan dengan ketaatan kepada Allah
Swt. dan rasul-Nya. Maknanya, apabila suatu perintah itu bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran Allah Swt. dan Rasul-Nya, tidak diperkenangkan untuk taat kepada mereka.
Berikut ini, isi kandungan dari Q.S. an-Nisa 4: 59, antara lain:
a. Ayat ini berkaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu perintah untuk orang-orang
beriman, supaya Allah Swt. menugasi para nabi-nabi dan menurunkan syariat
kepadanya untuk bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. Taat terhadap
perintah Allah Swt. dan Rasul, serta terhadap ulil amri saat menyelesaikan suatu
perkara yang dihadapi berdasarkan nilai-nilai dalam Al-Qur‟an dan hadis,

b. Menaati perintah dari Rasulullah Saw, baik itu perintah mengamalkan maupun
meninggalkan suatu larangan, karena perintahnya ialah pelaksanaan dari perintah
Allah Swt,

c. Mematuhi suatu aturan yang telah ditetapkan oleh ulil amri, yaitu: Orang-orang
yang telah memegang kekuasaan di antara kamu atau mereka yang memikiki
wewenang menangani urusan kamu, dengan catatan ketaatan kepada ulil amri
tersebut tidak menentang aturan dari Allah Swt. dan rasul-Nya,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 9


d. Ketaatan itu hendaklah meliputi taat kepada Allah Swt., rasul dan ulil amri, dari
ketiga ketaatan itu, tak harus dipertentangkan, tetapi harus dicari titik temunya,
asalkan tidak menentang aturan dan prinsip yang sudah ada,

e. Apabila terdapat masalah yang diperselisihkan dan tidak terdapat kata sepakat,
yang disebabkan tidak ada petunjuk yang jelas di dalam Al-Qur‟an dan hadis,
maka penyelesaiannya dikembalikan kepada nilai-nilai dan jiwa yang terdapat
pada Al-Qur‟an dan hadis dengan melakukan Ijtihad.

2. Makna Isi Q.S. Al-Maidah/5: 48 (Kompetisi Dalam Kebaikan)


Menurut KBBI kata “kompetisi” artinya persaingan. Sedangkan kebaikan,
artinya sifat baik, perbuatan baik, atau sifat manusia yang dianggap baik, menurut
sistem norma dan pandangan umum yang berlaku kata “kebaikan‟ menurut ajaran Islam
dapat diartikan sebagai amal sholeh. Jadi, kompetisi dalam kebaikan ialah melakukan
persaingan atau berlomba untuk melakukan kebaikan atau amal sholeh. Secara
terminologis amal sholeh adalah segala perbuatan yang tidak merusak, selain itu amal
sholeh juga adalah perilaku yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang
mendatangkan kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Hidup merupakan kompetisi, bukan hanya untuk menjadi yang terbaik,
melainkan juga kompetisi untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan, tetapi
sayangbanyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan
syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani.

             

                  

                

       

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 10


Terjemahnya:
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur‟an yang dahulu kamu perselisih kan,
kepadamu (Muhammad) dengan membawa ke benaran, yang membenarkan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.Untuk setiap umat di
antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allahmenghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepa damu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu terhadap apayang dahulu kamu perselisihkan. (Q.S. al-Maidah 5:48)

Allah Swt. menjelaskan dalam Q.S. al-Māidah/5:48, bahwa setiap kaum


diberikan syariat atau aturan, syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan
keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya
beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Allah Swt. telah mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk
memberi petunjuk kepada umat manusia untuk berjalan pada rel yang lurus dan benar.
Namun, sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan. Sebagai ganti ajaran para
nabi. Manusia membuat suatu ajaran tersendiri yang bersifat khurafat dan takhayul,
dalam ayat ini membicarakan bahwa Al-Qur‟an mempunyai kedudukan yang sangat
tinggi, selain itu Al-Qur‟ān sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya dan juga sebagai
penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan demikian menekankan kepada dasar-dasar ajaran
para nabi yang terdahulu serta Al-Qur‟ān juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran
itu dan menyempurnakannya.
Akhir dari ayat ini juga mengatakan, perbedaan syariat atau aturan tersebut
seperti layaknya perbedaan manusia dalam penciptaannya, yaitu bersuku-suku,
berbangsa-bangsa. Semua perbedaan itu merupakan rahmat untuk ajang saling
mengenal. selain itu, ayat ini juga mendorong berbagai macam pengembangan
kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan malah menjadi ajang perdebatan,
dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing semua orang, haruslah berlomba-
lomba dalam melaksanakan suatu kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan
memantau perilaku manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. Berikut
ini, isi kandungan dari Q.S. al-Maidah 5: 48, antara lain:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 11


a. Al-Qur‟an ialah haq, baik dari isi maupun kandungannya. Dzat yang menurunkan,
yang mengantarnya maupun yang diturunkan kepadanya,

b. Al-Qur‟an tidak hanya membenarkan Kitab Suci sebelumnya, melainkan juga


menjadi batu ujian (tolok ukur kebenaran), saksi kebenaran dari kesalahan kitab-
kitab sebelumnya. Sebab itu, perkara harus diputuskan sesuai dengan petunjuk
Allah Swt. dan jangan sampai menuruti hawa nafsu atau keinginan,

c. Syariat adalah sumber kebahagiaan tersendiri setiap umat pada masanya dan
syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw. membatalkan sebagian besar syariat
yang lalu, meski masih ada sebagian syariat yang dipertahankan,

d. Setiap umat terdapat kiblatnya sendiri, sesuai dengan keyakinan masing-masing,


dengan mereka mengarah kepada kiblat itu. Tujuannya untuk mencapai kebajikan,
maka hendaklah kita sebagai umat Islam berlomba-lomba dalam kebajikan,
bahkan melebihi dari mereka,

e. Dengan ayat ini, umat Islam hendaklah giat mengerjakan kebajikan dalam bentuk
apa saja, seperti menuntut ilmu, shalat, menebarkan kedamaian, peduli kepada
sesama, berprestasi, santun bertutur kata dan maksimal dalam bekerja serta selalu
memberikan nasehat yang baik-baik,

f. Allah Swt. sudah menetapkan manhaj dan syariah yang khusus bagi dan masa
untuk setiap umat (baik terdahulu maupun masa kini), baik umat Nabi Musa as
dan Nabi Isa as yang memiliki manhaj dan syariah untuk hidup pada masanya,
dan umat Nabi Muhammad Saw. demikian juga, hanya saja syariat Nabi
Muhammad Saw berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat,

g. Allah Swt. tidak menghendaki menjadikan semua manusia satu umat, satu
pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama.Itu tidak dikehendaki, tetapi
manusia diberi kebebasan untuk memilih, sehingga wajar ada pertanggung
jawaban,

h. Melalui kebebasan memilih ini, manusia didorong untuk berlomba-lomba dalam


kebaikan, sehingga muncul gagasan, ide dan kreativitas yang baru menuju
peningkatan suatu kualitas dan keunggulan hidup yang dijalaninya,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 12


i. Apabila terdapat perselisihan, carilah solusi yang terbaik untuk semua, jangan
berkutat kepada perbedaan, sebab semuanya akan kembali kepada Allah Swt.
(melalui kematian), dan di akhirat kelak akan dibuka secara jelas semua
perselisihan dan semua hakikat kebenaran akan diungkap, kemudian terlihat siapa
yang benar dan siapa yang salah,

j. Perbedaan adalah sunnatullah, karena itu sebagian dari ketetapan Allah Swt. Oleh
sebab itu, tidak perlu berselisih dan bersilang sengketa karena terdapat perbedaan.
Tergantung kepada pribadi masing-masing, umat, kelompok, masyarakat, bangsa,
bahkan agama yang memiliki perberbedaan untuk berkompetisi atau berlomba-
lomba dalam kebaikan, kemudian nampak sangat jelas siapa yang unggul dan
berkualitas.

4. Makna Isi Q.S. At-Taubah/9: 105 (Etos Kerja)


Etos kerja terdiri dari dua suku kata yakni etos dan kerja. Secara etimologi kata
etos berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos”. Ketika terserap dalam bahasa Indonesia
kata ini ditulis menjadi etos, pada dasarnya etos mempunyai bayak arti yaitu, padang
rumput,tempat tinggal yang biasa, kandang habitat, adat, akhlak, kebiasaan, perasaan,
watak dan cara berpikir, sedangkan kerja menurut KBBI, arti kerja meruapakan
kegiatan melakukan sesuatu, dalam melakukan sesuatu kegiatan sudah tentu melibatkan
mental dan fisik. Kerja merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang bernilai dan tidak
dapat dipisahkan dari faktor mental, fisik dan sosial dan hal ini adalah sebuah tatanan
nilai-nilai. Tatanan nilai-nilai ini sangat mempengaruhi perilaku dan sikap dalam
berkerja, sehingga antara individu yang satu dengan individu lain, masyarakat yang satu
dengan masyarakat lain sudah tentu sangat berbeda dan tidak sama.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa andaikan dua kata
tersebut berpadu yaitu “etos” dan „kerja” maka etos kerja menagandung sebuah arti
bahwa “ watak dasar, sifat dan pola pikir yang telah menjadi kebiasaan bahkan menjadi
sebuah norma dan nilai-nilai yang telah dianut dan telah diyakini oleh suatu masyarakat
yang telah dianggap itu merupakan yang terbaik untuk mereka, selain itu watak dan sifat
tersebut terjelma dalam segala perilaku hidup dalam melakukan semua aktivitas untuk
kegiatan kerja mereka. Oleh sebab itu, wajarlah antara setiap individu, masyarakat,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 13


bangsa dan negara etos kerjanya juga berbeda, karena disebabkan berbedanya mental,
fisik, dan tujuan yang harus diperoleh dan lingkungan sosial yang mempengaruhnya.
Di katakan manusia marupakan makhluk pekerja, karena dengan bekerja
manusia akan mampu memenuhi segala kebutuhannya agar terus tetap bertahan. Oleh
karena itu, bekerja adalah kehidupan. Sebab melalui perantara pekerjaan itulah,
sesungguhnya hidup manusia bisa menjadi berarti. Untuk itu, manusia harus bekerja dan
berusaha sebagai manifestasi kesejahteraan hidup demi mendapatkan kesuksesan dan
kebahagiaan hakiki, baik rohaniah maupun jasmaniah, dunia dan akhirat. Bekerja tanpa
dilandasi dengan semangat untuk mencapai tujuan tentu saja akan sia-sia dan tidak
bernilai, inilah yang biasa dikenal dengan istilah “etos kerja”. Izzuddin al-Khatib At-
Tamimi memberikan batasan tentang etika kerja dalam Islam merupakan bekerja yang
jujur dan bertanggung jawab, bisa dipercaya, selalu memenuhi janji, toleransi terhadap
sesama, selalu menjaga lisannya dari rasa dengki, iri terhadap seseorang dan
menghindari dari diri suka memfitnah, maka jelaslah bahwa etika kerja menurut Islam
ialah bekerja yang selalu memperhatikan lingkungan, tidak menghalalkan segala cara
dan dalam perolehan hasil usaha kita perlu memperhatikan unsur-unsur yang telah ada
dalam sistem ekonomi Islam.

           

     

Terjemahnya:
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9: 105)

Allah Swt telah menjelaskan dalam Q.S.at-Taubah/9: 105, memerintahkan


kepada kita umatnya untuk semangat dalam menjalankan amal sholeh sebanyak-
banyaknya. Allah Swt. melihat dan menilai amal-amal tersebut dan pada akhirnya,
seluruh umat manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa bekal

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 14


amal-amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang telah berperilaku yang baik akan
diberi pahala atau balasan atas perilakunya tersebut, sedangkan mereka yang berbuat
jahat akan memperoleh siksaan atas perilaku yang sudah mereka kerjakan selama di
dunia, sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Dalam
konsep Islam imbalan menekankan pada dua aspek, yakni dunia dan akhirat. Namun,
penekanan kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam
hal ini materi). Selain itu ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan
kepada kita untuk tetap bekerja, dan Allah Swt. akan membalas semua yang sudah kita
kerjakan, yang perlu diperhatikan dalam ayat ini ialah penegasan Allah Swt. bahwa niat
atau motivasi bekerja itu mestilah benar. Berikut ini, isi kandungan dari Q.S. at-Taubah
9: 105, antara lain:
a. Pada ayat ini, dimana memerintahkan kepada seluruh kaum muslim, untuk
mengerjakan amal saleh sebanyak-banyak mungkin hanya karena Allah Swt., baik
amal yang terlihat maupun tersembunyi, karena rangkaian amal saleh akan dilihat
dan dinilai oleh Allah Swt, Rasul, dan orang-orang beriman,
b. Walaupun taubat telah diterima, namun kita harus tau bahwa waktu yang telah
berlalu yang diisidengan aneka kedurhakaan dan kemaksiatan, jangan sampai
terjadi di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu waktu tak mungkin dapat
kembali lagi, sehingga rentang waktu yang sedang dijalaninya, akan diisi dengan
aneka kebaikan, dan tidak terjadi kerugian yang lebih banyak lagi,
c. Kita harus mengindari sikap yang merasa amalnya telah banyak, sehingga dapat
memperlambat langkahnya untuk beramal saleh lagi. Lakukan inisiatif atau ide
dalam mengambil kreasi yang baru untuk beramal, sehingga ketika ada yang
mengikuti langkah baiknya, maka akan dibalas berlipat ganda, tanpa mengurangi
pahala mereka yang telah mencontohnya,
d. Mengingatkan agar tidak menyalahi aturan Allah Swt., karena setiap amal akan
diperlihatkan kepada rasul dan kaum muslim di hari kiamat kelak. Kebaikan
dibalas dengan kebaikan, dan begitu pula sebaliknya. Akhirnya tersingkaplah aib
dan cela mereka, jika ada manusia yang beramal tidak sesuai dengan tuntunan,
dan tidak ikhlas kepada-Nya (Perhatikan Q.S. Qāf/50: 22),

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 15


e. Setiap manusia pasti dikembalikan ke alam akhirat, dan akan menerima balasan
sesuai amalnya, sekecil apapun yang telah dikerjakan, sejalan dengan kadar
keikhlasan yang dilakukan,
f. Umat Islam mempunyai karakter yang berbeda dibanding umat lain, karena Tidak
merasa cukup dengan hanya melakukan taubat, zakat, amal saleh, dan shalat
semata, melainkan juga harus melakukan semua hal secara maksimal dan unggul,

C. Makna Hadis yang Berkaitan dengan Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan
Etos Kerja
1. Pentingnya Taat kepada Aturan

Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt, pemerintah, dsb.) tidak berlaku
curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan.
Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat
baik oleh Allah Swt, nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
Di sekolah terdapat aturan, di rumah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat
terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat tentu saja
dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa
ada tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu
terdapat pada al-Qur‟ān. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi
Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang
dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin
yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada
suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada
pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara
tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar.
Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena
dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah
keamanan dan ketertiban serta kemakmuran

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 16


a. Berperilaku Taat pada Aturan

1). Taat aturan di lingkungan sekolah:


a) Datang sekolah tepat waktu
b) Memakai seragam lengkap
c) Bersikap sopan kepada guru
d) Menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan teman
e) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
f) Dan, disiplin dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, dan masih banyak lagi.
2). Taat aturan di lingkungan keluarga:
a) Setiap anggota keluarga harus saling menghormati satu sama lain
b) Senantiasa menjaga nama baik keluarga
c) Serta menggunakan fasilitas keluarga secara baik dan bertanggung jawab
d) Ayah sebagai kepala keluarga harus selalu mengarahkan anggota keluarga
kepada hal-hal yang baik dan positif, dan lai-lainnya.
3). Taat aturan di lingkungan mayarakat
a) Menjaga nama baik lingkungan masyarakat
b) Menghormati sesama warga masyarakat
c) Taat dan patuh terhadap aturan-aturan masyarakat
d) Tidak bertindak diluar norma-norma
e) Selalu memelihara ketertiban, keamanan, dan keentraman.

Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri (apa pun
pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Namun, perlu diperhatikan bahwa
perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata
“taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish Shihab, Mufassir
Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil
amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi
berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya,
apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak
dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam
hadis berikut ini:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 17


Artinya: Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda ”Tidak
boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu
hanya dalam hal yang makruf.” (HR. Muslim).
Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt, dan rasul-Nya dan diperintahkan
pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya
memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak
kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.

b. Makna Hadis Taat Aturan


“Dari Abu Hurairah, r.a ia
berkatabahwa rasulullah saw. Bersabda,
hendaklah engkau dengar dan taat kepada
pemimpinmu, baik dalam keadaan sulit
maupun dalam keadaan mudah, baik dalam
keadaan rela ataupun dalam keadaan tidak
suka,dan saat ia lebih mengutamakan haknya
daripada engkau.” (HR Muslin no.1836).

1. Kompetisi dalam Kebaikan Hidup adalah Kompetisi


Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih
cita-cita yang diinginkan. Namun sayang, banyak orang terjebak pada kompetisi semu
yang hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana
robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi usaha- pekerjaan, kompetisi jabatan-
kedudukan dan kompetisi lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda,
tetapi sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi yang menipu. Bahkan, hal yang sangat
memilukan ialah tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suuẓan” buruk sangka,
bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi lagi jika rasa
iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut. Lalu, bagaimanakah selayaknya
kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah Swt. telah memberikan pengarahan
bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan
sebagaimana firman-Nya:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 18


             

                  

                

       

Terjemahnya :

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur‟an yang dahulu kamu perselisih
kan, kepadamu (Muhammad) dengan membawa ke benaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti
keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allahmenghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepa damu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua
kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apayang dahulu kamu
perselisihkan.(Q.S. al-Maidah 5:48)

Pada Q.S. al-Māidah 5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan
aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan
hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah
dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

Allah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk
memberi petunjuk kepada manusia agar berjalan pada rel yang benar dan lurus.
Sayangnya, sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan.
Sebagai ganti ajaran para nabi, manusia membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat
dan takhayul.
Ayat ini membicarakan bahwa Al-Qur‟ān memiliki kedudukan yang sangat
tinggi; Al-Qur‟ān sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya; juga sebagai penjaga kitab-
kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 19


terdahulu, Al-Qur‟ān juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan
menyempurnakannya.
Akhir ayat ini juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya
perbedaan manusia dalam penciptaannya, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Semua
perbedaan itu adalah rahmat dan untuk ajang saling mengenal. Ayat ini juga
mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia,
bukan malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar
kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan.
Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak
ada sesuatu yang tersembunyi. Mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan? Paling tidak ada beberapa alasan, antara lain sebagai berikut.
Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, melainkan harus
segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan
berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan.
Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling
tolong-menolong, di sinilah perlunya kolaborasi atau kerja sama. Lingkungan yang
baik adalah lingkungan yang membuat kita terdorong untuk berbuat baik. Tidak sedikit
seorang yang tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan. Lingkungan yang
saling mendukung kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiqāmah
(konsisten).
Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan
kesungguhan. Allah Swt. bersabda:

            

Terjemahnya:
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...” (Q.S. al-Māidah
5: 2)

Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah dengan memulai
dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Mengapa? Sebab inilah jalan
terbaik dan praktis untuk memperbaiki sebuah bangsa. Kita harus memulai dari diri
sendiri dan keluarga. Sebuah bangsa, apa pun hebatnya secara teknologi, tidak akan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 20


pernah bisa tegak dengan kokoh jika pribadi dan keluarga yang ada di dalamnya sangat
rapuh. Jabir ra berkata: pada hari perang uhud, ada seorang bertanya kepada Nabi
saw: “Bagaimana pendapatmu kalau saya terbunuh dalam perang ini ? Jawab Nabi:
Di Surga, maka segera orang itu membuang beberapa biji kurma yang masih sisa di
tangannya dan sedang dimakan. Kemudian ia maju berperang, sehingga terbunuh mati.
(Bukhari, Muslim)”
Hadis ini menunjukkan bahwa berbuat baik dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, kapan saja dan dimana saja selagi itu masih ada kesempatan. bahkan saat
perang sekalipun jika masih ada kesempatan untuk berbuat baik maka hendaknya
bersegeralah untuk melaksanakannya, bahkan pentingnya berlomba-lomba dalam
berbuat rasulullah tegaskan dalam hadis lainnya yaitu: Abu Hurairah ra. berkata:
Bersabda Nabi saw: segeralah melakukan amal salih, sebab akan menjadi fitnah
besar bagaikan gelap malam yang sangat gulita ketika itu seorang mu‟min pada pagi
hari, tiba-tiba pada sore hari berbalik kafir, dan pada sore hari mu‟min tiba-tiba pagi
hari kafir. menukar agama karena sedikit keuntungan dunia yang sederhana. (Muslim).
Dalam hadit ini Rasulullah saw menegaskan kembali akan pentingnya
menyegerakan berbuat baik, manusia tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada
dirinya saat ketika datang pagi dan petang atau diantaraa keduanya. Hal tersebut
dianalogikan secara tegas dalam bentuk kualitas keimanan diri kepada Allah Swt.
sehingga dengan senantiasa terus melakukan amal kebaikan hal tersebut akan menjaga
kualitas keimanan kita kepada Allah Swt.

3. Etos Kerja
Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak
kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya.
Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus
memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara
kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja.
Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik
biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang. Seseorang
layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 21


produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya. Karena itu, agar
manusia benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini, ia memerlukan ruh (spirit). Untuk
ini, al-Qur‟ān diturunkan sebagai spirit hidup, sekaligus sebagai nur (cahaya) yang
tak kunjung padam agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat.
Dalam al-Qur‟ān maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang
memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan
melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk
bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini:

            

    

Terjemahnya :
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9: 105)

Q.S. at-Taubah 9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada


kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt.
akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan
dikembalikan kepada Allah Swt. dengan
membawa amal perbuatannya masing-masing.
Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala
atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat
jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang
telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan
atau upah atau compensation. Imbalan dalam
konsep Islam menekankan pada dua aspek,
yaitu dunia dan akhirat. Namun, penekanan
kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam hal ini materi).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 22


Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan
Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. Bahwa motivasi atau niat bekerja itu
mestilah benar.
Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan
“tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan perbuatan
terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat, membantu orang- orang yang
membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan ṡalat, saling menasihati
teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak lagi usaha-usaha lain
yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas dasar taat dan patuh kepada perintah
Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti menyaksikan itu.
Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan
diperlihatkan pula kepada rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari kiamat.
Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka lakukan sesuai
amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah sering kita saksikan, bagaimana
gambaran orang-orang yang berbuat jahat seperti pencuri, penipu, pemerkosa, koruptor,
dan lain sebagainya. Banyaknya berita tentang korupsi, bagaimana koruptor
dipertontonkan di ruang publik. Ini menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita
sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak
bisa ditutup-tutupi.

Makna Hadis Tentang Etos Kerja


"Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Bahir bin Sa'd] dari [Khalid bin Ma'dan] dari
[Al Miqdam bin Ma'dikarib Az Zubaidi] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari
hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang diinfakkan oleh seorang laki-laki kepada
diri, isteri, anak dan pembantunya adalah sedekah." (HR. Ibnu Majah).

Penjelasan hadis, dimana hadis di atas merupakan motivasi dari Nabi saw
kepada kaum muslimin untuk me- miliki etos kerja yang tinggi. Kita dilarang oleh Nabi
saw hanya bertopang dagu dan berpangku tangan mengharap rezeki datang dari langit.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 23


Kita harus giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga. Bahkan
dikatakan oleh Nabi saw bahwa tidak ada yang lebih baik dari usaha seseorang kecuali
hasil kerjanya sendiri. Hal ini tentunya juga bukan sembarang kerja tetapi pekerjaan
yang halal dan tidak bertentangan deng syari‟at agama Islam.

D. Asbabunnuzul, Hikmah dan Manfaat yang Terkandung pada Q.S. al


Maidah/5: 48, Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at-Taubah /9: 105 serta Hadis
Terkait

1. Q.S. an-Nisa 4:59

                

             

Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-Nisa 4:59)

a. Azbabunnuzul
Diriwayatkah oleh al-Bukhari dan yang lainnya dari Ibnu Abbas bahwasanya ia
berkata, "Ayat ini turun pada Abdullah bin Hudzafah bin Qais ketika ia diutus bersama
satu pasukan. " Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadis ini lebih ringkas. Ad-Dawudi
berkata, "Ini adalah kesalahan yaitu kebohongan yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ,
sesungguhnya Abdullah bin Hudzafah memimpin satu pasukan. Ketika ia sedang marah
ia menyalakan api dan berkata, "Masuklah ke dalam api," sebagian menolak untuk
melakukannya dan sebagian lain ingin melakukannya." ad-Dawudi berkata, "jikalau
ayat ini turun sebelum peristiwa ini, bagaimana mungkin ia mengkhususkan ketaatan
kepada Abdullah bin Hudzafah dan tidak kepada yang lain? Dan jika ayat ini turun

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 24


setelah peristiwa itu, seharusnya hanya dikatakan kepada mereka, "Sesungguhnya
ketaatan hanyalah dalam kebaikan," dan bukan, "Mengapa kalian tidak menaatinya?."
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjawab pertanyaan ini bahwa maksud dari kisah ayat,
"Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu...." adalah mereka berselisih
dalam menunaikan perintah untuk taat dan tidak melaksanakan perintah itu karena
menghindari api. Jadi, ayat ini sesuai jika turun pada mereka untuk memberitahukan
mereka apa yang hendaknya mereka lakukan ketika berselisih, yaitu mengembalikan
apa yang mereka perselisihkan kepada Allah dan Rasulullah. Diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir bahwasanya ayat ini turun pada kisah yang terjadi Ammar bin Yasir bersama
Khalid bin Walid, pada saat itu yang menjadi gubernur adalah Khalid bin Walid. Pada
suatu hari Ammar mengupah seorang tanpa perintah Khalid, maka keduanya pun
bertengkar. Lalu turunlah firman Allah di atas."

b. Hikmah dan Manfaat yang Terkandung


Dalam Islam perintah taat merupakan perintah langsung dari Allah Swt, dalam
Q.S. an-Nisa‟/4:59 yaitu umat Islam diperintahkan untuk taat pada perintah Allah Swt,
perintah Rasulullah saw dan Ulil Amri. Dalam melakukan sesuatu sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.

c. Hadis Terkait
“Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda... Tidak boleh
taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya
dalam hal yang makruf.” (HR. Muslim)

2. Q.S. al-Maidah/5:8

              

               

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 25


Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( al-
Maidah/5 :8)

a. Azbabunnuzul
Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya ayat ini.

b. Hikmah dan Manfaat yang Terkandung

Kita diperintahkan agar memutuskan perkara sesuai petunjuk Allah Swt, dan
jangan sampai mengikuti hawa nafsu, umat Islam harus giat melakukan segala bentuk
kebajikan, seperti shalat, menuntut ilmu, peduli kepada sesama, menebarkan
kedamaian, berprestasi, maksimal dalam bekerja, santun bertutur kata dan selalu
memberikan nasehat yang baik. Allah Swt, tidak menghendaki menjadikan semua
manusia satu umat, satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama. Itu tidak
dikehendaki, tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih, sehingga harus
pertanggung jawaban apa yang diperbuat. Melalui kebebasan memilih ini, manusia
didorong untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga muncul ide, gagasan dan
kreativitas baru menuju peningkatan kualitas dan keunggulan hidup yang dijalaninya.

3. Q.S. at-Taubah/9:105

            

    

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 26


T erjemahnya :

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9:105)

a. Azbabunnuzul
Tidak ada sebab khusus yang melatar belakangi turunnya ayat ini.

b. Hikmah dan Manfaat yang Terkandung

Allah memerintahkan kepada kaum muslim, agar melakukan amal saleh sebanyak
mungkin hanya karena Allah Swt, baik amal yang nampak maupun tersembunyi.
Sebab, rangkaian amal saleh itu akan dilihat dan dinilai oleh Allah Swt, Rasul, dan
orang-orang beriman. kita diingatkan bahwa waktu yang berlalu yang diisi dengan
kedurhakaan dan kemaksiatan, jangan sampai terjadi di masa kini dan masa depan,
sebab waktu tak mungkin kembali lagi, sehingga rentang waktu yang dan sedang
dijalaninya, akan diisi dengan aneka kebaikan, dan tidak terjadi kerugian yang lebih
banyak lagi. Kita diperintahkan untuk menghindari sikap yang selalu merasa amal kita
sudah banyak. Tidak merasa cukup dengan hanya melakukan taubat, zakat, amal saleh,
dan shalat semata, melainkan juga harus melakukan semua hal secara maksimal dan
unggul, sehingga umat Islam memilki karakter berbeda dibanding umat lain.

c. Hadis Terkait
“Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan
lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil
usahanya.” (HR. Bukhari).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 27


R ANGK UMAN
1. Begitu pentingnya menaati seorang pemimpin agar roda dari pemerintahan dapat
berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan seseorang, makin baik pula
rakyatnya,
2. Isi Kandungan dari Q.S. an-Nisa 4: 59 ialah perintah untuk menaati Allah Swt,
rasul, dan pemimpin (Ulil amri). Ketika terjadi sebuah perselisihan, diperintahkan
untuk kembali kepada al-Qur‟ān dan hadis,
3. Hidup ini dinamis, hendaklah berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih
sesuatu yang diinginkan dengan baik,
4. Isi kandungan dari Q.S. al-Maidah 5: 48 ialah bahwa Allah Swt. memerintahkan
kepada setiap umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
5. Untuk memperoleh sesuatu yang dinginginkan, maka diperlukan namanya kerja
keras, barangsiapa yang bersunggu-sunggu pasti akan mendapatkannya.
6. Isi kandungan dari Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintah-
kan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.

EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Ulil Amri adalah pemimpin, pemimpin itu harus kita taati, tetapi jika Ulil Amri
memerintahkan berbuat maksiat jangan ditaati. Yang tidak termasuk Ulil Amri
dalam surah an-Nisa ayat 59 adalah...
a. Ketua RT
b. Kepala desa
c. Walikota atau bupati
d. Mubaligh

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 28


e. Kepala sekolah
2. Dibawah ini perintah ulil amri yang tidak harus ditaati adalah….
a. Melaskanakan tugas sesuai dengan perintah Rasulullah
b. Melaksanakan isi kitab Allah dengan baik dan benar
c. Perintah untuk menyekutukan Allah dengan selain-Nya
d. Perintah untuk taat beribadah kepada Sang Pencipta
e. Melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-Nya
3. Pada Q.S an-Nisa‟/4: 59 menekankan perilaku taat kepada Allah Swt, bentuk taat
kepada Allah Swt, adalah….
a. Di perhitungkan
b. Di butuhkan
c. Sesuai keinginan
d. Bersifat mutlak
e. Bersifat tidak mutlak
4. Ketaatan terhadap suatu perintah yang tidak boleh dilakukan adalah….
a. Perintah melakukan kebaikan
b. Perintah bersedekah
c. Perintah untuk melakukan maksiat
d. Perintah saling tolong menolong
e. Perintah taat kepada Allah
5. Umat Islam diperintahkan untuk memiliki sifat etos kerja atau melakukan kerja
keras sesuai dengan perintah Allah Swt, dalam surah….
a. Q.S. al-Maidah/5:8
b. Q.S. al-Baqarah/2:183
c. Q.S. at-Taubah/9:105
d. Q.S. ar-Rad/13:11
e. Q.S. at-Taubah/9:20
6. Aturan mencakup segala aspek kehidupan, dan karena itu setiap muslim wajib
mentaati semua aturan-aturan Allah Swt, yang terdapat dalam Al-Qur‟an, hal ini
disebabkan … .
a. Manusia tidak dapat membuat aturan
b. Setiap pekerjaan yang dilakukan harus ada aturan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 29


c. Untuk meringankan manusia dalam bergaul dengan sesama
d. Aturan Allah Swt, itulah yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan
e. Aturan Allah Swt, Itulah yang terbaik yang mengarahkan manusia
7. Makna ketaatan kepada Allah Swt, Rasul, dan ulil amri sesuai Q.S. an-Nisā‟/4: 59
sangat menekankan perilaku taat kepada Allah Swt, Bentuk ketaatan kepada Allah
Swt. adalah … .
a. Hasil kesepakatan
b. Sesuai kebutuhan
c. Adanya jaminan
d. Diperhitungkan
e. Tidak diperhitungkan
8. Ketaatan itu muara dari kebahagiaan, karena itu Al-Qur‟an mendorong umatnya,
selain harus mentaati Allah Swt, juga harus mentaati Rasul-Nya, karena ....
a. Semua Rasul memiliki tugas yang sama, yaitu mengajak bertauhid
b. Para Rasul itu diberikan bukti kerasulannya berupa mukjizat
c. Perintahnya merupakan pengejawantahan perintah Allah Swt
d. Seorang Rasul merupakan orang suci yang diberikan wahyu
e. Perintanya merupakan seruan dari Allah Swt
9. Al-Qur‟an itu menjadi barometer kebenaran terhadap kitab-kitab sebelumnya.
Adapun keistimewaan Al-Qur‟an, sebagai Kitabullah terakhir, dibandingkan kitab
samawi lainnya terletak pada ....
a. Keaslian tulisan yang terjamin tidak berubah
b. Siapa diturunkannya yaitu nabi muhammad saw.
c. Keindahan bahasanya sehingga mudah untuk ditafsirkan
d. Ketinggian dan puncaknya yang selalu dapat dimengerti
e. Kesuciannya yang terdapat isinya
10. Tidak ada alasan bagi manusia, bahwa hidupnya tidak beragama, karena setiap
umat diberi syariat, agar ditaati dan diamalkan. Namun, landasan agama samawi
adalah satu, yaitu ... .
a. Percaya pada kehidupan akhirat
b. Memiliki jumlah rasul yang sama
c. Mengabdi hanya kepada Allah Swt

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 30


d. Konsisten dalam masalah hukum
e. Percaya pada yang gaib

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan tepat!

1. Mengapa manusia perlu akan aturan?

2. Apakah yang terjadinya kalau dalam sebuah kehidupan ini tidak ada namanya
aturan?

3. Bagaimana pendapatmu jika ada pemimpin yang membuat kebijakan tetapi ia


sendiri tidak menjalankan?

4. Tuliskan salah satu hikmah yang terkandung dalam Q.S. al-Maidah/5:8 ?

5. Tuliskan salah satu hikmah yang terkandung dalam Q.S. at-Taubah/9:105 ?

GLOSARIUM

Ittikad : Cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara
merenungkan dan mengingat kebesarannya.

Konstitusi : Segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-


undang dasar dan sebagainya
Makhrajul : Tempat keluarnya huruf atau letak pengucapan huruf Al-Qur‟an
Huruf
Tartil : Membaca Al-Qur‟an dengan perlahan-lahan tidak terburu-buru
dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan
sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 31


DAFTAR PUSTAKA

Dalam Kitab Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28E ayat 1 dan
Pasal 29 ayat 2
QS. Al-Maidah Ayat 5, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013).
QS. Yunus Ayat 40-41, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013).
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 5 (Jakarta : Lentera Hati, 2003) h.409-410
Rina Hermawati , Caroline Paskarina, Nunung Runiawati dalam jurnal Toleransi
Antarumat Beragama di Kota Bandung, 2016
Salma Mursyid, 2016, Dalam Jurnal Konsep Toleransi (Al-Samahah) Antarumat
Beragama Persfektif Islam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 32


BAB TOLERANSI, RUKUN, DAN MENGHINDARI
2 KEKERASAN

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai


makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu
lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang
berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Dalam rangka
menjaga keutuhan, kerukunan, dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap
saling menghargai dan saling menghormati, sehingga gesekan-gesekan yang dapat
menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga
hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam Al-
Qur‟an juga dibahas tentang toleransi oleh karena itu kita sebagai umat muslim sudah
sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan negara.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan
antarumat beragama. Tanpa kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang
sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan
yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan
toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya,
pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi untar umat
beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat.
Kejadian-kejadian kekerasan yang menggunakan simbol-simbol agama
merupakan masalah bangsa Indonesia saat ini yang menjadi masalah nasional dan
bahkan isu Internasional. Berbagai kasus tindak kekerasan bermuatan agama
bermunculan yang menjadi bahan berita dimedia massa hampir setiap hari di Indonesia
pascalengsernya orde baru.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 33


Peta Konsep

HIDUP DAMAI DENGAN


TOLERANSI RUKUN, DAN
MENGHINDARI TINDAK
KEKERASAN

Q.S. Yunus/10: 40-41 Q.S. Al-Maidah/5: 32


Tentang Toleransi dan Tentang Menghindari
Rukun Tindak Kekerasan

Membaca Q.S. Yunus/10: 40-


41 dan Q.S. Al-Maidah/5: 32
Hadis Yang Berkaitan
Dengan Toleransi

Mengidentifikasi Hukum
Bacaan Q.S. Yunus/ 10: 40-41
dan Q.S. Al-Maidah/5: 32

Mengartikan Perkata Q.S.


Yunus/10: 40-41 dan Q.S. Al-
Maidah/5: 32

Menerjemahkan Q.S. Yunus/10: 40-


41 dan Q.S. Al-Maidah/5: 32

Menafsirkan Q.S. Yunus/10: 40-


41 dan Q.S. Al-Maidah/5: 32

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 34


Materi

A. Q.S. Yunus/10: 40-41 Tentang Toleransi dan Rukun

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin "tolerare" yang berarti
kesabaran dan pengekangan. Dalam pengertian toleransi adalah sikap saling
menghormati, menghargai, guna
menyampaikan pandangan, pendapat
dan keyakinan yang bertentangan
dengan diri sendiri di antara sesama
manusia. Sedangkan secara bahasa
toleransi dapat dipahami bahwa setiap
orang memiliki kesabaran dan
kemampuan untuk menghindari hal-
hal yang tidak sesuai dengan dirinya.
Toleransi dalam konteks agama diartikan sebagai kebebasan setiap orang untuk
menjalankan agama yang dianut dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini diatur
oleh konstitusi dan undang-undang. Pada dasarnya, setiap orang memiliki hak untuk
memilih serta menjalankan keyakinan sesuai dengan pilihan hatinya. Tidak ada seorang
pun yang bisa menghalangi orang lain dalam melaksanakan keyakinannya, oleh karena
itu sangat penting sekali bagi setiap umat beragama untuk menanamkan sikap toleran
dalam beragama untuk terciptanya kondisi kerukunan antar umat beragama yang
berkesinambungan.
Menurut bahasa, rukun berasal dari kata ruknun, dan bentuk jamaknya adalah
arkan yang artinya landasan atau prinsip. Sedangkan menurut istilah ini adalah syarat
yang harus dipenuhi ketika melakukan kegiatan ibadah atau bekerja, jika tidak dipenuhi
maka ibadah / pekerjaan tersebut menjadi batal. Kerukunan antarumat beragama
merupakan salah satu bentuk kerukunan dalam hubungan antar umat yang
membutuhkan suatu agama. Misalnya antara seorang muslim dan muslim lainnya.
Kerukunan antar agama harus selalu diciptakan di antara kita, karena umat Islam selalu
menuntut keharmonisan satu sama lain, karena Islam adalah agama yang universal,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 35


dalam menafsirkan atau memahami isi dan aturan Al-Qur‟an dan Sunnah Ada
perbedaan.
a. Membaca Q.S. Yunus/10: 40-41 Tentang Toleransi dan Rukun

ِ‫وك فَ ُقل ِِ عمل‬ ِ ِِ ِ َ ُّ‫و ََ ِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب‬
َ َ ْ َ ُ‫ك أ َْعلَ ُم ِبلْ ُم ْفسدينَ َوإ ْن َك َّذب‬
‫َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َملُ َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن‬

b. Mengidentifikasi Hukum Bacaan Tajwid


Dari Q.S. Yunus/10: 40-41, hukum bacaan tajwid sebagai berikut!
Lafadz Hukum Bacaan Alasan
ۡ
‫َوِمن ُهم‬ Idzhar Khalqi Nun mati bertemu huruf ha

‫وﻣﻨﻬﻢ ﻦﻣ ﻦﻣﺆﻳ‬ Idgham Mimi Mim mati bertemu huruf


mim
َ ُ‫َك َّذب‬
‫وك‬ Mad Thabi‟i Wawu mati didahului
dengan dhammah

c. Mengartikan Perkata Q.S. Yunus/10: 40-41


Lafal Arti Lafal Arti
Dan diantara maka katakanlah
ٌ‫َو ٍِ ْۡ ُه‬ ‫فَقُو‬
Mereka (Muhammad)
ada orang yang bagiku
ٍَِّ ًّ‫ِى‬

ٍُِِ ‫ٌ ُۡؤ‬ Beriman ً‫َع ََ ِي‬ pekerjaanku

kepada-Nya dan bagimu


‫ِب ِهۦ‬ ٌۡ ‫َوىَ ُن‬
(Al-Qur‟an)
ٌ‫َو ٍِ ْۡ ُه‬ dan diantaranya ٌۡ ‫َع ََيُ ُن‬ Pekerjaanmu

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 36


ada (pula) orang Kamu
ٍَِّ ٌُ‫أَّت‬
yang
Tidak tidak bertanggung
‫َّه‬ َُ‫بَ ِسٌى‬
jawab

ٍُِِ ‫ٌ ُۡؤ‬ Beriman Terhadap


‫ٍِ ََّا‬

Kepadanya apa yang aku


‫ِب ِهۦ‬ ‫أ َ ۡع ََ ُو‬
kerjakan
dan Tuhanmu dan aku pun
َ‫َو َزبُّل‬ ‫َوأََّا‬
(Muhammad)
lebih mengetahui tidak bertanggung
ٌُ ‫أ َ ۡع َي‬ ‫َب ِسيء‬
jawab
ٌَِِ‫ِب ۡٱى َُ ۡف ِسد‬ tentang orang- ‫ِ ٍّ ََّا‬ Terhadap
orang yang berbuat
kerusakan
ُِ‫َوإ‬ dan jika َُ‫ت َعۡ ََيُى‬ apa yang kamu
kerjakan
َ‫َمرَّبُىك‬ mereka(tetap)
mendustakanmu

d. Menerjemahkan ayat Q.S. Yunus/10: 40-41

                 

            

Terjemahannya :
Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur‟an), dan
di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan
Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan
jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 37


yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Yunus/10: 40 - 41).

e. Tafsir Q.S Yunus/10: 40-41


Dalam kitab Tafsir Jalalain, maksud dari Q.S. Yunus: 40 adalah diantara penduduk
Makkah ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur‟an. Dan diantara mereka ada
(pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya (Allah) untuk selama-lamanya. Allah
lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ini. Hal ini
merupakan ancaman yang ditujukan kepada orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah Swt.
Dalam kitab Tafsir Al-Mishbah, Prof.Dr. Quraisy Shihab menjelaskan tentang
maksud kalimat diantara mereka dalam ayat ke 40 bahwa kaum musyrikin ada yang
percaya kepadanya, namun menolak kebenaran Al-Qur‟an karena keras kepala dan
ingin mempertahankan kedudukan sosial mereka dan diantara mereka ada juga yang
memang benar-benar lahir batin sudah tidak percaya kepadanya dan tidak
memperhatikannya karena didalam hati mereka telah terkunci. Tuhanmu adalah
pemelihara dan pembimbingmu. Muhammad lebih mengetahui tentang para perusak
yang telah mendarah daging dalam jiwanya yang tidak ingin menerima kebenaran
tuntunan Ilahi.
Apabila mereka menerima baik panggilanmu, maka katakanlah Allah Swt, yang
akan memberikan petunjuk kepadamu dan akan memberi ganjaran kepadamu dan juga
kepadaku. Apabila sejak dahulu mereka telah mendustakanmu dan kedustaan itu
berlanjut hingga kini dan masa yang akan datang, maka katakanlah kepada mereka
bahwa “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu” artinya biarlah kita berpisah
secara baik-baik dan Allah akan menilai dan memberikan balasan dan ganjaran yang
sesuai dengan yang kita perbuat. Kamu tidak bertanggung jawab atas apa yang aku
kerjakan, baik dengan pekerjaanku sekarang maupun yang akan datang sehingga kamu
tidak perlu mempertanggung jawabkannya dan tidak akan menambah dosa kamu, dan
aku tidak bertanggung jawab atas apa yang kamu kerjakan, baik yang kamu kerjakan
sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Menurut Ibnu Katsir, diantara kaum Nabi Muhammad ada orang-orang yang
beriman kepada Al-Qur‟an mengikuti, mempelajari, dan mengambil manfaat dari apa
yang telah diwahyukan kepadanya. Namun, ada pula orang-orang yang tidak mau

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 38


beriman walaupun ia telah memperoleh ketenangan yang tidak dapat membantahnya,
bahkan sampai ia mati dan dibangkitkan kembali. Allah lebih mengetahui orang-orang
perusak yang dapat menerima petunjuk dan yang akan tersesat selama-lamanya. Dalam
ayat ke 41, Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad bahwa “Dan jika mereka
(tetap) mendustakanmu maka katakanlah:“Bagiku apa yang aku kerjakan dan bagimu
apa yang kamu kerjakan”. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah dan kamu
(pun) tidak menyembah apa yang aku sembah, atau katakanlah kepada mereka
“Sesungguhnya kami berlepas diri terhadap kamu dan terhadap apa yang kamu
sembah selain Allah Swt”.
Dalam tafsir Kementerian Agama RI Allah Swt, menjelaskan kepada Rasulullah
dan para pengikutnya bahwa keadaan orang musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Al-
Qur‟an terbagi menjadi dua golongan. Golonga pertama adalah yang benar-benar
percaya dengan Al-Qur‟an dengan tekad yang kuat dan golongan kedua adalah yang
tidak mempercayainya dan berada dalam kekafiran. Namun, mereka tidak akan diazab
secara langsung di dunia ini seperti yang telah dialami oleh kaum sebelum Nabi
Muhammad saw. Dalam ayat 41 Allah lebih mengetahui orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi karena mereka mempersekutukan Allah Swt, menganiaya diri
mereka sendiri dan menantang hukum Allah. Hal ini disebabkan karena tanah mereka
telah rusak dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan siksaan yang sangat
pedih.
Menurut Tafsir Jalalain, maksud dari Q.S. Yunus: 41 bahwa jika mereka
mendustakan kamu maka katakanlah kepada mereka “Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu”. Artinya masing-masing mempertanggung jawabkan perbuatan yang
mereka lakukan.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah Swt, memberikan penjelasan,
apabila orang-orang musyrikin tetap mendustakan Muhammad saw. maka Allah akan
memerintahkan kepadanya untuk mengatakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad saw.
berkewajiban untuk meneruskan tugasnya, yaitu tugas kerasulan sebagai pedoman yang
diperintahkan oleh Allah yang kebenarannya jelas, perintah yang mengandung
peringatan serta tuntunan pedoman untuk kehidupan dunia.
Dalam kitab Ath-Thabrani juz ke 15 dijelaskan oleh Abu Ja‟far Allah Swt, beriman
kepada Nabi Muhammad saw. “Jika mereka mendustakanmu, hai Muhammad yaitu

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 39


orang-orang musyrik maka katakanlah kepada mereka “Hai kaumku, untukku agamaku
dan amalku, dan untukmu agamamu dan amalmu. Amalmu tidak akan bermanfaat
kepadaku begitupun sebaliknya karena setiap orang akan dibalas amalnya sesuai
dengan apa yang ia kerjakan”.
Dalam Q.S. Yunus:40-41 sejalan dengan Q.S. al-Kafirun:6 yang berbunyi
“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Kemudian terdapat dalam (Q.S.
Saba‟/34:25) yang artinya “Katakanlah, kamu tidak akan dimintai tanggung jawab atas
apa yang kami kerjakan dan kami juga tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa
yang kamu kerjakan”.

f. Hadis yang Berkaitan dengan Toleransi

Islam tidak pernah memaksakan setiap umatnya untuk memilih kepercayaan yang
mereka yakini. Namun Allah memberikan kebebasan kepada setiap umatnya untuk
memilih kepercayaan yang mereka yakini.

Artinya: “Dan sabda Nabi Muhammad saw., Agama yang paling dicintai Allah adalah
yang lurus dan toleran” (HR. Ibnu Syaybah dan Bukhari).
Al-Hanifah al-Samhah (lurus dan toleran) adalah amal-amal perbuatan yang
jauh dari kebatilan, tidak memberatkan dan tidak pula menyempitkan. Kemudian
arti dari al-Samhah adalah al-Sahlah (kemudahan), artinya dia dibangun atas
prinsip kemudahan berdasarkan firman Allah Swt, “ Dia tidak menjadikan
kesukaran untukmu dalam agama,
(Ikutilah) agama nenek moyangmu
Ibrahim”.
Ibn Hajar al-Asqalany ketika
menjelaskan hadis ini, beliau
berkata: “Hadis ini di riwayatkan oleh
al-Bukhari pada kitab Iman, Bab Agama
itu Mudah” di dalam sahihnya
secara mu'allaq dengan tidak
menyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam kategori syarat-syarat hadis sahih
menurut Imam al-Bukhari, akan tetapi beliau menyebutkan sanadnya secara lengkap

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 40


dalam al-Adâb al-Mufrad yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn „Abbas dengan
sanad yang hasan. Sementara Syekh
Nasiruddin al-Albani mengatakan bahwa
hadis ini adalah hadis yang
kedudukannya adalah hasan lighairih.”
Contoh toleransi beragama adalah
peduli terhadap sesama, salah satunya
yang dijelaskan dalam hadis
diriwayatkan oleh Anas bin Malik
sebagai berikut: “Dari Anas bin Malik
r.a, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Demi (Allah) yang nyawaku di tangan -
Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim dan Abu Ya‟la: 2967).”

Hadis lain tentang toleransi yaitu: “Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Amr An-Naqid, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Hisyam, telah
menceritakan kepada kami Jafar ibnu Barqan, dari Yazid ibnul Asam, dari Abu
Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia
memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian. Ibnu Majah meriwayatkan hadis
ini dari Ahmad ibnu Sinan, dari Kasir ibnu Hisyam dengan sanad yang sama.”

B. Q.S. al-Maidah/5: 32 Tentang Menghindari Diri dari Tindak Kekerasan

Secara garis besar, kekerasan


mengacu pada perilaku fisik atau mental
seseorang atau sekelompok orang, baik
disengaja maupun tidak disengaja,
langsung atau tidak langsung, secara
pribadi atau secara struktural. Bisa juga
diartikan sebagai segala perbuatan yang
dapat merugikan, melukai dan membunuh
nyawa seseorang, seperti membunuh,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 41


menganiaya, berkelahi dan memperkosa. Menghindari kekerasan sendiri berarti
menghentikan tindakan yang menyebabkan kerugian bagi orang atau kelompok lain,
menyebabkan kerugian atau kekerasan.

a. Membaca Q.S. al-Maidah/5:32 Tentang Menghindarkan Diri dari Tindak


Kekerasan

                    

                  

 

Terjemahannya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atu
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul kami telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampau batas di bumi. (Q.S. al-
Maidah/5:32)

b. Mengidentifikasi Hukum Bacaan Tajwid


Dari ayat di atas, diantara hukum bacaan tajwid sebagai berikut!

Lafadz Hukum Bacaan Alasan

‫ب‬ Huruf ba‟ bersukun berada di


َ ْ َ‫َكت‬
Qalqalah Sughra
tengah kalimat

‫بَِ ِْن إِ ْسَرائِْي َل‬


Mad Jais Munfasil Huruf mad bertemu hamzah
di lain kata

ً‫أَنَّو‬ Ghunnah Huruf nun bertanda tasydid

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 42


c. Mengartikan Perkata Q.S. al-Maidah/5: 32
Berikut dibawah ini adalah arti perkata dalam Q.S al-Maidah/5:32

Lafal Arti Lafal Arti

ِْ ٍِ Dari ِْ ٍَ ‫َو‬ Barangsiapa

memelihara kehidupan
‫أَجْ ِو‬ Karena ‫أَحْ ٍَاهَا‬
seorang manusia
maka seakan-
َ‫ٰذىِل‬ Itu ‫فَ َنأََّّ ََا‬
akan dia
telah memelihara
‫َمت َ ْبَْا‬ kami tetapkan ‫أَحْ ٍَا‬
kehidupan
‫َع ٰيى‬ Bagi َ َّْ‫اى‬
‫اس‬ Manusia
ًْ َِْ‫ب‬
bani israil ‫َج ٍَِْعا‬ Semuanya
‫إِس َْسائِ ٍْ َو‬
‫أََّّه‬ Bahwa ْ‫َوىَقَد‬ dan sungguh
ِْ ٍَ telah datang
barangsiapa ٌْ ‫َجا َءتْ ُه‬
kepada mereka

‫قَتَ َل‬ membunuh ‫سيَُْا‬


ُ ‫ُز‬ rasul-rasul kami

‫نَ ْف ًسا‬ seseorang ِ ْٰ ٍِّ َ‫ِب ْاىب‬


‫ت‬ dengan bukti-bukti yang jelas

‫بِغَ ِْي‬ bukan karena ٌُ‫ث‬ kemudian

Membunuh َُّ ِ‫إ‬ sungguh


ٍ ‫نَ ْف‬
‫س‬
orang lain

‫أ َْو‬ atau ‫َم ِثٍْسا‬ banyak

ٌْ ‫ِ ٍّ ْْ ُه‬
‫فَ َس ٍاد‬
Membuat diantara mereka
kerusakan

‫ِف‬ Di َ‫بَ ْعد‬ sesudah

‫ْاْل َْر ِضا‬ Bumi َ‫ٰذىِل‬ itu

maka seakan- ‫فِى‬ di


‫فَ َكأَََّّنَا‬
akan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 43


dia ِ ‫ْاْل َ ْز‬
‫ض‬ muka bumi
‫قَتَ َل‬
membunuh

‫َّاس‬ َُ‫ىَ َُس ِْسفُ ْى‬


َ ‫لن‬
Manusia yang melampaui
semuanya batas
َِ
‫َجْي ًعا‬

d. Tafsir Q.S. al-Maidah/5:32


Menurut Tafsir Jalalain maksud dari ayat ini karena perbuatan Qobil sebagaimana
yang telah dikisahkan pada ayat sebelumnya, kami tetapkan Bani Israil barangsiapa
yang telah membunuh seorang manusia, karena telah berbuat kerusakan dimuka bumi
seperti perzinahan, perampokan, dan sebagainya maka dia telah membunuh semua
manusia. Dan barangsiapa yang menjaga kehidupannya, artinya tidak membunuhnya
maka dia telah memelihara seluruh kehidupan manusia dimuka bumi.
Menurut Prof. Dr. Quraisy Shihab karena perbuatan kejahatan Bani Israil
menyebabkan terjadinya dampak yang sangat buruk maka Allah menetapakan hukum
yang disampaikan kepada Bani Israil bahwa “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan
karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, dengan memaafkan orang
yang membunuh keluarganya, menyelamatkan nyawa seseorang dari bencana, dan
membela seseorang yang terbunuh dengan teraniaya, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak
diantara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
Menurut Thahir Ibnu Asyur menegaskan bahwa perumpamaan dari ayat diatas
adalah pembunuhan yang dilakukan terhadap seorang manusia sama dengan membunuh
seluruh manusia, tetapi bertujuan untuk mencegah manusia melakukan pembunuhan
secara aniaya. Seseorang yang melakukan pembunuhan secara aniaya pada hakikatnya
memuaskan nafsu amarah dan ingin membalaskan dendamnya. Selain itu ayat diatas
menunjukkan bahwa dalam pandangan Al-Qur‟an semua manusia, apapun rasnya,
keturunannya, dan agamanya adalah semua sama dalam kemanusian.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 44


Dalam Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 bahwa dalam ayat diatas Allah menyatakan
“Pembunuhan yang dilakukan anak Adam berupa penganiayaan dan melanggar hak,
maka Allah akan menetapkan hukum syariatnya. Barangsiapa melakukan pembunuhan
tanpa adanya bukti atau membuat kerusakan dimuka bumi, maka ia telah membuka
jalan untuk menyebarkan pembunuhan dan pelanggaran terhadap hak asasi seluruh
manusia. Dan barangsiapa yang menjaga, menghargai hak hidup manusia maka ia
seakan-akan menjaga keamanan dan kesejahteraan seluruh manusia.
Dalam Tafsir Kementerian Agama menjelaskan bahwa membunuh seorang
manusia berarti membunuh semua manusia, dan apabila memelihara kehidupan seorang
manusia berarti juga memelihara kehidupan semua manusia. Dalam ayat ini
menunjukkan kesatuan umat manusia dan kewajiban masing-masing terhadap yang lain.
Kebutuhan setiap manusia tidak dapat terpenuhi tanpa adanya bantuan dari orang lain
sehingga memerlukan bantuan dari orang-orang disekitarnya terutama pada hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan umum. Sesungguhnya rasul kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak
diantara mereka yang melampaui batas dibumi. Pada akhirnya, mereka kehilangan
kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
Penjelasan Tafsir di atas menunjukkan bahwa dalam Islam dilarang melakukan
tindak kekerasan bahkan apabila memberikan isyarat untuk mengancam kepada saudara
sendiri juga dilarang, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. Dari Abu Hurairah ia
berkata: Rasulullah saw bersabda:”Barangsiapa yang memberi isyarat
(mengacungkan) senjata tajam kepada saudaranya, maka sungguh para malaikat
melaknatnya meskipun saudaranya itu saudara sekandung sebapak seibu.”(HR. Muslim
dari Abu Hurairah).(Shahih Muslim, Juz 8 No.6832)
Dari hadis diatas menjelaskan bahwa sangat berharganya kehormatan seorang
muslim sehingga dilarang keras untuk menyakiti, mengganggu dan menakut-nakutinya.
Kemudian bagi orang yang menumpahkan darah, dalam hadis Nabi Muhammad saw.
ditegaskan bahwa diakhirat nanti dia termasuk orang-orang yang merugi meskupun
dalam hidupnya rajin beribadah kepada Allah, seperti sholat, puasa, dan dzakat.
Sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad saw. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang yang bangkrut itu?”
Mereka menjawab, “Menurut kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 45


mempunyai uang maupun harta.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang
bangkrut diantara umatku ialah orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa
pahala sholat, puasa, dan zakat. Tetapi ia juga pernah mencela orang, menuduh orang
berzina, memakah harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. Maka
kebaikannya diberikan kepada orang itu. Jika kebaikannya telah habis sebelum
tanggungannya itu ditunaikan, maka dosa orang-orang tersebut diambil dan
dilemparkan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim).

R ANGK UMAN

1. Islam mengajarkan untuk toleransi. Diantara ayat yang menjelaskan tentang


toleransi adalah Q.S. Yunus/10:40-41.
2. Kandungan Q.S. Yunus/10:40-41 adalah pertama: sikap manusia terhadap
Al-Qur‟an terdiri dari dua golongan, yaitu: orang yang beriman terhadap Al-
Qur‟an dan orang yang tidak beriman. Kedua, Allah lebih mengetahui tentang
perbuatan manusia. Ketiga, perbuatan setiap manusia di dunia akan
dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt, di akhirat.
3. Islam mengajarkan untuk menghindarkan tindak kekerasan. Dengan kata lain
Islam mencintai kedamaian. Diantara ayat yang menjelaskan adalah Q.S al-
Maidah/5:32.
4. Kandungan Q.S. al-Maidah/5:32 adalah menjamin hak-hak hidup setiap
manusia. Hal ini sesuai dengan tujuan hukum Islam, yaitu menjaga hidup.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 46


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Bentuk toleransi dalam perbedaan pendapat dapat diwujudkan dengan cara….
a. Mengedepankan pembenaran sepihak
b. Melakukan pengamanan atas jalannya diskusi
c. Membiarkan suasana tegang
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Menyelesaikan masalah dengan cara anarkis
2. Perhatikan ayat di bawah ini!

ًَ ‫َعلَ ُم ِِبلْ ُم ْف ِس ِدين‬ َ ُّ‫َوِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب‬
ْ‫ك أ‬
Maksud ayat diatas yang tepat adalah....
a. Menghargai orang yang berbeda aliran dan paham dalam beragama
b. Menghargai perbedaan ada yang beriman dan ada yang tidak beriman
c. Menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah di masyarakat
d. Menghargai orang yang lebih tua dengan mendahulukan dalam setiap
kesempatan
e. Menghargai orang yang lebih alim dengan memberikan tempat yang pertama
3. Perhatikan potongan ayat dibawah ini!

‫َع َملِ َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أَ ْع َم ُل‬

Dari potongan ayat diatas yang di garis bawahi mempunyai bacaan tajwid benar
adalah....
a. Idzhar syafawi dan mad jaiz munfasil
b. Idzhar syafawi dan mad wajib munfasil
c. Idzhar syafawi dan mad lazim khilmi
d. Idzhar khalqi dan mad thabi‟i

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 47


e. Idzhar khalqi dan mad arid
4. Perhatikan ayat dibawah ini!

ََ ‫س ِدين‬
ِ ‫ِِبلْم ْف‬
ُ َ ُّ‫َوِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب‬
‫ك أ َْعلَ ُم‬
Ayat diatas terdapat dalam Al-Qur‟an surat....
a. Q.S. al-Kahfi: 28 d. Q.S. Yunus: 40
b. Q.S. al-Kahfi: 30 e. Q.S. Yunus: 41
c. Q.S. al-Kahfi: 31
5. Perhatikan ayat dibawah ini!

‫وك فَ ُق ْل ِِ َع َملِ َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َم ُل َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن‬
َ ُ‫َوإِ ْن َك َّذب‬
Dari ayat diatas mengajarkan kita dalam menyikapi orang-orang yang
mendustakan Al-Qur‟an dengan cara mengatakan....
a. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu
b. Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu
c. Kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
d. Tuhanku tidak sama dengan Tuhanmu
e. Aku tidak bertanggung jawab atas pekerjaanmu
6. Di bawah ini adalah beberapa manfaat dari toleransi antar umat beragama,
kecuali....
a. Menyadari bahwa hidup ini tidak lepas dari orang lain
b. Berpikir positif terhadap kebenaran agama lain
c. Memaksa penganut agama lain untuk asuk Islam
d. Membangun tradisi dialog antaragama
e. Saling menghormati dan menghargai pemeluk agama lain
7. Perhatikan Q.S. al-Maidah/5:32 di bawah ini!
ۤ
ٍ ‫ك ۛ َكتَ ْب نَا َع ٰلى بَِ ْيِن اِ ْسَرا ِءيْل اَنَّوً َم ْن قَتَل نَ ْف ًسا بِغَ ِْي نَ ْف‬
ِ ‫س اَْو فَ َس ٍاد ِف ْاَلَْر‬
‫ض فَ َكاَََّّنَا‬ ِ
َ ‫ِم ْن اَ ْج ِل ٰذل‬
َ َ
َِ ‫قَتَل النَّاس‬
‫َجْي ًعا‬ َ َ
Dari ayat diatas yang digaris bawahi mempunyai bacaan tajwid secara urut
adalah...

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 48


a. Idzhar syafawi dan mad jaiz munfasil
b. Idzhar syafawi dan mad wajib muttasil
c. Mad wajib muttasil dan mad lazim khilmi
d. Mad jaiz munfazil dan mad wajib munfasil
e. Mad wajib muttasil dan jaiz munfasil
8. Dalam Q.S. al-Maidah/5:32 disebutkan bahwa baragsiapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan....
a. Seorang manusia d. Seluruh Makhluk
b. Seribu manusia e. Seluruh kehidupan
c. Semua manusia
9. Cara agar manusia dapat menghindari perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan
sehari-hari adalah....
a. Meluapkan kemarahan kepada orang yang melakukan kesalahan
b. Membalas setiap tindakan kekerasan yang telah dilakukan dengan lebih keras
c. Menyampaikan kepada teman-teman dan aparat keamanan untuk membantu
membalas
d. Menahan amarah, lebih mengedepankan dialog dalam mengatasi masalah
e. Menahan amarah, lebih mengedepankan musyawarah kalau ada wartawan
10. Sebenarnya di Indonesia sudah ada regulasi yang mengatur tentang
pelarangan tindak kekerasan terhadap anak dan anggota keluarga.
Diantaranya; UU No. 23 Tahun 2002 dan UU nomor 23 Tahun 2004. Meskipun
begitu tetap saja ada pelanggaran. Terhadap hal tersebut, sikap yang harus
dilakukan umat Islam tersebut adalah…
a. Membiarkan kondisi tersebut, karena sudah ada yang bertanggung jawab
b. Menindak pelaku kekerasan dengan cara menghakimi di tempat
c. Memulai diri sendiri untuk tidak melakukan kekerasan disekolah dan
dirumah saja
d. Memulai dari yang kecil untuk tidak melakukan kekerasan disekolah dan
dirumah saja
e. Memulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan kekerasan dimanapun
dan kapanpun

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 49


B. Jawablah Soal-soal berikut dengan benar dan tepat!
1. Perhatikan Q.S. Yunus/10:40!

‫ك أ َْعلَ ُم ِِبلْ ُم ْف ِس ِدين‬


َ ُّ‫َوِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب‬
Dari ayat yang bergaris bawah diatas, jelaskan hukum bacaan tajwidnya!
2. Perhatikan ayat dibawah ini!

‫وك فَ ُق ْل ِِ َع َملِ َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َم ُل َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن‬
َ ُ‫َوإِ ْن َك َّذب‬
a. Identifikasi bacaan Mad Wajib Aridhissukun dan Mad Wajib Muttasil pada
ayat diatas!
b. Jelaskan isi kandungan ayat diatas!
3. Bagaimana penerapan isi Q.S. yunus/10: 40-41 dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana penerapan isi Q.S. Al-Maidah/5: 32 dalam kehidupan sehari-hari?
5. Dibeberapa daerah, terjadi perkelahian antar pelajar. Bagaimana cara mengatasi
masalah tersebut dihubungkan dengan materi menghindari tindak kekerasan!

GLOSARIUM

Ittikaf : Cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt


dengan cara merenungkan dan mengingat
kebesarannya

Kaidah/ Ilmu Tajwid : Suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara


membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang
terdapat dalam kitab suci Al-Qur‟an

Kesukaran : Kesulitan, kesusahan

Konstitusi Segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan


: (undang-undang dasar dan sebagainya)

Mudharat : Suatu kata yang memiliki makna rugi atau kerugian


atau bisa juga diartikan bahaya

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 50


Musyrik : Perbuatan menyekutukan Allah dengan apapun

Toleran : Sikap saling menghargai, menghormati,


menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan
kepada antar sesama manusia yang bertentangan
dengan diri sendiri

Universal : Umum

DAFTAR PUSTAKA

Rina Hermawati , Caroline Paskarina, Nunung Runiawati dalam jurnal Toleransi


Antarumat Beragama di Kota Bandung, 2016
Dalam Kitab Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28E ayat 1 dan
Pasal 29 ayat 2
QS. Yunus Ayat 40-41, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013)hlm.213
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 5 (Jakarta : Lentera Hati, 2003) h.409-410
Salma Mursyid, 2016, Dalam Jurnal Konsep Toleransi (Al-Samahah) Antarumat
Beragama Persfektif Islam
QS. Al-Maidah Ayat 5, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013)hlm.107

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 51


BAB
3 IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

Pendahuluan

Dalam agama Islam dikenal empat (4) kitab yang wajib kita percaya serta kita
imani. Jumlah kitab suci tidak dijelaskan dalam Al-Qur‟an juga dalam hadis, Selain itu
dari kitab Allah Swt, yang di turunkan melalui rasul dan malaikat jibril. Kita juga bias
berpedoman pada hadis Nabi Muhammad saw dan sahifah-sahifah, suhuf atau lembaran
firman Allah Swt, Yang diturunkan pada Nabi Adam, Ibrahim, dan Musa as percaya
kepada kitab-kitab Allah Swt hukumnya adalah wajib ain atau wajib bagi seluruh warga
muslim di seluruh dunia. Di lihat dari pengertian atau arti definisi kitab Allah Swt
adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah Swt melalui
rasul-rasulnya untuk di jadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang
yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-Qur‟an disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah Swt beserta rasul penerima wahyunya, yaitu :
1. Kitab Taurat di turunkan kepada nabi Musa as
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud as berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as berbaasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad saw berbahasa arab

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 52


Peta Konsep

Kitab-Kitab Allah
Swt

Taurat Zabur Injil Al-Qur’an

Diketahui Sejarahnya
Diketahui dan Diyakini
Sejarahnya dan Keberadaannya
Diyakini Dibaca, Dipahami
Keberadaannya

Menetapkan Perilaku Tetap Berpengang


Peduli Kepada Orang Teguh Kepada Al
Lain Qur‟an dan Sunnah
Rasul

Menjadikan Al
Qur‟an Sebagai
Pedoman dalam
Menjalani
Kehidupan Sehari-
Hari Dimana Saja

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 53


Materi

A. Makna Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt

Iman merupakan kepercayaan (yang berkenan dengan agama), kepercayaan dan


kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dll. Iman dalam hati, yaitu dengan mempercayai
dan meyakini sepenuh hati adanya alam semesta dan segala isinya. Ada beberapa
pengertian mengenai iman, salah satunya
menurut istilah. Iman menurut istilah idalam
buku Ensiklopedi Iman (2016) karya Syaikh
Abdul Majid Az-Zandani, definisi iman
menurut istilah syara' adalah iman kadang-
kadang diartikan sebagai tashdiq
(mempercayai) seperti makna linguistiknya.
Makna beriman kepada kitab Allah
adalah meyakini, mempercayai, dan memiliki ketetapan hati bahwa Kitab Zabur, Taurat,
Injil, dan Al-Qur‟an merupakan kitab yang turun dari sisi Allah Swt dengan cara
mengimaninya secara tafshil maupun ijmal, membenarkan segenap kabar berita yang
masih murni, serta mengamalkan segenap hukum yang terkandung dalam kitab isuci
tersebut selama belum dihapus oleh Allah Swt.
Kita wajib mengimani bahwa Allah Swt telah menurunkan kitab-kitab suci dan
telah memberikan kepada Rasul lembaran-lembaran berisi wahyu. Beriman kepada
kitab-kitab Allah mencakup 4 hal, diantaranya:
1. Beriman bahwa kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah Swt.
2. Beriman kepada kitab-kitab Allah tersebut baik secara tafshil/terperinci maupun
secara ijmal/garis besar.
3. Membenarkan segenap kabar berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci
tersebut yang masih murni dan belum dirubah oleh tangan manusia.
4. Mengamalkan segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut selama
belum dihapus oleh Allah Swt dan dalam mengamalkannya harus disertai
dengan sikap ridha dan menerima.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 54


Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab Allah Swt, Arti kata kitab
adalah tulisan atau yang ditulis, berasal dari kata “kataba” yang berarti menulis. iDalam
bahasa Indonesia kitab diartikan buku. Adapun yang dimaksud kitab di sini adalah kitab
suci. Ada dua jenis kitab suci:

1. Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah Swt. dan
biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah Swt) Ada yang berwujud Kitab dan iada
yang berwujud shahifah atau shuhuf.
2. Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah Swt,
melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia isendiri.
Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah Swt. yang
diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang imengandung
perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia dan jumlah
kitabullah ada 144 kitab dan yang wajib diimani ada 4. Kitab-kitab yang wajib idiimani
ada empat(4) yaitu :
a. Kitab Zabur, diturunkan pada Nabi Daud as.
b. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as.
c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as.
d. Kitab Al-Qur‟an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Jadi pengertian iman kepada kitab-kitab Allah, yang dimaksud dengan iman
kepada kitab-kitab Allah Swt. Yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt
telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul yang berisi wahyu Allah
Swt berupa perintah dan larangan untuk disampaikan kepada umat manusia iagar
digunakan sebagai pedoman hidup di dunia. Adapun Nama Kitab-Kitab Allah Swt,
yaitu:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 55


1. Kitab Taurat
Ada yang menyebutnya Thoret atau Thora. Diturunkan kepada Nabi Musa as
(=Moses) abad ke 15 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Ibrani.

       

Terjemahnya:
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al kitab (Taurat) dan
keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat
petunjuk” (Q.S. ial-Baqarah/1: 53).

           

Terjemahnya:
“Dia menurunkan al kitab (al Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil”i(Q.S. iAli iImran i: i3).

             

                 

            

Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-
orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-
orang yang kafir .(Q.S. Ial-Maidah i: i44).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 56


                

          

Terjemahnya:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Maidah : 46)

     

Terjemahnya:
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, hikmah, Taurat dan Injil”.
(Q.S. ali-Imran : 48).

Adapun Kandungan kitab Taurat:


1. Perintah mengesakan Allah Swt.
2. Larangan membuat dan menyembah patung berhala.
3. Larangan menyebut nama Allah Swt, dengan sia-sia.
4. Perintah mensucikan hari Sabtu.
5. Perintah menghormati ayah dan ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat zina.
8. Larangan mencuri.
9. Larangan menjadi saksi palsu.
10. Larangan mengambil istri orang lain.

2. Kitab Zabur
Juga ada yang menyebut Mazmur maupun Paska. Diturunkan kepada Nabi iDaud
as (=David) pada abad ke 10 S untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 57


               

            

Terjemahnya:
”Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada
Daud”. (Q.S. ian-Nisaa: i163)

                

                  

 

Terjemahnya:
“ (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib
bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maksudnya memberi Makan lebih
dari seorang miskin untuk satu hari.” (Q.S. ial-Baqarah/1 : i184)

            

Terjemahnya:
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”. (Q.S. al
anbiya: i105)

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 58


Kandungan ikitab iZabur:
1. Do‟a
2. Dzikir
3. Nasihat
4. Hikmah
5. Menyeru ikepada iketauhidan
6. Tidak iberisi isyari‟at.

3. Kitab Injil
Ada yang menamakan Bibel maupun al-Kitab. Diturunkan kepada Nabi Isa as =
Yesus Kristus pada awal abad ke 1 M untuk Bani Israil dan berbahasa Suryani.

           

Terjemahnya:
“Dia menurunkan al-kitab (Al-Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil”. (Q.S. iali-Imran i: i3)

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
lihat mereka ruku‟ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 59


     

Terjemahnya:
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab, hikmah, Taurat dan Injil”.(
Q.Sial-Imran: i48)

Kandungan kitab Injil:


1. Seruan tauhid kepada Allah Swt.
2. Ajaran hidup zuhud dan menjauhi kerusakan terhadap dunia.
3. Merevisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai.
4. Berita tentang akan datangnya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau
Muhammad Kitab

4. Kitab Al-Qur’an

         

Terjemahnya;
“Kitab (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”. (Q.S ial-Baqarah/1: 2)

         

Terjemahnya:
“Maha suci Allah yang telah menurunkan al Furqaan (Al-Qur‟an) kepada
hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S al-
Furqan: 2)

               

               

  

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 60


Terjemahnya :
“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur‟an itu suatu bacaani dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”
Apakah (patut Al-Qur‟an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?
Katakanlah: “Al-Qur‟an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang imukmin.
Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-
Qur‟an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang idipanggil
dari tempat yang jauh.” (Q.S. Fushshilat : 44).

Nama Lain Al-Qur’an:


1. Al-Kitab (Buku)
2. Al-Furqan (Pembeda benar salah)
3. Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
4. Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
5. Al-Hukm (Peraturan/hukum)
6. Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
7. Asy-Syifa' (Obat/penyembuh)
8. Al-Huda (Petunjuk)
9. At-Tanzil (Yang iditurunkan)
10. Ar-Rahmat (Karunia)
11. Ar-Ruh (Ruh)
12. Al-Bayan (Penerang)
13. Al-Kalam (Ucapan/firman)
14. Al-Busyra (Kabar gembira)
15. An-Nur (Cahaya)
16. Al-Basha'ir (Pedoman)
17. Al-Balagh (Penyampaian/kabar)
18. Al-Qaul (Perkataan/ucapan)
“Al-Qur‟an” adalah wahyu-wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw, baik yang disampaikan dengan perantara Malaikat Jibril, imaupun
yang diterima langsung melalui Isarat.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 61


B. Dalil Naqli Tentang Iman kepada Kitab-Kitab Allah Swt
1. Dalil Naqli
Dalil Naqli adalah dalil yang dinukilkan dari Al-Qur‟an atau al-Hadis. Dalil
Naqli Iman kepada kitab-kitab Allah. Dalam Surat an-Nisa ayat 136

             

               

Terjemahnya :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”. (Q.S. an-Nisa /4: 136)

Surah Ali-Imran ayat 3

                 

            

Terjemahnya:

“Dia menurunkan al-Kitab (Al-Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan


kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. al-
Imran/3: 136)

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 62


Surah Ali-Imran ayat 4

                  

 

Terjemahnya:

“Sebelum (Al-Qur‟an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al


Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan
memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan
(siksa)”.(Q.S al-Imran/3 :4 )

Surah Al-Baqarah:4

            

Terjemahnya:
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur‟an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat”. (Q.S al-Baqarah/1 :4).

“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, (HR. Muslim).
(dikutip dari himpunan hadis Arba‟in karya Imam An-Nawawi)

2. Dalil Aqli
Dalil Aqli adalah dalil yang berdasarkan akal pikiran manusia. Dalil Aqli Iman
kepada Kitab-kitab Allah. Jika kita diperintahkan Allah untuk melakukan Ibadah dan
lain sebagainya, tentunya kita diberi buku pedoman atau buku petunjuk tata cara
beribadah, dan buku tentang petunjuk tata cara beribadah itu berupa Kitab, karena itu
kita harus beriman kepada Kitab-kitab Allah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 63


Allah Swt Maha „Alimun= Tahu bahwa manusia adalah makhluk yang dha‟if=
lemah. Sedangkan Allah Swt adalah Tuhan yang Maha Rahman = Pengasih dan
Maha Rahim = Penyayang. Atas hal itulah Allah Swt berkehendak
memberikan bimbingan kepada manusia agar tetap menjadi makhluk paling mulia di
sisi-Nya dengan memberikan pedoman berupa kitab suci lengkap dengan uswah
hasanah (contoh tauladan) yang berupa seorang Nabi dan Rasul.

C. Ciri-ciri Orang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt

Adapun ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt yaitu sebagai
berikut:
a. Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab sebelum Al-Qur‟an,
Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt menjaga
kesucian Al-Qur‟an dilakukan diantaranya dengan berwudhu terlebih dahulu
sebelum membaca Al-Qur‟an dan tidak membawa Al-Qur‟an, di suatu wilayah yang
memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan dan hal-hal yang tidak di inginkan
terhadap Al-Qur‟an kemudian menempatkan Al-Qur‟an di tempat yang mulia dan
aman, misalnya di atas lemari bagian atas, di atas meja belajar dan di tempat-tempat
aman yang lainnya. Allah Swt berfirman:

       

Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan Sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”.
(Q.S al-Hijr/15: 9).

Ayat ini memberikan jaminan tentang


kesucian dan kemurnian Al-Qur‟an
selama-lamanya.

b. Rajin membaca Al-Qur‟an dengan


benar, betul dan tartil. Seorang muslim

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 64


wajib belajar ilmu tajwid sebelum iya membaca Al-Qur‟an. Adapun yang di maksud
agar bacaan Al-Qur‟annya benar, betul dan tartil sesuai yang diajarkan Nabi saw
beserta para sahabatnya ataupun pengikutnya. Jika bacaan Al-Qur‟annya benar
sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid maka Al-Qur‟an akan memberi syafa‟at kepada
diri seseorang. Begitupun sebaliknya, jika bacaan Al-Qur‟annya tidak benar maka
Al-Qur‟an akan melaknatnya. Nabi Saw berkata betapa banyak yang membaca Al-
Qur‟an berharap mendapat syafa‟at dari Al-Qur‟an, akan tetapi ia justru
mendapatkan laknat dari Al-Qur‟an. Laknat Al-Qur‟an kepada yang membaca
disebabkan karena yang membaca Al-Qur‟an tidak memperhatikan kaidah-kaidah
tajwid, Allah Swt berfirman yang berbunyi:

      

Terjemahnya:
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah al- Quran itu dengan perlahan-lahan.”
(Q.S al-Muzammil/73: 4)

c. Hidup yang sejalan dengan ketentuan dan ketetapan Al-Qur‟an. Seorang muslim
benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Qur‟an, apabila iya hidup sesuai
dengan petunjuk Al-Qur‟an Begitupun sebaliknya, apabila keimanan diri mereka
terhadap Al-Qur‟an belumlah berjalan dengan sempurna maka iya tidak mau dan
tidak rela diatur oleh Al-Qur‟an, Allah Swt berfirman yang berbunyi:

                

                  

Terjemahnya:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 65


dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik”. (Q.S al-Maidah/5: 49).

D. Hikmah dan Manfaat Beriman Kepada


Kitab-Kitab Allah Swt

Dengan beriman kepada kitab-kitab Allah


Swt, seorang muslim akan menjalankan dan
menerapkan hikmah dan manfaat beriman kepada
kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-perilaku
Kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

a. Meyakini adanya bahwa kitab-kitab suci sebelum Al-Qur‟an datang dari Allah Swt.
Allah Swt Berfirman yang berbunyi, yaitu:

             

Terjemahnya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian”. (Q.S al-Maidah/5: 48).

b. Gemar dalam membaca Al-Qur‟an dan berusaha memperbagus, memperindah dan


memperjelas bacaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan ilmu tajwid. Di dalam
hadis-hadis sahih di katakan bahwa Nabi Muhammad saw mendorong umatnya
untuk gemar membaca Al-Qur‟an.

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur‟an adalah seperti buah


Utruja, rasanya enak baunya harum. Perumpamaan orang mukmin yang tidak
membaca Al-Qur‟an adalah seperti buah Tsamrah (kurma), rasanya enak tapi
tidak wangi. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur‟an
adalah seperti buah Raihanah, rasanya pahit tapi baunya harum. Dan
perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur‟an adalah seperti buah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 66


Hanzalah, rasanya pahit dan tidak wangi.” (HR Bukhari Muslim, dari Abi Musa
Al-Asy‟ary ra)
Dalam firman Allah Swt yang berbunyi:

               

        

Terjemahnya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu al kitab (Al-Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al-Ankabut /29: 45).

c. Berusaha dalam memahami kandungan dan makna isi Al-Qur‟an sesuai dengan
kaidah-kaidah penafsiran Al-Qur‟an yang benar dan fasih. Al-Qur‟an telah
mengingatkan bahwa penafsiran-penafsiran yang menyimpang ditujukan untuk
menyesatkan manusia dari jalan Allah Swt.
Allah Swt berfirman yamg berbunyi, sebagai berikut:

                 

                   

Terjemahnya:
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan. Maka
mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami."
dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal”. (Q.S. ali-Imran/3: 7).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 67


Di dalam hadis sahih Nabi saw bersabda, yang artinya:
“Barangsiapa menafsirkan Al-Qur‟an dengan pendapatnya, dan penafsiran-
nya itu benar, maka dia tidak akan diberi pahala. Jika salah, maka cahaya dari
ayat tersebut dihilangkan dari hatinya”. (Ibnu Ba ah, Al-Ibanat Al-Kubra, Juz2,
hal. 328).
“Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur‟an
dan mengajarkannya”. (HR Bukhari, dari Uman bin Affan ra).
d. Mengamalkan kandungan dan makna isi Al Qur‟an dengan sepenuh hati, Pada
dasarnya, Al-Qur‟an adalah pandangan, petunjuk dan pedoman hidup bagi kaum
Muslim. Seorang Muslim wajib menjadikan ketetapan dan ketentuan Al-Qur‟an
sebagai satu-satunya hukum yang mengikat dirinya. Allah Swt berfirman yang
berbunyi, yaitu:

             

                  

                

       

Terjemahnya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian. terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (Q.S. al-Maidah/5: 48).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 68


e. Menggambarkan dan mengimplementasikan keimanan kepada kitab-kitab suci
terdahulu dengan cara menghayati, merenungkan dan mengambil hikmah dari
kisah-kisah para Rasul terdahulu. Allah Swt berfirman yang berbunyi, yaitu:

               

         

Terjemahnya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al-Qur‟an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q.S. Yusuf /12: 111).

Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Muhammad saw yaitu keteguhan,
kesabaran, kegigihan, ketangguhan, keimanan terhadap janji Allah Swt (iqqah bi
wa‟dillah), dan ketulusan hati mereka dalam memperjuangkan agama Allah yaitu
Agama Islam.

Adapaun manfaat beriman kepada Kitab-Kitab Allah Swt, yaitu sebagai berikut:

a. Memperkuat dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.


b. Memiliki petunjuk dan pedoman hidup sehingga kehidupan tidak akan tersesat
dan menuju ke jalan yang salah
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pengetahuan karena berisi seluruh
ilmu pengetahuan.
d. Terjaga ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
e. Menyempurnakan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 69


R ANGK UMAN

1. Makna beriman kepada kitab Allah adalah meyakini, mempercayai, dan memiliki
ketetapan hati bahwa Kitab Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur‟an merupakan kitab
yang turun dari sisi Allah Swt dengan cara mengimaninya secara tafshil maupun
ijmal, membenarkan segenap kabar berita yang masih murni, serta mengamalkan
segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut selama belum dihapus
oleh Allah Swt.
2. Beriman kepada kitab-kitab Allah mencakup 4 hal, diantaranya :
1) Beriman bahwa kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah Swt.
2) Beriman kepada kitab-kitab Allah tersebut baik secara tafshil/terperinci maupun
secara ijmal/garis besar.
3) Membenarkan segenap kabar berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci
tersebut yang masih murni dan belum dirubah oleh tangan manusia.
4) Mengamalkan segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut selama
belum dihapus oleh Allah Swt dan dalam mengamalkannya harus disertai
dengan sikap ridha dan menerima.
3. Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur‟an adalah kitab suci Taurat,
Zabur, Injil, dan shuhuf Nabi Ibrahim dan Musa as. Kitab suci Taurat diturunkan
kepada Nabi Musa as. Kitab suci Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as. Kitab suci
Injil diturunkan kepada Nabi Isa as
4. Ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, Yaitu:
1) Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab sebelum Al-
Qur‟an
2) Rajin membaca Al-Qur‟an dengan tartil
3) Hidup sejalan dengan tuntunan Al-Qur‟an.
5. Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-
perilaku:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 70


1) Gemar membaca Al-Qur‟an dengan memperhatikan kaedah-kaedah tajwid.
2) Berusaha memahami kandungan isi Al-Qur‟an melalui metodologi
penafsiran yang benar.
3) Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Qur‟an.
4) Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara
menghayati dan menerapkan hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.

EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Kitab-kitab Allah yang wajib diketahui dan diimani oleh setiap orang Islam
berjumlah ....
a. Satu kitab
b. Dua kitab
c. Tiga kitab
d. Empat kita
e. Lima kitab
2. Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul merupakan sebagai
....
a. Petunjuk bagi manusia
b. Keimanan manusia
c. Pedoman manusia
d. Mengamalkan kitab-kitab allah
e. Gemar membaca alquran
3. Mengimani semua kitab yang diwahyukan Allah hukumnya ....
a. Wajib
b. Mubah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 71


c. Makruh
d. Sunnah
e. Sunnah muaqad
4. Di bawah ini adalah keistimewaan Al-Qur‟an dibandingkan kitab-kitab suci
sebelumnya, kecuali:
a. Al-Qur‟an tetap terpelihara hingga hari kiamat
b. Al-Qur‟an menjelaskan seluruh aspek kehidupan manusia Al-Qur‟an ditujukan
tidak hanya untuk kaum Muslim saja, akan tetapi untuk seluruh umat manusia
c. Al-Qur‟an merupakan penguji kebenaran Kitab-kitab Suci sebelumnya Al-
Qur‟an merupakan Kalamullah bukan perkataan atau karya Nabi Muhammad
saw
d. Al-Qur‟an merupakan menjaga kesuciaan dan kehormatan Al-Qur‟an dan
kitab-kitab sebelum Al-Qur‟an
e. Al-Qur‟an merupakan hidup sejalan dengan tuntutan Al-Qur‟an
5. Hukum bagi orang yang tidak mengimani Al-Qur‟an dan kitab-kitab suci sebelum
Al-Qur‟an adalah:
a. Kafir
b. Makruh
c. Wajib
d. Sunnah
e. Fardhu kifayah
6. Perintah Untuk Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab
sebelum Al-Qur‟an.ialah
a. Q.S al-Hijr (15): 9
b. Q.S al-Hijr (15): 10
c. Q.S al-Hijr (15): 11
d. Q.S al-Hijr (15): 12
e. Q.S al-Hijr (15): 13
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
Beriman kepada kitab-kitab Allah mencakup 4 hal, diantaranya :
1. Beriman bahwa kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah Swt.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 72


2. Beriman kepada kitab-kitab Allah tersebut baik secara tafshil/terperinci
maupun secara ijmal/garis besar.
3. Membenarkan segenap kabar berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci
tersebut yang masih murni dan belum dirubah oleh tangan manusia.
4. Mengamalkan segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut
selama belum dihapus oleh Allah Swt dan dalam mengamalkannya harus
disertai dengan sikap ridha dan menerima.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, mana urutan pernyataan yang benar?


a. (1),(2),(3),dan(4)
b. (4),(2),(3),dan(1)
c. (1),(4),(2),dan(3)
d. (1),(4),(3),dan(2)
e. (3),(4),(2),dan(1)
8. Manusia disebut mahkluk yang dha'if, apakah arti dari kata dha'if tersebut..
a. Bersyukur
b. Lemah
c. Sabar
d. Ikhlas
e. kuat
9. Perintah untuk Berusaha memahami kandungan isi Al-Qur‟an sesuai dengan
metodologi penafsiran Al-Qur‟an yang benar. Terdapat di dalam…….
a. (Q.S. Ali-Imran(3): 7)
b. (Q.S. Ali-Imran(3): 8)
c. (Q.S. Ali-Imran(3): 9)
d. (Q.S. Ali-Imran(3): 10)
e. (Q.S. Ali-Imran(3): 11)
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
Ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt
1) Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab sebelum Al-
Qur‟an
2) Rajin membaca Al-Qur‟an dengan tartil
3) Hidup sejalan dengan tuntunan Al-Qur‟an.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 73


Dari pernyataan-pernyataan di atas, mana urutan pernyataan yang benar?
a. (1),(2),dan (3)
b. (3),(1),dan (2)
c. (2),(3),dan (1)
d. (3),(2),dan (1)
e. (2),(1),dan (3)

B. Jawablah Soal-soal berikut dengan benar dan tepat!


1. Jelaskan pengertian makna iman kepada Kitab-kitab Suci Allah Swt!
2. Sebutkan macam-macam Iman kepada kitab-kitab Allah Swt!
3. Sebutkan ciri-ciri yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab suci Allah
Swt!
4. Apa perbedaan mengimani kitab suci Al-Qur‟an dengan kitab suci sebelum Al-
Qur‟an? Jelaskan dengan ringkas dan padat!
5. Jelaskan hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah Swt!

GLOSARIUM

Ijmal : Ringkasan dan tidak terinci


Mutasyabihaat : Ayat yang pengertiannya hanya di ketahui oleh Allah
Swt.
Tafsil : Menjelaskan dan merinci
Tajwid : Cara membaca Al-Qur‟an dengan lafal atau ucapan
yang benar
Takwil : Keterangan, penjelasan (Seperti tafsir, takbir);
penafsiran makna ayat Al-Qur‟an, mengandung
pengertian ayat yang tersirat (implisit)
Tartil : Membaca Al-Qur‟an dengan pelan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 74


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Qur‟an Hafalan mudah Al Hufaz, (Bandung: Cordoba,
2020).

Alghifari Rifai, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Untuk SMA/MA Kelas XI,
2013 (Jakarta: Duta, 2018), 27

Asep Puji Syukur and Evi Susanti, Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah
Atas Kelas XI, 2011 Edition (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian
Pendidikan Nasional, 2011).

Beni Jo, " Daftar Kitab-kitab Allah & Rasul Penerima Taurat Hingga Al-Qur‟an", 1.
http://tirto.id. 12

Imas Damayanti, Ani Nursalikah, "Mengenal Nama-Nama Lain Alquran", 29.


http://www.republika.co.id. 12

Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Cetakan Ke-2,
2017 (Jakarta: Pusat urikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

Yugi Al, "Dalil Iman Kepada Kitab Allah Swt", 27. http://www.cerdika.com. 20

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 75


BAB
IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT
4

Pendahuluan

Iman seseorang itu tidak sah sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah
Swt. selain itu, kita juga harus membenarkan bahwa Allah Swt telah mengutus para nabi
dan rasul untuk membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
kebenaran. Allah Swt, mewajibkan orang Islam supaya beriman kepada semua rasul
yang diutus oleh-Nya tanpa membeda-bedakan antara rasul satu dan yang lainnya.
Diantara para rasul itu, ada yang di critakan dalam Al-Qur‟an dan adapula yang
tidak diceritakan. Adapun rasul-rasul yang diceritakan dalam Al-Qur‟an berjumlah dua
puluh lima orang. Pada setiap umat pasti ada rasul sebagai teladan hidup yang harus
diikut ajarannya dan diteladani jejaknya.
Firman Allah Swt Q.S. al-Baqarah: 285

                

             

Terjemahnya:

“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-


Qur‟an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan
mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan
kepada-Mu tempat (kami) kembali. (Q.S. al-Baqarah/1 :285)

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 76


Peta Konsep

Rasul-Rasul
Kekasih Allah
Swt

Iman Kepada Tugas-Tugas


Rasul Rasul

Terbiasa
Menelaah Iman Meneladani Sifat
Kepada Rasul dan Perilaku
Rasul

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 77


Materi

A. Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt


Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt.
yang ditugaskan untuk membimbing umatnya kejalan yang benar agar selamat di dunia
dan akhirat.

Nabi Rasul
Manusia pilihan yang diberi wahyu Manusia pilihan Allah Swt, yang
oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri diangkat sebagai utusan untuk
dan tidak memiliki kewajiban menyampaikan firman-firman-Nya
menyampaikan pada umatnya. kepada manusia agar dijadikan
pedoman hidup.

Hadis dari Abi Zar r.a imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab, “jumlah para nabi itu adalah
124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul ada 315. Sementara At-Turmuzy meriwayatkan
hadis dari Abi Zar r.a juga, menjelaskan bahwa rasulullah saw menjawab “ jumlah para
nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312 “jumlah nabi yang mendapat
gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as. Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan
Muhammad saw.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt, merupakan kewajiban hakiki sebagai seorang
muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan
sebagai perwujudan iman tersebut , kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul
Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah Swt terdapat dalam surah an-
Nisa/4:136.

             

               

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 78


Terjemahnya :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S an-Nisa/4:136).

B. Sifat-Sifat Rasul Allah

Nabi Muhammad saw lahir


membawa dunia ke kehidupan
yang baru. Beliau adalah rahmat
bagi seluruh semesta. Nabi
Muhammad saw memiliki akhlak
yang mulia yang dijadikan teladan
bagi umat muslim semua. Nah,
meneladani sifat Rasulullah
merupakan salah satu bentuk dari kasih sayang kita terhadapnya. Bagaimana
menerapkannya? Kita bisa menjalankan sunnah dan perintah Rasul di dalam
kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat mencontoh kasih sayang sahabat-sahabat
Rasul, seperti misalnya pamannya Hamzah yang rela berkorban untuk melindungi
Rasul di perang Uhud, atau Bilal yang gembira akan bertemu Rasul disaat hari
kematiannya.
Dalam surat al-Ahzab ayat 21, Allah Swt berfirman bahwa sudah ada suri
tauladan dalam diri Nabi Muhammad saw yang patut kita teladani. Nabi Muhammad
saw merupakan nabi dan utusan Allah yang pastinya sudah diberikan bekal, yaitu
kemuliaan. Sifat Rasulullah yang mulia ini juga dapat kita teladani.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 79


1. Sifat Wajib
Ada 4 sifat mulia Rasul yang patut kita contoh, yaitu:
a. Amanah (dapat dipercaya)

Rasulullah biasa dipercaya untuk menyelesaikan masalah orang satu dengan


orang lain, karena semua orang percaya terhadap Rasul. Rasulullah pastinya
mengerjakan apa yang dipercayakan oleh beliau dengan sungguh-sungguh. Oleh
karena itu, kita bila diberikan kepercayaan terhadap orangtua, teman, ataupun guru
untuk mengerjakan sesuatu (misal menjadi ketua OSIS atau apapun itu) harus
mengerjakan dengan sugguh-sungguh. Janganlah menghianati kepercayaan dari orang
yang sudah mempercayai kita.

b. Tabligh (menyampaikan)

Rasul mendapat wahyu dari Allah Swt yang nantinya akan diberitahukan ke
kaumnya. Rasul selalu memberitahu wahyu Allah Swt dengan detail dan tepat. Nah,
kita dapat meneladani sifat ini dengan menyampaikan persis seperti apa yang di
dengar dari orang yang memberitahu kita. Jangan pernah menambah-nambahkan atau
bahkan menyembunyikannya.

                   

        

Terjemahnya :

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika


tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir”. (Q.S
al-Maidah/5: 67).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 80


c. Fatanah (cerdas)

Allah Swt sudah membekali Rasul dengan kecerdasan karena risalah beliau yang
berat. Rasulullah pasti bisa menyelasaikan suatu masalah dengan bijaksana. Oleh
karena itu, kita sebagai umat Islam harus menuntun ilmu agar menjadi cerdas. Nah,
dengan cerdas kita dapat membantu banyak orang, dan membantu diri sendiri. Misal,
kita menjadi susah untuk ditipu, dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dapat
menyampaikan suatu dakwah, dan memberikan solusi dari suatu masalah. Diluar 4
sifat mulia diatas, Rasul juga mempunyai sifat mulia lainnya. Nabi Muhammad saw
jauh dari maksiat. Walaupun beliau merupakan manusia biasa yang pernah lupa,
namun Allah Swt pasti memberitahu Rasul, yang nantinya Rasul pasti akan
melaksanakannya. Beliau juga dikenal sebagai al-Amin (orang yang dipercaya) oleh
orang Mekkah, bahkan diusianya yang begitu muda. Walau kita tidak bisa benar-
benar menjadi seperti Nabi Muhammad saw, namun kita bisa berusaha sebaik-
baiknya untuk meneladani sifat-sifat beliau. Kebaikan tersebut akan berpengaruh baik
bagi masa depan kita.

d. Shidiq (jujur)
Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dalam pandemi ini, kita dapat
menerapkannya di saat pembelajaran online. Contohnya, mengerjakan tugas-tugas
sekolah dan ujian dengan jujur. Atau jujur terhadap orangtua (dan orang lainnya).

2. Sifat Mustahil
a. Al-Kizzib
Rasulullah saw memiliki sifat As-Siddiq yang berarti jujur. Maka dari itu,
mustahil jika beliau memiliki sifat al-Kizzib. Pendusta atau pembohong adalah arti
dari al-Kizzib. Tidak mungkin seorang Rasul mengatakan hal-hal yang bohong atau
dusta.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 81


Hal ini tertulis dalam Surat an-Najm ayat 2-4 yang berbunyi sebagai berikut.

                

Terjemahnya:
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang
diucapkannya itu (al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S. An-Najm :2-4).

b. Al Khianah

Al-Khianat adalah kebalikan dari sifat Al-Amanah. Artinya, Rasulullah adalah


sosok yang dapat dipercaya. Mustahil jika Rasul bersifat Al-Khianat atau yang berarti
berkhianat. Tak ada satu pun wahyu dari Allah Swt yang Rasul khianati dari
umatnya. Semuanya ia sampaikan dengan benar sesuai dengan yang diamanatkan
oleh Allah Swt.

Sifat mustahil ini tertulis dalam Surat al-An‟am ayat 106 yang berbunyi sebagai
berikut.

               

Terjemahnya:

“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu;


tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S. al-
An‟am, 106).

c. Al- Kitman
Rasulullah memiliki sifat at-Tabligh yang artinya menyampaikan wahyu dari
Allah Swt. Al-Kitman berarti menyembunyikan. Semua wahyu yang diberikan oleh
Allah Swt tak ada yang disembunyikan untuk dirinya sendiri. Melainkan,
disampaikan seluruhnya kepada umatnya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 82


Rasulullah tidak memiliki sifat al-Kitman tertulis dalam Surat al-An‟am ayat 50

                    . 

          

Terjemahnya:

“Katakanlah (Muhammad): Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan
tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak
mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: „Apakah sama orang
yang buta dengan yang melihat?‟ Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (Q.S
al-An‟am,:50).

d. Al-Baladah
Terakhir, sifat mustahil bagi Rasulullah adalah al-Baladah atau yang berarti
bodoh. Sebab, Nabi Muhammad saw memiliki sifat al-Fatanah atau yang berarti
memiliki kecerdasan yang tinggi. Untuk mengajak umatnya memeluk agama Islam,
tentu dibutuhkan strategi diplomasi yang baik, komunikasi, serta kemampuan khusus
agar mudah diterima.

Sifat mustahil ini tertulis dalam Surat al-A‟raf ayat 199 yang berbunyi sebagai
berikut.

       

Terjemahnya:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Q.S. al-A‟raf : 199).

Itulah tadi sifat mustahil Rasul Allah yang wajib kita ketahui. Semoga dengan
mengetahui sifat mustahil ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 83


3. Sifat Jaiz

Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariah, artinya
rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus,sakit,
tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap
meninggal sebagaimana makhluk lainnya.

Selain rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga
memiliki sifat jaiz. akan tetapi sifat jaiz rasul dengan sifat jaiz allah Swt sangat
berbeda. Allah Swt berfirman:

                

..         

Terjemahnya :

“(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang
kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.”( Q.S al-Mu‟minun : 33)

Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu
seperti berikut.

1) Iltizamurrasul, adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang
mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan
perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. harus
berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri
pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun
menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.
2) Ishmaturrasul, adalah orang yang ma‟shum, terlindung dari dosa dan salah
dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu
Allah Swt. Oleh karena itu, seorang Rasul selalu siaga dalam menghadapi
tantangan dan tugas apa pun.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 84


C. Tugas-Tugas Rasul Allah Swt
Para rasul dipilih oleh Allah Swt, dengan mengemban tugas yang tidak ringan.
Di antara tugas-tugas rasul itu sebagai berikut.

1. Menyampaikan risalah dari Allah Swt.


2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah
Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah)
3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan
kepada orang kafir.
4. Menunjukkan jalan yang lurus.
5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada
mereka kitab dan hikmah.
6. Sebagai hujjah bagi manusia.

D. Hikmah Beriman Kepada Rasul Allah Swt

Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Selain karena
diperintahkan oleh Allah Swt, juga ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari
beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul sebagai
berikut.

1. Makin sempurna imannya


2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.
3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
4. Memiliki teladan dalam hidupnya.

                 

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 85


Terjemahnya :
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
dan yang banyak mengingat Allah”. (Q.S al-Ahzab:21)

1. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.

               

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang”. (Q.S al-Imran:31)

2. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt untuk mengabdi


kepada-Nya. Firman Alah Swt:

      

Terjemahnya :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada -
Ku”. (Q.S az-Zariyat:56)

E. Pengertian Keteladanan Nabi


Muhammad saw dalam Kehidupan

Dalam kehidupan ini,


sesungguhnya telah ada suri tauladan
yang baik bagi orang-orang yang
mengharap ridha Allah Swt.
Kebaikan, dia akan tumbuh menjadi
anak yang baik. Sedangkan apabila
dia dibiasakan berbuat jahat dan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 86


dibiarkan begitu saja seperti membiarkan binatang ternak, maka dia akan sengsara dan
binasa. Keteladanan adalah hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari
orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat
dijadikan sebagai alat pendidikan Islam , yaitu keteladanan yang baik sesuai dengan
pengertian uswah.
Keteladanan dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha
menjadi teladan anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan teladan
dalam keburukan. Dengan keteladanan itu diharapkan anak didik, akan mencontoh dan
meniru segala sesuatu yang baik di dalam perkataan dan perbuatan pendidiknya .
Keteladanan adalah suatu contoh yang dapat dijadikan acuan oleh orang lain karena
dianggap orang yag dijadikan contoh tersebut mengandung nilai yang baik dan luhur.
Seorang guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah guru yang mempunyai
kepribadian layak ditiru. Inilah kepribadian utama yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Menurut falsafah Jawa, kata guru berasal dari kalimat “bisa digugu (dipercaya)
dan ditiru (dicontoh)”. Jadi, orang yang menjadi guru adalah seorang yang bisa
dipercaya dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didiknya .
Ada beberapa keteladanan pada diri Nabi Muhammad saw. Ia dijuluki sebagai suri
tauladan yang baik sebab pada dirinya banyak sifat yang wajib untuk dijadikan contoh
dan pedoman hidup.
Berikut adalah beberapa keteladanan nabi Muhammad saw:

1. Kejujuran. Nabi Muhammad saw, sebelum masa kenabian sudah dijuluki al-
Amin sebab ia dikenal jujur dalam niat, hati juga perbuatannya.
2. Amanah. Sifat yang jujur dan benar dari nabi ini kemudian menjadikan ia
sebagai pribadi yang amanah atau bisa dipercaya sehingga banyak sekali orang
yang menyenangi dan menaruh hormat padanya.
3. Fathanah, kecerdasan yang ada pada diri nabi Muhammad juga wajib menjadi
teladan kita. Kecerdasan ini bisa diraih dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
4. Kesabaran. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai rasul ulul azmi sebab
kesabarannya yang melebihi manusia biasa. Kesabaran ini juga wajib kita
jadikan teladan hidup.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 87


F. Menerapkan Perilaku Mulia

Berikut perilaku-perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada
rasul :

1. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt, yang disampaikan rasul-Nya)


allah Swt berfirman:

ِ ‫اّلل َش ِديْ ُد الْعِ َق‬ ِ ٰ ‫وماي اٰ ٰتى ُكم الرسو ُل فَخ ُذوه وما ن ٰهى ُكم عنو فَانْت هو ۚا واتَّقوا‬...
‫اب‬ َّ ٰ ‫اّللَ ا َّن‬
ّ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ َّ ُ ََ

Terjemahnya:

... Apa yang di berikan rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah
Swt sesungguhnya Allah Swt, amat keras hukuman-Nya. (Q.S al-Hasyr/59:7)

2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada allah Swt.


3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya.
Orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang yang
malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga
hidupnya menjadi beban orang lain. Mereka menyadari bahwa memenuhi
kebutuhan diri sendiri jauh lebih terhormat dari pada karena belas kasihan dan
pertolongan dari orang lain.
4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai tuntunan Rasulullah
saw.
5. Melaksanakan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang
lebih tinggi . usaha-usaha itu misalnya seperti berikut:

a. Memelihara dan meningkatkan iman dan taqwa kepada allah Swt


b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu
pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi,
kedikteran, perdagangan, industri, transportasi, dan ekonomi.
6. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawah rasul tidak sirna.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 88


R ANGK UMAN

1. Nabi adalah manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu hanya untuk dirinya
sendiri. Jumlah nabi berdasarkan hadis riwayat Ahmad ada 124.000 nabi
2. Jumlah rasul berdasarkan hadis riwayat Ahmad ada 315 rasul.
3. Sifat – sifat yang dimiliki rasul adalah sifat wajib (as-siddiq, al-amanah, at-
tabliqh, dan al-fathanah) sifat mustahil (al-kizzib, al-khianah, al-kitman, dan al-
baladah)
4. Tugas para rasul adalah mengajarkan tauhid, mengajarkan cara beribadah,
menjelaskan hukum-hukum Allah Swt, dan batasannya sebagai manusia,
memberi teladan pada ummatnya , memperbaiki jiwa manusia.

EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Iman kepada rasul memiliki arti.....

a. Yakin bahwa allah Swt, benar-benar mengutus rasul


b. Mengingkari nabi dan rasul yang tidak diketahui namanya
c. Membenarkan berita yang tidak jelas dari rasul
d. Mengamalkan semua syariat rasul
e. Meyakini tidak semua rasul itu maksu.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 89


2. Buah iman kepada rasul Allah adalah...

a. Menjadikan rasul sebagai teman dalam hidupnya


b. Bersahabat dengan rasul mendapatkan kenikmatan tersendiri
c. Mengetahui seluk beluk kisah kehidupan rasul
d. Menjadikan teladan dalam hidupnya
e. Mengagumi karena statusnya manusia sangat suci

3. Yang bukan tugas rasul dibawah ini adalah....

a. Mengajarkan manusia agar bertauhid dengan benar


b. Memperbaiki tatanan hidup manusia agar bersosialisasi dengan baik
c. Meluruskan manusia gara beribadah dengan benar
d. Menipu manusia dengan mengatakan dirinya Tuhan
e. Memberitakan ancaman dan janji allah Swt

4. Iman kepada rasul harus diiringi dengan perbuatan

a. Menyanggah isi wahyunya


b. Memboikot isi ajarannya
c. Memprovokasi kejelekannya
d. Menolak ajakannya
e. Mengikuti perntahnya

5. Ayat dibawah ini mengandung arti...

ۚ
‫اب‬ َّٰ ‫اّللَ اِ َّن‬
ِ ‫اّلل َش ِديْ ُد الْعِ َق‬ ّٰ ‫خ ُذ ْوهُ َوَما نَ ٰهى ُك ْم َعنْوُ فَانْتَ ُه ْوا َواتَّ ُقوا‬ َّ ‫َوَماي اٰ ٰتى ُك ُم‬
ُ َ‫الر ُس ْو ُل ف‬

a. Meninggalkan apa yang diperintahkan rasul


b. Menjalankan apa yang dilarang rasul
c. Meneladani perilaku para sahabat nabi
d. Yang datang dari rasul adalah benar, ikutilah
e. Jauhilah prasangka buruk kepada rasul

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 90


6. Seorang rasul wajib mempunyai sifat tabliqh yang artinya.....

a. Dapat di percaya
b. Jujur
c. Cerdik
d. Pandai
e. Menyampaikan

7. Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa disebut sebagai ulul azmi
jumlahnya ada....

a. Satu
b. Dua
c. Empat
d. Lima
e. Tujuh

8. Seorang rasul mustahil memiliki sifat kizzib yang artinya...

a. Dusta
b. Khianat
c. Penipu
d. Bodoh
e. Menyembunyikan

9. Hal yang membedakan rasul dan manusia pada umumnya adalah ...

a. Makan dan minum


b. Halal dan haram
c. Perintah puasa
d. Menerima wahyu
e. Usianya

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 91


10. Nabi dan rasul memiliki sifat jaiz, maksudnya adalah....

a. Mempunyai sifat-sifat kemanusiaan


b. Berbeda dengan manusia pada umumnya
c. Orang yang maksum
d. Orang yang terhormat
e. Mempunyai kelebihan yang luar biasa

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!

1. Jelaskan perbedaan antara nabi dan rasul!


2. Mengapa kita harus beriman kepada nabi dan rasul
3. Berilah contoh perilaku yang mencerminkan bahwa seseorang itu beriman
kepada rasul allah Swt! (minimal 2 contoh perilaku)
4. Mengapa Allah Swt. memberi mukjizat kepada rasul? Sebutkan jenis-jenis
mukjizat yang kamu ketahui!
5. Buatlah contoh perbuatan seorang rasul yang menunjukkan bahwa ia seorang
yang as-siddiq, al-amanah, at-tabliqh, dan al-fathanah.

GLOSARIUM

Iltizamurrasul : Orang yang selalu berkomitmen dengan apapun yang


mereka ajarkan

Ishmaturrasul : Orang yang ma‟shum, artinya terlindungi dari dosa &


salah dan selalu siap siaga dalam menghadapi
tantangan dan tugas

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 92


DAFTAR PUSTAKA

www.paismk.com www.scribd.com smpitabyfds.sch.id www.popbela.com


www.bacaanmadani.com submitted to universitas Islam negeri sumatra utarae-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.idid. 123dok.com materikelas11pai.blogspot.com
kumparan.com

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 93


BAB SYAJA'AH
5

Pendahuluan

Orang Yang Paling Berani Al-Bazzar meriwayatkan, suatu hari Ali bin Abi
Thalib berkhutbah, “Hai kaum muslim, siapakah orang yang paling berani?” mereka
menjawab, “Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin".
Lalu Kata Ali, “Orang yang paling berani, bukanlah aku, tetapi Abu Bakar. Ketika kami
membuatkan Nabi Saw. gubuk di Badar, kami tanyakan siapakah yang berani
menemani Rasulullah Saw. dalam gubuk itu, dan menjaganya dari serangan kaum
Musyrik? Di saat itu, tidak seorang pun yang bersedia kecuali Abu Bakar sendiri. Di
waktu yang lain, aku menyaksikan Nabi saw. dihalau orang musyrik dan akan menyakiti
beliau, seraya berkata, “Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan?”
Di saat itu, tidak ada yang berani membela Nabi selain Abu Bakar, dan memukul
mereka sambil berkata, “Apakah kamu hendak membunuh orang yang bertuhankan
Allah SWT?” Kemudian Ali berkata, “Adakah orang beriman dari kaum Firaun yang
lebih baik dari Abu Bakar?” Semua jama'ah diam saja. Jawab Ali selanjutnya, “Abu
Bakar lebih baik dibanding mereka, walaupun mereka memiliki sepuluh dunia, karena
orang beriman dari kaum Firaun menyembunyikan imannya, sedang Abu Bakar
menyiarkan imannya. ” Ummu Sulaim Menjadi Perisai Rasulullah saw.
Saat pulang dari Syam (Syria) Malik menjumpai Ummu Sulaim, istrinya yang
sudah masuk Islam. “Apakah kau sudah berpindah agama?” tanya Malik dengan marah.
“Tidak, aku tidak berpindah agama, tetapi aku percaya dengan Anas bin Malik.
Mendengar istrinya mengajarkan syahadat kepada anak lelakinya, Malik semakin
emosi. Selang beberapa hari, Malik pergi lagi ke Syam, dan dihadang musuh-musuhnya
sampai tewas. Sejak itu, Ummu Sulaim berikrar, “Aku tidak akan menyapih Anas dari
menyusui, aku juga tidak akan menikah lagi.” Menanggapi tekad ibunya, Anas selalu
berdoa kepada Allah Swt. agar berkenan membalas jasa dan amal ibadah ibunya. .

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 94


Peta Konsep

PENGERTIAN
SYAJA'AH

CIRI-CIRI
DALIL NAQLI SYAJA'AH

HIKMAH DAN
MANFAAT

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 95


Materi

A. Pengertian Syaja’ah
Muslim yang baik adalah seseorang yang memiliki akhlak-akhlak yang mulia
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw., diantara Akhlak mulia yang harus dimiliki oleh
setiap muslim adalah sifat syaja'ah. Syaja'ah dari makna bahasanya memiliki arti
"Nyata/jelas atau kekuatan, keberanian,
ketekunan, dan gagah serta tenang, sabar
menghadapi keputusan dan menguasai
diri", sedangkan makna istilahnya adalah
"kemampuan menundukkan jiwa agar
tetap tegar, teguh, dan tetap maju,
memiliki keteguhan dan kekuatan hati
untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji".
Berdasarkan pengertian secara bahasa dan istilah, dapat dikatan syaja'ah
mencakup kekuatan akal sehat untuk mengendalikan hawa nafsu agar tidak terbuai
dengan hal buruk. Syaja'ah juga dapat diartikan dengan berani karena benar, atau berani
membela kebenaran. Namun Bukan makna syaja'ah jika berani menentang siapa saja
dengan tidak memperdulikan benar atau salah, berani mengikuti hawa nafsu yang tidak
didasari kebenaran dalam membela kebenaran, serta berbuat menurut pertimbangan akal
sehatnya.
Tujuan dari sifat berani atau Syaja'ah adalah untuk membela serta
mempertahankan kebenaran dan mewujudkan kemenangan dalam keimanan. Semangat
keimanan akan selalu menuntuk kita untuk tidak takut dan gentar sedikitpun dalam
menegakkan kebenaran Allah Swt. Memerintahkan kepada orang-orang yang beriman
agar tidak menjadi penakut karena rasa takut adalah faktor utama kegagalan dan
kekalahan, tapi sebaliknya keberanian adalah petunjuk keimanan.
Jika rasa iman kepada Allah Swt. Menguasai kita maka kita akan tumbuh
menjadi orang-orang yang berani terhadap tantangan atau masalah yang ada dalam
hidup, tantangan utama kita adalah membela kebenaran. Seseorang dapat bersabar
terhadap sesuatu, jika dalam jiwanya ada keberanian dalam menerima musibah tersebut,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 96


atau keberanian dalam menyampaikan kebenaran. Pada diri seorang pengecut, sukar di
dapatkan sikap sabar, berani, serta jujur terhadap diri sendiri apalagi kepada orang lain.
Firman Allah Swt.

           

Terjemahnya:
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sungguh Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S.
Hūd/11:112).

Sifat syaja'ah haruslah tertanam secara mendalam di dada setiap muslim. Sebab
jika tidak umat Islam akan kehilangan wibawahnya, kehormatan, dan kemuliaannya.
Begitu juga umat Islam harus selalu berani bersikap dan menghindari sifat ikut-ikutan
dengan orang lain, tidak memiliki pendirian sendiri, tidak konsisten, plin plan dalam
mengambil keputusan. semua itu faktor yang akan membuat lemah dan runtuh
kemuliaan Islam serta kewibawaan orang-orang muslim.
Perhatikan Firman Allah Swt. Artinya: Dan janganlah kamu (merasa) lemah,dan
jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang
beriman (Q.S. Ali Imrān/3: 139). Telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. “Katakan
kebenaran itu, meskipun terasa pahit” (HR. Imam Baihaqi dalam Syu‟abul Iman, no.
4737)
Berkata terus terang dan konsisten menyuarakan kebenaran meski memiliki
banyak rintangan merupakan indikasi seseorang untuk bersikap berani. Apalagi
dilakukan di depan masyarakat yang tidak mengerti atau para penguasa yang dzalim,
Tentu memiliki resiko yang besar, boleh jadi nyawa yang menjadi taruhannya.
Meskipun begitu harus kita pahami bahwa menyuarakan kebenaran harus tetap dilandasi
kesantunan, kesopanan, dan memperhitungkan situasi di berbagai bidang, meski yang
dikatakan akan terasa pahit untuk diucapkan namun jika itu untuk kebenaran maka
keberanian haruslah di hadirkan untuk diri kita.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 97


Faktor seseorang memiliki keberanian :
1. Rasa takut kepada Allah Swt.
Selama kita yakin bahwa yang
dilakukan dalam rangka
menjalankan perintah Allah Swt.,
maka rasa takut kepada siapapun
tidak akan muncul kecuali kepada
Allah Swt.
2. Lebih mencintai akhirat daripada dunia. Perlu dipahami, dunia bukanlah tujuan
akhir kita, tapi hanya sebagai jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan
ragu meninggalkan dunia asalkan dia mendapat kebahagiaan di akhirat.
3. Tidak takut mengingat kematian, tidak ada yang dapat mencegah ataupun lari dari
kematian. Kematian adalah sebuah kepastian dan setiap orang pasti akan mati.
4. Tidak ragu-ragu, apabila ada seseorang yang ragu dengan kebenaran yang dia
lakukan tentu dia akan menghadapi resiko.
5. Tidak mementingkan kekayaan. Kekayaan memang diperlukan dalam perjuangan,
tetapi uang bukanlah segala-galanya Allah Swt yang menentukan segala sesuatu.
6. Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah Swt. Orang yang berjuang untuk
kebenaran tidak akan pernah takut, karena setelah berusaha dengan keras maka dia
akan menyerahkan segalanya dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.
7. Pendidikan, sikap berani juga lahir melalui pendidikan yang diberikan dirumah,
sekolah, masjid, maupun lingkungan sekitar. Contohnya, anak yang dididik dan
dibesarkan oleh orang tua pemberani juga akan tumbuh menjadi pemberani.

B. Dalil Naqli Syaja'ah

Berani adalah salah satu sifat yang dimiliki semua utusan Allah Swt. Nabi-nabi
atau Rasul Allah Swt. Dalam menyebarkan agama Islam kepada umat manusia dalam
menghadapi semua tantangan yang ada saat membawa perintahnya selalu berani dan
pantang mundur dalam menyampaikan kebenaran. Beberapa ayat yang menjelaskan
tentang keberanian.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 98


1. Al-Qur‟an Surah an-Nisa (4:135)

               

                   

     

Terjemahnya :
“Wahai orang- orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tauh
kemashalatannya (kebaikannya). Makan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena
ingin menyimpam kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, makan ketahuilah Allah maha meneliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan (Q.S. an- Nisa/4 : 135)

Ayat ini ditujukan kepada orang-orang beriman agar memiliki keberanian yang
ditandai dengan:
1) Menjadi penegak keadilan yang sempurna. Bukan sekadar adil, namun keadilan
yang paripurna. Rasulullah Saw. pun telah memberi teladan tentang penegakan
keadilan yang baik untuk dilakukan
2).Setiap muslim harus menjadikan keadilan sebagai kepribadian yang melekat di
dalam dirinya, sehingga tidak ada pihak lain yang akan mempertanyakan
keputusan yang sudah diputuskan.
3) Jika menjadi saksi, harus dipenuhi dengan kejujuran. Hanya karena semata-mata
ingin menegakkan keadilan, ingin menggapai ridha Allah Swt. bukan untuk tujuan
duniawi.
4) Mendahulukan keadilan, baru kesaksian. betapa banyak orang hanya pandai
menyuarakan keadilan, tetapi dirinya sendiri dilupakan. Bagaimana mau
menegakkah keadilan dan kejujuran kepada pihak lain, jika sementara dirinya

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 99


sendiri diabaikan dan dilupakan? Itulah sebabnya, jangan menuruti hawa nafsu,
yang mengakibatkan tidak bisa berbuat adil.
5) Keadilan tidak mengenal kaya atau miskin, keturunan terhormat atau orang yang
biasa, semua diperlakukan secara sama dalam bingkai keadilan, dan semua itu
membutuhkan kejujuran yang konsisten.

2. Al-Qur‟an surah Al Anfal (8:15-16)

           

Terjemahnya:
“Wahai orang-orang beriman apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir
yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Q.S
al-Anfal/8:15)

                

    

Terjemahnya :
“Dan barang siapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lainnya, maka sungguh
orang itu kembali dengan membawa kemurkaan Allah. Tempatnya ialah neraka
jahanam, dan seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. al-Anfal/8:16)

Ayat ini mengajarkan untuk tidak mudah menyerah meskipun seringkali


mengalami kegagalan. Bahkan jika kaegagalan itu menghilangkan apa yang kita sayangi
ketika membela kebenaran, jangan pernah berputus asa. Ayat surah al-anfal ini
ditujukan kepada orang-orang beriman apabila diperhadapkan dengan situasi yang
buruk atau bertemu dengan orang orang kafir agar berani dalam membela agama dan
kebenaran agar meninggalkan dan tidak menjauhinya namun berani untuk
menghadapinya sebab Allah Swt. bersama dengan orang-orang yang berani dan mau
berdiri membela kebenaran.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 100


C. Ciri-ciri Sifat Syaja’ah

1. Memiliki daya tahan yang besar


Seseorang bermental berani, jika memiliki daya tahan yang besar dalam
menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya dan mungkin saja penyiksaan, karna
mungkin berada di jalan Allah Swt. Islam banyak memberi teladan terkait dengan
syaja‟ah, antara lain kisah perjuangan Nabi Muhammad saw., dan para sahabatnya,
baik pada periode Mekah dan Madinah yang kesemuannya menggambarkan sifat
syaja‟ah.
Perhatikan bagaimana mereka terus bertahan dalam suasana tekanan yang
luar biasa dari kaum Quraisy. Hingga sebagaian mereka gugur syahid, seperti
Sumayyah dan Yasir, sebagaiannya lagi mengalami penyiksaan, seperti Bilal dan
Amar bin Yasir, dan sebagaian dari mereka harus rela berhijrah meninggalkan tahan
airnya menuju Habasyah (Etiophia/Afrika) demi mempertahankan.
2. Berterus terang dalam menyampaikan kebenaran
Berkata terus terang dan konsisten menyuarakan kebenaran merupakan
indikasi orang itu bersikap berani. Apalagi dikatakan di depan penguasa yang zalim.
Tentu memiliki resiko yang besar, boleh jadi nyawa yang menjadi taruhannya.
Meski, harus kita pahami bahwa menyuarakan kebenaran harus tetap dilandaskan
kesantunan, kesopanan, dan memperhitungkan kemajemukan di berbagai bidang.
Tidak sedikit kita melihat orang yang berdusta atau diam karena khawatir
akan resiko-resikonya. Sikap ini dipilih untuk mencari jalan selamat atau memang ia
seorang pengecut dan penakut dan penakut. Padahal, sangat mungkin penguasa itu
akan mendapat hidayah, bila ada yang menyampaikan kebenaran, tanpa rasa takut
kepadanya.
3. Memegang Rahasia
Kerahasiaan terlebih lagi dalam konteks perjuangan adalah sesuatu yang berat
dan besar resiko adalah akibatnya. Terbongkarnya rahasia, dapat berakibat fatal.
Oleh karena itu, kesiapan memegang rahasia menjadi indikasi syaja‟ah seorang
muslim dalam medan perjuangan. Ambil contoh, di zaman Rasulullah Saw. tidak
banyak sahabat yang diberi amanah memegang rahasia.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 101


4. Mengakui Kesalahan
Mengakui kesalahan dapat menjadi ciri pribadi pemberani. Sebaliknya sikap
tidak mau mengaku kesalahan, mencari kambing hitam atau bersikap “lempar batu,
sembunyi tangan, adalah ciri pribadi yang pengecut. Tidak mudah mengakui
kesalahan. Terkadang tumbuh rasa malu, khawatir dikucilkan, bahkan cemas sinis
oleh pihak lain, meski mengakui kesalahan, itu sangat diuntungkan.
5. Bersikap Objektif Pada Diri Sendiri
Jika dilihat dengan seksama, orang-orang yang ada di sekitarkita, ada saja
orang yang cenderung over estimasi terhadap dirinya, menganggap dirinya baik,
hebat, mumpuni,dan tidak memiliki kelemahan serta kekurangan. Sebaliknya, ada
juga bersikap under estimasi terhadap dirinya, yakni menganggap dirinya bodoh,
tidak mampu berbuat apa-apa, dan tidal memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap
tersebut jelas tidak proposional dan tidak obyektif. Orang yang memberanikan
bersikap objektif terhadap dirinya, bahwa setiap diri memiliki sisi baik dan buruk,
kelebihan dan kekurangan. Sikap seperti ini membuka kesempatan pihak lain
berperan untuk saling melengkapi dan menutupi, bahkan membutuhkan keberadaan
orang lain. Di sisi lain, iapun tidak meremehkan kemampuan dirinya. Sehingga ia
bisa berbuat lebih banyak dan berkontribusi secera optimal dengan potensi yang
dimilikinnya.
6. Menguasai Diri Saat Marah
Pemberani itu ketika orang mampu bermujahadah li nafsi, melawan nafsu dan
amarah, menekan beragam keinginan, meski ia memiliki kemampuan. bisa di
pandang sebagai pemberani, kerena kemampuannya menahan diri dan
mengendalikan emosi. Amarah itu menggelincirkan manusia pada sikap
serampangan, ceroboh dan kehilangan kontrol diri. Oleh karena itu, Islam
memerintahkan untuk bisa mengendalikan diri dari amarah. Sampai-sampai
Rasulullah Saw. mengajarkan untuk tidak marah berulang-ulang. Bila masih muncul
perasaan itu, maka ubahlah posisi dirinya, bila jiga masih berkobar-kobar, maka
pergilah dan ambilah wudhu, karena rasa marah itu berasal dari setan. Setan di
ciptakan dari api, dan api bisa padam, jika disiram dengan air.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 102


D. Hikmah dan Manfaat dari Sifat Syaja’ah

Dalam ajaran Islam, setiap muslim sangat dianjurkan untuk mengabdi sebagai
perwira tentara, karena selain terpuji, juga dapat membawa berbagai manfaat bagi
negara dan kehidupan negara. Syaja'ah (perwira tentara) akan menghasilkan kearifan
berupa luhur, gesit, peka, kuat, toleran, tekun, marah, tenang, dan penuh cinta. Namun
jika keberanian seseorang terlalu dominan, jika tidak dikendalikan oleh kecerdasan dan
ketulusan, ia akan mampu menunjukkan karakter yang ceroboh, sombong, meremehkan
orang lain, dan berprestasi dengan baik. Sebaliknya, jika seorang mukmin tidak
memiliki keyakinan agama, hal itu akan menyebabkan rasa rendah diri, kompleksitas,
kecemasan, kekecewaan, frustrasi, dll.
1. Hikmah Sifat Syajā‟ah
Kebijaksanaan esensial Syajā'ah Islam sangat mengedepankan fitrah muslim
yang dimiliki setiap muslim, karena hal ini tidak hanya menguntungkan masyarakat
yang terlibat, tetapi juga menguntungkan masyarakat sekitar, bahkan negara dan
negaranya. Ingat istilah yang sering kita lihat, yaitu berani jujur! Jargon ini sangat
bermanfaat bagi bangsa Indonesia karena ingin membangkitkan kejujuran, kejujuran,
keberanian untuk mengatakan kebenaran, dan keberanian setiap orang karena itu benar.
Syajā'ah juga akan membawa banyak hikmah, diantaranya berupa sifat-sifat luhur yaitu
cepat, tanggap, kuat, toleran, keuletan, menahan amarah, tetap tenang dan penuh cinta.
Namun, jika seseorang terlalu dominan, berani, dan tidak dikendalikan oleh kecerdasan
dan ketulusan, maka akan menimbulkan karakter yang ceroboh, sombong, meremehkan
orang lain, dan menghalangi orang lain. Di sisi lain, jika orang beriman bukan Yahudi,
itu akan menyebabkan rasa rendah diri, kompleksitas, kecemasan, kekecewaan dan
keputusan.
Menurut ibn Miskawih, esensi ajaran Islam mengandung hikmah yang dapat
mengarah pada sikap sebagai berikut:
a) Ketekunan, artinya, meskipun dia sangat percaya pada setiap kepercayaan, dia
tidak akan langsung menggoyahkan posisinya.
b) yang besar, yaitu sadar akan kemampuannya sendiri dan mampu melakukan
pekerjaan besar sesuai dengan kemampuannya sendiri. Bersedia mengalah pada
masalah kecil dan tidak penting. Rasa hormat masih tidak melotot pada orang
lain.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 103


c) yang kuat, yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak menyerah, dan tidak
mudah menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
d) Ketahanan, yaitu penderitaan karena perilaku dan keyakinannya.
e) Ketenangan adalah pikiran yang tenang, tidak selalu terobsesi dengan perasaan
(emosi), juga tidak mudah tersinggung.
f) Kebesaran itu seperti menyelesaikan pekerjaan penting atau penting.

2. Manfaatkan Sifat Syaja'ah


a. Mendapat keuntungan yang baik karena kita telah melaksanakan perintah Allah
Swt yang mengharuskan kita untuk selalu bertindak amar ma'ruf nahi munkar.
b. ada dari keluarga ke negara dapat dikurangi, dicegah atau bahkan dihilangkan.
c. Keadilan akan menutupi tanah Allah Swt.
d. Mencegah disintegrasi bangsa.
e. Hidup akan damai, damai dan sejahtera.
f. Orang yang mati untuk membela kebenaran atau dibela di jalan Tuhan dirusak.

R ANGK UMAN

1. syaja'ah mencakup kekuatan akal sehat untuk mengendalikan hawa nafsu agar
tidak terbuai dengan hal buruk. Syaja'ah juga dapat diartikan dengan berani karena
benar, atau berani membela kebenaran.
2. Berani adalah salah satu sifat yang dimiliki semua utusan Allah Swt. Nabi-nabi
atau Rasul Allah Swt. Dalam menyebarkan agama Islam kepada umat manusia
dalam menghadapi semua tantangan yang ada saat membawa perintahnya selalu
berani dan pantang mundur dalam menyampaikan kebenaran.
3. Kebijaksanaan esensial Syajā'ah Islam sangat mengedepankan fitrah muslim yang
dimiliki setiap muslim, karena hal ini tidak hanya menguntungkan masyarakat
yang terlibat, tetapi juga menguntungkan masyarakat sekitar, bahkan negara dan
negaranya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 104


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Islam itu berdiri di tengah-tengah, Timur dan Barat. Di bidang keyakinan, Islam itu
tauhid (tidak komunis dan politeisme). Begitu juga di bidang akhlak, Islam itu tidak
sembrono dan tidak pengecut, tetapi Islam itu...
a. Pemberani (syaja‟ah)
b. Mawas diri dan sabar
c. Antara halal haram
d. Syubhat dan iradah
e. Hamlah dan Rihlah
2. Sifat syaja‟ah yang sejati adalah ... .
a. Memenuhi hak diri
b. Ramah yang melegakan
c. Kaya hati, muda tapi kuat beragama
d. Mengendalikan nafsu dan ide terlintas
e. Berbuat yang sejalan dengan ide dan konsep
3. Masyitoh (istri Fir‟aun), ia memiliki keyakinan yang kuat untuk membela hal yang
benar, meski harus berhadapan dengan suaminya yang dzalim. Sikap Masyitoh
tersebut merupakan perwujudan dari sifat ... .
a. Sakanah
b. Muru‟ah
c. Ma‟unah
d. Syaja‟ah
e. Muhibah
4. Syajā‟ah akan memunculkan banyak hikmah dalam bentuk sifat-sifat mulia,
kecuali….
a. Cepat dan tanggap
b. Perkasa dan memaafkan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 105


c. Tangguh dan menahan amarah
d. Tenang, dan mencintai.
e. Marah-marah
5. Jika seseorang terlalu dominan beraninya, tidak dikontrol dengan kecerdasan dan
keikhlasan, akan memunculkan sifat, kecuali. . . .
a. Ceroboh,
b. Sabar
c. Takabur
d. Meremehkan orang lain
e. Ujub
6. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat syaja‟ah ialah. . . .
a. Mendapatkan pahala yang besar, sebab kita telah melaksanakan salah satu
perintah
b. Allah SWT yang meminta kita untuk senantiasa bersikap amar ma‟ruf nahi
munkar, kedzoliman yang ada baik dari ruang lingkup keluarga hingga negara
dapat dikurangi, dicegah, bahkan dihilangkan. mendapatkan pahala
c. Keadilan akan menyelimuti muka bumi allah Swt.
d. Bangsa dari disintegrasi bangsa.
e. Semuanya benar
7. Berikut ini yang termasuk ciri-ciri seseorang memiliki sifat syaja‟ah, kecuali......
a. Menguasai diri saat marah
b. Bersikap objektif pada diri sendiri
c. Bersikap sombong pada orang lain
d. Mengakui kesalahan
e. Memegang rahasia
8. Ciri seseorang memiliki sifat syaja‟ah yaitu dapat menguasai diri saat marah atau
dengan kata lain bermujahadah li nafsi. Arti dari kalimat bermujahadah li nafsi
adalah....
a. Mampu menahan hawa nafsu dan amarah
b. Bersikap tawakal
c. Mampu menahan makan dan minum
d. Selalu bersikap lempar batu sembunyi tangan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 106


e. Berksikap baik pada orang lain
9. Mengakui kesalahan adalah ciri dari sifat....
a. Tawakal
b. Rendah hati
c. Syaja‟ah
d. Perilaku terpuji
e. Budi pekerti
10. Surah dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang sifat-sifat Syaja'ah adalah
a. Surah al-Anfal
b. Surah al-Imran
c. Surah an-Nisa
d. Surah Hud
e. Semuanya benar

B. Jawablah Soal-soal berikut dengan benar dan tepat !

1. Jelaskan pengertian Syaja'ah menurut bahasa dan istilah!


2. Mengapa seorang muslim harus menanamkan sifat Syaja'ah dalam dirinya?
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan ciri orang yang memiliki sifat Syaja‟ah
“bersikap obyektif pada diri sendiri”..?
4. Jelaskan tiga sifat Syaja'ah menurut ibnu Miskawih!
5. Jelaskan 2 ciri-ciri seseorang yang memiliki sifat Syaja'ah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 107


GLOSARIUM

Bermujahadah li nafsi : Perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu


dan menghindari perbuatan yang di larang Allah Swt
Indikasia : Tanda-tanda yang menarik perhatian; petunjuk;
tujuan.(tanda-tanda)
Over estimas : Sikap menghargai seseorang atau tidak mudah
meremehkan seseorang
Under estimasi : Menaksir terlalu rendah atau meremehkan seseorang

DAFTAR PUSTAKA

Https://brinly.co.id
Https://smktembarakpai.files.wordpress.com
https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/pengertian-syajaah-dan-pentingnya-
syajaah-dalam-pandangan-Islam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 108


BAB HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN
6 GURU

Pendahuluan

Dalam agama Islam menghormati kedua orang tua adalah wajib hukumnya,
karena Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama
lain.sikap menghargai terhadap orang lain tentunya didasari oleh jiwa yang baik pula,
yang nantinya dapat menumbuhkan sikap menghargai orang diluar dirinya. Kemampuan
tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu
bersikap penyantun.
Begitu halnya dengan guru kitapun diwajibkan untuk menghormatinya, karena
guru merupakan orang yang sangat berjasa terhadap seorang murid. Dengan kata lain
guru merupakan orang yang mendidik dan memberi ilmu pengetahuan kepada murid di
luar bimbingan orang tua di rumah, sehingga adab kepada guru perlu di terapkan
sebagaimana adab kita kepada kedua orang tua.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 109


Peta Konsep

Hormat dan patuh pada


orang tua Dan guru

Pengertian Dalil Al-Qur’an


dan Hadis

Kisah-kisah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 110


Materi

A. Pengertian Hormat Kepada Orang Tua


Orang tua merupakan perantara keberadaan seorang anak di muka bumi. Orang
tua bisa juga melalui hubungan sosial, seperti adanya orang tua angkat ibu tiri atau ayah
tiri juga disebut sebagai orang tua, karena mereka juga memiliki peranan penting dalam
membesarkan anak.
Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab dalam sebuah keluarga
untuk mengantarkan seorang anak menjadi dewasa dan mandiri dengan cara mendidik,
mengasuh, dan membimbing. Oleh karena
itu, orang tua merupakan sosok yang
paling banyak memberikan pengaruh
dalam kehidupan seorang anak. Dengan
penuh kasih sayang dan pengorbanan,
orang tua mempersiapkan bekal anaknya
terkait dengan penanaman dan pembiasaan
nilai-nilai baik, ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sehingga salah satu akhlak mulia
yang diajarkan Rasulullah ialah berbakti kepada orang tua.
Adapun hormat atau akhlak seorang anak kepada orang tua, dapat dilakukan
dengan:
a. Menaati semau perintah orang tua, selama perintah tersebut tidak bertentangan
dengan agama.
b. Berbuat baik dengan sebaik-baiknya dengan cara memperhatikan segala
kebutuhannya dan melayani dengan penuh keikhlasan.
c. Merendahkan diri pada keduanya. Baik dalam perkataan maupun perilaku dan
senantiasa diiringi perasaan cinta.
d. Sering berkomunikasi dengan orang tua. Bertanya tentang kesehatan, keinginan
dan harapannya.
e. Mendoakan keselamatan orang tua, memohon ampun atas kesalahan dan
kekhilafan orang tua serta memohonkan kebahagiaan dunia dan akhiratnya.
f. Senantiasa menyambung tali silaturahmi dengan teman dekat orang tua dengan
cara mengunjunginya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 111


g. Sayangi dan hormati kedua orang tua sepenuh hati, terutama ketika meraka
sudah mencapai masa tua (usia lanjut) atau dalam keadaan lemah.
h. Salah satu bentuk jihad adalah dengan menjaga dan membela kedua orang tua
dari segala sesuatu yang dapat menyakiti dan membahayakan mereka.

B. Hormat Kepada Guru


Guru adalah semua orang yang pernah memberikan ilmu dan mengajarkan ilmu
dan mengarahkan untuk selalu berbuat kebaikan. Melalui pemahaman tersebut, fungsi
guru terbagi menjadi dua, disamping tetap sebagai pemelihara diri, pengebangan serta
fitrah manusia, guru juga sebagai penyampai ilmu pengetahuan.
Sosok guru tidak kalah pentingnya
dengan orang tua, karena melalui peran guru
seseorang bisa memiliki ilmu, sebagai bekal
hidup di dunia dan akhirat. Jadi orang tua dan
guru, menjadi sosok yang mremiliki jasa yang
luar biasa bagi keberhasilan seorang anak. Oleh
karena itu, orang tua dan guru harus dihormati
dan dimuliakan dengan tulus, sebagai ungkapan
terima kasih atas pengorbanan, bimbingan,
pengarahan dan pendidikan, kasih sayang dan semua yang diberiakan kepada kita.
Adapun hormat atau akhlak terhadap guru dapt dilakukan sebagai berikut:
b. Cinta dan hormati guru yang telah mengajarkan ilmu dan mendidik dengan baik.
c. Senantiasa mendoakan guru untuk kebaikan dunia dan akhiratnya dan bersikap
tawadhu dihadapan guru, agar diberi kemudahan dalam proses menuntut ilmu.
d. Jika terjadi perbedaan pendapat dengan guru, berdiskusilah dengan cara yang
sopan dan santun, apabila berbuat salah segeralah meminta maaf.
e. Jagalah ilmu yang telah didapatkan dari para guru dengan cara mengamalkannya
kepada orag lain dalam kehidupan sehari-hari.
f. Teladani perilaku guru yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari, serta ikuti
nasehat-nasehat baiknya.
g. Tekun dan disiplin dalam menuntut ilmu sebagai wujud mencintai guru.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 112


Berikut beberapa riwayat terkait denga tingginya derajat guru dan etika murid
terhadap guru:
1. Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikan itu. Jika
engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikan itu, maka
berdoalah untuknya, sehingga engkau menggangap bahwa engkau benar-benar
telah membalas kebaikannya.”(HR. Bukhari)
2. Rasulullah saw. bersabda:
“Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu dengan ketenangandan sikap hormat serta
bertawadhu kepada orang yang mengajarimu,” (HR. At-Thabrani)
3. Umar bin khattab, berkata:
“Kematian seribu ahli ibadah yang bangun untuk beribadah sepanjang malam
dan berpuasa sepanjang siang, lebih ringan amalnya dibanding kematian orang
yang berilmu.”
4. Yahya bin Mu'adz, berkata:
"Para ulama lebih dihormati oleh umat Muhammad Saw. Dibanding orang tua
mereka. Lalu ditanyakan kepadanya: Bagaimana bisa begitu? Lalu Yahya
menjawab: "orang tua menjaga anaknya dari neraka dunia, sementara para ulama
menjaga mereka dari neraka akhirat." Sebagian ulama berkata: "Para ulama
laksana pelita zaman. Setiap orang dari mereka merupakan pelita yang
menyinari ahli zamannya.” Para ulama, mulai dari masa sahabat sampai masa-
masa tabi'in, menjadi contoh terbaik bagaimana sikap mereka terhadap gurunya.

b. Contoh Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru


a. Ibnu Abbas, sahabat mulia yang sangat dekat dengan Rasulullah Saw.
mempersilahkan Zaid bin Tsabit untuk naik diatas kendaraannya, sementara ia
sendiri yang menuntunnya. "Beginilah kami diperintahkan untuk
memperlakukan ulama kami", ucap Ibnu Abbas. Zaid bin Tsabit sendiri
mencium tangan Ibnu Abbas. "Beginilah kami memperlakukan keluarga
Rasulullah Saw." Balas Zaid. (HR. at-Thabrani)
b. As Sulaimi menceritakan penghormatan orang-orang terdahulu terhadap ulama
mereka. Pada zamannya orang-orang tidak akan bertanya sesuatu kepada Said

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 113


bin Musayyab, Faqih tabi'in, kecuali meminta izin terlebih dahulu, seperti
layaknya seseorang yang sedang berhadapan dengan Khalifah.
c. Penghormatan Imam Syafi'i Kepada guru beliau, Imam Malik juga bisa kita
jadikan pelajaran. Masih menukil As Sulaimi, Al Munawar menyebutkan, "Di
hadapan Imam Malik aku membuka lembaran-lembaran dengan sangat hati-hati,
agar jatuhnya lembaran kertas itu tidak terdengar. Rabi', murid Imam Syafi'i juga
tidak ingin gurunya melihatnya ketika ia sedang minum.
d. Lihatlah bagaimana rasa hormat Imam Abu Hanifah kepada guru beliau. "Aku
tidak pernah sholat setelah guruku Hammad wafat, kecuali aku memintakan
ampun untuknya dan untuk orang tuaku." Rupanya perbuatan ini "menurun" juga
kepada Abu Yusuf, murid Abu Hanifah. Ia selalu mendoakan Abu Hanifah
sebelum kedua orang tuanya sendiri.
e. Pernah Abdullah putra dari Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya "Imam
Syafi'i itu seperti apa orangnya, hingga aku melihat ayah banyak
mendoakannya?'', '' wahai anakku, Imam Syafi'i itu seperti matahari bagi
dunia..'', jawab Ahmad bin Hambal, sebagaimana disebutkan beberapa riwayat,
bahwa selama 30 tahun Imam Ahmad mendoakan dan memohon ampun untuk
guru beliau. Yakni Imam Syafi'i.
f. Sikap hormat dan tawadhu para ulama kepada para guru amat tinggi, bahkan
dalam doa, mereka mendahulukan para guru, lalu untuk orang tua. Kenapa
demikian? Imam al-Ghazali menjelaskannya. ''Hak para guru lebih besar
dibanding hak orang tua. Orang tua menjadi sebab kehadiran manusia di dunia,
sementara guru bermanfaat bagi manusia untuk mengarungi kehidupan yang
kekal.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 114


C. Dalil-Dalil Naqli Terkait Hormat Kepada Orang Tua

a. Q.S. al-Isra’/17:23-24

                

               

       

Terjemahannya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyambah selain Dia,
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
jangan engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engaku
membentak keduanya, dan ucapkankah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil." (Q.S. al-Isra‟/17:23-24)

b. Isi dan Kandungan Ayat


1. Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk mengabdi hanya kepada-Nya tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun dan siapapun itu.
2. Allah Swt. juga memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada kedua orang
tua. Berbuat baik kepada kedua orang tua berarti memperlakukan dengan baik,
sehingga membuat orang tua senang dan bahagia.
3. Berbakti kepada kedua orang tua, menjadi keniscayaan bagi setiap anak. Sebab
orang tua telah mengasuh, mendidik, membimbing, selama bertahun-tahun. Sejak
masih kecil sampai dewasa. Sepanjang waktu itu, tentu banyak kesulitan yang
dirasakan orang tua. Itulah sebabnya, setiap anak harus menyadari semua itu, dan
disaat yang bersamaan membalas semua kebaikan kepada keduanya dengan cara
yang terbaik.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 115


4. Allah Swt. juga memerintahkan jika melakukan komunikasi kepada ayah dan ibu,
harus dengan penuh adab dan akhlak mulia, berbicara dengan santun serta penuh
rasa cinta kasih dan sayang.

D. Hadis Tentang Menghormati Orang Tua

Ada banyak hadis yang menjelaskan tentang perilaku menghormati orang tua. Salah
satunya hadis berikut.

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam sambil berkata; “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia
bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR.
Bukhari dan Muslim).

a. Isi dan Kandungan Hadis


1. Berjihad di jalan Allah Swt. merupakan tugas mulia dalam menegakkan ajaran
Islam. Oleh sebab itu, banyak sahabat yang mengajukan permohonan untuk ikut
berperang bersama Rasulullah saw. Hal tersebut, menunjukkan bahwa para sahabat
memiliki komitmen yang Kaffah ( sempurna dan totalitas) terhadap ajaran Islam.
2. Dijelaskan pula bahwa, Rasulullah saw. Memberikan batasan boleh tidak ikut
berjihad. Salah satunya adalah pentingnya berbakti atau merawat orang tua,
terutama saat telah lanjut usia. Sehingga lebih baik menjalankan kewajiban kepada
kedua orang tua dibanding berjihad di jalan Allah Swt.
3. Berbakti kepada orang tua dengan merawat dan berbuat baik kepadanya,
merupakan ibadah yang sangat mulia, sehingga pahalanya disamakan dengan
pahala berjihad, bahkan berbakti kepada orang tua adalah salah satu bentuk jihad.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 116


E. Hadis Tentang Menghormati Guru
Begitupun dengan menghormati guru, banyak hadis yang menjelaskannya. Salah
satunya seperti berikut.
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul A‟la Ash–
Shan‟ani telah menceritakan kepada kami Salamah bin Raja` telah menceritakan
kepada kami Al–Walid bin Jamil telah menceritakan kepada kami Al–Qashim Abu
Abdurrahman dari Abu Umamah Al–Bahili ia berkata; “Dua orang disebutkan di sisi
Rasulullah saw. salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu,
kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Keutamaan seorang alim dari seorang abid
seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, ” kemudian
beliau melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta penduduk
langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka
akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR.
Tirmidzi)

a. Isi dan Kandungan Hadis


1. Tingginya Derajat Orang Yang Berilmu (Guru)
Rasulullah Saw. menjelangkan bahwa, gambaran derajat seorang alim, yaitu orang
berilmu yang mengajarkan dan mengamalkan ilmu untuk para muridnya, sehingga
sosoknya bisa dijadikan contoh dan teladan. Kedudukannya lebih mulia
dibandingkan seorang abid yaitu ahli ibadah. Kemudian Rasulullah Saw.
Mencontohkan perbandingan tentang keutamaan seorang alim dengan abid.
1) Kewajiban mengormati guru
a) Kenghormati guru merupakan suatu kewajiban. Karena melalu seorang guru
seorang pelajar menjadi pintar, pandai dan mampu mengelaborasi
kecerdasannya. Baik itu kecerdasan spiritual, intelektual, maupun kecerdasan
sosial.
b) Guru adalah semua orang yang pernah memberikan ilmu, serta mengarahkan
untuk selalu berbuat kebaikan. Cara menghormatinya, seperti bertutur kata
yang sopan, bersikap dan berbuat secara baik, menyenangkan dan
menggembirakan.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 117


c) Tawadhu (rendah hati atau tahu diri) terhadap guru, merupakan syarat untuk
memperoleh ilmu dengan sempurna karena hanya dengan keridhaan seorang
guru proses penyerapan ilmu dapat dengan mudah diterima seorang peserta
didik. Imam Munawir dalam Faidh al Qadir menyatakan bahwa tawadhu
seorang pelajar terhadap guru merupakan cermin ketinggian kemuliaan
akhlaknya.

2) Kaitan Antara Ketauhidan dalam Beribadah dengan Hormat dan Patuh Kepada
Orang Tua
Berikut kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan
patuh kepada orang tua:
a) Perintah berbuat baik kepada orang tua dan hormat pada guru adalah
perintah dari Allah Swt. dan rasul-Nya. Menjalankan perintahnya merupakan
bagian dari ibadah.
b) Sikap dan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru merupakan
bagian dari ketauhidan orang yang beriman dalam beribadah. Karena hanya
orang beriman yang akan bersikap menghormati orang tua dan guru.
c) Berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan tulus ikhlas begitu
juga sikap hormat kepada guru, hanya dapat terealisir bagi yang memiliki
akhlaqul karimah, untuk memiliki akhlaqul karimah landasannya adalah
iman kepada Allah Swt.

F. Kisah-Kisah Tentang Hormat dan Patuh Pada Orang Tua


a. Kisah Nabi Sulaiman dan Seorang Anak Yang Berbakti Kepada Orang
Tua
Dikisahkan dalam kitab Irsyadul Ibad pernah suatu ketika Nabi Sulaiman as
mendapatkan perintah dari Allah Ta‟ala untuk pergi ke tepi laut (pantai) di sana akan
menemukan suatu hal yang luar biasa. Setelah mendengar perintah tersebut, Nabi
Sulaiman as berangkat menuju pantai beserta rombongannya, yang terdiri dari golongan
manusia dan jin. Sesampainya di pantai, Nabi Sulaiman melihat ke kanan dan ke kiri
mencari tau apa yang terjadi di sekitarnya, teringat perintah Allah bahwasanya ia akan
menemukan suatu hal yang luar biasa. Beliau terus mencari tahu, menengokkan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 118


kepalanya ke kanan dan ke kiri, namun apa yang beliau lakukan belum bisa menjawab
rasa penasaran yang ada dalam pikirannya. "Menyelamlah ke dalam laut, lalu katakan
kepada ku apa yang kamu lihat di dalam sana," pintah Nabi Sulaiman kepada jin Ifrit.
Lalu Ifrit pun menyelam ke dalam laut, mencari tau apa yang terjadi di dalamnya.
Beberapa waktu kemudian Ifrit muncul ke dasar laut dan menghadap kepada Nabi
Sulaiman. " Wahai Nabi Allah sesungguhnya saya sudah menyelam ke dalam laut yang
sangat dalam, saya mencari tau apa yang terjadi ke sana dan kemari, namun saya tidak
menemukan apa pun di dalam sana". Ucap Ifrit memberi informasi kepada Nabi
Sulaiman. " Menyelamlah ke dalam laut, lalu datanglah kepadaku serta beri tau apa
yang sebenarnya terjadi" pinta Nabi Sulaiman kepada Ifrit yang lain untuk yang kedua
kalinya. Menyelamlah Ifrit dan selang beberapa waktu Ifrit pun muncul dan menghadap
kepada Nabi Sulaiman. Apa yang dikatakan Ifrit ini sama seperti perkataan Ifrit yang
pertama tadi.
Masih belum puas dengan apa yang dikatakan Ifrit, Nabi Sulaiman memerintah
Asif Berkhiya untuk berdoa kepada Allah agar memberi tau apa yang terjadi di dalam
laut. Asif Berkhiya adalah menteri Nabi Sulaiman yang di sebut di dalam Al-Qur‟an
pada surat an-Naml ayat 40. Dia juga seorang waliyullah yang doanya diijabah oleh
Allah. " Beritahu kepada ku apa yang terjadi di dalam laut sana? Pinta Nabi Sulaiman
kepada Asif Berkhiya. Asif pun berdoa kepada Allah untuk menunjukkan apa yang
terjadi. Setelah Asif Berkhiya berdoa, tiba-tiba datang sebuah benda berbentuk kubah
yang mempunyai empat pintu. Satu pintu terbuat dari batu intan, satu pintu terbuat dari
batu Yaqut, satu lagi terbuat dari intan putih dan satunya lagi terbuat dari batu
aquamarine (zamrud) hijau. Semua pintu itu terbuka dan tidak ada satu tetes air pun
yang masuk ke dalamnya, padahal benda tersebut berada di dalam laut yang sangat
dalam sama seperti tiga kali perjalanan menyelam nya Ifrit yang pertama. Lalu, benda
yang berbentuk kubah tersebut di serahkan kepada Nabi Sulaiman as . Tiba-tiba di
dalamnya terdapat seorang laki-laki yang tampan, memakai baju serba putih dan bersih
badannya. Pemuda itu sedang melakukan shalat, lalu Nabi Sulaiman masuk ke
dalamnya dan memberi salam kepada pemuda itu. Pemuda itu pun mempercepat
shalatnya dan menjawab salam Nabi Sulaiman. " Sebab apa kau bisa berada di dasar
laut ini ?" tanya Nabi Sulaiman mengawali pembicaraan. " Wahai nabiyallah,
sesungguhnya bapak saya adalah seorang laki-laki yang lumpuh dan ibu saya adalah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 119


seorang wanita yang buta. Saya merawat keduanya selama tujuh puluh tahun. Saya
merawat keduanya dengan penuh kasih sayang. Ketika ajal menjemput ibu saya, dan
berdoa kepada Allah " Ya Allah, panjangkanlah umur anak ku dalam keadaan selalu
takwa kepada-Mu' dan ketika ayah saya wafat dia berdoa kepada Allah “Ya Allah,
tempatkanlah anakku ini di tempat yang tidak ditemukan oleh setan” , cerita pemuda itu
kepada Nabi Sulaiman. Sejenak keduanya terdiam. "Setelah saya memakamkan kedua
orang tua saya, saya berjalan-jalan ke tepi pantai untuk menghilangkan kesedihan saya.
Lalu saya melihat kubah yang bercahaya, kubah tersebut sangat indah, saya masuk
kedalamnya untuk melihat keindahan kubah tersebut. Lalu datanglah beberapa malaikat.
Malaikat tadi membawa kubah tersebut ke dalam laut sedangkan saya berada
didalamnya" ucap pemuda itu melanjutkan ceritanya. "Pada zaman siapa kamu
mendatangi pantai?" tanya Nabi Sulaiman penuh penasaran. "Pada zaman Nabi Ibrahim
as," Jawab pemuda itu.
Sejenak Nabi Sulaiman terdiam, mengingat kembali sejarah. Begitu terkejutnya
Nabi Sulaiman ketika mengetahui bahwa jarak zamannya dengan zaman Nabi Ibrahim
itu adalah dua ribu empat ratus tahun. Begitu panjangnya umur pemuda dan yang
anehnya lagi tidak dijumpai satu helai rambutnya yang beruban. "Lalu, bagaimana kamu
bisa mendapatkan makan dan minum?" tanya Nabi Sulaiman. "Wahai nabiyallah, setiap
hari datang kepada ku seekor burung yang membawakan ku makanan sebesar kepala
manusia. Saya memakannya, saya merasakan kenikmatan yang belum pernah saya
rasakan di dunia, setelah saya memakannya saya tidak lagi merasakan lapar, haus,
gerah, dingin, tidur, kantuk dan sifat-sifat yang dirasakan oleh manusia pada umumnya
serta saya juga tidak merasakan kesepian," jawab pemuda itu kepada Nabi Sulaiman. "
Maukah kamu ikut dengan ku di kerajaan ku atau kamu ingin kembali ke tempat mu,"
Nabi Sulaiman memberikan penawaran kepada pemuda itu. "Wahai nabiyallah tolong
kembalikan aku ke tempat semula," pinta pemuda itu kepada Nabi Sulaiman. Lalu Nabi
Sulaiman memerintahkan Asif Berkhiya untuk mengembalikan pemuda itu ke tempat
semula, saat itu juga pemuda itu hilang dari pandangan Nabi Sulaiman dan rombongan.
Dari kisah tersebut kita dapat mengamati hikma bahwasanya doa orang tua itu sangatlah
mustajab dan tidak bisa di ragukan lagi. Dari Anak bin Malik radhiyallahu anhu Nabi
shalallahu alaihi wa sallam bersabda " Tiga doa yang mustajab tidak diragukan lagi,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 120


yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang tua
pada anaknya," (HR. Ibnu Majah).
Oleh, karena itu, kita sebagai anak seharusnya berbakti kepada orang tua. Minimal
dengan tidak membuatnya sakit hati, atau syukur-syukur bisa membuat mereka bangga,
serta merawatnya dengan kasih sayang, dan masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan
jangan sampai kita menyakiti hati mereka dan selalu mengharapkan Ridha orang tua.
Dari Abdullah bin ' Amru radhiyallahu ' anhu ia berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi
wasallam bersabda:" Ridha Allah tergantung pada Ridha orang tua dan murka Allah
tergantung pada murka orang tua" (HR. Hakin, at-Thabrani).

b. Kisah Tentang Kilab bin Umayyah dan Baktinya Kepada Orang Tua
Seorang laki-laki bernama Kilab bin Umayyah bin Askar. Dia memiliki ayah dan
ibu yang sudah tua. Dia menyiapkan susu untuk keduanya pada pagi dan petang hari.
Kemudian datanglah dua orang menemui Kilab, mereka membujuknya untuk pergi
berperang. Ternyata Kilab tertarik dengan ajakan tersebut, lalu dia membeli seorang
hamba sahaya untuk menggantikannya mengasuh kedua orang tuanya. Setelah itu Kilab
pun pergi berjihad. Suatu malam, hamba sahaya tersebut pun datang dan membawa
gelas jatah susu petang hari kepada ibu dan bapak Kilab, ketika keduanya sedang tidur.
Dia menunggu sesaat dan tidak membangunkannya lalu pergi. Di tengah malam
keduanya terbangun dalam keadaan lapar, bapak Kilab berkata, "Dua orang telah
memohon kepada Kilab dengan kitabullah keduanya telah salah dan merugi. Kamu
meninggalkan bapak mu yang kedua tangannya gemetar, dan ibu mu tidak bisa minum
dengan nikmat. Jika merpati itu bersuara di lembah waj kerena telur-telurnya, keduanya
mengingat Kilab. Dia didatangi oleh dua orang yang membujuknya. Wahai hamba-
hamba Allah, sunguh keduanya telah durhaka dan merugi. Aku memanggilnya lalu dia
berpaling dan menolak maka dia tidak berbuat benar.
Sesungguhnya, ketika kamu mencari pahala selain dari berbakti kepada ku, hal itu
seperti pencari air yang berburu fatamorgana. Apakah ada kebaikan setelah menyia-
nyiakan kedua orang tua? Demi bapak Kilab, perbuatannya tidak dibenarkan". Jika ada
orang luar Madinah yang datang ke kota Madinah, Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu
selalu menanyakan tentang berita-berita dan keadaan mereka. Umar bertanya kepada
salah seorang yang datang, "dari mana?" Orang itu menjawab, "dari Thaif." Umar

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 121


bertanya, "ada berita apa?" Orang itu menjawab, "aku melihat seorang laki-laki berkata
(laki-laki ini menyebut ucapan bapak Kilab diatas)." Umar menangis dan berkata
"sungguh Kilab mengambil langkah yang keliru." Kemudian bapak Kilab Umayyah bin
Askar dengan penuntunnya menemui Umar yang sedang di mesjid. Dia mengatakan,
"Aku dicela". Kamu telah mencelaku tiada batas, maka kembalikanlah Kilab mana kala
dia berangkat ke Irak. Pemuda mulia dalam kesulitan dan kemudahan kokoh dan
tangguh pada hari pertempuran. Tidak demi bapakmu, cintaku kepadamu tidaklah
usang. Begitu pula harapanku dan kerinduan ku kepadamu. Seandainya kerinduan yang
mendalam membelah hati, niscaya hatiku akan terbelah karena kerinduanku kepadanya.
Aku akan mengadukan al-Faruq (maksudnya Umar bin Khattab) kepada Tuhannya yang
telah menggiring jamaah haji ke tanah berbatu hitam. Aku berdoa kepada Allah dengan
berharap pahala dari-Nya di lembah Akhsyabain sampai air hujan mengalirinya.
Sesungguhnya al-Faruq tidak memanggil Kilab untuk pulang kepada dua orang tua
yang sedang kebingungan. Umar menangis, lalu beliau menulis surat kepada Abu Musa
al-Asy'ari agar memulangkan Kilab ke Madinah. Abu Musa berkata kepada Kilab
"Temuilah Amirul Mukminin Umar bin Khattab". Kilab menjawab "aku akan
melakukan kesalahan, tidak pula melindungi orang yang bersalah". Abu Musa berkata,
"pergilah". Kilab pulang ke Madinah. Ketika Umar bertemu dengannya, beliau
mengatakan, "sejauh mana kamu berbuat baik kepada orang tuamu?" Kilab menjawab,
"aku mementingkannya dengan mencukupi kebutuhan. Jika aku hendak memerah susu
untuknya, maka aku memilih onta betina yang paling gemuk, paling sehat dan paling
banyak susunya. Aku mencuci puting susu onta itu, dan barulah aku memerah susunya
lalu menghidangkannya kepada mereka". Umar mengutus orang untuk menjemput
bapaknya. Bapak Kilab datang dengan tertatih-tatih dan menunduk. Umar bertanya
kepadanya, “Apa kabarmu, wahai Abu Kilab?” Dia menjawab, “Seperti yang anda lihat
wahai Amirul Mukminin.” Umar bertanya, “Apakah kamu ada kepeluan?” Dia
menjawab, “Aku ingin melihat Kilab. Aku ingin mencium dan memeluknya sebelum
aku mati.” Umar menangis dan berkata, “Keinginanmu akan tercapai Insya Allah.”
Kemudian Umar memerintahkan Kilab agar memerah susu onta untuk bapaknya seperti
yang biasa dia lakukan. Umar menyodorkan gelas susu itu kepada bapak Kilab sambil
berkata, “Minumlah ini, wahai bapak Kilab.” Ketika bapak Kilab mendekatkan gelas ke
mulutnya, dia berkata, “Demi Allah, aku mencium bau kedua tangan Kilab.” Umar

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 122


mengatakan, “Ini Kilab, dia ada di sini. Kami yang menyuruhnya pulang.” Bapak Kilab
menangis dan Umar bersama orang-orang yang hadir juga menangis. Mereka berkata,
“Wahai Kilab, temani kedua orang tuamu.” Maka Kilab tidak pernah lagi meninggalkan
mereka sampai wafat.

G. Kisah-Kisah Tentang Hormat Dan Patuh Pada Guru


a. Kisah Seorang Murid Yang Patuh Kepada Guru

Pada suatu zaman ada seorang murid yang ta‟at kepada gurunya, setelah ia belajar
lama ia pun kembali ke kampung asalnya, tahun demi tahun ia lalui yang akhirnya
beliau menjadi seorang yang alim yang terkenal di kampung itu dan di juluki “Syekh
Maulana Kendi”. Kenapa beliau di juluki Maulana Kendi karena beliau tidak lepas
dengan kendi tersebut untuk mengambil air wudhu dan untuk beliau minum airnya,
keta‟atan ibadahnya sehingga beliau tidak memiliki harta apapaun, kecuali gubuk kecil
yang beliau tempati bersama seorang muridnya yang beliau sayangi. Keta‟atan dan
ketaqwaannya menjadikan contoh untuk muridnya yang selalu mendampinginya
sehingga muridnya pun menjunjung tinggi ahlak dan kebesaran ilmunya.
Pada suatu saat Syekh Kendi menceritakan tentang gurunya yang berada dinegeri
seberang dan akhirnya menyuruh muridnya untuk menemuinya, keesokan harinya sang
murid berangkat kenegeri seberang dan sampailah didepan gerbang guru besar Syekh
Kendi, maka murid Syekh Kendi bertanya : “Apakah ini rumah guru besar Syekh
Kendi?”, rumah yang bagaikan istana yang luas, penjaga yang begitu banyak membuat
keraguan murid Syekh Kendi, seraya dihati berkata : “Guruku Syekh Kendi miskin tak
punya apa-apa sedangkan guru besarnya seperti ini”. Bertambah keanehannya di kala
melihat didalam istananya bangku-bangku emas dan mahkota emas dan begitu
gemerlapan emas yang ada di dalam rumahnya.
Dan akhirnya berjumpalah murid Syekh Kendi dengan guru besarnya yang bernama
Syekh Sulaiman (Guru dari Syekh Kendi), tiba-tiba beliau berkata : “Apakah engkau
murid Syekh Kendi murid dari pada kesayanganku?” benar wahai guru besar (Guru
Sulaiman), beri kabar kepada muridku agar dia lebih zuhud lagi didunia dan salamkan
ini kepadanya, kebingungan bertambah, guruku yang miskin di suruh tambah miskin
lagi menurut kata hatinya, dan pertanyaan ini membuat bingung dan akhirnya keesokan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 123


harinya dia pulang menuju rumah Syekh Kendi gurunya dan membawa pertanyaan yang
membingungkan, setibanya dia dirumah Syekh Kendi dengan gembira Syekh Kendi
menyambut kedatangannya seraya bertanya : “Apa kabar yang kau bawah dari guruku
tercinta?” muridnya menceritakan : “Wahai guruku aku diberi kabar agar engkau lebih
zuhud lagi hidup didunia.”, tiba-tiba Syekh Kendi menangis, menangis dan menangis
lalu mengambil kendinya dan memecahkannya seraya berkata : “Benar guruku, benar
guruku”.
Ketahuilah wahai muridku kemewahan dan keindahan Syekh Sulaiman guruku tak
sedikitpun masuk kedalam hatinya, sedangkan aku selalu mencari-cari kendiku dan aku
takut kehilangannya, ini yang menyebabkan aku kurang zuhud kepada Allah SWT,
karena masih ada dihatiku dunia.

b. Kisah Imam Syafi'i yang memuliakan guru


Suatu ketika Imam Syafi'i pernah tiba-tiba mencium tangan dan memeluk hangat
seorang laki-laki tua yang kebetulan bertemu muka dengannya. Tindakan ini jelas
mengundang tanya para sahabat dan murid-murid Imam Syafi'i. "Wahai Imam,
mengapa engkau mau mencium tangan dan memeluk lelaki tua yang tak dikenal itu?
Bukankah masih banyak ulama yang lebih pantas diperlakukan seperti itu dari pada
dia?" tanya salah seorang sahabatnya. Dengan lugas, Imam Syafi'i menjawab: "Ia adalah
salah seorang guruku. Ia kumuliakan karena pernah suatu hari aku bertanya kepadanya,
bagaimana mengetahui seekor anjing telah dewasa. Ia pun menjawab, untuk
mengetahuinya dengan melihat apakah anjing itu mengangkat sebelah kakinya ketika
hendak kencing. Jika iya, ketahuilah bahwa anjing itu telah berusia dewasa." Begitu luar
biasanya Imam Syafi'i memperlakukan dan memuliakan gurunya.
Meski pembelajaran yang ia dapatkan terkesan remeh, tidak membuat mufti besar
itu melupakan apalagi meremehkan jasa dari orang tersebut. Ia tetap memperlakukannya
dengan mulia, sama seperti ia memperlakukan guru-gurunya yang lain. Tak kalah luar
biasanya lagi adalah Khalifah Ali Bin Abi Thalib dalam hal memuliakan guru. Beliau
pernah berkata: "Aku adalah hamba dari siapa pun yang mengajariku walaupun hanya
satu huruf, aku pasrah padanya, entah aku mau dijual, dimerdekakan atau tetap sebagai
seorang hamba." Perkataan beliau ini menunjukkan bentuk memuliakan dan pengabdian
yang tinggi pada siapa pun saja yang pernah mengajarinya walaupun hanya satu huruf.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 124


Bahkan, beliau mengibaratkan hubungan guru dengan murid seperti tuan dengan
budaknya. Sebagaimana budak, senantiasa siap menjalankan titah tuannya. Begitulah
sejatinya memuliakan gurunya. Memuliakan guru adalah kewajiban setiap murid.
Memuliakan guru tak kenal batas ruang dan waktu. Baik di sekolah, di jalan, di rumah,
di taman, atau di mana saja. Memuliakan guru juga tidak hanya mengacu pada posisi
saat ia masih aktif menjadi guru. Namun, meski guru sudah berhenti atau pindah tugas
dari tempat kita belajar, beliau tetap harus dimuliakan. Memuliakan guru sejak kita
berguru padanya sampai ajal menjemput kita. Memuliakan guru bukan formalitas
belaka, harus tumbuh dari dalam sanubari. Jangan sampai lahir kelihatan hormat, tetapi
batinnya melaknat. Penghormatan dan memuliakan guru itu harus berangkat dari hati
yang bersih agar berbuah kasih dari Allah Swt. teladanilah Khalifah Ali Bin Abi Thalib
dan Imam Syafi'i dalam hal memuliakan guru. Pantaslah jika kemudian hari sejarah
Islam mencatat nama beliau berdua dengan tinta emas, yang hinnga kini tetap diingat
dan dihormati setiap muslim. Bahkan Nabi Saw. dalam satu kesempatan pernah
bersabda : "Saya adalah kota ilmu dan Ali sebagai pintunya". Hadis ini menunjukkan
betapa tingginya ilmu Sayyidina Ali sehingga Rasulullah menjulukinya sebagai Babul
Ilmi ( pintu ilmu pengetahuan ).

H. Pentingnya Hormat dan Patuh


kepada Guru dan Contohnya
Guru merupakan orang yang
mendidik dan mengajari berbagai
ilmu pengetahuan, sehingga kita bisa
menjadi orang yang mengerti dan
dewasa. Tidak melihat tingginya
pangkat seseorang, mereka tetap
berutang budi kepada guru yang telah mendidiknya. Islam mengajarkan untuk berbakti
kepada guru. Guru mengajar manusia untuk beriman, bertakwa, memahami baik dan
buruk serta bertanggung jawab di samping mengajarkan ilmu pengetahuan. guru adalah
orang yang mengetahui ilmu (alim/ulama), dialah orang yang takut kepada Allah Swt.
Seperti dalam firman Allah Swt :

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 125


              

    

Terjemahannya:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S. al-Fathir:28).

Guru adalah pewaris nabi, karena lewat jasa guru, wahyu dan ilmu dari nabi
diteruskan kepada manusia. Imam al-Ghazali mengistimewakan guru dengan sifat
kesucian, kehormatan, dan kedudukan guru setelah para nabi. Beliau juga menegaskan
bahwa seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah
yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini. Ia adalah ibarat matahari yang
menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya
dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang
pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang
sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya
ini. Di dalam Islam, hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan. Dikarenakan,
guru termasuk orang yang mengenalkan kita kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad
Saw. sebagai Rasul-Nya. Berikut ini beberapa keutamaan hormat kepada guru:
a. Berbakti kepada guru merupakan jihad di jalan Allah Swt. Allah Swt. akan
memberi pahala besar bagi peserta didik yang taat kepada gurunya.
b. Berbakti kepada guru dapat melebur dosa yang telah dilakukan.
c. Berbakti kepada guru akan mendapat kedudukan dan meningkatkan derajat di
hadapan Allah Swt.
d. Ketika berbakti kepada guru, Allah Swt. akan memperlancarkan rezeki kita.
e. Berbakti kepada guru membuat kita diberikan keberkahan dan kemanfaatan
ilmu.
f. Berbakti kepada guru akan membuat iman kita kuat sampai ajal menjemput.
Betapa pentingnya menghormati guru akan membuat kita mendapatkan berbagai
keuntungan antara lain sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 126


a. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
b. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya.
c. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
d. Akan selalu didoakan oleh guru.
e. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih
dari Allah Swt.
f. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah. Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya.

Hormat dan patuh kepada guru harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baik ketika bertemu di sekolahan maupun di jalan. Contoh hormat dan patuh kepada
guru dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut :
a. Rendah hati, sopan, dan menghargai guru. Mereka adalah orangtua di sekolah.
b. Mengucapkan salam ketika bertemu dengannya.
c. Memerhatikan dan mendengarkannya di dalam maupun di luar kelas.
d. Melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasehatnya dengan ikhlas.

Sementara cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam hormat dan patuh
terhadap guru, yakni:
a. Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya.
b. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain.
c. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.
d. Memuliakan keluarga dan sahabat karib guru.
e. Murid harus mengikuti sifat guru yang baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian,
berwibawa, santun dan penyayang.
f. Murid harus memuliakan guru dan meyakini ilmunya.
g. Menghormati dan selalu mengenangnya, meskipun sudah wafat.
h. Murid mendoakan keselamatan guru.
i. Menunjukkan rasa terima kasih terhadap ajaran guru.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 127


j. Berlaku sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan
tawadu‟, menyimak perkataan guru dan tidak membuat guru mengulangi
perkataan.
k. Tidak berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru
berbicara kepadanya.
l. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut.

I. Pentingnya Hormat dan Patuh pada Orang Tua Beserta Contohnya


Islam mengajarkan umatnya untuk hormat dan patuh pada orang tua. Taat dan
berbakti pada orang tua itu merupakan salah satu akhlak mulia di sisi Allah Swt. Di
dalam Al-Qur‟an, perintah untuk hormat dan patuh pada orang tua ditempatkan di
bawah iman kepada Allah Swt. sebagaimana tergambar dalam Q.S. al-Isra' ayat 23:

                

          

Terjemahannya:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.” (Q.S. al-Isra':23)

Dalam setiap kegiatan, terutama


perihal penting, seperti bepergian
menuntut ilmu, berjihad, atau
melakukan perjalanan usaha, dan lain

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 128


sebagainya, sangat penting untuk memohon ridha orang tua terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan berkah Allah Swt beriringan dan ridha orang tua, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad Saw: "Riḍa Allah terletak pada riḍa orang tua, dan murka Allah terletak
pada kemurkaan orang tua,” (HR. Baihaqi).

Selain itu, terdapat tiga hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan sikap
hormat dan patuh pada orang tua antara lain sebagai berikut :
a) Seorang anak berkewajiban menaati perintah orang tua, kecuali dalam perkara
maksiat.
b) Seorang anak berkewajiban menjaga amanah yang diberikan orang tua, baik itu
janji, harta yang dititipkan atau harta yang diberikan kepadanya.
c) Membantu dan menolong orang tua apabila mereka membutuhkan.
Sebenarnya, setiap sikap yang dilandasi kasih sayang dan penghargaan kepada
orang tua merupakan sikap hormat dan patuh pada mereka. Namun, Islam menegaskan
beberapa sikap yang mesti dihindari agar anak memperoleh ridha orang tua. seorang
anak tidak boleh berkata kasar kepada orang tua, bahkan ungkapan lelah ataupun
kekecewaan pun dilarang, seperti kata "ah". Kemudian, jika orang tua sudah meninggal,
cara berbakti pada orang tua adalah dengan mendoakan kebaikan kepada mereka,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: "Apabila manusia meninggal dunia, maka
terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat,
atau anak shaleh yang mendoakannya, "(HR. Muslim).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 129


R ANGK UMAN

1. Orang tua merupakan perantara keberadaan seorang anak di muka bumi


merupakan salah satu pengertian orang tua secara biologis. Berbakti kepada
orang tua berarti berbuat baik kepada orang tua, dengan memberikan kasih
sayang sepenuh hati, sehingga membuat orang tua senang dan bahagia.
2. Guru adalah sosok yang berusaha melakukan perubahan kearah yang lebih baik
melalui didikan yang diberikan. Menghormati guru berarti memuliakannya, baik
ketika sedang menuntut ilmu maupun saat berusaha secara sungguh-sungguh
dalam mengamalkan ilmu yang sudah didapat.
3. Cara berbakti kepada orang tua:
a. Menaati semau perintah orang tua, selama perintah tersebut tidak
bertentangan dengan agama.
b. Berbuat baik dengan sebaik-baiknya dengan cara memperhatikan segala
kebutuhannya dan melayani dengan penuh keikhlasan.
c. Merendahkan diri pada keduanya. Baik dalam perkataan maupun perilaku
dan senantiasa diiringi perasaan cinta.
d. Sering berkomunikasi dengan orang tua. Bertanya tentang kesehatan,
keinginan dan harapannya.
e. Sayangi dan hormati orang tua dengan sepenuh hati.
4. Cara berbakti kepada guru:
a. Cinta dan hormati guru yang telah mengajarkan ilmu dan mendidik dengan
baik.
b. Senantiasa mendoakan guru untuk kebaikan dunia dan akhiratnya dan
bersikap tawadhu dihadapan guru, agar diberi kemudahan dalam proses
menuntut ilmu.
c. Jika terjadi perbedaan pendapat dengan guru, berdiskusilah dengan cara
yang sopan dan santun, apabila berbuat salah segeralah meminta maaf.
d. Jagalah ilmu yang telah didpatdari para guru dengan cara
mengamalkannya kepada orag lain dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 130


e. Teladani perilaku guru yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari, serta
ikuti nasehat-nasehat baiknya.
f. Tekun da disiplin dalam menuntut ilmu sebagai wujud mencintai guru.
5. Allah Swt. Dalam Al-Qur‟an surah al-Isra'/17:23-24 menjelaskan kepada umat
Islam tentang pentingnya menghormati orang tua dan guru, karena kedua sosok
tersebut memiliki jasa yang sangat besar bagi kehidupan seorang manusia.
6. Guru merupakan orang yang mendidik dan mengajari berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga kita bisa menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Tidak
melihat tingginya pangkat seseorang, mereka tetap berutang budi kepada guru
yang telah mendidiknya. Islam mengajarkan untuk berbakti kepada guru.
7. Contoh hormat dan patuh kepada guru dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu rendah hati, sopan, menghargai guru, mengucapkan salam ketika bertemu
dengannya, memperhatikan dan mendengarkannya di dalam maupun di luar
kelas dan melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasihatnya dengan ikhlas.
8. Cara yang dapat dilakukan siswa dalam hormat dan patuh kepada guru yakni
menghormati dan memuliakannya, mengamalkan ilmunya dan membagikannya
pada orang lain, tidak melawan, menipu, memuliakan keluarga dan sahabat karib
guru, murid harus mengikuti sifat guru, murid harus memuliakan guru,
menghormatinya dan selalu mengenangnya, mendoakan keselamatan guru,
menunjukkan rasa terima kasih terhadap ajaran guru, berlaku sopan ketik
berhadapan dengan guru, tidak berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas dan
berkomentar dengan guru secara santun dan lemah lembut.
9. Beberapa keutamaan hormat kepada guru yaitu berbakti kepada guru merupakan
jihad di jalan Allah Swt. berbakti kepada guru dapat melebur dosa yang telah
dilakukan, berbakti kepada guru akan mendapatkan kedudukan dihadapan Allah
Swt. ketika berbakti kepada guru Allah akan memperlancar rezeki kita, berbakti
kepada guru membuat kita diberikan keberkahan dan kemanfaatan ilmu dan
berbakti kepada guru akan membuat iman kita kuat sampai ajal menjemput.
10. Keuntungan apa bila kita menghormati guru antara lain ilmu yang kita peroleh
akan menjadi berkah, akan lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan,
ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain, akan selalu
di doakan guru dan akan membawa berkah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 131


11. Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk hormat dan patuh pada orang tua yaitu
seorang anak berkewajiban menaati perintah orang tua, seorang anak
berkewajiban menjaga amanah uang diberikan orang tua dan membantu dan
menonton orang tua apa bila meraka membutuhkan.

EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Di bawah ini yang merupakan cara berbakti kepada orang tua dan guru adalah….
a. Sering meminta hadiah kepada mereka
b. Menceritakan keburukannya kepada banyak orang
c. Selalu mendengarkan dan menaati nasihatnya
d. Tidak mau dibimbing orang tua dan guru
e. Membantah kedua orang tua
2. Berikut ini yang merupakan wujud sikap hormat kepada guru adalah….
a. Sering bertanya kepada guru
b. Mematuhi nasehatnya
c. Tidak pernah mengerjakan PR
d. Sering memberikan hadiah
e. Tidak patuh perintah guru
3. Larangan berkata “ah” kepada orang tua terdapat di….
a. Surah al-Isra‟ ayat 23
b. Surah al-Kahfi ayat 65
c. Surah Luqman ayat 65
d. Surah Maryam ayat 6
e. Surah al-isra ayat 7

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 132


4. Berikut ini merupakan cara menghormati dan mematuhi orang tua jika sudah
meninggal dunia, kecuali ....
a. Menyambung silaturrahmi dengan sahabat orang tua
b. Melanjutkan cita-cita orang tua
c. Mengantar makanan ke kuburan
d. Mendo'akan agar diampuni Allah Swt
e. Melaksanakan wasiat orang tua
5. Dalam surah al-Isra': 23, perintah Allah setelah untuk tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun adalah perintah untuk....
a. Berkurban
b. Berjihad
c. Menunaikan haji
d. Berbakti kepada orang tua
e. Berbakti pada guru
6. Dalam kitab apa di kisahkan Nabi Sulaiman as mendapatkan perintah dari Allah
ta'ala untuk pergi ke tepi laut (pantai). . . . .
a. Kitab Zabur
b. Kitab Taurat
c. Kitab Irsyadul Ibad
d. Kitab Injil
e. Kitab Al-Qur‟an
7. Siapakah Nabi yang mendapat perintah dari Allah ta'ala untuk pergi ke tepi pantai. .
...
a. Nabi Isa as
b. Nabi Daud as
c. Nabi Ibrahim as
d. Nabi Sulaiman as
e. Nabi Musa as
8. Siapakah yang dibeli Kilab bin Umayyah untuk menggantikannya mengasuh kedua
orang tuanya. . . . .
a. Hamba Sahaya
b. Al-Faruq

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 133


c. Abu Musa al- Asy'ari
d. Amirul Mukminin Umar bin Khattab
e. Syek Sulaiman
9. Siapakah nama guru besar Syekh Maulana Kendi. . . . .
a. Syekh Sulaiman
b. Umar bin Khattab
c. Ali bin Abi Thalib
d. Asif Berkhiya
e. Asif Berkhiya
10. Siapa yang di perintahkan Nabi Sulaiman untuk berdoa kepada Allah untuk
memberi tau apa yang terjadi di dasar laut. . . . .
a. Ifrit
b. Asif Berkhiya
c. Nabi Ibrahim
d. Kilab bin Umayyah
e. Al-faruq

B. Jawablah Soal-soal berikut dengan benar dan tepat!


1. Jelaskan pengertian hormat kepda orang tua dan guru!
2. Tuliskan ayat terkait dengan hormat kepada orang tua!
3. Tuliskan tiga hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan sikap hormat dan
patuh pada orang tua!
4. Tuliskan beberapa keuntungan apa bila kita menghormati guru!
5. Tuliskan beberapa keutamaan hormat kepada guru!

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 134


GLOSARIUM

Fatamorgana : Sebuah ilusi yang tercipta dari fenomena optik dan


dapat disebabkan karena beberapa hal
Hamba Sahaya : Orang yang cenderung lemah atau nama lainnya
budak
Kekhilafan : Kekeliruan, kesalahan yang tidak disengaja
Tabi’in : Generasi sesudah Nabi Muhammad saw

DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/q1klt3313/teladan-imam-syafii-memuliakan-guru
https://tirto.id/pentingnya-hormat-dan-patuh-kepada-guru-beserta-contohnya-gbJr
https://tirto.id/pentingnya-hormat-dan-patuh-kepada-orang-tua-hikmah-dan-contohnya-
gbGS
https://Islam.nu.or.id/post/read/116002/kisah-nabi-sulaiman-dan-anak-yang-berbakti-
kepada-orang-tua
https://kisahmuslim.com/3669-kisah-tentang-kilab-bin-umaiyah-dan-baktinya-kepada-
orang-tua.html
https://akurat.co/3-hadis-nabi-tentang-kewajiban-berbakti-pada-kedua-orang-tua

https://bisnisrumahq.blogspot.com/2018/02/kisah-inspiratif-kisah-seorang-
murid.html?m=1
https://paibinarahayu.wordpress.com/2019/02/23/bab-9-kelas-xi-hormat-kepada-orang-
tua-dan-guru/
https://suaramuhammadiyah.id/2020/03/11/mengajarkan-kebaikan-semesta-mendoakan/

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 135


BAB
7 PENYELENGGARAAN JENAZAH

Pendahuluan

Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan
Allah Swt dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati
orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi
kehariban Allah Swt orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus
dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan
tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 136


Peta Konsep

1. Memandikan
Jenazah

4. Menguburkan Penyelenggaraan 2. Mengkafani


Jenazah Jenazah Jenazah

3. Menyolatkan Jenazah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 137


Materi

A. Dalil dan Hadis Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah

1. Ayat Al-Qur’an tentang Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah


a. Q.S. al- Anbiyaa : 35-36

                

            



Terjemahnya:
35.tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikan. 36. dan apahila orang-orang kafir itu melihat kamu,
mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (mereka mengatakan): "Apakah ini
orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?", Padahal mereka adaIah orang-orang yang
ingkar mengingat Allah yang Maha Pemurah.(Q.S. al- Anbiyaa : 35-36)

b. Q.S. al- Mu’min : 15-16

           

Terjemahnya :
15. (Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang
mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya
di antara hamba-hamba-Nya, supaya Dia memperingatkan (manusia) tentang hari
Pertemuan (hari kiamat). 16. (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada
suatupun dari Keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi
Maha Mengalahkan.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 138


c. Q.S. al- Ankabut : 57-58

              

            

Terjemahnya :
57. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan. 58. dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-
amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat
yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal
di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal,( Q.S. al-
ankabut : 57-58)

Kematian adalah kepastian. Setiap yang hidup dipastikan akan mati. Islam
menghormati manusia sejak masih hidup hingga kematiannya. Penghormatan itu
diaplikasikan menjadi kewajiban bagi kaum muslim untuk melakukan perawatan
jenazah yang meliputi : memandikan, mengkafani, menshalati, dan mengubur.
Meskipun sudah menjadi kehausan syari, tak semua orang mampu melakukan
perawatan jenazah dengan baik dan sesuai dengan tuntutan Rasulullah saw.
Firman Allah Swt :

        

Terjemahnya :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu
dikembalikan”. ( Q.S. al-Ankabuut : 57).

Ayat tersebut mempertegas bahwa kita yang hidup di dunia ini pasti akan
merasakan mati. Namun kenyataannya banyak manusia yang terbuai dengan kehidupan
dunia sehingga hampir melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, hal ini juga membuat
manusia tidak banyak yang mengungat tentang kematian.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 139


Yang jadi permasalahan sekarang adalah, tidak ada manusia satupun yang apabila mati
kemudian berangkat sendiri menuju liang kuburnya. Tentu saja hal ini adalah menjadi
kewajiban bagi orang yang masih hidup, terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk
mengurusnya sampai menguburkannya.
Merawat jenazah adalah hukumnya wajib kifayah, namun setiap orang tentunya
wajib mengetahui tata cara bagaimana merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan
agama Islam. Karena kewajiban merawat jenazah yang pertama adalah keluarga
terdekat, apabila kalau yang meninggal adalah orag tua atau anak kita. Kalau kita tidak
bisa merawatnya sampai menguburkannya berarti kita tidak (birrul walidaini) berbakti
kepada kedua orang tua kita.

2. Hadis Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah


Rasulullah saw telah bersabda :
“ Apabila telah mati anak Adam, maka terputuslah amalnya. Kecuali tiga
perkara, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mau
mendo‟akan kedua orang tuanya.”(HR.Muslim).
Disinilah kita harus menunjukkan bukti kita yang terakhir apabila orang tua kita
meninggal, yaitu dengan merawat sampai menguburkan serta mendo‟akannya.
Permasalahan yang lain dan mungkin bisa saja terjadi adalah, karena ajal bila sudah tiba
saatnya, pastilah tidak bisa ditunda kapanpun dan dimanapun. Bagaimana kalau kita
seandainya sementara kita ditengah hutan belantara jauh dari pemukiman dan kita
punya teman cuma beberapa orang saja, sementara kita tidak tahu mayat ini harus
diapakan, pastilah kita akan berdosa. Fenomena lain yang banyak terjadi sekarang,
terutama di kota-kota besar.
Pengurusan jenazah kebanyakan tidak dilakukan oleh keluarga terdekat, bahkan
keluarga tinggal terima bersih karena sudah membayar orang untuk merawatnya,
bahkan samapi mendo‟akannya juga minta orang lain yang mendo‟akan harus diapakan,
pastilah kita akan berdosa. Jadi yang jelas pengurusan jenazah adalah menjadi
kewajiban keluarga terdekat si mayit, kalau keluarga yang terdekat tidak ada, barulah
orang muslim yang lainnya berkewajiban untuk merawatnya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 140


B. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah
Menyelenggarakan jenazah bukan saja setelah seseorang meninggal, tetapi
semenjak orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya
sesudah itu, sampai selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah tentang itu secara terperinci, lengkap dan sempurna. Walaupun
penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama menganjurkan
supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah, mengantarnya ke kubur dan
menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau seseorang tidak menguasai ilmu
tentang aturan agamanya mengenai perkara ini, akan sangat aib baginya. Apabila
seorang muslim meninggal dunia, maka fardhu kifayah atas muslim yang masih hidup
menyelengarakan empat perkara, yaitu:

1. Memandikan Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadis Nabi saw yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari untanya:
Artinya: Dari Ibnu Abbas Ia berkata:
Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal,
sabda Beliau: “Mandikanlah dia
dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan
daki seperti sabun). (HR Bukhari dan
Muslim)
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang
masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka
kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah
memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin. Sedangkan muslim
yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan junub sekalipun,
melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan, ditambah jika
kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 141


darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga. Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah
saw. bersabda: “Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes
darah akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.

1) Syarat jenazah yang harus dimandikan :


a. Mayat itu orang muslim
b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit
c. Jenazah itu bukan mati syahid.

2) Cara memandikan jenazah


Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi,
seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang
masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau
basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan
ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut
jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar.
Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan
kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan
lubang hidungnya juga dibersihkan. Berikutnya,jenazah diwudhukan seperti wudhu
orang hidup. Setelah itu kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan
sidr, dan dirapikan dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur
dikembalikan. Setelah itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu
tubuhnya dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian
dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang sebelah
kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi
dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih. Kemudian sekali
lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur. Dengan melakukan rangkaian ini,
berarti telah selesai satu kali mandi, namun masih disunnahkan melakukannya sampai
tiga kali.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 142


Nabi Muhammad bersabda kepada para wanita yang memandikan putrinya
Ummi Kulsum:
Artinya: “Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang
hal itu perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada
yang terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat
wudhu‟nya”. (HR Bukhari).

Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.Rasulullah SAW bersabda : ”Dari Ummu Atiyah ra., datang
kepada kami sewaktu kami memandikan putrid beliau, kemudian beliau bersabda :
mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih kalau kamu pandang lebih baik dari itu
dengan air atau daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur dengan
kapur barus”.(HR. Bukhori dan Muslim).

3) Orang yang berhak memandikan Mayat :


a. Suami atau istri mayat dan muhrimnya
b. Bila muhrimnya tidak ada, maka bisa diserahkan kepada orang yang mengerti dan
dipercaya.
c. Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada muhrim atau yang sejenis dengan si
mayat maka boleh ditayamumkan.

2. Mengkafani Mayat
Sebagaimana memandikan mayat, maka mengkafaninya pun fardhu kifayah
hukumnya. Karena perintah mengkafani
itu ditujukan kepada umumnya kaum
muslimin, sedang pekerjaan itu cukup
dilakukan oleh sebahagian mereka saja.
Hukum mengkafani mayat adalah fardhu
kifayah atas orang yang hidup.
1) Syarat mengkafani mayat:
a. Sekurang-kurangnya satu lapis yang
menutup seluruh tubuhnya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 143


b. Mengkafaninya sesudah dimandikan
c. Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki disunatkan 3 lapis yang terdiri dari kain
sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya. Sedangkan bagi perempuan
disunahkan 5 lapis yaitu : kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup kepala),
selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.

2) Cara Mengkafani mayat :


a). Jika mayatnya laki-laki
Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan di atas tiap-tiap lapis itu harum-
haruman seperti kapur barus dan semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya,
sesudah diberi kapur barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti
sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis.Pada bagian kaki, perut dan kepala
diberi ikat (tali) dari kain putih.

b). Jika mayatnya perempuan


Dilakukan seperti tersebut diatas hanya pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan
(kain bawah), baju dan tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal
dalam keadaan ihrom haji/umroh tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.

3). Yang wajib menanggung kafan


Diambilkan dari harta si mayat. Bila tidak meninggalkan harta warisan maka
dibebankan kepada orang yang memelihara sewaktu hidup. Apabila mayat tidak ada
yang menanggung maka diambilkan dari baitul
maal.

3. Menyolatkan Jenazah
Sholat jenazah ialah sholat yang
dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka
mendo‟akan orang muslim yang meninggal.
Apabila jenazahnya laki-laki imam hendaklah
berdiri lurus di depan kepalannya, dan apabila
jenazahnya perempuan hendaklah imam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 144


menghadap setengah perut atau punggungnya. Rasulullah saw., bersabda :
"Bersabda Rasulullah saw., sholatlah olehmu orang-orang yang meninggal". (HR.
Ibnu Majah )

1) Syarat sholat jenazah


a. Semua yang menjadi syarat sholat seperti suci dari hadats besar/kecil,
menutup aurat dan lainnya.
b. Setelah jenazah itu dimandikan Jenazah diletakkan disebelah kiblat orang
yang sholat kecuali bila sholat diatas kubur dan sholat ghoib.

2) Rukun sholat jenazah


a. Niat
b. Berdiri jika mampu
c. Takbir empat kali
d. Membaca surat Al-Fatihah Membaca sholawat Nabi saw
e. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga dan ke empat
f. Memberi salam

Adapun do'a setelah takbir ketiga adalah sebagai berikut:


Ya Allah, anugerahilah ia ampunan dan rahmatilah dia, bebaskanlah dia dan
maafkanlah, dan muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempat masuknya, dan
sucikanlah ia dengan air dan salju, dan bersihkanlah ia dari kesalahannya
sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya lebih baik
dari rumahnya yang dahulu dan gantilah ahli keluarganya dengan yang lebih baik
daripada ahli keluarganya yang dahulu dan peliharalah ia dari huru hara kubur dan
siksaannya ( HR. Muslim )
Do'a setelah takbir keempat adalah sebagai berikut :
"Ya Allah, janganlah Engkau rugikan kami dari memperoleh ganjarannya
dan jangan pula kami beri fitnah sepeninggalnya, ampunilah kami dan dia ...". (HR .
Muslim) Rasulullah saw., bersabda : "Tak seorang mukminpun yang meninggal
kemudian disholatkan oleh umat Islam yang mencapai tiga shof kecuali akan diampuni
dosanya". (HR. Lima Ahli Hadis).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 145


4. Menguburkan Mayat
a. Cara Menguburkan Mayat
1). Waktu Untuk Mengubur
Mayat
Mengubur mayat boleh pada
siang atau malam hari beberapa
sahabat Rasulullah Saw dan
keluarga beliau dikubur pada
malam hari.

2). Memperdalam Galian Lubang Kubur


Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak
tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya.
Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman
dari hal-hal di atas.

3). Tentang Liang Lahad


Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah
kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong,
supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini
dalam bahasa Arab disebut lahad.Ada juga dengan menggali di tengah-tengah
dasar lubang kubur, kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya
diletakkan semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan.
Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu. Cara lain ialah
menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke dalam kubur.
Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka,
kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu
ditimbun dengan tanah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 146


4). Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur.
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah
kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
a. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat Baik di dalam lahad, syaqqu maupun
dikubur di dalam peti, mayat diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah
kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau
dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
b. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di
bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh
tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari
pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.
c. Berdo‟a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya
membaca do‟a: Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
d. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya
Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas
kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.
e. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang
menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan
tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan
ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.
f. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur
dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.
g. Sunat Berdo‟a Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya
seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 147


b. Takziah dan Ziarah Kubur

1). Ta'ziyah.
Takziyah berasal dari kata 'azza-yu'azzi yang artinya berduka cita atau berbela
sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah
adalah mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud
menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan
menghilangkan kesedihan. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu
merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya. Hal ini jelas termasuk dalam
kategori amar ma'ruf nahi munkar yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam.
Lebih dari itu, takziyah adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama
dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah Swt berfirman, ''Dan saling menolonglah kamu
sekalian dalam kebaikan dan ketakwaan.'' (Q.S al-Maidah:2)
Dalam pandangan Rasulullah saw, takziyah mempunyai nilai dan keutamaan tinggi
bagi yang melakukannya. Beliau bersabda, ''Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan
takziyah atas musibah yang menimpa saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan
untuknya permata kemuliaan pada hari kiamat.'' (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). Tak
ada satu pun manusia yang bisa menolak kematian. Singkatnya, selain sebagai wujud
hubungan baik antarmanusia, takziyah juga merupakan media untuk mengingatkan
manusia terhadap sesuatu yang pasti, yaitu kematian. Dengan sering melakukan
takziyah, seseorang terdorong untuk ber-muhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas
yang telah dilakukannya. Semakin sering takziyah dilakukan, semakin kuat pula
keyakinan akan datangnya kematian. Jika demikian, akan semakin tumbuh semangat
mengisi hidup dengan perbuatan baik dan amal saleh. Pendek kata, takziyah adalah
sumber inisiatif positif yang mengarahkan manusia menjadi hamba Allah yang saleh
dan bertakwa. Sebagai manusia, kita diperintahkan untuk selalu sadar bahwa kematian
adalah sebuah kepastian. Rasulullah saw telah menunjukkan kepada kita bahwa
takziyah adalah media efektif dalam meringankan beban sesama dan mengingat
kematian. Kita tidak boleh segan meluangkan waktu sejenak untuk bertakziyah kepada
saudara kita.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 148


2). Ziarah Kubur
Ziarah kubur ialah mengunjungi makam (qubur) seseorang untuk memanjatkan do'a
dan memintakan ampun dari Allah Swt. Disyari‟atkan ziarah kubur dengan maksud
untuk mengambil pelajaran („ibrah) dan ingat akan kehidupan akhirat, dengan syarat
tidak mengucapkan kata-kata yang mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta‟ala.
Sebagai misal, meminta sesuatu kepada penghuni kubur (orang mati) dan memohon
pertolongan kepada selain Allah dan semisalnya. Hal tersebut merupakan perbuatan
syirik. Tujuannya adalah agar orang yang berziarah itu mengingat mati, mengingat
akhirat sehingga tidak hanya mengejar
duniawi saja tetapi seimbang antara dunia
dan akhirat. Ziarah qubur pernah
dicontohkan oleh Rasulullah saw.,
sebagaimana sabdanya :

"Bersabda Rasulullah saw, telah melarang


kamu berziarah kubur, sekarang
Muhammad telah mendapatkan izin untuk berziarah ke kubur ibunya, maka ziarahlah
kamu, karena sesungguhnya ziarah itu mengingat akhirat". (HR. Muslim, Abu Daud
dan Tirmidzi) .
Adab dalam berziarah kubur yang baik dan benar menurut Islam :
a. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi area pemakaman.
b. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan ridho dari Allah Swt,
bukan untuk meminta sesuatu pada orang yang sudah meninggal.
c. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll di atas makam orang mati.
d. Tidak melakukan tindakan tidak senonoh seperti buang air besar, kencing,
meludah, buang sampah sembarangan, dan lain-lain.
e. Mengucapkan salam kepada penghuni alam kubur. Rasulullah saw bersabda :
”Dari Sulaiman ibn Buraidah dari ayahnya, Rasulullah saw, bersabda :
Selamat sejahtera pada mukminin dan muslimin yang ada disini. Kami insya
Allah akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah semoga kami dan kamu
mendapat keselamatan”. (HR. Muslim dan Ahmad)

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 149


f. Mendoakan arwah orang yang telah meninggal agar bahagia dan tenang di
alam kubur sana dengan ikhlas.

c. Hikmah dan Manfaat Penyelenggaraan Jenazah


Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
a. Memperoleh pahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan
sebaik-baiknya menurut aturan Allah Swt dan Rasul-Nya
f. Menyadarkan bahwa hanyalah amal yang dapat dibawa mati
g. Mengingatkan bahwa setiap makhluk bernyawa pasti akan mati
h. Menyadarkan bahwa manusia membutuhkan satu sama lain (gak mungkin
kan kita sendiri yang berjalan kekuburan kita sendiri dan kita sendiri pula yg
mandi dan mengkafani)
i. Mengingatkan bahwa saudara dan keluarga tidak bisa menolong dari
sakaratul maut dan menjadikan kematian seseorang sebagai pembelajaran
bahwa malaikat maut tidak bisa di sogok.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 150


R ANGK UMAN

Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup
menyelenggarakan empat perkara, yaitu:
1. Memandikan jenazah
Syarat wajib mandi ialah mayat orang Islam, ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
mayat itu bukan mati syahid.

2. Mengkafani jenazah
Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat.
Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan.

3. Menyolatkan jenazah
Syarat-syaratnya yaitu:
a. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; suci badan; dll.
b. Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.
Rukun-rukunnya yaitu:
a. Niat,
b. Berdiri jika mampu
c. Takbir empat kali
d. Membaca al-Fatihah setelah takbiratul ihram
e. Membaca shalawat atas Nabi sesudah takbir kedua
f. Mendo‟akan mayat sesudah takbir ketiga
g. Memberi salam

4. Menguburkan jenazah
Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya sampai
kira-kira bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar
oleh binatang buas.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 151


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang diawali sebuah peristiwa yang
dinamakan. . . .
a. Sakit kritis
b. Musibah kematian
c. Sakaratul maut
d. Talqin jenazah
e. Membacakan surat Yasin
2. Hukum mengurus jenazah adalah....
a. Fardhu kifayah
b. Fardhu „Ain
c. Wajib
d. Sunnah Muakkadah
e. Sunnah
3. Jika jenazah yang meninggal laki-laki maka yang wajib memandikan adalah...
a. Laki-laki
b. Saudara laki-laki
c. Anak laki-lakinya
d. Istrinya
e. Benar semua
4. Jenazah laki-laki dikafani dengan kain sebanyak...
a. 2 lembar
b. 3 lembar
c. 4 lembar
d. 5 lembar
e. 6 lembar

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 152


5. Salah satu kewajiban kaum muslimin terhadap orang Islam yang meninggal
adalah...
a. Mengantarkannya kekubur
b. Menguburkannya
c. Mentahlilkannya
d. Mendo‟akannya
e. Mentalqinnya
6. Pelaksanaan shalat jenazah laki-laki posisi imam berada...
a. Samping kanan jenazah
b. Samping kiri jenazah
c. Dekat dengan kepala jenazah
d. Dekat dengan perut jenazah
e. Dekat dengan kaki jenazah
7. Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi. . . .
a. Wangi-wangian
b. Tulisan arab dari Al-Qur‟an
c. Gerusan kapur barus
d. Air bunga-bungaan
e. Kapas dan bedak
8. Apabila seorang muslim meninggal dunia, maka harus segera dikuburkan, kecuali
ada hal yang memaksa, diantaranya. . . .
a. Menunggu vitsum dari dokter
b. Menunggu adanya kesepakatan keluarga
c. Menunggu keluarga berkumpul
d. Menanti anak sulungnya dating
e. Menunggu pihak-pihak yang berwenang
9. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubang kubur dipersiapkan terlebih dahulu
dengan kedalaman. . . .
a. Min. 1 meter agar bau tubuh yang membusuk tidak tercium ke atas
b. Min. 2 meter agar bau tubuh yang membusuk tidak tercium ke atas
c. Min. 3 meter agar tidak tercium oleh binatang buas
d. Min. 4 meter agar dapat terjaga dari panas dan hujan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 153


e. Bebas, asalkan lebarnya min. 3 meter
10. Alasan tali pocong dilepas pada saat menguburkan jenazah adalah. . .
a. Agar pipi kanan jenazah bisa tersentuh dengan tanah
b. Agar tidak menjadi pocong yang dapat mengganggu orang lain
c. Agar tubuh menjadi longgar dan mudah bergerak
d. Agar mudah dimakan rayap sehingga akan diganti dengan jenazah baru
e. Perwujudan asal usul manusia yang dari tanah

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan tepat!

1. Apa hukum dalam pengurusan jenazah dan sebutkan hal-hal yang wajib
dilakukan dalam mengurus jenazah Islam?
2. Sebutkan rukun dan syarat-syarat jenazah yang akan dimandikan!
3. Apa yang dimaksud dengan mengafani jenazah dan sebutkan ketentuan apa saja
dalam mengafani jenazah?
4. Sebutkan syarat serta rukun salat jenazah!
5. Jelaskan secara singkat tata cara menguburkan jenazah, serta sebutkan larangan
yang berhubungan dengan kubur?

GLOSARIUM

Ibrah : Menyeberang dari satu tepi sungai ke tepi yang lain


yang ada di seberangnya

Sidr : Bidara

Syahid : Muslim yang meninggal ketika berperang dijalan


Allah untuk membela kebenaran atau hak

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 154


DAFTAR PUSTAKA

Ahjad, Nadjih. 1991. Kitab Janazah. Jakarta: Bulan Bintang


Nasution, Lahmuddin. 1999. fiqh ibadah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Rasyid, Sulaiman. 1998. FIqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sabiq, Sayyid. 1988. fiqh Sunnah. Bandung: PT. Al-Ma‟arif

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 155


PELAKSANAAN KHUTBAH,
BAB
8 TABLIGH DAN DAKWAH

Pendahuluan

Khutbah adalah bercakap-cakap tentang masalah yang penting. Bedasarkan


pengertian ini maka khutbah adalah pidato yang disampaikan untuk menunjukan kepada
pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan. Aboe Bakar Atjeh mendefinisikan
khutbah sebagai dakwah atau tabligh yang diucapkan dengan lisan pada upacara-
upacara agama, seperti khutbah jum‟at,khutbah hari raya, khutbah nikah dan lain-lain
yang mempunyai corak, rukun, dan syarat tertentu.
Tabligh secara umumnya adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah Swt.
Sebagai ajaran agama agar manusia beriman kepada-Nya. Tabligh lebih dikenali sebagai
sifat pengenalan mengenai dasar-dasar mengenai Islam.
Pelaku yang melakukan tabligh disebut mubaligh. Tabligh adalah bagian dari
sistem dakwah Islam yang melakukan usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan
Islam yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok secara lisan maupun
tulisan. Arti dakwah di tinjau dari segi istilah (terminology), mempunyai arti bermacam-
macam. untuk lebih jelasnya akan di sajikan pendapat para ahli ilmu dakwah antara lain;
Masdar Helmi mengatakan bahwa dakwah adalah, “mengajak dan menggerakkan
manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amar ma‟ruf nahi mungkar
untuk bisa memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat”

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 156


Peta Konsep

Pelaksanaan
Khutbah, Tabligh
dan Dakwah

Pengertian Khutbah Ketentuan


Khutbah, Tablogh
Jum’at
dan Dakwah

Dalil Khutbah, Hikmah Khutbah,


Tabligh dan Dakwah Tabligh dan Hikmah
dalam Kehidupan
Sehari-hari

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 157


Materi

A. Pengertian Khutbah Jum’at

Kata khutbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟tha dan ba‟, yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap-cakap tentang masalah
yang penting. Bedasarkan pengertian ini maka khutbah adalah pidato yang disampaikan
untuk menunjukan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan. Aboe
bakar Atjeh mendefinisikan khutbah sebagai dakwah atau tabligh yang diucapkan dengn
lisan pada upacara-upacara agama, seperti khutbah jumaat, khutbah hari raya, khutbah
nikah dan lain-lain yang mempunyai corak, rukun, dan syarat tertentu.

Setiap khutbah hendaknya


khotib menyusun khutbahnya
sedemikian rupa agar dapat menarik
perhatian para jama‟ah untuk
mendengarkan isi dari khutbah
tersebut,sehingga temanya tidak
berlompatan, bahasanya komunikatif,
enak didengar, ringkas dan tidak
bertele-tele. Untuk itu setiap khotib harusnya mempersiapkan diri bila perlu bawalah
teks dan tinggal membacanya sehingga isi khutbah tidak keluar dari tema khutbah.

B. Dalil Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Ayat Al-Quran tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah

             

           

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 158


Terjemahannya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:
Ayat 110)

             

 

Terjemahannya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran : 104).

                

        

‫ب‬Terjemahannya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl:125).

2. Hadis tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah

Artinya: “Dari Thariq bin Syihab, dia berkata; Abu Sa‟id berkata, “Saya mendengar
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabada: “Barang siapa yang melihat
kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak
mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan
yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 159


C. Ketentuan Khutbah, Tabligh dan Dakwah

1. Syarat, Rukun dan Sunah Khutbah


a. Syarat Seorang Khatib
1. Islam.

2. Ballig.

3. Berakal sehat.
4. Mengetahui ilmu agama.

b. Syarat dua Khutbah


1. Khutbah dilaksanakan sesudah
masuk waktu dzuhur.

2. Khatib duduk di antara dua khutbah.

3. Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas.


4. Tertib.

c. Rukun-Rukun Khutbah
1. Membaca hamdallah.

2. Membacas yahadatain.

3. Membaca shalawat.

4. Berwasiat taqwa.

a) Membaca ayat al-Qur‟an pada salah satu khutbah.

b) Berdoa pada khutbah kedua.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 160


d. Sunah Khutbah
1. Khatib berdiri ketika khutbah.

2. Mengawali khutbah dengan


memberi salam.

3. Khutbah hendaknya jelas,


mudah dipahami, tidak terlalu
panjang.

4. Khatib menghadap jamaah


ketika khutbah.

5. Menertibkan rukun khutbah.


6. Membaca surat al-Ikhlas
ketika duduk di antara dua
khutbah

2. Syarat dan EtikaTabligh

a. Syarat-Syarat Muballig

1. Beragama Islam.

2. Ballig.

3. Berakal.

4. Mendalami ajaran Islam.

b. Etika Menyampaikan Tabligh

1. Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.

2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

3. Mengutamakan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan bersama.


4. Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan
jelas sumbernya.
5. Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 161


sosiologis para pendengarnya atau penerimanya
6. Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-
cari kesalahan orang lain.

3. Syarat dan Etika Dakwah

Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da‟i.


Adadua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da‟wahbillisan) dan dengan perbuatan
(da‟wahbilhal).
a. Syarat-Syarat Da’i

1. Islam.

2. Ballig.

3. Berakal.

4. Mendalami ajaran Islam.

b. Etika Berdakwah
1. Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap
yang bijaksana.
2. Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara
persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3. Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4. Dakwah dilakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang
berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.

D. Hikmah Khutbah, Tabligh, dan Dakwah dalam kehidupan Sehari-hari

1. Ketika sholat jum‟at, hendaknya menyimak khutbah yang disampaikan khatib.


Dengan memperhatikannya secara utuh, diharapkan suatu saat nanti bisa tampil
sebagai khatib pada waktu sholat jum‟at.
2. Ketika kita melihat keadaan sekitar yang termasuk maksiat (seperti mencuri,
tawuran, mencontek, dan sebagainya), kita harus mencegahnya dapat kita lakukan
dengan perbuatan, jika tidak mampu dengan lisan, dan jika tidak mampu juga
maka dengan hati.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 162


3. Jika melihat sesuatu yang baik, maka contohlah dengan dimulai dari diri sendiri,
dari tindakan yang kecil dimulai dari sekarang.
4. Lebih aktif mengikuti kegiatan keagamaan.

R ANGK UMAN

Kata khutbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟tha dan ba‟, yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap-cakap tentang masalah
yang penting. Bedasarkan pengertian ini maka khutbah adalah pidato yang disampaikan
untuk menunjukan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan.
Tabligh secara umumnya adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah Swt.
Sebagai ajaran agama agar manusia beriman kepada-Nya. Tabligh lebih dikenali sebagai
sifat pengenalan mengenai dasar-dasar mengenai Islam. Pelaku yang melakukan tabligh
disebut mubaligh. Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah Islam yang melakukan
usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan baik secara individu
maupun kelompok secara lisan maupun tulisan. Dakwah itu sendiri adalah sebagai upaya
untuk menghimbau orang lain kearah Islam. Karena dalam dakwah tersebut terdapat
penyampaian informasi ajaran Islam berupa ajakan untuk berbuat baik dan larangan
untuk berbuat kemungkaran, nasihat dan pesan, peringatan, pendidikan dan pengajaran
dengan segala sifat-sifat.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 163


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia....


Pada pernyataan diatas, ayat al-Qur‟an surah apakah itu..
a. Al-Imran:110
b. Al-Imran:77
c. Al-Baqarah:110
d. Ibrahim:7
e. Ar-Rahman :13
2. Apa tujuan Allah dalam al-Qur‟an surah al-Imran: 110 Kecuali..
a. Menyuruh kepada yang ma‟ruf
b. berikhtiar
c. Beriman kepada Allah
d. a,b dan e benar semua
e. Mencengah dari yang munkar
3. Orang yang terbiasa dan cukup mampu melaksanakan tabligh di masyarakat disebut
sebagai..
a. Baligh
b. Mutabalig
c. Mubalagah
d. Balagah
e. Mubaligh
4. Kata tabligh mengandung makna…
a. Berpidato
b. Ceramah
c. Menulis
d. Menyampaikan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 164


e. Menceritakan
5. Padahal Al-Qur‟an surah ali-Imran ayat 110. Allah berfirman dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeruh…
a. Kepada yang ghoib
b. Kepada kebajikan
c. Kepada malaikat
d. Kepada selain Allah
e. Kepada rasul Allah
6. Khutbah jum‟at dinyatakan sah dan sesuai sunnah Rasulullah saw, bila
dilaksanakan..
a. Dengan bahasa daerah
b. Singkat
c. Cukup singkat
d. Sebelum sholat jum‟at
e. Berbarengan sholat jum‟at
7. Dalam hadis tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah yang dituturkan dari Abdullah
bin Amr.bahwasanya Rasulullah saw. bersabda…
a. Tentang kebaikan
b. Sampaikan padaku tentang kematian
c. Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat
d. Sampaikanlah dariku walaupun banyak ayat
e. Sampaikanlah dariku apa yang aku sampaikan
8. Berikut adalah arti lafadz dakwah secara bahasa, kecuali..
a. Ajakan
b. Harapan
c. Imbauan
d. Panggilan
e. Seruan
9. Dalam Al-Qur‟an surah an-Nahl ayat 125. Allah berfirman dalam ayat tersebut
perintah untuk …
a. Menyeru

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 165


b. Menyampaikan
c. Memberikan peringatan
d. Mendengarkan
e. Berdiam
10. Syarat mubaligh, kecuali…
a. Beragama Islam
b. Berpendidikan
c. Baligh
d. Berakal
e. Mendalami ajaran Islam

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan tepat!


1. Jelaskan apa saja yang termasuk rukun khutbah?
2. Jelaskan salah satu hadis tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah?
3. Sebutkan 2 diantaranya dalam etika dakwah?
4. Sebutkan satu ayat yang berkaitan tentang Khutbah, Tabligh dan Dakwah.
Yang sering anda dengar?
5. Sebutkan 2 yang anda ketahui dari hikmah Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
dalam kehidupan sehari-hari?

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 166


GLOSARIUM

Esensi : Hakikat atau inti hal pokok


Metodologi : Cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan
Proaktif : Orang lebik aktif dalam melakukan sesuatu
Prosedural : Sesuai dengan tahap kegiatan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas
Wuquf : Salah satu upacara menunaikan ibadah

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, Skripsi Penyampaian Pesan Dakwah Melalui Khutbah Jum‟at Pada Masjid,
(Bandar Lampung, 10 Oktober 2007).
H.M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Moh. Ali Aziz,”Edisi Revisi Ilmu Dakwah”. (Jakarta: Prenada Media Group, 2012).
Mustakim, Mustahdi. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, (Jakarta : Kemdikbud
2014).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 167


BAB
9 PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI ISLAM

Pendahuluan

Sistem ekonomi Islam dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama, yaitu
sektor publik, swasta dan kesejahteraan sosial yang masing-masing memiliki fungsi,
institusi dan landasan syariahnya. Sektor-sektor ini terdapat dalam berbagai aktifitas
ekonomi seperti pada praktik aktifitas di pasar modal yang merupakan salah satu
kegiatan ekonomi yang berkaitan langsung dengan ketiga sektor tersebut. Islam sangat
menekankan bahwa kegiatan ekonomi manusia merupakan salah satu perwujudan dari
pertanggungjawaban manusia sebagai khalifah di bumi agar keseimbangan dalam
kehidupan dapat terus terjaga. Dalam konteks ajaran Islam, ekonomi Islam atau yang
juga dikenal dengan ekonomi Syariah merupakan nilai-nilai sistem ekonomi yang
dibangun berdasarkan ajaran Islam, sebagaimana Muhammad bin Abdullah al-Arabi
mendefinisikan :

“Ekonomi Islam adalah kumpulan prinsipprinsip umum tentang ekonomi yang


diambil dari Al-Qur‟an dan Sunnah, dan pondasi ekonomi yang dibangun diatas dasar
pokok-pokok tersebut dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu”.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 168


Peta Konsep

Prinsip-Prinsip dan
Praktik Tentang
Ekonomi Islam

Mu’amalah Syirkah

Asuransi Syariah

Macam-Macam Perbankan
Mu’amalah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 169


Materi

A. Pengertian mu'amalah
Mu‟amalah ialah hal-hal yang
termasuk urusan kemasyarakatan
(pergaulan, hubungan, interaksi dan
sebagainya). Sedangkan dalam fiqih
Islam mu'amalah ialah transaksi
ekonomi, tukar-menukar barang
atau sesuatu yang memberi manfaat
yang ditempuhnya dengan cara,
seperti jual-beli, sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, upah-mengupah dan usaha lain yang sesuai dengan syariat Islam.
Dalam melakukan transaksi ekonomi, seperti jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, dan
pinjam-meminjam, dan jenis usaha yang lain, Islam melarang beberapa hal di antaranya
yaitu:

1. Tidak boleh mempergunakan cara-cara yang batil.

2. Tidak boleh melakukan kegiatan riba.

3. Tidak boleh dengan cara-cara Zalim (aniaya).

4. Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan.

5. Tidak boleh dengan cara-cara spekulasi/berjudi.

6. Tidak boleh melakukan transaksi jual-beli barang haram.

B. Macam-macam Mu'amalah
Adapun macam-macam mu‟amalah yaitu sebagai berikut.
1. Jual Beli
Jual-beli adalah tukar-menukar benda berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli untuk memiliki benda tersebut. Melakukan transaksi jual-beli dibenarkan
dalam Islam, sebagaimana dalam firman Allah Swt. berikut ini

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 170


ّ ِ ًَ ‫َّللاُ ْاىبَ ٍْ َع َو َح َّس‬
.....‫اىسبَىا‬ َّ ‫َوأ َ َح َّو‬
Terjemahnya :
”... dan Allah Swt. menghalalkan jual-
beli dan mengharamkan riba...” (Q.S.
al-Baqarah/2: 275).

1. Syarat-Syarat jual-Beli
Adapun Syarat-syarat jual-beli yaitu
sebagai berikut

2. Penjual dan pembelinya haruslah:


a) ballig,
b) berakal sehat,
c) atas kehendak sendiri.
3. Uang dan barangnya haruslah:
a) halal dan suci. Sebelum menjual atau pum membeli barang hendaknya kita
perlu memerhatikan terlebih dahulu apakah barang yang akan kita jual adalah
barang halal dan suci. Jangan sampai barang tersebut haram.
b) bermanfaat. Sebaiknya barang yang kita sifatnya bermanfaat untuk diri kita.
Jangan sampai kita hanya membeli barang yang tidakbermanfaat karena itu
sama saja dengan menyia-nyiakan harta atau pemboros.

          

Terjemahnya :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.”(Q.S. al-Isra‟/17: 27)

c) Keadaan barang dapat diserahterimakan.


d) Keadaan barang diketahui oleh penjual dan pembeli.
e) Milik sendiri, sabda Rasulullah saw.,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 171


“Tak sah jual-beli melainkan atas barang yang dimiliki.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

a. Ijab Qobul
Ijab adalah perkataan yang
diucapan oleh penjual atau yang
mewakilinya dalam mengutarakan
kehendak hatinya yang dimana
berkaitan dengan akad yang di jalin.
Sedangkan qobul ialah perkataan yang
di ucapkan oleh pembeli atau yang
mewakilinya sebagai jawaban dari kehendak hatinya terhadap suatu barang yang
diinginkan yang dimana berkaitan dengan akad tersebut.

Contoh: pernyataan antara si penjual dan si pembeli

penjual : “ barang ini saya jual seharga sekian.”


Pembeli menjawab : “Baiklah saya beli.”
Dengan begitu, maka jual beli itu berlangsung atas dasar ijab qobul antara si penjual
dan si pembeli dan dengan dasar suka sama suka. Rasulullah saw. bersabda,
“Sungguh jual-beli itu sah jika suka sama suka.” (HR. Ibnu Hibban).

b. Khiyar
1. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah suatu pernyataan seseorang bebas memutuskan antara
meneruskan jual-beli atau membatalkannya. Dalam Islam memperbolehkan melakukan
khiyar dalam jual-beli karena dalam jual beli haruslah berdasarkan suka sama suka antara
penjual dan pembeli, tanpa ada unsur paksaan sedikit pun. Penjual berhak
mempertahankan harga barang dagangannya, sebaliknya pembeli berhak menawar atas
dasar kualitas barang yang diyakininya. Rasulullah saw. bersabda, “penjual dan pembeli
tetap dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya berlaku benar
dan suka menerangkan keadaan (barang)nya, maka jual-belinya akan memberkahi
keduanya. Apabila keduanya menyembunyikan keadaan serta berlaku dusta, maka
dihapus keberkahan jual-belinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 172


2. Macam-Macam Khiyar
a) Khiyar Majelis,
Adalah selama penjual dan pembeli masih berada di tempat berlangsungnya
transaksi/tawar-menawar. Keduanya (penjual dan pembeli) berhak memutuskan
meneruskan atau membatalkan jual-beli barang tersebut. Rasulullah saw. bersabda,
“Dua orang yang melakukan transaksijual-beli boleh memilih akan meneruskan atau
tidak jual-beli tersebut selama keduanya belum berpisah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

b) Khiyar Syarat,

Adalah khiyar yang dijadikan syarat dalam jual-beli. Misalnya penjual


mengatakan, “Saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar tiga hari.”
Maksudnya penjual memberi batas waktu kepada pembeli untuk memutuskan jadi
tidaknya pembelian tersebut dalam waktu tiga hari. Apabila pembeli mengiya-kan, maka
status barang tersebut sementara waktu (dalam masa khiyar) tidak ada pemiliknya.
Artinya, si penjual tidak berhak menawarkan tersebut kepada orang lain lagi. Namun,
kalau akhirnya pembeli memutuskan tidak jadi membeli barang tersebut , maka barang
tersebut menjadi hak penjual kembali.

c) Khiyar Aibi (cacat)


Adalah pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya jika terdapat
cacat yang dapat mengurangi kualitas atau nilai barang tersebut, namun hendaknya
dilakukan sesegera mungkin.

2. Riba
a. Pengertian Riba
Riba adalah suatu kegiatan pengambilan nilai tambah/bunga uang atau nilai lebih
atas penukaran suatu barang. Riba sering terjadi dalam pertukaran bahan makanan, perak,
emas, dan pinjam-meminjam. Riba apa pun itu bentuknya, dalam syariat Islam
hukumnya adalah haram. Sanksi hukumnya juga sangat berat. Diterangkan dalam hadis
yang diriwayatkan bahwa, “Rasulullah saw. mengutuk orang yang melakukan riba, jenis
apa pun itu baik itu orang yang mewakilkan, orang yang mencatat, maupun orang yang
menyaksikannya.” (HR. Muslim).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 173


Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat dalam riba sekalipun hanya sebagai
saksi, terkena dosanya juga. Guna menghindari riba, apabila mengadakan jual-belibarang
sejenis seperti: emas dengan emas atau perak dengan perak ditetapkan syarat yaitu:

1) Sama timbangan ukurannya; atau


2) Dilakukan serah terima saat itu juga,
3) Tunai.
Jika barang yang tidak sama jenisnya, seperti emas dan perak boleh berbeda
takarannya, tetap harus secara tunai dan diserahterimakan saat itu juga. Kecuali barang
yang berbeda jenis barang, dengan perbedaan seperti perak dan beras, dapat berlaku
ketentuan jual-beli sebagaimana barang-barang yang lain.

b. Macam-macam Riba

1. Riba Fadli,adalah pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.


Contoh: cincin emas 22 karat seberat 10 gram ditukar dengan emas 22 karat
namun seberat 11 gram. Kelebihannya itulah yang ter-masuk riba.
2. Riba qardi adalah pinjam-meminjam dengan syarat harus memberi kelebihan saat
mengembalikannya. Sebagai contoh: si A bersedia meminjami si B uang sebesar
Rp100.000,00 asal si B bersedia mengembalikannya sebesar Rp115.000,00. Bunga
pinjaman itulah yang disebut riba.
3. Riba yadi, adalah akad jual-beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun
penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima. Contohnya:
penjualan kacang atau ketela yang masih di dalam tanah.
4. Riba Nasi'ah, adalah akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu
kemudian. Contohnya: membeli buah-buahan yang masih kecil-kecil di pohonnya,
kemudian diserahkan setelah besar-besar atau setelah layak dipetik.

3. Utang Piutang
a. Definisi Utang-piutang
Piutang arsip adalah suatu jenis penyerahan / penyerahan harta benda dan produk
kepada seseorang karena suatu saat akan dikembalikan / yang telah diselesaikan. Jelas,
dengan tidak mengubah keadaan. Menawarkan kewajiban kepada seseorang berarti
membantunya dan dengan semangat disarankan oleh agama.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 174


b. Rukun Utang piutang
Ada tiga kewajiban utama, khususnya:
a) Yang berhutang uang tunai terus menerus,
b) Ada aset atau produk, dan
c. Ada Lafadz.
Misalnya: "Saya berhutang uang / benda ini kepada Anda." Orang yang melunasi
debitur menjawab, "Saya di merah dulu, dalam beberapa hari (tentukan) atau jika saya
sudah memilikinya, saya akan mengurusnya".
Agar tidak terjadi pergolakan di kemudian hari, Allah Swt. melalui perkataannya
mengungkapkan kepada kami sehingga kami mencatat dengan tepat kewajiban yang kami
lakukan. Dalam hal orang yang dibangkang tidak dapat membayar sesuai jadwal / karena
pengertian yang mendasarinya sebagai akibat dari tantangan, Allah SWT. sarankan
memberinya kelonggaran.

                

Terjemahnya:
"Dan jika (orang yang berutang) dalam situasi sulit, berikan waktu yang elegan
sampai dia mendapat bantuan. Terlebih lagi, jika Anda memberi, itu lebih baik untuk
Anda, pada kebetulan kau tahu .. "(Q.S al-Baqarah / 2: 280)

Jika seseorang melunasi kewajibannya dengan memberikan kelimpahan atas


kemauannya sendiri tanpa pengaturan sebelumnya, maka kelimpahan tersebut sah bagi
pemegang rekening, dan merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi pemegang utang.
Rasulullah melihat. berkata: "Sesungguhnya yang terbaik dari Anda, adalah semua yang
Anda bisa sambil membayar kewajiban." (spesialis hadis yang setuju).
Jika orang yang berada di kotak merah meminta tambahan kembali dari orang yang
telah memenuhi kewajiban dan telah diselesaikan sebelumnya, hukum tersebut dilarang.
Cicilan tambahan tidak legal karena mengandung riba. Rasulullah melihat. berkata "Setiap
piutang yang memanfaatkannya adalah semacam riba." (HR. Baihaqi).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 175


4. Sewa Menyewa
1. Definisi Sewa menyewa
Dalam undang-undang Islam, leasing disebut ijarah, yang berarti bahwa seseorang
harus mendapatkan penghargaan atas administrasi yang dia berikan atau dapat juga
diartikan sebagai berhenti berpura-pura (memberikan) kelebihan suatu barang kepada
orang lain dengan imbalan angsuran. Jadi sewa atau ijarah menyiratkan persetujuan untuk
memindahkan pilihan guna / manfaat dari yang layak / administrasi, dalam waktu tertentu
dengan angsuran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti pertukaran tanggung jawab atas barang
dagangan itu sendiri.
2. Syarat dan ketentuan sewa-menyewa
a) Orang yang menyewakan dan orang yang menyewakan harus kompleks dan masuk
akal.
b) Sewa diselesaikan secara sukarela, bukan dengan alasan dibatasi.
c) Dagangan adalah hak penuh individu yang menyewa, atau penjaga gerbang
mereka.
d) Memutuskan barang dagangan dan kondisi serta kualitasnya.
e) Keunggulan yang bisa diambil dari merchandise ini harus diketahui dengan jelas
oleh kedua pemain tersebut. Misalnya, anggap seseorang akan menyewa rumah.
Penghuni harus secara jelas mengungkapkan kepada pihak leasing apakah rumah
tersebut perlu digunakan atau digunakan sebagai gudang. Maka dengan itu,
pemegang KPR akan memikirkan kembali apakah akan menyewakan. Hal ini
karena bahaya kerusakan rumah adalah antara digunakan sebagai tempat tinggal
dan tidak sama dengan bahaya rumah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi.
Apalagi dengan berbagai hal yang disewakan, seperti kendaraan, harus diperjelas
untuk apa mereka digunakan.
f) Berapa lama menggunakan benda itu harus diungkapkan dengan jelas.
g) Biaya sewa dan strategi angsuran juga harus diputuskan dengan jelas setuju
bersama.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 176


Berkenaan dengan kontrak kerja, penting untuk diketahui secara jelas dan umum
mengenai beberapa hal sebelumnya, secara spesifik sebagai berikut.
1. Jenis pekerjaan dan jam kerja
2. Berapa lama kerangka waktu
kerja,
3. Apa kompensasinya dan
bagaimana kerangka
angsurannya: hari demi hari,
bulan ke bulan, minggu demi
minggu atau besaran upah
persatuan, dan
4. Pengiriman uang seperti
transportasi, kesejahteraan,
dan sebagainya, dengan
asumsi ada.

C. Syirkah

Secara bahasa, kata syirkah (perseruan) berarti mengombinasikan 2 bagian


ataupun lebih sehingga tidak bisa lagi dibedakan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain. Bagi sebutan, syirkah merupakan sesuatu akad yang dicoba oleh 2 pihak
ataupun lebih yang bersepakat buat melaksanakan sesuatu usaha dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.

a. Rukun serta Ketentuan Syirkah

Ada pula rukun syirkah secara garis besar terdapat 3, ialah semacam berikut.

1. Dua belah pihak yang berakad(„ aqidani). Ketentuan orang yang melaksanakan
akad merupakan wajib mempunyai kecakapan( ahliyah) melaksanakan tasarruf(
pengelolaan harta).

2. Objek akad yang diucap pula ma‟ qud alaihi mencakup pekerjaan ataupun modal.
Ada pula ketentuan pekerjaan ataupun barang yang dikelola dalam syirkah wajib
halal serta diperbolehkan dalam agama serta pengelolaannya bisa diwakilkan.
3. Akad ataupun yang diucap pula dengan sebutan sigat. Ada pula ketentuan legal
akad wajib berbentuk tasarruf, ialah terdapatnya kegiatan pengelolaan.
Pendidikan Agama Islam Kelas XI 177
b. Macam-macam Syirkah

Syirkah dipecah jadi sebagian berbagai, ialah syirkah inan, syirkah abdan, syirkah
wujµh, serta syirkah mufawadah.

1. Syirkah„ Inan

Syirkah inan merupakan syirkah antara 2 pihak ataupun lebih yang masing-
masing berikan donasi kerja( amal) serta modal( mal). Syirkah ini hukumnya boleh
bersumber pada dalil sunah serta ijma‟ sahabat.

Contoh syirkah inan: A serta B sarjana metode pc. A serta B setuju melaksanakan
bisnis perakitan pc dengan membuka pusat serie serta penjualan komponen pc. Tiap- tiap
membagikan donasi modal sebesar Rp10 juta serta keduanya bersama bekerja dalam
syirkah tersebut. Dalam syirkah tipe ini, modalnya disyaratkan wajib berbentuk duit.
Sedangkan benda semacam rumah ataupun mobil yang jadi sarana tidak boleh dijadikan
modal, kecuali bila benda tersebut dihitung nilainya pada dikala akad. Keuntungan
didasarkan pada konvensi serta kerugian ditanggung oleh tiap- tiap syarik( mitra usaha)
bersumber pada jatah modal. Bila tiap- tiap modalnya 50, tiap- tiap menanggung kerugian
sebesar 50.

2. Syirkah Abdan

Syirkah abdan merupakan syirkah antara 2 pihak ataupun lebih yang tiap- tiap
cuma membagikan donasi kerja( amal), tanpa donasi modal( amal). Konstribusi kerja itu
bisa berbentuk kerja benak( semacam penulis naskah) maupun kera raga( semacam tukang
batu). Syirkah ini pula diucap syirkah„ amal.

Contohnya: A serta B samasama nelayan serta bersepakat melaut bersama buat


mencari ikan. Mereka pula setuju apabila mendapatkan ikan hendak dijual serta hasilnya
hendak dipecah dengan syarat: A memperoleh sebesar 60 serta B sebesar 40. Dalam
syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi ataupun kemampuan, namun boleh berbeda
profesi. Jadi, boleh saja syirkah abdan terdiri atas sebagian tukang kayu serta tukang batu.
Tetapi, disyaratkan kalau pekerjaan yang dicoba ialah pekerjaan halal serta tidak boleh
berbentuk pekerjaan haram, misalnya mencari anjing. Keuntungan yang diperoleh dipecah
bersumber pada konvensi, porsinya boleh sama ataupun tidak sama di antara syarik( mitra
usaha).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 178


3. Syirkah wujµh

Syirkah wujuh merupakan kerja sama sebab didasarkan pada peran, ketokohan,
ataupun kemampuan( wujuh) seorang di tengah warga. Syirkah wujuh merupakan syirkah
antara 2 pihak yang bersama membagikan donasi kerja( amal) dengan pihak ketiga yang
membagikan konstribusi modal( mal).

Contohnya: A serta B merupakan tokoh yang dipercaya orang dagang. Kemudian


A serta B bersyirkah wujuh dengan metode membeli benda dari seseorang orang dagang
secara kredit. A serta B bersepakat kalau tiap- tiap mempunyai 50 dari benda yang dibeli.
Kemudian, keduanya menjual benda tersebut serta keuntungannya dipecah 2. Sedangkan
harga pokoknya dikembalikan kepada orang dagang. Syirkah wujµh ini hakikatnya
tercantum dalam syirkah abdan.

4. Syirkah mufawadah

Syirkah mufawadah merupakan syirkah antara 2 pihak ataupun lebih yang


mencampurkan seluruh tipe syirkah di atas. rah muāaah dalam penafsiran ini boleh
dipraktikkan. Karena tiap tipe syirkah yang legal berarti boleh digabungkan jadi satu.
Keuntungan yang diperoleh dipecah cocok dengan konvensi, sebaliknya kerugian
ditanggung cocok dengan tipe syirkahnya, ialah ditanggung oleh para pemodal cocok jatah
modal bila berbentuk rahnān, ataupun ditanggung pemodal saja bila berbentuk muāaah,
ataupun ditanggung mitra- mitra usaha bersumber pada persentase benda dagangan yang
dipunyai bila berbentuk rahuh.

Contohnya: A merupakan pemodal, berkontribusi modal kepada B serta C.


Setelah itu, B serta C pula setuju buat berkontribusi modal buat membeli benda secara
kredit atas dasar keyakinan orang dagang kepada B serta C. Dalam perihal ini, pada awal
mulanya yang terjalin merupakan syirkah abdan, ialah kala B serta C setuju tiap- tiap
bersyirkah dengan membagikan donasi kerja saja. Tetapi, kala A membagikan modal
kepada B serta C, berarti di antara mereka bertiga terwujud mudarabah. Di mari A selaku
pemodal, sebaliknya B serta C selaku pengelola. Kala B serta C setuju kalau tiap- tiap
membagikan donasi modal, di samping donasi kerja, berarti terwujud syirkah inan di
antara B serta C. Kala B serta C membeli benda secara kredit atas dasar keyakinan orang
dagang kepada keduanya, berarti terwujud syirkah wujµh antara B serta C.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 179


5. Mudarabah

Mudarabah merupakan akad kerja sama usaha antara dua belah pihak. Pihak
pertama mempersiapkan semua modal (sahibu mal), serta pihak lainnya menjadi pengelola
ataupun pengusaha (mudarrib). Keuntungan usaha secara mudarabah dihitung menurut
kesepakatan yang telah dituangkan didalam kontrak. Namun tetapi, apabila timbul
kerugian,maka ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukanlah di akibatkan
kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut diakibatkan karena kecurangan
ataupun kelalaian si pengelola, maka pengelola harus menanggung semua atas kerugian
tersebut. Kontrak dibagi hasil sesuai apa yang disepakati di depan sehingga apabila terjadi
keuntungan, maka pembagiannya tersebut akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut.

Contohnya, kontrak dibagi hasilnya adalah 60:40, di mana pengelola


mendapatkan hasil 60 dari keuntungan, pemilik modal mendapatkan 40 dari keuntungan.
Mudarabah sendiri terbagii 2 pihak , yaitu mudarabah mulaqah dan mudarabah
muqayyadah. Mudarabah mulaqah adalah bentuk kelompok antara pemilik modal dan
pengelola yang cakupannya lebih luas serta tidak terbatas oleh spesifikasi berbagai macam
usaha, waktu, dan juga daerah bisnis. Mudarabah muqayyadah merupakan kebalikan dari
mudarabah mulaqah, merupakan suatu usaha yang akan dijalani dengan dibatasi oleh
beberapa jenis usaha, waktu, dan tempat usaha.

6. Musaqah Muzara‟ah dan Mukhabarah


a) Musaqah
Musaqah merupakan kerja sama antara owner kebun serta petani. Owner kebun
menyerahkan kepada petani supaya dipelihara serta hasil panennya nanti hendak dipecah 2
bagi persentase yang didetetapkan pada waktu akad.Konsep musaqah ialah konsep kerja
sama yang silih menguntungkan antara kedua belah pihak( simbiosis mutualisme). Tidak
tidak sering para owner lahan tidak mempunyai waktu luang buat menjaga
perkebunannya. Sedangkan di pihak lain terdapat petani yang mempunyai banyak waktu
luang tetapi tidak mempunyai lahan yang dapat digarap. Dengan terdapatnya sistem kerja
sama mus±qah, tiap pihak hendak bersama memperoleh khasiat.

b. Muzara‟ ah serta Mukhabarah


Muzara‟ ah merupakan kerja sama dalam bidang pertanian antara owner lahan
serta petani penggarap. Dalam kerja sama ini benih tumbuhan berasal dari petani.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 180


Sedangkan mukhabarah yakni kerja sama dalam bidang pertanian antara owner lahan serta
petani penggarap. Dalam kerja sama ini, benih tanamannya berasal dari owner lahan.
Muzara‟ ah memanglah kerap kali diidentikkan dengan mukhabarah. Tetapi demikian,
keduanya sesungguhnya mempunyai sedikit perbandingan. Muzara‟ ah, benihnya berasal
dari petani penggarap, sebaliknya mukhabarah benihnya berasal dari owner lahan.
Muzara‟ ah serta mukhabarah ialah wujud kerja sama pengolahan pertanian antara owner
lahan serta penggarap yang telah
diketahui semenjak masa Rasulullah
saw. Dalam perihal ini, owner lahan
membagikan lahan pertanian kepada
penggarap buat ditanami serta
dipelihara dengan pembagian
persentase tertentu dari hasil panen. Di
Indonesia, spesialnya di kawasan
pedesaan, kedua model penggarapan
tanah itu bersama dipraktikkan oleh
warga petani. Landasan syariahnya ada
dalam hadis serta ijma‟ ulama.

D. Perbankan

1. Pengertian Perbankan

Bank ialah suatu lembaga keuangan yang mana bergerak dalam menghimpun
dana warga yang kemudian menyalurkan kembali dengan menggunakan sistem bunga.
Hakikat serta tujuan bank adalah dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, Bank
dapat membantu masyarakat dalam hal berupa penyimpanan dan juga peminjaman, baik
berupa uang atau barang atau benda yang berharga lainnya dengan imbalan bunga yang
harus dibayar oleh masyarakat sebagai pengguna jasa bank. Bank dapat dilihat dari segi
penerapan bunganya, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu seperti berikut.

a. Bank Kovensional

Bank konvensional merupakan bank yang fungsi utamanya mengumpulkan dana


untuk disalurkan kepada yang memerlukan, baik perorangan ataupun badan usaha.
Penghimpunan uang dipergunkan untuk dapat mengembangkan usahanya dengan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 181


menggunakan sistem bunga.

b. Bank Islam atau Bank Syari‟ah

Bank Islam ataupun bank syari‟ah adalah bank yang dapat menjalankan
operasinya menurut syariat Islam. Istilah bunga yang ada pada bank konvensional tidak
ada dalam bank Islam. Bank syariah memakai beberapa cara yang bersih dari riba,
contohnya sebagai berikut.

1) Mudarabah, adalah kerja sama antara pemilik modal dan juga pemilik usaha dengan
berjanji akan bagi hasil serta sama-sama bertanggung jawab dalam hal kerugian
dengan persentase sesuai perjanjian. tentunya dengan sistem mudarabah, pihak bank
tentunya tidak sama sekali akan mengintervensi manajemen perusahaan.

2) Musyarakah, ialah kerja sama antara pihak bank dan pemilik pengusaha di mana
masing-masing pihak sama-sama memiliki saham. Oleh sebab itu dari kedua belah
pihak mengelola usaha dengan secara bersama-sama serta dapat bertanggung jawab
akan keuntungan maupun kerugiannya pula secara bersama-sama .

3) Wadi‟ah, ialah jasa penitipan uang atau dana, barang, deposito, dan juga surat
berharga. Amanah dari pihak nasabah itu dipelihara dengan baik sama pihak bank.
Pihak bank pun juga memiliki hak dalam menggunakan dana yang diberikan dan
menjamin dapat mengembalikan dana tersebut sewaktu-waktu pemiliknya
membutuhkan.

4) Qardul hasan, ialah pembiayaan lunak yang diberi oleh nasabah yang baik dalam
hal keadaan darurat. Nasabah hanya dapat diwajibkan mengembalikan simpanan
pokok pada saat jatuh tempo. seperti biasa layanan ini dapat diberikan hanya untuk
nasabah yang memiliki deposito di bank itu, sehingga menjadikan wujud
penghargaan bank kepada nasabahnya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 182


5) Murabahah, ualah suatu istilah dalam fiqh Islam yang mengilustrasikan suatu jenis
penjualan di mana penjual sepakat dengan pembeli untuk menyediakan suatu
produk, yang mana ditambah dengan jumlah keuntungan tertentu di atas biaya
produksi. dengan ini penjual dapat mengeluarkan biaya sesungguhnya yang akan
dikeluarkan dan berapa keuntungan yang akan didapatkannya.

E. Asuransi Syari’ah

1. Prinsip-Prinsip Asuransi Syari’ah

Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang maksudnya pertanggungan.


Dalam bahasa Arab diketahui dengan at- Ta‟min yang berarti pertanggungan, proteksi,
keamanan, ketenangan ataupun leluasa dari perasaan khawatir. Sang penanggung(
assuradeur) diucap mu‟ ammin serta tertanggung( geasrurrerde) diucap musta‟ min.

Dalam Islam, asuransi ialah bagian dari muamalah. Dasar hukum asuransi bagi fiqh
Islam merupakan boleh( jaiz) dengan sesuatu syarat produk asuransi tersebut wajib cocok
dengan syarat hukum Islam. Pada biasanya, para ulama berkomentar asuransi yang
bersumber pada syari‟ ah dibolehkan serta asuransi konvensional haram hukumnya.
Asuransi dalam ajaran Islam ialah salah satu upaya seseorang muslim yang didasarkan
nilai tauhid. Tiap manusia menyadari kalau sebetulnya tiap jiwa tidak mempunyai energi
apa juga kala menerima bencana dari Allah Swt., baik berbentuk kematian, musibah,
musibah alam ataupun takdir kurang baik yang lain. Buat mengalami bermacam bencana
tersebut, terdapat sebagian metode buat menghadapinya. Awal, menanggungnya sendiri.
Kedua, alihkan resiko ke pihak lain.
Ketiga, mengelolanya bersama-
sama. Dalam ajaran Islam, bencana
tidaklah kasus individual,
melainkan permasalahan kelompok
meski bencana ini cuma mengenai
orang tertentu. Terlebih bila
bencana itu menimpa warga luas
semacam gempa bumi ataupun
banjir. Bersumber pada ajaran
inilah, tujuan asuransi sangat cocok
dengan semangat ajaran tersebut. Sumber Allah Swt. menegaskan perihal ini dalam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 183


sebagian ayat, di antara lain berikut ini:

ۡ ۡ ۡ ِ‫ۤ ي‬ ۡ ۡۡ ۡ ۡ ِ‫ۤيٰ اَيُّها الَّ ِذ ۡين اٰمن ۡوا ََل ُُِتلُّ ۡوا شعاي ِٕٮر ٰاّلل‬
‫َ البَ ۡي َ اۡلََر َام يَ ۡب تَ غُ ۡو َن‬ ‫م‬ٰ‫ا‬
َّ َ ‫َل‬
‫و‬
َ ‫د‬
َ ‫ٮ‬ِٕ ‫ل‬‫ي‬
َ ‫ق‬
َ ‫ال‬ ‫َل‬َ‫و‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫اۡل‬
َ َ َ َ َ ََ َ ‫َل‬ ‫و‬
َ ‫ام‬ ‫ر‬ ‫اۡل‬ ‫ر‬ ‫َّه‬‫الش‬ ‫َل‬
َ‫و‬َ ّ َ ََ َُ َ َ
ۡ ۡ ۡ ٍۡ ۡ ‫اصطَاد ۡوا ً وََل َۡي ِرمنَّ ُك‬ ۡ ‫ف ۡضل ِم ۡن رّبِِ ۡم وِر ۡضواَن ً واِذا حل ۡلت ۡم ف‬
‫صد ُّۡوُك ۡم َع ِن ال َم ۡس ِج ِد اۡلََرِام‬ َ ‫ن‬‫ا‬
َ ‫م‬ ‫و‬ ‫ق‬
َ ‫ن‬
ُ ٰ
‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ش‬
َ ‫م‬ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ً َ َ ّ َّ ّ ً َ
ِ ‫اّلل َش ِد ۡي ُد ۡالعِ َق‬ ۡ ۡ ِۡ ۡ ۡ ۡ
‫اب‬ ّٰ ‫اَل ِۡ َوالعُ ۡد َو ِان ۖ َواتَّ ُقوا‬
َّٰ ‫اّللَ ً اِ َّن‬ ‫اَن تَ ۡعتَ ُد ۡوا َوتَ َع َاونُ ۡوا َعلَى الِ ِِّ َوالتَّق ٰوى ۖ َوََل تَ َع َاونُ ۡوا َعلَى‬

Terjemahnya

“Serta tolong- menolonglah kalian dalam( mengerjakan) kebajikan serta takwa,


serta jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa serta pelanggaran dosa serta
pelanggaran. Serta bertakwalah kalian kepada Allah Swt.,...”( Q. S. al- Maidah/ 5: 2)

Banyak pula hadis Rasulullah saw. yang memerintahkan umat Islam buat silih
melindungi saudaranya dalam mengalami kesulitan. Bersumber pada ayat al- Qur‟an serta
riwayat hadis, bisa dimengerti kalau bencana maupun resiko kerugian akibat bencana
harus ditanggung bersama. Tiap orang bukan menanggungnya sendiri- sendiri serta tidak
pula dialihkan ke pihak lain. Prinsip menanggung bencana secara bersama- sama inilah
yang sebetulnya esensi dari asuransi syari‟ ah.

2. Perbedaan Asransi Syari’ah dan Asransi Konensional


Prinsip asuransi syari‟ ah tersebut berbeda dengan yang berlaku di sistem asuransi
konvensional, yang memakai prinsip transfer resiko. Seorang membayar beberapa premi
buat alihkan resiko yang tidak sanggup ia pikul kepada industri asuransi. Dengan kata lain,
sudah terjalin jual- beli‟ atas resiko kerugian yang belum tentu terjalin. Di sinilah cacat
perjanjian asuransi konvensional. Karena akad dalam Islam mensyaratkan terdapatnya
suatu yang bertabiat tentu, apakah itu berupa benda maupun jasa. Perbandingan yang lain,
pada asuransi konvensional diketahui dana hangus, di mana partisipan tidak bisa
melanjutkan pembayaran premi kala mau mengundurkan diri saat sebelum masa jatuh
tempo. Dalam konsep asuransi syari‟ ah, mekanismenya tidak memahami dana hangus.
Partisipan yang baru masuk sekalipun, sebab satu serta lain perihal mau mengundurkan
diri, dana ataupun premi yang tadinya telah dibayarkan bisa diambil kembali. Apabila
sebagian kecil dana ataupun preminya telah diniatkan buat dana tabarru‟(sumbangan),
hingga tidak bisa diambil lagi. Paling tidak, terdapat khasiat yang dapat diambil kalangan
muslimin dengan ikut serta dalam asuransi syari‟ ah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 184


Khasiat yang di ambil di antara lain dapat jadi alternatif proteksi yang cocok
dengan hukum Islam. Produk ini pula dapat jadi opsi untuk penganut agama lain yang
memandang konsep syariah lebih adil. Syariah ialah suatu prinsip yang bertabiat umum
sehingga seluruh penganut agama bisa memakainya. Buat pengaturan asuransi di
Indonesia bisa dipedomani Fatwa Dewan Syari‟ ah Nasional Nomor. 21/ DSN- MUI//
2001 tentang Pedoman Universal Asuransi Syari‟ ah.

R ANGK UMAN

1) Mu'amalah ialah transaksi ekonomi, tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat yang ditempuhnya dengan cara, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, upah-mengupah dan usaha lain yang sesuai dengan syariat Islam

2) Syirkah (perseroan) berarti suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang
bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Syirkah ada beberapa macam: syirkah inan, syirkah abdan, syirkah wujµh, dan syirkah
mufawadah.

3) Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan semua modal (sahibul mal), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
atau pengusaha (mudarrib).

4) Musaqah adalah kerja sama antara pemilik kebun dan petani di mana sang pemilik
kebun menyerahkan kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya nanti dibagi dua
menurut persentase yang ditentukan pada waktu akad.

5) Bank Islam atau bank syariah, yaitu bank yang menjalankan operasinya menurut syariat
Islam. Bank syariah menggunakan beberapa cara yang bersih dari riba, misalnya:
mudarabah, musyarakah, wadi‟ah, qadul hasan, dan murabahah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 185


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:

1) Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi
itu.

2) Ketentuan-ketentuan dalam transaksi, boleh menyimpang dari aturan syariat.

3) Setiap transaksi harus dilakukan secara sukarela, tanpa ada unsur paksaan dari
pihak mana pun.

4) Setiap transaksi hendaknya dilandasi dengan niat baik dan ikhlas karena Allah
Swt. semata.

5) Transaksi ekonomi antara umat Islam dan umat bukan Islam dibolehkan
walaupun menyimpang dari syariat.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ke dalam asas-asas


transaksi ekonomi dalam Islam ialah ....

a. 1, 2, dan 3

b. 3, 4, dan 5

c. 2, 4, dan 5

d. 2, 3, dan 4

e. 1, 3, dan 4

2. Perhatikan ungkapan-ungkapan berikut:

1) Berakal 4) Berhak menggunakan hartanya

2) Berilmu 5) Dapat melihat

3) Ballig

Dengan melihat ungkapan tersebut yang, termasuk syarat-syarat bagi penjual dan
pembeli ialah ….

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 186


a. 1, 2, dan 3

b. 1, 3, dan 4

c. 1, 3, 4, dan 5

d. 2, 3, dan 4

e. 2, 4, dan 5

3. Contoh jual-beli yang batil ialah …

a. Penjual dan pembeli tidak berada dalam satu tempat.

b. Penjual dan pembeli tidak mengucapkan ijab kabul.

c. Nilai tukar barang yang dijual menggunakan kartu kredit.

d. Nilai tukar bukan berupa uang, tetapi berupa barang.

e. jual-beli minuman keras (khamr).

4. Hal yang tidak termasuk rukun mudarabah ialah …

a. Sahibul mal dan mudarrib syaratnya ballig, berakal sehat, dan jujur

b. Jenis usaha dan tempatnya sebaiknya disepakati bersama.

c. Besarnya keuntungan bagi sahibul mal dan mudarrib hendaknya sesuai dengan
kesepakatan bersama pada waktu akad.

d. Kerugian dalam waktu berusaha ditanggung oleh mudarrib.

e. Mudarrib hendaknya bersikap jujur tidak boleh menggunakan modal untul


kepentingan sendiri dan orang lain tanpa seizin sahibul mal.

5. Ulama fiqh sepakat bahwa asuransi dibolehkan asal cara kerjanya Islami, kecuali...

a. Ditegakkannya prinsip keadilan

b. Dihilangkannya unsur untung-untungan/matsir

c. Tidak ada perampasan hak dan kezaliman

d. Bersih dari unsur riba

e. Para karyawan perusahaan asuransi harus orang Islam.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 187


6. Dalam melakukan transaksi ekonomi,seperti jual beli, sewa menyewa, utang piutang,
pinjam meminjam dan jenis usaha yang lain, Islam melarang beberapa hal berikut,
diantaranya yaitu, kecuali….
a. Tidak boleh menggunakan cara-cara yang bathil
b. Tidak boleh melalakukan transaksi jual beli barang haram
c. Tidak boleh mempermainkan takaran, timbangan dan kualitas
d. Boleh dengan cara-cara spekulasi
e. Tidak boleh melakukan kegiatan riba
7. Suatu jenis penyerahan atau penyerahan harta benda dan produk kepada seseorang
karena suatu saat akan di kembalikan atau yang telah di selesaikan, ialah pengertian
dari…
a. Jual beli
b. Sewa menyewa
c. Utang piutang
d. Riba
e. Khiyar

8. Bank Islam ataupun bank syari‟ah adalah bank yang dapat menjalankan operasinya
menurut syariat Islam. Istilah bunga yang ada pada bank konvensional tidak ada
dalam bank Islam. Bank syariah memakai beberapa cara yang bersih dari riba,
contohnya kecuali…
a. Mudarabah
b. Musyarakah
c. Wadi‟ah
d. Qardul hasan
e. Muzara‟ ah

9. Syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan
kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (amal). Konstribusi kerja itu dapat
berupa kerja pikiran (seperti penulis naskah) ataupun kera fisik (seperti tukang batu).
Syirkah ini juga disebut…
a. Syirkah inan
b. Syirkah abdan
c. Syirkah wujuh
d. Syirkah muwafadah

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 188


e. Syirkah mudarabah
10. Pengabungan harta untuk di adikan modal usaha…
a. Syirkah inan
b. Syirkah abdan
c. Syirkah wujuh
d. Syirkah muwafadah
e. Syirkah mudarabah

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan tepat!

1. Sebutkan lima macam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak
halal merugikan orang lain?

2. Kemukakan usaha-usaha yang harus dilakukan agar setiap kegiatan transaksi


ekonomi itu bernilai ibadah?

3. Sebutkan tiga contoh jual-beli yang dianggap batil?

4. Kemukakan alasan (dalil) naqli dan aqli-nya bahwa jual-beli yang mengandung
unsur kecurangan itu hukumnya haram?

5. Kemukakan perbedaan antara perbankan konvensional dan perbankan syari‟ah

GLOSARIUM

Ahliyah : Kecakapan menangani suatu urusan, misalnya


seseorang di katakana ahli untuk menduduki suatu
jabatan atau posisi; berarti ia mempunyai kemampuan
pribadi untuk itu
Humaniora : Ilmu yang mempelajari tentang cara membuat atau
mengangkat manusia menjadi lebih manusiawi dan
berbudaya
Ijarah : emindahan hak guna suatu barang dengan pembayaran
biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 189


barang tersebut
Leasing : Kegiatan bentuk penyediaan barang-barang modal
untuk di gunakan oleh suatu perusahaan atau
perorangan untuk jangka waktu tertentu
Ma’qad alaihi : Harta yang dijadikan alat pertukaran oleh orang yang
akad, yang biasa di sebut mabi‟(barang jualan) dan
harga
Merchandise : Salah satu prank pernik yang sering kali kita temui dan
sudah banyak digunakan oleh bebagai phahak didalam
setiap acara atau event tertentu
Mudarrib : Pengelolaan dana (modal) dalam akad mudharabah;
dalam mazhab syafi‟i di sebut „amil
Musta’min : Dalam kajian politik Islam untuk menyebut orang kafir
Qadul hasan : Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman
kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban pihak
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu
Sighat : Lafaldz mewakilkan, sighat di ucapkan dari yang
berwakil sebagai symbol keridhaannya untuk
mewakilkan dan wakil menerimanya
Tasarruf : Pengembalian, penyerahan
Wadi’ah : Titipan murni dari satu pihak kepihak yang lain, baik
individu maupun badan hukum,yang harus dijaga dan
kembalikan kapan saja si penitip menghendakinya

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 190


DAFTAR PUSTAKA

An-Nabhani,Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persektif Islam, Risalah


Gusti, 1996, Surabaya.
http://hadicahyono.dosen.narotama.ac.id/2011/04/14/sistem-ekonomi-dalam-Islam/
http://syahmiruddinpane.blogspot.com/2012/07/ekonomi-Islam.html
Lubis, Ibrahim, H. Drs, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Kalam Mulia, 1995 Jakarta.
Mustahadi,Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti, Pusat Kurikulum
Perbukuan, 2014, Jakarta.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 191


BAB PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA
10 KEJAYAAN

Pendahuluan

Masa kejayaan Islam yang terjadi seitar tahun kejayaan pada masa ini ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta bangunan bangunan yang menjadi pusat
dakwah Islam dan pada masa ini ada 2 dinasti yakni dinasti Abasyiah dan masa bani
Umayyah. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi salah satu bukti kejayaan Islam
yaitu diantaranya ilmu: Tafsir, Filsafat, Kedokteran, Matematika, Astronomi dan Ilmu
hadis. Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban
Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran, dan kebangkitankitan kembali agama Islam. Selain itu dengan
mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan
untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan
sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 192


Peta Konsep

Perkembangan
Peradaban Islam Pada
Masa Kejayaan

Perkembangan
Contoh Masa
Peradaban Islam
Kejayaan Islam
pada Masa
dan Tokoh-
Kejayaan
Tokohnya

Hikmah dan
Faktor-Faktor yang Manfaat
Mendukung Lahirnya Mempelajari
Masa Kejayaan Sejarah Peradaban
Islam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 193


Materi

A. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan

Perkembangan Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250 M.


Periode ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu tersebut, terdapat dua kerajaan
besar, yaitu Dinasti Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
yang sering disebut Daulah Abbasiyah. Pada masa Dinasti Bani Umayyah, perkembangan
Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam serta berdirinya berbagai
bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam di masa ini meliputi: bidang
politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan, sosial, dan bidang militer. Perkembangan
ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan,
ekonomi, ilmu bangunan, sosial, serta bidang militer. Tentunya kemajuan umat Islam baik
pada masa Dinasti Bani Umayyah maupun Dinasti Bani Abbasiyah terjadi tidak secara
tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internal
a. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam.
b. ajaran Islam inilah yang mendorong umatnya untuk maju.
c. Islam sebagai rahmat seluruh alam.
d. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan
duniawi dan akhirat.
2. Faktor eksternal

a. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang dahulu
mengalami perkembangan di dalam ilmu pengetahuan.Pengaruh Persia pada saat
itu sangat penting pada bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa
dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk dari
berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
b. Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, yakni usaha penerjemahan kitab-
kitab asing yang dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang
kedokteran, astronomi, filsafat, kimia, dan juga sejarah.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 194


Selain faktor tersebut diatas, masa kejayaan Islam ini disebabkan juga oleh adanya
gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik
tersebut, diantaranya sebagai berikut

b. Melaksanakan ajaran Al-Qur‟an secara maksimal, di mana banyak ayat dalam Al-
Qur‟an yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
c. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-
menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama
yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di
dunia ini.
d. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan
mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama
fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran,
matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
e. Ulama berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.

B. Faktor Faktor Yang Mendukung Lahirnya Masa Kejayaan Islam

Dikutip dari jurnal sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kegemilangan Islam
karya Zulhima, terdapat faktor internal dan faktor dari luar yang mendukung zaman
keemasan Islam. Faktor internal berasal dari ajaran Islam sendiri yang mendorong umat
Islam untuk menuntut ilmu. Salah satu ayat al-Quran yang menunjukkan keutamaan ilmu
adalah surat al-Mujadalah ayat 9:

            

       

Terjemahannya:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam
majlis‟, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: Berdirilah kamu‟, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. al-
Mujadalah : 9).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 195


Selain itu, terdapat beberapa faktor di luar ajaran Islam yang turut mendukung
kejayaan Islam.

1. Akulturasi kebudayaan

Daulah Abbasiyah cenderung terbuka terhadap kebudayaan asing dan menaruh


perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Maka tidak heran jika terdapat pengaruh
peradaban Yunani dalam bidang sains dan filsafat.

2. Penerjemahan ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab

Ada kemauan kuat dari penguasa untuk mentransfer ilmu pengetahuan ke dalam
Bahasa Arab. Para ahli berinisiatif untuk mengembangkan pengetahuan dengan
berkunjung keberbagai pusat ilmu di dunia dan mencari kitab-kitab penting yang
harus diterjemahkan.

3. Perhatian pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan

Pemerintahan pada masa itu memillki kebijakan yang mendukung bidang ilmu
pengetahuan. Saat itu terdapat usaha penerjemahan, pendirian akademi-akademi,
observatorium, perpustakaan, serta pemberian santunan bagi para ilmuan untuk
pelaksanaan riset sains dan teknologi.
4. Kondisi ekonomi yang baik

Fasilitas-fasilitas pendukung perkembangan ilmu pengetahuan seperti di atas tidak


akan dapat direalisasikan tanpa kondisi ekonomi yang stabil. Pada masa
kegemilangan Islam, jalur- jalur perdagangan dunia yang dikuasai oleh kaum
muslimin tumbuh subur.

C. Contoh Masa Kejayaan Islam Dan Tokoh- tokohnya


Masa kejayaan Islam ialah masa di mana Islam mengalami perkembangan pesat
dalam Berbagai bidang yang terjadi pada tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode
Klasik. Masa Islam didukung oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau
Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang disebut Daulah Abbasiyah. Bukti
peradaban Islam pada masa kejayaan adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan
berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam pada masa Bani Umayyah.
Kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah meliputi bidang politik, keagamaan,

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 196


ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Pada masa Bani
Abbasiyah, masa kejayaan Islam dibuktikan dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa Bani Abbasiyah. Adapun, Tokoh-tokoh pada
masa kejayaan Islam yaitu:

1. AI-Kindi (188‒260 H)

Al-Kindi bernama lengkap Yakub bin Ishak AI-


Kindi, lahir di Kufah (sekarang salah satu kota di Irak)
tahun 188 Hijriah dan wafat di Bagdad pada 20 H.
Berkat kontribusinya di bidang filsafat, Al-Kindi
tersohor dengan julukan filsuf Arab. Selama masa
hidupnya, Al-Kindi terbilang ilmuwan yang produktif. Ia
menulis banyak karya di banyak sejumlah disiplin ilmu,
mencakup metafisika, etika, logika, psikologi, farmakologi, matematika, astrologi, optik,
dan lain sebagainya. Di antara buku-buku terkenal karangan al-Kindi adalah Kitab al-
Kindi ila al- Mu‟tashim Billah Fi al-Falsafah al-Ula, Kitab al-Falsafah ad-Dakhilat wa al-
Masa‟il al-Manthiqiyyah wa al-Muqtashah wa Ma Fawqa al-Thabi‟iyyah, Kitab fi An-
Nahu La Tanalu al-Falsafah Illa Bi ilmi al-Riyadhiyyah, dan lain sebagainya.

2. Al-Farabi (258‒339 H)

Al-Farabi bernama lengkap Abu Nashr


Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-
Farabi, lahir di Farab, Transoxiana (Asia
Tengah) pada 258 H dan wafat di Damaskus,
Suriah, pada tahun 339 H. Sejak kecil, Al-
Farabi dianggap sebagai sosok berbakat
istimewa. Ia menguasai banyak bahasa, dengan konsentrasi Arab, Persia, Turk dan
Kurdi. Di bidang filsafat, kontribusi pentingnya adalah dengan menggabungkan filsafat
Yunani dan filsafat Islam. Ia juga amat ahli di bidang matematika, pengobatan, musik,
agama, dan lain sebagainya. Saking ahlinya di bidang filsafat, ia mendapat julukan guru
kedua, setelah Aristoteles yang disebut guru pertama. Di antara karya-karya al-Farabi
yang terkenal adalah al-Musiqi al-Kabir, Ihsha'u al-Iqa, Ihsha‟u al-Ulum wa at-Ta‟rif bi
Aghradhiha, dan lain sebagainya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 197


3. Ibnu Haitham (354-430 H)

Ibnu Haitsam bernama asli Abu Ali Muhammad


al-Hasan bin al-Haitsam lahir di Basrah (Irak) pada 354
H dan meninggal dunia pada 430 H. Hingga sekarang,
Ibnu Haitsam dikenal sebagai Bapak Optik Modern. Di
Barat, ia dikenal dengan nama Alhazen. Ibnu Haitsam
menjelaskan bagaimana cara kerja optik mata manusia
dalam menangkap gambar secara detail. Analisisnya
mengenai cara kerja mata dan pengobatannya masih
dipelajari hingga saat ini. Karyanya yang terkenal adalah Kitab al-Manazir (Buku Optik)
yang hingga kini diakui sebagai rujukan ilmu optik di banyak universitas di dunia.

4. Ibnu Sina (370-428 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Ali


Al-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di
Desa Afsyana dekat Bukhara, kini termasuk
Uzbekistan, pada 370 H dan wafat pada 428
H di Hamazan (kemungkinan berada di
wilayah Persia atau Iran). Ibnu Sina
menguasai bahasa Arab, geometri, fisika,
logika, ilmu hukum Islam, teologi, dan ilmu
kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia menjadi
amat terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Ibnu
Sina menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul al-
Qanūn Fi At-Thibb, yang berisi ensiklopedia tentang ilmu kedokteran. Ibnu Sina berhasil
mengkodifikasi pemikiran kedokteran Yunani dan Arab. Karya-karyanya tentang
kedokteran menjadi referensi penting disiplin kedokteran di masa itu, bahkan sempat
menjadi rujukan primer kedokteran di Eropa selama lima abad (dari abad ke-12 hingga
17 M).

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 198


5. Al-Ghazali (450-505 H)

Al Ghazali lahir di Thus, Iran, pada 450 H dan wafat pada 505 H. Ia bernama asli
Abu Hamid al-Ghazali. Al-Ghazali dianggap sebagai filsuf dan teolog terkenal di abad
pertengahan. Di Barat, ia dikenal dengan
sebutan Algazel. Al-Ghazali
memperoleh pendidikan di Madrasah
Imam AI-Juwaeni. Ia belajar mazhab
Syafi‟I dan juga ikut mendalami teologi
Islam dan tasawuf. Berkat
pengetahuannya yang luas dan dalam, ia
dipercaya memimpin Universitas
Nizamiyya di Bagdad dan sekaligus
menjadi guru besarnya. Bukunya yang berjudul Ihya Ulumuddin, Tahafut Al-Falasifah,
dan lain sebagainya terus dipelajari di berbagai belahan dunia hingga sekarang.

D. Hikmah dan Manfaat Mempelajari Sejarah Peradaban Islam

Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan
atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan
nilainilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Dengan mengkaji sejarah, dapat
diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai
sekarang, dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan
kebangkitankitan kembali agama Islam. Selain itu, mempelajari sejarah peradaban Islam
diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan maupun
pengembangan peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban
Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai
perubahan system peradaban Islam. Adapun kegunaannya sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 199


1. Kegunaan Edukatif

Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak
manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan
dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan
potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendirimaupunoranglain.

2. Kegunaan Inspiratif

Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah
dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan
nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad
ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional
angkatan ke-2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa Indonesia berusaha
merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.

3. Manfaat Rekreatif.

Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan


sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah
sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan
komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca
akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya
tarik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca
menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian darkesenangan.
Membaca telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.
Ada banyak hikmah dan manfaat yang dapat kita, terlebih sebagai umat Islam, pelajari
dan ambil dari perkembangan Islam pada zaman kejayaannya di sebelum abad
pertengahan atau saat abad kegelapan di Eropa. Diantaranya sebagai berikut:

1) Mempelajari Islam secara lebih menyeluruh dan mendalam hingga ke bidang


keilmuan dan maknanya, bukan hanya mempelajari ibadah, ritual ataupun doa-
doanya saja. Selain itu umat Islam saat itu juga cukup terbuka dalam mempelajari
ilmu-ilmu lainnya untuk mendukung pemahaman Islam secara utuh dan
mengembangkan ilmu, seperti filsafat. Hal ini bisa dibuktikan saat peradaban Islam
menjadi pusat peradaban dunia di masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah dan banyak

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 200


tokoh-tokoh Islam di bidang ilmu pengetahuan yang memberi sumbangsih kepada
dunia ilmu.
2) Mengambil hikmah dari penyebab keruntuhan peradaban Islam yaitu lengah dan
mulai puas diri sekaligus berfoya-foya dengan kekayaan. Hal ini menjadi masalah
klasik manusia setelah mereka terlena dengan kekayaan dan harta dunia yang
membuat mereka lupa dengan apa yang mereka seharusnya lakukan sebagai umat
Islam yang beriman.

R ANGK UMAN

Masa kejayaan Islam yang terjadi seitar tahun kejayaan pada masa ini ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta bangunan bangunan yang menjadi pusat
dakwah Islam dan pada masa ini ada 2 dinasti yakni dinasti Abasyiah dan masa bani
Umayyah. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi salah satu bukti kejayaan Islam yaitu
diantaranya ilmu: Tafsir, Filsafat, Kedokteran, Matematika, Astronomi dan Ilmu hadis.
Dengan mengkaji historis sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas
peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitankitan kembali agama Islam.
Selain itu dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat
memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban-
peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa
kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system
peradaban Islam.
Masa kejayaan Islam, masa dimana Islam mengalami perkembangan pesat dalam
Berbagai bidang yang terjadi pada tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik.
Masa Islam didukung oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau Daulah
Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang disebut Daulah Abbasiyah. Bukti peradaban
Islam pada masa kejayaan adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya
bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam pada masa Bani Umayyah. Kemajuan
Pendidikan Agama Islam Kelas XI 201
Islam pada masa Bani Umayyah meliputi bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Pada masa Bani Abbasiyah, masa
kejayaan Islam dibuktikan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan
Islam pada masa Bani Abbasiyah.

Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban


Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran, dan kebangkitankitan kembali agama Islam. Selain itu dengan
mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan
untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini.

EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Di bawah ini adalah tokoh-tokoh di bidang kedokteran, kecuali...


a. Harun al-Rasyid
b. Jabir bin Hayyan
c. Hurain bin Ishaq
d. Thabib bin Qurra
e. Tahaful falasifah
2. Siapakah tokoh masa kejayaan Islam yang berkontribusi menggabungkan ilmu
filsafat yunani dan filsafat Islam...
a. Al-Kindi
b. Ibnu Sina
c. Al-Ghazali
d. Al-Farabi
e. Ibnu yunus

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 202


3. Apa saja faktor-fakor yang mendukung lahirnya masa kejayaan Islam....
a. Akulturasi kebudayaan dan kondisi ekonomi yang baik
b. Penerjemahan ilmu pengetahuan ke dalam bahasa arab
c. Perhatian pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
d. Adanya pendukung tokoh-tokoh
e. A,B,C benar semua
4. Salah satu tokoh kedokteran ialah Ibnu Sina, yang mengarang buku berjudul...
a. Al-Hawi
b. Al Taisir
c. Al Qanun Fii At Tibb
d. Tahafutul falasifah
e. Al-kindi
5. Berikut ini ialah salah satu tokoh bidang geografi..
a. Ibnu Rusyd
b. Ibnu Majah
c. Ibnu Yunus
d. Al Makdisi
e. Al- hawi
6. Karya Al Ghazali yang terkenal tentang filsafat adalah...
a. Al Qanun Fii At Tibb
b. Al Taisir
c. Tahafutul Falasifah
d. At Tibb
e. Al taisir
7. Perkembangan sejarah Islam dari tahun 650-1250 M disebut periode….
a. Pertengahan
b. Modern
c. Ekspansi
d. Di Sentegrasi
e. kuno
8. Hikmah yang dapat diperoleh setelah mempelajari ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Islam salah satunya ialah untuk persatuan. Dalam menciptakan kesatuan dan
persatuan umat Islam harus...
a. Menghormati perbedaan
Pendidikan Agama Islam Kelas XI 203
b. Hanya melihat persamaan
c. Memunculkan persaingan
d. Mengedepankan kesukuan dan golongan
e. Memanfaatkan tokoh
9. Manfaat mempelajari ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam ialah sebagai bentuk
semangat membangun keilmuan Islam. Berikut ini pernyataan yang kurang tepat
tentang ilmu pengetahuan dalam Islam adalah ....
a. Mempelajari pengetahuan Islam hanya bidang ibadah dan agama
b. Islam sangat kaya pengetahuan dan membutuhkan kajian
c. Islam sangat menghargai ilmu dan pencari ilmu
d. Orang berilmu dalam Islam akan mendapat posisi yang baik
e. Islam menjaga kehormatan ummat
10. Berikut ini perilaku yang sesuai dengan hikmah mempelajari kebudayaan Islam
adalah ....
a. Pak Adi menjadi kepala desa yang suka foya-foya
b. Para siswa kelas XI sedang mengembangkan ilmu alam di laboratorium
c. Siswa SMK sedang tawuran di tengah jalan
d. Siswa kelas XI sering mengancam adik kelasnya
e. Siswa kelas XI selalu rajin

B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan tepat!


1. Tahun berapa kejayaan Islam dimulai dan kerajaan apa yang berdiri pada saat itu?
2. Sebutkan faktor internal dari berdirinya masa kejayaan Islam?
3. Apa yang dimaksud dengan akulturasi budaya?
4. jelaskan ilmu- ilmu apa saja yang berkembang pada masa kejayaan Islam?
5. Sebutkan karya-karya terbesar dari Ibnu Sina!

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 204


GLOSARIUM

Dinasti : Keturunan raja-raja yang memerintah disuatu wilayah

Dimensi : Cara penulisan besaran dengan menggunakan simbol


besaran pokok

Edukatif : Mendidik atau suatu pendidikan

Filsafat : Suatu cabang ilmu logika.

Inspiratif : Kisah yang dapat mengerakkan hati sehingga membuat


pembacanya bersemgat atau termotivasi

Komunikatif : Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara dapat


mampu memberikan pemahaman kepada orang lain
dari apa yang disampaikan tersebut

Konsekuensi : Akibat dari suatu perbuatan seseorang

Rekreatif : Aktivitas yang dilakukan seseorang bertujuan untuk


menghibur
Kemampuan diri sendiri dalam melakukan sesuatu hal
Potensi :
tertentu

DAFTAR PUSTAKA

Montgomery Watt, Kejayaan Islam, trj, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), hal.

Hasan Ahmad Mahmud, Al-Alam al-Islami fi al-Asr al-Abbasi (Mesir: Dar al

Fikr, 1977), hal. 114.


Al-Khatib Baghdadi, Tarikh Baghdad au Madinat Al-Islam, dalam Hasan I, hal. 102.
142.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 205


BAB
11 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN
(1800-SEKARANG)

Pendahuluan

Masa pembaharuan ini, ditandai dengan adanya kesadaran ummat Islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa pembaharuan ini, telah muncul
tokoh-tokoh pemaharuan dan pemikir Islam diberbagai negara Islam. Pada awal masa
pembaharuan, kondisi Islam secara politis berada dibawah pengaruh kolonialisme. Baru
pada abad ke-20 M. Dunia Islam kemudian bangkit memerdekakan negaranya dari
penajajahan bangsa Barat (Eropa). Diantara negara-negara Islam atau negara-negara
berpenduduk mayoritas ummat Islam, yang memerdekakan dirinya dari penjajahan
adalah Indonesia, Pakistan, Mesir, Irak, Syria, lybia, Sudan, Maroko, Aljazair,
Malaysia, Brunei Darussalam, Uzbekistan, Krighistan, Kazakhtan, Tajikistan,
Azerbaijan, Yogoslavia, dan Libanon. Setelah, negara-negara berpenduduk mayoritas
Islam tersebut memperoleh kemerdekaan, maka ummat Islam bersama-sama dengan
pemerintah negaranya melakukan usaha pembangunan di berbagai bidang pada saat itu.
Demi terwujudnya, masyarakat bangsa yang adil dan makmur dibawah naungan Allah
Swt.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 206


Peta Konsep

Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa


Modern

Faktor-Faktor Kemunduran
Umat Islam Faktor-Faktor
Kebangkitankitan
Umat Islam

Hikmah Dari
Perkembangan
Perkembangan Perkembangan Islam Pada
Islam Pada Islam Pada Masa Modern
Periode Klasik Periode Modern

Perkembangan
Umat Islam Pada
Periode Pertengahan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 207


Materi

A. Perkembangan Islam pada Masa Modern (1800-Sekarang)

Perkembangan Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800 M dan
berlangsung sampai sekarang yang ditandai dengan gerakan pembaharuan dalam
berbagai bidang. Seperti kita ketahui bahwa kita sudah berada pada peradaban semakin
maju, dimana pemikiran dan kebutuhan dari segala aspek meningkat pesat. Oleh karena
itu sebagai muslim kita perlu mengadakan pembaharuan dalam memahami Islam secara
utuh agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di zaman modern. Tetapi satu
hal yang harus kita ingat dan garis bawahi adalah agar dalam melakukan pembaharuan
Islam untuk disesuaikan dengan zaman modern ini agar tidak meninggalkan atau
melupakan dasar-dasar Islam yang kita harus kita pegang teguh yaitu dari Al-Qur‟an
dan hadis-hadis Nabi saw karena Islam tetaplah Islam, yang kita butuhkan adalah sudut
pandang baru bukan Islam yang baru.
Menurut Harun Nasution Sejarah Perkembangan Islam dibagi menjadi menjadi tiga
periode; pertama, perkembangan Islam periode klasik/lampau (650-1250 an); kedua,
perkembangan Islam periode pertengahan (1250-1800 an) dan perkembangan Islam
periode modern (1800 M sampai sekarang).

a. Perkembangan Islam Periode Klasik/Lampau (650-1250 an)


Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami 2 (dua) fase penting
yaitu sebagai berikut:
1. Fase ekspansi, integrasi dan puncak
kemajuan (650-1000 M). Pada fase inilah
Islam di bawah kepemimpinan para khalifah
mengalami perluasan pengaruh yang sangat
signifikan, ke arah Barat melalui Afrika
Utara Islam mencapai Spanyol dan ke arah
Timur melalui Persia, Islam sampai ke India.
2. Fase disintegrasi (1000-1250 M)
yang ditandai dengan perpecahan dan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 208


kemunduran politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala
tentara Hulagu di tahun 1258 M.
Perkembangan Negara Islam Masa Klasik Fase I (650-1000 M) Periode klasik fase
pertama dikenal sebagai masa ekpansi dan integrasi Islam. Masa ini sesungguhnya telah
dimulai sejak kepemimpinan Rasulullah SAW sampai dengan pertengahan Dinasti
Abbasiyah pada tahun 1000 M. Dikatakan masa ekspansi, karena sebelum Rasulullah
wafat tahun 632 M, seluruh semenanjung Arabia telah tunduk dibawah kekuasaan Islam
dan ekspansi kedaerah-daerah diluar Arabia pada zaman Khalifah pertama, Abu Bakar
Siddiq.
Perkembangan Negara Islam fase Disintegrasi (1000-1250 M) Masa disintegrasi
dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman Bani Umayyah,
tetapi memuncak di masa Bani Abbasiyah. Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, dari
awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah
kekuasaan Islam. Hal ini berbeda dengan masa pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan
dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir.
Secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaan gubernur-gubernur propinsi
bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti.
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, tidak ada usaha untuk merebut jabatan
khilafah dari tangan Bani Abbas. Rakyat membiarkan jabatan khalifah tetap dipegang
Bani Abbas. Hal ini terjadi karena khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan
yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sedangkan kekuasaan dapat didirikan di
pusat maupun di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti
kecil yang merdeka. Ada kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah sudah cukup
puas dengan pengakuan dari propinsi-propinsi tertentu, dengan pembayaran upeti itu.
Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan
kebudayaan Islam daripada persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran
mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Kecuali Bani Umayyah di Spanyol
dan Idrisiyyah di Marokko, propinsi-propinsi itu pada mulanya tetap patuh membayar
upeti selama mereka menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah mampu mengatasi
pergolakan-pergolakan yang muncul. Namun pada saat wibawa khalifah sudah
memudar, mereka melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 209


b. Perkembangan Islam Periode Pertengahan (1250-1800)
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase
kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan
sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sains mengalami kemajuan dan penyatuan
antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M yang
ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-
kerajaan yang terpisah pisah Sejarah
Islam periode pertengahan dibagi menjadi
dua fase, yaitu sebagai berikut.
Pertama, fase kemunduran (1250-
1500 M). Di masa ini desentralisasi dan
disintegrasi bertambah meningkat. Pada
fase ini, di kalangan umat Islam semakin
meluas pendapat bahwa pintu ijtihad
tertutup, demikian juga tarekat dengan
pengaruh negatifnya. Perhatian pada ilmu pengetahuan sangat kurang. Umat Islam di
Spanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar dari daerah itu.
Kedua, fase tiga kerajaan (1500-1700 M) dan masa kemunduran (1700-1800 M).
Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya
tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan
kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling
lama bertahan adalah kerajaan Usmani.

1. Kerajaan Utsmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh
bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina yang bernama Usmani
atau Usmani Idan memproklamirkan diri
sebagai Padisyah al Usman atau raja

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 210


besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini
selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah
perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun
1326Mdijadikan sebagai Ibukota Negara. Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan
Usmani menaklukkan Azmir tahun 1327 M, Thawasyannly tahun 1330 M, Uskandar
tahun 1338 M, Ankara 1354 M dan Gallipoli tahun 1356 M. Daerah-daerah tersebut
adalah bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani.
Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang
kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam
bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya
kebudayaan Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-
sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum dan di
bidang keagamaan.misalnya sepertifatwa ulama yang menjadi hukum yang berlaku.

2. Kerajaan Safawi.
Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil
(Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil darinama
pendirinya yang bernama Safi-Al Din
dan nama Syafawi dilestarikan setelah
gerakannya berhasil mendirikan
kerajaan. Jalan hidup yang ditempuh Al
Din adalah jalan sufi dan
mengembangkan tasawuf Safawiyah
menjadi gerakan keagamaan yang
sangat berpengaruh di Persia, Syiria
dan Anatolia. Yang semula bertujuan
memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli bid‟ah.
Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam
kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah.
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail
yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan
selama lima belas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan
dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 211


dinamai Qizilbash atau baret merah. Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M,
pasukannya dapat mengalahkan AK Koyunlu di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail
memproklamirkan dirinya menjadi raja pertama dinasti Syafawi dan berkuasa selama 23
tahun. Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu
di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni.
Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi salah satudari tiga
kerajaan besar Islam yang diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang
politik dan militer.

3. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar
Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan
bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan
Samar khad tahun 1494 M. Tahun 1504 M
dapat menduduki Kabul ibu kota
Afganistan. Setelah itu, Raja Babur
mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kerajaan Mughal mencapai zaman
keemasan semasa jabatan Raja Akbar,
persoalan-persoalan dalam negeri dapat
diatasidengan baik dan mengadakan
ekspansi sehingga dapat menguasai Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar, kalinjar,
Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir, Gawilgarth, Ahmadnagar, Narhala dan
Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut diperintah dalam suatu pemerintah
militeristik.

c. Perkembangan Islam Periode Modern (1800 sampai sekarang)


Sejarah Islam periode modern adalah sebuah episode sejarah di mana mimpi-
mimpi modernitas diupayakan secara kolosal oleh umat Islam, dengan harapan mampu
merengkuh nilai-nilai modernitas, sehingga benar-benar menjadi masyarakat Islam yang
modern. Pada bagian awal sudah disebutkan periode setelah abad ke-19 lumrah disebut
sebagai periode modern dalam kajian sejarah Islam. Dalam konteks ini kata „modern‟
digunakan sebagai kata sifat yang menunjukkan satu rentangan waktu sebagai

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 212


kelanjutan dari periode klasik dan periode pertengahan. Maka ketika disebutkan kata
„Islam Modern‟, yang dimaksudkan adalah fenomena historis Islam yang terjadi sejak
tahun 1800 hingga saat ini.
Dalam konteks sejarah Islam, modernitas jelas menjadi tujuan atau cita-cita
utama dalam dua abad terakhir. Ini dikatakan dengan tetap mengingat adanya
perbedaan-perbedaan yang terkadang sangat tajam tentang apa yang dimaksud dengan
modernitas tersebut. Rangkaian pengupayaan yang dilakukan untuk mencapai
modernitas itu disebut sebagai modernisasi. Modernisasi dapat diposisikan sebagai tema
besar sejarah Islam periode modern. Modernisasi merambah semua aspek kehidupan
umat Islam tanpa kecuali. Modernisasi berlangsung di semua wilayah dunia Islam,
meskipun dengan intensitas dan tingkat kemajuan yang saling berbeda.
Periode modern (1800-sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Jatuhnya Mesir ketangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Dengan
demikian, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Jika di periode
klasik, orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban umat Islam, Akan
tetapi, di periode modern umat Islam yang heran melihat kebudayaan dan kemajuan
Barat.
Perjalanan sejarah naik turunnya
peradaban Islam mulai dibentuk pada
masa Nabi, mengalami pertumbuhan di
masa Daulah Umaiyah Suria, dan masa
puncak di masa Dinasti Abbasiyah
Baghdad dan Dinasti Umayah Spanyol,
serta memasuki masa kemundurannya
pada periode pertengahan, hal itu
menimbulkan kesadaran bagi umat Islam
untuk kembali bangkit diperiode modern. Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan
mendorong munculnya para penggagas dan pembaharu muslim yang berusaha

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 213


menyadarkan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukan agar
kembali ke jalan yang diridhoi Allah Swt. Tokoh-tokoh tersebut antara lain ialah:
1) Muhammad bin Abdul Wahab
Beliau lahir di Nejd (arab Saudi) pada tahun 1115
H (1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1201 H (1787 M)
beliau seorang ulama besar yang produktif terbukti
dengan karangan bukunta tentang Islam. Diantaranya
bukunya berjudul “kitab at Tauhid “.

2) Rifa‟ah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahwil


Lahir di Tahta tahun 1801. Pemikirannya tentang
ajaran Islam adalah antara lain menyeru kepada umat
Islam agar hidup di dunia tidak hanya memikirkan
kehidupan akhirat saja, tetapi harus juga memikirkan
kehidupan dunia, agar umat Islam tidak dijajah oleh
bangsa lain.

3) Jamaludin Al Afghani

Lahir di Afganistan sejak tahun 1839 M. Wafat di


Istambul Turki tahun1897 M. Pembaharuan pemikiran
yang di munculkan antara lain: mengajak umat Islam
kembali kepada ajaran yang murni, mengajak kaum
wanita untuk bisa meraih kemajuan dan bekerja sama
dengan kaum laki-laki, kepemimpinan otokrasi dirubah
menjadi demokrasi, artinya Islam menghendaki
pemerintahan republik yang didalamnya terdapat sebuah
kebebasan mengemukakan pendapat dan negara wajib tunduk kepada Undang-undang,
dan Plan-Islamisme yakni persatuan dan kesatuan umat Islam harus ada karena hal
tersebut di atas segalanya.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 214


B. Faktor-faktor Kemunduran Ummat Islam
a. Latar Belakang Sejarah Kehancuran Umat Islam

Sejarah dunia mencatatkan bahwasanya, Pengaruh Islam telah melibatkan situasi


vital dalam ranah kemajuan manusia sedunia. Istilah, adalah puncak Islam, atau Zaman
Goden Islam, yang memerintah dari delapan hingga tiga belas ratusan tahun.
Komunitas-komunitas perkotaan Islam, yaitu Baghdad, Cordoba, dan Damaskus. Ini
adalah titik fokus dari kemajuan dan budaya manusia, yang merupakan tujuan utama
siswa dari seluruh dunia untuk dipertimbangkan. Terlebih lagi, ada banyak peneliti
filosofis dan logis yang dibawa ke dunia
pada masa jayanya Islam, seperti Ibnu
Sina, Ibnu Rusyd, Al-Kindi, Ibn
Khaldun, Al-Idrisi, dan lain-lain.
Meskipun demikian, Sebagaimana
diindikasikan dalam "Keindahan Islam
untuk Semesta, yang didistribusikan
melalui layanan pelatihan, dan
kebudayaan. Penurunan telah terlihat
sejak periode kedua periode Islam gaya
lama (1000-1250), pada saat itu dimulai
pada segmen Awal Periode Pusat (1250) Awal 1500), yang dikenal sebagai masa
kemunduran 1.

1. Sejarah Kekhalifahan Umayyah, Keajaibannya, Hingga Kehancurannya,


Ibnu Khaldun, Ahli sejarah dan ilmu sosial gaya lama menjelaskan bahwa
penurunan perkembangan Islam disebabkan oleh faktor dalam dan luar dalam tubuh
pemerintahan Islam itu sendiri, yaitu:
a. faktor dalam muncul dari penguatan realisme, khususnya kecenderungan para
penguasa untuk menerima cara hidup yang ekstrim. Kemudian itu, pencemaran
nama baik, kesepakatan, nepotisme, dan kecerobohan yang baik pada saat itu
tumbuh subur di kantor-kantor pemerintah pada saat itu.
b. Faktor luar muncul dari kekecewaan para tokoh dan orang-orang terpelajar di
negaranya. Selanjutnya, mereka yang memiliki kapasitas dan kepercayaan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 215


pindah ke negara lain (braindrain), yang mengurangi bakat (SDM) di negara-
negara Islam pada saat itu.

2. Sejarah Kemajuan Ilmu Pengetahuan selama Pemerintahan Abbasiyah,


Karenanya, individu yang mengisi posisi pemerintahan bukanlah individu yang
mampu, yang menyebabkan berkurangnya efisiensi. Dalam jangka panjang, kemajuan
kerangka politik dan informasi juga akan menurun. Sejujurnya, Nabi Muhammad saw.
pernah berkata: “Jika hal-hal itu tidak diserahkan kepada para ahli, bersabarlah untuk
pemusnahannya”. (HR. Al-Bukhari).
Dalam penggambaran “Alasan Berkurangnya Kemajuan Manusia Islam di Zaman
Gaya Lama” yang disebarluaskan oleh Islamic Idea Diary, Syamruddin Nasution
menjelaskan latar belakang sejarah penurunan kemajuan Islam sebagai berikut:

a. Turunnya tradisi Abbasiyyah,


Penurunan administrasi Abbasiyah, dimulai dengan Pemerintahan Khalifah Al-
Muktasim (833-842). Khalifah ini, dinilai kurang ajar dalam menjalankan otoritas
publik. Sekalipun demikian, karena keyakinan bahwa situasi khalifah seharusnya
didorong oleh orang-orang Quraisy yang terjun, daripada kerabat non-Timur Tengah,
arketipe-nya, Al-Makmun, menyerahkan situasi itu kepada saudara kandungnya, Al-
Muktasim. Sejujurnya, sekitar
saat itu dampak dari Persia dan
Turki sangat kuat dalam
pemerintahan Islam.
Selanjutnya, situasi khalifah
tampak hanya berupa citra.
Pilihan signifikan didorong oleh
bawahannya. Setelah
pemerintahan Al-Muktasim, para
khalifah di bawahnya berada di
bawah kendali Persia dan Turki. Perjuangan interior ini mencari dampak, yang lebih
luar biasa dan membuat kerangka otoritas publik dapat ditembus. Akhirnya, pada Abad
ke-sebelas, kekuatan Turki berkembang lebih jauh dengan hadirnya pengaruh Turki
Seljuk. Turunnya tradisi Abbasiyah juga disebabkan oleh luasnya wilayah yang tidak

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 216


terkoordinasi oleh kapasitas ketuanya. Bersamaan dengan itu, kerangka moneter negara
itu genting, dan kontestasi politik, yang begitu solid, membuat pemerintahan Abbasiyah
semakin rusak pada saat itu.

b. Kehancuran pemerintahan Andalusia Umayyah,


Setelah pemerintahan Umayyah runtuh di Timur Tengah, kekuasaan berpindah ke
Andalusia (Spanyol), karena pelarian Abdurrahman. Kerabat Bani Umayyah, yang
menemukan cara untuk membangun pengaruh di wilayah tanjung Iberia ini. Di
Andalusia, ia mendirikan Pemerintahan II Umayyah, yang merupakan titik fokus
perkembangan dan kebudayaan Islam. Pada saat itulah, pada jam Khalifah Hajib Al-
Mansur, benih-benih penurunan pemerintahan Islam sekitar kemudian mulai
bermunculan. Khalifah Hajib Al-Mansur, mengambil kendali atas kendali kekhalifahan
dari khalifah asli Hisham II, yang saat itu berusia 11 tahun. Karena mereka masih
terbayang, terlalu muda dan tidak berhak menjalankan negara. Hajib Al-Mansur,
berusaha untuk mengambil kendali atas dampak Hisham II. Apalagi, Hisyam II tidak
punya pilihan nyata kecuali menggantungkan keadaan khalifah kepada Hajib Al-
Mansur.
Setelah kematian Khalifah Hajib Al-Mansur, terjadi pertempuran kekuatan didalam
pemerintahan Umayyah yang mengganggu kerangka politik saat itu. Pada 1013, Dewan
Pendeta membatalkan jabatan khalifah, dan Andalusia terpecah menjadi beberapa
negara bagian kecil. Tradisi Umayyah di Andalusia pada saat itu memasuki masa
pembusukan yang dikenal dengan periode mulul al-thawaif. Sejak saat itu, posisi
pemerintah baru saja menjadi citra. Para penguasa, adalah orang Berber yang
mengontrol pilihan dan pengaturan pemerintahan Umayyah di Andalusia sekitar waktu
itu.

c. Turunnya tradisi Fatimiyah,


Pemerintahan Fatimiyah mengalami kemunduran pada jam Khalifah Al-Hakim
Biamrillah. Setelah dia meninggal, 8 khalifah tersebut kemudian terjerumus ke dalam
masalah pencemaran nama baik, kesepakatan dan nepotisme. Sejak menjadi khalifah
Al-Zafir (1021-1036), hingga Khalifah yang terakhir, Yaitu Al-Adid (1160-1171 M).
otoritas pemerintah, dibanjiri pemborosan umum. Masalah pemerintah diserahkan
kepada pemimpin, yang mendominasi badan otoritas publik. Selanjutnya, situasi

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 217


khalifah berubah menjadi citra negara. Sementara itu, pengaruh politik dimiliki oleh
para perdana mentri, yang bertugas pada saat itu.
Selanjutnya, pada jam Khalifah Al-Hakim Biamrillah, terjadi perselisihan antara
organisasi Sunni dan Syiah. Khalifah ini, berpegang teguh pada ordo Syiah dan dia
menunjuknya sebagai sekolah otoritas negara. Sejujurnya, sebagian besar penduduk
Mesir adalah Sunni. Dengan demikian, ada pergulatan antara individu dan penguasa
saat itu. Selain itu, paraqadhi dan hakim dipaksa untuk memberikan pilihan sesuai
pelajaran Syiah, yang membuat lubang kolosal antara masyarakat dan perangkat hukum
secara umum.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehancuran Umat Islam


Realitas Islam masa kini memiliki luas sekitar 31,8 juta km atau 25% dari luas
seluruh dunia, mulai dari Indonesia bagian timur hingga candi bagian barat, dan dari
Turkestan utara hingga Mozambik selatan, dan jumlah umat Islam lebih dari 1,3. miliar
individu. Namun jumlah umat Islam yang begitu besar ini belum terkoordinasi dengan
kualitasnya, sehingga negara Islam ditinggalkan oleh dunia barat (Kristen). Kekurangan
kaum muslimin ini disebabkan oleh unsur-unsur yang menyertainya.
1) Muslim tidak menyelesaikan keyakinan Islam yang luas,
2) Muslim tidak menjalankan hukum Allah Swt,
3) Muslim tidak membuat perbedaan amar mama ruf nahi mungkar,
4) Muslim tidak menyelesaikan jihad kurang,
5) Muslim terperangkap dalam kontras batin dari ketamakan umum.
6) Muslim sangat longgar dan mencoba mengabaikan kepentingan individu,
7) Muslim dipengaruhi oleh aliran ide Barat yang merusak,
8) Muslim mengalami perpecahan dan bentrokan, dan
9) Upaya non-Islam untuk menghancurkan Muslim.
Secara komprehensif, Umat Islam mengalami berbagai kesulitan karena tidak
mengindahkan pelaksanaan hikmah, yang tegas dan penguasaan bangsa-bangsa barat di
bidang legislatif dan pembangunan. Memahami kondisi ini, umat Islam berusaha untuk
bangkit dengan kecepatan.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 218


C. Faktor-faktor Kebangkitankitan Umat Islam
a. Sejarah Perkembangan Umat Islam

Waktu kebangkitankitan Islam, yang seharusnya mulai muncul pada tahun 1800-
sekarang itu. banyak Muslim menerapkan renungan mereka untuk kemajuan Islam.
Banyak peneliti dan peneliti Muslim diberbagai ruang Islam memiliki ketertarikan, yang
begitu ekstrim dalam mempertimbangkan Islam sehingga mereka mulai
meninggalkannya. Sehingga selama masa pengisian ulang ini, ilmu pengetahuan,
budaya dan pelajaran Islam tercipta diberbagai negara.
Konflik antara kekuatan Islam dan Eropa membuat umat Islam sadar bahwa, mereka
sudah jauh tertinggal dengan Eropa dan orang yang merasa masalah ini. awalnya adalah
Domain Pijakan Kaki, yang secara lugas menghadapi kekuatan-kekuatan Eropa dengan
menarik. Perhatian ini membuat para penguasa dan pahlawan Turki tertarik untuk
mendapatkan keuntungan dari Eropa. Untuk menegakkan kembali kekuatan Islam,
pengembangan perubahan dengan mengkaji alasan kemunduran Islam dan mencari
pengisian ulang pemikiran dan informasi dari barat. Pengembangan pengisian ulang,
antara lain; Gerakan Wahhabiyah, yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahab
(1.703-1.787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1.703-1.762) M di india, dan Gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang di komandoi oleh Sai‟d Muhammad Sanusi dari Al
jazair.
Gerakan penerjemahan karya-
karya Barat kedalam bahasa Islam
dan pengiriman para pelajar muslim
untuk belajar ke Eropa dan Inggris.
Pembangunan restorasi diidentikkan
dengan isu legislatif. Pemikiran
politik utama yang muncul adalah
Skillet Islamism atau solidaritas
Islam dunia yang dimajukan oleh
perkembangan Wahhabiyah dan Sanusiyah, Setelah itu, dilanjutkan dengan lebih tegas
oleh seorang ulama Islam yang tidak salah lagi bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-
1897). Seperti diindikasikan oleh Jamaluddin, untuk pengawal Islam, kita harus
meninggalkan pertanyaan dan pertempuran dibawah bendera biasa dan lebih jauh upaya

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 219


untuk membangkitkan lingkungan dan jiwa publik bangsa-bangsa Islam. Dengan
pemikiran tersebut, ia dikenal atau dijuluki bapak patriotisme dalam Islam. Pemikiran
atau pemikiran Pan-Islamisme yang sudah mendarah daging oleh Jamaluddin ini
diundang oleh Penguasa Pijakan Kaki Turki bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan
selanjutnya mendapat pertemuan yang layak di negara-negara Islam.
Meskipun demikian, setelah Stool Turki kalah dalam konflik universal utama dan
kekhalifahan dibatalkan oleh Musthofa Kemal, seorang tokoh yang menjunjung tinggi
kemungkinan nasionalisme, perasaan pengabdian kepada negara negara. Mesir, Suriah,
Lebanon, Palestina, Hijaz, Irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait, patriotisme bangkit
dan patriotisme dibentuk berdasarkan bahasa dasar. Dalam penyatuan negara-negara
Timur Tengah, sebuah asosiasi yang disebut Aliansi Badui dibentuk yang didirikan pada
Walk 12, 1945. Di India dibentuk pembangunan patriot yang dialamatkan oleh
Pertemuan Kongres Publik India dan selanjutnya dibingkai komunalisme yang diawali
oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Kelas Muslim yang ialah lawan dari
Pertemuan Kongres publik. Di India ada pembaharu bernama Sayyid Ahmad Khan
(1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948). Di Indonesia,
Ada reformis atau kelompok ideologi besar yang melawan imperialisme, antara lain:
a. Sarekat Islam (SI) yang dimotori oleh HOS Tjokroaminoto didirikan pada tahun
1912 dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Pertukaran Islam yang didirikan oleh
H. Samanhudi pada tahun 1911,
b. Temu Publik Indonesia (PNI) didirikan oleh Soekarno (1927),
c. Sekolah umum Indonesia (PNI-baru) didirikan oleh Mohammad Hatta (1931), dan
d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) berubah menjadi kelompok ideologis pada
tahun 1932 yang diprakarsai oleh Mukhtar Lutfi.
Munculnya kemungkinan nasionalisme, yang diiringi dengan adanya fondasi
kelompok-kelompok ideologis ini menjadi sumber utama kelompok umat Islam dalam
pertempuran membuat ekspresi otonom yang terbebas dari dampak politik barat.
Sebagai garis besar perjuangan patriotisme dan pertarungan kelompok ideologis yang
penduduknya sebagian besar adalah umat Islam Indonesia. Indonesia adalah negara
dengan dominasi Muslim yang berlaku menarik dalam mengumumkan
kemerdekaannya, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 220


dibebaskan dari ekspansionisme adalah Pakistan. Merdeka pada 15 Agustus 1947
dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah Timur Tengah, Mesir secara otoritatif merdeka pada tahun 1992 dan
benar-benar menjadi otonom pada tanggal 23 Juli 1952 dengan seorang kepala
pemerintahan bernama Jamal Abd Naser. Irak mendapat otonomi pada tahun 1932.
Namun kerabatnya merasa bebas hanya pada tahun 1958 dan berbagai negara, seperti
Yordania, Suriah, dan Lebanon merdeka pada tahun 1946. Di Afrika, Libya mendapat
otonom pada tahun 1962, Sudan, Maroko mendapat promosi gratis pada tahun 1956,
Aljazair pada tahun 1962. Berbagai negara yang menjadi otonom pada saat yang sama
seperti Yaman Utara, Yaman Selatan, dan Emirat Badui. Di Asia Tenggara, Malaysia,
Singapura mendapat otonomi tahun 1957 dan Brunei Darussalam mendapat
kemerdekaan tahun 1984. Apalagi negara-negara Islam, yang belakangan ini tergabung
dalam Asosiasi Soviet, seperti Turkmenistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Khazakhtan
Tajikistan dan Azerbaijan serta Bosnia mendapat otonomi di 1992.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebangkitankitan Umat Islam


Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan umat Islam
secara umum, yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman seorang individu mengenai tentang kehidupan legislatif yang
berbeda yang menerapkan perusahaan swasta, komunisme dan sekularisme
dengan kekurangan yang jelas dalam mengakui dan memperluas kegembiraan
bagi orang-orang atau mencapai kebangkitankitan dan memperbaiki kondisi
mereka,
2) Pemahaman Islam tentang penipuan seruan untuk energi dan patriotisme. Akad
ini, diabaikan untuk bergabung dalam perkumpulan satu negara, apalagi untuk
bergabung dengan ummah,
3) Munculnya berbagai harakah, pertemuan dan pertemuan Islam menyerukan
Islam secara keseluruhan atau menyerukan pemulihan standar Islam,
4) Pemahaman umat tentang antagonisme sejati bangsa-bangsa kafir terhadap Islam
dan Muslim. Pertimbangan individu terhadap sarana orang-orang kafir dalam
menyebarkan ajaran, nilai-nilai dan publisitas kepada Muslim. Ajaran, nilai, dan

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 221


publisitas kufur mereka mencakup seruan untuk kesempatan, sistem aturan
mayoritas, melindungi kebebasan bersama,
5) Posisi-posisi barter kaum muslimin terus menurun. Kebutuhan, rasa malu,
penyakit, terus menyebar dikalangan muslim pada masa ini. Ini salah satu yang
membuat kaum muslim mulai merenungkan teknik untuk mengatasinya dan
mulai bertempur untuk kebangkitankitan, dan
6) Munculnya kerangka kerja sombong yang terus menerus melakukan tekanan
pada umat Islam. Itu membuat umat muslim mulai mempertimbangkan
perubahan, mencari strategi terbaik yang dapat memicu gairah sejati dan
terbebas dari pengkhianatan dan kejahatan yang terjadi pada masa itu.

D. Hikmah dari Perkembangan Islam pada Masa Modern

a. Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Modern


Masa pembaharuan (modern) bagi dunia Islam ialah masa yang dimulai dan tahun
1800 M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat
Islam terhadap kelemahan dirinya, dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan
dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dimasa ini banyak perkembangan dalam kehidupan Islam, meliputi pendidikan, politik,
perdagangan dan kebudayaan. Menjelang dan pada awal-awal masa pembaharuan, umat
Islam diberbagai negara, telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber kepada
Al-Qur‟an dan Hadis. Ajaran Islam tentang ketauhidan bercampur dengan
kemusyrikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya umat Islam menyembah selain dari
Allah Swt., juga memuja makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam
urusan ghaib kepada dukun-dukun dan orang-orang yang dianggap sakti.
Selain itu, ada juga kelompok umat Islam yang mengkultuskan dan beranggapan
bahwa, sultan ialah orang suci yang segala perintahnya harus ditaati. Adanya umat
Islam, yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan urusan akhirat dan
meninggalkan dunia. Mereka beranggapan hahwa memiliki harta benda yang banyak,
kedudukan yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah tidak perlu, karena
hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat bersifat
kekal dan abadi.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 222


Banyak umat Islam menganut paham fatalisme, yaitu paham yang mengharuskan
berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan
ditentukan oleh nasib. Dari sisi ekonomi, masyarakat muslim Indonesia banyak yang
miskin. Dari segi politik, masyarakat muslim Indonesia terjajah.
Dari segi penguasaan ilmu dan teknologi, masyarakat muslim Indonesia
terbelakang. Penyimpangan-penyimpangan umat Islam terhadap ajaran agamanya
tersebutlah yang sudah seharusnya menjadi pendorong lahirnya para tokoh pembaharu,
yang berusaha menyadarkan umat Islam agar kembali kepada ajaran Islam yang benar,
yang bersumber kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah (hadis).

b. Hikmah dari Perkembangan Islam pada Masa Modern


Hikmah dari perkembangan Islam pada masa modern, upaya mempelajari secara
seksama terhadap sejarah pekembangan Islam pada abad modern, umat Islam dapat
memetik hikmah hal hal sebagai berikut.
1. Islam tidak membenarkan sikap terlalu membanggakan terhadap generasi
sebelumnya. Sejarah telah membuktikan bahwa sikap fanatisme atau bangga
terhadap generasi sebelumnya, melahirkan sikap lemah terhadap generasi itu
sendiri. seperti: Setelah lahir generasi emas pada masa Daulah Abbasiyah, maka
lahirlah menerasi jumud, yakni generasi yang tidak aktif dan tidak kreatif,
karena beranggapan bahwa, semua jawaban terhadap segala persoalan umat
Islam telah lengkap dan sempurna dijawab oleh generasi sebelumnya.
2. Mendorong semangat umat Islam untuk berjuang. Generasi yang lahir dan
akhirnya menjadi tokoh pemikir dan pembaharuan pada abad modern ialah
generasi yang sadar akan arti sebuah perjuangan. Perjuangan adalah upaya
dalam mengatasi persoalan umat sesuai tuntutan zaman. Karena persoalan setiap
zaman akan terus berubah, sehingga menuntut kepedulian dan keterampilan
tokoh pemikir umat Islam untuk memberikan jawaban yang sesuai. dengan
demikian, belajar dari lahirnya para pembaharu Islam pada abad modern, dapat
mendorong umat Islam untuk senantiasa berjuang dalam bentuk membererikan
solusi persoalan umat Islam sesuai tuntutan zaman.
3. Mendorong umat Islam untuk meraih kemajuan yang hakiki. Kemajuan yang
hakiki atau kemajuan yang sebenarnya, hanya dapat diraih oleh umat Islam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 223


apabila umat Islam berpegang teguh kepada Al-Qur‟an dan hadis, hal ini karena
tidak ada tuntunan hidup yang paling benar untuk membimbing manusia dalam
meraih kemjuan hidup yang sebenarnya, kecuali bersumber dari Al-Qur‟an dan
Hadis. Bentuk kemajuan hidup yang sebenarnya adalah kemajuan yang
mendatangkan keselamatan, keberkahan, dan kebahagiaan dalam hidup di dunia
dan di akhirat kelak.
4. Mendorong umat Islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat. Islam
menyerukan kepada umat Islam agar didalam mengemban tugas dan fungsi
sebagai khalifah di bumi, umat Islam menggunakan bekal dalam bentuk prinsip
hidup yang kuat dan selamat. Prinsip hidup yang kuat dan selamat akan lahir
dalam diri setiap umat Islam melalui akidah (Keyakinan) yang benar yakni
sesuai dengan petunjuk Al-Qur‟an dan hadis. Prinsip hidup yang kuat sesuai
petunjuk Al-Qur‟an dan hadis, disamping akan mengantarkan umat Islam pada
keberhasilan, juga menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan di
manapun umat Islam berada.
5. Mendorong umat Islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan. Setiap
umat Islam di dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari hari yang harus dapat
menjawab hakikat hidup dan kehidupan. Hakikat hidup dan kehidupan yang
harus diperjuangkan oleh setiap umat manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah dan menjadi manusia yang bermanfaat. Peradaban Islam Modern
merupakan masa yang diawali pada tahun 1800 M hingga sekarang. Masa
pembaharuan (modern) ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam mengenai
kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan agama
Islam dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mempelajari sejarah Islam dan peradabannya itu mempunyai manfaat
yang sangat besar bagi kita semua. Adapun pelajaran yang dapat kita ambil dari
peradaban Islam pada era modern adalah sebagai berikut.
1) Harus menjaga nilai-nilai ketauhidan dan akidah Islamiah,
2) Menjaga persatuan dan kesatuan,
3) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan,
4) Meningkatkan penguasaan ilmu teknologi, dan
5) Menjaga kemurnian ajaran Islam.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 224


1. Harus Menjaga Nilai-Nilai Ketauhidan dan Akidah Islamiah
Pada perkembangan Islam abad modern, Islam mengalami penurunan salah
satunya disebabkan oleh terkikisnya nilai-nilai ketauhidan dan akidah Islamiah.
Para pemimpin Islam pada waktu itu masih bersikap nepotisme dan
mementingkan kepentingan golongan daripada mementingkan kemajuan
peradaban Islam secara global dan signifikan. Hal inilah yang dapat kita ambil
sebagai pelajaran bahwa nilai-nilai tauhid dan akidah Islamiah adalah penggerak
suatu peradaban. Dengan akidah Islamiah, perilaku kita akan sesuai dengan
ajaran Islam dan terjaga dari sifat tamak dan egois.
2. Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan kesatuan adalah komponen yang penting bagi suatu peradaban.
Persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia adalah persatuan yang
mengesampingkan perbedaan pendapat dan mazhab. Jangan sampai terjadi
konflik horizontal antarumat muslim sendiri yang hanya akan merugikan umat
Islam sendiri.
3. Meningkatkan Kesadaran akan Pentingnya Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan ialah jembatan yang menghubungkan suatu peradaban dengan
lingkungan luar. Implikasinya, dalam kehidupan ialah dengan ilmu pengetahuan
yang luas akan mampu eksis dalam menghadapi perubahan zaman dan kemajuan
global.
4. Meningkatkan Penguasaan Ilmu Teknologi
Peradaban Islam abad modern mengalami kemunduran karena ketidak
antusiasan umat Islam dalam teknologi dan informasi. Oleh karena itu, kita
sebagai generasi penerus bangsa dan agama hendaknya selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dengan penuh antusias dan positif dalam
menggunakannya.
5. Menjaga Kemurnian Ajaran Islam
Kemurnian ajaran Islam ialah ajaran Islam yang tidak tercampur dengan budaya
manusia dan pengaruh dari luar. Apabila suatu ajaran tercampur dengan budaya
manusia, maka ajaran tersebut akan menyimpang. Perkembangan Islam pada
masa modern masih banyak penyimpangan-penyimpangan ajaran Islam. Umat
Islam harus terlepas dari belenggu bid‟ah, khurafat, dan takhayul.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 225


R ANGK UMAN

1. Sejarah perkembangan Islam ialah suatu peristiwa dan kejadian sejarah yang
menceritakan historis perjalanan umat Islam, yang mengalami 3 fase perkembangan,
yaitu pada fase klasik, fase pertengahan, dan fase modern.

2. Dinasti Umayyah
Setelah peninggalan masa Khalifah yang 4 berdirilah Dinasti Umayyah pada
tahun 661 Masehi di Damaskus, oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. pada masa ini
perluasan wilayah Islam semakin diperbesar. Pada masa Dinasti Umayyah kekuasaan
Islam sangat luas sampai ke daratan Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Persia,
Irak, Jazirah Arab sebagian Asia kecil seperti Afganistan, Pakistan, Purkmenia,
Kirgiztan, dan Uzbekistan. Dinasti Umayyah turut melakukan sebuah perkembangan
dibidang pembangunan dan pengetahuan selain dari mempeluas willayah kekuasaan.
Tokok-tokoh yang berperan penting pada masa ini diantaranya Al-Khalil bin Ahmad,
Sibawaih, Hasan al-Basri, dan Ibnu Syihab Az-Zuhri.

3. Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali
ibn Abdullah ibn al-Abbas. dan dimulai pada tahun 750-1258 Masehi. Dinasti ini berdiri
setelah setelah memenangkan pertarungan dengan Dinasti Umayyah. Banyak yang
menyebutkan pada masa ini umat Islam berada pada puncak daya cipta penalaran, dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang akan menjadi referensi peradaban
barat. Banyak rumah sakit-rumah sakit yang didirikan menggunakan kekayaan negara,
begitu juga pendidikan kedokteran, farmasi, perpustakaan, dan pusat
penerjemah.Tokoh-tokoh yang berperan pama masa Dinasti Abbasiyah ini di antaranya
adalah al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawih dan Al-Ghazali. Seiring
berkembangnya zaman kemudian terjadi masa Disintegrasi, dimana negara yang
letaknya jauh dari pusat pemerintahan, perlahan-lahan melepaskan diri dan mulai
muncul dinasti-dinasti kecil.

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 226


EVALUASI

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!

1. Perkembangan Islam Periode Pertengahan mengalami dua fase yaitu fase kemajuan
dan fase kemunduran. Pada tahun berapa fase kemajuan terjadi pada tahun
keberapa…

a. 650 - 1250 M
b. 1250 – 1500 M
c. 1500 - 1700 M
d. 1700 - 1800 M
e. 1800 – sekarang
2. Siapa yang mendirikan kerajaan Mughal, pada perkembangan Islam periode
pertengahan..
a. Raja Akbar
b. Safi-Al Din
c. Usmani Idan
d. Zahiruddin Babur
e. Ismail
3. Mengajak para kaum wanita untuk bisa meraih kemajuan dan bekerja sama
dengan kaum laki-laki, merupakan salah satu pemikiran dari tokoh..
a. Rifa‟ah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahw
b. Jamaludin Al Afghani
c. Muhammad bin Abdul Wahab
d. Muhammad Ali Pasya
e. Rasyid Ridha
4. Sejarah pernah mencatat bahwa pengaruh Islam menduduki posisi yang penting
dalam peradaban yang disebut..
a. Peradaban Global

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 227


b. Peradaban Islam
c. Peradaban Yunani Kuno
d. Peradaban Hindu-Budha
e. Peradaban Turki
5. Umat Islam yang drastis dimulai sejak periode pertengahan bagian pertama, Pada
tahun..
a. 1250-1500 M
b. 1000-1250 M
c. 1800- 1250 M
d. 1650-1265 M
e. 1650-1666 M
6. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran umat Islam adalah..
a. Ummat Islam kurang melaksanakan hukum Allah
b. Ummat Islam kurang bekerja keras
c. Ummat Islam putus asa
d. Ummat Islam lari dari perang
e. Ummat Islam tidak ingin bangkit dari keterpurukan
7. Sejarah kebangkitan kita umat Islam ditandai dengan adanya gerakan Gerakan
Wahhabiyah, yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahab, pada tahun ke
berapa..
a. (1.703-1.787 M)
b. (1.704-1.786 M)
c. (1.705-1.785 M)
d. (1.706-1.784 M)
e. (1.707-1.783 M)
8. Berikut salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan umat Islam di
era (1800-sekarang) adalah..
a. Posisi-posisi barter umat Islam terus menurun
b. Meningkatnya
c. Kemajuan IPTEK
d. Majunya dunia globalisasi
e. Semangat pemuda yang kunjung pudar

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 228


9. Berikut ini yang bukan termasuk dari Hikmah perkembangan Islam Pada Masa
Modern yaitu: Islam tidak membenarkan sikap membanggakan terhadap generasi
sebelumnya,..
a. Mendorong semangat umat Islam untuk berjuang
b. Mendorong umat Islam untuk meraih kemajuan yang hakiki
c. Meningkatkan penguasaan ilmu teknologi
d. Mendorong umat Islam untuk memiliki prinsip hidup yang kuat
e. Mendorong umat Islam untuk memiliki motivasi hidup
10. Sejarah Islam dan peradabannya tentu mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
kita semua. Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari peradaban Islam pada era
modern ini yaitu, kecuali,
a. Harus menjaga nilai-nilai ketauhidan dan akidah Islamiah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan
c. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan
d. Menjaga kemurnian ajaran Islam
e. Mendorong umat Islam untuk memahami hakikat hidup dan kehidupan

B. Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar dan tepat!


1. Menurut Harun Nasution sejarah perkembangan Islam dibagi menjadi tiga
periode. Jelaskan secara singkat masing-masing ketiga periode tersebut?
2. Uraikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemunduran Ummat Islam
pada masa modern?
3. Pada perkembangan Islam periode pertengahan, terdapat fase tiga kerajaan.
Sebutkan ketiga kerjaan yang dimaksud?
4. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi kebangkitankitan ummat Islam?
5. Jelaskan hikmah- hikmah Perkembangan Islam pada masa modern!

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 229


GLOSARIUM

Bid'ah : Perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang


sudah ditetapkan, termasuk menambah atau
mengurangi ketetapan
Disentegrasi : Keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah;
hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan
Desentralisasi : Penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas
Otonomi
Ekspansionisme : : Ajaran suatu negara dalam memperluas wilayah
teritorialnya (atau pengaruh ekonominya) dan
biasanya dengan cara agresi militer
Ekspansi : Aktivitas memperluas usaha yang ditandai dengan
menciptakan pasar baru, perluasan fasilitasi,
peningkatan ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha
Fatalisme : Sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan atau
hidup
Harakah : Suatu usaha pembaruan untuk membawa masyarakat
kepada kehidupan baru yang lebih baik.
Islamisme : Seperangkat ideologi yang berkeyakinan
Ijtihad : Seseorang yang sedang mencurahkan pikiran dengan
bersungguh-sungguh didalam membela agama Islam
Kebijakan Moneter : Sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral
dalam bentuk pengaturan persediaan uang untuk
mencapai tujuan tertentu
Khuurafa : Bid'ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan atau
keyakinan kepada sesuatu perkara yang menyalahi
ajaran Islam

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 230


Mutakhir : Suatu cara dalam berpikir atau bersikap atau berindak
yang sesuai atau selaras dengan tuntutan zaman
Mazhab : Metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui
pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang
jelas batasan
Otoritatif : Suatu kekuasaan atau jabatan yang terikat
Pan-Islamisme : Sebuah gerakan dan juga gagasan untuk menyatukan
kaum muslimin
Patriotisme : Sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-
galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya
Restorasi : Pengembalian atau pemulihan ke keadaan semula
Realisme : Usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa
tambahan embel-embel tertentu
Sekularisme : Sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah
institusi atau badan negara harus berdiri terpisah dari
agama atau kepercayaan
Sarekat Islam : Suatu organisasi dagang bernama Sarekat Dagang
Islam (SDI

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 231


DAFTAR PUSTAKA

Al-Faruqi. (As-Shahwatul Islamiyah Ru'yatu Nuqadiyatu Minal Daakhili) Penerbit


Gema Insan Press. 1981.
Asari, Hasan. “Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Refleksi Historis,” dalam Daulay dan
Jafar (ed) Falsafah Pendidikan Islam: Menguak Nilai-nilai pendidikan dalam
tradisi Islam. Medan: Pedana Publishing, 2006.
Asari,Hasan. Modernisasi Islam: Tokoh, Gagasan, dan Gerakan, Bandung: Citapusaka
Media, 2002.
Asari,Hasan. Sejarah Islam Modern Agama dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX.
Medan: Perdana Publishing, 2019.
Asri,Hasan. Sejarah Pendidikan Islam: Membangun Relevansi Masa Lalu dengan Masa
Kini dan Masa DEPAN. Medan: Perdana Publishing, 2018.
http://repository.uinsu.ac.id/8367/1/BUKU%20SEJARAH%20ISLAM%20MODERN.p
df
http://repository.uinsuska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf
http://repository.uminus.ac.id
https://media.neliti.com/media/publications/177854-ID-none.pdf
https://mybooksanddreams.blogspot.com/2016/04/hikmah-mempelajari-
perkembanganIslam pada-masa-modern.html?m=1
Nasution, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau,
2007

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 232

Anda mungkin juga menyukai