Penulis
ZAKIYAH UMMU
14. 6.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
ZAHRAH
kepada orangtua dan guru sebagai
implementasi pemahaman Q.S. al-Isra‟/17:
23 dan hadis terkait.
17. SATRIANI
7.4 Menyajikan prosedur penyelenggaraan
jenazah.
21. WAHYUNITA
9.4 Mempresentasikan prinsip-prinsip dan
praktik ekonomi dalam Islam.
KARTIKA
22. 10.2 Bersikap rukun dan kompetitif dalam
HASANUDDIN
kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai
perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan.
Pendahuluan ........................................................................................................ 1
A. Model-model jenis cara membaca indah Q.S. an-Nisā'/4: 59, Q.S. al-
Māidah/5: 48, dan Q.S. at-Taubah/9: 105 sesuai dengan kaidah tajwĩd
dan makhrajul huruf ....................................................................................... 3
B. Makna isi Q.S an-Nisa/4:59, Q.S al-Maidah/5:48, dan Q.S at-
Taubah/9:105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf; dengan
menggunakan ICT .......................................................................................... 8
C. Makna hadis yang berkaitan dengan taat, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja ...................................................................................................... 16
D. Asbabunnuzul, hikmah dan manfaat yang terkandung pada Q.S. al
Maidah/5: 48;Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105 serta
hadis terkait ................................................................................................ 24
Rangkuman........................................................................................................ 28
Glosarium ..........................................................................................................31
Pendahuluan .....................................................................................................33
Glosarium ..........................................................................................................50
Pendahuluan ......................................................................................................52
Rangkuman........................................................................................................70
Glosarium ..........................................................................................................74
Pendahuluan ......................................................................................................76
Rangkuman........................................................................................................89
Glosarium ..........................................................................................................92
BAB 5. SYAJA'AH
Pendahuluan ....................................................................................................94
Rangkuman.....................................................................................................104
Pendahuluan ..................................................................................................109
Rangkuman.....................................................................................................130
Rangkuman.....................................................................................................151
Rangkuman.................................................................................................... 163
Rangkuman.................................................................................................... 201
Pendahuluan
Allah Swt adalah adalah khalik, pencipta alam semesta beserta isinya ini, dan
Rasulullah Saw adalah utusan-Nya. Oleh karena itu siapapun yang telah berikrar
(bersyahadat) maka dengan sendirinya memiliki suatu kewajiban dalam bentuk ketaatan
kepada keduanya dalam situasi dan kondisi apapun. Ketaatan tersebut dalam artian
harus selalu taat dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditelurkan secara
bersama, tentu selam peraturan itu masih diatas nilai-nilai kemanusiaan dan tidak
menyimpang dari aturan agama Islam. Ketaatan itu bukan hanya harus dilakukan pada
pemimpin dalam artian luas saja dalam artian sempitpun harus menjadi keseharian kita.
Ketatatan yang kita lakukan kepada Allah, rasul dan ulil amri merupakan ketaatan yang
akan berakibat baik terhadap amal ibadah kita selama ketatan tersebut tidak diselimuti
oleh berbagai bentuk kebohongan, penyakit hati, kemunafikan, dan berbagai sifat
lainnya.
A. Model-model Jenis cara Membaca Indah Q.S. an-Nisā'/4: 59, Q.S. al-
Māidah/5: 48, dan Q.S. at-Taubah/9: 105 Sesuai dengan Kaidah Tajwĩd dan
Makhrajul Huruf.
1. Menelaah Q.S. an-Nisa/4: 59
a. Tilawah Q.S. an-Nisa/4: 59
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan ulilamri (pemegang kekuasaan) di antara ka-mu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(Sunahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemu-dian. Yang demikian itu,
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”( Q.S.an-Nisa 4:59)
b. Mengidentifikasi Tajwid
No Kalimat Bacaan Sebab
2. Maad Badal Hamzah berharakat
Fathah diikuti Alif
3. Al Syamsiah اه←ز
ْ
4.
Al Qamariah اه ←أ
6.
Idzhar Syafawi ←ف°
7. Fathatain (ً - ) dibaca
Mad „Iwadh
Waqaf, jadi Fathah ()ﹷ
c. Mengartikan Perkata
Kata Makna Kata Makna
Orang-orang Kepada Allah
yang beriman
Taatlah (kamu) kamu Jika
Pemimpin (kamu)
Beriman
Di antara kamu Hari akhir/hari
Kiamat
Jika kamu (hal) itu
berbeda
pendapat
b. Mengidentifikasi Tajwid
No Kalimat Bacaan Sebab
Ikhfa‟
1.
← °
2. Idghām Bilaghunnah
←
3. Idzhar
←
4. Ikhfa‟ syafawi
←°
Terjemahnya :
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S at-Taubah 9:105)
1.
Tafkhim Lafaz Jalalah di dahului huruf fathah
Maad thabi‟i
1. Huruf bertemu dengan
2. Ikhfa‟ syafawi
←°
3. Ikhfa‟
←°
c. Mengartikan Perkata
Kata Makna Kata Makna
Pengertian taat dalam bahasa Arab adalah suatu kalimat masdar dari Tha‟a,
Yathi‟u, Tho‟atan yang arti kata tunduk atau patuh, sedangkan istilah dari taat
mempunyai persamaan dengan al-Islam, yaitu patuh dan rajin melaksanakan perintah
Allah dan menjahui larangan-Nya. Aturan merupakan suatu perbuatan yang wajib
dilaksanakan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan
yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., Nabi saw, Pemimpin, dan yang lainnya.
Di rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat
terdapat aturan, di mana saja keberadaan kita pasti, terdapat aturan. Aturan dibuat
dengan maksud agar terjadi keteraturan dan keamanan, mustahil aturan dibuat tanpa ada
tujuan. Oleh sebab itu, kita wajib menaati sebuah aturan yang telah berlaku. Aturan
yang paling tinggi ialah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada Al-
Qur‟an, sementara di bawahnya yaitu aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw.,
yang disebut sunnah atau hadis, di bawahnya lagi ada terdapat aturan yang dibuat oleh
seorang pemimpin, baik pemimpin negara, pemerintah, daerah, maupun dari pemimpin
yang lainnya, termasuk pemimpin dalam keluarga.
Dalam syari‟at Islam pemimpin memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia. Hal
ini sesuai dengan besaranya tugas, tanggung jawab serta beratnya beban yang telah
dipikul, mengatur dunia dan menjaga agama sebagai pelanjut dari tugas kenabian,
mereka diberikan derajat dan kedudukan yang tinggi sebagai hikmah dan maslahat
yang harus direalisasikan, sehingga tidak terdapat musibah dan kekacauan yang
mengakibatkan lenyapnya kebaikan dan rusaknya agama serta dunia.
Allah Swt. Telah memerintahkan kepada kita, dalam Q.S. an-Nisa 4: 59 untuk
taat kepada ulil amri (apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Tetapi,
perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan
kata “taat”; seperti kata “taat” yang telah digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-
Nya. Mufassir Indonesia. Quraish Shihab, memberi suatu keterangan yang menarik:
“Tidak disebutkannya kata "taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan
kepada mereka tidak berdiri sendiri, namun berkaitan dengan ketaatan kepada Allah
Swt. dan rasul-Nya. Maknanya, apabila suatu perintah itu bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran Allah Swt. dan Rasul-Nya, tidak diperkenangkan untuk taat kepada mereka.
Berikut ini, isi kandungan dari Q.S. an-Nisa 4: 59, antara lain:
a. Ayat ini berkaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu perintah untuk orang-orang
beriman, supaya Allah Swt. menugasi para nabi-nabi dan menurunkan syariat
kepadanya untuk bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. Taat terhadap
perintah Allah Swt. dan Rasul, serta terhadap ulil amri saat menyelesaikan suatu
perkara yang dihadapi berdasarkan nilai-nilai dalam Al-Qur‟an dan hadis,
b. Menaati perintah dari Rasulullah Saw, baik itu perintah mengamalkan maupun
meninggalkan suatu larangan, karena perintahnya ialah pelaksanaan dari perintah
Allah Swt,
c. Mematuhi suatu aturan yang telah ditetapkan oleh ulil amri, yaitu: Orang-orang
yang telah memegang kekuasaan di antara kamu atau mereka yang memikiki
wewenang menangani urusan kamu, dengan catatan ketaatan kepada ulil amri
tersebut tidak menentang aturan dari Allah Swt. dan rasul-Nya,
e. Apabila terdapat masalah yang diperselisihkan dan tidak terdapat kata sepakat,
yang disebabkan tidak ada petunjuk yang jelas di dalam Al-Qur‟an dan hadis,
maka penyelesaiannya dikembalikan kepada nilai-nilai dan jiwa yang terdapat
pada Al-Qur‟an dan hadis dengan melakukan Ijtihad.
c. Syariat adalah sumber kebahagiaan tersendiri setiap umat pada masanya dan
syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw. membatalkan sebagian besar syariat
yang lalu, meski masih ada sebagian syariat yang dipertahankan,
e. Dengan ayat ini, umat Islam hendaklah giat mengerjakan kebajikan dalam bentuk
apa saja, seperti menuntut ilmu, shalat, menebarkan kedamaian, peduli kepada
sesama, berprestasi, santun bertutur kata dan maksimal dalam bekerja serta selalu
memberikan nasehat yang baik-baik,
f. Allah Swt. sudah menetapkan manhaj dan syariah yang khusus bagi dan masa
untuk setiap umat (baik terdahulu maupun masa kini), baik umat Nabi Musa as
dan Nabi Isa as yang memiliki manhaj dan syariah untuk hidup pada masanya,
dan umat Nabi Muhammad Saw. demikian juga, hanya saja syariat Nabi
Muhammad Saw berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat,
g. Allah Swt. tidak menghendaki menjadikan semua manusia satu umat, satu
pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama.Itu tidak dikehendaki, tetapi
manusia diberi kebebasan untuk memilih, sehingga wajar ada pertanggung
jawaban,
j. Perbedaan adalah sunnatullah, karena itu sebagian dari ketetapan Allah Swt. Oleh
sebab itu, tidak perlu berselisih dan bersilang sengketa karena terdapat perbedaan.
Tergantung kepada pribadi masing-masing, umat, kelompok, masyarakat, bangsa,
bahkan agama yang memiliki perberbedaan untuk berkompetisi atau berlomba-
lomba dalam kebaikan, kemudian nampak sangat jelas siapa yang unggul dan
berkualitas.
Terjemahnya:
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9: 105)
C. Makna Hadis yang Berkaitan dengan Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan
Etos Kerja
1. Pentingnya Taat kepada Aturan
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt, pemerintah, dsb.) tidak berlaku
curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan.
Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat
baik oleh Allah Swt, nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
Di sekolah terdapat aturan, di rumah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat
terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat tentu saja
dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa
ada tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu
terdapat pada al-Qur‟ān. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi
Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang
dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin
yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada
suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada
pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara
tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar.
Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena
dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah
keamanan dan ketertiban serta kemakmuran
Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri (apa pun
pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Namun, perlu diperhatikan bahwa
perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata
“taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish Shihab, Mufassir
Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil
amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi
berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya,
apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak
dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam
hadis berikut ini:
Terjemahnya :
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur‟an yang dahulu kamu perselisih
kan, kepadamu (Muhammad) dengan membawa ke benaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti
keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allahmenghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepa damu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua
kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apayang dahulu kamu
perselisihkan.(Q.S. al-Maidah 5:48)
Pada Q.S. al-Māidah 5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan
aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan
hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah
dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Allah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk
memberi petunjuk kepada manusia agar berjalan pada rel yang benar dan lurus.
Sayangnya, sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan.
Sebagai ganti ajaran para nabi, manusia membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat
dan takhayul.
Ayat ini membicarakan bahwa Al-Qur‟ān memiliki kedudukan yang sangat
tinggi; Al-Qur‟ān sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya; juga sebagai penjaga kitab-
kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi
Terjemahnya:
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...” (Q.S. al-Māidah
5: 2)
Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah dengan memulai
dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Mengapa? Sebab inilah jalan
terbaik dan praktis untuk memperbaiki sebuah bangsa. Kita harus memulai dari diri
sendiri dan keluarga. Sebuah bangsa, apa pun hebatnya secara teknologi, tidak akan
3. Etos Kerja
Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak
kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya.
Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus
memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara
kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja.
Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik
biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang. Seseorang
layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis,
Terjemahnya :
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9: 105)
Penjelasan hadis, dimana hadis di atas merupakan motivasi dari Nabi saw
kepada kaum muslimin untuk me- miliki etos kerja yang tinggi. Kita dilarang oleh Nabi
saw hanya bertopang dagu dan berpangku tangan mengharap rezeki datang dari langit.
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-Nisa 4:59)
a. Azbabunnuzul
Diriwayatkah oleh al-Bukhari dan yang lainnya dari Ibnu Abbas bahwasanya ia
berkata, "Ayat ini turun pada Abdullah bin Hudzafah bin Qais ketika ia diutus bersama
satu pasukan. " Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadis ini lebih ringkas. Ad-Dawudi
berkata, "Ini adalah kesalahan yaitu kebohongan yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ,
sesungguhnya Abdullah bin Hudzafah memimpin satu pasukan. Ketika ia sedang marah
ia menyalakan api dan berkata, "Masuklah ke dalam api," sebagian menolak untuk
melakukannya dan sebagian lain ingin melakukannya." ad-Dawudi berkata, "jikalau
ayat ini turun sebelum peristiwa ini, bagaimana mungkin ia mengkhususkan ketaatan
kepada Abdullah bin Hudzafah dan tidak kepada yang lain? Dan jika ayat ini turun
c. Hadis Terkait
“Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda... Tidak boleh
taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya
dalam hal yang makruf.” (HR. Muslim)
2. Q.S. al-Maidah/5:8
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( al-
Maidah/5 :8)
a. Azbabunnuzul
Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya ayat ini.
Kita diperintahkan agar memutuskan perkara sesuai petunjuk Allah Swt, dan
jangan sampai mengikuti hawa nafsu, umat Islam harus giat melakukan segala bentuk
kebajikan, seperti shalat, menuntut ilmu, peduli kepada sesama, menebarkan
kedamaian, berprestasi, maksimal dalam bekerja, santun bertutur kata dan selalu
memberikan nasehat yang baik. Allah Swt, tidak menghendaki menjadikan semua
manusia satu umat, satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama. Itu tidak
dikehendaki, tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih, sehingga harus
pertanggung jawaban apa yang diperbuat. Melalui kebebasan memilih ini, manusia
didorong untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga muncul ide, gagasan dan
kreativitas baru menuju peningkatan kualitas dan keunggulan hidup yang dijalaninya.
3. Q.S. at-Taubah/9:105
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. at-Taubah 9:105)
a. Azbabunnuzul
Tidak ada sebab khusus yang melatar belakangi turunnya ayat ini.
Allah memerintahkan kepada kaum muslim, agar melakukan amal saleh sebanyak
mungkin hanya karena Allah Swt, baik amal yang nampak maupun tersembunyi.
Sebab, rangkaian amal saleh itu akan dilihat dan dinilai oleh Allah Swt, Rasul, dan
orang-orang beriman. kita diingatkan bahwa waktu yang berlalu yang diisi dengan
kedurhakaan dan kemaksiatan, jangan sampai terjadi di masa kini dan masa depan,
sebab waktu tak mungkin kembali lagi, sehingga rentang waktu yang dan sedang
dijalaninya, akan diisi dengan aneka kebaikan, dan tidak terjadi kerugian yang lebih
banyak lagi. Kita diperintahkan untuk menghindari sikap yang selalu merasa amal kita
sudah banyak. Tidak merasa cukup dengan hanya melakukan taubat, zakat, amal saleh,
dan shalat semata, melainkan juga harus melakukan semua hal secara maksimal dan
unggul, sehingga umat Islam memilki karakter berbeda dibanding umat lain.
c. Hadis Terkait
“Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan
lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil
usahanya.” (HR. Bukhari).
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Ulil Amri adalah pemimpin, pemimpin itu harus kita taati, tetapi jika Ulil Amri
memerintahkan berbuat maksiat jangan ditaati. Yang tidak termasuk Ulil Amri
dalam surah an-Nisa ayat 59 adalah...
a. Ketua RT
b. Kepala desa
c. Walikota atau bupati
d. Mubaligh
2. Apakah yang terjadinya kalau dalam sebuah kehidupan ini tidak ada namanya
aturan?
GLOSARIUM
Ittikad : Cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara
merenungkan dan mengingat kebesarannya.
Dalam Kitab Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28E ayat 1 dan
Pasal 29 ayat 2
QS. Al-Maidah Ayat 5, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013).
QS. Yunus Ayat 40-41, Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan
Terjemah (Jawa Tengah : Sahabat,2013).
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 5 (Jakarta : Lentera Hati, 2003) h.409-410
Rina Hermawati , Caroline Paskarina, Nunung Runiawati dalam jurnal Toleransi
Antarumat Beragama di Kota Bandung, 2016
Salma Mursyid, 2016, Dalam Jurnal Konsep Toleransi (Al-Samahah) Antarumat
Beragama Persfektif Islam
Pendahuluan
Mengidentifikasi Hukum
Bacaan Q.S. Yunus/ 10: 40-41
dan Q.S. Al-Maidah/5: 32
Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin "tolerare" yang berarti
kesabaran dan pengekangan. Dalam pengertian toleransi adalah sikap saling
menghormati, menghargai, guna
menyampaikan pandangan, pendapat
dan keyakinan yang bertentangan
dengan diri sendiri di antara sesama
manusia. Sedangkan secara bahasa
toleransi dapat dipahami bahwa setiap
orang memiliki kesabaran dan
kemampuan untuk menghindari hal-
hal yang tidak sesuai dengan dirinya.
Toleransi dalam konteks agama diartikan sebagai kebebasan setiap orang untuk
menjalankan agama yang dianut dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini diatur
oleh konstitusi dan undang-undang. Pada dasarnya, setiap orang memiliki hak untuk
memilih serta menjalankan keyakinan sesuai dengan pilihan hatinya. Tidak ada seorang
pun yang bisa menghalangi orang lain dalam melaksanakan keyakinannya, oleh karena
itu sangat penting sekali bagi setiap umat beragama untuk menanamkan sikap toleran
dalam beragama untuk terciptanya kondisi kerukunan antar umat beragama yang
berkesinambungan.
Menurut bahasa, rukun berasal dari kata ruknun, dan bentuk jamaknya adalah
arkan yang artinya landasan atau prinsip. Sedangkan menurut istilah ini adalah syarat
yang harus dipenuhi ketika melakukan kegiatan ibadah atau bekerja, jika tidak dipenuhi
maka ibadah / pekerjaan tersebut menjadi batal. Kerukunan antarumat beragama
merupakan salah satu bentuk kerukunan dalam hubungan antar umat yang
membutuhkan suatu agama. Misalnya antara seorang muslim dan muslim lainnya.
Kerukunan antar agama harus selalu diciptakan di antara kita, karena umat Islam selalu
menuntut keharmonisan satu sama lain, karena Islam adalah agama yang universal,
ِوك فَ ُقل ِِ عمل ِ ِِ ِ َ ُّو ََ ِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب
َ َ ْ َ ُك أ َْعلَ ُم ِبلْ ُم ْفسدينَ َوإ ْن َك َّذب
َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َملُ َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن
Terjemahannya :
Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur‟an), dan
di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan
Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan
jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa
Islam tidak pernah memaksakan setiap umatnya untuk memilih kepercayaan yang
mereka yakini. Namun Allah memberikan kebebasan kepada setiap umatnya untuk
memilih kepercayaan yang mereka yakini.
Artinya: “Dan sabda Nabi Muhammad saw., Agama yang paling dicintai Allah adalah
yang lurus dan toleran” (HR. Ibnu Syaybah dan Bukhari).
Al-Hanifah al-Samhah (lurus dan toleran) adalah amal-amal perbuatan yang
jauh dari kebatilan, tidak memberatkan dan tidak pula menyempitkan. Kemudian
arti dari al-Samhah adalah al-Sahlah (kemudahan), artinya dia dibangun atas
prinsip kemudahan berdasarkan firman Allah Swt, “ Dia tidak menjadikan
kesukaran untukmu dalam agama,
(Ikutilah) agama nenek moyangmu
Ibrahim”.
Ibn Hajar al-Asqalany ketika
menjelaskan hadis ini, beliau
berkata: “Hadis ini di riwayatkan oleh
al-Bukhari pada kitab Iman, Bab Agama
itu Mudah” di dalam sahihnya
secara mu'allaq dengan tidak
menyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam kategori syarat-syarat hadis sahih
menurut Imam al-Bukhari, akan tetapi beliau menyebutkan sanadnya secara lengkap
Hadis lain tentang toleransi yaitu: “Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Amr An-Naqid, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Hisyam, telah
menceritakan kepada kami Jafar ibnu Barqan, dari Yazid ibnul Asam, dari Abu
Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia
memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian. Ibnu Majah meriwayatkan hadis
ini dari Ahmad ibnu Sinan, dari Kasir ibnu Hisyam dengan sanad yang sama.”
Terjemahannya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atu
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-
akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul kami telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampau batas di bumi. (Q.S. al-
Maidah/5:32)
memelihara kehidupan
أَجْ ِو Karena أَحْ ٍَاهَا
seorang manusia
maka seakan-
َٰذىِل Itu فَ َنأََّّ ََا
akan dia
telah memelihara
َمت َ ْبَْا kami tetapkan أَحْ ٍَا
kehidupan
َع ٰيى Bagi َ َّْاى
اس Manusia
ًْ َِْب
bani israil َج ٍَِْعا Semuanya
إِس َْسائِ ٍْ َو
أََّّه Bahwa َْوىَقَد dan sungguh
ِْ ٍَ telah datang
barangsiapa ٌْ َجا َءتْ ُه
kepada mereka
ٌْ ِ ٍّ ْْ ُه
فَ َس ٍاد
Membuat diantara mereka
kerusakan
R ANGK UMAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Bentuk toleransi dalam perbedaan pendapat dapat diwujudkan dengan cara….
a. Mengedepankan pembenaran sepihak
b. Melakukan pengamanan atas jalannya diskusi
c. Membiarkan suasana tegang
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Menyelesaikan masalah dengan cara anarkis
2. Perhatikan ayat di bawah ini!
ًَ َعلَ ُم ِِبلْ ُم ْف ِس ِدين َ َُّوِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب
ْك أ
Maksud ayat diatas yang tepat adalah....
a. Menghargai orang yang berbeda aliran dan paham dalam beragama
b. Menghargai perbedaan ada yang beriman dan ada yang tidak beriman
c. Menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah di masyarakat
d. Menghargai orang yang lebih tua dengan mendahulukan dalam setiap
kesempatan
e. Menghargai orang yang lebih alim dengan memberikan tempat yang pertama
3. Perhatikan potongan ayat dibawah ini!
Dari potongan ayat diatas yang di garis bawahi mempunyai bacaan tajwid benar
adalah....
a. Idzhar syafawi dan mad jaiz munfasil
b. Idzhar syafawi dan mad wajib munfasil
c. Idzhar syafawi dan mad lazim khilmi
d. Idzhar khalqi dan mad thabi‟i
ََ س ِدين
ِ ِِبلْم ْف
ُ َ َُّوِمْن ُه ْم َم ْن يُ ْؤِم ُن بِِو َوِمْن ُه ْم َم ْن ََل يُ ْؤِم ُن بِِو ۚ َوَرب
ك أ َْعلَ ُم
Ayat diatas terdapat dalam Al-Qur‟an surat....
a. Q.S. al-Kahfi: 28 d. Q.S. Yunus: 40
b. Q.S. al-Kahfi: 30 e. Q.S. Yunus: 41
c. Q.S. al-Kahfi: 31
5. Perhatikan ayat dibawah ini!
وك فَ ُق ْل ِِ َع َملِ َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َم ُل َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن
َ َُوإِ ْن َك َّذب
Dari ayat diatas mengajarkan kita dalam menyikapi orang-orang yang
mendustakan Al-Qur‟an dengan cara mengatakan....
a. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu
b. Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu
c. Kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
d. Tuhanku tidak sama dengan Tuhanmu
e. Aku tidak bertanggung jawab atas pekerjaanmu
6. Di bawah ini adalah beberapa manfaat dari toleransi antar umat beragama,
kecuali....
a. Menyadari bahwa hidup ini tidak lepas dari orang lain
b. Berpikir positif terhadap kebenaran agama lain
c. Memaksa penganut agama lain untuk asuk Islam
d. Membangun tradisi dialog antaragama
e. Saling menghormati dan menghargai pemeluk agama lain
7. Perhatikan Q.S. al-Maidah/5:32 di bawah ini!
ۤ
ٍ ك ۛ َكتَ ْب نَا َع ٰلى بَِ ْيِن اِ ْسَرا ِءيْل اَنَّوً َم ْن قَتَل نَ ْف ًسا بِغَ ِْي نَ ْف
ِ س اَْو فَ َس ٍاد ِف ْاَلَْر
ض فَ َكاَََّّنَا ِ
َ ِم ْن اَ ْج ِل ٰذل
َ َ
َِ قَتَل النَّاس
َجْي ًعا َ َ
Dari ayat diatas yang digaris bawahi mempunyai bacaan tajwid secara urut
adalah...
وك فَ ُق ْل ِِ َع َملِ َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَنْتُ ْم بَِريئُو َن ِِمَّا أ َْع َم ُل َوأ َََن بَِريءٌ ِِمَّا تَ ْع َملُو َن
َ َُوإِ ْن َك َّذب
a. Identifikasi bacaan Mad Wajib Aridhissukun dan Mad Wajib Muttasil pada
ayat diatas!
b. Jelaskan isi kandungan ayat diatas!
3. Bagaimana penerapan isi Q.S. yunus/10: 40-41 dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana penerapan isi Q.S. Al-Maidah/5: 32 dalam kehidupan sehari-hari?
5. Dibeberapa daerah, terjadi perkelahian antar pelajar. Bagaimana cara mengatasi
masalah tersebut dihubungkan dengan materi menghindari tindak kekerasan!
GLOSARIUM
Universal : Umum
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
Dalam agama Islam dikenal empat (4) kitab yang wajib kita percaya serta kita
imani. Jumlah kitab suci tidak dijelaskan dalam Al-Qur‟an juga dalam hadis, Selain itu
dari kitab Allah Swt, yang di turunkan melalui rasul dan malaikat jibril. Kita juga bias
berpedoman pada hadis Nabi Muhammad saw dan sahifah-sahifah, suhuf atau lembaran
firman Allah Swt, Yang diturunkan pada Nabi Adam, Ibrahim, dan Musa as percaya
kepada kitab-kitab Allah Swt hukumnya adalah wajib ain atau wajib bagi seluruh warga
muslim di seluruh dunia. Di lihat dari pengertian atau arti definisi kitab Allah Swt
adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah Swt melalui
rasul-rasulnya untuk di jadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang
yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-Qur‟an disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah Swt beserta rasul penerima wahyunya, yaitu :
1. Kitab Taurat di turunkan kepada nabi Musa as
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud as berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as berbaasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad saw berbahasa arab
Kitab-Kitab Allah
Swt
Diketahui Sejarahnya
Diketahui dan Diyakini
Sejarahnya dan Keberadaannya
Diyakini Dibaca, Dipahami
Keberadaannya
Menjadikan Al
Qur‟an Sebagai
Pedoman dalam
Menjalani
Kehidupan Sehari-
Hari Dimana Saja
1. Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah Swt. dan
biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah Swt) Ada yang berwujud Kitab dan iada
yang berwujud shahifah atau shuhuf.
2. Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah Swt,
melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia isendiri.
Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah Swt. yang
diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang imengandung
perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia dan jumlah
kitabullah ada 144 kitab dan yang wajib diimani ada 4. Kitab-kitab yang wajib idiimani
ada empat(4) yaitu :
a. Kitab Zabur, diturunkan pada Nabi Daud as.
b. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as.
c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as.
d. Kitab Al-Qur‟an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Jadi pengertian iman kepada kitab-kitab Allah, yang dimaksud dengan iman
kepada kitab-kitab Allah Swt. Yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt
telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul yang berisi wahyu Allah
Swt berupa perintah dan larangan untuk disampaikan kepada umat manusia iagar
digunakan sebagai pedoman hidup di dunia. Adapun Nama Kitab-Kitab Allah Swt,
yaitu:
Terjemahnya:
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al kitab (Taurat) dan
keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat
petunjuk” (Q.S. ial-Baqarah/1: 53).
Terjemahnya:
“Dia menurunkan al kitab (al Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil”i(Q.S. iAli iImran i: i3).
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-
orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-
orang yang kafir .(Q.S. Ial-Maidah i: i44).
Terjemahnya:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Maidah : 46)
Terjemahnya:
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, hikmah, Taurat dan Injil”.
(Q.S. ali-Imran : 48).
2. Kitab Zabur
Juga ada yang menyebut Mazmur maupun Paska. Diturunkan kepada Nabi iDaud
as (=David) pada abad ke 10 S untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.
Terjemahnya:
”Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada
Daud”. (Q.S. ian-Nisaa: i163)
Terjemahnya:
“ (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib
bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maksudnya memberi Makan lebih
dari seorang miskin untuk satu hari.” (Q.S. ial-Baqarah/1 : i184)
Terjemahnya:
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”. (Q.S. al
anbiya: i105)
3. Kitab Injil
Ada yang menamakan Bibel maupun al-Kitab. Diturunkan kepada Nabi Isa as =
Yesus Kristus pada awal abad ke 1 M untuk Bani Israil dan berbahasa Suryani.
Terjemahnya:
“Dia menurunkan al-kitab (Al-Qur‟an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil”. (Q.S. iali-Imran i: i3)
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
lihat mereka ruku‟ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.
Terjemahnya:
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab, hikmah, Taurat dan Injil”.(
Q.Sial-Imran: i48)
4. Kitab Al-Qur’an
Terjemahnya;
“Kitab (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”. (Q.S ial-Baqarah/1: 2)
Terjemahnya:
“Maha suci Allah yang telah menurunkan al Furqaan (Al-Qur‟an) kepada
hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S al-
Furqan: 2)
Terjemahnya :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”. (Q.S. an-Nisa /4: 136)
Terjemahnya:
Terjemahnya:
Surah Al-Baqarah:4
Terjemahnya:
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur‟an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat”. (Q.S al-Baqarah/1 :4).
“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, (HR. Muslim).
(dikutip dari himpunan hadis Arba‟in karya Imam An-Nawawi)
2. Dalil Aqli
Dalil Aqli adalah dalil yang berdasarkan akal pikiran manusia. Dalil Aqli Iman
kepada Kitab-kitab Allah. Jika kita diperintahkan Allah untuk melakukan Ibadah dan
lain sebagainya, tentunya kita diberi buku pedoman atau buku petunjuk tata cara
beribadah, dan buku tentang petunjuk tata cara beribadah itu berupa Kitab, karena itu
kita harus beriman kepada Kitab-kitab Allah.
Adapun ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt yaitu sebagai
berikut:
a. Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab sebelum Al-Qur‟an,
Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt menjaga
kesucian Al-Qur‟an dilakukan diantaranya dengan berwudhu terlebih dahulu
sebelum membaca Al-Qur‟an dan tidak membawa Al-Qur‟an, di suatu wilayah yang
memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan dan hal-hal yang tidak di inginkan
terhadap Al-Qur‟an kemudian menempatkan Al-Qur‟an di tempat yang mulia dan
aman, misalnya di atas lemari bagian atas, di atas meja belajar dan di tempat-tempat
aman yang lainnya. Allah Swt berfirman:
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan Sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”.
(Q.S al-Hijr/15: 9).
Terjemahnya:
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah al- Quran itu dengan perlahan-lahan.”
(Q.S al-Muzammil/73: 4)
c. Hidup yang sejalan dengan ketentuan dan ketetapan Al-Qur‟an. Seorang muslim
benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Qur‟an, apabila iya hidup sesuai
dengan petunjuk Al-Qur‟an Begitupun sebaliknya, apabila keimanan diri mereka
terhadap Al-Qur‟an belumlah berjalan dengan sempurna maka iya tidak mau dan
tidak rela diatur oleh Al-Qur‟an, Allah Swt berfirman yang berbunyi:
Terjemahnya:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian
a. Meyakini adanya bahwa kitab-kitab suci sebelum Al-Qur‟an datang dari Allah Swt.
Allah Swt Berfirman yang berbunyi, yaitu:
Terjemahnya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian”. (Q.S al-Maidah/5: 48).
Terjemahnya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu al kitab (Al-Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al-Ankabut /29: 45).
c. Berusaha dalam memahami kandungan dan makna isi Al-Qur‟an sesuai dengan
kaidah-kaidah penafsiran Al-Qur‟an yang benar dan fasih. Al-Qur‟an telah
mengingatkan bahwa penafsiran-penafsiran yang menyimpang ditujukan untuk
menyesatkan manusia dari jalan Allah Swt.
Allah Swt berfirman yamg berbunyi, sebagai berikut:
Terjemahnya:
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan. Maka
mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami."
dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal”. (Q.S. ali-Imran/3: 7).
Terjemahnya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur‟an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian. terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (Q.S. al-Maidah/5: 48).
Terjemahnya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al-Qur‟an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q.S. Yusuf /12: 111).
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Muhammad saw yaitu keteguhan,
kesabaran, kegigihan, ketangguhan, keimanan terhadap janji Allah Swt (iqqah bi
wa‟dillah), dan ketulusan hati mereka dalam memperjuangkan agama Allah yaitu
Agama Islam.
Adapaun manfaat beriman kepada Kitab-Kitab Allah Swt, yaitu sebagai berikut:
1. Makna beriman kepada kitab Allah adalah meyakini, mempercayai, dan memiliki
ketetapan hati bahwa Kitab Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur‟an merupakan kitab
yang turun dari sisi Allah Swt dengan cara mengimaninya secara tafshil maupun
ijmal, membenarkan segenap kabar berita yang masih murni, serta mengamalkan
segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut selama belum dihapus
oleh Allah Swt.
2. Beriman kepada kitab-kitab Allah mencakup 4 hal, diantaranya :
1) Beriman bahwa kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah Swt.
2) Beriman kepada kitab-kitab Allah tersebut baik secara tafshil/terperinci maupun
secara ijmal/garis besar.
3) Membenarkan segenap kabar berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci
tersebut yang masih murni dan belum dirubah oleh tangan manusia.
4) Mengamalkan segenap hukum yang terkandung dalam kitab suci tersebut selama
belum dihapus oleh Allah Swt dan dalam mengamalkannya harus disertai
dengan sikap ridha dan menerima.
3. Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur‟an adalah kitab suci Taurat,
Zabur, Injil, dan shuhuf Nabi Ibrahim dan Musa as. Kitab suci Taurat diturunkan
kepada Nabi Musa as. Kitab suci Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as. Kitab suci
Injil diturunkan kepada Nabi Isa as
4. Ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, Yaitu:
1) Menjaga kesucian dan kehormatan Al-Qur‟an dan Kitab-kitab sebelum Al-
Qur‟an
2) Rajin membaca Al-Qur‟an dengan tartil
3) Hidup sejalan dengan tuntunan Al-Qur‟an.
5. Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-
perilaku:
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Kitab-kitab Allah yang wajib diketahui dan diimani oleh setiap orang Islam
berjumlah ....
a. Satu kitab
b. Dua kitab
c. Tiga kitab
d. Empat kita
e. Lima kitab
2. Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul merupakan sebagai
....
a. Petunjuk bagi manusia
b. Keimanan manusia
c. Pedoman manusia
d. Mengamalkan kitab-kitab allah
e. Gemar membaca alquran
3. Mengimani semua kitab yang diwahyukan Allah hukumnya ....
a. Wajib
b. Mubah
GLOSARIUM
Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Qur‟an Hafalan mudah Al Hufaz, (Bandung: Cordoba,
2020).
Alghifari Rifai, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Untuk SMA/MA Kelas XI,
2013 (Jakarta: Duta, 2018), 27
Asep Puji Syukur and Evi Susanti, Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah
Atas Kelas XI, 2011 Edition (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian
Pendidikan Nasional, 2011).
Beni Jo, " Daftar Kitab-kitab Allah & Rasul Penerima Taurat Hingga Al-Qur‟an", 1.
http://tirto.id. 12
Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Cetakan Ke-2,
2017 (Jakarta: Pusat urikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).
Yugi Al, "Dalil Iman Kepada Kitab Allah Swt", 27. http://www.cerdika.com. 20
Pendahuluan
Iman seseorang itu tidak sah sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah
Swt. selain itu, kita juga harus membenarkan bahwa Allah Swt telah mengutus para nabi
dan rasul untuk membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
kebenaran. Allah Swt, mewajibkan orang Islam supaya beriman kepada semua rasul
yang diutus oleh-Nya tanpa membeda-bedakan antara rasul satu dan yang lainnya.
Diantara para rasul itu, ada yang di critakan dalam Al-Qur‟an dan adapula yang
tidak diceritakan. Adapun rasul-rasul yang diceritakan dalam Al-Qur‟an berjumlah dua
puluh lima orang. Pada setiap umat pasti ada rasul sebagai teladan hidup yang harus
diikut ajarannya dan diteladani jejaknya.
Firman Allah Swt Q.S. al-Baqarah: 285
Terjemahnya:
Rasul-Rasul
Kekasih Allah
Swt
Terbiasa
Menelaah Iman Meneladani Sifat
Kepada Rasul dan Perilaku
Rasul
Nabi Rasul
Manusia pilihan yang diberi wahyu Manusia pilihan Allah Swt, yang
oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri diangkat sebagai utusan untuk
dan tidak memiliki kewajiban menyampaikan firman-firman-Nya
menyampaikan pada umatnya. kepada manusia agar dijadikan
pedoman hidup.
Hadis dari Abi Zar r.a imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab, “jumlah para nabi itu adalah
124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul ada 315. Sementara At-Turmuzy meriwayatkan
hadis dari Abi Zar r.a juga, menjelaskan bahwa rasulullah saw menjawab “ jumlah para
nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312 “jumlah nabi yang mendapat
gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as. Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan
Muhammad saw.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt, merupakan kewajiban hakiki sebagai seorang
muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan
sebagai perwujudan iman tersebut , kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul
Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah Swt terdapat dalam surah an-
Nisa/4:136.
b. Tabligh (menyampaikan)
Rasul mendapat wahyu dari Allah Swt yang nantinya akan diberitahukan ke
kaumnya. Rasul selalu memberitahu wahyu Allah Swt dengan detail dan tepat. Nah,
kita dapat meneladani sifat ini dengan menyampaikan persis seperti apa yang di
dengar dari orang yang memberitahu kita. Jangan pernah menambah-nambahkan atau
bahkan menyembunyikannya.
Terjemahnya :
Allah Swt sudah membekali Rasul dengan kecerdasan karena risalah beliau yang
berat. Rasulullah pasti bisa menyelasaikan suatu masalah dengan bijaksana. Oleh
karena itu, kita sebagai umat Islam harus menuntun ilmu agar menjadi cerdas. Nah,
dengan cerdas kita dapat membantu banyak orang, dan membantu diri sendiri. Misal,
kita menjadi susah untuk ditipu, dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dapat
menyampaikan suatu dakwah, dan memberikan solusi dari suatu masalah. Diluar 4
sifat mulia diatas, Rasul juga mempunyai sifat mulia lainnya. Nabi Muhammad saw
jauh dari maksiat. Walaupun beliau merupakan manusia biasa yang pernah lupa,
namun Allah Swt pasti memberitahu Rasul, yang nantinya Rasul pasti akan
melaksanakannya. Beliau juga dikenal sebagai al-Amin (orang yang dipercaya) oleh
orang Mekkah, bahkan diusianya yang begitu muda. Walau kita tidak bisa benar-
benar menjadi seperti Nabi Muhammad saw, namun kita bisa berusaha sebaik-
baiknya untuk meneladani sifat-sifat beliau. Kebaikan tersebut akan berpengaruh baik
bagi masa depan kita.
d. Shidiq (jujur)
Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dalam pandemi ini, kita dapat
menerapkannya di saat pembelajaran online. Contohnya, mengerjakan tugas-tugas
sekolah dan ujian dengan jujur. Atau jujur terhadap orangtua (dan orang lainnya).
2. Sifat Mustahil
a. Al-Kizzib
Rasulullah saw memiliki sifat As-Siddiq yang berarti jujur. Maka dari itu,
mustahil jika beliau memiliki sifat al-Kizzib. Pendusta atau pembohong adalah arti
dari al-Kizzib. Tidak mungkin seorang Rasul mengatakan hal-hal yang bohong atau
dusta.
Terjemahnya:
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang
diucapkannya itu (al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S. An-Najm :2-4).
b. Al Khianah
Sifat mustahil ini tertulis dalam Surat al-An‟am ayat 106 yang berbunyi sebagai
berikut.
Terjemahnya:
c. Al- Kitman
Rasulullah memiliki sifat at-Tabligh yang artinya menyampaikan wahyu dari
Allah Swt. Al-Kitman berarti menyembunyikan. Semua wahyu yang diberikan oleh
Allah Swt tak ada yang disembunyikan untuk dirinya sendiri. Melainkan,
disampaikan seluruhnya kepada umatnya.
.
Terjemahnya:
d. Al-Baladah
Terakhir, sifat mustahil bagi Rasulullah adalah al-Baladah atau yang berarti
bodoh. Sebab, Nabi Muhammad saw memiliki sifat al-Fatanah atau yang berarti
memiliki kecerdasan yang tinggi. Untuk mengajak umatnya memeluk agama Islam,
tentu dibutuhkan strategi diplomasi yang baik, komunikasi, serta kemampuan khusus
agar mudah diterima.
Sifat mustahil ini tertulis dalam Surat al-A‟raf ayat 199 yang berbunyi sebagai
berikut.
Terjemahnya:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Q.S. al-A‟raf : 199).
Itulah tadi sifat mustahil Rasul Allah yang wajib kita ketahui. Semoga dengan
mengetahui sifat mustahil ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt.
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariah, artinya
rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus,sakit,
tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap
meninggal sebagaimana makhluk lainnya.
Selain rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga
memiliki sifat jaiz. akan tetapi sifat jaiz rasul dengan sifat jaiz allah Swt sangat
berbeda. Allah Swt berfirman:
Terjemahnya :
“(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang
kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.”( Q.S al-Mu‟minun : 33)
Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu
seperti berikut.
1) Iltizamurrasul, adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang
mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan
perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. harus
berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri
pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun
menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.
2) Ishmaturrasul, adalah orang yang ma‟shum, terlindung dari dosa dan salah
dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu
Allah Swt. Oleh karena itu, seorang Rasul selalu siaga dalam menghadapi
tantangan dan tugas apa pun.
Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Selain karena
diperintahkan oleh Allah Swt, juga ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari
beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul sebagai
berikut.
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang”. (Q.S al-Imran:31)
Terjemahnya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada -
Ku”. (Q.S az-Zariyat:56)
1. Kejujuran. Nabi Muhammad saw, sebelum masa kenabian sudah dijuluki al-
Amin sebab ia dikenal jujur dalam niat, hati juga perbuatannya.
2. Amanah. Sifat yang jujur dan benar dari nabi ini kemudian menjadikan ia
sebagai pribadi yang amanah atau bisa dipercaya sehingga banyak sekali orang
yang menyenangi dan menaruh hormat padanya.
3. Fathanah, kecerdasan yang ada pada diri nabi Muhammad juga wajib menjadi
teladan kita. Kecerdasan ini bisa diraih dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
4. Kesabaran. Nabi Muhammad saw dikenal sebagai rasul ulul azmi sebab
kesabarannya yang melebihi manusia biasa. Kesabaran ini juga wajib kita
jadikan teladan hidup.
Berikut perilaku-perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada
rasul :
ِ اّلل َش ِديْ ُد الْعِ َق ِ ٰ وماي اٰ ٰتى ُكم الرسو ُل فَخ ُذوه وما ن ٰهى ُكم عنو فَانْت هو ۚا واتَّقوا...
اب َّ ٰ اّللَ ا َّن
ّ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ َّ ُ ََ
Terjemahnya:
... Apa yang di berikan rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah
Swt sesungguhnya Allah Swt, amat keras hukuman-Nya. (Q.S al-Hasyr/59:7)
1. Nabi adalah manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu hanya untuk dirinya
sendiri. Jumlah nabi berdasarkan hadis riwayat Ahmad ada 124.000 nabi
2. Jumlah rasul berdasarkan hadis riwayat Ahmad ada 315 rasul.
3. Sifat – sifat yang dimiliki rasul adalah sifat wajib (as-siddiq, al-amanah, at-
tabliqh, dan al-fathanah) sifat mustahil (al-kizzib, al-khianah, al-kitman, dan al-
baladah)
4. Tugas para rasul adalah mengajarkan tauhid, mengajarkan cara beribadah,
menjelaskan hukum-hukum Allah Swt, dan batasannya sebagai manusia,
memberi teladan pada ummatnya , memperbaiki jiwa manusia.
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
ۚ
اب َّٰ اّللَ اِ َّن
ِ اّلل َش ِديْ ُد الْعِ َق ّٰ خ ُذ ْوهُ َوَما نَ ٰهى ُك ْم َعنْوُ فَانْتَ ُه ْوا َواتَّ ُقوا َّ َوَماي اٰ ٰتى ُك ُم
ُ َالر ُس ْو ُل ف
a. Dapat di percaya
b. Jujur
c. Cerdik
d. Pandai
e. Menyampaikan
7. Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa disebut sebagai ulul azmi
jumlahnya ada....
a. Satu
b. Dua
c. Empat
d. Lima
e. Tujuh
a. Dusta
b. Khianat
c. Penipu
d. Bodoh
e. Menyembunyikan
9. Hal yang membedakan rasul dan manusia pada umumnya adalah ...
GLOSARIUM
Pendahuluan
Orang Yang Paling Berani Al-Bazzar meriwayatkan, suatu hari Ali bin Abi
Thalib berkhutbah, “Hai kaum muslim, siapakah orang yang paling berani?” mereka
menjawab, “Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin".
Lalu Kata Ali, “Orang yang paling berani, bukanlah aku, tetapi Abu Bakar. Ketika kami
membuatkan Nabi Saw. gubuk di Badar, kami tanyakan siapakah yang berani
menemani Rasulullah Saw. dalam gubuk itu, dan menjaganya dari serangan kaum
Musyrik? Di saat itu, tidak seorang pun yang bersedia kecuali Abu Bakar sendiri. Di
waktu yang lain, aku menyaksikan Nabi saw. dihalau orang musyrik dan akan menyakiti
beliau, seraya berkata, “Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan?”
Di saat itu, tidak ada yang berani membela Nabi selain Abu Bakar, dan memukul
mereka sambil berkata, “Apakah kamu hendak membunuh orang yang bertuhankan
Allah SWT?” Kemudian Ali berkata, “Adakah orang beriman dari kaum Firaun yang
lebih baik dari Abu Bakar?” Semua jama'ah diam saja. Jawab Ali selanjutnya, “Abu
Bakar lebih baik dibanding mereka, walaupun mereka memiliki sepuluh dunia, karena
orang beriman dari kaum Firaun menyembunyikan imannya, sedang Abu Bakar
menyiarkan imannya. ” Ummu Sulaim Menjadi Perisai Rasulullah saw.
Saat pulang dari Syam (Syria) Malik menjumpai Ummu Sulaim, istrinya yang
sudah masuk Islam. “Apakah kau sudah berpindah agama?” tanya Malik dengan marah.
“Tidak, aku tidak berpindah agama, tetapi aku percaya dengan Anas bin Malik.
Mendengar istrinya mengajarkan syahadat kepada anak lelakinya, Malik semakin
emosi. Selang beberapa hari, Malik pergi lagi ke Syam, dan dihadang musuh-musuhnya
sampai tewas. Sejak itu, Ummu Sulaim berikrar, “Aku tidak akan menyapih Anas dari
menyusui, aku juga tidak akan menikah lagi.” Menanggapi tekad ibunya, Anas selalu
berdoa kepada Allah Swt. agar berkenan membalas jasa dan amal ibadah ibunya. .
PENGERTIAN
SYAJA'AH
CIRI-CIRI
DALIL NAQLI SYAJA'AH
HIKMAH DAN
MANFAAT
A. Pengertian Syaja’ah
Muslim yang baik adalah seseorang yang memiliki akhlak-akhlak yang mulia
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw., diantara Akhlak mulia yang harus dimiliki oleh
setiap muslim adalah sifat syaja'ah. Syaja'ah dari makna bahasanya memiliki arti
"Nyata/jelas atau kekuatan, keberanian,
ketekunan, dan gagah serta tenang, sabar
menghadapi keputusan dan menguasai
diri", sedangkan makna istilahnya adalah
"kemampuan menundukkan jiwa agar
tetap tegar, teguh, dan tetap maju,
memiliki keteguhan dan kekuatan hati
untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji".
Berdasarkan pengertian secara bahasa dan istilah, dapat dikatan syaja'ah
mencakup kekuatan akal sehat untuk mengendalikan hawa nafsu agar tidak terbuai
dengan hal buruk. Syaja'ah juga dapat diartikan dengan berani karena benar, atau berani
membela kebenaran. Namun Bukan makna syaja'ah jika berani menentang siapa saja
dengan tidak memperdulikan benar atau salah, berani mengikuti hawa nafsu yang tidak
didasari kebenaran dalam membela kebenaran, serta berbuat menurut pertimbangan akal
sehatnya.
Tujuan dari sifat berani atau Syaja'ah adalah untuk membela serta
mempertahankan kebenaran dan mewujudkan kemenangan dalam keimanan. Semangat
keimanan akan selalu menuntuk kita untuk tidak takut dan gentar sedikitpun dalam
menegakkan kebenaran Allah Swt. Memerintahkan kepada orang-orang yang beriman
agar tidak menjadi penakut karena rasa takut adalah faktor utama kegagalan dan
kekalahan, tapi sebaliknya keberanian adalah petunjuk keimanan.
Jika rasa iman kepada Allah Swt. Menguasai kita maka kita akan tumbuh
menjadi orang-orang yang berani terhadap tantangan atau masalah yang ada dalam
hidup, tantangan utama kita adalah membela kebenaran. Seseorang dapat bersabar
terhadap sesuatu, jika dalam jiwanya ada keberanian dalam menerima musibah tersebut,
Terjemahnya:
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sungguh Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S.
Hūd/11:112).
Sifat syaja'ah haruslah tertanam secara mendalam di dada setiap muslim. Sebab
jika tidak umat Islam akan kehilangan wibawahnya, kehormatan, dan kemuliaannya.
Begitu juga umat Islam harus selalu berani bersikap dan menghindari sifat ikut-ikutan
dengan orang lain, tidak memiliki pendirian sendiri, tidak konsisten, plin plan dalam
mengambil keputusan. semua itu faktor yang akan membuat lemah dan runtuh
kemuliaan Islam serta kewibawaan orang-orang muslim.
Perhatikan Firman Allah Swt. Artinya: Dan janganlah kamu (merasa) lemah,dan
jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang
beriman (Q.S. Ali Imrān/3: 139). Telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. “Katakan
kebenaran itu, meskipun terasa pahit” (HR. Imam Baihaqi dalam Syu‟abul Iman, no.
4737)
Berkata terus terang dan konsisten menyuarakan kebenaran meski memiliki
banyak rintangan merupakan indikasi seseorang untuk bersikap berani. Apalagi
dilakukan di depan masyarakat yang tidak mengerti atau para penguasa yang dzalim,
Tentu memiliki resiko yang besar, boleh jadi nyawa yang menjadi taruhannya.
Meskipun begitu harus kita pahami bahwa menyuarakan kebenaran harus tetap dilandasi
kesantunan, kesopanan, dan memperhitungkan situasi di berbagai bidang, meski yang
dikatakan akan terasa pahit untuk diucapkan namun jika itu untuk kebenaran maka
keberanian haruslah di hadirkan untuk diri kita.
Berani adalah salah satu sifat yang dimiliki semua utusan Allah Swt. Nabi-nabi
atau Rasul Allah Swt. Dalam menyebarkan agama Islam kepada umat manusia dalam
menghadapi semua tantangan yang ada saat membawa perintahnya selalu berani dan
pantang mundur dalam menyampaikan kebenaran. Beberapa ayat yang menjelaskan
tentang keberanian.
Terjemahnya :
“Wahai orang- orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tauh
kemashalatannya (kebaikannya). Makan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena
ingin menyimpam kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, makan ketahuilah Allah maha meneliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan (Q.S. an- Nisa/4 : 135)
Ayat ini ditujukan kepada orang-orang beriman agar memiliki keberanian yang
ditandai dengan:
1) Menjadi penegak keadilan yang sempurna. Bukan sekadar adil, namun keadilan
yang paripurna. Rasulullah Saw. pun telah memberi teladan tentang penegakan
keadilan yang baik untuk dilakukan
2).Setiap muslim harus menjadikan keadilan sebagai kepribadian yang melekat di
dalam dirinya, sehingga tidak ada pihak lain yang akan mempertanyakan
keputusan yang sudah diputuskan.
3) Jika menjadi saksi, harus dipenuhi dengan kejujuran. Hanya karena semata-mata
ingin menegakkan keadilan, ingin menggapai ridha Allah Swt. bukan untuk tujuan
duniawi.
4) Mendahulukan keadilan, baru kesaksian. betapa banyak orang hanya pandai
menyuarakan keadilan, tetapi dirinya sendiri dilupakan. Bagaimana mau
menegakkah keadilan dan kejujuran kepada pihak lain, jika sementara dirinya
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang beriman apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir
yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Q.S
al-Anfal/8:15)
Terjemahnya :
“Dan barang siapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lainnya, maka sungguh
orang itu kembali dengan membawa kemurkaan Allah. Tempatnya ialah neraka
jahanam, dan seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. al-Anfal/8:16)
Dalam ajaran Islam, setiap muslim sangat dianjurkan untuk mengabdi sebagai
perwira tentara, karena selain terpuji, juga dapat membawa berbagai manfaat bagi
negara dan kehidupan negara. Syaja'ah (perwira tentara) akan menghasilkan kearifan
berupa luhur, gesit, peka, kuat, toleran, tekun, marah, tenang, dan penuh cinta. Namun
jika keberanian seseorang terlalu dominan, jika tidak dikendalikan oleh kecerdasan dan
ketulusan, ia akan mampu menunjukkan karakter yang ceroboh, sombong, meremehkan
orang lain, dan berprestasi dengan baik. Sebaliknya, jika seorang mukmin tidak
memiliki keyakinan agama, hal itu akan menyebabkan rasa rendah diri, kompleksitas,
kecemasan, kekecewaan, frustrasi, dll.
1. Hikmah Sifat Syajā‟ah
Kebijaksanaan esensial Syajā'ah Islam sangat mengedepankan fitrah muslim
yang dimiliki setiap muslim, karena hal ini tidak hanya menguntungkan masyarakat
yang terlibat, tetapi juga menguntungkan masyarakat sekitar, bahkan negara dan
negaranya. Ingat istilah yang sering kita lihat, yaitu berani jujur! Jargon ini sangat
bermanfaat bagi bangsa Indonesia karena ingin membangkitkan kejujuran, kejujuran,
keberanian untuk mengatakan kebenaran, dan keberanian setiap orang karena itu benar.
Syajā'ah juga akan membawa banyak hikmah, diantaranya berupa sifat-sifat luhur yaitu
cepat, tanggap, kuat, toleran, keuletan, menahan amarah, tetap tenang dan penuh cinta.
Namun, jika seseorang terlalu dominan, berani, dan tidak dikendalikan oleh kecerdasan
dan ketulusan, maka akan menimbulkan karakter yang ceroboh, sombong, meremehkan
orang lain, dan menghalangi orang lain. Di sisi lain, jika orang beriman bukan Yahudi,
itu akan menyebabkan rasa rendah diri, kompleksitas, kecemasan, kekecewaan dan
keputusan.
Menurut ibn Miskawih, esensi ajaran Islam mengandung hikmah yang dapat
mengarah pada sikap sebagai berikut:
a) Ketekunan, artinya, meskipun dia sangat percaya pada setiap kepercayaan, dia
tidak akan langsung menggoyahkan posisinya.
b) yang besar, yaitu sadar akan kemampuannya sendiri dan mampu melakukan
pekerjaan besar sesuai dengan kemampuannya sendiri. Bersedia mengalah pada
masalah kecil dan tidak penting. Rasa hormat masih tidak melotot pada orang
lain.
R ANGK UMAN
1. syaja'ah mencakup kekuatan akal sehat untuk mengendalikan hawa nafsu agar
tidak terbuai dengan hal buruk. Syaja'ah juga dapat diartikan dengan berani karena
benar, atau berani membela kebenaran.
2. Berani adalah salah satu sifat yang dimiliki semua utusan Allah Swt. Nabi-nabi
atau Rasul Allah Swt. Dalam menyebarkan agama Islam kepada umat manusia
dalam menghadapi semua tantangan yang ada saat membawa perintahnya selalu
berani dan pantang mundur dalam menyampaikan kebenaran.
3. Kebijaksanaan esensial Syajā'ah Islam sangat mengedepankan fitrah muslim yang
dimiliki setiap muslim, karena hal ini tidak hanya menguntungkan masyarakat
yang terlibat, tetapi juga menguntungkan masyarakat sekitar, bahkan negara dan
negaranya.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Islam itu berdiri di tengah-tengah, Timur dan Barat. Di bidang keyakinan, Islam itu
tauhid (tidak komunis dan politeisme). Begitu juga di bidang akhlak, Islam itu tidak
sembrono dan tidak pengecut, tetapi Islam itu...
a. Pemberani (syaja‟ah)
b. Mawas diri dan sabar
c. Antara halal haram
d. Syubhat dan iradah
e. Hamlah dan Rihlah
2. Sifat syaja‟ah yang sejati adalah ... .
a. Memenuhi hak diri
b. Ramah yang melegakan
c. Kaya hati, muda tapi kuat beragama
d. Mengendalikan nafsu dan ide terlintas
e. Berbuat yang sejalan dengan ide dan konsep
3. Masyitoh (istri Fir‟aun), ia memiliki keyakinan yang kuat untuk membela hal yang
benar, meski harus berhadapan dengan suaminya yang dzalim. Sikap Masyitoh
tersebut merupakan perwujudan dari sifat ... .
a. Sakanah
b. Muru‟ah
c. Ma‟unah
d. Syaja‟ah
e. Muhibah
4. Syajā‟ah akan memunculkan banyak hikmah dalam bentuk sifat-sifat mulia,
kecuali….
a. Cepat dan tanggap
b. Perkasa dan memaafkan
DAFTAR PUSTAKA
Https://brinly.co.id
Https://smktembarakpai.files.wordpress.com
https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/pengertian-syajaah-dan-pentingnya-
syajaah-dalam-pandangan-Islam
Pendahuluan
Dalam agama Islam menghormati kedua orang tua adalah wajib hukumnya,
karena Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama
lain.sikap menghargai terhadap orang lain tentunya didasari oleh jiwa yang baik pula,
yang nantinya dapat menumbuhkan sikap menghargai orang diluar dirinya. Kemampuan
tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu
bersikap penyantun.
Begitu halnya dengan guru kitapun diwajibkan untuk menghormatinya, karena
guru merupakan orang yang sangat berjasa terhadap seorang murid. Dengan kata lain
guru merupakan orang yang mendidik dan memberi ilmu pengetahuan kepada murid di
luar bimbingan orang tua di rumah, sehingga adab kepada guru perlu di terapkan
sebagaimana adab kita kepada kedua orang tua.
Kisah-kisah
a. Q.S. al-Isra’/17:23-24
Terjemahannya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyambah selain Dia,
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
jangan engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engaku
membentak keduanya, dan ucapkankah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil." (Q.S. al-Isra‟/17:23-24)
Ada banyak hadis yang menjelaskan tentang perilaku menghormati orang tua. Salah
satunya hadis berikut.
Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam sambil berkata; “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia
bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
2) Kaitan Antara Ketauhidan dalam Beribadah dengan Hormat dan Patuh Kepada
Orang Tua
Berikut kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan
patuh kepada orang tua:
a) Perintah berbuat baik kepada orang tua dan hormat pada guru adalah
perintah dari Allah Swt. dan rasul-Nya. Menjalankan perintahnya merupakan
bagian dari ibadah.
b) Sikap dan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru merupakan
bagian dari ketauhidan orang yang beriman dalam beribadah. Karena hanya
orang beriman yang akan bersikap menghormati orang tua dan guru.
c) Berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan tulus ikhlas begitu
juga sikap hormat kepada guru, hanya dapat terealisir bagi yang memiliki
akhlaqul karimah, untuk memiliki akhlaqul karimah landasannya adalah
iman kepada Allah Swt.
b. Kisah Tentang Kilab bin Umayyah dan Baktinya Kepada Orang Tua
Seorang laki-laki bernama Kilab bin Umayyah bin Askar. Dia memiliki ayah dan
ibu yang sudah tua. Dia menyiapkan susu untuk keduanya pada pagi dan petang hari.
Kemudian datanglah dua orang menemui Kilab, mereka membujuknya untuk pergi
berperang. Ternyata Kilab tertarik dengan ajakan tersebut, lalu dia membeli seorang
hamba sahaya untuk menggantikannya mengasuh kedua orang tuanya. Setelah itu Kilab
pun pergi berjihad. Suatu malam, hamba sahaya tersebut pun datang dan membawa
gelas jatah susu petang hari kepada ibu dan bapak Kilab, ketika keduanya sedang tidur.
Dia menunggu sesaat dan tidak membangunkannya lalu pergi. Di tengah malam
keduanya terbangun dalam keadaan lapar, bapak Kilab berkata, "Dua orang telah
memohon kepada Kilab dengan kitabullah keduanya telah salah dan merugi. Kamu
meninggalkan bapak mu yang kedua tangannya gemetar, dan ibu mu tidak bisa minum
dengan nikmat. Jika merpati itu bersuara di lembah waj kerena telur-telurnya, keduanya
mengingat Kilab. Dia didatangi oleh dua orang yang membujuknya. Wahai hamba-
hamba Allah, sunguh keduanya telah durhaka dan merugi. Aku memanggilnya lalu dia
berpaling dan menolak maka dia tidak berbuat benar.
Sesungguhnya, ketika kamu mencari pahala selain dari berbakti kepada ku, hal itu
seperti pencari air yang berburu fatamorgana. Apakah ada kebaikan setelah menyia-
nyiakan kedua orang tua? Demi bapak Kilab, perbuatannya tidak dibenarkan". Jika ada
orang luar Madinah yang datang ke kota Madinah, Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu
selalu menanyakan tentang berita-berita dan keadaan mereka. Umar bertanya kepada
salah seorang yang datang, "dari mana?" Orang itu menjawab, "dari Thaif." Umar
Pada suatu zaman ada seorang murid yang ta‟at kepada gurunya, setelah ia belajar
lama ia pun kembali ke kampung asalnya, tahun demi tahun ia lalui yang akhirnya
beliau menjadi seorang yang alim yang terkenal di kampung itu dan di juluki “Syekh
Maulana Kendi”. Kenapa beliau di juluki Maulana Kendi karena beliau tidak lepas
dengan kendi tersebut untuk mengambil air wudhu dan untuk beliau minum airnya,
keta‟atan ibadahnya sehingga beliau tidak memiliki harta apapaun, kecuali gubuk kecil
yang beliau tempati bersama seorang muridnya yang beliau sayangi. Keta‟atan dan
ketaqwaannya menjadikan contoh untuk muridnya yang selalu mendampinginya
sehingga muridnya pun menjunjung tinggi ahlak dan kebesaran ilmunya.
Pada suatu saat Syekh Kendi menceritakan tentang gurunya yang berada dinegeri
seberang dan akhirnya menyuruh muridnya untuk menemuinya, keesokan harinya sang
murid berangkat kenegeri seberang dan sampailah didepan gerbang guru besar Syekh
Kendi, maka murid Syekh Kendi bertanya : “Apakah ini rumah guru besar Syekh
Kendi?”, rumah yang bagaikan istana yang luas, penjaga yang begitu banyak membuat
keraguan murid Syekh Kendi, seraya dihati berkata : “Guruku Syekh Kendi miskin tak
punya apa-apa sedangkan guru besarnya seperti ini”. Bertambah keanehannya di kala
melihat didalam istananya bangku-bangku emas dan mahkota emas dan begitu
gemerlapan emas yang ada di dalam rumahnya.
Dan akhirnya berjumpalah murid Syekh Kendi dengan guru besarnya yang bernama
Syekh Sulaiman (Guru dari Syekh Kendi), tiba-tiba beliau berkata : “Apakah engkau
murid Syekh Kendi murid dari pada kesayanganku?” benar wahai guru besar (Guru
Sulaiman), beri kabar kepada muridku agar dia lebih zuhud lagi didunia dan salamkan
ini kepadanya, kebingungan bertambah, guruku yang miskin di suruh tambah miskin
lagi menurut kata hatinya, dan pertanyaan ini membuat bingung dan akhirnya keesokan
Terjemahannya:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S. al-Fathir:28).
Guru adalah pewaris nabi, karena lewat jasa guru, wahyu dan ilmu dari nabi
diteruskan kepada manusia. Imam al-Ghazali mengistimewakan guru dengan sifat
kesucian, kehormatan, dan kedudukan guru setelah para nabi. Beliau juga menegaskan
bahwa seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah
yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini. Ia adalah ibarat matahari yang
menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya
dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang
pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang
sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya
ini. Di dalam Islam, hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan. Dikarenakan,
guru termasuk orang yang mengenalkan kita kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad
Saw. sebagai Rasul-Nya. Berikut ini beberapa keutamaan hormat kepada guru:
a. Berbakti kepada guru merupakan jihad di jalan Allah Swt. Allah Swt. akan
memberi pahala besar bagi peserta didik yang taat kepada gurunya.
b. Berbakti kepada guru dapat melebur dosa yang telah dilakukan.
c. Berbakti kepada guru akan mendapat kedudukan dan meningkatkan derajat di
hadapan Allah Swt.
d. Ketika berbakti kepada guru, Allah Swt. akan memperlancarkan rezeki kita.
e. Berbakti kepada guru membuat kita diberikan keberkahan dan kemanfaatan
ilmu.
f. Berbakti kepada guru akan membuat iman kita kuat sampai ajal menjemput.
Betapa pentingnya menghormati guru akan membuat kita mendapatkan berbagai
keuntungan antara lain sebagai berikut:
Hormat dan patuh kepada guru harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baik ketika bertemu di sekolahan maupun di jalan. Contoh hormat dan patuh kepada
guru dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut :
a. Rendah hati, sopan, dan menghargai guru. Mereka adalah orangtua di sekolah.
b. Mengucapkan salam ketika bertemu dengannya.
c. Memerhatikan dan mendengarkannya di dalam maupun di luar kelas.
d. Melaksanakan serta mematuhi perintah dan nasehatnya dengan ikhlas.
Sementara cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam hormat dan patuh
terhadap guru, yakni:
a. Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya.
b. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain.
c. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.
d. Memuliakan keluarga dan sahabat karib guru.
e. Murid harus mengikuti sifat guru yang baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian,
berwibawa, santun dan penyayang.
f. Murid harus memuliakan guru dan meyakini ilmunya.
g. Menghormati dan selalu mengenangnya, meskipun sudah wafat.
h. Murid mendoakan keselamatan guru.
i. Menunjukkan rasa terima kasih terhadap ajaran guru.
Terjemahannya:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.” (Q.S. al-Isra':23)
Selain itu, terdapat tiga hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan sikap
hormat dan patuh pada orang tua antara lain sebagai berikut :
a) Seorang anak berkewajiban menaati perintah orang tua, kecuali dalam perkara
maksiat.
b) Seorang anak berkewajiban menjaga amanah yang diberikan orang tua, baik itu
janji, harta yang dititipkan atau harta yang diberikan kepadanya.
c) Membantu dan menolong orang tua apabila mereka membutuhkan.
Sebenarnya, setiap sikap yang dilandasi kasih sayang dan penghargaan kepada
orang tua merupakan sikap hormat dan patuh pada mereka. Namun, Islam menegaskan
beberapa sikap yang mesti dihindari agar anak memperoleh ridha orang tua. seorang
anak tidak boleh berkata kasar kepada orang tua, bahkan ungkapan lelah ataupun
kekecewaan pun dilarang, seperti kata "ah". Kemudian, jika orang tua sudah meninggal,
cara berbakti pada orang tua adalah dengan mendoakan kebaikan kepada mereka,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: "Apabila manusia meninggal dunia, maka
terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat,
atau anak shaleh yang mendoakannya, "(HR. Muslim).
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang merupakan cara berbakti kepada orang tua dan guru adalah….
a. Sering meminta hadiah kepada mereka
b. Menceritakan keburukannya kepada banyak orang
c. Selalu mendengarkan dan menaati nasihatnya
d. Tidak mau dibimbing orang tua dan guru
e. Membantah kedua orang tua
2. Berikut ini yang merupakan wujud sikap hormat kepada guru adalah….
a. Sering bertanya kepada guru
b. Mematuhi nasehatnya
c. Tidak pernah mengerjakan PR
d. Sering memberikan hadiah
e. Tidak patuh perintah guru
3. Larangan berkata “ah” kepada orang tua terdapat di….
a. Surah al-Isra‟ ayat 23
b. Surah al-Kahfi ayat 65
c. Surah Luqman ayat 65
d. Surah Maryam ayat 6
e. Surah al-isra ayat 7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/q1klt3313/teladan-imam-syafii-memuliakan-guru
https://tirto.id/pentingnya-hormat-dan-patuh-kepada-guru-beserta-contohnya-gbJr
https://tirto.id/pentingnya-hormat-dan-patuh-kepada-orang-tua-hikmah-dan-contohnya-
gbGS
https://Islam.nu.or.id/post/read/116002/kisah-nabi-sulaiman-dan-anak-yang-berbakti-
kepada-orang-tua
https://kisahmuslim.com/3669-kisah-tentang-kilab-bin-umaiyah-dan-baktinya-kepada-
orang-tua.html
https://akurat.co/3-hadis-nabi-tentang-kewajiban-berbakti-pada-kedua-orang-tua
https://bisnisrumahq.blogspot.com/2018/02/kisah-inspiratif-kisah-seorang-
murid.html?m=1
https://paibinarahayu.wordpress.com/2019/02/23/bab-9-kelas-xi-hormat-kepada-orang-
tua-dan-guru/
https://suaramuhammadiyah.id/2020/03/11/mengajarkan-kebaikan-semesta-mendoakan/
Pendahuluan
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan
Allah Swt dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati
orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi
kehariban Allah Swt orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus
dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan
tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.
1. Memandikan
Jenazah
3. Menyolatkan Jenazah
Terjemahnya:
35.tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikan. 36. dan apahila orang-orang kafir itu melihat kamu,
mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (mereka mengatakan): "Apakah ini
orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?", Padahal mereka adaIah orang-orang yang
ingkar mengingat Allah yang Maha Pemurah.(Q.S. al- Anbiyaa : 35-36)
Terjemahnya :
15. (Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang
mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya
di antara hamba-hamba-Nya, supaya Dia memperingatkan (manusia) tentang hari
Pertemuan (hari kiamat). 16. (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada
suatupun dari Keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi
Maha Mengalahkan.
Terjemahnya :
57. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan. 58. dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-
amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat
yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal
di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal,( Q.S. al-
ankabut : 57-58)
Kematian adalah kepastian. Setiap yang hidup dipastikan akan mati. Islam
menghormati manusia sejak masih hidup hingga kematiannya. Penghormatan itu
diaplikasikan menjadi kewajiban bagi kaum muslim untuk melakukan perawatan
jenazah yang meliputi : memandikan, mengkafani, menshalati, dan mengubur.
Meskipun sudah menjadi kehausan syari, tak semua orang mampu melakukan
perawatan jenazah dengan baik dan sesuai dengan tuntutan Rasulullah saw.
Firman Allah Swt :
Terjemahnya :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu
dikembalikan”. ( Q.S. al-Ankabuut : 57).
Ayat tersebut mempertegas bahwa kita yang hidup di dunia ini pasti akan
merasakan mati. Namun kenyataannya banyak manusia yang terbuai dengan kehidupan
dunia sehingga hampir melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, hal ini juga membuat
manusia tidak banyak yang mengungat tentang kematian.
1. Memandikan Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati
syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadis Nabi saw yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari untanya:
Artinya: Dari Ibnu Abbas Ia berkata:
Tatkala seorang laki-laki jatuh dari
kendaraannya lalu ia meninggal,
sabda Beliau: “Mandikanlah dia
dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan
daki seperti sabun). (HR Bukhari dan
Muslim)
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang
masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka
kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah
memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin. Sedangkan muslim
yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan junub sekalipun,
melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan, ditambah jika
kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.Rasulullah SAW bersabda : ”Dari Ummu Atiyah ra., datang
kepada kami sewaktu kami memandikan putrid beliau, kemudian beliau bersabda :
mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih kalau kamu pandang lebih baik dari itu
dengan air atau daun bidara dan basuhlah yang terakhir dengan dicampur dengan
kapur barus”.(HR. Bukhori dan Muslim).
2. Mengkafani Mayat
Sebagaimana memandikan mayat, maka mengkafaninya pun fardhu kifayah
hukumnya. Karena perintah mengkafani
itu ditujukan kepada umumnya kaum
muslimin, sedang pekerjaan itu cukup
dilakukan oleh sebahagian mereka saja.
Hukum mengkafani mayat adalah fardhu
kifayah atas orang yang hidup.
1) Syarat mengkafani mayat:
a. Sekurang-kurangnya satu lapis yang
menutup seluruh tubuhnya.
3. Menyolatkan Jenazah
Sholat jenazah ialah sholat yang
dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka
mendo‟akan orang muslim yang meninggal.
Apabila jenazahnya laki-laki imam hendaklah
berdiri lurus di depan kepalannya, dan apabila
jenazahnya perempuan hendaklah imam
1). Ta'ziyah.
Takziyah berasal dari kata 'azza-yu'azzi yang artinya berduka cita atau berbela
sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah
adalah mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud
menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan
menghilangkan kesedihan. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu
merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya. Hal ini jelas termasuk dalam
kategori amar ma'ruf nahi munkar yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam.
Lebih dari itu, takziyah adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama
dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah Swt berfirman, ''Dan saling menolonglah kamu
sekalian dalam kebaikan dan ketakwaan.'' (Q.S al-Maidah:2)
Dalam pandangan Rasulullah saw, takziyah mempunyai nilai dan keutamaan tinggi
bagi yang melakukannya. Beliau bersabda, ''Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan
takziyah atas musibah yang menimpa saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan
untuknya permata kemuliaan pada hari kiamat.'' (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). Tak
ada satu pun manusia yang bisa menolak kematian. Singkatnya, selain sebagai wujud
hubungan baik antarmanusia, takziyah juga merupakan media untuk mengingatkan
manusia terhadap sesuatu yang pasti, yaitu kematian. Dengan sering melakukan
takziyah, seseorang terdorong untuk ber-muhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas
yang telah dilakukannya. Semakin sering takziyah dilakukan, semakin kuat pula
keyakinan akan datangnya kematian. Jika demikian, akan semakin tumbuh semangat
mengisi hidup dengan perbuatan baik dan amal saleh. Pendek kata, takziyah adalah
sumber inisiatif positif yang mengarahkan manusia menjadi hamba Allah yang saleh
dan bertakwa. Sebagai manusia, kita diperintahkan untuk selalu sadar bahwa kematian
adalah sebuah kepastian. Rasulullah saw telah menunjukkan kepada kita bahwa
takziyah adalah media efektif dalam meringankan beban sesama dan mengingat
kematian. Kita tidak boleh segan meluangkan waktu sejenak untuk bertakziyah kepada
saudara kita.
Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup
menyelenggarakan empat perkara, yaitu:
1. Memandikan jenazah
Syarat wajib mandi ialah mayat orang Islam, ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
mayat itu bukan mati syahid.
2. Mengkafani jenazah
Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat.
Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan.
3. Menyolatkan jenazah
Syarat-syaratnya yaitu:
a. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; suci badan; dll.
b. Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
c. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.
Rukun-rukunnya yaitu:
a. Niat,
b. Berdiri jika mampu
c. Takbir empat kali
d. Membaca al-Fatihah setelah takbiratul ihram
e. Membaca shalawat atas Nabi sesudah takbir kedua
f. Mendo‟akan mayat sesudah takbir ketiga
g. Memberi salam
4. Menguburkan jenazah
Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurangnya sampai
kira-kira bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar
oleh binatang buas.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang diawali sebuah peristiwa yang
dinamakan. . . .
a. Sakit kritis
b. Musibah kematian
c. Sakaratul maut
d. Talqin jenazah
e. Membacakan surat Yasin
2. Hukum mengurus jenazah adalah....
a. Fardhu kifayah
b. Fardhu „Ain
c. Wajib
d. Sunnah Muakkadah
e. Sunnah
3. Jika jenazah yang meninggal laki-laki maka yang wajib memandikan adalah...
a. Laki-laki
b. Saudara laki-laki
c. Anak laki-lakinya
d. Istrinya
e. Benar semua
4. Jenazah laki-laki dikafani dengan kain sebanyak...
a. 2 lembar
b. 3 lembar
c. 4 lembar
d. 5 lembar
e. 6 lembar
1. Apa hukum dalam pengurusan jenazah dan sebutkan hal-hal yang wajib
dilakukan dalam mengurus jenazah Islam?
2. Sebutkan rukun dan syarat-syarat jenazah yang akan dimandikan!
3. Apa yang dimaksud dengan mengafani jenazah dan sebutkan ketentuan apa saja
dalam mengafani jenazah?
4. Sebutkan syarat serta rukun salat jenazah!
5. Jelaskan secara singkat tata cara menguburkan jenazah, serta sebutkan larangan
yang berhubungan dengan kubur?
GLOSARIUM
Sidr : Bidara
Pendahuluan
Pelaksanaan
Khutbah, Tabligh
dan Dakwah
Kata khutbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟tha dan ba‟, yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap-cakap tentang masalah
yang penting. Bedasarkan pengertian ini maka khutbah adalah pidato yang disampaikan
untuk menunjukan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan. Aboe
bakar Atjeh mendefinisikan khutbah sebagai dakwah atau tabligh yang diucapkan dengn
lisan pada upacara-upacara agama, seperti khutbah jumaat, khutbah hari raya, khutbah
nikah dan lain-lain yang mempunyai corak, rukun, dan syarat tertentu.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:
Ayat 110)
Terjemahannya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran : 104).
بTerjemahannya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl:125).
Artinya: “Dari Thariq bin Syihab, dia berkata; Abu Sa‟id berkata, “Saya mendengar
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabada: “Barang siapa yang melihat
kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak
mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan
yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
2. Ballig.
3. Berakal sehat.
4. Mengetahui ilmu agama.
c. Rukun-Rukun Khutbah
1. Membaca hamdallah.
2. Membacas yahadatain.
3. Membaca shalawat.
4. Berwasiat taqwa.
a. Syarat-Syarat Muballig
1. Beragama Islam.
2. Ballig.
3. Berakal.
1. Islam.
2. Ballig.
3. Berakal.
b. Etika Berdakwah
1. Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap
yang bijaksana.
2. Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara
persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3. Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4. Dakwah dilakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang
berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
R ANGK UMAN
Kata khutbah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟tha dan ba‟, yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap-cakap tentang masalah
yang penting. Bedasarkan pengertian ini maka khutbah adalah pidato yang disampaikan
untuk menunjukan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan.
Tabligh secara umumnya adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah Swt.
Sebagai ajaran agama agar manusia beriman kepada-Nya. Tabligh lebih dikenali sebagai
sifat pengenalan mengenai dasar-dasar mengenai Islam. Pelaku yang melakukan tabligh
disebut mubaligh. Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah Islam yang melakukan
usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan baik secara individu
maupun kelompok secara lisan maupun tulisan. Dakwah itu sendiri adalah sebagai upaya
untuk menghimbau orang lain kearah Islam. Karena dalam dakwah tersebut terdapat
penyampaian informasi ajaran Islam berupa ajakan untuk berbuat baik dan larangan
untuk berbuat kemungkaran, nasihat dan pesan, peringatan, pendidikan dan pengajaran
dengan segala sifat-sifat.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Skripsi Penyampaian Pesan Dakwah Melalui Khutbah Jum‟at Pada Masjid,
(Bandar Lampung, 10 Oktober 2007).
H.M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Moh. Ali Aziz,”Edisi Revisi Ilmu Dakwah”. (Jakarta: Prenada Media Group, 2012).
Mustakim, Mustahdi. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, (Jakarta : Kemdikbud
2014).
Pendahuluan
Sistem ekonomi Islam dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama, yaitu
sektor publik, swasta dan kesejahteraan sosial yang masing-masing memiliki fungsi,
institusi dan landasan syariahnya. Sektor-sektor ini terdapat dalam berbagai aktifitas
ekonomi seperti pada praktik aktifitas di pasar modal yang merupakan salah satu
kegiatan ekonomi yang berkaitan langsung dengan ketiga sektor tersebut. Islam sangat
menekankan bahwa kegiatan ekonomi manusia merupakan salah satu perwujudan dari
pertanggungjawaban manusia sebagai khalifah di bumi agar keseimbangan dalam
kehidupan dapat terus terjaga. Dalam konteks ajaran Islam, ekonomi Islam atau yang
juga dikenal dengan ekonomi Syariah merupakan nilai-nilai sistem ekonomi yang
dibangun berdasarkan ajaran Islam, sebagaimana Muhammad bin Abdullah al-Arabi
mendefinisikan :
Prinsip-Prinsip dan
Praktik Tentang
Ekonomi Islam
Mu’amalah Syirkah
Asuransi Syariah
Macam-Macam Perbankan
Mu’amalah
A. Pengertian mu'amalah
Mu‟amalah ialah hal-hal yang
termasuk urusan kemasyarakatan
(pergaulan, hubungan, interaksi dan
sebagainya). Sedangkan dalam fiqih
Islam mu'amalah ialah transaksi
ekonomi, tukar-menukar barang
atau sesuatu yang memberi manfaat
yang ditempuhnya dengan cara,
seperti jual-beli, sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, upah-mengupah dan usaha lain yang sesuai dengan syariat Islam.
Dalam melakukan transaksi ekonomi, seperti jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, dan
pinjam-meminjam, dan jenis usaha yang lain, Islam melarang beberapa hal di antaranya
yaitu:
B. Macam-macam Mu'amalah
Adapun macam-macam mu‟amalah yaitu sebagai berikut.
1. Jual Beli
Jual-beli adalah tukar-menukar benda berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli untuk memiliki benda tersebut. Melakukan transaksi jual-beli dibenarkan
dalam Islam, sebagaimana dalam firman Allah Swt. berikut ini
1. Syarat-Syarat jual-Beli
Adapun Syarat-syarat jual-beli yaitu
sebagai berikut
Terjemahnya :
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.”(Q.S. al-Isra‟/17: 27)
a. Ijab Qobul
Ijab adalah perkataan yang
diucapan oleh penjual atau yang
mewakilinya dalam mengutarakan
kehendak hatinya yang dimana
berkaitan dengan akad yang di jalin.
Sedangkan qobul ialah perkataan yang
di ucapkan oleh pembeli atau yang
mewakilinya sebagai jawaban dari kehendak hatinya terhadap suatu barang yang
diinginkan yang dimana berkaitan dengan akad tersebut.
b. Khiyar
1. Pengertian Khiyar
Khiyar adalah suatu pernyataan seseorang bebas memutuskan antara
meneruskan jual-beli atau membatalkannya. Dalam Islam memperbolehkan melakukan
khiyar dalam jual-beli karena dalam jual beli haruslah berdasarkan suka sama suka antara
penjual dan pembeli, tanpa ada unsur paksaan sedikit pun. Penjual berhak
mempertahankan harga barang dagangannya, sebaliknya pembeli berhak menawar atas
dasar kualitas barang yang diyakininya. Rasulullah saw. bersabda, “penjual dan pembeli
tetap dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya berlaku benar
dan suka menerangkan keadaan (barang)nya, maka jual-belinya akan memberkahi
keduanya. Apabila keduanya menyembunyikan keadaan serta berlaku dusta, maka
dihapus keberkahan jual-belinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
b) Khiyar Syarat,
2. Riba
a. Pengertian Riba
Riba adalah suatu kegiatan pengambilan nilai tambah/bunga uang atau nilai lebih
atas penukaran suatu barang. Riba sering terjadi dalam pertukaran bahan makanan, perak,
emas, dan pinjam-meminjam. Riba apa pun itu bentuknya, dalam syariat Islam
hukumnya adalah haram. Sanksi hukumnya juga sangat berat. Diterangkan dalam hadis
yang diriwayatkan bahwa, “Rasulullah saw. mengutuk orang yang melakukan riba, jenis
apa pun itu baik itu orang yang mewakilkan, orang yang mencatat, maupun orang yang
menyaksikannya.” (HR. Muslim).
b. Macam-macam Riba
3. Utang Piutang
a. Definisi Utang-piutang
Piutang arsip adalah suatu jenis penyerahan / penyerahan harta benda dan produk
kepada seseorang karena suatu saat akan dikembalikan / yang telah diselesaikan. Jelas,
dengan tidak mengubah keadaan. Menawarkan kewajiban kepada seseorang berarti
membantunya dan dengan semangat disarankan oleh agama.
Terjemahnya:
"Dan jika (orang yang berutang) dalam situasi sulit, berikan waktu yang elegan
sampai dia mendapat bantuan. Terlebih lagi, jika Anda memberi, itu lebih baik untuk
Anda, pada kebetulan kau tahu .. "(Q.S al-Baqarah / 2: 280)
C. Syirkah
Ada pula rukun syirkah secara garis besar terdapat 3, ialah semacam berikut.
1. Dua belah pihak yang berakad(„ aqidani). Ketentuan orang yang melaksanakan
akad merupakan wajib mempunyai kecakapan( ahliyah) melaksanakan tasarruf(
pengelolaan harta).
2. Objek akad yang diucap pula ma‟ qud alaihi mencakup pekerjaan ataupun modal.
Ada pula ketentuan pekerjaan ataupun barang yang dikelola dalam syirkah wajib
halal serta diperbolehkan dalam agama serta pengelolaannya bisa diwakilkan.
3. Akad ataupun yang diucap pula dengan sebutan sigat. Ada pula ketentuan legal
akad wajib berbentuk tasarruf, ialah terdapatnya kegiatan pengelolaan.
Pendidikan Agama Islam Kelas XI 177
b. Macam-macam Syirkah
Syirkah dipecah jadi sebagian berbagai, ialah syirkah inan, syirkah abdan, syirkah
wujµh, serta syirkah mufawadah.
1. Syirkah„ Inan
Syirkah inan merupakan syirkah antara 2 pihak ataupun lebih yang masing-
masing berikan donasi kerja( amal) serta modal( mal). Syirkah ini hukumnya boleh
bersumber pada dalil sunah serta ijma‟ sahabat.
Contoh syirkah inan: A serta B sarjana metode pc. A serta B setuju melaksanakan
bisnis perakitan pc dengan membuka pusat serie serta penjualan komponen pc. Tiap- tiap
membagikan donasi modal sebesar Rp10 juta serta keduanya bersama bekerja dalam
syirkah tersebut. Dalam syirkah tipe ini, modalnya disyaratkan wajib berbentuk duit.
Sedangkan benda semacam rumah ataupun mobil yang jadi sarana tidak boleh dijadikan
modal, kecuali bila benda tersebut dihitung nilainya pada dikala akad. Keuntungan
didasarkan pada konvensi serta kerugian ditanggung oleh tiap- tiap syarik( mitra usaha)
bersumber pada jatah modal. Bila tiap- tiap modalnya 50, tiap- tiap menanggung kerugian
sebesar 50.
2. Syirkah Abdan
Syirkah abdan merupakan syirkah antara 2 pihak ataupun lebih yang tiap- tiap
cuma membagikan donasi kerja( amal), tanpa donasi modal( amal). Konstribusi kerja itu
bisa berbentuk kerja benak( semacam penulis naskah) maupun kera raga( semacam tukang
batu). Syirkah ini pula diucap syirkah„ amal.
Syirkah wujuh merupakan kerja sama sebab didasarkan pada peran, ketokohan,
ataupun kemampuan( wujuh) seorang di tengah warga. Syirkah wujuh merupakan syirkah
antara 2 pihak yang bersama membagikan donasi kerja( amal) dengan pihak ketiga yang
membagikan konstribusi modal( mal).
4. Syirkah mufawadah
Mudarabah merupakan akad kerja sama usaha antara dua belah pihak. Pihak
pertama mempersiapkan semua modal (sahibu mal), serta pihak lainnya menjadi pengelola
ataupun pengusaha (mudarrib). Keuntungan usaha secara mudarabah dihitung menurut
kesepakatan yang telah dituangkan didalam kontrak. Namun tetapi, apabila timbul
kerugian,maka ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukanlah di akibatkan
kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut diakibatkan karena kecurangan
ataupun kelalaian si pengelola, maka pengelola harus menanggung semua atas kerugian
tersebut. Kontrak dibagi hasil sesuai apa yang disepakati di depan sehingga apabila terjadi
keuntungan, maka pembagiannya tersebut akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut.
D. Perbankan
1. Pengertian Perbankan
Bank ialah suatu lembaga keuangan yang mana bergerak dalam menghimpun
dana warga yang kemudian menyalurkan kembali dengan menggunakan sistem bunga.
Hakikat serta tujuan bank adalah dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, Bank
dapat membantu masyarakat dalam hal berupa penyimpanan dan juga peminjaman, baik
berupa uang atau barang atau benda yang berharga lainnya dengan imbalan bunga yang
harus dibayar oleh masyarakat sebagai pengguna jasa bank. Bank dapat dilihat dari segi
penerapan bunganya, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu seperti berikut.
a. Bank Kovensional
Bank Islam ataupun bank syari‟ah adalah bank yang dapat menjalankan
operasinya menurut syariat Islam. Istilah bunga yang ada pada bank konvensional tidak
ada dalam bank Islam. Bank syariah memakai beberapa cara yang bersih dari riba,
contohnya sebagai berikut.
1) Mudarabah, adalah kerja sama antara pemilik modal dan juga pemilik usaha dengan
berjanji akan bagi hasil serta sama-sama bertanggung jawab dalam hal kerugian
dengan persentase sesuai perjanjian. tentunya dengan sistem mudarabah, pihak bank
tentunya tidak sama sekali akan mengintervensi manajemen perusahaan.
2) Musyarakah, ialah kerja sama antara pihak bank dan pemilik pengusaha di mana
masing-masing pihak sama-sama memiliki saham. Oleh sebab itu dari kedua belah
pihak mengelola usaha dengan secara bersama-sama serta dapat bertanggung jawab
akan keuntungan maupun kerugiannya pula secara bersama-sama .
3) Wadi‟ah, ialah jasa penitipan uang atau dana, barang, deposito, dan juga surat
berharga. Amanah dari pihak nasabah itu dipelihara dengan baik sama pihak bank.
Pihak bank pun juga memiliki hak dalam menggunakan dana yang diberikan dan
menjamin dapat mengembalikan dana tersebut sewaktu-waktu pemiliknya
membutuhkan.
4) Qardul hasan, ialah pembiayaan lunak yang diberi oleh nasabah yang baik dalam
hal keadaan darurat. Nasabah hanya dapat diwajibkan mengembalikan simpanan
pokok pada saat jatuh tempo. seperti biasa layanan ini dapat diberikan hanya untuk
nasabah yang memiliki deposito di bank itu, sehingga menjadikan wujud
penghargaan bank kepada nasabahnya.
E. Asuransi Syari’ah
Dalam Islam, asuransi ialah bagian dari muamalah. Dasar hukum asuransi bagi fiqh
Islam merupakan boleh( jaiz) dengan sesuatu syarat produk asuransi tersebut wajib cocok
dengan syarat hukum Islam. Pada biasanya, para ulama berkomentar asuransi yang
bersumber pada syari‟ ah dibolehkan serta asuransi konvensional haram hukumnya.
Asuransi dalam ajaran Islam ialah salah satu upaya seseorang muslim yang didasarkan
nilai tauhid. Tiap manusia menyadari kalau sebetulnya tiap jiwa tidak mempunyai energi
apa juga kala menerima bencana dari Allah Swt., baik berbentuk kematian, musibah,
musibah alam ataupun takdir kurang baik yang lain. Buat mengalami bermacam bencana
tersebut, terdapat sebagian metode buat menghadapinya. Awal, menanggungnya sendiri.
Kedua, alihkan resiko ke pihak lain.
Ketiga, mengelolanya bersama-
sama. Dalam ajaran Islam, bencana
tidaklah kasus individual,
melainkan permasalahan kelompok
meski bencana ini cuma mengenai
orang tertentu. Terlebih bila
bencana itu menimpa warga luas
semacam gempa bumi ataupun
banjir. Bersumber pada ajaran
inilah, tujuan asuransi sangat cocok
dengan semangat ajaran tersebut. Sumber Allah Swt. menegaskan perihal ini dalam
ۡ ۡ ۡ ِۤ ي ۡ ۡۡ ۡ ۡ ِۤيٰ اَيُّها الَّ ِذ ۡين اٰمن ۡوا ََل ُُِتلُّ ۡوا شعاي ِٕٮر ٰاّلل
َ البَ ۡي َ اۡلََر َام يَ ۡب تَ غُ ۡو َن مٰا
َّ َ َل
و
َ د
َ ٮِٕ لي
َ ق
َ ال َلَو ى د اۡل
َ َ َ َ َ ََ َ َل و
َ ام ر اۡل ر َّهالش َل
َوَ ّ َ ََ َُ َ َ
ۡ ۡ ۡ ٍۡ ۡ اصطَاد ۡوا ً وََل َۡي ِرمنَّ ُك ۡ ف ۡضل ِم ۡن رّبِِ ۡم وِر ۡضواَن ً واِذا حل ۡلت ۡم ف
صد ُّۡوُك ۡم َع ِن ال َم ۡس ِج ِد اۡلََرِام َ نا
َ م و ق
َ ن
ُ ٰ
ا ن
َ ش
َ م َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ً َ َ ّ َّ ّ ً َ
ِ اّلل َش ِد ۡي ُد ۡالعِ َق ۡ ۡ ِۡ ۡ ۡ ۡ
اب ّٰ اَل ِۡ َوالعُ ۡد َو ِان ۖ َواتَّ ُقوا
َّٰ اّللَ ً اِ َّن اَن تَ ۡعتَ ُد ۡوا َوتَ َع َاونُ ۡوا َعلَى الِ ِِّ َوالتَّق ٰوى ۖ َوََل تَ َع َاونُ ۡوا َعلَى
Terjemahnya
Banyak pula hadis Rasulullah saw. yang memerintahkan umat Islam buat silih
melindungi saudaranya dalam mengalami kesulitan. Bersumber pada ayat al- Qur‟an serta
riwayat hadis, bisa dimengerti kalau bencana maupun resiko kerugian akibat bencana
harus ditanggung bersama. Tiap orang bukan menanggungnya sendiri- sendiri serta tidak
pula dialihkan ke pihak lain. Prinsip menanggung bencana secara bersama- sama inilah
yang sebetulnya esensi dari asuransi syari‟ ah.
R ANGK UMAN
1) Mu'amalah ialah transaksi ekonomi, tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat yang ditempuhnya dengan cara, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, upah-mengupah dan usaha lain yang sesuai dengan syariat Islam
2) Syirkah (perseroan) berarti suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang
bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Syirkah ada beberapa macam: syirkah inan, syirkah abdan, syirkah wujµh, dan syirkah
mufawadah.
3) Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan semua modal (sahibul mal), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
atau pengusaha (mudarrib).
4) Musaqah adalah kerja sama antara pemilik kebun dan petani di mana sang pemilik
kebun menyerahkan kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya nanti dibagi dua
menurut persentase yang ditentukan pada waktu akad.
5) Bank Islam atau bank syariah, yaitu bank yang menjalankan operasinya menurut syariat
Islam. Bank syariah menggunakan beberapa cara yang bersih dari riba, misalnya:
mudarabah, musyarakah, wadi‟ah, qadul hasan, dan murabahah.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1) Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi
itu.
3) Setiap transaksi harus dilakukan secara sukarela, tanpa ada unsur paksaan dari
pihak mana pun.
4) Setiap transaksi hendaknya dilandasi dengan niat baik dan ikhlas karena Allah
Swt. semata.
5) Transaksi ekonomi antara umat Islam dan umat bukan Islam dibolehkan
walaupun menyimpang dari syariat.
a. 1, 2, dan 3
b. 3, 4, dan 5
c. 2, 4, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 1, 3, dan 4
3) Ballig
Dengan melihat ungkapan tersebut yang, termasuk syarat-syarat bagi penjual dan
pembeli ialah ….
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 3, 4, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 2, 4, dan 5
a. Sahibul mal dan mudarrib syaratnya ballig, berakal sehat, dan jujur
c. Besarnya keuntungan bagi sahibul mal dan mudarrib hendaknya sesuai dengan
kesepakatan bersama pada waktu akad.
5. Ulama fiqh sepakat bahwa asuransi dibolehkan asal cara kerjanya Islami, kecuali...
8. Bank Islam ataupun bank syari‟ah adalah bank yang dapat menjalankan operasinya
menurut syariat Islam. Istilah bunga yang ada pada bank konvensional tidak ada
dalam bank Islam. Bank syariah memakai beberapa cara yang bersih dari riba,
contohnya kecuali…
a. Mudarabah
b. Musyarakah
c. Wadi‟ah
d. Qardul hasan
e. Muzara‟ ah
9. Syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan
kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (amal). Konstribusi kerja itu dapat
berupa kerja pikiran (seperti penulis naskah) ataupun kera fisik (seperti tukang batu).
Syirkah ini juga disebut…
a. Syirkah inan
b. Syirkah abdan
c. Syirkah wujuh
d. Syirkah muwafadah
1. Sebutkan lima macam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak
halal merugikan orang lain?
4. Kemukakan alasan (dalil) naqli dan aqli-nya bahwa jual-beli yang mengandung
unsur kecurangan itu hukumnya haram?
GLOSARIUM
Pendahuluan
Masa kejayaan Islam yang terjadi seitar tahun kejayaan pada masa ini ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta bangunan bangunan yang menjadi pusat
dakwah Islam dan pada masa ini ada 2 dinasti yakni dinasti Abasyiah dan masa bani
Umayyah. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi salah satu bukti kejayaan Islam
yaitu diantaranya ilmu: Tafsir, Filsafat, Kedokteran, Matematika, Astronomi dan Ilmu
hadis. Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban
Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran, dan kebangkitankitan kembali agama Islam. Selain itu dengan
mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan
untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan
sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam.
Perkembangan
Peradaban Islam Pada
Masa Kejayaan
Perkembangan
Contoh Masa
Peradaban Islam
Kejayaan Islam
pada Masa
dan Tokoh-
Kejayaan
Tokohnya
Hikmah dan
Faktor-Faktor yang Manfaat
Mendukung Lahirnya Mempelajari
Masa Kejayaan Sejarah Peradaban
Islam
a. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang dahulu
mengalami perkembangan di dalam ilmu pengetahuan.Pengaruh Persia pada saat
itu sangat penting pada bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa
dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk dari
berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
b. Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, yakni usaha penerjemahan kitab-
kitab asing yang dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang
kedokteran, astronomi, filsafat, kimia, dan juga sejarah.
b. Melaksanakan ajaran Al-Qur‟an secara maksimal, di mana banyak ayat dalam Al-
Qur‟an yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
c. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-
menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama
yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di
dunia ini.
d. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan
mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama
fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran,
matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
e. Ulama berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
Dikutip dari jurnal sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kegemilangan Islam
karya Zulhima, terdapat faktor internal dan faktor dari luar yang mendukung zaman
keemasan Islam. Faktor internal berasal dari ajaran Islam sendiri yang mendorong umat
Islam untuk menuntut ilmu. Salah satu ayat al-Quran yang menunjukkan keutamaan ilmu
adalah surat al-Mujadalah ayat 9:
Terjemahannya:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam
majlis‟, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: Berdirilah kamu‟, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. al-
Mujadalah : 9).
1. Akulturasi kebudayaan
Ada kemauan kuat dari penguasa untuk mentransfer ilmu pengetahuan ke dalam
Bahasa Arab. Para ahli berinisiatif untuk mengembangkan pengetahuan dengan
berkunjung keberbagai pusat ilmu di dunia dan mencari kitab-kitab penting yang
harus diterjemahkan.
Pemerintahan pada masa itu memillki kebijakan yang mendukung bidang ilmu
pengetahuan. Saat itu terdapat usaha penerjemahan, pendirian akademi-akademi,
observatorium, perpustakaan, serta pemberian santunan bagi para ilmuan untuk
pelaksanaan riset sains dan teknologi.
4. Kondisi ekonomi yang baik
1. AI-Kindi (188‒260 H)
2. Al-Farabi (258‒339 H)
Al Ghazali lahir di Thus, Iran, pada 450 H dan wafat pada 505 H. Ia bernama asli
Abu Hamid al-Ghazali. Al-Ghazali dianggap sebagai filsuf dan teolog terkenal di abad
pertengahan. Di Barat, ia dikenal dengan
sebutan Algazel. Al-Ghazali
memperoleh pendidikan di Madrasah
Imam AI-Juwaeni. Ia belajar mazhab
Syafi‟I dan juga ikut mendalami teologi
Islam dan tasawuf. Berkat
pengetahuannya yang luas dan dalam, ia
dipercaya memimpin Universitas
Nizamiyya di Bagdad dan sekaligus
menjadi guru besarnya. Bukunya yang berjudul Ihya Ulumuddin, Tahafut Al-Falasifah,
dan lain sebagainya terus dipelajari di berbagai belahan dunia hingga sekarang.
Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan
atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan
nilainilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Dengan mengkaji sejarah, dapat
diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai
sekarang, dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan
kebangkitankitan kembali agama Islam. Selain itu, mempelajari sejarah peradaban Islam
diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan maupun
pengembangan peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban
Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai
perubahan system peradaban Islam. Adapun kegunaannya sebagai berikut:
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak
manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan
dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan
potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendirimaupunoranglain.
2. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah
dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan
nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad
ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional
angkatan ke-2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa Indonesia berusaha
merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
3. Manfaat Rekreatif.
R ANGK UMAN
Masa kejayaan Islam yang terjadi seitar tahun kejayaan pada masa ini ditandai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta bangunan bangunan yang menjadi pusat
dakwah Islam dan pada masa ini ada 2 dinasti yakni dinasti Abasyiah dan masa bani
Umayyah. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi salah satu bukti kejayaan Islam yaitu
diantaranya ilmu: Tafsir, Filsafat, Kedokteran, Matematika, Astronomi dan Ilmu hadis.
Dengan mengkaji historis sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas
peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitankitan kembali agama Islam.
Selain itu dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat
memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban-
peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa
kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system
peradaban Islam.
Masa kejayaan Islam, masa dimana Islam mengalami perkembangan pesat dalam
Berbagai bidang yang terjadi pada tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik.
Masa Islam didukung oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau Daulah
Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang disebut Daulah Abbasiyah. Bukti peradaban
Islam pada masa kejayaan adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya
bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam pada masa Bani Umayyah. Kemajuan
Pendidikan Agama Islam Kelas XI 201
Islam pada masa Bani Umayyah meliputi bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Pada masa Bani Abbasiyah, masa
kejayaan Islam dibuktikan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan
Islam pada masa Bani Abbasiyah.
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
DAFTAR PUSTAKA
Montgomery Watt, Kejayaan Islam, trj, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), hal.
Pendahuluan
Masa pembaharuan ini, ditandai dengan adanya kesadaran ummat Islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa pembaharuan ini, telah muncul
tokoh-tokoh pemaharuan dan pemikir Islam diberbagai negara Islam. Pada awal masa
pembaharuan, kondisi Islam secara politis berada dibawah pengaruh kolonialisme. Baru
pada abad ke-20 M. Dunia Islam kemudian bangkit memerdekakan negaranya dari
penajajahan bangsa Barat (Eropa). Diantara negara-negara Islam atau negara-negara
berpenduduk mayoritas ummat Islam, yang memerdekakan dirinya dari penjajahan
adalah Indonesia, Pakistan, Mesir, Irak, Syria, lybia, Sudan, Maroko, Aljazair,
Malaysia, Brunei Darussalam, Uzbekistan, Krighistan, Kazakhtan, Tajikistan,
Azerbaijan, Yogoslavia, dan Libanon. Setelah, negara-negara berpenduduk mayoritas
Islam tersebut memperoleh kemerdekaan, maka ummat Islam bersama-sama dengan
pemerintah negaranya melakukan usaha pembangunan di berbagai bidang pada saat itu.
Demi terwujudnya, masyarakat bangsa yang adil dan makmur dibawah naungan Allah
Swt.
Faktor-Faktor Kemunduran
Umat Islam Faktor-Faktor
Kebangkitankitan
Umat Islam
Hikmah Dari
Perkembangan
Perkembangan Perkembangan Islam Pada
Islam Pada Islam Pada Masa Modern
Periode Klasik Periode Modern
Perkembangan
Umat Islam Pada
Periode Pertengahan
Perkembangan Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800 M dan
berlangsung sampai sekarang yang ditandai dengan gerakan pembaharuan dalam
berbagai bidang. Seperti kita ketahui bahwa kita sudah berada pada peradaban semakin
maju, dimana pemikiran dan kebutuhan dari segala aspek meningkat pesat. Oleh karena
itu sebagai muslim kita perlu mengadakan pembaharuan dalam memahami Islam secara
utuh agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di zaman modern. Tetapi satu
hal yang harus kita ingat dan garis bawahi adalah agar dalam melakukan pembaharuan
Islam untuk disesuaikan dengan zaman modern ini agar tidak meninggalkan atau
melupakan dasar-dasar Islam yang kita harus kita pegang teguh yaitu dari Al-Qur‟an
dan hadis-hadis Nabi saw karena Islam tetaplah Islam, yang kita butuhkan adalah sudut
pandang baru bukan Islam yang baru.
Menurut Harun Nasution Sejarah Perkembangan Islam dibagi menjadi menjadi tiga
periode; pertama, perkembangan Islam periode klasik/lampau (650-1250 an); kedua,
perkembangan Islam periode pertengahan (1250-1800 an) dan perkembangan Islam
periode modern (1800 M sampai sekarang).
1. Kerajaan Utsmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh
bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina yang bernama Usmani
atau Usmani Idan memproklamirkan diri
sebagai Padisyah al Usman atau raja
2. Kerajaan Safawi.
Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil
(Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil darinama
pendirinya yang bernama Safi-Al Din
dan nama Syafawi dilestarikan setelah
gerakannya berhasil mendirikan
kerajaan. Jalan hidup yang ditempuh Al
Din adalah jalan sufi dan
mengembangkan tasawuf Safawiyah
menjadi gerakan keagamaan yang
sangat berpengaruh di Persia, Syiria
dan Anatolia. Yang semula bertujuan
memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli bid‟ah.
Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam
kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah.
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail
yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan
selama lima belas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan
dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut
3. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar
Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan
bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan
Samar khad tahun 1494 M. Tahun 1504 M
dapat menduduki Kabul ibu kota
Afganistan. Setelah itu, Raja Babur
mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kerajaan Mughal mencapai zaman
keemasan semasa jabatan Raja Akbar,
persoalan-persoalan dalam negeri dapat
diatasidengan baik dan mengadakan
ekspansi sehingga dapat menguasai Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar, kalinjar,
Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir, Gawilgarth, Ahmadnagar, Narhala dan
Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut diperintah dalam suatu pemerintah
militeristik.
3) Jamaludin Al Afghani
Waktu kebangkitankitan Islam, yang seharusnya mulai muncul pada tahun 1800-
sekarang itu. banyak Muslim menerapkan renungan mereka untuk kemajuan Islam.
Banyak peneliti dan peneliti Muslim diberbagai ruang Islam memiliki ketertarikan, yang
begitu ekstrim dalam mempertimbangkan Islam sehingga mereka mulai
meninggalkannya. Sehingga selama masa pengisian ulang ini, ilmu pengetahuan,
budaya dan pelajaran Islam tercipta diberbagai negara.
Konflik antara kekuatan Islam dan Eropa membuat umat Islam sadar bahwa, mereka
sudah jauh tertinggal dengan Eropa dan orang yang merasa masalah ini. awalnya adalah
Domain Pijakan Kaki, yang secara lugas menghadapi kekuatan-kekuatan Eropa dengan
menarik. Perhatian ini membuat para penguasa dan pahlawan Turki tertarik untuk
mendapatkan keuntungan dari Eropa. Untuk menegakkan kembali kekuatan Islam,
pengembangan perubahan dengan mengkaji alasan kemunduran Islam dan mencari
pengisian ulang pemikiran dan informasi dari barat. Pengembangan pengisian ulang,
antara lain; Gerakan Wahhabiyah, yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahab
(1.703-1.787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1.703-1.762) M di india, dan Gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang di komandoi oleh Sai‟d Muhammad Sanusi dari Al
jazair.
Gerakan penerjemahan karya-
karya Barat kedalam bahasa Islam
dan pengiriman para pelajar muslim
untuk belajar ke Eropa dan Inggris.
Pembangunan restorasi diidentikkan
dengan isu legislatif. Pemikiran
politik utama yang muncul adalah
Skillet Islamism atau solidaritas
Islam dunia yang dimajukan oleh
perkembangan Wahhabiyah dan Sanusiyah, Setelah itu, dilanjutkan dengan lebih tegas
oleh seorang ulama Islam yang tidak salah lagi bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-
1897). Seperti diindikasikan oleh Jamaluddin, untuk pengawal Islam, kita harus
meninggalkan pertanyaan dan pertempuran dibawah bendera biasa dan lebih jauh upaya
1. Sejarah perkembangan Islam ialah suatu peristiwa dan kejadian sejarah yang
menceritakan historis perjalanan umat Islam, yang mengalami 3 fase perkembangan,
yaitu pada fase klasik, fase pertengahan, dan fase modern.
2. Dinasti Umayyah
Setelah peninggalan masa Khalifah yang 4 berdirilah Dinasti Umayyah pada
tahun 661 Masehi di Damaskus, oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. pada masa ini
perluasan wilayah Islam semakin diperbesar. Pada masa Dinasti Umayyah kekuasaan
Islam sangat luas sampai ke daratan Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Persia,
Irak, Jazirah Arab sebagian Asia kecil seperti Afganistan, Pakistan, Purkmenia,
Kirgiztan, dan Uzbekistan. Dinasti Umayyah turut melakukan sebuah perkembangan
dibidang pembangunan dan pengetahuan selain dari mempeluas willayah kekuasaan.
Tokok-tokoh yang berperan penting pada masa ini diantaranya Al-Khalil bin Ahmad,
Sibawaih, Hasan al-Basri, dan Ibnu Syihab Az-Zuhri.
3. Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali
ibn Abdullah ibn al-Abbas. dan dimulai pada tahun 750-1258 Masehi. Dinasti ini berdiri
setelah setelah memenangkan pertarungan dengan Dinasti Umayyah. Banyak yang
menyebutkan pada masa ini umat Islam berada pada puncak daya cipta penalaran, dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang akan menjadi referensi peradaban
barat. Banyak rumah sakit-rumah sakit yang didirikan menggunakan kekayaan negara,
begitu juga pendidikan kedokteran, farmasi, perpustakaan, dan pusat
penerjemah.Tokoh-tokoh yang berperan pama masa Dinasti Abbasiyah ini di antaranya
adalah al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawih dan Al-Ghazali. Seiring
berkembangnya zaman kemudian terjadi masa Disintegrasi, dimana negara yang
letaknya jauh dari pusat pemerintahan, perlahan-lahan melepaskan diri dan mulai
muncul dinasti-dinasti kecil.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Perkembangan Islam Periode Pertengahan mengalami dua fase yaitu fase kemajuan
dan fase kemunduran. Pada tahun berapa fase kemajuan terjadi pada tahun
keberapa…
a. 650 - 1250 M
b. 1250 – 1500 M
c. 1500 - 1700 M
d. 1700 - 1800 M
e. 1800 – sekarang
2. Siapa yang mendirikan kerajaan Mughal, pada perkembangan Islam periode
pertengahan..
a. Raja Akbar
b. Safi-Al Din
c. Usmani Idan
d. Zahiruddin Babur
e. Ismail
3. Mengajak para kaum wanita untuk bisa meraih kemajuan dan bekerja sama
dengan kaum laki-laki, merupakan salah satu pemikiran dari tokoh..
a. Rifa‟ah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahw
b. Jamaludin Al Afghani
c. Muhammad bin Abdul Wahab
d. Muhammad Ali Pasya
e. Rasyid Ridha
4. Sejarah pernah mencatat bahwa pengaruh Islam menduduki posisi yang penting
dalam peradaban yang disebut..
a. Peradaban Global