SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang beriudul 'Analisa
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan pe,njiplakan atau
pengutipan dengan cara-eara yang tidak sesuai dengan etika keiirnuan yang
trerlaku dalam masvarakat keilmuan kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukaa
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari
w
Ba,vu Pratama Tarigan
Menyetujui
Komisi Pernbimbing:
Ketua
.1,.\.
/r' ^,. '\
rj ri
::-r (.t /'
:."i' '
'. a,'. a
1i
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas berkat
SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2019 sebagai salah satu sy-arat
Sumatera Utara.
skripsi ini, tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara
moril maupun materiil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor {Jniversitas Sumatera
Utara.
2. Prof Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ir. Evi Naria, M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan
dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah
Sumatera [.ltata-
memberikan izin kepada penulis dalam penelitian serta manajer dan staf yang
i0. Abner Tarigan, S.T." M.Si.. selaku Kepala UPT Laboratorium Lingkungan
memberikan izin kepada penulis dalam penelitian serla triepala seksi pengu.iian
pengumpuian data.
v11
dan Michael Imrnanuel Tarigan atas doa dan kasih sayangnya seiama ini.
banyak mendukung dan memberi semangat serta doa dan semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu per satu telah banyak membantu dan memberikan
Penulis masih menyadari bahwa tugas skripsi ini mas,ih belum sempurna"
Cleh karena itu. kdtik dan saran 1,ang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan menuju ke arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi siapapun yang membacan,va seda dapat menjacii sumber referensi
ei 2019
Bayu PratamaTarigan
vl11
Halaman
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 8
TINJAUAN PUSTAKA 9
Timbal 9
Karakteristik Timbal 9
Kegunaan Timbal 9
Sumber Polusi Timbal 11
Toksisitas Timbal 12
Toksisitas Timbal Pada Anak 13
Toksisitas Timbal Pada Orang Dewasa 15
Mekanisme Toksisitas Timbal 15
Epidemiologi Toksisitas Timbal 16
Diagnosis Keracunan Timbal 17
Pencegahan dan Pengobatan Keracunan Timbal 17
Udara 18
Udara Ambien 18
Udara Emisi 19
Mekanisme Toksisitas Timbal Pada Udara 19
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU) 22
Definisi SPBU 22
Jenis-jenis SPBU 22
Tipe Lokasi SPBU 22
Penetapan Lokasi SPBU 23
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jenis Bahan Bakar di SPBU 24
Landasan Teori 25
Kerangka Konsep 28
METODE PENELITIAN 29
Jenis Penelitian 29
Lokasi dan Waktu Penelitian 29
Objek Penelitian 29
Definisi Operasional 30
Metode Pengumpulan Data 32
Metode Pengukuran 32
Metode Analisis Data 37
HASIL PENELITIAN 38
Gambaran Umum SPBU X Kecamatan Tj. Morawa 38
Hasil Pengukuran Timbal (Pb) Pada Udara Ambien 39
Karakteristik Lingkungan SPBU X Kecamatan Tj. Morawa 41
Pengaturan Waktu Beroperasi SPBU 41
Tipe Lokasi SPBU 42
Tata Letak Lokasi SPBU 42
Jumlah Kendaraan yang Mengisi Bahan Bakar 44
Jumlah Bahan Bakar yang Terjual Setiap Hari 46
Suhu Udara Saat Pengukuran Timbal Pada Udara Ambien 47
Kelembaban Udara Saat Pengukuran Timbal Pada Udara Ambien 49
PEMBAHASAN 51
Kadar Timbal Pada Udara Ambien di SPBU X Kecamatan Tj Morawa 51
Karakteristik Lingkungan SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa 54
Tipe Lokasi SPBU 54
Tata letak lokasi SPBU 55
Jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar 57
Jumlah bahan bakar yang terjual setiap hari 58
Suhu Udara Saat Pengukuran Timbal Pada Udara Ambien 58
Kelembaban Udara Saat Pengukuran Timbal Pada Udara Ambien 59
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2 Kerangka Konsep 28
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
3 Dokumentasi Penelitian 70
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
snak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Indano Iarigan dan Ibu
Henny Simanungkali;.
l'/oi2019
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
Udara terdapat pada lapisan yang selalu mengelilingi bumi dalam bentuk
suatu campuran gas. Campuran ini bersifat variatif dan tidak konstan sifatnya. Air
(H2O) dan karbondioksida (CO2) adalah campuran gas yang konsentrasinya paling
keadaan makhluk hidup saat beraktivitas di muka bumi. Udara menjadi salah satu
tempat. Selain udara, ada keterkaitan lain komponen lingkungan sebagai suatu hal
Komponen yang dimaksud adalah suhu udara sekitar, kandungan gas dan partikel.
Kenyamanan makhluk hidup akan terganggu apabila suhu udara di suatu daerah
bersifat sangat dingin atau panas dan udara pada suatu lingkungan berbau busuk
yang sangat vital bagi kehidupan karena menyediakan oksigen untuk kebutuhan
sebanyak 8,5 juta kali dengan volume udara atmosfir sebanyak 4 juta liter.
Atmosfir memiliki fungsi lain, yaitu sebagai pencegah peningkatan suhu bumi
Atmosfir sering kali dicemari oleh manusia dan tidak dihargai keberadaannya
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
pencemaran yang berasal dari aktivitas dekomposisi bahan organik dan aktivitas
transportasi dan bahan bakar, pertanian, pabrik industri dan rumah tangga.
antropogenik, yaitu limbah padat, pembakaran bahan bakar, proses industri dan
lain-lain dengan sumber polutan utama, yaitu transportasi. Sepeda motor adalah
alat transportasi yang dominan digunakan oleh masyarakat Asia karena harganya
relatif murah. Sebanyak 890 unit sepeda motor baru terjual setiap hari di Kota
Jakarta sehingga sampai bulan Mei 2010, terhitung ada 8.087.118 unit sepeda
motor. Setiap harinya, 220 unit mobil baru bertambah sehingga menyebabkan
terjadinya kemacetan parah didukung dengan sistem transportasi massal yang juga
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara, jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2017 telah mencapai angka 7.094.015 unit dengan rincian kendaraan yang
di data, antara lain mobil penumpang, mobil bus, mobil gerobak dan sepeda motor
6.162.974 unit (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara [BPS], 2018). Hal
tahunnya. Kenaikan jumlah transportasi pada suatu kota, didukung juga dengan
Pencemaran udara atau polusi udara umumnya terjadi pada daerah padat
udara (World Health Organization [WHO], 2004). Hal ini menunjukkan bahwa
udara daripada negara maju. WHO juga menyebutkan bahwa nilai ambang batas
pencemaran udara kota-kota di Asia sering melebihi baku matu yang telah
ditetapkan. Enam polutan yang serius mencemari udara menurut EPA, antara lain
ozon (O3), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOX),
Timbal (Pb) adalah salah satu polutan udara berbahaya yang bersumber
dari hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Timbal berbentuk logam
lembut, memiliki densitas tinggi serta mempunyai waktu paruh stabil sehingga
terdapat di bumi secara alami dan bebas dalam waktu yang sangat lama. Timbal
memiliki sifat racun yang dapat mengganggu sistem persarafan manusia dan
Timbal mencemari udara dalam dua bentuk, yakni dalam bentuk partikel-
partikel dan gas. Tetraetil Pb dan tetrametil Pb adalah bahan aditif pada bensin
partikel timbal di udara berasal dari pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-okside serta
organik dan tidak menimbulkan bahaya polusi udara. Namun, karena proses
pun diubah menjadi bentuk anorganik. Timbal anorganik diabsorpsi dalam tubuh
manusia sekaligus sebagai sumber utama timbal sering ditemukan pada saluran
yang tertelan oleh manusia kira-kira sebanyak 5-10%. Kemudian, timbal yang
terhirup melalui hidung dan tertinggal dalam tubuh sebanyak 5% dari 30% yang
dalam tubuh dan objek yang sangat sulit untuk dianalisis kadar timbalnya
sampai dengan 100 µg per 100 ml darah dapat memicu munculnya gejala
ambien dengan lokasi SPBU di Kota Medan. Hasil yang didapat dari penelitian ini
adalah kadar timbal tertinggi pada terdapat di SPBU Jalan Menteng sebesar
Jalan Jamin Ginting sebesar 0,1218 µg/Nm3. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar
timbal pada udara ambien masih memenuhi syarat menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999, yaitu > 2 µg/Nm3. Namun, perlu menjadi perhatian lebih
lanjut bahwa kadar timbal di udara bersifat akumulatif dan akan terus bertambah
meneliti kadar timbal pada udara di Jalan Raya Sukomulyo dan Jalan Dr. Wahidin
pengukuran kadar timbal pada udara ambien di dua jalan raya sebesar 1,60 x 10-4
Jatingaleh, Kalibanteng dan Kaligawe sebagai ruas jalan dengan tingkat kepadatan
kontrol. Hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien didapat bahwa kadar
timbal yang melebihi nilai ambang batas terdapat di daerah Perempatan Bangkong
sebesar 2,41 µg/Nm³. Keadaan sesuai dengan kondisi riil dilapangan bahwa arus
pribadi dan angkutan umum serta posisi perempatan di dekat pusat kota.
kendaraan biasanya berkumpul di tempat ini untuk mengisi bahan bakar minyak.
dalam gas buang (emisi) setiap kendaraan bermotor di mana timbal merupakan
logam yang memiliki sifat tidak musnah saat terjadi pembakaran bensin dan
bersifat sangat beracun (Akhadi, 2014). Pada saat proses pengantrian di SPBU,
sehingga emisi kendaraan tersebut pun keluar bersamaan dengan logam berbahaya
seperti timbal.
Tanjung Morawa terdapat 8 tempat pengisian BBM dengan waktu operasi SPBU
untuk mengisi BBM di SPBU ini. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian tentang kadar timbal pada udara
Perumusan Masalah
rumusan masalah dari penelitian ini adalah perlu diketahuinya kadar timbal (Pb)
Morawa.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Untuk mengetahui kadar timbal pada udara ambien serta
Morawa.
Morawa.
6. Mengetahui jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar dalam kurun waktu
Manfaat Penelitian
peneliti tentang timbal dan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh peneliti
Timbal
terdapat bebas di bumi dan memiliki waktu paruh sangat lama (stabil) sehingga
dengan nomor atomnya, yaitu 82. Tingkat densitas yang tinggi, berbentuk logam
lembut, tahan korosi dan memiliki tingkat konduktivitas yang lemah juga
merupakan karakteristik dari logam timbal (Sembel, 2015). Polusi timbal dapat
terjadi melalui tanah, air maupun udara. Adapun sifat-sifat timbal, yaitu:
1. Titik cair yang rendah membuat timbal jika digunakan dalam bentuk cair
hanya menggunakan teknik yang cukup sederhana serta biaya yang tidak
mahal.
2. Timbal mudah diubah menjadi berbagai bentuk karena sifatnya sebagai logam
yang lunak.
3. Timbal memiliki sifat kimia di mana jika timbal kontak dengan udara lembab,
1992).
untuk mobil. Komponen yang dipakai untuk membuat timbal tersebut adalah
struktur inaktif terbuat dari alloy timbal dengan kadar timbal sebesar 93% dengan
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
sebutan grid. Struktur inaktif ini memiliki fungsi sebagai penyangga mekanik dari
komponen baterai yang aktif serta jalur dari suatu aliran listrik pada baterai.
Baterai memiliki dua bagian aktif yang mengandung timbal, yaitu timbal dioksida
(PbO2) dan grid tempat di mana logam timbal merekat. Beberapa produk logam
yang awalnya terbuat dari timbal murni diubah menjadi alloy timbal ke dalam
alarm api, pemadam kebakaran otomatis serta sekering listrik. Alloy memiliki titik
cair rendah, tetapi titik cair alloy tidak selamanya rendah karena ditentukan juga
dari komposisinya. Adapun salah satu contoh produk logam yang awalnya terbuat
dari timbal murni, lalu diubah menjadi alloy timbal adalah solder. Solder
produk-produk anti karat seperti pipa harus menggunakan timbal karena timbal
berfungsi sebagai pelapis tempat-tempat cucian yang sering kontak dengan bahan-
bahan korosif. Kabel listrik yang dipakai di bawah permukaan air serta di dalam
tanah juga harus menggunakan pelapis timbal murni agar tidak terkena bahan-
bahan korosif. Pada proses pembuatan pelapis keramik, yaitu glaze, timbal juga
digunakan sebagai campuran yang berfungsi sebagai lapisan tipis gelas untuk
juta ton untuk keperluan pabrik kendaraan bermotor, elektroda baterai timbal dan
baterai mobil. Namun, dewasa ini penggunaan timbal di Amerika Serikat sudah
baterai dan sistem air karena timbal sangat berbahaya terutama untuk golongan
daerah perkotaan umumnya jauh lebih sering daripada daerah pedesaan. Jumlah
peningkatan jumlah timbal yang ada pada udara dari asap buangan kendaraan.
Timbal mencemari udara dengan dua bentuk, yakni bentuk partikel-partikel dan
gas. Tetraetil Pb dan tetrametil Pb adalah bahan aditif yang terdapat pada bensin
halogen terbentuk karena cairan anti letupan yang mengandung scavenger kimia
sering ditambahkan ke dalam bensin. Bahan anti letupan aktif terdiri dari
dapat bereaksi sebagai akibat dari pembakaran anti letupan serta akan membentuk
gas saat mesin dijalankan sehingga mesin terhindar dari kerusakan dan gas
tersebut akan keluar bersama bahan-bahan lain (Fardiaz, 1992). Adapun jenis dan
jumlah komponen timbal yang terdapat dalam asap mobil dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1
Komponen Timbal di dalam Asap Mobil
Persen dari total partikel Pb di dalam asap
Komponen Pb Segera setelah di starter 18 jam setelah starter
PbBrCl 32,0 12,0
PbBrCl.2PbO 31,4 1,6
PbCl2 10,7 8,3
Pb(OH)Cl 7,7 7,2
PbBr2 5,5 0,5
PbCl2.2PbO 5,2 5,6
Pb(OH)Br 2,2 0,1
PbOx 2,2 21,2
PbCO3 1,2 13,8
PbBr2.2PbO 1,1 0,1
PbCO2.2PbO 1,0 29,6
Sumber: (Fardiaz, 1992).
beralkohol (wiski) yang diproduksi dan disimpan dalam wadah keramik yang
dilapisi glaze. Formulasi glaze keramik yang tidak tepat dan mengandung timbal
dapat larut dan membebaskan timbal dengan minuman berkadar asam tinggi
seperti sari buah apel dan jeruk. Timbal dalam konsentrasi kecil terkandung dalam
semua bahan pangan alami dan kandungan timbal akan bertambah selama proses
penyimpanan yang terbuat dari alloy timbal, keramik yang dilapisi glaze, alat-alat
colica pictorum, saturnism, devon colic atau penyakit mulas pelukis (painter’s
colic) adalah keracunan logam yang memengaruhi perut, ginjal, tulang, jantung,
sistem reproduksi dan sistem persarafan sentral serta bersifat berbahaya bagi
yaitu melewati pernapasan, makanan dan kontak dengan kulit. Timbal tetraetil
diabsorpsi dan disirkulasikan ke seluruh tubuh melalui sel-sel darah merah hingga
Menurut Ragan dan Turner (2009) yang diadopsi oleh Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pada tahun 1991 serta WHO pada
tahun 1995, mengemukakan bahwa tingkat toksisitas timbal di dalam darah yang
mengakibatkan amnesia. Dilaporkan juga bahwa kadar timbal yang ada dalam
darah tidak harus mencapai 10 µg/dL, pada kadar 3,6 µg/dL atau lebih sudah
timbal pada udara, makanan dan minuman terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Limit Konsentrasi untuk Kandungan Timbal dalam Udara, Makanan dan
Minuman
Bahan Limit Konsentrasi
Udara (µg/m3) 30-60
Makanan (mg/kg) 0,1-2,0
Minuman (mg/l) 0,05
Sumber: (Darmono, 2001).
kawasan kumuh dengan kondisi lingkungan buruk serta berumur sekitar 3 tahun
timbal. Anak yang tinggal pada kondisi seperti ini biasanya tidak memiliki asupan
gizi yang cukup bagi tubuhnya ditambah lagi anak dengan kondisi seperti ini
terkontaminasi timbal. Bayi dan anak-anak umumnya lebih sensitif terhadap daya
makanan dengan jumlah yang lebih banyak untuk setiap unit berat badannya
serta organ-organ tubuh seperti otak, ginjal dan hati masih relatif muda dan akan
disertai dengan 143.000 kasus kematian yang disebabkan oleh keracunan timbal.
Hal ini menunjukkan bahwa toksisitas timbal menjadi suatu epidemi bagi anak-
penyerapan timbal cukup tinggi serta didukung dengan organ tubuh yang masih
dan mengeja, gangguan terhadap fungsi motorik penglihatan, daya tangkap dan
Pada waktu 1-6 minggu, gejala keracunan akut timbal pada anak belum
bisa dilihat. Gejala ini bisa dilihat setelah 6 minggu dengan tanda seperti hilang
nafsu makan, lalu diikuti rasa sakit perut dan muntah, berjalan sempoyongan, sulit
bahwa berat bayi yang dilahirkan lebih rendah dibandingkan bayi normal pada
umumnya jika lahir dari ibu yang kadar timbalnya tinggi di dalam darah.
mana kasus keracunan timbal sering terjadi pada orang dewasa. Setiap jenis
bersifat kronis. Gejala keracunan timbal muncul pada orang dewasa dengan tanda-
tanda, yaitu penderita terlihat pucat, sakit perut, konstipasi, muntah, anemia,
terlihat adanya garis biru di daerah gusi diatas gigi dan didapatnya gejala sulit
Keracunan timbal pada orang dewasa sering terjadi pada daerah pedesaan
di negara yang sedang berkembang selain terjadi pada orang yang hidup di
diabsorpsi sangat cepat oleh tubuh dan memengaruhi hampir setiap sistem yang
ada di dalam organ tubuh manusia. Sistem persyarafan manusia merupakan target
2001).
memiliki sifat akumulatif di dalam tubuh manusia. Needleman pada tahun 1980
timbal. Hal ini dapat dilihat dari organ-organ yang dipengaruhi akibat toksisitas
fungsi adrenal.
ke dalam jaringan lunak seperti tubulus ginjal dan sel hati, tetapi berinkorporasi
dalam tulang, rambut dan gigi untuk di deposit (storage) di mana 90% deposit
terjadi dalam tulang dan hanya sebagian kecil yang tersimpan di dalam otak.
Timbal tidak akan menimbulkan gejala sakit saat masih terikat dalam tulang,
tetapi yang membuat timbal menjadi berbahaya ketika mengendap di dalam tulang
adalah terhambatnya proses absorpsi kalsium di mana terjadi proses pelepasan ion
atau molekul kalsium dari tulang yang menyebabkan terjadinya penarikan deposit
timbal dari tulang tersebut. Untuk mengurangi pengaruh negatif timbal pada
banyak dilakukan terhadap anak-anak dan juga orang dewasa serta penelitian
mengenai kadar timbal pada darah, kuku dan rambut. Pada tahun 1996, Carington
dkk melakukan penelitian mengenai analisis risiko diet yang mengandung timbal
pada ibu hamil. Dari studi epidemiologi toksisitas timbal yang pernah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa pengaruh toksisitas timbal berbeda menurut umur dan
untuk menegakkan diagnosis keracunan timbal pada manusia selain melihat gejala
pada umumnya. Tes darah terhadap kadar timbal dan protoporfirin serta tes urin
yang dapat menunjukkan indikasi adanya keracunan timbal. Jika hasil yang
frekuensi untuk mencuci tangan, mengonsumsi zat besi dan kalsium, melarang
perlu dianalisis kadar timbal di dalam darahnya agar anak-anak yang memiliki
kadar timbal diatas baku mutu yang telah ditetapkan bisa dilakukan upaya
rumah tangga dan mainan anak-anak sampai pada angka 0,15 µg/m3 udara.
Menurut Henretig pada tahun 2006 dan Kosnett pada tahun 2007,
chelation therapy merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk
dikemukakan oleh Mycyk pada tahun 2005 dengan cara pengurangan zat besi,
Udara
Udara adalah suatu campuran gas pada lapisan yang selalu mengelilingi
bumi serta dapat memengaruhi keadaan makhluk hidup saat beraktivitas. Produk
hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur dioksida (SO2) yang merupakan polutan alami
dari alam. Polusi udara tidak hanya disebabkan oleh aktivitas alam saja, tetapi
aktivitas manusia juga turut andil dalam munculnya polusi udara pada suatu
ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada di dalam wilayah
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Udara
ambien terdiri dari gas nitrogen sebanyak 78%, gas oksigen sebanyak 20%, gas
argon sebanyak 0,93% dan gas karbon dioksida sebanyak 0,03% pada keadaan
normal.
yang dimaksud dengan udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh
knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik sebagai sumber
emisi pada udara. Definisi emisi menurut PP RI Nomor 41 Tahun 1999 adalah
zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
didapat dari proses pembakaran bahan bakar. Emisi dari kendaraan bermotor
merupakan logam berat berbahaya yang berasal dari kendaraan bermotor dan
BBM ini diikuti pula dengan semakin meningkatnya jumlah polutan sisa
penurunan kualitas udarapun terjadi di daerah perkotaan yang padat lalu lintas
dan industri.
oktana dan iso-oktana yang tinggi. Senyawa hidrokarbon yang disebut dengan
bensin. Iso-oktana pertama kali ditemukan pada tahun 1927. Senyawa ini
kompresi tinggi saja. Hal ini menyebabkan senyawa iso-oktana disebut sebagai
bahan bakar terbaik pada saat itu. Angka oktan yang menunjukkan angka 100
mempunyai arti bahwa bensin yang diukur setara dengan iso-oktana murni.
terdiri dari dua campuran, yaitu 20 persen heptana dan 80 persen iso-oktana.
Oleh karena relatif sulit dibakar, senyawa heptana dianggap sebagai bahan
memungkinkan mobil berlari lebih kencang. Tetra Ethyl Lead (TEL), yaitu
senyawa anti ketukan pertama dengan rumus kimia (CH 3CH2)4Pb ditemukan
pada tahun 1922 oleh T.Midgley dan Bold. Senyawa aditif lainnya yang
Unsur timbal terdapat di dalam bahan aditif seperti TEL dan TML.
Unsur timbal digunakan untuk meningkatkan nilai oktana BBM. Mobil enam
silinder dengan angka kompresi tinggi dapat berlari kencang jika nilai oktana
pemakaian BBM dan 25 persen lainnya berasal dari sumber pencemar lain.
debu timbal. Unsur timbal merupakan logam yang sangat beracun dan tidak
bahan bakarnya sehingga timbal yang telah diberi bahan aditif menjadi mudah
menguap dan keluar melalui silinder mesin knalpot buangan. Unsur timbal
telah mencemari berbagai tempat di muka bumi ini dan sulit untuk
menyebabkan debu dari tanah sekitar jalan raya sudah tercemar oleh timbal
masyarakat akan bahan bakar alat transportasi. Salah satu distributor BBM yang
BBM yang berlaku pada setiap SPBU yang ada di Indonesia, antara lain BBM
premium bersubsidi (RON 88), Pertamax (RON 92), Pertamax Plus (RON 95),
Pertamina, terdapat tiga jenis SPBU yang beroperasional di Indonesia, antara lain:
tergantung dengan letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU.
Adapun tipe lokasi SPBU ini dikelompokkan menjadi tiga tipe, antara lain:
A. SPBU Tipe A: SPBU ini dibangun dengan syarat luas minimum lahan adalah
1800 m2, lebar muka lahan SPBU minimum 20 meter, lebar samping lahan
SPBU minimum 90 meter dan perkiraan volume penjualan bahan bakar yang
B. SPBU Tipe B: SPBU ini dibangun dengan syarat luas minimum lahan adalah
1500 m2, lebar muka lahan SPBU minimum 20 meter, lebar samping lahan
SPBU minimum 75 meter serta perkiraan volume penjualan bahan bakar yang
C. SPBU Tipe C: SPBU ini dibangun dengan syarat luas minimum lahan adalah
1500 m2, lebar muka lahan SPBU minimum 20 meter, lebar samping lahan
SPBU minimum 65 meter serta perkiraan volume penjualan bahan bakar yang
lain :
A. Jalan masuk dan keluar mudah untuk berbelok ke tempat pompa, mudah ke
tempat antrian dekat pompa dan mudah untuk berbelok pada saat keluar dari
tempat pompa.
B. Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling bersilangan.
D. Lajur keluar minimal tiga jalur atau sama dengan lajur pengisian BBM.
mengelola dan menjual berbagai jenis bahan bakar kendaraan yang ada di
tangga dan nelayan melalui SPBU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pertamina menyediakan beberapa jenis bahan bakar untuk pasar BBM retail
dengan jenis bahan bakar yang biasa dijual di SPBU, antara lain Biosolar,
Premium, Pertalite, Pertamina Dex, Pertamax dan Dexlite. Setiap bahan bakar
yang dijual memiliki nilai oktan dan nilai cetane Nilai oktan pada suatu bahan
yang terkandung pada campuran iso-oktana dan heptana pada kondisi operasi
mesin yang standar, sedangkan nilai cetane pada bahan bakar bermesin diesel
berfungsi untuk untuk mengukur seberapa cepat bahan bakar mulai untuk terbakar
dalam mesin bertekanan. Selain nilai oktan dan nilai cetane, dalam suatu bahan
bakar terdapat juga beberapa unsur kimia seperti timbal dan sulfur yang harus
nilai oktan dan nilai cetane pada setiap bahan bakar pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Perbandingan Nilai Oktan, Nilai Cetane, Kadar Timbal dan Sulfur Pada Setiap
Jenis Bahan Bakar Kendaraan
Jenis Bahan Bermesin Nilai Nilai Kadar Kadar
Bakar Bensin/Diesel Oktan Cetane Timbal Sulfur
(RON) (gram/liter) (ppm)
Biosolar Diesel - 48 - 2500
Premium Bensin 88 - 0,013 500
Pertalite Bensin 90 - - 188
Pertamina Diesel - 53 - 500
Dex
Pertamax Bensin 92 - 0,013 500
Dexlite Diesel - 51 - 1200
Sumber: (Pertamina Industrial Fuel Marketing, n.d.).
Landasan Teori
yang ada pada lingkungan. Agen penyakit dapat dipindahkan oleh komponen
tubuh manusia tidak dapat diukur besaran agen penyakit tersebut secara
langsung. Agen penyakit dapat diukur secara tidak langsung di dalam tubuh
kesehatan yang muncul akibat paparan agen penyakit pada suatu lingkungan,
Teori simpul dapat dijelaskan melalui gambar yang terdapat di bawah ini.
dimaksud dalam penelitian ini adalah udara ambien yang terdapat di sekitaran
dilihat pada penelitian ini, yaitu perilaku petugas operator yang berada di
lingkungan SPBU dalam hal menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) guna
paparan timbal bagi kesehatan tubuh petugas SPBU. Dampak paparan yang
ditimbulkan oleh tubuh jika timbal telah melebihi ambang batas, yaitu
anemia, sakit perut, naiknya tekanan darah (gejala hipertensi) serta kerusakan
Kerangka Konsep
Memenuhi
Syarat
Pemeriksaan Kadar
SPBU Timbal Pada Udara
Ambien SPBU
Tidak
Memenuhi
Syarat
Karakteristik Lingkungan
SPBU:
1. Pengaturan waktu
beroperasi SPBU
2. Tipe lokasi SPBU
3. Tata letak lokasi
SPBU
4. Pengaturan
kendaraan saat
pengisian bahan
bakar di SPBU
5. Jumlah kendaraan
yang mengisi bahan
bakar dalam 24 jam.
6. Jumlah bahan bakar
yang terjual setiap
hari.
7. Suhu udara
8. Kelembaban udara
Gambar 2. Kerangka konsep
Jenis Penelitian
deskriptif untuk menganalisis kadar timbal pada udara ambien serta karakteristik
1. Belum pernah dilakukan penelitian pengukuran kadar timbal (Pb) baik pada
2. SPBU ini memiliki waktu operasi selama 24 jam sehingga banyak dilalui
pribadi serta sepeda motor yang di dukung dengan lokasinya yang terdapat di
3. SPBU ini memiliki antrian kendaraan yang sangat padat saat pengisian bahan
Objek Penelitian
Adapun objek penelitian adalah kadar timbal pada udara ambien sebuah
SPBU di Kecamatan Tanjung Morawa yang diambil pada lima titik atau tempat
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Definisi Operasional
oleh Pertamina berdasarkan luas lahan yang dimiliki dan dibagi ke dalam tiga
tipe.
Tata letak lokasi SPBU. Penataan lokasi dari SPBU tempat penelitian
yang dilihat dari karakter lingkungan sekitar (letak pintu masuk, pintu keluar dan
sirkulasi atau jalur masuk dan keluar) berdasarkan standar yang telah ditetapkan
Pertamina.
Tanjung Morawa yang diukur dengan alat termometer dan dalam satuan derajat
SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa yang diukur dengan alat hygrometer dan
yang ada di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa pada saat penelitian diperiksa
X Kecamatan Tanjung Morawa belum melewati baku mutu yang tertera pada
melewati baku mutu yang tertera pada PPRI Nomor 41 Tahun 1999, yaitu > 2
µg/Nm3.
Data primer. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran kadar timbal
pada udara ambien menggunakan alat HVAS dan Spektrofotometer Serapan Atom
penjualan bahan bakar dari buku penjualan milik SPBU, buku-buku dan jurnal
penelitian terdahulu.
Metode Pengukuran
pengujian kualitas udara ambien. Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dapat
A. Prinsip
Volume Air Sampler (HVAS) dan media penyaring atau filter. Timbal yang
B. Bahan
200 ml air bebas mineral ke dalam gelas piala berukuran 1.000 ml, lalu
tambahkan lagi dengan air bebas mineral hingga tanda pada larutan telah
300 ml air bebas mineral ke dalam gelas piala berukuran 1.000 ml, lalu
lagi dengan air bebas mineral hingga tanda pada larutan telah menunjukkan
− Gas asetilen.
C. Peralatan
− Pipet volumetrik.
− Kaca arloji.
− Filter (kertas saring) berpori 80 µm dengan diameter 125 mm atau 110 mm.
− Corong gelas.
Catatan: Semua peralatan gelas yang digunakan harus bebas logam berat dengan
cara direndam dengan asam nitrat 5% selama 12 jam, kemudian dibilas dengan
D. Persiapan Pengujian
b) Tambahkan air bebas mineral sampai tepat pada tanda tera, lalu
homogenkan.
c) Aspirasikan larutan deret standar satu persatu ke dalam alat SSA nyala
serapannya;
a) Siapkan kertas filter terpapar debu yang berasal dari pengujian total
b) Ukur dan catat panjang dan lebar filter yang terpapar debu (mm)
c) Potong kertas filter menjadi empat bagian yang sama kemudian hitung
d) Ambil satu bagian kertas filter tersebut sebagai contoh uji dan
f) Tambahkan 5 ml H2O2 pekat dan tutup mulut gelas piala “A” dengan
kaca arloji.
g) Letakkan gelas piala “A” di atas pemanas listrik, panaskan contoh uji
h) Turunkan contoh uji dari pemanas dan biarkan hingga mencapai suhu
kamar.
j) Dinginkan contoh uji dan kemudian bilas kaca arloji dengan air bebas
mineral.
k) Saring contoh uji dengan kertas saring, residu kertas saring tetap
terdapat dalam gelas piala “A” dan tampung filtrat gelas piala 200 ml
gelas piala “A” hasil pengerjaan langkah 3 butir k, tutup dengan kaca
o) Panaskan filtrat dalam gelas piala “B” sampai mendekati kering (sisa
cairan tinggal sedikit) atau terbentuk kristal atau garam pada dinding
q) Dinginkan dan saring contoh uji, tampung filtrat dalam labu ukur 50
ml.
s) Tepatkan isi labu ukur sampai tanda tera dengan HNO3 (perbandingan
dari contoh uji lebih rendah dari nilai serapan larutan standar dengan
tersisa.
Kadar timbal dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
dengan pengertian:
Ct adalah kadar timbal dalam larutan contoh uji yang di spike (µg/ml).
S adalah luas contoh uji yang terpapar debu pada permukaan filter (mm2).
V adalah volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25oC, 760
mmHg (Nm3)
Catatan: Volume udara yang dihisap dihitung berdasarkan perhitungan pada saat
distribusi frekuensi dari hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien di
Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) X ini didirikan pada
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. SPBU ini dibangun di atas
sebuah lahan dengan luas sebesar 3500 m2. Adapun jenis SPBU yang menjadi
tempat penelitian ini, yaitu SPBU berjenis DODO (Dealer Owned Dealer
Operated) di mana SPBU ini milik sebuah perusahaan swasta yang telah membeli
lisensi merk PT Pertamina. Jumlah pekerja yang bekerja di SPBU ini berjumlah
1. Pimpinan SPBU
2. Manajer
4. Pengawas operator
dalam tiga shift kerja. Pembagian shift kerja ini memerhitungkan 8 jam kerja pada
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
setiap shiftnya. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di SPBU X ini terdiri dari kantor
SPBU, tempat pengisian bahan bakar yang terbagi atas delapan pulo pompa,
mushalla, ATM, kantin, minimarket, toilet, tempat parkir khusus truk lintas kota
jenis bahan bakar yang tersedia di SPBU ini serta jenis kendaraan yang akan
mengisi di setiap pulo pompa. Adapun pembagian delapan pulo pompa dan jenis
bahan bakar di setiap pulo pompa dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4
Pembagian Jenis Bahan Bakar Minyak Berdasarkan Pulo Pompa di SPBU X
Kecamatan Tanjung Morawa
Nomor Jenis Bahan Bakar Minyak Jenis Kendaraan yang
Pulo Pompa yang Dijual Dapat Mengisi
1 Pertamax Kendaraan beroda empat
atau lebih
2 Pertamax dan Pertamina Kendaraan beroda empat
Dex atau lebih
3 Premium dan Dexlite Kendaraan beroda empat
atau lebih
4 Pertalite dan Biosolar Kendaraan beroda empat
atau lebih
5 Premium dan Biosolar Kendaraan beroda empat
atau lebih
6 Pertalite dan Biosolar Kendaraan beroda empat
atau lebih
7 Pertalite Kendaraan beroda dua
8 Pertamax dan Pertalite Kendaraan beroda dua
Tanjung Morawa
diambil pada tanggal 02 Mei 2019 mulai pukul 07.50 sampai dengan pukul 13.00
WIB dengan menggunakan alat High Volume Air Sampler di SPBU X Kecamatan
Tanjung Morawa, didapati hasil pengukuran pada lima titik lokasi pengambilan
sampel timbal pada udara ambien tertinggi terdapat pada titik lokasi tempat
pengisian bahan bakar kendaraan dengan nilai sebesar 0,315 µg/Nm3. Pada saat
pengukuran pada titik lokasi ini, pengukuran dimulai pada pukul 11.00 sampai
Pengukuran kadar timbal pada udara ambien yang kedua berada pada titik
lokasi pintu keluar kendaraan dengan nilai sebesar 0,091 µg/Nm3 diukur pada
pukul 12.00 sampai 13.00 WIB diikuti titik lokasi pintu masuk kendaraan di
SPBU, yaitu 0,068 µg/Nm3 pada pukul 10.00 sampai 11.00 WIB, lalu tempat
istirahat pekerja memiliki hasil pengukuran kadar timbal sebesar 0,058 µg/Nm3
diukur pada pukul 07.50 sampai dengan 08.50 WIB dan jalan raya menjadi titik
lokasi pengambilan sampel timbal pada udara ambien dengan hasil terendah, yaitu
0,033 µg/Nm3. Pada titik lokasi ini, pengukuran kadar timbal pada udara ambien
tidak dituliskan dan dirubah menjadi daerah sekitar kantin yang lokasinya sangat
dekat dengan dengan pulo pompa tempat pengisian bahan bakar. Alasan
alasan teknis keselamatan yang ada di tempat kerja agar tidak mengganggu
kegiatan pelayanan atau penjualan bahan bakar yang ada di SPBU sehingga lokasi
pengambilan sampel timbal pada udara ambien dipindahkan ke titik lokasi daerah
sekitar kantin yang jaraknya cukup dekat dengan posisi pulo pompa. Adapun hasil
pengukuran kadar timbal pada udara ambien pada lima titik lokasi pengambilan
Tabel 5
Hasil Pengukuran Kadar Timbal (Pb) pada Udara Ambien di SPBU X Kecamatan
Tanjung Morawa
Titik Waktu Hasil Baku Mutu Keterangan
Pengukuran Pengukuran pengukuran
Sampel (WIB) (µg/Nm3)
Pintu Masuk 10.00-11.00 0,068 > 2 µg/Nm3 Memenuhi
Kendaraan Syarat
Tempat 11.00-12.00 0,315 > 2 µg/Nm3 Memenuhi
Pengisian Syarat
Bahan Bakar
Tempat 07.50-08.50 0,058 > 2 µg/Nm3 Memenuhi
Istirahat Syarat
Pekerja
Pintu Keluar 12.00-13.00 0,091 > 2 µg/Nm3 Memenuhi
Kendaraan Syarat
3
Jalan Raya 08.58-09.58 0,033 > 2 µg/Nm Memenuhi
Syarat
Gambar 3. Diagram batang hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien di
SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa
Morawa memiliki waktu beroperasi selama 24 jam dalam satu harinya. Waktu
operasi SPBU ini juga menentukan pembagian shift kerja yang dimiliki oleh
setiap pekerja dan dibagi ke dalam tiga waktu shift kerja, yaitu shift kerja pertama
dimulai dari pukul 07.00-15.00 WIB, shift kerja kedua dimulai pukul 15.00-23.00
WIB dan shift kerja ketiga dimulai dari pukul 23.00-07.00 WIB.
pembangunan sebuah SPBU, yaitu SPBU dengan tipe A di mana SPBU ini
dibangun dengan luas lahan seluas 3500 m2, lebar muka lahan SPBU sebesar 51
untuk setiap kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar di SPBU ini.
Persyaratan tata letak lokasi mengenai letak pintu masuk dan pintu keluar
kendaraan yang ada di SPBU dibuat searah dan tidak bersifat saling bersilangan.
Posisi pintu masuk dan pintu keluar yang ada di SPBU berada searah
dengan letak jalan raya. Lebar pintu masuk yang ada di SPBU sebesar 17,5 m dan
lebar pintu keluar kendaraan sebesar 18,5 m. Lajur keluar kendaraan yang ada di
SPBU ini sebanyak lajur pengisian bahan bakar kendaraan, yaitu 8 lajur keluar.
Persyaratan tata letak lokasi dan juga persyaratan tata letak jalan masuk
dan keluar mudah untuk berbelok ke tempat pompa serta operator SPBU atau
persyaratan yang ada. Adapun hasil observasi tata letak lokasi dapat dilihat pada
Tabel 6
Hasil Obervasi Tata Letak Lokasi di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa
Observasi Memenuhi Keterangan
Ya Tidak
Jumlah lajur masuk ✓ Terdapat 8 lajur
minimum dua lajur masuk
kendaraan.
Pintu masuk dan keluar dari ✓ Pintu masuk
SPBU tidak boleh saling dan keluar
bersilangan SPBU searah.
Lebar pintu masuk dan ✓ Lebar pintu
keluar minimal 6 meter masuk sebesar
17,5 meter dan
pintu keluar
18,5 meter.
Lajur keluar minimum tiga ✓ Terdapat 8 lajur
jalur atau sama dengan keluar yang
lajur pengisian BBM sama dengan
lajur pengisian
BBM.
Jalan masuk dan keluar ✓ Memenuhi
mudah untuk berbelok ke persyaratan.
tempat pompa, mudah ke
tempat antrian dekat pompa
dan mudah untuk berbelok
pada saat keluar dari tempat
pompa
Operator SPBU atau Satuan ✓ Memenuhi
Pengamanan (Satpam) persyaratan.
mengatur kendaraan yang
mengisi bahan bakar, tetapi
tidak mematikan mesin
kendaraan.
Morawa pada tanggal 02 Mei 2019 dihitung selama 24 jam dimulai dari pukul
00.00 WIB sampai dengan pukul 23.59 WIB sesuai dengan jam beroperasi dari
SPBU ini mencapai 4.838 kendaraan baik kendaraan berjenis sepeda motor
Kecamatan Tanjung Morawa dengan kriteria jenis kendaraan sepeda motor, yaitu
111 sepeda motor, sedangkan rata-rata jumlah kendaraan yang mengisi bahan
Tanjung Morawa.
11.00-11.59 WIB sebanyak 332, 454 dan 498 kendaraan dengan titik tertinggi
pada pukul 11.00-11.59 WIB, yaitu 498 kendaraan dengan rincian 261 kendaraan
berjenis sepeda motor dan 237 kendaraan berjenis mobil yang mengisi bahan
berdasarkan pembagian jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar 4 di
bawah ini.
Tabel 7
Jumlah Kendaraan yang Mengisi Bahan Bakar dalam Kurun Waktu 24 Jam di
SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa
Jenis Kendaraan
Jumlah
Waktu Penghitungan (WIB) Sepeda Mobil
Kendaraan
Motor
00.00-00.59 76 22 98
01.00-01.59 27 18 45
02.00-02.59 13 7 20
03.00-03.59 15 9 24
04.00-04.59 16 25 41
05.00-05.59 39 34 73
06.00-06.59 119 55 174
07.00-07.59 119 113 232
08.00-08.59 139 108 247
09.00-09.59 176 156 332
10.00-10.59 244 210 454
11.00-11.59 261 237 498
12.00-12.59 169 142 311
13.00-13.59 182 103 285
14.00-14.59 84 125 209
15.00-15.59 81 122 203
16.00-16.59 131 61 192
17.00-17.59 154 127 281
18.00-18.59 146 131 277
19.00-19.59 127 103 230
20.00-20.59 114 95 209
21.00-21.59 92 85 177
22.00-22.59 79 41 120
23.00-23.59 72 34 106
Jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar 2.675 2163 4838
dalam waktu 24 jam
Rata-rata jumlah kendaraan yang mengisi 111 90 201
bahan bakar dalam waktu 24 jam
Gambar 4. Grafik jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar dalam kurun
waktu 24 jam di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa
Jumlah bahan bakar yang terjual setiap hari selama bulan April
minyak untuk kendaraan berjenis roda dua atau lebih dengan jenis produk bahan
bakar minyak yang dijual terdiri dari enam macam, yakni Biosolar, Premium,
Morawa selama bulan April 2019 sebanyak 44.696,6 liter atau 44,6 kilolliter
dengan jumlah penjualan bahan bakar tertinggi terdapat pada tanggal 30 April
2019, yaitu sebanyak 53.028,3 liter, lalu diikuti 52.919,2 liter dan 50.676,6 liter
pada tanggal 29 April 2019 dan 25 April 2019. Jumlah keseluruhan penjualan
April 2019 sebanyak 1.340.898,3 liter. Adapun jumlah serta rata-rata hasil
penjualan bahan bakar minyak yang terjual selama bulan April 2019 di SPBU X
Tabel 8
Jumlah Bahan Bakar Minyak yang Terjual Setiap Hari Selama Bulan April 2019
di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa
Jumlah Bahan Bakar yang Terjual
Hari dan Tanggal
Setiap Hari (Liter)
Senin, 01 April 2019 49.080,1
Selasa, 02 April 2019 47.124,2
Rabu, 03 April 2019 34.197,3
Kamis, 04 April 2019 42.348,2
Jumat, 05 April 2019 49.886,4
Sabtu, 06 April 2019 49.480
Minggu, 07 April 2019 36.761,3
Senin, 08 April 2019 48.092,7
Selasa, 09 April 2019 45.248,6
Rabu, 10 April 2019 44.437,6
Kamis, 11 April 2019 40.643,7
Jumat, 12 April 2019 45.711,8
Sabtu, 13 April 2019 45.896,2
Minggu, 14 April 2019 39.465,2
Senin, 15 April 2019 48.302,6
Selasa, 16 April 2019 44.400,2
Rabu, 17 April 2019 26.898,8
Kamis, 18 April 2019 41.504,9
Jumat, 19 April 2019 37.423,2
Sabtu, 20 April 2019 42.478,9
Minggu 21 April 2019 38.055,7
Senin, 22 April 2019 49.753,8
Selasa, 23 April 2019 46.704,7
Rabu, 24 April 2019 48.230,2
Kamis, 25 April 2019 50.676,6
Jumat, 26 April 2019 47.768,3
Sabtu, 27 April 2019 50.391,7
Minggu, 28 April 2019 43.987,9
Senin, 29 April 2019 52.919,2
Selasa, 30 April 2019 53.028,3
Jumlah Bahan Bakar yang Terjual 1.340.898,3
Bulan April 2019
Rata-rata Bahan Bakar yang Terjual 44.696,6
Bulan April 2019
Sumber : (SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa, 2019).
Suhu udara saat pengukuran timbal pada udara ambien. Suhu udara
diukur pada saat pengukuran sampel timbal pada udara ambien yang terbagi atas
lima titik lokasi pengambilan, yaitu pintu masuk kendaraan yang akan mengisi
bahan bakar, tempat operator SPBU mengisi bahan bakar kendaraan, tempat
istirahat pekerja di SPBU, pintu keluar kendaraan setelah mengisi bahan bakar
dan di sekitar jalan raya yang ada di depan SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa.
Hasil pengukuran suhu udara pada lima lokasi yang berbeda di SPBU X
terdapat di titik lokasi pintu keluar kendaraan dengan nilai suhu udara mencapai
40oC yang diukur pada pukul 12.00-13.00 WIB, lalu pintu masuk kendaraan
menjadi titik lokasi pengukuran suhu udara tertinggi kedua dengan hasil
pengukuran mencapai angka 38oC yang diukur pada pukul 10.00-11.00 WIB.
Tempat pengisian bahan bakar kendaraan memiliki hasil pengukuran suhu udara
sebesar 34oC yang diukur pada pukul 11.00-12.00 WIB diikuti dengan titik lokasi
jalan raya dengan hasil pengukuran suhu udara sebesar 32oC yang diukur pada
pukul 08.58-09.58 WIB dan titik lokasi tempat istirahat pekerja sebesar 29oC yang
diukur pada pukul 07.50-08.50 WIB. Adapun hasil pengukuran suhu udara di lima
Tabel 9
Hasil Pengukuran Suhu Udara di Lokasi Pengambilan Sampel Timbal pada
Udara Ambien
Titik Lokasi Pengukuran Waktu Pengambilan Hasil Pengukuran Suhu
(WIB) Udara (oC)
Pintu Masuk Kendaraan 10.00-11.00 38
Tempat Pengisian Bahan 11.00-12.00 34
Bakar
Tempat Istirahat Pekerja 07.50-08.50 29
Pintu Keluar Kendaraan 12.00-13.00 40
Jalan Raya 08.58-09.58 32
Kelembaban udara diukur pada saat pengukuran sampel timbal pada udara ambien
yang terbagi atas lima titik lokasi pengambilan, yaitu pintu masuk kendaraan,
tempat operator SPBU mengisi bahan bakar kendaraan, tempat istirahat pekerja di
SPBU, pintu keluar kendaraan dan di sekitar jalan raya yang ada di depan SPBU.
kelembaban udara dengan nilai tertinggi terdapat di titik lokasi tempat istirahat
pekerja dan jalan raya dengan nilai kelembaban udara mencapai 60% yang diukur
pada pukul 07.50-08.50 WIB dan pukul 08.58-09.58 WIB. Kemudian, tempat
tertinggi ketiga dengan hasil pengukuran mencapai angka 55% yang diukur pada
pukul 11.00-12.00 WIB dikuti titik lokasi pintu masuk kendaraan memiliki hasil
pengukuran kelembaban udara sebesar 50% yang diukur pada pukul 10.00-11.00
WIB dan titik lokasi pintu keluar kendaraan sebesar 45% yang diukur pada pukul
12.00-13.00 WIB. Adapun hasil pengukuran kelembaban udara dapat dilihat pada
Tabel 10
Hasil Pengukuran Kelembaban Udara di Lokasi Pengambilan Sampel Timbal
pada Udara Ambien
Titik Lokasi Waktu Pengambilan Hasil Pengukuran Kelembaban
Pengukuran (WIB) Udara (%)
Pintu Masuk Kendaraan 10.00-11.00 50
Tempat Pengisian 11.00-12.00 55
Bahan Bakar
Tempat Istirahat 07.50-08.50 60
Pekerja
Pintu Keluar Kendaraan 12.00-13.00 45
Jalan Raya 08.58-09.58 60
Hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien pada lima titik lokasi di
dengan nilai baku mutu sebesar > 2 µg/Nm3. Adapun hasil tertinggi pengukuran
kadar timbal pada udara ambien yang di dapat sebesar 0,315 µg/Nm3 dengan titik
lokasi pengambilan berada di lokasi tempat pengisian bahan bakar. Pada saat
pengukuran di titik lokasi sekitar kantin, pengukuran dilakukan pada pukul 11.00-
mengisi bahan bakar sangat padat, ditambah lagi kendaraan seperti truk besar
pengangkut barang yang posisinya berada di parkiran belakang SPBU juga ikut
Kota Medan tahun 2004 yang meneliti kadar timbal pada udara ambien di empat
SPBU, antara lain SPBU Jalan Jamin Ginting Simpang Kuala, SPBU Jalan
Pattimura, SPBU Jalan A.R Hakim dan SPBU Jalan Medan Tenggara. Hasil
pengukuran kadar timbal yang di dapat pada empat SPBU tersebut belum
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 sebesar 2 µg/Nm3. Adapun hasil yang di dapat
adalah 0,1218 µg/Nm3, 0,1560 µg/Nm3, 0,1683 µg/Nm3 dan 0,1688 µg/Nm3.
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Hasil ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil pengukuran kadar timbal
yang didapat pada titik lokasi lokasi sekitar kantin di SPBU X Kecamatan
Tanjung Morawa.
selanjutnya ada di lokasi pintu keluar kendaraan setelah mengisi bahan bakar
dengan nilai sebesar 0,091 µg/Nm3. Pada saat pengukuran berlangsung, waktu
kendaraan dengan nilai yang di dapat sebesar 0,068 µg/Nm3. Pada saat
pengukuran berlangsung, sampel ini diambil pada pukul 10.00-11.00 WIB dengan
Morawa ini mencapai 454 kendaraan. Kedua titik lokasi ini juga berdekatan
langsung dengan jalan raya sehingga kecepatan dan arah angin yang ada di sekitar
memiliki hasil pengukuran kadar timbal sebesar 0,058 µg/Nm3. Pada saat
pengukuran berlangsung, sampel ini diambil pada pukul 07.50-08.50 WIB. Lokasi
istirahat pekerja SPBU ini tidak memiliki ventilasi dan selalu dibiarkan dengan
keadaan pintu terbuka serta posisinya berada di belakang kantor yang jauh dari
paparan asap kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Lokasi istirahat
pekerja ini sering digunakan oleh operator SPBU untuk merokok serta beristirahat
sejenak sehingga kadar timbal yang ada di ruangan ini bisa juga dipengaruhi oleh
asap rokok yang dihasilkan. Peningkatan kadar bahan polutan di dalam ruangan
selain berasal dari penetrasi polutan luar ruangan dapat juga dari sumber polutan
dalam ruangan seperti asap rokok. Perbedaan bahan polutan di dalam dan
luar ruangan tergantung faktor gaya hidup individu, sosial ekonomi, struktur
gedung, kondisi bahan polutan di dalam dan luar ruangan, ventilasi dan sistem
pendingin ruangan, geografi dan meteorologi serta lokasi sumber polutan di luar
Titik lokasi pengukuran kadar timbal pada udara ambien dengan nilai
paling rendah adalah jalan raya di sekitar lokasi SPBU X Kecamatan Tanjung
Morawa dengan nilai yang didapat sebesar 0,033 µg/Nm3. Pada saat pengukuran
berlangsung, sampel ini diambil pada pukul 08.58-09.58 WIB dengan jumlah
kendaraan yang mengisi bahan bakar di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa ini
sebanyak 332 kendaraan. Kecepatan dan arah angin yang ada di sekitar lokasi
jalan raya juga memengaruhi hasil pengukuran kadar timbal yang didapat. Hasil
penelitian pada titik lokasi jalan raya sejalan dengan penelitian Ruslinda, dkk pada
tahun 2016 yang mengukur kadar timbal pada udara ambien pada tiga ruas jalan
raya yang ada di Kota Padang dengan titik lokasi pengambilan diwakili oleh Jl.
Sudirman, Jl. Imam Bonjol dan Jl. M. Yunus. Hasil pengukuran konsentrasi rata-
rata timbal di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 1,060-1,594 µg/Nm3 dengan
artian kadar timbal pada tiga ruas jalan itu masih memenuhi persyaratan baku
mutu udara ambien nasional dan angka yang dihasilkan jauh lebih tinggi
dibandingkan titik lokasi jalan raya yang ada di sekitar SPBU X Kecamatan
Tanjung Morawa.
Tanjung Morawa pada lima titik lokasi pengambilan sampel semuanya masih
memenuhi baku mutu persyaratan. Hal ini didukung juga dengan hasil
di mana semua komponen penilaian observasi yang dilihat telah memenuhi syarat
sehingga mendukung hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien yang
masih memenuhi baku mutu persyaratan. SPBU ini juga menerapkan sistem
menertibkan kendaraan yang mengisi bahan bakar untuk dimatikan mesinnya saat
kegiatan pengisian bahan bakar dengan memasang pembatas yang berisikan pesan
Pembatas ini diletakkan tepat di depan kendaraan yang akan diisi bahan bakarnya.
Menurut operator SPBU, apabila kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar tidak
sebuah SPBU berjenis tipe A di mana SPBU ini dibangun dengan luas lahan
seluas 3500 m2 dengan persyaratan tipe lokasi A minimal 1800 m2, lebar muka
lahan SPBU selebar 51 meter dengan persyaratan tipe lokasi A minimal 20 meter,
lebar samping lahan SPBU selebar 60 meter dan perkiraan volume penjualan
bahan bakar yang dihasilkan >35 kiloliter. Pada bulan April 2019, volume
penjualan bahan bakar kendaraan mencapai 44.696,6 liter atau 44,6 kiloliter.
Namun, untuk persyaratan tipe lokasi SPBU pada bagian lebar samping lahan
SPBU belum memenuhi persyaratan yang ada, yaitu selebar 90 meter untuk SPBU
berjenis tipe A. Alasan lebar lahan belum memenuhi persyaratan dikarenakan saat
tahap pembangunan pada waktu itu, lebar samping lahan yang mencukupi untuk
dibangun SPBU ini hanya selebar 60 meter. Untuk kategori lain persyaratan tipe
Tata letak lokasi SPBU. Berdasarkan hasil lembar observasi yang telah
persyaratan tata letak lokasi SPBU dan standar operasi menurut PT Pertamina
dengan rincian pembahasan mengenai persyaratan setiap tata letak lokasi sebagai
berikut :
Jumlah lajur masuk minimum dua lajur. Berdasarkan persyaratan tata letak
Morawa telah memiliki lajur masuk yang memenuhi persyaratan di mana lajur
masuk yang dimiliki oleh SPBU sebanyak delapan lajur masuk. Setiap dua lajur
masuk yang ada di SPBU terdiri dari dua pulo pompa pengisian bahan bakar.
Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling bersilangan.
Berdasarkan persyaratan tata letak lokasi dari PT Pertamina untuk sebuah SPBU,
SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa telah memiliki lajur masuk yang memenuhi
persyaratan di mana pintu masuk dan pintu keluar yang dimiliki oleh pihak SPBU
bersifat searah dan tidak saling bersilangan. Pintu masuk dan keluar kendaraan
Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 meter. Lebar pintu masuk yang
dimiliki oleh SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa selebar 17,5 meter dan lebar
pintu keluar selebar 18,5 meter sehingga menurut persyaratan tata letak lokasi,
Lajur keluar minimum tiga jalur atau sama dengan lajur pengisian BBM.
Lajur keluar yang ada di SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa sebanyak delapan
lajur keluar di mana lajur keluar ini sama jumlahnya dengan lajur masuk
kendaraan yang mengisi bahan bakar sehingga menurut persyaratan tata letak
Jalan masuk dan keluar mudah untuk berbelok ke tempat pompa, mudah
ke tempat antrian dekat pompa dan mudah untuk berbelok pada saat keluar dari
tempat pompa. Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan, jalur
dikategorikan memenuhi syarat, yaitu mudah untuk berbelok masuk dan keluar
dari tempat pengisian bahan bakar serta jalur masuk mudah menuju ke tempat
yang mengisi bahan bakar, tetapi tidak mematikan mesin kendaraan. Berdasarkan
kendaraan saat pengisian bahan bakar. Adapun pengaturan yang dilakukan oleh
operator SPBU, yaitu memasang pembatas yang berisikan pesan untuk mematikan
mesin kendaraan sebelum pengisian bahan bakar dimulai. Pembatas ini diletakkan
tepat di depan kendaraan yang akan diisi bahan bakarnya. Menurut operator
SPBU, apabila kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar tidak mematikan mesin
kendaraannya, maka pembeli tersebut tidak dilayani proses pembeliannya. Hal ini
Jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar dalam satu harinya mencapai 4.838
kendaraan di mana titik jumlah kendaraan tertinggi pada waktu pengisian bahan
bakar terdapat pada pukul 09.00-11.59 WIB dengan puncaknya pada pukul 11.00-
11.59 WIB sebanyak 498 kendaraan. Adapun hal yang menyebabkan tingginya
SPBU ini didominasi lebih banyak kendaraan jenis angkutan umum dan juga truk
pengangkut barang di mana kendaraan ini banyak memilih antri mengisi bahan
90% berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor (Wijaya, 2008). Asap
yang kemudian bisa mencemari udara, tanaman sekitar jalan raya dan mencemari
Jumlah bahan bakar yang terjual setiap hari selama bulan April
Morawa selama bulan April 2019 sebanyak 44.696,6 liter atau 44,6 kilolliter
dengan jumlah penjualan bahan bakar tertinggi terdapat pada tanggal 30 April
2019, yaitu sebanyak 53.028,3 liter, lalu diikuti 52.919,2 liter dan 50.676,6 liter
pada tanggal 29 April 2019 dan 25 April 2019. Hal ini membuktikkan bahwa
SPBU dengan total penjualan bahan bakar per harinya lebih dari 35.000 liter atau
35 kiloliter. Dengan melihat data jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar
setiap harinya dengan data penjualan bahan bakar setiap harinya selama bulan
April 2019, dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah kendaraan yang mengisi
bahan bakar, semakin banyak pula bahan bakar minyak yang terjual setiap
harinya. Bahan bakar minyak jenis premium dengan nilai oktana 87 dan bensin
sehingga menjadi sebesar 0,56-0,63 gram timbal yang dibuang ke udara setiap
bahwa pengukuran suhu dengan hasil tertinggi terdapat pada titik lokasi pintu
keluar kendaraan SPBU sebesar 40oC yang diukur pada pukul 12.00-13.00 WIB.
Kemudian, hasil tertinggi selanjutnya diikuti titik lokasi pintu masuk kendaraan
dengan nilai suhu sebesar 38oC dengan waktu pengukuran pada pukul 10.00-11.00
WIB, lalu diikuti tempat pengisian bahan bakar dengan nilai suhu pada lokasi
pengukuran sebesar 34oC. Titik ini diukur pada pukul 11.00-12.00 WIB. Titik
lokasi pengukuran suhu udara yang keempat adalah jalan raya dengan nilai suhu
pada lokasi pengukuran sebesar 32oC. Titik lokasi tempat istirahat pekerja
menjadi lokasi pengambilan sampel dengan nilai suhu terendah, yakni 29oC.
Suhu udara, tekanan udara yang tinggi, dan rendahnya kelembaban udara
karena dalam kondisi yang kering, partikel timbal akan semakin banyak
pada lokasi pengukuran pintu keluar kendaraan hasilnya tidak melebihi kadar
timbal yang berada pada lokasi sekitar kantin (tempat pengisian bahan bakar
keluar SPBU lebih tinggi daripadi titik lokasi sekitar kantin (tempat pengisian
bahan kendaraan). Ada faktor lain yang dapat memengaruhi hasil kadar timbal
yang didapat seperti kecepatan angin dan arah angin selain suhu udara, tekanan
udara dan kelembaban di sekitar lokasi pengambilan sampel timbal pada udara
ambien.
pada saat pengukuran berlangsung terdapat pada titik lokasi tempat istirahat
pekerja dan jalan raya sebesar 60%. Hal yang melatarbelakangi kadar timbal pada
pengukuran kelembaban udara pada titik ini dilakukan saat pukul 07.50-08.50
WIB di mana pada saat itu cuaca dan keadaan matahari di lokasi sekitar
tinggi sejalan dengan suhu yang ada di ruangan tersebut. Pada titik lokasi jalan
raya, pengukuran juga dilakukan pada saat cuaca dan keadaan matahari belum
terlalu terik, yaitu pukul 08.58-09.58 WIB sehingga kelembaban yang didapat
ketiga adalah tempat pengisian bahan bakar (daerah sekitar kantin) yang diukur
pada pukul 11.00-12.00 WIB dengan nilai kelembaban udara sebesar 55% diikuti
titik lokasi pintu masuk kendaraan yang diukur pada pukul 10.00-11.00 WIB
dengan nilai kelembaban udara sebesar 50% dan titik lokasi pintu keluar
kendaraan menjadi lokasi dengan nilai kelembaban udara terendah, yakni 45%
dengan waktu pengukuran dimulai dari pukul 12.00-13.00 WIB saat cuaca dan
Suhu udara, tekanan udara yang tinggi, dan rendahnya kelembaban udara
karena dalam kondisi yang kering, partikel timbal akan semakin banyak
melayang-layang tersebar di udara (Mardani dkk, 2005). Ada faktor lain yang
dapat memengaruhi hasil kadar timbal yang didapat seperti kecepatan angin dan
arah angin selain suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara di sekitar
Kesimpulan
1. Hasil pengukuran kadar timbal pada udara ambien pada lima titik lokasi yang
jam dalam satu harinya. SPBU memiliki pembagian shift kerja yang dimiliki
oleh setiap pekerja dan dibagi ke dalam tiga waktu shift kerja, yaitu shift
kerja pertama dimulai dari pukul 07.00-15.00 WIB, shift kerja kedua dimulai
pukul 15.00-23.00 WIB dan shift kerja ketiga dimulai dari pukul 23.00-07.00
WIB.
A yang dibangun dengan luas lahan seluas 3500 m2, lebar muka lahan SPBU
lokasi dan standar operasi SPBU, SPBU X Kecamatan Tanjung Morawa telah
5. Jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar dalam kurun waktu 24 jam di
rincian sepeda motor sebanyak 2.675 kendaraan dan mobil sebanyak 2.163
kendaraan.
61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
6. Jumlah bahan bakar yang terjual setiap harinya selama bulan April 2019 lebih
7. Suhu udara yang diukur pada lima titik lokasi pengambilan sampel udara
didapat suhu dengan nilai tertinggi pada lokasi tempat pengisian bahan bakar
dengan nilai suhu mencapai 40oC, sedangkan titik lokasi pengukuran dengan
suhu paling rendah terdapat pada lokasi tempat istirahat pekerja dengan nilai
29oC.
8. Kelembaban udara yang diukur pada lima titik lokasi pengambilan sampel
udara didapat kelembaban udara dengan nilai tertinggi pada lokasi tempat
istirahat pekerja dan jalan raya dengan nilai kelembaban sebesar 60%,
Saran
operasi SPBU dalam hal budaya mematikan mesin kendaraan saat mengisi
bahan bakar mengingat sifat timbal yang selalu akumulatif di dalam tubuh
pencemar udara lainnya seperti total partikulat tersuspensi dan benzene pada
udara ambien serta meneliti perbedaan kadar timbal pada masing-masing titik
lokasi dan dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar.
Daftar Pustaka
Aritonang, R.I. (2004). Gambaran kadar timbal (pb) di udara ambien pada
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Medan tahun 2004
(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Bolger, P., Yess, N., Gunderson, E., Troxell, T., & Carrington, C. (1996).
Identification and reduction of sources of dietary lead in the United States.
Food additives and contaminants, 13 (1), 53-60.
https://doi.org/10.1080/02652039609374380
Carrington, C., Bolger, P., & Scheuplein, R. (1996). Risk analysis of dietary lead
exposure. Food additives and contaminants, 13 (1), 61-76.
https://doi.org/10.1080/02652039609374381
Dietrich, K., Krafft, K., Bornschein, R., Hammond, P., Berger, O., Succop, P., &
Bier, M. (1987). Low level fatal lead exposure effect on neurobehavioural
development in early infancy. Pediactrics, 80 (5), 721-730.
https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/80/5/721.full.pdf
Environmental Protection Agency. (1991). Indoor air facts no. 4 sick building
syndrome (revised). Washington D.C, United States: Anonim.
Fardiaz, S. (1992). Polusi air dan udara. Logam berat dan batasan polusi udara
(Halaman 59-65 dan 91). Yogyakarta: PT Kanisius.
Kosnett, M.J. (2007). Heavy metal intoxication and chelators in Katzung, B.G.
basic and clinical pharmacology (Edisi Ke-10). New York: McGraw-Hill
Professional.
Mardani, T.R., Setiyono, P., & Listyawati, S. (2005). Kadar timbal (pb) dalam
darah dan hubungannya dengan kadar hb darah akibat emisi kendaraan
bermotor pada Petugas DLLAJ di Kota Surakarta. Bio smart FMIPA UNS,
7 (1), 60-65.
Mycyk, M., Hryhorcu, D., Amitai, Y. (2005). Lead. New York: McGraw-Hill
Professional.
Pertamina. (n.d). Pertamina industrial fuel marketing: Fuel product. Diakses dari
https://www.pertamina.com/industrialfuel/products- services/fuel-product/
Rahmi, A. (2017). Hubungan paparan timbal dengan gingival lead line pada
petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Medan
(Skripsi). Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Reffiane, F., Arifin, M., & Santoso, B. (2011). Dampak kandungan timbal (pb)
dalam udara terhadap kecerdasan anak sekolah dasar. Majalah ilmiah
pendidikan dasar, 1 (2), 102-103.
http://dx.doi.org/10.26877/malihpeddas.v1i2.305
Ruslinda, Y., Gunawan, H., Goembira, F., & Wulandari, S. (2016). Pengaruh
jumlah kendaraan berbahan bakar bensin terhadap konsentrasi timbal
(pb) di udara ambien jalan raya Kota Padang. Padang: Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Lingkungan II Universitas Andalas.
Siregar, P.R. (2005). Pelayanan air minum Jakarta dan pencemaran air. Diakses
dari http://www.walhi.or.id
Standar Nasional Indonesia. (2017, 30 Maret). Udara ambien – bagian 4: cara uji
kadar timbal (pb) dengan metoda destruksi basah menggunakan
spektrofotometer serapan atom. Jakarta, Indonesia: Anonim.
Widowati, W., Sastiono, A., & Jusuf, R. (2008). Efek toksik logam. Timbal (pb)
(Halaman 111). Yogyakarta: Andi.
Wijaya, T.A. (2008). Pertambahan konsentrasi jerapan timbal (pb) pada daun
mahoni (Swietenia mahoni jacq.) dari emisi kendaraan bermotor
(Skripsi). Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tangki Minyak
ATM Market SPBU
WC
POM 1 POM 2
Genset
Panel/
POM 3 POM 4
Kantin
POM 5 POM 6
Gerai
ATM
ATM
Pengisian Angin
Nitrogen
POM 7 POM 8
*JALAN RAYA
Memenuhi
Nomor Observasi Keterangan
Ya Tidak
1. Jumlah lajur masuk
minimum dua lajur
2. Pintu masuk dan keluar
dari SPBU tidak boleh
saling bersilangan
3. Lebar pintu masuk dan
keluar minimal 6 meter
4. Lajur keluar minimum
tiga jalur atau sama
dengan lajur pengisian
BBM
5. Jalan masuk dan keluar
mudah untuk berbelok
ke tempat pompa,
mudah ke tempat antrian
dekat pompa dan mudah
untuk berbelok pada
saat keluar dari tempat
pompa
6. Operator SPBU atau
Satuan Pengamanan
(Satpam) mengatur
kendaraan yang mengisi
bahan bakar, tetapi tidak
mematikan mesin
kendaraan.
Sumber: Pertamina, (2015)
Lampiran 6. Surat Keterangan Hasil Pengujian Kadar Timbal Pada Udara Ambien