No Teori/Harapan/Rencana Fakta/Realita/Implementasi
diproduktifkan.
potensi wakaf tunai bisa mencapai 20 triliun mencapai 145,8 miliar rupiah.
1
setiap tahunnya (“Potensi Wakaf Tunai
Dahlan, 2015),
et al., 2016),
(Fanani, 2011),
2
wakaf tunai (Siswantoro &
Rosdiana, 2016).
(Furqon, 2011).
BAB 1. PENDAHULUAN
Wakaf sebagai salah satu bentuk konfigurasi filantropi dalam Islam memiliki peran
kemiskinan dan meminimalisir pengangguran (Uyun, 2015). Hal ini terjadi manakala
harta wakaf digunakan sebagai salah satu instrumen pemberdayaan ekonomi umat, bukan
hanya sebagai aset yang memiliki nilai ibadah tetapi tidak memiliki nilai secara sosial dan
ekonomi. Apabila wakaf diproduktifkan, bukan hanya bernilai dari sisi ketuhanan saja
tetapi juga memiliki nilai secara sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Pemberdayaan harta wakaf untuk aktifitas sosial dan ekonomi atau yang biasa
disebut dengan wakaf produktif bukan merupakan hal baru. Pemberdayaan wakaf
produktif sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dan masa kejayaan Islam, hanya saja
mayoritas umat Islam saat ini memandang wakaf hanya sebatas pada bentuk tanah atau
3
Indonesia masih menempatkan harta wakaf pada hal yang bersifat diam daripada yang
Tidak termanfaatkannya harta wakaf pada hal yang produktif disebabkan oleh
banyak faktor. Mulai dari kesadaran dan minat masyarakat yang rendah terhadap wakaf
itu sendiri (Kasdi, 2016; Muntaqo, 2015), kurangnya profesionalitas dalam pengelolaan
wakaf (Huda, Rini, Mardoni, Hudori, & Anggraini, 2017; Muntaqo, 2015), hingga
kurannya peran pemerintah dalam mengoptimalkan potensi wakaf (Huda et al., 2017;
Muntaqo, 2015; Syamsir, 2015). Padahal jika berkaca pada pengalaman negara-negara
muslim lainnya, seperti Mesir, Arab, Turki, Malaysia dan Banglades yang telah sukses
mengoptimalkan wakaf produktif (Hasan & Rahmawati, 2011; Nilna Fauzah, 2015)
2004 yang merupakan salah satu instrumen dalam membangun kehidupan sosial ekonomi
dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dalam UU tersebut
juga dijelaskan tentang Wakaf Tunai/Uang sebagai salah satu opsi bagi masyarakat yang
ingin berwakaf sehingga bukan hanya mereka yang memiliki harta yang berlebih saja
yang dapat berwakaf, tetapi bagi mereka yang hartanya pas-pasan juga dapat berwakaf.
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa tentang
wakaf tunai pada tanggal 11 Mei 2002 tetang bolehnya wakaf uang dan surat berharga
lainnya.
Tercatat realisasi wakaf tunai di Indonesia yang dikumpulkan oleh Badan Wakaf
Indonesia (BWI) sampai dengan Desember 2013 baru mencapai 145,8 miliar rupiah. Jika
4
dibandingkan dengan potensi yang ada, nilai ini masih sangat jauh dari yang diharap.
Menurut beberapa sumber, potensi wakaf uang dapat mencapai 3 sampai dengan 60 triliun
rupiah setiap tahunya. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Prof. Dr. Nasaruddin Umar
sendiri pernah menyatakan bahwa potensi wakaf tunai bisa mencapai 20 triliun setiap
mengindikasikan masih besarnya kesenjangan yang tinggi antara potensi yang ada dengan
banyak hal, mulai dari kurangnya informasi tentang wakaf tunai (Adeyemi, Ismail, &
Hassan, 2016; Fanani, 2011; Ilyas, 2014), pengetahuan dan pemahaman tentang wakaf
tunai (Adeyemi et al., 2016; Dahlan, 2015), kondisi sosial budaya (Adeyemi et al., 2016),
rendahnya kompetensi nazhir sebagai pengelola wakaf (Fanani, 2011), hingga kurangnya
peran pemerintah dalam menggalakan program wakaf tunai (Siswantoro & Rosdiana,
2016). Selain itu, beberapa lembaga yang ditunjuk dalam menghimpun wakaf tunai juga
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M. R. A., & Yusof, M. A. (2014). Examining the Relationship between Level of
5
Badan Wakaf Indonesia. (2017). Cara Mudah Wakaf Uang. diunduh 5 Juni 2017, from
http://bwi.or.id/index.php/in/wakaf-uang-cara-wakaf-84.html
Approaches, 4th Edition (4th edition). Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.
Fahmi, A., & Sugiarto, E. (2016). Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan dan
Furqon, A. (2011). Analisis Praktek Perwakafan Uang pada Lembaga Keuangan Syariah.
Hasan, S. (2010). Wakaf Uang dan Implementasinya di Indonesia. Journal de Jure, 2(2),
162–177.
Hasan, S., & Rahmawati, N. (2011). Wakaf Uang: Perspektif Fiqih, Hukum Positif, dan
Huda, N., Rini, N., Mardoni, Y., Hudori, K., & Anggraini, D. (2017). Problems, Solutions
6
Ilyas, S. (2014). Perkembangan Perwakafan di Kota Batam. Jurnal Bimas Islam, 7(4),
783–795.
Kasdi, A. (2016). Pergeseran Makna dan Pemberdayaan Wakaf. ZISWAF : Jurnal Zakat
Kotler, P. T., & Keller, K. L. (2015). Marketing Management (15 edition). Boston:
Pearson.
different needs. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
1(25), 83–108.
Nilna Fauzah. (2015). Rekonstruksi Pengelolaan Wakaf: Belajar Pengelolaan Wakaf dari
161–171.
Potensi Wakaf Tunai Mencapai Rp 20 Triliun. (2011, April 28). diunduh 2 Juni 2017,
from https://www2.kemenag.go.id/berita/85129/potensi-wakaf-tunai-mencapai-
rp-20-triliun?lang=ar
Satrio, E., & Siswantoro, D. (2016). Analisis Faktor Pendapatan, Kepercayaan Dan
7
Penghasilan Melalui Lembaga Amil Zakat. Presented at the Simposium Nasional
Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business: A Skill-Building
Supranto, J., & Limakrisna, N. (2012). Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk
Uyun, Q. (2015). Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf Sebagai Konfigurasi Filantropi
https://doi.org/10.19105/islamuna.v2i2.663
Jakarta.