Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI


(Studi Pada Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Mamuju Utara)
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The purpose of this research is to test and analyze the influence of leadership style and work
motivation on employees performance (Study on the employees of Badan Kesbangpol dan Linmas
Provinsi Jawa Tengah). The sample used in this research consists of 60 respondents from 106
employees. The method of sampling used is by purposive sampling, method data analysis used are
multiple linear regression analysis. Based on the results of data analysis, the regression equations
obtained are as follows: Y = 0,465 X 1 + 0,398 X 2. The result of the reseacrh using t test that
leadership style and work motivation have positive significant influence to employees performance.
The result of the research simultantly using F test, shows that all of the independent variables
influence significant to employees performance. The coefficient determinant (R 2 ) is 0.680 which
means 68% employees performance variation explained by independent variables, where as 32%
explained by another variables which is not followed.
Keywords: leadership style; work motivation; employees performance

Organisasi merupakan kesatuan sosial penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja
yang dikoordinasikan secara sadar dengan pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi.
sebuah batasan yang reaktif dapat Penilaian kinerja (performance evaluation)
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus yaitu proses untuk mengukur atau
untuk mencapai tujuan (Robbins, 2008). mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan
Organisasi berisikan orang-orang yang seseorang atau sekelompok orang dalam
mempunyai serangkaian aktivitas yang jelas organisasi (Rivai, 2003). Dengan kata lain
dan dilakukan secara berkelanjutan guna penilaian kinerja ditentukan oleh hasil
mencapai tujuan organisasi. Semua tindakan kegiatan sumber daya manusia (SDM) dengan
yang diambil dalam setiap kegiatan standar kinerja yang telah ditetapkan
diprakarsai, dan ditentukan oleh manusia yang organisasi sebelumnya. Dalam
menjadi anggota organisasi, dimana manusia perkembangannya, melakukan penilaian
sebagai pendukung utama setiap organisasi kinerja pegawai tidaklah sederhana. Karena
apapun bentuk organisasi itu (Mulyadi dan dalam penilaian kinerja memerlukan syarat,
Rivai, 2009). indikator, serta terdapat elemen-elemen atau
Gibson, et al (1995) menjelaskan bahwa variabel -variabel yang mempengaruhinya
kinerja organisasi tergantung pada kinerja (Supardi,2010). Adapun beberapa variabel
pegawainya, atau dengan kata lain kinerja yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai
pegawai akan memberikan kontribusi pada menurut Wirawan (2009), serta Suranta (2002)
kinerja organisasi. Kinerja yang baik adalah antara lain:
kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai a. Gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan
standar organisasi dan mendukung tercapainya yang biasa diterapkan pimpinan kepada
tujuan organisasi, dan dikatakan buruk jika bawahan atau pegawai dalam rangka proses
sebaliknya (Masrukhin dan Waridin,2006). kepemimpinannya.
Kinerja pegawai erat kaitannya dengan

116
117 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

b. Motivasi kerja, motivasi kerja yang biasa pribadi seseorang yang mendorong keinginan
diberikan pemimpin atau organisasi kepada individu untuk melakukan kegiatan tertentu
bawahan atau pegawai. guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian
Dalam organisasi ada dua pihak yang motivasi merupakan variabel penting, dimana
saling tergantung dan merupakan unsur utama motivasi perlu mendapat perhatian besar bagi
dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai organisasi dalam peningkatan kinerja
atasan, dan pegawai sebagai bawahan pegawainya.
(Mulyadi dan Rivai,2009). Kepemimpinan Beberapa penelitian tentang pengaruh
pemimpin dalamsuatu organisasi dirasa sangat gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja
penting, karena pemimpin memiliki peranan terhadap kinerja pegawai pernah dilakukan,
yang strategis dalam mencapai tujuan dengan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
organisasi yang biasa tertuang dalam visi dan Seperti penelitian yang dilakukan Suranta
misi organisasi (Suranta, 2002). (2002); Cahyono dan Suharto (2005);
Kepemimpinan ialah kemampuan dan Rachmawati, Warella, dan Hidayat (2006);
keterampilan seseorang atau individu yang Masrukhin dan Waridin (2006); Kusumawati
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan (2008); Baihaqi (2010); Analisa (2011),
kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menunjukkan hasil bahwa gaya kepemimpinan
terutama bawahannya, untuk berfikir dan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan
bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui signifikan terhadap kinerja pegawai.
perilaku yang positif tersebut dapat Kemudian terdapat pula penelitian dengan
memberikan sumbangsih nyata dalam hasil yang menunjukkan bahwa gaya
pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 2002). kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh
Kemudian Basuki dan Susilowati (2005) negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
menyatakan bahwa pemimpin merupakan titik pegawai seperti penelitian yang dilakukan oleh
sentral dalam manajemen, sedangkan Guritno dan Waridin (2005); serta Parlinda
manajemen merupakan titik sentral dari dan Wahyuddin (2009). Dalam
organisasi. Mulya di dan Rivai (2009) perkembangannya, gaya kepemimpinan dan
memaparkan bahwa pemimpin dalam motivasi kerja tidak hanya diperhatikan oleh
kepemimpinannya perlu memikirkan dan organisasi swasta, melainkan organisasi
memperlihatkan gaya kepemimpinan yang pemerintah juga dalam meningkatkan kinerja
akan diterapkan kepada pegawainya. Gaya pegawai. Adapun organisasi pemerintah satu
kepemimpinan yaitu norma perilaku yang diantaranya adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja
digunakan oleh seseorang pada saat orang Dan Transmigrasi.
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan
orang lain (Handoko, 2003). Gaya Transmigrasi dalam meningkatkan kinerja
kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi pegawainya dihadapkan pada kendala yang
kesuksesan pegawai dalam berprsetasi timbul, yaitu masih rendahnya pemahaman
(Suranta, 2002). Dengan kata lain gaya tupoksi dari pegawai dalam mendukung
kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada pelaksanaan tugas. Dimana untuk mendukung
kinerja pegawai dalam suatu organisasi. pelaksanaan tugas-tugas yang ada setiap
Kemudian elemen yang bernilai penting dalam pegawai harus senantiasa memiliki
organisasi selain gaya kepemimpinan adalah pemahaman yang baik terhadap apa yang telah
motivasi kerja. Motivasi ialah faktor yang menjadi tupoksinya (Sumber: Laporan
kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah
kerja, dan meningkatkan kinerja pegawai (LAKIP) Tahun 2013).
(Umar, 1999). Handoko (2003) menjelaskan Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan
bahwa motivasi kerja yaitu keadaaan dalam kesenjangan (gap) terhadap apa yang
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................118

seharusnya atau apa yang diharapkan (tiga) bulan sejak dikeluarkannya surat izin
organisasi (setiap pegawai harus senantiasa melakukan penelitian.
memiliki pemahaman yang baik terhadap apa
yang telah menjadi tupoksinya, untuk Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
mendukung pelaksanaan setiap tugas yang Sampel
ada) dengan apa yang senyatanya terjadi di Populasi Penelitian
lapangan (masih rendahnya pemahaman Menurut Arikunto (2010:173) populasi
tupoksi dari pegawai dalam mendukung adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun
pelaksanaan tugas), yang mengindikasikan populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
bahwa kinerja pegawai belum tercapai secara Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
optimal. Dengan melihat dan memperhatikan Kabupaten Mamuju Utara yang berjumlah 56
uraian-uraian tersebut di atas, maka dilakukan orang.
penelitian dengan judul“Analisis Pengaruh
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Sampel menurut Arikunto
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor (2010:109)adalah sebagian atau wakil dari
Dinas Sosial,Tenaga Kerja Dan Transigrasi populasi yang akan diteliti. Pengambilan
Kab.Mamuju Utara)”. sampel untukpenelitian menurut Arikunto
Berdasarkan Penelitian-penelitian (2010:112), jika subjeknya kurang dari 100
sebelumnya dengan menunjukkan hasil yang orang sebaiknya diambil semuanya, jika
tidak konsisten, dan melihat kendala yang subjeknyabesar atau lebih dari 100 orang dapat
dihadapi olehBadan Kesbangpol dan Linmas
diambil 10-15% atau 20-25%atau lebih.
Provinsi Jawa Tengah, dimana kendala Berdasarkan pengertian tersebut, maka teknik
tersebut menunjukkan kekurangan yang perlu sampling yang digunakan adalah sensus
diperbaiki untuk mencapai kinerja pegawai sehingga sampel dalam penelitian ini
yang optimal. Untuk itu dalam memecahkan berjumlah 56 responden.
masalah tersebut perlu dikembangkan
Beberapa pertanyaan penelitian, antara lain
Operasionalisasi Variabel
sebagai berikut: Operasionalisasi variabel dimaksudkan
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan untuk menerangkansetiap variabel-variabel
terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial, yang digunakan yang erat kaitannya dengan
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Kab. penelitian yang akan dilakukan. Secara lebih
Mamuju Utara? jelas, operasionalisasi variabel penelitian ini
2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja dapat dilihat dalam pada uraian berikut ini:
terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial,
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Di Kab. Motivasi (X)
Mamuju Utara? Motivasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah dorongan yang timbul
METODE pada diri seseorang sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
Jenis Penelitian tertentu. Adapun dimensinya yaitu:
Jenis penelitian yang digunakan dalam (1) Kebutuhan pencapaian (need for
penelitian ini adalah kuantitatif dan deskriptif. acbievement)
(2) Kebutuhan kekuatan (need for power)
Lokasi dan Waktu Penelitian (3) Kebutuhan hubungan (need for affiliation)
Lokasi penelitian ini bertempat di
Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kinerja Pegawai (Y)
Daearah Kabupaten Mamuju Utara, sedangkan Kinerja pegawai yang dimaksud dalam
waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 penelitian ini adalah proses kerja pegawai
119 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

dalam melaksanakan pekerjaannya untuk kaitannya dengan objek dan tujuan


mencapai hasil dan tujuan organisasi. Adapun penelitian yang berasal dari dokumen, buku-
dimensinya yaitu: buku, majalah, internet dan jurnal.
(1) Kesanggupan Teknik Pengumpulan Data
(2) Usaha Untuk mengumpulkan data dalam
(3) Kesempatan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, kuesioner, dan
Jenis dan Sumber Data dokumentasi yang diuraikan sebagai berikut:
Jenis Data 1) Observasi
Menurut Sugiyono (2010:13-14) data 2) Kuesioner
menurut jenisnya dapat dikelompokkan 3) Dokumentasi
menjadi data kuantitatif dan kualitatif, di mana
data kuantitatif adalah data dalam bentuk Instrumen Penelitian
angka atau data kualitatif yang diangkakan, Instrumen atau kuesioner penelitian yang
sedangkan data kualitatif adalah data yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur
berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. menggunakan skala Likert, yang mana dalam
pengukurannya responden diberikan beberapa
Sumber Data alternatif kategori untuk memilih salah satu
Sumber data yang digunakan dalam jawaban yang dianggap paling tepat. Setiap
penelitian ini yaitu sebagai berikut: item instrumen yang menggunakan skala
1) Data primer adalah data yang diperoleh Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
langsung dari responden melalui daftar sampai dengan sangat negatif, yang dapat
pertanyaan dalam bentuk kuesioner. berupa kata-kata. Pernyatan atau pertanyaan
2) Data sekunder dalam penelitian ini adalah dibedakan atas limaalternatif ketegori yang
data pendukung yang bersumber dari obyek sangat tinggi sampai dengan yang
penelitian, buku (kepustakaan), atau pihak- rendah,misalkan seperti di bawah ini:
pihak lain yang memberikan data yang erat

Tabel 1. Kriteria Interpretasi/Kategori Jawaban


Kriteria Interpretasi/Kategori Jawaban
No. Skala
Motivasi (X) Kinerja Pegawai (Y)
1. Sangat Tinggi (ST) Sangat Setuju (SS) 5
2. Tinggi (T) Setuju (S) 4
3. Cukup Tinggi (CT) Cukup Setuju (CS) 3
4. Rendah (R) Kurang Setuju (KS) 2
5. Sangat Rendah (SR) Tidak Setuju (TS) 1

Setelah data-data ditabulasi dari hasil Reliabilitas menunjuk pada suatu


kuesioner,maka selanjutnya dilakukan pengertian bahwa suatu instrumen dapat
pengujian instrumen. Adapun pengujian dipercaya untuk digunakan sebagai alat
instrumen tersebut, yaitu sebagai berikut: pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah dianggap baik.
1) Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu Teknik Analisis Data
alat pengukuran itu mengukur apa yang akan Teknik analisis data dalam penelitian ini
diukur. Apabila validitas suatu alat ukur terbagi atas dua, yaitu analisis data deskriptif
semakin tinggi ketepatannya. dan analisis data kuantitatif.
2) Uji Reliabilitas 1) Analisis Deskriptif
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................120

Analisis data deskriptif dalam penelitian mengikuti garis diagonalnya.Hasil uji asumsi
ini menggunakan tabel distribusi frekuensi tersebut dilihat output program SPSS.
untuk menentukan persentase tanggapan 2) Uji Multikolinearitas
responden atas skor yang diperoleh dengan Uji multikolinearitas digunakan untuk
menggunakan rumus dari menurut Sugiyono mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
(2010:109) sebagai berikut: asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya
Skor yang diperoleh hubungan linear antar variabel independen
Nilai Persentase Skor = × 100%
Skor Ideal/tertinggi dalam model regresi.Prasyarat yang harus
Berdasarkan jumlah responden yang terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
ditetapkan dalam penelitian ini sebanyak 31 adanya multikolinearitas.Ada beberapa metode
orang responden, maka jumlah skor ideal pengujian yang bisa digunakan salah satunya
(kriterium) untuk seluruh item =5×31=155 dan dengan melihat nilai variance inflation factor
yang terendah =1×31=31. Agar interpretasi (VIF)pada model regresi.Untuk mendeteksi
kategori yang didapatkan sesuai dengan data di ada atau tidaknya moltikolonieritas di dalam
lapangan, maka ditentukan setiap kategori model regresi adalah sebagai berikut:
berdasarkan kriteria interpretasi skor dari yang 3) Uji Heteroskedastisitas
sangat tinggi sampai dengan yang rendah: Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam sebuah data, dapat
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Skor dilakukan dengan beberapa cara seperti
No. Skala Angka
1. 5 81% - 100%
menggunakan Uji Glejser, Uji Park, Uji White,
2. 4 61% - 80% dan Uji Heteroskedastisitas dengan melihat
3. 3 41% - 60% grafik scatterplot. Pada penelitian ini uji
4. 2 21% - 40% Heteroskedastisitas menggunakan grafik
5. 1 0% - 20% scatterplot. Pada prinsipnya uji
Sumber: Riduwan, 2010. heteroskedastisitas dengan metode ini adalah
melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi
2) Analisis Kuantitatif variabel independen yaitu ZPRED dengan
Pada penelitian ini uji asumsi klasik residunya SRESID.Dasar pengambilan
yang digunakan adalah ujinormalitas, uji keputusan dalam Uji Heteroskedastisitas
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. dengan Grafik Scatterplot yaitu:
1) Uji Normalitas  Jika terdapat pola tertentu pada Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat Scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang
normalitas residual adalah dengan melihat membentuk pola yang teratur
grafik histogram yang membandingkan antara (bergelombang, menyebar kemudian
data observasi dengan distribusi yang menyempit), maka dapat disimpulkan
mendekati distribusi normal. Namun demikian bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
hanya dengan melihat histogram hal ini dapat  Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas,
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel serta titik-titik menyebar, maka indikasinya
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
dengan melihat normal probability plot yang Selanjutnya analsis data yang bertujuan
membandingkan distribusi kumulatif dari untuk menguji hipotesis yang diajukan, di
distribusi normal. Distribusi normal akan mana analisis data yang digunakan adalah
membentuk satu garis lurus diagonal, dan analisis kuantitatif.Pada penelitian ini analisis
ploting data residual akan dibandingkan data kuantitatif yang digunakan adalah analisis
dengan garis diagonal. Jika data distribusi regresi linier berganda. Teknik analisis ini
residual normal, maka garis yang digunakan karena dianggap sesuai dengan pola
menggambarkan data sesungguhnya akan penelitian dan variabel yang akan diteliti untuk
121 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

menyelesaikan permasalahan yang diajukan pemerintah kabupaten dibidang sosial,


yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Tugas
independen (X1, X2, dan X3) terhadap variabel yang dilaksanakan tersebut mengacu pada
dependen (Y).Pada penelitian ini pengujian Rencana Pembangunan Jangka Menengah
regresi sederhana menggunakan bantuan Daerah (RPJMD). Untuk melaksanakan tugas
program SPSS.Adapun model regresi dan kegiatan lima tahun, Dinas Sosial, Tenaga
berganda yang digunakan menurut Sunarto Kerja dan Transmigrasi membuat rencana
dan Riduwan (2009:108) yaitu sebagai berikut: strategi dan dalam pelaksanaan tugasnya Dinas
Y = a + b1 X1 + b2 X2 ……. + bn+ Xn + e Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Di mana: bertanggung jawab kepada Bupati berdasarkan
Y= Variabel Dependen visi, misi serta tupoksi.
a= Konstanta
X1-Xn= Variabel Independen Gambaran Pegawai di Dinas Sosial, Tenaga
b1-bn= Koefisien Regresi Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
e= Faktor Pengganggu Mamuju Utara
Kondisi sumberdaya aparatur yang
HASIL DAN PEMBAHASAN ditempatkan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten mamuju Utara
Gambaran Umum Dinas, Sosial Tenaga yang merupakan faktor penentu keberhasilan
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten organisasi dalam upaya pencapaian tujuan dan
Mamuju Utara sasaran. Sesuai dengan data kepala sub bagian
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Kepegawaian Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Mamuju Utara Transmigrasi, jumlah pegawai Negeri Sipil
merupakan salah satu perangkat pemerintah (PNS) di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Kabupaten Mamuju Utara yang mempunyai Transmigrasi sebanyak 56 orang.
tugas pokok melakanakan kewenangan

Tabel 3. Tingkat Pendidikan, Diklat Fungsional dan Diklat Struktural


No Jenis Pendidikan Jumlah
I Formal
1 Pasca Sarjana (S2) 1
2 Sarjana ( S1 ) 29
3 Diploma III 3
4 SMA / sederajat 20
5 SMP/Sederajat 3
Jumlah 56
II Diklat Fungsional
1 Diklat Pengawasan Tenaga Kerja 2
2 Diklat Instrktur 2
Jumlah 4
III Diklat Struktural
1 Diklatpim Tk.II 0
2 Diklatpim Tk.III 4
3 Diklatpim Tk.IV 2
Jumlah 6
Sumber: Sub Bagian Kepegawaian Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2016.
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................122

Data tersebut diatas menunjukkan bahwa berkaitan dengan variabel Kinerja Pegawai
tingkat pendidikan masih kurang sehingga (Y), deskripsi hasil tanggapan responden dapat
berdampak pada kinerja pegawai, dari jumlah diuraikan sebagai berikut:
Pegawai jenjang pendidikan SMA/Sederajat Kinerja: responden memberikan tanggapan
dan SMP/Sederajat berada pada 41,07%, Kurang Setuju (KS) sebesar 0,65%, Tidak Setuju
begitu juga dengan pendidikan teknis (TS) sebesar 3,76%, Cukup Setuju (CS) Sebesar
fungsional masih sangat kurang karena hanya 62,42%, Setuju (S) sebesar 7,19% dan Sangat
7,15% dari total pegawai yang ada. Pendidikan Setuju (SS) sebesar 6,21%.
fungsional ini sangat penting untuk
mendukung peningkatan kinerja pegawai. Analisis Data
Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
metode kuantitatif, kualitas pengumpulan data
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau
Kepemimpinan (X)
Dari ketiga indikator yang dijadikan alat alat pengumpul data yang digunakan. Suatu
ukur terhadap kompetensi, nilai mean tertinggi instrumen penelitian dikatakan berkualitas dan
terdapat pada indikator gaya kepemimpinan dapat dipertanggung jawabkan jika sudah
yaitu sebesar 70,59 yang berada pada kategori terbukti validitas dan reliabilitasnya. Uji
sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen yang dilakukan terdiri dari Uji
pegawai di kantor dinas sosial, tenaga kerja Validitas dan Uji Reliabilitas.
dan transmigrasi Kabupaten Mamuju Utara 1. Uji Validitas
menyadari bahwa dengan meiliki gaya Uji Validitas digunakan untuk
kepemimpinan pegawai dapat cakap, ahli dan mengetahui kevalidan atau kesahihan suatu
professional dalam menjalankan rutinitas kerja instrument. Jadi pengujian validitas itu
sehari-hari dalam rangka peningkatan prestasi mengacu pada sejauh mana suatu
dan kinerja. Indikator Perilaku Mempengaruhi instrument dalam menjalankan fungsi.
orang lain berada posisi kedua dengan nilai Instrument dikatakan valid jika instrument
sebesar 66,66 nilai masuk dalam kategori baik. tersebut dapat digunakan untuk mengukur
Indikator Variabel Perilaku Seni apa yang hendak diukur (Menurut Sugiyono
Mempengaruhi Manusia dengan dengan nilai (2008:363). Pengujian validitas dilakukan
sebesar 58,82 berada pada posisi ketiga menggunakan program SPSS dengan
dengan nilai masuk dalam kategori baik. metode korelasi pearson. Kriterianya,
Berdasarkan jawaban responden tentang instrumen valid apabila nilai korelasi
variabel kinerja menunjukkan responden (pearson correlation) adalah positif, dan
sepakat bahwa kepemimpinan mempunyai nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] <
pengaruh terhadap kinerja. Kepemimpinan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
yang terdiri dari Perilaku Mempengaruhi 2. Uji Reliabilitas
orang lain, Perilaku Seni Mempengaruhi Pengujian Reliabilitas adalah untuk
Manusia, dan gaya kepemimpinan dapat mengukur ketetapan atau keajegan suatu
mendorong pegawai untuk berprestasi, instrumen dalam mengukur apa yang
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam diukurnya. Adapun tolak ukur untuk
bekerja dan memiliki kinerja yang lebih baik. menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument yang diperoleh sesuai dengan
tabel berikut:
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kinerja
Pegawai (Y)
Persentase rata-rata tanggapan responden
terhadap 6 butir pernyataan yang diajukan
123 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

Tabel 4. Kriteria Interpretasi Reliabilitas 1. Pengujian Multikolinieritas


Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas Menurut Ghozali (2005) mulkolinieritas
0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
ukuran ini menunjukkan setiap variabel
0,00 < r ≤ 0,21 Sangat Rendah independen manakah yang dijelaskan oleh
Sumber: Arikuntoro, 2003:75 variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk mengukur tidak adanya
Hasil estimasi uji reliabilitas yang gejala multikolinieritas minimal nilai tolerance
dilakukan menunjukkan nilai koefisien 0,10 atau harga VIF maksimal 10.
reliabilitas yang tinggi, maka hasil data hasil Hasil pengujian ini sangat sesuai
angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, pendapat Ghozali (2005) yang menyatakan
atau dengan kata lain data hasil angket dapat bahwa multikolinieritas dapat juga dilihat dari
dipercaya. Hasil pengujian reliabilitas dapat nilai tolerance dan lawannya VIF. Dalam
dirangkum kedalam tabel 4.9 berikut: pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen dan
Tabel 5. Uji Reliabilitas diregres terhadap variabel independen lainnya.
Variabel Koefisien Kesimpulan Tolerance mengukur variabilitas variabel
Reliabilitas independen yang terpilih yang tidak dapat
Kinerja (Y) 0.833 Reliabel dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Variabel Perilaku 0.453 Reliabel
Mempengaruhi
Jadi nilai tolerance rendah sama dengan VIF
orang lain (X1) tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah
Variabel Perilku 0.698 Reliabel nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
Mempengaruhi VIF di atas 10. Setiap analisis harus
Manusia (X2) menentukan tingkat kolinieritas yang masih
Variabel Gaya 0. 365 Reliabel dapat ditolerir.
Kepemimpinan (X3)
Sumber: Lampiran (data diolah)
2. Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil Analisis Data Pengujian heteroskedastisitas bertujuan
Analisis data dilakukan setelah semua untuk menguji apakah dalam model regresi
data dari observasi lapangan terkumpul yang terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS pengamatan ke pengamatan lain. Jika dari
V.16 yang mendukung analisis data terdiri dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
uji asumsi klasik dan pengujian statistik. tetap, maka, disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik adalah yang
Uji asumsi klasik ini dilakukan karena homoskedastisitas atau tidak terjadi
dalam model regresi perlu memperhatikan heteroskedastisitas.
adanya penyimpangan-penyimpangan atas Untuk menentukan apakah terdapat
asumsi klasik, karena pada hakekatnya jika heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah
asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel- dengan melihat grafik scatter plot, jika hasil
variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak data menyebar, yaitu di atas dan di bawah nilai
efisien. Asumsi-asumsi klasik yang harus nol maka model regresi layak pakai karena
dipenuhi yaitu asumsi, multikolinieritas, bebas heteroskedastisitas dari gambar 4.1.
autokorelasi, heteroskedastisitas, dan terlihat bahwa tidak adanya pola tertentu
normalitas. dalam grafik scatter plot, hal ini dapat dilihat
dari penyebaran data (titik) yang terjadi secara
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................124

acak, baik di atas maupun di bawah nilai nol


pada sumbu Y. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa model regresi yang
digunakan dinyatakan baik dan layak untuk
digunakan karena tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Gambar 2. Grafik Normal Probability Plot

Pada gambar 2 menunjukkan grafik


Normal Probability Plot dimana terlihat titik-
titik yang menyebar disekitar garis diagonal.
Ini menunjukkan model regresi layak pakai
karena memenuhi asumsi normalitas data.

Pengujian Statistik
Secara statistik, dapat diukur dari nilai
Gambar 1. Grafik Scatterplot
koefisien determinasi, nilai statisti F dan nilai
statistik t.
3. Pengujian Normalitas
Uji nomalitas bertujuan untuk menguji 1. Koefisien Determinasi
apakah dalam model regresi, variabel Koefisien determinasi ini digunakan
dependen dan variabel independen keduanya untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh
mempunyai distribusi normal atau tidak. variabel-varabel independen memiliki
Model regresi yang baik adalah memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Nilai
distribusi data normal atau mendekati normal. koefisien determinasi digunakan R square.
Untuk menguji apakah distribusi normal atau Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
tidak, salah satu cara termudah untuk melihat koefisien determinasi (R2) yang diperoleh
normalitas adalah melihat histogram yang sebesar 0,554. Hal ini menunjukkan bahwa
membandingkan antara observasi dengan variabel Variabel Perilaku Mempengaruhi
distribusi yang mendekati distribusi normal. orang lain, Variabel Perilaku Mempengaruhi
Pengujian normalitas dilakukan dengan Manusia, dan Variabel Gaya Kepemimpinan
menggunakan pengujian grafik P-P Plot untuk dapat menerangkan 55% variasi kinerja
pengujian residual model regresi. Metode yang 2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
handal untuk mengetahui normalitas data Uji yang digunakan untuk membuktikan
adalah dengan melihat normal probability plot apakah variabel independen (Variabel Perilaku
yang membandingkan distribusi kumulatif dari Mempengaruhi orang lain, Variabel Perilaku
distribusi normal. Distribusi normal akan Mempengaruhi Manusia, Variabel Gaya
membentuk satu garis lurus diagonal, dan Kepemimpinan) secara bersama-sama
ploting data akan dibandingkan dengan garis (simultan) mempunyai pengaruh yang
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, signifikan baik positif maupun negatif
maka garis yang menggambarkan data akan terhadap variabel dependennya (Kinerja).
mengikuti garis diagonalnya. Untuk lebih Dari uji ANOVA atau F tes diperoleh
jelasnya dapat dilihat gambar 2 sebagai nilai F hitung sebesar 0,240 dengan
berikut: probabilitas 0,002. Karena probabilitas jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja atau
dapat dikatakan bahwa Variabel Perilaku
125 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

Mempengaruhi orang lain, Variabel Perilku 1. Uji Signifikasi Parsial (Uji t)


Mempengaruhi Manusia, Variabel Gaya Uji signifikasi parsial (Uji t) dilakukan
Kepemimpinan secara bersama-sama untuk melihat signifikasi dari pengaruh
berpengaruh terhadap kinerja. variabel dependen secara individual dan
menganggap variabel lain konstan.

Tabel 6. Uji t
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.828 7.088 2.797 .007
x1 .128 .223 .081 .575 .047
x2 .022 .180 .017 .124 .002
x3 .153 .308 .069 .498 .021
a. Dependent Variable: y

Parameter yang digunakan utuk uji t Kepemimpinan terhadap variabel dependennya


dalam penelitian ini adalah dengan yaitu kinerja. Perhitungan statistik dalam
membandingkan antara nilai signifikasi analisis regresi linier berganda yang digunakan
dengan tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil dalam penelitian ini adalah dengan
pengolahan data maka dapat dinyatakan menggunakan bantuan program komputer
bahwa: yang mendukung pengolahan data dengan
a) Nilai signifikasi dari variabel Variabel enggunakan program SPSS for Windows V.16.
Perilaku Mempengaruhi orang lain adalah Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
0,047 dimana hasil tersebut lebih kecil dari dilakukan maka diperoleh persamaan regresi
nilai signifikasi 0,05 dan bertanda positif, linier berganda sebagai berikut:
artinya variabel Variabel Perilaku Y= 19.828 + 0.128X1 + 0.022X2 + 0,153X3
Mempengaruhi orang lain berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel 1. Variabel Perilaku Mempengaruhi orang
kinerja. lain
b) Nilai signifikasi dari variabel Perilaku Nilai koefisien regresi 0.128
Mempengaruhi Manusia adalah 0,002 menunjukkan bila Perilaku Mempengaruhi
dimana hasil tersebut lebih kecil dari nilai orang lain (X1) ditambah satu satuan, maka
signifikasi 0,05 dan bertanda positif, artinya kinerja (Y) pegawai akan bertambah sebesar
variabel Perilaku Mempengaruhi Manusia 12,8% kinerja pegawai. Hal ini berarti Perilaku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Mempengaruhi orang lain (X1) memiliki
variabel kinerja. pengaruh yang positif terhadap kinerja (Y).
c) Nilai signifikasi dari variabel Gaya Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan
Kepemimpinan adalah 0,021 dimana hasil menambah cara meningkatkan Perilaku
tersebut lebih kecil dari nilai signifikasi Mempengaruhi orang lain.
0,05 dan bertanda positif, artinya variabel
Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif 2. Variabel Perilku Mempengaruhi
dan signifikan terhadap variabel kinerja. Manusia
Analisis regresi berganda adalah model Nilai koefisien regresi 0.022
untuk mengetahui pengaruh variabel menunjukkan bila Variabel Perilku
independen yaitu Variabel Perilaku Mempengaruhi Manusia (X2) ditambah satu
Mempengaruhi orang lain, Variabel Perilku satuan, maka kinerja (Y) pegawai akan
Mempengaruhi Manusia, Variabel Gaya bertambah sebesar 22% kinerja pegawai. Hal
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................126

ini berarti Perilaku Variabel Perilku mengendalikan perilaku manusia. Motivasi


Mempengaruhi Manusia (X2) memiliki sebagai upaya yang dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap kinerja (Y). dorongan kepada seseorang untuk mengambil
Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan
menambah cara meningkatkan Variabel motif sebagai daya gerak seseorang untuk
Perilku Mempengaruhi Manusia. berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung
berorientasi pada tujuan dan didorong oleh
3. Variabel Gaya Kepemimpinan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Nilai koefisien regresi 0,153 Dalam konteks pekerjaan, motivasi
menunjukkan bila Variabel Gaya merupakan salah satu faktor penting dalam
Kepemimpinan (X3) ditambah satu satuan, mendorong seorang karyawan untuk bekerja.
maka kinerja (Y) pegawai akan bertambah Motivasi adalah kesediaan individu untuk
sebesar 15% kinerja pegawai. Hal ini berarti mengeluarkan upaya yang tinggi untuk
Gaya Kepemimpinan (X3) memiliki pengaruh mencapai tujuan organisasi (Stephen P.
yang positif terhadap kinerja (Y). Jadi kinerja Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam
dapat ditingkatkan dengan menambah cara motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan
meningkatkan Variabel Gaya Kepemimpinan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran
(X3). intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia
akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai
Interpretasi Hasil tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi
Kepemimpinan mempengaruhi seseorang akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh
untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas
yang diharapkan. Terpacunya gairah kerja dari upaya tersebut serta difokuskan pada
karyawan maka diharapkan kinerja karyawan tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi
mampu meningkat. Hubungan Kepemimpinan internal yang menimbulkan dorongan, dimana
terhadap kinerja dapat dilihat dari hasil kebutuhan yang tidak terpuaskan akan
penelitian Ulfa et al. (2013:6) menyimpulkan menimbulkan tegangan yang merangsang
bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh dorongan dari dalam diri individu. Dorongan
secara langsung atau hubungan yang sangat ini menimbulkan perilaku pencarian untuk
kuat terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata
juga dapat dilihat dari apa yang dikemukakan terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan
oleh Gibson dalam Pasolong (2007:176) yang terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya,
menyatakan bahwa kinerja seseorang karyawan yang termotivasi berada dalam
ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya kondisi tegang dan berupaya mengurangi
untuk melaksanakan pekerjaan. Hal itu juga ketegangan dengan mengeluarkan upaya.
dapat dimaknai bahwa dengan kemampuan
dan kepemimpinan yang dimiliki pegawai 2. Hubungan antara Perilaku Seni
maka dengan sendirinya mereka dapat Mempengaruhi Manusia dengan kinerja
menunjukkan kinerja terbaiknya. Berdasarkan data penelitian yang telah
diolah regresi sederhana, terdapat hubungan
1. Hubungan antara Perilaku antara kepemimpinan dengan Perilaku
Mempengaruhi orang lain dengan kinerja Mempengaruhi Manusia. Dengan kata lain
Istilah Mempengaruhi orang lain atau seiring dengan peningkatan kepemimpinan
motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere akan menyebabkan peningkatan pada
yang berarti bergerak atau menggerakkan. performans pegawai dinas sosial, tenaga kerja
Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan an transmigrasi Kabupaten Mamuju Utara,
sumber daya yang menggerakkan dan sehingga tingkat hubungan dikategorikan
127 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019

cukup baik. Artinya semakin baik KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


kepemimpinan, maka semakin tinggi kinerja
pegawai. Kepemimpinan adalah seni Kesimpulan
memengaruhi perilaku manusia dan Berdasarkan hasil pembahasan yang
kemampuan menangani manusia. Di sini dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini
kepemimpinan merupakan satu sifat, adalah:
kemampuan proses atau konsep yang ada pada 1) Kebutuhan pencapaian (need for
seseorang sehingga dipatuhi dan diikuti dan acbievement), kebutuhan kekuasaan (need
orang lain bersedia melakukan dengan ikhlas. for power), dan kebutuhan hubungan (need
Kemampuan manajerialnya diukur dari for affiliation) secara simultan (bersama-
kemampuan dan keterampilan menggerakkan sama) berpengaruh terhadap kinerja
orang lain tersebut mencapai prestasi kerja pegawai Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
yang diharapkan. Transmigrasi Daerah Kabupaten Mamuju
Pemimpin menunjukkan segala hal agar Utara, hal ini memberikan indikasi bahwa
sesuatu nampak menjadi jelas, yang penting Motivasi menjadi salah satu perhatian
dan mana yang kurang penting, mana yang utama dalam mendorong Kinerja Pegawai
utama dan mana tidak mana yang perlu artinya tanpa Motivasi maka kinerja
prioritas dan mana yang boleh dibelakangkan. Pegawai tidak memberikan makna/arti
Pimpinan harus dapat memberikan teladan terhadap pencapaian/tujuan organisasi.
kepada anggota dan pegawainya, karena 2) Hasil analisis deskriptif menunjukkan
pimpinan menjadi panutan para bawahannya, kebutuhan kekuasaan memperoleh
dapat memberikan contoh yang baik, jujur, persentase tinggi, terutama indikator
adil berdisiplin, mematuhi segala ketentuan keinginan mengendalikan, sedangkan
dan peraturan yang telah ditetapkan. kebutuhan pencapaian masih rendah,
terutama pujian pimpinan.
3. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan 3) Kebutuhan pencapaian (need for
Berdasarkan data yang diperoleh dari acbievement) secara parsial (individu)
hasil kuisioner pada dinas sosial, tenaga berpengaruh terhadap kinerja pegawai
kerja dan transmigrasi Kabupaten Mamuju Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Utara peneliti menganalisa bahwa gaya Transmigrasi Daerah Kabupaten Mamuju
kepemimpinan yang diterapkan pada dinas Utara.
sosial, tenaga kerja dan transmigrasi 4) Kebutuhan kekuasaan (need for power)
Kabupaten Mamuju Utara adalah gaya secara parsial (individu) berpengaruh
kepemimpinan yang berorientasi pada terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial,
pelaksanaan tugas dan menghargai Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki Kabupaten Mamuju Utara.
setiap anggota dan memberikan wewenang 5) Kebutuhan hubungan (need for
secara luas kepada setiap karyawan. affiliation)secara parsial (individu)
Dalam pelaksanaan tugas ada berpengaruh terhadap kinerja pegawai
beberapa indikator yang membantu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
pemimpin dalam pelaksanaan tugasnya Transmigrasi Daerah Kabupaten Mamuju
yaitu, menyusun tujuan, pengorganisasian, Utara.
menetapkan batas waktu, pengarahan dan
pengendalian. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang
didapatkan, maka disarankan kepada Kepala
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................128

Daerah Kabupaten Mamuju Utara untuk Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003.
memperhatikan kebutuhan pencapaian yang Perilaku Organisasi. Edisi Pertama.
dalam penelitian ini masih rendah. Untuk itu Edisi Bahasa Indonesia Terjemahan:
perlu ditingkatkan dengan memberikan Erly Suandy. Jakarta: PT. Salemba
penghargaan terhadap hasil kerja pegawai Empat.
seperti pujian dari pimpinan serta Peningkatan Meoheriono. 2010. Pengukuran Kinerja
insentif terhadap pegawai yang tentunya dapat Bebasis Kompetensi. Bogor: Ghalia
meningkatkan semangat dan kepercayan diri Indonesia.
pegawai untuk bekerja lebih maksimal. Nawawi, Hadari. 2003. Perencanaan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada
UCAPAN TERIMA KASIH University Press.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi
Dalam kesempatan ini, penulis ingin
Pubik. Bandung: CV Alfabeta.
mengaturkan banyak terima kasih yang
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A.
setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya
2008. Perilaku Organisasi. Buku 1.
kepada Bapak Dr. Hasbullah, M.Si., selaku
Edisi 12. Penerjemah: Diana Angelica.
Ketua Tim Pembimbing dan Bapak Dr.
Jakarta: Salemba Empat.
Nawawi Natsir, M.Si., selaku Anggota Tim
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pembimbing, yang telah banyak mencurahkan
Administrasi (dilengkapi dengan Metode
perhatian, bimbingan dan arahan kepada
R&D). Cetakan Ke Tujuh Belas.
penulis dalam penulisan artikel ini.
Bandung: Alfabeta.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan
DAFTAR PUSTAKA
Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen.
Ed. 1. Cet. 5. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur
Sunarto dan Riduwan. 2009. Pengantar
Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina
Statistika (untuk penelitian pendidikan,
Aksara.
sosial, ekonomi, komunikasi dan bisnis).
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Multivariate
Lengkap dengan aplikasi SPSS 14.
dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5.
Bandung: Alfabeta.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Sunyoto, Danang., & Burhanuddin. 2011.
Diponegoro.
Perilaku Organisasional. Yogyakarta:
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
CAPS.
Multivariate dengan Program IBM SPSS
Suwardi & Utomo, Joko. 2011. Pengaruh
20. Semarang : UNDIP
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
Komitmen Organisasional Terhadap
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai
Andi.
Setda Kabupaten Pati). Analisis
Hasibuan, S.P., Malayu. 2001. Manajemen
Manajemen. Vol. 5 No. 1 Juli 2011, hal.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
75-86.
Aksara.
Umar, Akmal. 2012. Pengaruh Upah, Motivasi
http://majalahukm.com/kepemimpinan-seni-
Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap
mempengaruhi-perilaku.html
Kinerja Pekerja pada Industri
http://samirdjawa.blogspot.co.id/2013/01/peng
Manufaktur di Kota Makassar. Jurnal
aruh-gaya-kepemimpinan-terhadap.html
Aplikasi Manajemen. Vol. 10, No. 2,
https://teknologikinerja.wordpress.com/2008/0
Juni 2012, hal. 406-418.
5/06/pengaruh-motivasi-terhadap-pening
katan-kinerja/.html

Anda mungkin juga menyukai