Abstract
The purpose of this research is to test and analyze the influence of leadership style and work
motivation on employees performance (Study on the employees of Badan Kesbangpol dan Linmas
Provinsi Jawa Tengah). The sample used in this research consists of 60 respondents from 106
employees. The method of sampling used is by purposive sampling, method data analysis used are
multiple linear regression analysis. Based on the results of data analysis, the regression equations
obtained are as follows: Y = 0,465 X 1 + 0,398 X 2. The result of the reseacrh using t test that
leadership style and work motivation have positive significant influence to employees performance.
The result of the research simultantly using F test, shows that all of the independent variables
influence significant to employees performance. The coefficient determinant (R 2 ) is 0.680 which
means 68% employees performance variation explained by independent variables, where as 32%
explained by another variables which is not followed.
Keywords: leadership style; work motivation; employees performance
Organisasi merupakan kesatuan sosial penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja
yang dikoordinasikan secara sadar dengan pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi.
sebuah batasan yang reaktif dapat Penilaian kinerja (performance evaluation)
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus yaitu proses untuk mengukur atau
untuk mencapai tujuan (Robbins, 2008). mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan
Organisasi berisikan orang-orang yang seseorang atau sekelompok orang dalam
mempunyai serangkaian aktivitas yang jelas organisasi (Rivai, 2003). Dengan kata lain
dan dilakukan secara berkelanjutan guna penilaian kinerja ditentukan oleh hasil
mencapai tujuan organisasi. Semua tindakan kegiatan sumber daya manusia (SDM) dengan
yang diambil dalam setiap kegiatan standar kinerja yang telah ditetapkan
diprakarsai, dan ditentukan oleh manusia yang organisasi sebelumnya. Dalam
menjadi anggota organisasi, dimana manusia perkembangannya, melakukan penilaian
sebagai pendukung utama setiap organisasi kinerja pegawai tidaklah sederhana. Karena
apapun bentuk organisasi itu (Mulyadi dan dalam penilaian kinerja memerlukan syarat,
Rivai, 2009). indikator, serta terdapat elemen-elemen atau
Gibson, et al (1995) menjelaskan bahwa variabel -variabel yang mempengaruhinya
kinerja organisasi tergantung pada kinerja (Supardi,2010). Adapun beberapa variabel
pegawainya, atau dengan kata lain kinerja yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai
pegawai akan memberikan kontribusi pada menurut Wirawan (2009), serta Suranta (2002)
kinerja organisasi. Kinerja yang baik adalah antara lain:
kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai a. Gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan
standar organisasi dan mendukung tercapainya yang biasa diterapkan pimpinan kepada
tujuan organisasi, dan dikatakan buruk jika bawahan atau pegawai dalam rangka proses
sebaliknya (Masrukhin dan Waridin,2006). kepemimpinannya.
Kinerja pegawai erat kaitannya dengan
116
117 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019
b. Motivasi kerja, motivasi kerja yang biasa pribadi seseorang yang mendorong keinginan
diberikan pemimpin atau organisasi kepada individu untuk melakukan kegiatan tertentu
bawahan atau pegawai. guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian
Dalam organisasi ada dua pihak yang motivasi merupakan variabel penting, dimana
saling tergantung dan merupakan unsur utama motivasi perlu mendapat perhatian besar bagi
dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai organisasi dalam peningkatan kinerja
atasan, dan pegawai sebagai bawahan pegawainya.
(Mulyadi dan Rivai,2009). Kepemimpinan Beberapa penelitian tentang pengaruh
pemimpin dalamsuatu organisasi dirasa sangat gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja
penting, karena pemimpin memiliki peranan terhadap kinerja pegawai pernah dilakukan,
yang strategis dalam mencapai tujuan dengan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
organisasi yang biasa tertuang dalam visi dan Seperti penelitian yang dilakukan Suranta
misi organisasi (Suranta, 2002). (2002); Cahyono dan Suharto (2005);
Kepemimpinan ialah kemampuan dan Rachmawati, Warella, dan Hidayat (2006);
keterampilan seseorang atau individu yang Masrukhin dan Waridin (2006); Kusumawati
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan (2008); Baihaqi (2010); Analisa (2011),
kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menunjukkan hasil bahwa gaya kepemimpinan
terutama bawahannya, untuk berfikir dan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan
bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui signifikan terhadap kinerja pegawai.
perilaku yang positif tersebut dapat Kemudian terdapat pula penelitian dengan
memberikan sumbangsih nyata dalam hasil yang menunjukkan bahwa gaya
pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 2002). kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh
Kemudian Basuki dan Susilowati (2005) negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
menyatakan bahwa pemimpin merupakan titik pegawai seperti penelitian yang dilakukan oleh
sentral dalam manajemen, sedangkan Guritno dan Waridin (2005); serta Parlinda
manajemen merupakan titik sentral dari dan Wahyuddin (2009). Dalam
organisasi. Mulya di dan Rivai (2009) perkembangannya, gaya kepemimpinan dan
memaparkan bahwa pemimpin dalam motivasi kerja tidak hanya diperhatikan oleh
kepemimpinannya perlu memikirkan dan organisasi swasta, melainkan organisasi
memperlihatkan gaya kepemimpinan yang pemerintah juga dalam meningkatkan kinerja
akan diterapkan kepada pegawainya. Gaya pegawai. Adapun organisasi pemerintah satu
kepemimpinan yaitu norma perilaku yang diantaranya adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja
digunakan oleh seseorang pada saat orang Dan Transmigrasi.
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan
orang lain (Handoko, 2003). Gaya Transmigrasi dalam meningkatkan kinerja
kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi pegawainya dihadapkan pada kendala yang
kesuksesan pegawai dalam berprsetasi timbul, yaitu masih rendahnya pemahaman
(Suranta, 2002). Dengan kata lain gaya tupoksi dari pegawai dalam mendukung
kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada pelaksanaan tugas. Dimana untuk mendukung
kinerja pegawai dalam suatu organisasi. pelaksanaan tugas-tugas yang ada setiap
Kemudian elemen yang bernilai penting dalam pegawai harus senantiasa memiliki
organisasi selain gaya kepemimpinan adalah pemahaman yang baik terhadap apa yang telah
motivasi kerja. Motivasi ialah faktor yang menjadi tupoksinya (Sumber: Laporan
kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah
kerja, dan meningkatkan kinerja pegawai (LAKIP) Tahun 2013).
(Umar, 1999). Handoko (2003) menjelaskan Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan
bahwa motivasi kerja yaitu keadaaan dalam kesenjangan (gap) terhadap apa yang
Andi Muh. Wahyuddin Makkaratte, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja ...........................118
seharusnya atau apa yang diharapkan (tiga) bulan sejak dikeluarkannya surat izin
organisasi (setiap pegawai harus senantiasa melakukan penelitian.
memiliki pemahaman yang baik terhadap apa
yang telah menjadi tupoksinya, untuk Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
mendukung pelaksanaan setiap tugas yang Sampel
ada) dengan apa yang senyatanya terjadi di Populasi Penelitian
lapangan (masih rendahnya pemahaman Menurut Arikunto (2010:173) populasi
tupoksi dari pegawai dalam mendukung adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun
pelaksanaan tugas), yang mengindikasikan populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
bahwa kinerja pegawai belum tercapai secara Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
optimal. Dengan melihat dan memperhatikan Kabupaten Mamuju Utara yang berjumlah 56
uraian-uraian tersebut di atas, maka dilakukan orang.
penelitian dengan judul“Analisis Pengaruh
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Sampel menurut Arikunto
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor (2010:109)adalah sebagian atau wakil dari
Dinas Sosial,Tenaga Kerja Dan Transigrasi populasi yang akan diteliti. Pengambilan
Kab.Mamuju Utara)”. sampel untukpenelitian menurut Arikunto
Berdasarkan Penelitian-penelitian (2010:112), jika subjeknya kurang dari 100
sebelumnya dengan menunjukkan hasil yang orang sebaiknya diambil semuanya, jika
tidak konsisten, dan melihat kendala yang subjeknyabesar atau lebih dari 100 orang dapat
dihadapi olehBadan Kesbangpol dan Linmas
diambil 10-15% atau 20-25%atau lebih.
Provinsi Jawa Tengah, dimana kendala Berdasarkan pengertian tersebut, maka teknik
tersebut menunjukkan kekurangan yang perlu sampling yang digunakan adalah sensus
diperbaiki untuk mencapai kinerja pegawai sehingga sampel dalam penelitian ini
yang optimal. Untuk itu dalam memecahkan berjumlah 56 responden.
masalah tersebut perlu dikembangkan
Beberapa pertanyaan penelitian, antara lain
Operasionalisasi Variabel
sebagai berikut: Operasionalisasi variabel dimaksudkan
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan untuk menerangkansetiap variabel-variabel
terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial, yang digunakan yang erat kaitannya dengan
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi di Kab. penelitian yang akan dilakukan. Secara lebih
Mamuju Utara? jelas, operasionalisasi variabel penelitian ini
2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja dapat dilihat dalam pada uraian berikut ini:
terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial,
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Di Kab. Motivasi (X)
Mamuju Utara? Motivasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah dorongan yang timbul
METODE pada diri seseorang sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
Jenis Penelitian tertentu. Adapun dimensinya yaitu:
Jenis penelitian yang digunakan dalam (1) Kebutuhan pencapaian (need for
penelitian ini adalah kuantitatif dan deskriptif. acbievement)
(2) Kebutuhan kekuatan (need for power)
Lokasi dan Waktu Penelitian (3) Kebutuhan hubungan (need for affiliation)
Lokasi penelitian ini bertempat di
Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Kinerja Pegawai (Y)
Daearah Kabupaten Mamuju Utara, sedangkan Kinerja pegawai yang dimaksud dalam
waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 penelitian ini adalah proses kerja pegawai
119 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019
Analisis data deskriptif dalam penelitian mengikuti garis diagonalnya.Hasil uji asumsi
ini menggunakan tabel distribusi frekuensi tersebut dilihat output program SPSS.
untuk menentukan persentase tanggapan 2) Uji Multikolinearitas
responden atas skor yang diperoleh dengan Uji multikolinearitas digunakan untuk
menggunakan rumus dari menurut Sugiyono mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
(2010:109) sebagai berikut: asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya
Skor yang diperoleh hubungan linear antar variabel independen
Nilai Persentase Skor = × 100%
Skor Ideal/tertinggi dalam model regresi.Prasyarat yang harus
Berdasarkan jumlah responden yang terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
ditetapkan dalam penelitian ini sebanyak 31 adanya multikolinearitas.Ada beberapa metode
orang responden, maka jumlah skor ideal pengujian yang bisa digunakan salah satunya
(kriterium) untuk seluruh item =5×31=155 dan dengan melihat nilai variance inflation factor
yang terendah =1×31=31. Agar interpretasi (VIF)pada model regresi.Untuk mendeteksi
kategori yang didapatkan sesuai dengan data di ada atau tidaknya moltikolonieritas di dalam
lapangan, maka ditentukan setiap kategori model regresi adalah sebagai berikut:
berdasarkan kriteria interpretasi skor dari yang 3) Uji Heteroskedastisitas
sangat tinggi sampai dengan yang rendah: Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam sebuah data, dapat
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Skor dilakukan dengan beberapa cara seperti
No. Skala Angka
1. 5 81% - 100%
menggunakan Uji Glejser, Uji Park, Uji White,
2. 4 61% - 80% dan Uji Heteroskedastisitas dengan melihat
3. 3 41% - 60% grafik scatterplot. Pada penelitian ini uji
4. 2 21% - 40% Heteroskedastisitas menggunakan grafik
5. 1 0% - 20% scatterplot. Pada prinsipnya uji
Sumber: Riduwan, 2010. heteroskedastisitas dengan metode ini adalah
melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi
2) Analisis Kuantitatif variabel independen yaitu ZPRED dengan
Pada penelitian ini uji asumsi klasik residunya SRESID.Dasar pengambilan
yang digunakan adalah ujinormalitas, uji keputusan dalam Uji Heteroskedastisitas
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. dengan Grafik Scatterplot yaitu:
1) Uji Normalitas Jika terdapat pola tertentu pada Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat Scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang
normalitas residual adalah dengan melihat membentuk pola yang teratur
grafik histogram yang membandingkan antara (bergelombang, menyebar kemudian
data observasi dengan distribusi yang menyempit), maka dapat disimpulkan
mendekati distribusi normal. Namun demikian bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
hanya dengan melihat histogram hal ini dapat Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas,
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel serta titik-titik menyebar, maka indikasinya
yang kecil. Metode yang lebih handal adalah adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
dengan melihat normal probability plot yang Selanjutnya analsis data yang bertujuan
membandingkan distribusi kumulatif dari untuk menguji hipotesis yang diajukan, di
distribusi normal. Distribusi normal akan mana analisis data yang digunakan adalah
membentuk satu garis lurus diagonal, dan analisis kuantitatif.Pada penelitian ini analisis
ploting data residual akan dibandingkan data kuantitatif yang digunakan adalah analisis
dengan garis diagonal. Jika data distribusi regresi linier berganda. Teknik analisis ini
residual normal, maka garis yang digunakan karena dianggap sesuai dengan pola
menggambarkan data sesungguhnya akan penelitian dan variabel yang akan diteliti untuk
121 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019
Data tersebut diatas menunjukkan bahwa berkaitan dengan variabel Kinerja Pegawai
tingkat pendidikan masih kurang sehingga (Y), deskripsi hasil tanggapan responden dapat
berdampak pada kinerja pegawai, dari jumlah diuraikan sebagai berikut:
Pegawai jenjang pendidikan SMA/Sederajat Kinerja: responden memberikan tanggapan
dan SMP/Sederajat berada pada 41,07%, Kurang Setuju (KS) sebesar 0,65%, Tidak Setuju
begitu juga dengan pendidikan teknis (TS) sebesar 3,76%, Cukup Setuju (CS) Sebesar
fungsional masih sangat kurang karena hanya 62,42%, Setuju (S) sebesar 7,19% dan Sangat
7,15% dari total pegawai yang ada. Pendidikan Setuju (SS) sebesar 6,21%.
fungsional ini sangat penting untuk
mendukung peningkatan kinerja pegawai. Analisis Data
Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
metode kuantitatif, kualitas pengumpulan data
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau
Kepemimpinan (X)
Dari ketiga indikator yang dijadikan alat alat pengumpul data yang digunakan. Suatu
ukur terhadap kompetensi, nilai mean tertinggi instrumen penelitian dikatakan berkualitas dan
terdapat pada indikator gaya kepemimpinan dapat dipertanggung jawabkan jika sudah
yaitu sebesar 70,59 yang berada pada kategori terbukti validitas dan reliabilitasnya. Uji
sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen yang dilakukan terdiri dari Uji
pegawai di kantor dinas sosial, tenaga kerja Validitas dan Uji Reliabilitas.
dan transmigrasi Kabupaten Mamuju Utara 1. Uji Validitas
menyadari bahwa dengan meiliki gaya Uji Validitas digunakan untuk
kepemimpinan pegawai dapat cakap, ahli dan mengetahui kevalidan atau kesahihan suatu
professional dalam menjalankan rutinitas kerja instrument. Jadi pengujian validitas itu
sehari-hari dalam rangka peningkatan prestasi mengacu pada sejauh mana suatu
dan kinerja. Indikator Perilaku Mempengaruhi instrument dalam menjalankan fungsi.
orang lain berada posisi kedua dengan nilai Instrument dikatakan valid jika instrument
sebesar 66,66 nilai masuk dalam kategori baik. tersebut dapat digunakan untuk mengukur
Indikator Variabel Perilaku Seni apa yang hendak diukur (Menurut Sugiyono
Mempengaruhi Manusia dengan dengan nilai (2008:363). Pengujian validitas dilakukan
sebesar 58,82 berada pada posisi ketiga menggunakan program SPSS dengan
dengan nilai masuk dalam kategori baik. metode korelasi pearson. Kriterianya,
Berdasarkan jawaban responden tentang instrumen valid apabila nilai korelasi
variabel kinerja menunjukkan responden (pearson correlation) adalah positif, dan
sepakat bahwa kepemimpinan mempunyai nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] <
pengaruh terhadap kinerja. Kepemimpinan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.
yang terdiri dari Perilaku Mempengaruhi 2. Uji Reliabilitas
orang lain, Perilaku Seni Mempengaruhi Pengujian Reliabilitas adalah untuk
Manusia, dan gaya kepemimpinan dapat mengukur ketetapan atau keajegan suatu
mendorong pegawai untuk berprestasi, instrumen dalam mengukur apa yang
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam diukurnya. Adapun tolak ukur untuk
bekerja dan memiliki kinerja yang lebih baik. menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument yang diperoleh sesuai dengan
tabel berikut:
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kinerja
Pegawai (Y)
Persentase rata-rata tanggapan responden
terhadap 6 butir pernyataan yang diajukan
123 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019
Pengujian Statistik
Secara statistik, dapat diukur dari nilai
Gambar 1. Grafik Scatterplot
koefisien determinasi, nilai statisti F dan nilai
statistik t.
3. Pengujian Normalitas
Uji nomalitas bertujuan untuk menguji 1. Koefisien Determinasi
apakah dalam model regresi, variabel Koefisien determinasi ini digunakan
dependen dan variabel independen keduanya untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh
mempunyai distribusi normal atau tidak. variabel-varabel independen memiliki
Model regresi yang baik adalah memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Nilai
distribusi data normal atau mendekati normal. koefisien determinasi digunakan R square.
Untuk menguji apakah distribusi normal atau Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
tidak, salah satu cara termudah untuk melihat koefisien determinasi (R2) yang diperoleh
normalitas adalah melihat histogram yang sebesar 0,554. Hal ini menunjukkan bahwa
membandingkan antara observasi dengan variabel Variabel Perilaku Mempengaruhi
distribusi yang mendekati distribusi normal. orang lain, Variabel Perilaku Mempengaruhi
Pengujian normalitas dilakukan dengan Manusia, dan Variabel Gaya Kepemimpinan
menggunakan pengujian grafik P-P Plot untuk dapat menerangkan 55% variasi kinerja
pengujian residual model regresi. Metode yang 2. Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
handal untuk mengetahui normalitas data Uji yang digunakan untuk membuktikan
adalah dengan melihat normal probability plot apakah variabel independen (Variabel Perilaku
yang membandingkan distribusi kumulatif dari Mempengaruhi orang lain, Variabel Perilaku
distribusi normal. Distribusi normal akan Mempengaruhi Manusia, Variabel Gaya
membentuk satu garis lurus diagonal, dan Kepemimpinan) secara bersama-sama
ploting data akan dibandingkan dengan garis (simultan) mempunyai pengaruh yang
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, signifikan baik positif maupun negatif
maka garis yang menggambarkan data akan terhadap variabel dependennya (Kinerja).
mengikuti garis diagonalnya. Untuk lebih Dari uji ANOVA atau F tes diperoleh
jelasnya dapat dilihat gambar 2 sebagai nilai F hitung sebesar 0,240 dengan
berikut: probabilitas 0,002. Karena probabilitas jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja atau
dapat dikatakan bahwa Variabel Perilaku
125 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 11, November 2017 hlm 116-128 ISSN: 2302-2019
Tabel 6. Uji t
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.828 7.088 2.797 .007
x1 .128 .223 .081 .575 .047
x2 .022 .180 .017 .124 .002
x3 .153 .308 .069 .498 .021
a. Dependent Variable: y
Daerah Kabupaten Mamuju Utara untuk Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003.
memperhatikan kebutuhan pencapaian yang Perilaku Organisasi. Edisi Pertama.
dalam penelitian ini masih rendah. Untuk itu Edisi Bahasa Indonesia Terjemahan:
perlu ditingkatkan dengan memberikan Erly Suandy. Jakarta: PT. Salemba
penghargaan terhadap hasil kerja pegawai Empat.
seperti pujian dari pimpinan serta Peningkatan Meoheriono. 2010. Pengukuran Kinerja
insentif terhadap pegawai yang tentunya dapat Bebasis Kompetensi. Bogor: Ghalia
meningkatkan semangat dan kepercayan diri Indonesia.
pegawai untuk bekerja lebih maksimal. Nawawi, Hadari. 2003. Perencanaan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada
UCAPAN TERIMA KASIH University Press.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi
Dalam kesempatan ini, penulis ingin
Pubik. Bandung: CV Alfabeta.
mengaturkan banyak terima kasih yang
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A.
setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya
2008. Perilaku Organisasi. Buku 1.
kepada Bapak Dr. Hasbullah, M.Si., selaku
Edisi 12. Penerjemah: Diana Angelica.
Ketua Tim Pembimbing dan Bapak Dr.
Jakarta: Salemba Empat.
Nawawi Natsir, M.Si., selaku Anggota Tim
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pembimbing, yang telah banyak mencurahkan
Administrasi (dilengkapi dengan Metode
perhatian, bimbingan dan arahan kepada
R&D). Cetakan Ke Tujuh Belas.
penulis dalam penulisan artikel ini.
Bandung: Alfabeta.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan
DAFTAR PUSTAKA
Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen.
Ed. 1. Cet. 5. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur
Sunarto dan Riduwan. 2009. Pengantar
Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina
Statistika (untuk penelitian pendidikan,
Aksara.
sosial, ekonomi, komunikasi dan bisnis).
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Multivariate
Lengkap dengan aplikasi SPSS 14.
dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5.
Bandung: Alfabeta.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Sunyoto, Danang., & Burhanuddin. 2011.
Diponegoro.
Perilaku Organisasional. Yogyakarta:
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
CAPS.
Multivariate dengan Program IBM SPSS
Suwardi & Utomo, Joko. 2011. Pengaruh
20. Semarang : UNDIP
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
Komitmen Organisasional Terhadap
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai
Andi.
Setda Kabupaten Pati). Analisis
Hasibuan, S.P., Malayu. 2001. Manajemen
Manajemen. Vol. 5 No. 1 Juli 2011, hal.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
75-86.
Aksara.
Umar, Akmal. 2012. Pengaruh Upah, Motivasi
http://majalahukm.com/kepemimpinan-seni-
Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap
mempengaruhi-perilaku.html
Kinerja Pekerja pada Industri
http://samirdjawa.blogspot.co.id/2013/01/peng
Manufaktur di Kota Makassar. Jurnal
aruh-gaya-kepemimpinan-terhadap.html
Aplikasi Manajemen. Vol. 10, No. 2,
https://teknologikinerja.wordpress.com/2008/0
Juni 2012, hal. 406-418.
5/06/pengaruh-motivasi-terhadap-pening
katan-kinerja/.html