PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus
hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya
( ADA,2017).
disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas, DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan pada
reseptor sel β pankreas sehingga sel tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah dan
kualitas mencukupi, DM tipe-3 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang timbul selama
masa kehamilan (diabetes gestasional), dan DM tipe lain disebabkan oleh berbagai faktor
yang menyebabkan jumlah atau kualitas insulin tidak mencukupi. DM tipe lain ini antara
lain disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, endokrinopati, akibat kerja obat seperti kortikosteroid atau zat kimia,
infeksi, imunologi dan sindroma genetik lain. Kortikosteroid merupakan anti inflamasi
yang identik dengan kortisol, hormon steroid alami pada manusia yang disintesin dan
disekresi oleh korteks adrenal.Efek samping dari terapi kortikosteroid ini baik
kortikosteroid topikal maupun sistemik dapat timbul akibat pemberian yang terus
menerus terutama dalam dosis yang besar diantaranya seperti osteoporosis, katarak,
Data WHO terdapat 347 juta orang yang menderita diabetes mellitus di seluruh
dunia, jika hal tidak diperhatikan tanpa adanya pencegahan dapat dipastikan jumlah
Cina. Prevalansi diabetes mellitus di provinsi D.I.Yogyakarta sebanyak 1,6% tiap bulan,
angka tersebut di atas prevalensi rata rata nasional yaitu 0,7%. Kasus baru yang di
Selain prevalensi diabetes mellitus yang terus meningkat, penyakit diabetes juga
mengakibatkan kematian. Sampai saat ini DM merupakan salah satu faktor penyebab
mencegah komplikasi meliputi 5 pilar yaitu perencanaan makan, latihan jamani, obat,
Prevalensi diabetes mellitus di Sumatera Barat yang penderita diabetes melitus sebanyak
2,1% (2007) menjadi 2,2% dengan karakteristik umur 40-60, yang berjenis kelamin
perempuan dan perguruan tinggi 2,8% dan status pekerjaan wiraswasta 2,4% yang tinggal
di perkotaan (Riskesdas, 2013). Data yang diperoleh dari Rekam Medis RSI bukitinggi,
Diabetes melitus merupakan penyakit dengan peringkat ke tiga dari penyakit terbanyak di
RSI sedangkan menempati urutan pertama dari poliklinik penyakit dalam pada tahun
2017, dengan jumlah kunjungan penderita DM tipe II pada tahun 2016 sebanyak 1899
orang dan meningkat pada tahun 2017 sebanyak 2590 orang, sedangkan jumlah pasien
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Diabetes Melitus di Ruang
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana
Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan Diabetes Melitus di Ruang Rawat Interne RSI Ibnu Sina
Yarsi Bukittinggi?”
C. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umuam
2. Tujuan Khusus
g. Manfaat Penulisan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk peningkatan pasien dalam
keluarga pasien Diabetes Melitus yang di rawat di ruang Interne RSI Ibnu Sina Yarsi Sumbar
TINJAUAN PUSTAKA
kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus merupakan suatu
terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya (ADA,2017).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin
itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau
kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam
waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya
pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi
kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal) (WHO,2011) Diabetes Mellitus (kencing
manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah diatas normal. Dimana
kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas (Shadine,
2010).
2. Anatomi Fisiologi
dibelakang glaster didalam ruang retroperitonial. Disebelah kiri ekor prankreas mencapai
hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri atas kaput prankreas dihubungkan dengan
corpus oleh leher prankreas yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4
cm, arteri dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut processus
unsinatis prankreas.
b) Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin
jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan
struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi insulin, sel alfa mengekresi
a. FisiologiPrankreas
glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang dapat meningkatkan glukosa darah
yaituglukagon.
b. Badan (korpus) merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan
c. Ekor(kauda) adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh
lympa
Pulau langerhans mengandung 3 jenis sel utama yakni sel-alfa, sel beta dan sel
delta. Sel beta mencakup kira kira 60% dari semua sel terletak terutama ditengah
dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan bervariasi antara spesies 1 sengan yang lain.
dalam bentuk bungkusan ini mungkin karena perbedaan ukuran polimer atau akregat
sel dari isulin.Insulin disintesis dalam retikulum endoplasma sel B, kemudian diangkut
ke aparatus kolgi, tempat ini dibungkus didalam granula yang diikat membran.
Kranula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang sel mengeluarkan insulin
Kemudian insulin melintasi membran basalis sel B serta kapiler berdekatan dan
endotel fenestra kapiler untuk mencapai aliran darah.Sel alfa yang mencakup kira kira
25% dari seluruh sel mensekresikan glukagon.Sel delta yang merupakan 10% dari
Insulin terdiri dari dua rantai asam amino satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
disulfide. Sekresi insulin diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang memegang
peran penting. Perangsang adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah 80-90 mg/ml.
(Gongzaga2010)
c. Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel sel alfa pulau langerhans
a. Pemecahan glikagon(glikogenolisis)
b. Peningkatan glikogen(glikogenesis)
Menurut Smelzer 2015, Diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil
dari sel sel beta dari pulau pulau langerhans pada prankreas yang berfungsi menghasilkan
a. Genetik
Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 namun mewarisi sebuah
1.Kecendurungan genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki type antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi & proses imunnya. (Smeltzer 2015
danbare,2015)
b. Imunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum.Ini adalah
respon abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan asing. (Smeltzer 2015
danbare,2015)
c. Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
Menurut Smeltzel 2015 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor
Faktor-faktor resiko :
b) Obesitas
c) Riwayatkeluarga
diabetes sebagai akibat dari penyakit lain. Diabetes sekunder muncul setelah adanya
suatu penyakit yang mengganggu produksi insulin atau memengaruhi kerja insulin
(Tandra,2017)
4. Manifestasi Klinis
Menurut PERKENI (2015) , penyakit diabetes melitus ini pada awalnya seringkali
tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat diketahui bahwa
seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan
kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam sel sel tubuh
kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun sebabnya orang menjadi
lemas. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
b. Sering merasahaus(polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau dehidrasi.untu
mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan
ingin minum manis, minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar bersama
60
urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang mengandung gula,tak terlalu pekat,
tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga volume urin yang
a. Kesemutan
c. Rasa tebaldikulit
d. Kram
e. Mudahmengantuk
f. Matakabur
j. Kemampuan seksualmenurun
k. Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
Menurut Price dan Sylvia (2012), diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans
dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit,
bahkan tidak sama sekali. Diabetes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan
sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau
hormone yang disekresikan oleh sel–sel beta yang salah satu dari empat tiap sel dalam pulau–
pulau langerhans pankreas.Insulin diumpamakan sebagai anak kunci yang dapat membuka
pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu dioksidasi
karena sel–sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping itu, glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah
dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan) (Brunner and Suddarth, 2013).
Tidak adanya insulin disebabkan oleh reaksi autoimun yang disebebkan karena adanya
peradangan di sel beta pankreas.Ini menyebabkan timbulnya reaksi antibodi terhadap sel beta
yang disebut ICA (Islet Cell Antibody).Reaksi antigen dengan antibodi yang ditimbulkan
Menurut Brunner and Suddarth (2013), apabila konsentrasi glukosa dalam darah cukup
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar.Akibatnya,
glukosa tersebut muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan
diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini dinamakan diueresis osmotic. Sebagai akibat dari kehilangan cairan
yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia).
arteri besar, perubahan-perubahan ini sama seperti pada orang non diabetik, insulin berperan
utama dalam memetabolisme lemak atau lipida. Pada penderita Diabetes Mellitus sering terjadi
62
kelainan lipida.Hiperliproteinemia pada Diabetes mellitus merupakan akibat dari adanya very
low density lipoprotein yang berlebihan. Pengecilan lumen pembuluh-pembuluh darah besar
sehingga dapat timbul penyakit vaskuler seperti: penyakit cerebravaskuler, penyakit arteri
koroner, sternosis arteri renalis, vaskuler perifer dan penyakit ekstermitas seperti gangren.
Pada diabetes tipe lainnya terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada
diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin, namun masih terdapat insulin dengan jumlah
yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya.Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe lainnya.Untuk
sebagian besar pasien (kurang lebih 75%), penyakit diabetes tipe lainnya yang didieritanya
ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan laboratorium
yang rutin).Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit diabetes jangka bertahun–tahun
adalah komplikasi diabetes jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan
6. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaandarah
63
No Pemeriksaan Normal
2. Pemeriksaan fungsitiroid
Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan
akan insulin.
3. Urine
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
a. Diet
Prinsip dietDM,adalah:
1) Jumlah sesuaikebutuhan
2) Jadwal dietketat
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
BPR=BB(kg) X 100%
TB(cm) -100
Keterangan :
1) Kurus(underweight) :BPR<90%
4) Obesitasapabila :BPR>120%
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
mengenai diabetes
d. Pemberianobat-obatan
e. Pemantauan guladarah
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam
66
komplikasi, antara lain :
1. MetabolikAkut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam yang
pendek,diantaranya:
a. Hipoglikemia
yang disebabkan karena pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare,2008).
b. Ketoasidosisdiabetik
darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan
kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis
(Soewondo,2012).
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price &
Wilson, 2012).
2. Komplikasi metabolikkronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2012) dapat
berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada
1. Penyakit jantungcoroner
iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau
2. Penyakitserebrovaskuler
pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo,
1. Pengkajian Keperawatan
68
Pengumpulan data meliputi :
1) Biodata
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
Penyakit Diabetes Mellitus sering muncul setelah seseorang memasuki usia 45 tahun
terlebih pada orang dengan berat badan berlebih (Sukarmin &Riyadi , 2013).
2) Riwayatkesehatan
Keluhan utama : Keluhan utama yang biasanya dirasakan oleh klien Diabetes Mellitus yaitu
badan terasa sangat lemas sekali disertai dengan penglihatan kabur, sering kencing
(Poliuria), banyak makan (Polifagia), banyak minum (Polidipsi) (Riyadi dan Sukarmin,
2013).
3) Riwayat kesehatansekarang
Keluhan dominan yang dialami klien adalah munculnya gejala sering buang air kecil
(poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan polidipsi), luka sulit untuk sembuh,
rasa kesemutan pada kaki, penglihatan semakin kabur,cepat merasa mengantuk dan mudah
lelah, serta sebelumya klien mempunyai berat badan berlebih (Riyadi dan Sukarmin, 2013).
4) Riwayat penyakitdahulu
Menurut Riyadi dan Sukarmin (2013) penyakit Diabetes Mellitus klien pernah mengalami
kondisi suatu penyakit dan mengkonsumsi obat- obatan atau zat kimia tertentu. Penyakit
yang dapat menjadi pemicu timbulnya Diabetes Mellitus dan perlu dilakukan pengkajian
diantaranya:
a. Penyakitpankreas
b. Gangguan penerimaaninsulin
c. Gangguanhormonal
5) Riwayat penyakitkeluarga
Diabetes Mellitus dapat berpotensi pada keturunan keluarga, karena kelainan gen yang dapat
mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik (Riyadi dan
Sukarmin, 2013).
6) Riwayatkehamilan
Pada umumnya Diabetes Mellitus dapat terjadi pada masa kehamilan, yang terjadi hanyalah
pada saat hamil saja dan biasanya tidak dialami setelah masa kehamilan serta diperhatikan
7) Riwayatpsikososial
Diabetes Mellitus dapat terjadi jika klien pernah mengalami atau sedang mengalami stress
baik secara fisik maupun emosional (yang dapat meningkatkan kadar hormone stress seperti
kortisol, epinefrin, dan glukagon) yang dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat
(Susilowati, 2014).
Penderita Diabetes Mellitus selalu ingin makan tetapi berat badan semakin turun,
cenderung mengkonsumsi glukosa berlebih dengan jam dan porsi yang tidak teratur,
karena glukosa yang ada tidak dapat ditarik kedalam sel sehingga terjadi penurunan
masa sel. Pada pengkajian intake cairan yang terkaji sebanyak 2500 – 4000 cc per hari
b. Pola eliminasi
70
Data eliminasi buang air besar pada klien Diabetes Millitus tidak ada perubahan yang
sedangkan pada eliminasi buang air kecil. Jumlah urin yang banyak akan dijumpai baik
secara frekuensi maupun volume ( pada frekuensi biasanya lebih dari 10 x perhari,
sedangkan volumenya mencapai 2500 – 3000 cc perhari). Untuk warna tidak ada
c. Pola aktivitas
Penderita Diabetes Mellitus mengalami penurunan gerak karena kelemahan fisik, kram
otot, penurunan tonus otot gangguan istirahat dan tidur, takikardi atau takipnea pada
saat melakukan aktivitas hingga terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan
Pada penderita Diabetes Mellitus mengalami gejala sering kencing pada malam hari
(Poliuria) yang mengakibatkan pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami
Mengalami penurunan harga diri karena perubahan penampilan, perubahan identitas diri
akibat tidak bekerja, perubahan gambaran diri karena mengalami perubahan fungsi dan
f. Aktualisasidiri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan puncak pada hirarki kebutuhan Maslow, jika klien
sudah mengalami penurunan harga diri maka klien sulit untuk melakukan aktivitas di
rumah sakit enggan mandiri, tampak tak bergairah, dan bingung (Susilowati,2014).
2) Tingkat kesadarankesehatan
Kesadaran composmentis, latergi, strupor, koma, apatis tergantung kadar gula yang
tidak stabil dan kondisi fisiologi untuk melakukan konpensasi kelebihan gula darah.
3) Tanda tandavital
Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi dan hipertensi dapat terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus karena glukosa dalam darah yang meningkat dapat menyebabkan
darah menjadikental.
Suhu tubuh
infeksi pada luka atau pada jaringan lain. Sedangkan hipotermi terjadi pada penderita
yang tidak mengalami infeksi atau penurunan metabolik akibat penurunan masukan
terapi.Sedangkan pada penderita Diabetes Mellitus gemuk padat atau gendut merupakan
fase awal penyakit atau penderita lanjutan dengan pengobatan yang rutin dan pola
5) Kulit
Pemeriksaan ini untuk menilai warna, kelembapan kulit, suhu, serta turgor
6) Kuku
7) Kepala
a. Inspeksi : Kaji bentuk kepala warna rambut jika hitam kemerahan menandakan
nutrisi kurang, tekstur halus atau kasar penyebaran jarang atau merata, kwantitas
tipis atau tebal pada kulit kepala terdapat benjolan atau lesi antara lain : kista pilar
dan psoriasis yang rentan terjadi pada penderita DM karena penurunan antibody.
Amati bentuk wajah apakah simetris serta ekspresi wajah seperti paralisiswajah.
73
b. Palpasi : raba adanya massa dan atau nyeritekan
8) Mata
a. Inspeksi : pada klien dengan DM terdapat katarak karena kadar gula dalam cairan
lensa mata naik. Konjungtiva anemis pada penderita yang kurang tidur karena
banyak kencing pada malam hari. Kesimetrisan pada mata. penglihatan yang kabur
b. Palpasi : saat dipalpasi bola mata teraba kenyal, tidak teraba nyeri tekan.
9) Hidung
a. Inspeksi : Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman, septum nasi tepat
di tengah, kebersihan lubang hidung, jalan nafas/ adanya sumbatan pada hidung
seperti polip, peradangan, adanya sekret atau darah yang keluar, kesulitan bernafas
10) Telinga
a. Inspeksi Pengkajian pada daerah telinga serta sistem fungsi pendengaran, keadaan
umum telinga gangguan saat mendengar, pengguanaan alat bantu dengar, adanya
kelainan bentuk dan kelainan lain, kebersihan telinga, kesimetrisan telinga kanan dan
kiri.
adanya karies gigi, terdapat stomatitis, air liur menjadi lebih kental, gigi mudah
goyang, serta gusi mudah bengkak dan berdarah. Adakah bau nafas seperti bau buah
sekali terjadiinfeksi.
dalam.
15) PemeriksaanMuskuloskeletal
16) PemeriksaanEkstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa baal
17) PemeriksaanNeurologi
2. Diganosa keperawatan
75
3. Intervensi Keperawatan
Edukasi program
Observasi:
- Identifikasi
direkomendasi
Terapeutik :
- Berikan dukung
program pengoba
76
benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping
pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : Observasi:
1.kemampuan menuntaskan aktifitas - Identifikasi identifikasi lokasi,
meningkat karakteristik, durasi, frekuensi,
2.keluhan nyeri menurub kualitas,intensitasnyeri
3.sikap protektif menurun - Identifikasi skala nyeri
4.gelisah menurun
5.kesulitan tidur menurun Terapeutik:
6.menarik diri menurun
- Berikan teknik non farmakologis untuk
7.muntah menurun mengurangi rasanyeri
8.mual menurun
9.frekuensi nadi dalam batas normal Edukasi:
10.pola nafas normal
11,.tekanan darah normal - Jelaskan penyebab dan periode dan
pemicunyeri
Pola tidur normal
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberiananalgetik
Edukasi teknik nafas dalam
Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerimainformasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik
nafasdalam
- Jelaskan prosedur teknik nafasdalam
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
Komponen tahapimplementasi :
asuhan keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
dilakukan(Bararah, 2013).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Nama : Ny. R
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Identitas Keluarga
Nama : Tn. Z
Pekerjaan : Swasta
Hubungan : Suami
Umur : 38 tahun
Tanggal masuk : 9 Juni 2021
A. Riwayat Kesehatan
Pasien dari IGD pindah keruangan ICU, pasien dirawat d ICU sampai
Protap KAD
a. Loading Cairan
c. Insulin 50 unit dalam 50cc nacl 0,9% (syiring pam) star 5cc/ jam
d. Cek GDR /jam
e. Bila penurunan GDR < 10% atau > 5% naikkan drip 1 unit, bila penurunan
j. Jika GDR > 100% hidupkan insulin ½ dari dosis sebelumnya, stenbay D5%
10 tts/i
09 juni 2021
12 juni 2021
Protap KAD stop, ganti sleading scale / 4 jam, insulin sesuai protap
Pasien dating ke RSI Ibnu Sina Bukittinggi tanggal 09 Juni 2021 jam
07.45 dengan keluhan muntah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
113x/I, RR 26x/I, T 36,7, GDR Hight, dari IGD pat dipindahkan ke ruang
ICU, pasien dirawat d ICU sampai tanggal 12 Juni 2021 kemudian pindah
ke ruangan interne.
Pada saat pengkajian tanggal 12 Juni 2021 jam 09.30 pasien mengatakan
kepala terasa pusing, pasien mengatakan badan terasa letih tidak ada
BAK meningkat terutama pada malam hari. Klien tampak letih, tidak
terasa tidak enak, klien tampak tidak bersemangat, pasien tampak tidak
kehilangan kontak mata, klien tampak menangis saat ditanya kondisi saat
ini.
4. Riwayat Alergi
5. Riwayat Operasi
B. Pemeriksaan Fisik
1. Oksigenasi
Inpeksi : a. RR : 21x/i
b. Irama : normal
d. SPO2 : 99%
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Hasil Rongen Thorax tanggal 09 Juni 2021 :Cor dan pulmo dalam batas
normal
2. Sirkulasi
Td : 131/71 mmHg
HR : 88x/i
Irama : regular
Konjungtiva : normal
Membran : normal
Perkusi : pekak
3. Nutrisi
Berat badan : 50 kg
Abdomen
abdomen
Perkusi : timpani
makan
Porsi makanan yang dihabiskan Habis 1 piring Paling banayak ¼ piring
Makanan yang membuat alergi Tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan Tidak ada Makanan yang
banyak,makan dengan
porsi cukup
Penggunaan obat sebelum makan Tidak ada Tidak ada
Penggunaan alat bantu (NGT) Tidak Tidak
4. Eliminasi
BAK
Warna : kuning
BAB
Pasien mengeluh 2 hari ini belum ada BAB, sebelumnya saat dirawat d ICU
a. Fisik
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan 0
Mandi 1
Berpakaian 1
Eliminasi 1
Mobilisasi ditempat tidur 0
Berpindah 0
Ambulasi 0
Keterangan : 0 : mandiri
2 : dibantu sebagian
5555 5555
Kebiasaan Tidur : Malam jam 21.00 sampai jam 05.00 total 8 jam
a. Fisik :T : 36,3 C
7. Sensosri
Nyeri : tidak ada
9. Fungsi Neurologi
GCS : 15
Memori
lalu
Jangka pendek : pasien dapat mengingat dengan jelas yang terjadi hari
ini
Orientasi
Orang : baik
Tempat : baik
Waktu : baik
10. Endokrin
Prilaku Verbal
a. Cara menjawab
Klien selalu memberi informasi dengan jelas dan mudah dipahami orang lain
c. Emosi
Klien tampak sedih sampai menangis saat menceritakan kondisinya saat ini
d. Persepsi penyakit
Klien tidak menyangka akan mendapat penyakit ini, karna telah menjaga pola
hidupnya, dan tidak ada dari keluarganya yang mengidap penyakit Diabetes
e. Adaptasi
Sejak sakit klien kurang bergaul dengan orang sekitarnya. Suami pasien
Pasien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga, suaminya yang
Klien adlah seorang muslim. Klien yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit
ini adalah ujian dari yang maha kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien
sebelum sakit sholat 5 waktu dirumah, dan saat sakit pun pasien tetap
waktu luang.
C. Pengobatan
D. Analisa Data
E. Diagnose Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar gula darah b,d gangguan toleransi glukosa darah
2. Nausea b,d iritasi lambung, gangguan pangkreas, faktor psikologis (kecemasan)
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit ditandai dengan gangguan mekanisme
regulasi (diabetes), disfungsi regulasi endokrin
4. Ansietas b,d krisis situasional kurang terpapar informasi
2. INTERVENSI KEPERAWATAN