Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Glassware :

1. LABU DIDIH
A. Deskripsi dan Prinsip
Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk
seperti labu dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple
neck. Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round bottom) dan ada juga yang
rata (flat bottom).

Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C. Ukurannya
beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk
memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Labu didih yang dasarnya berbentuk bundar
biasanya digunakan untuk memanaskan bahan, sedangkan yang bawahnya flat selain dapat
digunakan untuk memanaskan bahan dapat juga di gunakan untuk menyimpan bahan karena saat
diletakan di meja, posisinya akan lebih stabil.
(http://kamusq.blogspot.com/2012/03/labu-didih-boiling-flask-fungsi-labu.html)
Leher labu didih memiliki 3 jenis, yaitu single neck, double neck dan tripple neck. bagian
bawah labu didih ada 2 jenis flat dan round bottom. Selain terdiri dari berbagai macam leher labu
didih terdiri dari berbagai macam dasar, diantaranya :
1. boiling flask round bottom
2. boiling flask flat bottom
(rahma-alchemist.blogspot.com/2009/10/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-1.html?m=1)
B. Bagian dan Fungsi Labu Didih

Labu didih (boilling flask) terdiri dari 2 bagian, yaitu :


1. neck atau leher yang berfungsi untuk mengalirkan larutan yang akan ditambahkan ke
dalam labu didih atau pun untuk menyambungkan bagian dari alat destilasi dengan labu
didih.
2. tabung yang berfungsi menempatkan larutan yang akan dipanaskan atau akan didestilasi.
C. Cara Pengoperasian
Sebelum menggunakan labu didih terlebih dahulu labu didih dicuci menggunakan air atau
aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu didih ketika akan digunakan. Ketika
akan memanaskan larutan terlebih dahulu labu didih diisi oleh batu didih. Fungsi dari batu didih
sendiri yaitu untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian
larutan dan untuk menghindari titik lewat didih.
D. Cara Perawatan
Agar tidak terjatuh, pada umumnya labu didih diletakkan atau dihubungkan dengan
penampung destilat. Pada pemeriksaan kadar air, labu didih sebaiknya dikeringkan terlebih
dahulu.

(http://see-around-theworld.blogspot.com/2011/11/laporan-analitik-pangan-pengenalan-
alat.html)

E. Aplikasi
Secara umum labu didih berfungsi sebagai wadah larutan yang sedang dipanaskan atau
diuapkan khususnya pemanasan yang dirangkaikan dengan pendingin balik.
2. BURET
A. Deskripsi dan Prinsip
Buret adalah sebuah peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas berbentuk silinder
seperti pipet besar yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret
merupakan peralatan yang sangat penting saat melakukan analisa dengan metode Titrasi.

Menurut fungsinya buret terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


 Buret asam ( dengan cerat kaca ) digunakan untuk larutan yang bersifat asam (HNO3,
HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan pengoksid (KCrO4)
 Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH dll. Memiliki
ujung cerat karet dengan bola kaca yang berfungsi mirip seperti keran.
 Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan kaca yang berwarna coklat atau
gelap.Buter ini berfungsi untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya matahari
seperti larutan Kalium permanganat atau iodium.
B. Bagian dan Fungsi
buret terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya :
 keran yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran dari buret
 tutup merah dengan karet yang berfungsi untuk mengatur pemutaran dari keran agar tidak
terlalu sulit dan tidak terlalu mudah keran diputar.
 klep, berbentuk setengah lingkaran agar mudah disambung dengan keran (stopcock).
 tabung panjang dengan skala yang berfungsi sebagai tempat larutan yang akan digunakan
sebagai titran dan untuk menghitung berapa banyak titran yang dipergunakan dalam
titrasi.
C. Cara Pengoperasian
Langkah Kalibrasi Volumetrik – Buret
1. Klem buret secara vertikal pada sebuah support stand, klem juga sebuah glass tube
didekat buret tersebut.
2. Isi buret dengan air suling hingga tanda 0 / zero mark.
3. kucurkan, dan rekam delivery time dari zero mark hingga graduasi terendah.
4. Isi kembali buret kira-kira 10 m diatas zerro mark, isis juga test tube dan catat suh air
suling yang ada di test tube tersebut
5. Set miniskus pada zero mark, dengan menggunakan buret keran turunkan level liquid.
6. Timbang botol kosong.
7. Buka keran hingga air sedikit di atas garis yang dites, dan alirkan dengan pelan sehingga
mendapatkan seting yang akurat.
8. Jika seting sudah lengkap, cek lagi seting yang ada.
(http://kalibrasi.org/tag/kalibrasi-buret/)
Untuk mengisi buret, tutup keran kolom di bagian bawah dan menggunakan corong.
Anda mungkin perlu untuk mengangkat di atas corong sedikit, untuk memungkinkan solusi
untuk mengalir secara bebas.
Sebelum titrasi, periksa kondisi buret dengan larutan titran dengan memastikan bahwa
larutan dalam buret mengalir dengan bebas. Pemeriksaan dua atau tiga kali akan memastikan
bahwa konsentrasi titran tidak akan berubah.

Setelah bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer
tepat di bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol kran
buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah
indikator analisa menampakan warnanya, biasanya titrasi dianggap selesai. Selanjutnya tinggal
menghitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca
skala yang tertera pada buret.

Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk
menghindari kesalahan paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi; bagian
bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan
adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah
garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung
buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan
membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
D. Cara Perawatan
Agar buret tetap berfungsi dengan baik seperti kondisi sebelumnya, aktivitas pemeliharaan yang
dapat dilakukan adalah:

1. Biasakan sebelum dan sesudah mereaksikan bahan kimia menggunakan buret, buret harus
selalu dibilas menggunakan akuades dan atau bahan kimia itu sendiri. Cara mencuci dan
membilas buret adalah membongkar cerat dan bersihkan menggunakan sabun atau
akuades, hal ini bertujuan agar dalam percobaan tidak terdapat residu yang masih tersisa
dari percobaan sebelumnya dan menggagalkan percobaan. Sedangkan, sesudahnya buret
pun dibilas dengan akuades agar buret bersih, tidak mengerak dan tidak mengontaminasi
percobaan selanjutnya.
2. Dalam penyimpanan, buret sebaiknya diletakkan secara vertikal dan corong dalam
keadaan terbuka. Hal ini bertujuan agar pembilas (akuades) yang masih tersisa dapat
keluar dengan mudah dan tidak membentuk kerak di dalam buret.
E. Aplikasi
Buret berfungsi untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A
memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3. Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian
pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari kesalahan sistematik.
 Larutan asam menggunakan buret asam yang memiliki cerat kaca.
 Larutan basa menggunakan buret basa yang memiliki cerat karet.
 Larutan sensitive cahaya menggunakan buret amberglas berbahan kaca yang berwarna
coklat atau gelap.

3. DISTILLING FLASK
A. Deskripsi dan Prinsip
Destilling flask atau labu destilasi merupakan alat laboratorium kimia maupun biologi yang
terbuat dari bahan kaca (glassware) dengan dasar melingkar yang berfungsi untuk destilasi
larutan. Terbuat dari bahan borosilikat, berlengan dan kapasitas 125, dilengkapi karet penutup
berlubang kira kira 6 mm. Labu distilat biasanya terbuat dari kaca untuk inertness kimia, dan
yang terbaru biasanya terbuat dari kaca tahan panas borosilikat. Labu distilat dalam berbagai
ukuran, mulai dari 5 sampai 20 mL L, dengan ukuran biasanya tertulis di kaca. Taper standar
24/40 adalah umum untuk 250 mL atau labu besar, sedangkan ukuran yang lebih kecil seperti 14
atau 19 digunakan untuk botol kecil.
Karena alas bulat, cincin gabus diperlukan untuk menjaga termos alas bulat tegak. Ketika
digunakan, labu alas bulat biasanya diadakan di leher dengan klem pada berdiri.

(http://teklab4.blogspot.com/2012/09/alat-gelas-laboratorium.html)

(http://en.m.wikipedia.org/wiki/round-bottom_flask)

B. Bagian dan Fungsi Labu Didih

Labu distilasi (distilling flask) terdiri dari:


1. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat
termometer.
2. Labu bawah yang berfungsi menempatkan larutan yang akan didestilasi.
C. Cara Pengoperasian

Sebelum menggunakan labu destilasi terlebih dahulu labu dicuci menggunakan air atau
aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu ketika akan digunakan. Kemudian
larutan sampel dimasukkan ke dalam labu melalui bibir atas isi zat dalam labu paling banyak 2/3
bagian labu, setelah selesai memasukkan sampel tutup dengan karet penutup yang disertai
thermometer di sebuah lubang di atas tutup. Lalu hubungkan dengan alat destilasi.

D. Cara Perawatan
Labu destilasi sebaiknya di simpan di tempat yang tidak disatukan dengan alat kimia yang
terbuat dari logam dan juga jangan di simpan di tempat yang terlalu tinggi. Perawatannya harus
di cuci sebelum dipakai dan dicuci kembali
sesudah dipakai,bila labu labu destilasi
terdapat banyak kotoran segara dibersihkan
karena itu akan menyebabkan antiklimaks
pada saat digunakan.
E. Aplikasi

Sebagai wadah atau tempat suatu campuran


zat cair yang akan didistilasi. Terdiri dari :

a) Labu dasar bulat

b) Labu erlenmeyer khusus untuk distilasi atau refluks.

(http://kimia-industry.blogspot.com/2011/10/komponen-destilasi.html)
Equipment (Peralatan):

1. Autoclave

Fungsi : Untuk mensterilkan alat dan bahan.

Cara Kerja :

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang
dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave, diatur timerdengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan
tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga   sama
dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
2. Inkubator :

Fungsi : Tempat menyimpan hasil penanaman mikroba.

Cara Kerja :

1. Hubungkan kabel power ke stop kontak.


2. Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
3. Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
4. Sambil menekan tombol set, putarlah  tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga
mnencapai suhu yang di inginkan.
5. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
6. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.

3. Magnetik Stirer:
Fungsi : Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Cara Kerja :
1. Tombol logam untuk menghidupkan alat.
2. Ambil stirer  ( batang magnet) dan masukkan pada larutan (di tempatkan dalam
erlenmeyer/ beaker glass) yang akan di homogenkan.
3. Letakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati.
4. Ubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan( lihat tanda panah).
5. Ubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu.
6. Waktu penggunaan di sesuaikan dengan kebutuhan.
7. Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian matikan alat.
8. Ambil batang magnet dari larutan yang telah homogen,cuci dan letakkan kembali di atas
papan besi.

Bahan-bahan Kimia :
1. Benzena
Rumus Molekul : C6H6
Bentuk : Cairan
Peringatan :
- Mudah terbakar
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhiru dan tertelan
Penanganan :
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan
buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
-          Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang
mengarahkan, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.

2. Toluena
Rumus Molekul : C7H8 atau C5-H5-CH3
Bentuk : Cairan
Peringatan :
- Mudah terbakar
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhirup dan tertelan
Penanganan :
-          Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan
buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
-          Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang
mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.

3. Etanol atau Etil Alkohol


Rumus Molekul : C2H5OH
Bentuk : Cairan
Peringatan :
-          Mudah terbakar baik dalam liquid maupun uap
-          Iritasi bila terkena mata dan kulit
-          Bahaya bila terhirup dan tertelan
Penanganan :
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan
buatan (jangan meleui mulut ke mulut), bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan
medis.
-          Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
-          Terkena kulit: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit, segera beri tindakan
medis. Bilas dengan sabun dan air.
-          Tertelan: jangan paksakan muntah. Bila korban sadar, beri 2-4 cangkir susu/air. Jangan beri
apapun melalui mulut jika korban tidak sadar. Segera beri tindakan medis.

OKTAVIA DWI RATNASARI/AKFAR 2D/14146

Anda mungkin juga menyukai