Anda di halaman 1dari 6

Konsep Asuhan Keperawatan Pneumonia

1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis
atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun
apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA,
influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis penderita
d. Pengkajian :
- Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
- Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru,
- Sistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun
- Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
- Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
- Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
- Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.
b. Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan
pertahanan utama.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

N DIAGNOSA
KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1. Kerusakan a. Menunjukkan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi
pertukaran gas perbaikan ventilasi kedalaman, dan distres

1
berhubungan dan oksigenasi kemudahan pernapasan
dengan gangguan jaringan dengan bernapas tergantung
pengiriman GDA dalam rentang b. Tinggikan kepala pada/indikasi
oksigen. normal dan tak ada dan dorong sering derajat
gejala distres mengubah posisi, keterlibatan paru
pernapasan. napas dalam, dan dan status
b. Berpartisipasi pada batuk efektif. kesehatan umum
tindakan untuk c. Pertahankan b. Tindakan ini
memaksimalkan istirahat tidur. meningkatkan
oksigenasi. Dorong inspirasi
menggunakan maksimal,
teknik relaksasi meningkatkan
dan aktivitas pengeluaran
senggang sekret untuk
d. Observasi memperbaiki
penyimpangan ventilasi
kondisi, catat c. Mencegah terlalu
hipotensi lelah dan
banyaknya menurunkan
jumlah sputum kebutuhan/konsu
merah msi oksigen
muda/berdarah, untuk
pucat, sianosis, memudahkan
perubahan tingkat perbaikan infeksi
kesadaran, d. Syok dan edema
dispnea berat, paru adalah
gelisah. penyebab umum
kematian pada
pneumonia dan
membutuhkan
intervensi medic
segera.
2. Infeksi, Resiko a. Mencapai waktu a.Pantau tanda vital a. Selama periode
Tinggi Terhadap perbaikan infeksi dengan ketat, waktu ini,
(penyebaran) berulang tanpa khusunya selama potensial
2
berhungan dengan komplikasi. awal terapi komplikasi fatal
Ketidakadekuatan b. Mengidentifikasi b.Anjurkan pasien (\hipotensi/syok)
pertahanan utama intervensi untuk memperhatikan dapat terjadi
mencegah/menuru pengeluaran sekret b. Meskipun pasien
nkan resiko (mis., dapat
infeksi meningkatkan menemukan
pengeluaran pengeluaran dan
daripada upaya membatasi
menelannya) dan atau
melaporkan menghindarinya,
perubahan warna, penting bahwa
jumlah dan bau sputum harus
sekret. dikeluarkan
c.Tunjukkan/dorong dengan cara
tehnik mencuci aman
tangan yang baik. c. Efektif berarti
d. Batasi menurunkan
pengunjung sesuai penyebaran
indikasi. /tambahan
infeksi.
d. Menurunkan
pemajanan
terhadap patogen
infeksi lain.
3. Ketidakefektifan a. Tidak mengalami a. Kaji a. Takipnea,
bersihan jalan nafas aspirasi frekuensi/kedala pernapasan
berhubungan b. Menunjukkan batuk man pernapasan dangkal, dan
dengan yang efektif dan dan gerakan dada. gerakan dada tak
pembentukan peningkatan b. Auskultasi area simetris sering
pertukaran udara paru, catat area terjadi karena
dalam paru-paru. penurunan/tak ada ketidaknyamanan
aliran udara dan gerakan dinding
bunyi napas dada dan/atau
adventisius, mis., cairan paru.
krekels, megi. b. Penurunan aliran
3
c. Bantu pasien udara terjadi
napas sering. pada area
Tunjukkan/bantu konsolidasi
pasien dengan cairan.
mempelajari Bunyi napas
melakukan batuk, bronkial (normal
mis., menekan pada bronkus)
dada dan batuk dapat juga terjadi
efektif sementara pada area
posisi duduk konsolidasi.
tinggi. Krekels, ronki,
d. Penghisapan dan mengi
sesuai indikasi. terdengar pada
inspirasi dan/atau
ekspirasi pada
respons terhadap
pengumpulan
cairan, sekret
kental, dan
spasme jalan
napas/obstruksi
c. Napas dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum paru-
paru/jalan napas
lebih kecil. Batuk
adalah
mekanisme
pembersihan
jalan napas
alami, membantu
silia untuk
mempertahankan
jalan napas
4
paten. Penekanan
menurunkan
ketidaknyamanan
dada dan posisi
duduk
memungkinkan
upaya napas
lebih dalam dan
lebih kuat.

d. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan napas
secara mekanik
pada pasien yang
tak mampu
melakukan
karena batuk tak
efektif atau
penurunan
tingkat
kesadaran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: TIM

Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.

Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.

http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html

http://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-dengan-pneumonia

http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.html

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.

Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta.

Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

Anda mungkin juga menyukai