Ka s 3.200.000 1.880.000
Surat Berharga 4.200.000 1.600.000
Piutang dagang 4.800.000 6.000.000
Persediaan 9.400.000 10.960.000
Persekot Biaya 280.000 240.000
Tanah 21.880.000 20.680.000
Bangunan 3.800.000 7.600.000
Mesin-mesin 9.800.000 22.200.000
Kendaraan 16.000.000 22.040.000
Peralatan Kantor 10.200.000 10.800.000
Goodwill 800.000 1.600.000
Disagio Obligasi 5.000.000 3.000.000
Akumulasi Depresiasi 240.000 200.000
Jumlah Aktiva (4.400.000 ) (7.060.000)
Hutang Dagang 41.440.000 60.380.000
Hutang Wesel 63.320.000 81.060.000
Hutang Obligasi 5.700.000 4.120.000
Modal Saham Biasa 8.100.000 6.160.000
Modal Saham Prioritas 13.800.000 10.280.000
Cadangan Pelunasan Obligas 10.000.000 12.000.000
Modal Revaluasi 20.000.000 30.000.000
Laba Yang Ditahan 10.000.000 12.000.000
Agio Saham Prioritas 1.000.000 2.200.000
Disagio Saham Biasa 200.000 2.800.000
8.220.000 12.030.000
100.000 150.000
- ( 400.000)
39.520.000 58.780.000
Jumlah Hutang dan Modal 63.320.000 81.060.000
Ditanya :
1. Buatlah Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2. Hitunglah Ratio Likwiditas dan Solvabilitas 2019
Jawab :
Ratio Likwiditas
Teori :
1. Mengapa Perusahaan harus menghitung Titik Impas (BEP) !
Jawab :
Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak menderita kerugian. BEP atau titik impas sangat penting bagi
manajemen untuk mengambil keputusan untuk menarik produk atau
mengembangkan produk, atau untuk menutup anak perusahaan yang tidak
menguntungkan. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan atau revenue (penghasilan) sama dengan jumlah biaya, atau apabila
laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Menurut Djarwanto dalam buku Dr. H. Rusdiana, M.M, Break even point
adalah suatu keadaan impas, yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi
suatu periode tertentu, perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak
menderita rugi.
Horngren dkk mengatakan bahwa Break even point atau titik impas
merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total
pendapatan sama dengan total pengeluaran.
Menurut Henry Simamora Titik Impas adalah volume penjualan dimana
jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersi.
Menurut Hansen dkk,Titik Impas (break even point) adalah titik dimana
total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol.
Halim dkk mendefinisikan impas merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebutkan suatu kondisi usaha, pada saat perusahaan tidak memperoleh laba
tetapi tidak menderita rugi.
Sedangkan seperti dikatakan Mulyadi Impas (break-even) adalah keadaan
suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa break even point merupakan suatu
titik, dimana jumlah biaya sama dengan jumlah pendapatan. Titik impas berkaitan
dengan batas keamanan (Margin of Safety). Margin of safety menurut Abdul
Halim dan Bambang S “Margin Keamanan adalah selisih antara rencana
penjualan (dalam unit atau satuan uang) dengan impas (dalam unit atau satua
uang) penjualan”. Margin of safety memberikan informasi tentang seberapa jauh
realisasi penjualan dapat turun dari rencana penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian. Penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan
maksimum harus sebesar magin of safety agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
Margin of safety menurut Bambang Riyanto (2010 :366) adalah: “margin
of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak penjualan yang direncanakan
atau budget sales dengan penjualan break even. Dengan demikian maka margin of
safety adalah juga menggambarkan jarak batas jarak, dimana jika penjualan
melampaui batas tersebut maka penjualan akan mengalami kerugian”.
Sementara itu analisis impas(Break Event Point) adalah suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi,
tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).
Dalam analisis break even point memerlukan informasi mengenai penjualan dan
biaya yang dikeluarkan. Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan
melebihi biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita
kerugian bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas.
Selain menghindari kerugian, menghitung BEP juga memberikan banyak
manfaat untuk perusahaan Anda. Beberapa manfaat dari menghitung atau analisis
breakeven point yakni :
Break even point juga dapat digunakan untuk membantu para manajer
mengendalikan aktivitas produksi yang sedang berjalan. Anda dapat menjadikan
hasil perhitungan atau analisis BEP sebagai informasi dasar untuk mengatur
aktivitas yang berjalan. Sehingga, kegiatan produksi dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Jawab :
Analisis kredit adalah cara untuk menghitung kelayakan kredit suatu usaha
atau organisasi. Dengan perkataan lain, analisis kredit adalah penilaian kemampuan
suatu perusahaan menghargai semua kewajiban keuangannya. Laporan keuangan
teraudit dari sebuah perusahaan besar dapat dianalisis ketika perusahaan itu
menerbitkan obligasi. Atau, sebuah bank dapat menganalisis laporan keuangan
suatu usaha kecil sebelum pinjaman komersial diberikan atau diperbarui. Istilah ini
mengacu pada kedua kasus, apakah bisnis itu besar atau kecil.
Tujuan analisis kredit adalah untuk meneliti calon peminjam dan fasilitas
pinjaman yang diajukan dan untuk menetapkan kadar risiko. Kadar risiko diperoleh
dengan menaksir peluang kegagalan oleh calon peminjam pada tingkat kepercayaan
tertentu selama berjalannya fasilitas, dan dengan menaksir jumlah kerugian yang
akan dialami pemberi pinjaman jika kegagalan terjadi.
Analisis kredit melibatkan beragam teknik analisis keuangan,
termasuk rasio dan analisis tren serta pembentukan proyeksi dan analisis arus kas
terperinci. Analisis kredit juga mencakup pemeriksaan terhadap jaminan dan sumber
pembayaran lainnya serta riwayat kredit dan kemampuan manajemen. Analis
berupaya memperkirakan peluang kegagalan calon peminjam atas utangnya, dan
juga derita kerugian jika terjadi gagal bayar. Sebaran kredit--perbedaan dalam suku
bunga antara investasi "tanpa-risiko" secara teoretis seperti treasury di Amerika
Serikat atau LIBOR di Inggris dan investasi yang mengandung beberapa risiko gagal
bayar--mencerminkan analisis kredit oleh pelaku pasar keuangan.[1]
Sebelum pinjaman komersial disetujui, bank akan melihat semua faktor ini
dengan penekanan utama pada arus kas calon peminjam. Pengukuran kemampuan
bayar yang lazim digunakan adalah rasio cakupan layanan utang. Analis kredit pada
suatu bank akan mengukur kas yang dihasilkan oleh suatu usaha (sebelum
pengeluaran bunga dan tidak termasuk penyusutan dan biaya non-tunai atau luar
biasa lainnya). Rasio cakupan layanan utang membagi jumlah arus kas ini dengan
layanan utang (pembayaran pokok maupun bunga pada semua pinjaman) yang
harus dipenuhi. Para bankir komersial biasanya menentukan cakupan layanan utang
paling sedikit 120 persen. Dengan perkataan lain, rasio cakupan layanan utang
hendaklah 1,2 atau lebih tinggi untuk menunjukkan bahwa cadangan tambahan
tersedia dan bahwa usaha itu bisa memenuhi persyaratan utangnya.