Minipro Juni Fix
Minipro Juni Fix
Disusun oleh
dr. Juniati Marina
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima oleh dokter pendamping internsip Puskesmas Sungai Durian
Kabupaten Sintang pada hari Selasa, 21 Juli 2020
Pembimbing,
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri, pertusis
tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi pada bayi.
Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas
terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 2017).
Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan penyuluhan
tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke
Posyandu. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni faktor pendidikan
(pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh bidan dan perawat setempat.
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan sakit
berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya. Salah satu upaya agar
anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberi imunisasi.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti dengan
menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10% dari
angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi
1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.(Depkes RI/2009 ).
Keberhasilan imunisasi ini tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik di
posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama dalam
terlaksananya program imunisasi dasar. Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih lanjut
mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan keterlibatan anak dalam imunisasi
dasar.
iii
1.3. Tujuan
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Durian Sintang.
iv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
v
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, menyebarkan
contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut.
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum,
rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
e) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f) Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu penilaian
terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
vi
b) Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif serta memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat atau
individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang
berkembang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan
yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi
tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikannya.
c) Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health
Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah
satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk
dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang
terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan pengetahuan baik dari
pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
d) Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa
dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial
dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan behavior.
Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan
ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap,
perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik yang
terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi
televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2013).
e) Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi obyek
sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang
mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin A, 2012 ).
vii
2.1.4. Kriteria Penilaian Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
SP
P= x 100 %
SM
Keterangan :
P = Nilai pencapaian (%)
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab benar
Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor, sedangkan
jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan jawaban yang
salah diberi skor 0.
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan pada kriteria :
a) Pengetahuan baik = 76 – 100%
b) Pengetahuan cukup = 56 – 75 %
c) Pengetahuan kurang = 40 – 55 %
d) Pengetahuan tidak baik = < 40%
viii
Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).
2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak membuat zat
anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat pendek,
sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif dibagi dalam dua jenis :
a) Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
b) Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.
ix
meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm. Tidak ada larangan untuk melakukan
imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan
atas (inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan) dengan
dosis 0,05 cc.
2.2.4.2. Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)
Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu
yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus (A.H. Markum,
2019).
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan oleh
kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif. Pada dasarnya semua
komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari luasnya kelainan
lokal angka kematian difteria masih sangat tinggi dan kelompok usia di bawah lima tahun
merupakan kelompok terbesar yang mengalami kematian.
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang bersifat
toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas atas)
akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran secret saluran
pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia.
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh oksitosin
produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan bersifat anaerobik,
gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk drumstick, tetanus selain dapat
ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang cukup fatal. Komplikasi
tetanus yang sering terjadi antara lain : laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia
ortotastik. Pada anak besar sering terjadi hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan dengan selang
waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya diberkan setelah umur
11/2 – 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan diulang lagi pada
umur 10 tahun.
x
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri
ditempat suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu : vaksin
dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%.
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi atau
kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-anak yang
menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak batuk
yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit
gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit batuk, pilek,
demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak.
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.
2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis.
Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih hidup yang telah
dilemahkan (virus sabin). Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan
interval 4 minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang akan
diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping bila ada
mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio sebenarnya. Pemberian vaksin
polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita
kekebalan. Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan selama 4
minggu.
2.2.4.4.Vaksin Campak
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara
aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya tidak
terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak merah
pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan mungkin pula terdapat
pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang memperoleh yaitu
96 – 99%.
xi
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari
ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis atau
ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi. Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa
pengobatan, difisiensi gizi dalam derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38
derajat celcius dan riwayat kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis
0,5 cc.
2.2.4.5. Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitisB.
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan, sedangkan suntikan ke
III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar.
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan menghilang
dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan. Kekebalan yang
diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%.
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti,
berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat
pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi
hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan janin.
Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun
kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha antrolateral
dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg, anak 1,5 mg, anak
1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg dan engerix-B
dewasa 20 mg, anak 10 mg
xii
2.2.5. Jadwal Pemberian Imunisasi
xiii
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang berbentuk
penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara
obyektif. (Notoatmodjo 2017)
xiv
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi
(Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang.
Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Durian sebanyak 17 orang.
Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Durian sebanyak 17 orang.
Teknik Sampling
Consecutive Sampling
Pengumpulan data
Kesimpulan
Bagan 1.Kerangka kerja tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
xv
Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Durian
Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
Ibu yang bisa membaca dan menulis
xvi
BAB IV
PROFIL LOKASI MINI PROJECT
xvii
JUMLAH
PENDUDUK
NO NAMA DESA/KEL JIWA KK RUMAH
L P
xviii
kualitas kesehatan yaitu: Dokter Puskesmas bagi setiap puskesmas; Bidan Desa bagi setiap desa;
Air Bersih dan Sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta Gizi seimbang bagi ibu hamil, menyusui
dan Balita di seluruh perdesaan di daerah tertinggal. Lima fokus intervensi Pembangunan
Perdesaan Sehat tersebut selanjutnya disebut dengan “Lima Pilar Perdesaan Sehat“. Upaya
mewujudkan Lima Pilar Perdesaan Sehat dilaksanakan melalui kegiatan percepatan
pembangunan sumber daya kesehatan terutama infrastruktur dan kapasitas lembaga kesehatan
daerah tertinggal berbasis perdesaan. Sumber daya pembangunan yang dibutuhkan diharapkan
dari komitmen dan rencana aksi “keberpihakan” seluruh pemangku kepentingan pembangunan
Prioritas Nasional 10 dalam pencapaian misi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk
peningkatan efektifitas pelaksanaan komitmen dan rencana aksi “keberpihakan” seluruh
pemangku kepentingan pembangunan Perdesaan Sehat tersebut dibentuk “Instrumen Fasilitasi
Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perdesaan Sehat” yang selanjutnya disebut dengan
“Perdesaan Sehat”.
xix
BAB V
HASIL PELAKSANAAN MINI PROJECT
xx
5.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel : Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian,
Kabupaten Sintang
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Tidak Bekerja/IRT 0 0%
2 Petani/Buruh 2 11,7 %
3 Wiraswasta /Swasta 10 58,8 %
4 PNS 5 29,5 %
Jumlah 17 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai petani/buruh
(11,7%), sebagian lainnya bekerja sebagai PNS (29,5%) dan wiraswasta/swasta (58,8%).
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah
anak 2 (41,1%), sebagian responden lainnya memiliki jumlah anak 1 (29,5%), jumlah anak 5
(17,6%), jumlah anak 3 (5,9%), dan jumlah anak 4 (5,9%).
xxi
Jumlah 17 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden telah memperoleh
penyuluhan mengenai imunisasi sebelumnya( 100 % ).
xxii
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar, didapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang
cukup mengenai imunisasi dasar.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Peneliti
Diharapkan untuk memperluas wawasan tentang imunisasi agar penelitian selanjutnya
dapat lebih baik dan lebih bermanfaat.
6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memperkaya data mengenai program
imunisasi dasar untuk kemajuan program kesehatan selanjutnya.
6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kinerja dan promosi
kesehatan mengenai imunisasi dasar.
6.2.4 Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program-program
kesehatan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat sekitarnya.
xxiii
DAFTAR PUSTAKA
xxiv
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada,
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang.
Dengan hormat,
xxv
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian,
Kabupaten Sintang.
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.
Sintang, 7 Juli 2020
xxvi
KUESIONER
Nama :
Nomor :
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di sebelah
jawaban yang anda pilih.
I. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
2) Pendidikan
a. Dasar (SD, SMP)
b. Menengah (SMA atau sederajat)
c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)
3) Pekerjaan
a. Tidak Bekerja atau IRT
b. Petani atau Buruh
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS
xxvii
5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
xxviii
b. Disuntikkan ke paha
c. Diteteskan ke mata
xxix